Pengertian Takdir
Qadha` secara bahasa adalah ketetapan hukum, firman Allah, Qadha’ berarti
hukum atau keputusan, mewujudkan atau menjadikan, kehendak atau
perintah. Qadar secara bahasa adalah takdir (ukuran, kadar dan ketentuan),
Qadar juga berarti perwujudan kehendak allah terhadap semua makhluknya.
Iman Kepada Qadha’ dan Qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati
bahwa segala sesuatu yang terjadi di ala mini dikuasai suatu hokum Allah
yang pasti dan tetap dan tidak tunduk pada kemauan manusia. Iman kepada
Qadha dan Qadar biasa disebut Takdir. Jadi Qadha adalah ketetapan yang
masih bersifat rencana dan ketika rencana itu telah menjadi kenyataan
disebut Qadar.
B. Tingkatan-tingkatan Takdir
1. Al-‘Ilmu
Allah maha mengetahui atas segala sesuatu, mengetahui apa yang telah
terjadi dan yang akan terjadi. Tidak satupun yang luput dari ilmu-Nya. Seperti
yang ditulis dalam Qs. Al-Haj (22):70, yang terjemahannya:“apakah kamu tidak
mengetahui bahwa sesunggunya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di
bumi ?, bahwasanya demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi-Nya”.
2. Al-kitabah
Allah yang mengetahui telah menuliskan segala sesuatu di lauhin mahfudz dan
tulisan itu tetap ada sampai dunia kiamat. Apa yang telah, sedang dan akan
terjadi telah dituliskan oleh Allah dalam Qs. Al-Hadid (57):22, yang
terjemahannya:“tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
3. Al-Masyi’ah
Mempunyai kehendak atas segala sesuatu baik di langit maupun di bumi.
Tidak satupun yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya. Seperti yang ditulis
dalam Qs. Al-Takwir (81):28-29, yang terjemahannya:“dan kamu tidak mampu
(menempuh jalan itu), kecuali bilah dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah
adalah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.
4. Al-Khalq
Segala sesuatu diciptakan oleh-Nya. Dialah maha pencipta dan diluar diri-
Nya, semua adalah ciptaan-Nya. Seperti yang dituliskan dalam Qs. Al-Zumar
(39): 62,yang terjemahannya:”Allah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha
Pemelihara atas segala sesuatu”.
1. Macam-macam Takdir
Takdir dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Takdir Mubram yaitu takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat diubah oleh
siapapun. Contoh:Semua makhluk pasti mati, seseorang pasti hanya memiliki 1 ibu
kandung, manusia pasti memiliki akal, pikiran dan perasaan.
2. Takdir Muallaq yaitu takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia.
Setiap hamba diberi kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan
ddirinya menjadi lebih baik. Dalam Q.S Ar Ra’d:11 yang artinya”Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah keaddaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
C. Manusia dan Takdir
Kesimpulannya, karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan
takdirnya) maka diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh
untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Dalam
menjalani hidupnya, manusia diberikan pegangan hidup berupa wahyu Allah
yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.
ada yang menurut kita baik ada yang buruk, dan sebagainya.
Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan
peristiwa yang dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif.
Sebaliknya, bagi orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar,
kenyataan apapun yang diterima ditanggapi dan diterima secara negatif.
Contoh :
Orang yang tidak beriman ketika mendapat musibah merasa bahwa dirinya tidak
berguna lagi. Dia merasa putus asa dan akhirnya melampiaskannya dengan
berbagai macam perbuatan yang merusak, seperti melamun, merokok,
mengkonsumsi narkoba, bahkan ada yang bunuh diri.
Orang yang tidak beriman ketika mendapat keuntungan bisnis yang berlimpah
malah menggunakannya untuk berfoya-foya. Dia merasa bahwa yang didapatnya
itu semata-mata merupakan prestasi yang harus diraakan dan dia berhak dan bebas
menggunakan sesuka hatinya.
Dengan memahami contoh-contoh tersebut, yakinkah kamu bahwa beriman
kepada qadha dan qadar mempunyai peranan penting dalam kehidupan?
Kalau yakin, tentu kamu ingin meningkatkan keimananmu kepada qadha dan
qadar. Bagaimana ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar?
Berikut ini merupakan ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar:
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat
berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri
untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu
tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang
beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk
meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah yang artinya “Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
1. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa
yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.
Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. Allah SWT
berfirman yang artinya “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah
hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Iman Kepada Qadha’ dan Qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa
segala sesuatu yang terjadi di ala mini dikuasai suatu hokum Allah yang pasti dan
tetap dan tidak tunduk pada kemauan manusia. Iman kepada Qadha dan Qadar
biasa disebut Takdir. Jadi Qadha adalah ketetapan yang masih bersifat rencana dan
ketika rencana itu telah menjadi kenyataan disebut Qadar.
4. Manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka diwajibkan untuk
berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu
beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia diberikan pegangan
hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.
5. Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan peristiwa
yang dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya, bagi
orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang
diterima ditanggapi dan diterima secara negatif.
Dalam penyusunan makalah ini Penulis mohon dengan sangat masukan dan
kritikan dari Bapak Dosen agar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Nasrudin Razak. Dinul Islam, Bandung: Al-Ma’arif,1993
Ahmad Azhar Basyir. Pendidikan Agama Islam I (aqidah). Yogyakarta: Fak
Hukum UII, 1988
https://andrilamodji.wordpress.com//
http://kandajun.blogspot.com//
http://muslimah.or.id//
http://siyasahhjinnazah.blogspot.com/
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allsh SWT karena berkat rahmat dan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “iman kepada
takdir” tidak lupa pula salam dan salawat kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari dunia yang kelam ke dunia yang terang
benderang.
Makalah ini di susun untuk menjadi referensi, serta tugas yang dibuat untuk
memenuhi salah satu mata kulia yaitu “kuliah aqidah islam”. dalam penyajian makalah
ini penulis berusaha menyajikan materi dengan selengkap mungkin sebisa kemampuan
penulis.
Demikian upaya penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
dalam lingkungan sendiri, namun tidak ada salahnya jika makalah ini dibaca oleh siapa saja
untuk menambah wawasan pemahaman keagamaannya, khususnya yang terkaid dengan
persoalan “iman kepada takdir”.
Penulis menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang
telah dengan ikhlas memberikan koreksi dan sumbangan pemikiran yang sifatnya
membangun, demi menutupi kekurangan dan kelemahan karya tulis ini.
Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak, dan kesempurnaan hanya milik Allah
SWT, untuk itu kurang dan lebihnya makalah ini penulis menyampaikan mohon maaf yang
sebesarnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni :
1. Pengertian takdir
2. Beberapa tingkatan takdir
3. Manusia dan takdir
4. Hikmah mengimani takdir
1. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan yakni :
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian takdir
Secara etimologi, qadha’ adalah bentuk mashdar dari kata kerja qadha’ yang berarti
kehendak atau ketetapan hukum Allah atas segala sesuatu. Sedangkan qadar secara
terminalogi adalah bentuk mashdar dari kata qadara yang berarti ukuran atau ketentuan
Allah terhadap segala sesuatu.
Secara terminalogis ada ulama yang berpendapat bahwa kedua istila tersebut
mempunyai pengertian yang sama, namun ada pula yang membedakannya. Yang
membedakan, mendefenisikan qadar sebagai “ilmu Allah tentang apa yang akan terjadi
pada seluruh makhluk-Nya pada masa yang akan datang. Sedangkan kata qadha’ adalah
“penciptaan segala sesuatu oleh Allah sesuai dengan ilmu dan iradahnya.
Ulama yang memberikan pengertian yang sama menyatakan bahwa qadha’ qadar
adalah “ segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum yang di tetapkan secara
pasti oleh Allah untuk segala yang maujud (ada), yang mengikat antara sebab dan akibat
segala sesuatu yang terjadi. Sebagai contoh dapat di baca dalam Qs. Ar-Ra’ad 13:18. Al-
Hijr 15:21, Al-Qamar 54:49.
1. al-‘Ilmu
Allah maha mengetahui atas segala sesuatu, mengetahui apa yang talah terjadi
dan yang akan terjadi. Tidak satupun yang luput dari ilmu-Nya Allah :
2.
1. al-kitabah
Allah yang mengetahui telah menuliskan segala sesuatu di lauhin mahfudzdan
tulisan itu tetap ada sampai dunia kiamat. Apa yang telah, sedang dan akan terjadi telah
dituliskan oleh Allah :
“tiada suatu bencana yang menimpah di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
1. al-Masyi’ah
mempunyai kehendak atas segala sesuatu baik di langit maupun di bumi.
Tidak satupun yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya :
“dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bilah dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.
1. al-Khalq
segala sesuatu diciptakan oleh-Nya. Dialah maha pencipta dan diluar diri-Nya,
semua adalah ciptaan-Nya.
