Anda di halaman 1dari 7

Nama: Kania Dinda Fasya (18)

Kelas: XII MIPA 2


Pelajaran Agama Islam

IMAN KEPADA QADA DAN QADAR (TAKDIR)

JAWABAN

1. Iman kepada Qada dan Qadar merupakan percaya dan yakin sepenuh hati, kalo
Allah SWT mempunyai kehendak, ketetapan, keputusan atas semua makhluk-Nya
termasuk segala sesuatu yang meliputi kejadian yang menimpa makhluk.

2. Firman Allah SWT.

‫ُسنَّةَ هَّللا ِ فِي الَّ ِذينَ خَ لَوْ ا ِم ْن قَ ْب ُل ۖ َولَ ْن تَ ِج َد لِ ُسنَّ ِة هَّللا ِ تَ ْب ِدياًل‬

Artinya: "Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu
sebelum(mu), dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati perubahan pada sunah
Allah." (QS Al Ahzab: 62)

Firman Allah SWT.

‫ق ُك َّل َش ْي ٍء فَقَ َّد َرهُ تَ ْق ِديرًا‬ ِ ‫ك فِي ْال ُم ْل‬


َ َ‫ك َو َخل‬ ٌ ‫ض َولَ ْم يَتَّ ِخ ْذ َولَدًا َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َش ِري‬
ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ ُ ‫الَّ ِذي لَهُ ُم ْل‬
ِ ‫ك ال َّس َما َوا‬

Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya),dan Dia
telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukurannya dengan serapi-
rapinya." (QS Al Furqan: 2)

3. Takdir mu’allaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi


takdir mu’allaq adalah ketentuan Allah SWT. yang mengikut sertakan peran manusia
melalui usaha atau ikhtiarnya. Manusia diberi peran untuk berusaha, sedangkan hasil
akhirnya akan ditentukan oleh Allah SWT.

Berikut beberapa contoh dari takdir mu’allaq :

a. Jika Anda ingin pandai atau unggul di beberapa bidang, maka Anda harus berusaha
lebih giat daripada yang lainnya. Anda harus mempelajarinya dengan sungguh-
sungguh.

b. Ingin memiliki tubuh yang sehat sampai usia senja, Anda harus memperhatikan
yang Anda konsumsi dan rutin berolahraga.
Nama: Kania Dinda Fasya (18)
Kelas: XII MIPA 2
Pelajaran Agama Islam

c. Kemakmuran bisa diraih dengan giat bekerja, kreatif, pantang menyerah, rajin
menabung, dan hemat.

Takdir mubram secara bahasa artinya sesuatu yang tidak dapat dielakkan atau sudah
pasti. Jadi, takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT. yang pasti
berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya.

Contoh takdir mubram di antaranya:

a. Kematian, ini adalah ketetapan mutlak Allah SWT. tidak ada satu manusia pun
yang bisa menolak dari kematian. Akan tetapi manusia bisa berdoa, beramal saleh
agar kematiannya termasuk kematian yang husnul khatimah.

b. Musibah kecelakaan. Ketetapan kapan kita akan mengalami kecelakaan adalah


mutlak ketetapan Allah SWT. akan tetapi dengan memperbanyak sedekah bisa jadi
yang semula ditetapkan kita mengalami kecelakaan yang berat, misal patah tulang,
bisa jadi kita hanya mengalami lecet-lecet dalam kecelakaan tersebut.

4. Takdir adalah ketetapan Allah sejak zaman ajali.

Takdir ada 2 macam:

• Takdir muallaq adalah takdir yang bergantung pada ikhtiar seseorang atau usaha
menurut kemampuan yang ada pada manusia.

• Takdir mubbom adalah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah oleh
manusia lagi, seperti kelahiran, kematian, jenis kelamin, jodoh.

• Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

misalkan seorang siswa, kebutuhan seorang siswa adalah nilai yang bagus, ihtiar atau
usaha yang dilakukannya adalah belajar

• Tawakkal adalah berserah diri pada Allah setelah kita berusaha

5. Fungsi iman kepada qada dan qadar terhadap diri kita

• Mempunyai Semangat Ikhtiar.


Nama: Kania Dinda Fasya (18)
Kelas: XII MIPA 2
Pelajaran Agama Islam

Qada’ dan qadar Allah SWT tentang nasib manusia rahasia Allah SWT yang yang
semata. Karna tidak tau nasibnya,maka manusi tidak boleh menunggu dengan
pasrah. Manusia harus tau nasibnya. Bagaimana caranya? yaitu dengan mempajari
dan dengan mempraktikkan hukum-hukum Allah SWT, yang telah diberikan kepada
manusia. Ikhtiar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan
dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah ,
seorang muri akan bekerja keras agar biasa sukses, pedagang akan hidup hemat agar
usahanya berkembang, dan sebagainya. Allah SWT berfirman; Artinya:“Dan bahwa
manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya.Dan sesungguhnya usahanya itu
kelak akan diperlihatkan(kepadanya).’(QS.An-Najm,53:39-40)

• Mendorong Kemajuan dan Kemakmuran.

