Anda di halaman 1dari 5

Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan,

perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut


istilah, qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman
azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai
dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan
seterusnya.
Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran.
Sedangkan menurut istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha)
terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah
ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Azali Artinya ketetapan itu
sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk
Untuk lebih memahami pengertian qadha dan qadar, ibu akan
memberikan satu contoh. Saat ini anti melanjutkan pelajarannya di SMK.
Sebelum anti lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa
seorang anak bernama Anti akan melanjutkan pelajarannya di SMK.
Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa saat
terjadinya disebut qadar Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan
dari qadha.
Dalil-dalil dari al-Qur-an mengenai qadha dan qadhar sangat banyak, di
antaranya firman Allah Azza wa Jalla







Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku. [AlAhzab/33 :38]

Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar.


Beriman kepada qada dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh
hati adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup.

Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala
sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Kewajiban Beriman Kepada Qadha dan Qadhar
Dalam hadist shahih disebutkan dari Rasulullah saw. Bahwa beriman
dengan takdir adalah satu bagian dari bab aqidah.
Umar bin Khatab r.a. menceritakan bahwa pada suatu ketika
Rasulullah saw didatangi oleh seorang lelaki yang pakaiannya serba putih,
rambutnya sangat hitam, bekas perjalanannya tidak terlihat dan tidak
seorang dari para sahabat yang hadir disitu ada yang mengenalnya, lalu ia
mengungkapkan beberapa pertanyaan. Selain perihal mengenai rukun-rukun
Islam, juga rukun-rukun Iman dan Ihsan. Mengenai rukun-rukun keimanan ini,
ia berkata : Beritahukanlah Saya tentang hal keimanan.
Rasulullah saw lalu menjawab:

Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikatNya,

kitab-

kitabnya, rasul-rasulNya, hari akhir dan beriman pula kepada kadar (takdir)
yang baik ataupun yang buruk. (Hadist Riwayat Muslim)
Orang tersebut adalah Jibril yang sengaja datang untuk memberikan
pelajaran agama kepada umat beliau saw dengan jalan tanya jawab
Makna yang gamblang dari pada takdir itu ialah bahwa Allah Taala
membuat

beberapa

ketentuan.

Peraturan

dan

undang-undang

yang

diterapkan untuk segala yang maujud ini dan bahwa segala sesuatu yang
maujud itu pasti akan berlaku, beredar, dan berjalan tepat dan sesuai
dengan apa-apa yang telah dipastikan dalam ketentuan, peraturan dan
undang-undang tadi.
Jika kita berbicara tentang qadha dan qadar maka akan berbicara pula
tentang ikhtiar dan tawakkal
Ikhtiar,, berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada
untuk meraih suatu harapan dan keinginan yang dicita-citakan, ikhtiar juga
dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk
mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

Tawakkal dapat diberi pengertian berserah diri kepada Allah SWT


setelah semua proses pekerjaan atau amalan lain sudah dilakkan secara
optimal.

Tawakkal harus dilakukan setelah ada usaha dan kerja keras

dengan menerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Akan tetapi, ketika


seseorang belum berusaha secara optimal untuk mencapai suatu angan
atau cita-citanya, kemudian ia pasrah atau berserah diri, maka orang
tersebut

belum

dapat

dikatakan

tawakkal.

Hubungan Qadha dan Qadar dengan Ikhtiar


Allah telah menetapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluk-Nya sejak jaman azali. Meskipun begitu Allah tetap memerintahkan
hamba-Nya untuk berusaha melakukan yang terbaik. Agar segala sesuatu
yang diinginkan dapat tercapai. Allah tetap menghargai usaha hamba-Nya.
Karena Dia adalah Dzat yang menentukan sesuatu, dan Dia pula yang
berhak mengubahnya sesuai dengan kehendak-Nya. Segala sesuatu harus
diusahakan karena tidak ada kenikmatan yang datangnya tiba-tiba, tanpa
melakukan ikhtiar apapun.
Hikmah Beriman Kepada Qadha dan qadar
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat
berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan
diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Seeorang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan,

maka

ia

akan

bersyukur,

karena

keberuntungan

itu

merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena


musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian
2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, dijauhkan dari sifat
sombong atau takabur, karena ia yakin kemampuan manusia sangat
terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi.

3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja


Manusia tidak mengetahui takdir apa yang akan terjadi pada dirinya.
Semua

orang

tentu

menginginkan

bernasib

baik

dan

beruntung.

Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh
sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis
dan

giat

bekerja

untuk

meraih

kebahagiaan

dan

keberhasilan.

4.Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan
apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia
bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi
Apabila hati kita telah yakin dengan setiap ketentuan Allah, maka
segala urusan akan menjadi lebih ringan, dan tidak akan ada kegundahan
maupun kegelisahan yang muncul dalam diri kita, sehingga kita akan lebih
semangat lagi dalam melakukan segala urusan tanpa merasa khawatir
mengenai apa yang akan terjadi kemudian. Karena kita akan menggenggam
tawakkal sebagai perbekalan ketika menjalani urusan dan kita akan
menghunus kesabaran kala ujian datang menghadang.
Apa pun yang terjadi di dunia dan yang menimpa diri manusia pasti
telah digariskan oleh Allah Yang Mahakuasa dan Yang Mahabijaksana. Semua
telah tercatat secara rapi dalam sebuah Kitab pada zaman azali. Kematian,
kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai
ketentuan-ketentuan ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia.
Dengan

tidak

adanya

pengetahuan

manusia

tentang

ketetapan

dan

ketentuan Allah ini, maka ia memiliki peluang atau kesempatan untuk


berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh, berusaha keras untuk mencapai
yang dicita-citakan tanpa berpangku tangan menunggu takdir,

Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh


Allah swt., seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam
kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah
diberikan Allah swt. Ia akan berubah menjadi batu karang yang tegar
menghadapi segala gelombang kehidupan dan senantiasa sabar dalam
menyongsong badai ujian yang silih berganti. Ia juga selalu bersyukur
apabila kenikmatan demi kenikmatan berada dalam genggamannya.
Ust. Majdi Fathi As Sayyid menyampaikan nasihat-nasihat berikut:
1. Jangan anda sedih terhadap sesuatu yang sudah berlalu sekalipun
anda sangat menginginkannya, ketahuilah itu tidak ditaqdirkan kepadamu,
seandainya ditaqdirkan pasti milik Anda.
2. Hiduplah di dunia ini dengan penuh kedamaian tanpa merasa takut,
sebab tidak akan terjadi sesuatu melainkan apa yang telah ditaqdirkan
3. , maka ketika terjadi yang bermanfaat ucapkanlah hamdallah; dan

ketika terjadi mudharat ucapkanlah:
[ ini semua
ketentuan Allah, dan apa-apa yang dikehendakinya pasti terjadi] Pemberi
manfaat dan mudharat adalah Allah
4. Laluilah kehidupanmu dengan penuh tsiqah bahwa

rizqimu,

[jodohmu] tidak mungkin diambil orang lain dan ajalmu tidak mungkin
ditunda dan dimajukan oleh seseorang. Semua itu di atas adalah qadha dan
taqdir Allah

Anda mungkin juga menyukai