Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagai manusia kita harus selalu bersyukur atas apa yang telah Allah SWT
berikan. Banyak kejadian yang terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita sebagai
manusia. Seperti bencana alam yang beberapa kali sempat melanda negeri kita
Indonesia. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin putting beliung dan
bencana-bencana lain yang telah melanda negeri kita adalah atas kehendak, hak,
dan kuasa allah SWT. Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah
ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah mengenal frustasi dalam
kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan semua yang telah diberikan oleh
Allah SWT.

Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan
sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia.
Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka
kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras
untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat
Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga.

Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun.Yang


terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir
yang buruk.Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal,
menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa permasalahan
yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:

1. Apa pengertian dan makna Qada dan Qadar?

2. Bagaimana kaitan dan hubungan Qada dan qadar?

3. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?

1
C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dan makna Qada dan Qadar

2. Untuk mengetahui kaitan dan hubungan Qada dan qadar

3. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menganalisis dan Mengevaluasi Makna Iman kepada Qada dan Qadar


1. Pengertian Qada dan Qadar

Qada artinya menetapkan. Qada Allah artinya ketetapan Allah kepada setiap
makhluk hidup-Nya yang bersifat Azali. Azali artinya ketetapan itu sudah ada sebelum
keberadaan atau kelahiran makhluk. Makhluk menaati ketentuan Allah. Misal, Allah
menentukan burung bisa terbang, ular dapat berjalan tanpa kaki. Semuanya menaati
ketentuan Allah tersebut.

Qadar dari segi bahasa berarti memutuskan suatu perkara. Qadar Allah
pada seseorang berdasarkan ketetapan Allah bersama ikhtiar dan do’anya. Seseorang
yang telah ditetapkan Allah dengan potensi kecerdasan rendah, dapat
berubah menjadi pandai jika ia mau belajar keras dan berdo’a dengan sungguh-
sungguh. Seseorang yang ditetapkan Allah dengan rezeki secukupnya dapat berubah
menjadi kaya jika ia bekerja keras, hemat, dan berdo’a dengan sungguh-sungguh. Oleh
karena itu qadar yang sering disebut sebagai takdir seseorang dapat
berubah jika ia berusaha dengan giat dan memohon (berdo’a) dengan sungguh-
sungguh sehingga Allah mengabulkannya.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Qada menurut bahasa


berarti “menetapkan, menentukan atau memutuskan” sedangkan menurut istilah
artinya “segala ketentuan Allah swt sejak zaman azali”. Adapun pengrtian Qadar
menurut bahasa adalah “ memberi kadar, aturan atau ketentuan" atau “memutuskan
suatu perkara”.

Iman kepada Qada’ dan Qadar meliputi 4 prinsip yaitu:

a. Iman kepada ilmu Allah swt yang qodim ( tidak berpermulaan) dan Dia
mengetahui perbuatan manusiasebelum mereka melakukan.

b. Iman bahwa semua qodar Allah swt telah tertulis di lauh mahfuzh

c. Iman kepada adanya kehendak Allah swt yang berlaku dan kekuasaan-Nya yang
bersifat menyeluruh.

d. Iman bahwa Allah swt adalah zat yang mewujudkan mahluk Allah SWT adalah
sang pencipta dan yang lain adalah mahluk.

3
2. Dalil-dalil tentang Qada’ dan Qadar

a. Dalil al qur’an

1) “ sesumgguhnya Kami menciptakan segala ssuatu menurut ukuran (qadar).”


(Q.S. al-Qamar/54: 49)

2) “ Tidak ada sesautupun yang menimpa dibumi dan ( tidak pula ) pada diri
kalian melaikan telah tertulis di ( lauh mahfud) sebelum Kami mencipkatanya.
Sesungguhnya yang demiian itu mudah bagi Allah swt.” (Q.S. al-Hadid /57:22)

3) “Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana


tetapnya kalung) pada lehernya.” (Q.S. al-Isra’/17:13)

4) “Tidak ada musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah
Swt.” (Q.S. at-Tagabun/64:11)

b. Dalil As-Sunah ( Hadis Rasulullah)

Rosulullah saw. bersabda yang artinya sebagai berikut.

“Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40


hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi
segumpal daging, kemudian Allah swt mengutus malaikat untuk meniupkan
ruh kedalamnya dan menulis 4 ketentuan yaitu tentang rezekinya,ajalnya,
amal perbuatanya,dan 9 jalan hidupnya) sengsara atau bahagia”. ( Hr al
bukhari dan muslim).

Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Qada’
dan Qadarnya oleh Allah Swt sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap
manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal
diam dan menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap
berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan
sendirinya.

3. Kewajiban Beriman kepada Qada’ dan Qadar

Sebagai orang yang beriman , kita harus rela menerima segala ketentuan Allah
swt atas diri kita . Didalam sebuah hadits qudsi Allah swt berfirman yang artinya:
”Siapa yang tidak rida dengan Qada-Ku dan Qadar-Ku dan tidak sabar terhadap
bencanaKu yang Aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku”.
(Hr at Tabrani).

Takdir Allah swt merupakan iradah (kehendak) Allah swt Oleh sebab itu,
takdir tidak sesalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir sesuai dengan

4
keinginan kita hendaklah kita bersyukur karena hal itu merupakan nikmat yang
diberikan Allah swt kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan
atau musibah maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin
bahwa dibalik musibah itu ada hikmahnya yang terkadang kita belum
mengetahuinya. Allah swt maha mengetahui atas apa yang diperbuat Nya.

4. Macam-Macam Takdir

a. Takdir Mua’llaq

Takdir mua’llaq adalah takdir yang ada kaitanya dengan ikhtiyar manusia.
Misalnya seorang siswa yang mempunyai cita-cita ingin menjadi sarjana. Untuk
mencapai cita-citanya dia belajar dengan tekun, akhirnya apa yang dia cita-
citakan menjadi kenyataan. Dalam hal ini Allah berfirman Dalam al qur’an surat
ar ra’d /13/ ayat 11. Yang artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran’dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah swt . Sesunggunhnya Allah swt tidak mengubah keadaan
suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri, Dan apabila Allah swt menghendaki keburukan terhadap suatu kaum ,
maka tak ada yang dapat menolaknya’ dan sekali-kali taka da pelindung bagi
mereka seklain Dia”.

b. Takdir Mubram

Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat
diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar bagi oleh manusia. Misalnya , ada
orang yang dilahirkan dengan mata sipit atau dilahirkan kulit hitam atau sebagai
laki-laki atau perempuan.

B. Kaitan Antara Beriman kepada Qada’ dan Qadar Allah Swt. Dengan
Sikap Optimis, Berikhtiar, dan Bertawakal
Qada' dan Qadar atau takdir berjalan menurut hukum “sunnatullah”. Artinya
keberhasilan hidup seseorang sangat tergantung sejalan atau tidak dengan sunnatullah.
Sunnatullah adalah hukum-hukum Allah Swt. yang disampaikan untuk umat manusia
melalui para Rasul, yang tercantum di dalam al-Qur’an berjalan tetap dan otomatis.
Misalnya malas belajar berakibat bodoh, tidak mau bekerja akan miskin, menyentuh api
merasakan panas, menanam benih akan tumbuh, dan lain-lain.

Beriman kepada takdir selalu terkait dengan empat (4) hal yang selalu berhubungan
dan tidak terpisahkan. Keempat hal itu adalah sikap optimis terhadap takdir terbaik Allah
Swt., berikhtiar, berdo’a, dan tawakal.

5
1. Sikap Optimis akan takdir terbaik Allah swt,

Mengapa manusia tidak bisa terbang laksana burung , tumbuh-


tumbuhan,berkembang subur, lalu layu, dan kering, rumput-rumput subur bila selalu
disiram dan sebalikya tidak dipelihara maka akan mati. Semua itu adalah ketentuan
Allah yang dan itulah disebut takdir.

Manusia mahkluk yang paling sempurna , oleh karena itu dia diberi kebebasan
untuk memilih ketentuan ( takdir) Allah swt yang ditetapkan .keberhasilan atau
kemalangan atau kesengsaraan, menjadi orang yang baik atau tidak (Q.S. al-Kahfi
/18:29).

2. Ikhtiar

Ikhtiar adalah usaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati menggapai


cita-cita dan tujuan. Allah swt menentukan takdir , kita sebagai manusia berkewajiban
melakukan ihktiyar.

Firman Allah swt yang artinya ”Sesungguhnya mereka adalah orang –orang
yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan perbuatan baik”. Kemudian
dalam Q.S. al-Mukminun/23:60. Allah swt berfirman “ Mereka iru bersegera untuk
mendapatkan kebaikan-kebaikan dan merekalah orang –orang yang segera
memperolehnya”.