Allah berfirman bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya sudah diberi ukuran,
takaran, sifat, dan undang-undang. Panas matahari tidak mampu membuat air
mendidih, tetapi is sangat berguna bagi kesehatan manusia, hewan maupun
tumbuh-tumbuhan, selain sebagai alat penerang yang mengalahkan cahaya bulan
dan lampu. Bumi, langit, dan isinya diciptakan untuk manusia sebagai khalifah.
Dengan iman kepada takdir, hendaknya manusia man menyelidiki dan mempelajari
alam sehingga mampu memanfaatkannya. Bagaimana mungkin manusia dapat
memanfaatkan alam jika tidak mengetahui sifat, ukuran, sebab¬akibat, atau
sunatullah?

Bagaimana cara memanfaatkan sinar matahari, air terjun, racun, udara, gas, angin,
bulu domba, bisa ular, dan lain sebagainya? Dengan yakin pada takdir, maka manusia
dapat mempelajari suatu hukum yang pasti sehingga menghasilkan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia.

• Menghindari Sifat Sombong.

Dengan beriman kepada takdir, seseorang yang memperoleh sukses besar, meraih
jabatan yang tinggi, menjadi penguasa, atau memiliki harta berlimpah, is tidak akan
merasa sombong, melainkan semakin rendah hati karena menyadari bahwa sukses
yang diperoleh bukan semata-mata hasil usahanya sendiri, kecuali sudah menjadi
ketetapan Allah. Tanpa pertolongan dan ketetapan Allah seseorang tidak akan
mampu memperoleh kesuksesan itu sehingga ketika mendapatkannya, is justru
menjadi tawadu atau rendah hati menyadari akan kemudahan dan keagungan Allah
swt. Firman Allah swt. Artinya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Nama: Kania Dinda Fasya (18)
Kelas: XII MIPA 2
Pelajaran Agama Islam

Allah datangnya dan bila kamu ditimpa kemudaratan, maka hanya kepada-Nyalah
kamu meminta pertolongan." (QS An Nahl: 53)

• Melatih Berhusnuzan (Baik Sangka).

Iman kepada takdir mendidik manusia untuk berbaik sangka pada ketetapan Allah
karena apa yang kita inginkan belum tentu berakibat baik, demikian pula sebaliknya.

• Melatih Kesabaran.

Orang beriman pada qada dan qadar akan tetap tabah, sabar, dan tidak mengenal
putus asa pada saat mengalami kegagalan karena menyadari bahwa semua sudah
ditetapkan oleh Allah. Akan tetapi, bagi orang yang tidak beriman pada takdir,
kegagalan mengakibatkan stres, putus asa, dan kegoncangan jiwa. Firman Allah swt.
Artinya: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmatAllah, sesungguhnya tidak putus
asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir." (QS. Yusuf : 87)

• Terhindar dari Sifat Ragu dan Penakut.

Iman pada qada dan qadar akan menumbuhkan sifat pemberani. Semangat dan jiwa
seseorang akan bangkit karena is tidak memiliki keraguan atau gentar sedikit pun
untuk maju. Orang yang beriman itu meyakini bahwa apa pun yang bakal terjadi
tidak akan menyimpang dari ketentuan atau takdir Allah.

6. Beberapa perilaku yang mencerminkan sikap seseorang yang beriman kepada


qada dan qadar

• Senantiasa menyadari dan memahami bahwa semua yang terjadi pada diri kita
adalah atas izin dari Allah oleh sebab itu satu-satunya pilihan adalah menerima
kenyataan dengan senantiasa berusaha memperbaiki diri.

• Bersikap sabar atas segala hal yang terjadi pada diri kita.

• Rajin dan giat dalam berusaha sebab meyakini tak ada usaha yang sia-sia di mata
Allah SWT, semua akan mendapatkan balasan.

• Berprasangka baik dan optimis dalam menjalani hidup.


Nama: Kania Dinda Fasya (18)
Kelas: XII MIPA 2
Pelajaran Agama Islam

• Selalu berusaha tawakkal dalam keadaan apapun.

• Jauh dari kesombongan dan keangkuhan sebab meyakini semua kelebihan, prestasi
dan keberhasilan yang dicapai adalah ketentuan yang datangnya dari Allah SWT.

7. Secara makna bahasa, takdir dan nasib adalah sesuatu yang mempunyai makna
sama, yaitu ketetapan yang sudah ditentukan (KBBI). Nasib seringkali dikonotasikan
dengan hal-hal yang buruk, negatif, dan kesialan. Sedangkan takdir lebih sering
digunakan dalam hal baik, positif, untung, dan kemujuran. Seolah yang jelek itu nasib
dan yang baik itu takdir. Walaupun begitu, takdir dan nasib bisa berubah, karena
Allah yang menulisnya, Allah juga yang kuasa merubahnya.

