PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka kami merumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan iman qada’ dan qadar?
2. Bagaimana macam takdir, fungsi serta ciri beriman kepada Qada dan
qadar?
3. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar.
2. Untuk memahami dan mengetahui macam-macam takdir, fungsi dan
ciri beriman kepada qada dan qadar.
3. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan
qadar
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Qadha’ dan Qadar
3
semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan ridah-
Nya. Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia
tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam
kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (QS .Al-Furqan ayat
2).
4
dengan apa yang telah ditentukan-Nya. Atau: Ilmu Allah, catatan
(takdir)-Nya terhadap segala sesuatu, kehendak-Nya dan penciptaan-
Nya terhadap segala sesuatu tersebut.
b) Qadha’
5
dimana jika salah satu dari kedunya disebutkan sendirian, maka yang
lainnya masuk di dalam (pengertian)nya.
2. Taqdir mubrom yaitu qada dan qadarnya Allah swt yang sudah tidak
dapat diubah lagi oleh manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal.
Sebagaimana firman Allah swt berikut :
6
Artinya : “Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun
dan tidak dapat pula memajukannya”. (QS. Surat Al- A’raf : 7/34)
7
keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada umat manusia, takkala
umat manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam kubur dan
alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa, tentu akan
memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan kesurga, sedangkan
manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan banyak
berbuat dosa, tentu akan memperoleh siksa kubur dan di campakan
kedalam neraka jahanam. (lihat dan pelajari Q.S. Ali Imran, 3 : 131 –
133).
d) Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap
serta prilaku tercela. Orang yang betul-betul beriman kepada takdir
(umat islam yang bertakwa ) tentu akan memiliki sikap dan prilaku
terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan optimis dalm hidup. Juga
akan mampu memelihara diri dari sikap dan prilaku tercela, seperti:
sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup.
Mengapa demikian? Coba kamu renungkan jawabannya! (lihat dan
pelajari Q.S. Al-Hadid, 57 : 21-24)
e) Mendorong umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas
hidupnya meningkat, sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok lebih baik dari hari ini. Umat manusia (umat islam) jika
betul-betul beriman kepada takdir, tentu dalam hidupnya di dunia yang
sebenar ini tidak akan berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan
bekerja dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing, sesuai
dengan kemampuannya yang telah di usahakan secara maksimal,
sehingga menjadi manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah SAW
bersabda yang artinya: “sebaik-baiknya manusia ialah yang lebih
bermanfaat kepada manusia”. (H.R. At-Tabrani).
8
1. Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan
segala larangan Allah swt
2. Berusaha dan bekerja secara maksimal
3. Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
4. Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai
kebahagiaan hidup di akherat
5. memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah
swt
6. bersabar dalam menghadapi cobaan
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat
berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri
untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya
kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
9
pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf
ayat 87)
d. Menenangkan jiwa
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11