Anda di halaman 1dari 9

IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Oleh :
Deddy Krisnabayu
Kampus Dua Pagi 21A
Universitas Mercubuana Yogyakarta
Yogyakarta
2014

Pendahuluan

A.Latar belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni
kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan dalam kitab Lauhul
Mahfudz yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya.
Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT.
Rukun iman sendiri ada 6 dan salah satunya adalah Iman kepada Qada dan Qadar
yaitu mengimani apa yang sudah ditakdirkan Alloh berbagai macam bentuknya harus kita
syukuri kita nikmati.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan oleh
sang maha pencipta yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya
pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berusaha menjadi
hamba yang saleh, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan
dijalan Alloh dan menjadi pengguni surga kelak.
B . Rumusan Masalah
1.

Apa yang dimaksud dengan iman qada dan qadar?

2.

Takdir dibagi menjadi berapa macam?

3.

Apa fungsi beriman kepada qada dan qadar Allah SWT?

4.

Bagaimana ciri ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar?

5.

Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada dan qadar?

C. Tujuan Makalah

1.

Mengetahui iman kepada qada dan qadar

2.

Mengetahui macam-macam takdir

3.

Mengetahui apa itu ikhtiar dan tawakal

Mengetahui fungsi iman kepada qada dan qadar

5.

mengetahui ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar

6.

Mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada dan qadar

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Qada dan Qadar
Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu
hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut
istilah, qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang
segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya),
meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan seterusnya. Menurut bahasa, qadar berarti
kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah, qadar adalah perwujudan
ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah
ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar disebut juga dengan takdir Allah
SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang, maupun akan terjadi.
B. Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada qada dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati adanya
ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti
kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah
ditetapkan oleh Allah SWT.
Pengertian Qadha dan Qadar Menurut Para Ulama
Adapun menurut syara terdapat beberapa pendapat para ulama, di antaranya :
1. Pendapat Imam Abul Hasan al-Asyari
-

Qadha adalah iradah Allah yang bersifat azali yang berkaitan dengan segala sesuatu dengan
keberadaannya.

Qadar adalah penciptaan Allah akan sesuatu dengan kadar ukuran yang tertentu dengan
qadha, zat/jenis dan sifatnya, perbuatan dan keadaan, waktu dan tempat serta sebab-sebabnya.

2. Pendapat Abul Manshur al-Maturidi


-

Qadha adalah penciptaan yang mengacu kepada pembentukan.

Qadar adalah penakaran/penentuan, yakni menjadikan sesuatu dengan mudah pada kadar
yang telah ditentukan sebelum keberadaannya.
Hubungan Qada dan Qadar
Qada dan qadar merupakan satu kesatuan. Qada merupakan ketentuan, kehendak dan
kemauan Allah swt. Sedangkan Qadar merupakan perwujudan dari kehendak Allah swt. Qada
bersifat qodim (lebih dahulu ada), sedangkan qadar bersifat hudus (baru). Seorang ahli bahasa
Al- Quran, Imam Ar- Raqib mengatakan bahwa Allah swt menakdirkan segala sesuatu

dengan dua macam cara yaitu : memberikan qudrah atau kekuatan dan membuat ukuran serta
cara-cara tertentu. Qada dan qadar biasa dikenal dengan sebutan taqdir Allah swt.

C. Dalil Dalil Tentang Beriman Kepada Qadha dan Qadar


a. Q.S Ar-Rad ayat 11 :

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka
dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak
ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
b. Q.S Al-Alaa ayat 3 :

Artinya :"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.

TAKDIR
Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi
semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun
waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk
manusia.
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani
sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari
dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara
keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang
sudah terjadi.

MACAM MACAM TAKDIR


1. Taqdir muallaq yaitu qada dan qadarnya Allah yang masih digantungkan pada usaha
atau ikhtiar manusia. Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar, sehat dan lain-lain ini
harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Sesuatu yang tidak
mungkin semuanya itu diperoleh tanpa adanya ikhtiar.
2. Taqdir mubrom yaitu qada dan qadarnya Allah swt yang sudah tidak dapat diubah
lagi oleh manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal.