Rosulullah bersabda” Bersegeralah melakukan aktifitas kebajikan sebelum


dihadapkan pada tujuh penghalang , akankah kalian menunggu kekafiran yang
menyisihkan, kekayaan yang melupakan, penyakit yang menggerogoti, penuaan yang
melemahkan, kematian ayng pasti, ataukah Dajjal ,kejahatan terburuk yang pasti
datang, atau bahkan kiamat yang sangat amat dasyat (HR Tirmidzi)

Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah mengapa Allah Swt. mewajibkan


manusia berikhtiar. Walaupun sudah ditentukan Qada' dan Qadarnya, di pundak
manusialah kunci keberhasilan dan keberuntungan hidupnya. Di samping itu, begitu
banyak anugerah yang telah Allah Swt. berikan kepada manusia berupa naluri, panca
indera, akal, kalbu, dan aturan agama, sehingga lengkaplah sudah bekal yang dimiliki
manusia menuju kebahagiaan hidup yang diinginkan.

3. Doa
Doa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang
meyakininya. Hal ini karena doa merupakan bagian dari motivasi intrinsik. Bagi yang
meyakini, doa akan memberikan energi dalam menjalani ikhtiarnya, karena Allah Swt.
telah berjanji untuk mengabulkan permohonan orang yang bersungguh-sungguh

6
memohon. Firman Allah Swt.: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa,
apabila ia berdoa kepada-Ku, ...” (Q.S. alBaqarah/2:186).

4. Tawakal

Setelah meyakini dan mengimani takdir, kemudian dibarengi dengan ikhtiar dan do’a,
maka tibalah manusia mengambil sikap tawakal. Tawakal adalah menyerahkan segala
urusan dari hasil ihktiyarnya hanya kepada Allah swt. Tawakal baru boleh dilakukan
setelah usaha yang sungguh-sungguh sudah dijalankan. Tidak ada tawakal sebelum
ihktiyar, Firman Allah swt dalam Q.S. Ali-Imran/3:159”… “Kemudian apabila kamu
sudah membulatkan tekad maka bertawakalah kamu kepada Allah Swt.. Sesunggunya
Allah Swt menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”.

C. Hikmah Beriman kepada Qada’ dan Qadar


1. Semakin meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari
sunnatullah.

2. Semakin termotivasi untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha lebih giat lagi dalam
mengejar cita-citanya.

3. Meningkatkan keyakinan akan pentingnya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha.

4. Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhitar yang sungguh-
sungguh;

5. Meningkatkan kekebalan jiwa dalam menghadapi segala rintangan dalam usaha


sehingga tidak berputus asa ketika mengalami kegagalan.

6. Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupan ini dibatasi oleh peraturan-peraturan


Allah Swt., yang tujuannya untuk kebaikan manusia itu sendiri. Bersikap optimis,
Ikhtiar dan Tawakkal sebagai implementasi beriman kepada Qada’ dan Qadar Allah
Swt.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun saran dari makalah ini adalah :

1. Ketetapan Allah Swt. di zaman azali disebut Qada'. Kenyataan bahwa saat
terjadinya sesuatu yang menimpa makhluk Allah Swt. disebut Qadar atau takdir.
Dengan kata lain bahwa Qadar adalah perwujudan dari Qada'

2. Antara Qada' dan Qadar saling berkaitan. Qada' adalah ketentuan, hukum atau
rencana Allah Swt. sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan
atau hukum Allah Swt. Jadi, hubungan antara Qada' dan Qadar ibarat rencana
dan perbuatan. Perbuatan Allah Swt. berupa Qadar-Nya sesuai dengan
ketentuan-Nya.

3. Dengan beriman kepada Qada' dan Qadar, banyak hikmah yang amat berharga
bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia dan mempersiapkan diri
untuk kehidupan akhirat.

B. Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.
Oleh karena itu, penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkaniman dan
takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasilmenurut
pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa
ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah kita. Serta Kita harussenantiasa
bersabar, berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah.

C. Kritik
Kami Menyadari dalam Pembuatan Makalah ini masih Kurang baik oleh
karena itu kami sangat membutuhkan kritikan yang Membangun dari para
Pembaca.

Anda mungkin juga menyukai