4
BAB III
PENUTUP
1. Kimpulan
– qadha’ adalah bentuk mashdar dari kata kerja qadha’ yang berarti kehendak atau
ketetapan hukum Allah atas segala sesuatu
– qadar secara terminalogi adalah bentuk mashdar dari kata qadara yang berarti
ukuran atau ketentuan Allah terhadap segala sesuatu.
al-‘Ilmu
al-kitabah
al-Masyi’ah
al-Khalq
– Hikmah mengimani takdir
Melahirkan kesadaran bahwa segala sesuatu berjalan sesuai ketentuan yang pasti dari Allah.
Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik.
Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada yang memiliki kekuasaan dan kehen dak
mutlak di samping bijak, adil, dan kasih sayang-Nya.
Menanamkan sikap tawakkal dalam diri karena menyadari bahwa manusia hanya berusaha dan berdo’a
sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah.
Mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup, karena apapun yang terjadi adalah atas kehendak
Allah.
1. Saran
Kepada maha siswa agar lebih giat lagi mempelajari ilmu aqidah terutama iman kepada
takdir
5
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Nukman, M.A dan Dra. Hj. Mihrah Syukur, M.A, Aqidah islam, universitas muslim
indonesia, makassar, 2011.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………. 1
2. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN TAKDIR…………………………………………………………………………. 2
2. BEBERAPA TINGKATAN TAKDIR………………………………………………………. 2
3. MANUSIA DAN TAKDIR……………………………………………………………………… 3
4. HIKMAH MENGIMANI TAKDIR………………………………………………………….. 4
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………. 5
2. SARAN………………………………………………………………………………………………….. 5
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
BERIMAN KEPADA TAKDIR
Disusun Untuk Melaksanakan Tugas Kelompok dari Dosen Mata Kuliah Al – Islam
Kemuhamadiyahan
H. Iyus Herdiana S.M.S.I
DISUSUN OLEH:
DIKI BAYU AJI ( 152110071)
KELAS PBSI 1 B
Puji Syukur Atas Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Karunia-Nya
lah Makalah ini dapat di selesaikan dengan Sebaik – baiknya dengan Keikhlasan hati Tanpa
ada unsur paksaan dari pihak manapun yang memaksakan Kami untuk Menyelesaikan tugas
Makalah ini Maka dari itu Kami banyak Berterima Kasih Atas apa
yang telah banyak dukungan dari teman teman Orang tua saudara dan
Sebagainya Memberikan Kesempatan kepada kami untuk Menyampaikan Materi yang di
sajikan dan Mengaplikasikan dengan Perbuatan kami sebagai ciri
Khas Muslim Yang Beriman dan Beramal Sholeh – Sholehah dan Ikhlas
Beramal dan Kami Sangat Berterima Kasih Kepada :
1. Bapak H. Iyus Herdiana M. S .I Sebagaimana telah Membimbing dalam Kegiatan pembelajaran
Berlangsung serta Memotivasi agar selalu semangat dalam hal belajar dan tanpa Berkeluh kesah
2. Orang tua hal yang paling di utamakan dalam Kegiatan Belajar adalah adanya dukungan dari
Orang tua doanya jelas di Kabulkan tanpa keraguan lagi lebih – lebih kepada Ibu
3. Sahabat yang selalu Memotivasi kita dalam Keadaan suka dan duka Sehingga kuat dalam
menjalani kehidupan yang kita hadapi
Makalah Berjudul Beriman Kepada Takdir ini disusun untuk melaksanakan tugas kelompok mata
kuliah Al Islam Kemuhamadiyahan , Kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk
makalah ini agar makalah ini dapat mendekati sempurna. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
semua pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Iman kepada takdir atau mempercayai dengan apapun yang telah diberikan Allah SWT adalah
kewajiban bagi semua manusia, karena sesungguhnya Allah SWT menciptakan apapun tidak ada
yang sia – sia termasuk menciptakan manusia apapun itu bentuknya ada yang sempurna fisik, ada
yang ganteng , cantik, pintar , bodoh dan ada pula yang terlahir dengan keadaan tubuh yang cacat.
Allah SWT , Tuhan yang maha mengetahui lagi maha menyayangi semua yang memang telah
ditakdirkan untuk kita pastinya yang terbaik bagi kita dan janganlah kamu jadikan takdir sebagai
suatu alasan, melainkan jadikanlah takdir itu sebagai keikhlasan dan ke ridhoan kita terhadap sang
pencipta agar kita lebih mendekatkan diri dan selalu bersyukur kepada Allah SWT.
Setiap manusia dilahirkan di dunia ini dalam keadaan yang suci, karena itu perlu disusun
makalah yang membahas mengenai takdir yang telah diberikan kepada kita. Harapannya dengan ada
makalah dan pembahasan mengenai takdir (Qadha dan Qadar) mahasiswa lebih percaya kalau
Rencana Allah Pasti Indah, maka bersabarlah dan berlomba – lombalah dalam kebajikan.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah Mengenai Takdir yaitu :
2.1. Apa yang dimaksud Qada dan Qadar ?
2.2. Bagaimana dengan Tingkatan Takdir ?
2.3.Bagaimana keterkaitan Manusia dan Takdir ?
2.4. Bagaiman mengenai Hidayah Allah SWT ?
2.5. Apa Hikmah Iman kepada Takdir ?
3. TUJUAN MASALAH
Adapun Tujuan Masalah mengenai Takdir, yaitu sebagai berikut :
3.1.Dapat Mempelajari Serta memahami Tentang adanya Qada dan Qadar
3.2.Mengamalkan dalam Kehidupan Sehari – hari nya dan Bertingkah Laku Seperti Apa yang telah di
ajarkan secara jelas dalam Kitab Al Quran
3.3.Manusia di dalam Kehidupan nya tidak pernah lepas dari Takdir Allah SWT
3.4.Setelah Apa saja yang kita Ketahui Masing – Masing Bahwasanya Manusia setelah mendapat
petunjuk dari Allah SWT dan Bimbinganya Maka teraplikasikan dalam hal perbuatan
3.5.Manusia memahami Kesadaran nya Sendiri atas apa yang telah di lakukan serta Mendorong
Manusia Berusaha Beramal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Al - Ilmu
Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu . Dia Mengetahui apa yang telah terjdi , yang
sedang terjadi dan yang akan terjadi . dan tidak ada satu pun yang luput dari Ilmu Allah SWT
2.2.Al - Kitabah
Allah SWT yang Maha Mengetahui telah menuliskan segala sesuatu di lauh manfuzh dan di
tuliskan ini sampai pada hari Kiamat . Apa yang telah terjadi pada masa yang lalu , dan apa yang
terjadi sekarang dan apa yang terjadi di masa yang akan datang sudah di tuliskan oleh Allah
SWT di lauh Mahfuzh.
2.3. Al - Masyiah
Allah SWT mempunyai Kehendak terhadap segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi
. tidak sesuatu pun yang terjadi Kecuali atas Kehendaknya . Apa apa yang tidak di kehendaki oleh
Allah SWT pasti tidak akan terjadi . Di dalam AlQuran banyak sekali ayat menunjukan Masyiah
tullah yang mutlak . Artinya Kalau Allah SWT Menghendaki sesuatu tidak ada yang Menghalangi
kehendaknya itu. Begitu juga sebaliknya , Kehendaknya siapa pun tidak akan terjadi Kalau tidak di
kehendaki oleh Allah SWT Allah SWT Berfirman
2.4.Al - Khalq
Allah SWT Menciptakan segala sesuatu . Segala sesuatu Allah SWT yang Maha Mencipta
Makhluk Allah SWT.
Iman Kepada Takdir mencakup ke empat tingkatan di atas artinya segala perbuatan ,
Perkataan , termasuk segala hal yang tidak di lakukan Manusia tidak di ketahui , di tuliskan, di
kehendaki , Allah SWT ( Aqidah ahl sunnah wal jamaah Oleh Muhammad as – shaleh Al Utsaimin
1410 H hlm 37 -38 )
Iman kepada takdir atau percaya adanya Qadha dan Qadar adalah kewajiban bagi umat
muslim,umat muslim yang patuh akan perintah Allah SWT akan senantiasa bersyukur dengan segala
sesuatu yang telah diberikan oleh Allah SWT, sedangkan umat muslim yang ingkar yaitu umat
muslim yang selalu mengeluh terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Sesungguhnya Allah membenci mereka yang ingkar dan tidak pernah mensyukuri nikmat
yang telah diberikan oleh-Nya, Allah menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia – sia karena
Allah maha mengetahui lagi maha menyayangi, percayalah bahwa rencana Allah pasti indah.
Melalui makalah ini semoga pembaca dapat mengaplikasikan hikmah Iman kepada takdir
kedalam kehidupan sehari hari, senantiasa bersyukur dan beramal saleh juga lebih mendekatkan diri
kepada sang ilahi karena kita tidak pernah tau kapan kita di takdirkan untuk mati.