3.IKHTIAR DAN TAWAKAL

Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik
material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera
dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh
hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan
tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi
dengan lebih keras dan tidak berputus asa.
Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan
yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap
muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan
berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses,
hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah,
berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik,
bidang usaha yang akan dilakukann harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau
riset, selalu berhati-hati mencari teman (mitra) yang mendukung usaha tersebut, serta
memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen yang professional.
Tawakal
Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam,
tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu
hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah
menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar
kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa
yang tenang dan hati yang tenteram.
4. Fungsi Iman Kepada Qadha dan Qadar
Allah SWT mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada qada dan qadar (takdir), yang
tentu mengandung banyak fungsi (hikmah atau manfaat), yaitu antara lain :

1. Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT, pencipta alam semesta adalah tuhan
Yang Maha Esa , maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana. Keyakinan tersebut dapat
mendorong umat manusia (umat islam) untuk melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar
menjadi umat (bangsa) yang merdeka dan berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan kedaulatan
yang di perolehnya itu akan di manfaatkannya secara adil, demi terwujudnya kemakmuran
kesejahteraan bersama di dunia dan di akherat.

2.Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai
dengan ketentuan ketentuan Allah SWT (sunatullah) atau hukum alam. Kesadaran yang
demikian dapat mendorong umat manusia (umat islam) untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang
canggih di bidangnya masing-masing, kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian
terhadap setiap mahluk Allah seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, barang tambang,
dan gas. Sedangkan hasil hasil penelitiannya di manfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi. (lihat dan pelajari Q.S. Almujadalah, 58 : 11)

3.Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat


menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini seperti
daratan, lautan, angkasa raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana
alam seperti gempa bumi, gunung meletus, serta banjir semata-mata karena kehendak,
kekuasaan dan keadilan Allah SWT. Selain itu, kemahakuasaan dan keadilan Allah SWT
akan di tampakkan kepada umat manusia, takkala umat manusia sudah meninggal dunia dan
hidup di alam kubur dan alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa, tentu akan
memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan kesurga, sedangkan manusia yang ketika di
dunianya durhaka kepada Allah dan banyak berbuat dosa, tentu akan memperoleh siksa kubur
dan di campakan kedalam neraka jahanam. (lihat dan pelajari Q.S. Ali Imran, 3 : 131 133).
4.Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta prilaku
tercela. Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam yang bertakwa ) tentu
akan memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan optimis dalm
hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan prilaku tercela, seperti: sombong, iri
hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup. Mengapa demikian? Coba kamu
renungkan jawabannya! (lihat dan pelajari Q.S. Al-Hadid, 57 : 21-24)
5.Mendorong umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas hidupnya
meningkat, sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari
ini. Umat manusia (umat islam) jika betul-betul beriman kepada takdir, tentu dalam hidupnya
di dunia yang sebenar ini tidak akan berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan bekerja
dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing, sesuai dengan kemampuannya yang
telah di usahakan secara maksimal, sehingga menjadi manusia yang paling bermanfaat.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: sebaik-baiknya manusia ialah yang lebih
bermanfaat kepada manusia. (H.R. At-Tabrani).

5.Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar

1.Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala larangan Allah
swt
2. dan bekerja secara maksimal
3.Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
4.Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai kebahagiaan
hidup di akherat
5.memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt
6.bersabar dalam menghadapi cobaan

6.Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar


1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka
ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri.
Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian
2. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan,
ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun
merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan
berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
3.Memiliki sikap optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu
menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja,
tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar
senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu..

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beriman kepada qada dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus
asa,kerja keras

sebab apa yang dia terima apapun itu adalah pemberian Allah yang

ditakdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang
muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Oleh karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk
menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik
menurut Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan
tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk
mencari takdir yang terbaik dari Allah.

Daftar Pustaka
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara.
Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai