QADAR
Oleh :
1. Aghnia Faza Balqis/02
2. Dinastya Dwina Ayu/13
3. Meysa Shafira/17
4. Nimas Ayu Alya Aqila/21
5. Zahradyla Putri Prameswari/33
XII MIPA 2
SMA NEGERI 4 MALANG
DAFTAR ISI
2.5 CIRI CIRI ORANG BERIMAN KEPADA QADA' DAN QADAR ……………
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayah-Nya
makalah yang berjudul “Qadar dan Qadar” telah diselesaikan penyusunannya.
Penyusunan makalah ini dapat terlaksana berkat adanya bimbingan dan arahan dari guru kami
serta dukungan orang tua dan teman-teman, sehingga kami ucapkan banyak terima kasih atas
bantuan yang telah mereka berikan demi kesempurnaan makalah ini.
Tujuan pembuatan makalah ini semata-mata hanya untuk memenuhi tugas pada mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam, serta untuk memperluas pengetahuan kita tentang qada dan qadar di
mana kita dapat memahami apa yang disebut qada dan qadar. Dan berusaha mengimani dengan
cara melaksanakan ibadah, seperti solat lima waktu, puasa ramadhan, shalat sunnah dan
sebagainya.
Perlu disadari bahwa Penyusunan makalah ini masih dijumpai adanya kekurangan ataupun
kesalahan, maka sikap adaptif dan responsive serta kritik saran sangat dibutuhkan guna
perbaikan dimasa yang akan datang.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUA
N
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah
beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Salah memahami
keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat
beberapa permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini.
Qada adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu
yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah(kehendak-Nya) meliputi baik maupun
buruk, sedangkan qadar adalah keputusan Allah SWT yang telah terjadi pada diri seseorang atau
makhluk-Nya yang lain, berdasarkan ketetapan dan usaha serta doa yang dilakukan orang
tersebut. Maka Iman kepada qada dan qadar adalah meyakini bahwa Allah telah membuat ketetapan
terhadap ciptaan-Nya dan Allah juga berkuasa mengubah ketetapan-Nya apabila orang
mau berusaha untuk mengubahnya disertai dengan doa yang sungguh-sungguh.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai
ketentuan-ketentuan Ilahi yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya
pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi
hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan
setiap muslim yaitu menjadi penghuni Surga.
1.3 Tujuan
Qadar dari segi bahasa berarti memutuskan suatu perkara. Qadar Allah pada seseorang
berdasarkan ketetapan Allah bersama ikhtiar dan do’anya. Seseorang yang telah ditetapkan
Allah dengan potensi kecerdasan rendah, dapat berubah menjadi pandai jika ia mau belajar keras
dan berdo’a dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang ditetapkan Allah dengan rezeki
secukupnya dapat berubah menjadi kaya jika ia bekerja keras, hemat, dan berdo’a dengan
sungguh-sungguh. Oleh karena itu qadar yang sering disebut sebagai takdir seseorang dapat
berubah jika ia berusaha dengan giat dan memohon (berdo’a) dengan sungguh-sungguh
sehingga Allah mengabulkannya
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Qada menurut bahasa berarti “menetapkan,
menentukan atau memutuskan” sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah swt
sejak zaman azali”. Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah “ memberi kadar, aturan
atau ketentuan" atau “memutuskan suatu perkara”
Iman adalah keyakinan yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan
dengan amal perbuatan. Sehingga, Iman Kepada Qada dan Qadar adalah kepercayaan sepenuh
hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di dunia, semuanya telah ditentukan
oleh Allah SWT sejak zaman azali.
Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Qada’ dan Qadarnya
oleh Allah Swt sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan
nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam dan menunggu nasib tanpa berusaha
dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang
dengan sendirinya
b .Takdir Mubram
Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau
tidak dapat ditawar-tawar bagi oleh manusia. Misalnya , ada orang yang dilahirkan dengan mata
sipit atau dilahirkan kulit hitam atau sebagai laki-laki atau perempuan. Qada dan Qadar Allah
SWT yang berhubungan dengan nasib manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah yang
mengetahuinya. Manusia diperintahkan mengetahui Qada dan Qadarnya melalui usaha dan
ikhtiar. Jalan hidup manusia seperti itu sudah ditetapkan sejak zaman Azali yaitu masa sebelum
terjadinya sesuatu atau masa yang tidak bermulaan.
c. Sabar bahwa cobaan adalah qada dan qadar dari Allah SWT
Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu saat
akan kembali kepada Allah SWT.
d. Tawakal
Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam istilah agama,
tawakal artinya berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi atau
menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau usaha. Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal
artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap kepentingan.
Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bukan berarti penyandaran diri kepada Allah
SWT secara mutlak, melainkan penyandaran diri yang harus didahului dengan kerja
keras dalam berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.
2.5 Ciri-ciri Orang Beriman kepada Qada dan Qadar
a. Qana'ah dan Kemuliaan Diri
Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah tertuliskan, dan
bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rezeki itu
tidak akan dicapai oleh semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat
dicegah oleh kedengkian orang yang dengki, la pun mengetahui bahwa seorang makhluk
sebesar apapun usahanya dalam memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka
ia tidak akan mampu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini
muncullah qana'ah terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha,
serta membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian
mereka, Hal tersebut tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan, tetapi
yang dimaksudkan dengan qana'ah ialah, qana'ah pada hal-hal keduniaan setelah ia
menempuh usaha, jauh dari kebatilan, kerakusan, dan dari mengorbankan rasa malunya.
1. Semakin meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari
sunnatullah.
2. Semakin termotivasi untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha lebih giat lagi dalam
mengejar cita-citanya.
3. Meningkatkan keyakinan akan pentingnya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha.
4. Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhitar yang
sungguh-sungguh;
5. Meningkatkan kekebalan jiwa dalam menghadapi segala rintangan dalam usaha
sehingga tidak berputus asa ketika mengalami kegagalan.
6. Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupan ini dibatasi oleh peraturan-peraturan
Allah Swt. yang tujuannya untuk kebaikan manusia itu sendiri. Bersikap optimis, Ikhtiar
dan Tawakkal sebagai implementasi beriman kepada Qada’ dan Qadar Allah Swt
7. Jiwa yang tenang. Beriman kepada qada dan qadar akan membuat jiwa menjadi lebih
tenang. Hidupnya akan jauh dari kesusahan. Bahkan meski ujian yang ia hadapi sangat
sulit, namun keyakinannya pada takdir Allah akan membuatnya selalu merasa tenang
dan damai.
8. Menjadi Orang yang Berjiwa Tenang dan selalu Berharap Kepada Allah SWT. Orang
yang beriman kepada Allah SWT cenderung memiliki jiwa yang tenang dan selalu
mengharapkan rahmat dari Allah SWT. Sejumlah ujian dalam kehidupan yang mereka
hadapi tidak akan membuatnya gusar karena keyakinannya terhadap takdir dan
ketetapan Allah SWT selalu membuat hatinya tenang dan damai.
BAB 3
PENUTU
P
3.1 KESIMPULAN
Dengan memahami kajian teori di atas, maka dapat mengambil beberapa kesimpulan,
diantaranya:
1. Qadha dan qadar adalah ketetapan Allah SWT. yang wajib kita imani.
2. Qadha berarti penetapan hukum, atau pemutusan penghakiman sesuatu. Seorang qadhi
(hakim) di namakan demikian sebab ia bertugas atau bertindak menghakimi dan
memutuskan perkara antara kedua orang yang bersengketa di muka pengadilan.
3. Takdir terbagi menjadi dua yaitu: Pertama takdir mu’allaq, yaitu qadha yang
diketahui, ditulis dan dikehendakai-Nya. Akan tetapi, Allah menggantungkan
(masyarakat) penciptaannya (terjadinya), baik dengan adanya sebab atau tidak adanya
sebab. Kedua takdir qadha mubram yang ia adalah qadha yang pasti terjadi dan tidak
bisa di tolak dengan sebab apapun. Ini terbagi menjadi dua; pertama, yang dipengaruhi
oleh sebab dalam mencapai akibat dengan izin Allah SWT. Kedua, yang tidak bisa
dipengaruhi sebab, dan sebab tersebut tidak akan bermanfaat baginya.
4. Orang yang beriman kepada qadha dan qadar adalah orang yang bisa qona’ah, ikhlas,
dan ridha dalam menyikapi setiap persoalan yang datang. Yang hasil dari pada itu
adalah terciptanya kehidupan yang sehat lahir dan batin.
3.2 Saran
Pada penyusunan makalah ini kami sangat menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan
yang terdapat di dalamnya baik berupa bahasa maupun cara penyusunannya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran guna menciptakan penyusunan makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20210224141901-569-610366/8-hikmah-beriman-kep
ada-qada-dan-qadar
https://kumparan.com/berita-update/hikmah-beriman-kepada-qada-dan-qadar-allah-swt-dalam-
kehidupan-umat-islam-1uqbiRpEUKN
https://id.scribd.com/doc/124098860/Makalah-Qada-Dan-Qadar
https://id.scribd.com/document/642225256/MAKALAH-ZIBLI-PAI