8. Seorang muslim dalam menyikapi qodo dan qodar atau takdir Allah yaitu dengan
meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala hal yang telah, sedang, dan akan terjadi
pada diri kita ini adalah kehendak dari Allah, dan dalam menyikapi takdir itu, kita
harus menerimanya dengan ikhtiar dan tawakal. Ikhtiar berarti berusaha untuk
merubah keadaan atau mencapai keadaan yang kita inginkan dengan berusaha
sebaik mungkin mewujudkannya. Kemudian tawakal yaitu menyerahkan segala hasil
ikhtiar yang kita lakukan kepada Allah dan ikhlas menerima segala keputusan Allah
untuk kita. Apabila Allah memberian takdir yang baik, kita harus tetap bersyukur dan
tidak melupakan Allah yang memberikan nikmat tersebut kepada kita. Sedangkan
jika Allah memberikan takdir buruk, kita harus sabar, semua kehendak Allah terdapat
suatu alasan.

9. Takdir adalah sesuatu yang telah “diatur” tanpa ada daya manusia sebagai pelaku
kehidupan. Jabariyah adalah paham yang menafikan perbuatan dari hamba secara
hakikat dan menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT. Artinya, manusia
tidak punya andil sama sekali dalam melakukan perbuatannya. Tuhanlah yang
menentukan segala-galanya.

Sedangkan paham qadariyah punya pandangan ekstrim bahwa kita, manusia lah
yang sepenuhnya menguasai dan menentukan apa yang terjadi pada kita, bukan
Tuhan. Qadariyah adalah sebuah firqah yang mengingkari ilmu Allah terhadap
perbuatan hambaNya dan berkeyakinan bahwa Allah belum membuat ketentuan
terhadap makhlukNya.
Nama: Kania Dinda Fasya (18)
Kelas: XII MIPA 2
Pelajaran Agama Islam

Hikmah Beriman kepada Qadha dan Qadar

a. Mendorong anak pada sikap yang seimbang antara optimisme dan tawakkal.

Dua hal ini akan berjalan dengan baik dan seimbang jika kita percara dengan adanya
qadha dan qadar Allah SWT.

b. Melatih diri untuk lebih bersyukur dan bersabar kepada Allah SWT.

Misalnya: ketika tertimpa musibah, sikap orang akan berbeda. Ada yang tabah, ada
yang sedih dan tidak terima. Orang yang beriman dengan takdir, ia akan bersabar
dan tetap bersyukur karena ia memahami bahwa semua ini tidak lepas dari
ketentuan Allah SWT.

c. Mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Orang yang percara pada takdir Allah SWT, pasti dia merasa bahwa semua yang
menimpanya adalah bagian dari karunia Allah SWT. Karena itu, semua kejadian yang
dialaminya kian mendekatnya dirinya kepada Allah SWT.

d. Melatih seseorang menjadi orang yang giat berusaha, optimis, dan tidak cepat
putus asa.

Orang yang giat berusaha, optimis, dan tidak putus asa karena percaya atas takdir
Allah.

e. Menghindarkan dari sifat sombong.

Orang yang percara takdir Allah SWT pasti tidak akan sombong, Karena ia memahami
bahwa semua yang dimiliki adalah bersumber dari Allah SWT. Jadi, apa yang perlu
dibanggakan dan disombong-sombongkan?

f. Dapat menenangkan jiwa.


Nama: Kania Dinda Fasya (18)
Kelas: XII MIPA 2
Pelajaran Agama Islam

Banyak orang yang gelisah karena dia mendapatkan masalah. Ia terjadi sebab
mereka tidak menyadari bahwa yang memberikan masalah.

g. Termasuk Golongan Orang yang Beriman

= Seorang muslim yang mengimani qada dan qadar sudah pasti beriman kepada
Allah SWT. Perkara iman ini juga telah dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis.

"Orang itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Iman.” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-
Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir
yang baik maupun yang buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.” (HR. Muslim,
no. 8)

h. Memiliki Jiwa yang Tenang

= Orang yang mengimani qada dan qadar akan menjadi orang yang bertawakal
kepada Allah. Bahkan meskipun hasil suatu usaha tidak seperti yang diharapkan,
orang tersebut akan bersabar. Sebab, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu,
termasuk apa yang baik untuk hamba-Nya.

Allah SWT berfirman:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

i. Terhindar dari Sifat Sombong

= Seseorang yang mengimani qada dan qadar tidak akan bersikap angkuh. Sebab, ia
tahu kemampuannya sebagai manusia sangat terbatas, sedangkan segala sesuatu di
alam semesta berjalan sesuai kekuasaan Allah Yang Maha Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai