Anda di halaman 1dari 116

PENDIDIKAN

ASWAJA DAN KE-NU-AN


Kurikulum Merdeka
Untuk
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
ISLAM BUSTANUL ULUM KETANGGUNGAN
**

Kelas 9

Diterbitkan Oleh :

PIMPINAN WILAYAH
LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NU
JAWA TENGAH

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


DAFTAR ISI
Semester 1

BABI Pengertian dan Hikmah Selamatan Untuk Mayit......................................

BAB II Hadiah Pahala Untuk Orang yang Sudah Meninggal...............................

BAB III Macam-Macam Bid'ah..........................................................................

BAB IV Sunnah dan Bid'ah...............................................................................

BAB V Tawasul................................................................................................

BAB VI Sejarah Timbulnya Firqah-Firqah Dalam Islam.....................................

BAB VII Tokoh dan Ajaran Firqah dalam Islam................................................

BAB VIII Perbedaan Antara Ahlussunnah Wal Jamaah dengan Firqah Firqah
Lainnya...............................................................................................................

BAB IX Ukhuwah Nahdliyah.............................................................................

BAB X Penerapan Ukhuwah Nahdliyah.............................................................

Uji Kompetensi Semester Ganjil.

Semester 2

BAB XI Shalawat Kepada Nabi Muhammad SAW.............................................

BAB XII Syakhsiyah Nahdliyah..........................................................................

BAB XIII Pengamalan Asy Syakhshiyah An Nahdliyah BAB XIV Mabadi Khaira
Ummah..............................................................................................................

BAB XV Penerapan Mabadi' Khaira Ummah.....................................................

Uji Kompetensi Semester genap

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Sudah menjadi tradisi (kebiasaan) warga NU, apabila ada keluarga yang
mengadakan bacaan ayat-ayat al-Qur'an, tahlilan dan do'a yang pahalanya
dihadiahkan kepada yang meninggal dunia. Selanjutnya diadakan peringatan
pada hari ke-40,100, setahun (haul), dan 1000 harinya. Acara-acara tersebut
biasanya disertai jamuan makanan untuk para tamu sebagai sedekah untuk si
mayit. Imam Thawus berkata: "Seseorang yang meninggal dunia akan
memperoleh ujian dari Allah dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu
sebaiknya mereka (keluarganya) yang masih hidup mengadakan jamuan
makan (sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut".
Menurut Imam Nawawi al-Bantani dalam kitab "Nihayah al-Zain";
penentuan sedekah pada hari-hari tertentu itu merupakan kebiasaan (al-adah)
masyarakat saja. Sedangkan menurut Imam al-Suyuti hukumnya sunnah,
karena telah dilaksanakan secara turun temurun dan tradisi itu diambil dari
ulama salaf sejak generasi sahabat. Lebih jauh Imam Ahmad bin Hambal
dalam kitab "al-Zuhd" berkata bahwa bersedekah selama tujuh hari itu adalah
perbuatan sunnah, karena merupakan salah satu bentuk do'a untuk mayit yang
sedang diuji dalam kubur selama tujuh hari.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Sedangkan peringatan haul biasanya diadakan setiap setahun sekali,
terutama untuk mengenang kematian seorang ulama, tokoh agama atau
pendiri pesantren. Rangkaian acaranya bervariasi dan sangat tergantung
kepada penyelenggaranya masing-masing. Namun yang hampir pasti, pada
acara haul biasanya diselenggarakan beberapa kegiatan; ziarah kubur,
khotmil Qur'an, tabligh akbar, membaca sejarah orang yang diperingati, dan
tahlil akbar. Bahkan ada juga yang menambahkan acara halaqah,
musyawarah, mujahadah, kesenian hadrah dan lain-lain. Dalam kitab
Ahkamul Fuqaha' dikatakan: "Menurut Ibnu Abdissalam meratapi mayit itu
hukumnya haram, karena menunjukkan ketidak-relaan terhadap takdir Allah
SWT. Hal ini berbeda jika seseorang membacakan manaqib (biografi dan
sejarah hidup) orang alim yang wira'i dan sholeh guna mendorong orang agar
mengikuti jalannya dan berbaik sangka dengannya. Juga agar orang senang
berbuat taat, melakukan kebaikan seperti jalan yang dilalui almarhum. Inilah
sebabnya sebagian sahabat dan ulama senantiasa melakukannya sepanjang
masa dan tidak ada yang mengingkarinya.
Banyak hikmah yang dapat diperoleh dari selamatan untuk mayit. Di
antaranya adalah:
1. Keinginan untuk menghibur pada keluarga yang ditinggal
2. Berkirim do'a untuk menambah bekal bagi si mayit
3. Sebagai forum silaturrahim antara kelurga, famili, handai tolan dan
tetangga atau warga sekitar
4. Untuk memperokok jalinan dan semangat ukhuwah (persaudaraan)
sesame muslim
5. Mengambil l'tibar bahwa kita semua pasti akan menyusul (mati) kelak
di kemudian hari.

Pada kegiatan tahlilan, terutama pada hari ke-100, dan peringatan haul
selalu diadakan pengajian agama, sehingga kegiatan tersebut dapat bernilai
dakwah Islamiyah.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Rangkuman
1. Peringatan hari ke-7,ke-40, ke-100, haul dan keseribu wafatnya seseorang
adalah tradisi.
2. Isi peringatan kematian adalah, bacaan Al qur'an, dzikir, berdoa atas
mayit, dan manaqib atau riwayat kebaikan mayit, ketika masih hidup.
serta shadaqah.
3. Hikmah peringatan kematian antara lain:
a. Menghibur keluarga yang ditinggal.
b. Mendoakan mayit
c. Menngkatkan siltur rahmi
d. Memperkokoh persaudaraan
e. Meneladani
Tugas
Ceritakan bagaimana kamu atau keluargamu selama ini menyelenggarakan
acara kirim doa kepada keluarga yang sudah meninggal!
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Para ulama Ahlussunnah wal Jamaah sepakat bahwa orang yang sudah
meninggal dunia dapat memperoleh manfaat dari semua kebaikan orang yang
masih hidup, seperti do'a, istighfar, dzikir, sedekah, bacaan al-Qur'an,shalat,
puasa, haji, dan lain-lain. Imam Nawawi dalam kitabnya "Syarah Shahih
Muslim" berkata: "Pendapat sebagian ulama kalam yang mengatakan bahwa
orang yang sudah meninggal dunia tidak dapat memperoleh tambahan
pahala(dari orang yang masih hidup) adalah pendapat yang batil dan
bertentangan dengan nash-nash al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma"".
Dalam al-Qur'an surat al-Hasyr ayat 10 Allah SWT berfirman:

ِ ‫َوالَّ ِذ ْينَ جاَُؤ ا ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْينَ َسبَقُوْ نَا بِاِإْل ْي َم‬
‫ان‬
beristighfar untuk saudara saudaranya sesama muslim, sekaligus
menunjukkan bahwa yang demikian itu berguna bagi mereka. Jika tidak

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


berguna, tentu tidak diperkenankan oleh Allah, karena Allah tidak menyukai
perbuatan yang sia-sia.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim dituturkan:
‫أنه ﷺ ضحى بكبشين أملحين أحدهما عن نفسه واألخر عن أميه‬
"Rasulullah SAW pernah menyembelih kurban dua ekor kambing kibas yang
gemuk-gemuk satu untuk beliau sendiri dan yang lain untuk umat beliau,
yakni pahalanya diperuntukkan bagi umat beliau". Hadis ini menjelaskan
petunjuk Nabi kepada kita bahwa seseorang itu dapat memperoleh manfaat
(pahala) dari amal perbuatan orang lain.
Akan tetapi terdapat perbedaan di antara para ulama tentang sampainya
pahala bacaan al-Qur'an kepada orang yang sudah meningal dunia. Imam as-
Suyuthi berkata: "Terdapat perbedaan di antara para ulama mengenai
sampainya pahala bacaan al-Qur'an kepada mayit. Jumhur salaf dan Imam
Madzahabil Arba'ah, kecuali Imam Syafi'i berpendapat bahwa pahala bacaan
al-Qur'an dapat sampai kepada orang yang meninggal dunia". Akan tetapi
para ulama pengikut madzhab Syafi'i, seperti Imam al-Mawardi, Imam al-
Rayyani, al-Qadli Husain, Imam al-Ghazali, Ibnu Shalah dan lain-lain
sepakat bahwa apabila ada orang yang membaca al-Qur'an kemudian
pahalanya ditujukan kepada orang yang meninggal dunia, maka itu
merupakan do'a yang pahalanya dapat sampai dan bermanfaat bagi orang
yang sudah meninggal dunia. Itulah sebabnya dalam tradisi warga NU, setiap
kegiatan tahlilan selalu ditutup dengan do'a agar pahala semua bacaannya,
baik ayat al-Qur'an, istighfar, dzikir, tasbih, maupun shalawat disampaikan
oleh Allah kepada seluruh umat Islam, terutama orang yang dimaksud dalam
kegiatan tersebut yakni do'a:
‫اللهم اجعل وأوصل ثواب ما قرأناه ألهل القبور‬
Ya Allah, jadikan dan sampaikan pahala bacaan kami kepada ahli qubur.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Rangkuman
1. Orang yang sudah meninggal masih dapat menerima doa, istighfar,
pahala shadaqah, bacaan Al Qur'an dan sebagainya.
2. Menurut sebagaian besar ulama, orang membaca Al Qur'an dan
pahalanya ditujukan kepada seseorang yang sudah meninggal, pahala itu
bisa sampai
Tugas
1. Pernahkan kamu berizarah qubur?
2. Tulislah apa saja yang kamu baca saat berziarh qubur!
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Ketika menjelaskan maksud hadis Rasulullah SAW:
‫من أحدث حدثا أو أوى محدثا فعليه لعنة هللا‬
Artinya: "Barangsiapa membarui suatu amaliyah (melakukan bid'ah) atau
melindungi pelaku bid'ah, maka laknat Allah akan menimpanya"
Syeikh Muhammad Waliyuddin al-Syabsiry berkata: "Termasuk
kategori ancaman dari hadis di atas adalah para pelaku akad-akad fasidah
(akad-akad yang tidak memenuhi syarat dan rukun), menghukumi suatu
perkara dengan disertai kebodohan atau penyelewengan dan masalah serupa
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat. Sedangkan terhadap masalah
yang masih semakna dengan dalil syariat, seperti masalah-masalah
ijtihadiyah, maka tidak termasuk bid'ah.
Berdasarkan pengertian di atas, dan mengingat cakupan bid'ah yang
sangat luas, Ibnu Abdis Salam membagi hukum bid'ah menjadi lima macam,
yaitu:
1. Bid'ah Wajibah (wajib), yakni bid'ah yang dilakukan untuk
mewujudkan hal-hal yang diwajibkan oleh syara'. Seperti mempelajari
ilmu nahwu. sharaf, balaghah dan lain-lain. Sebab, hanya dengan ilmu-
ilmu inilah seseorang dapat memahami al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW
secara sempurna.
2. Bid'ah Muharramah (haram), yakni bid'ah yang bertentangan dengan
syara', seperti bid'ah paham jabariyyah, Qadariyyah, dan Murji'ah.
3. Bid'ah Mandubah, yakni segala sesuatu yang baik, tapi tak pernah
dilakukan pada masa Rasulullah SAW, misalnya, shalat tarawih secara

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


berjama'ah sebulan penuh, mendirikan madrasah, sekolah, pondok
pesantren, TPQ
4. Bid'ah Makruhah (makruh), yakni melakukan sesuatu yang kurang baik
dan tidak ada perintah syari'at, meskipun tidak bertentangan seperti
menghiasi masjid dengan hiasan yang berlebihan.
5. Bid'ah Mubahah (mubah/boleh), yakni melakkuan hal-hal baik yang
tidak ada perintah dan tidak bertentanan dengan syari'ah. seperti
berjabatan tangan setelah shalat dan makan makanan yang lezat.

Dari kelima macam bid'ah di atas, jika dilihat dari kesesuainnya


dengan syariat Islam, maka dikelompok menjadi dua macam, yaitu:
1. Bid'ah Hasanah: Perbuatan baru yang baik dan tidak bertentangan
dengan ajaran Islam, bahkan dalam keadaan tertentu sangat
dianjurkan. Termasuk dalam jenis ini adalah; bid'ah wajibah,
bid'ah mandubah dan bid'ah mubahah. Dalam kontek inilah ketika
Sayyidina Umar bin Khatthab pertama kali melaksanakan shalat
taraweh berjamaah berkata:

“(sebaik-baik bid'ah adalah ini, yakni shalat taraweh berjamaah


dengan 20 rakaat)”
2. Bid'ah Sayyi'ah: Perbuatan baru yang secara nyata bertentangan
dengan ajaran Islam. Yang termasuk dalam kategori ini adalah
bid'ah muharramah dan bid'ah makruhah. Inilah yang dimaksud
dalam hadis riwayat Imam Muslim dari ummul Mukminin Aisyah
r.a. katanya: Rasulullah SAW bersabda:
" ‫" من عمل عمال ليس عليه أمرنا فهو رد‬
(Barang siapa yang melakukan suatu perbuatan yang tiada perintah kami
atasnya, maka amal itu ditolak).

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa tidak semua bid'ah itu
dilarang dalam agama. Sebab yang tidak dibolehkan adalah semua perbuatan
yang dikhawatirkan akan mengahancurkan sendi-sendi agama Islam.
Sedangkan amaliah yang akan menambah syi'ar agama Islam tidak dilarang.
Bahkan menurut hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy'ari dalam buku
"Ahlussunnah wal Jamaah", segala sesuatu yang dituduh bid'ah seperti
memakai untaian butiran tasbih, mengucapkan niat ibadah yang semestinya
cukup digerakkan dalam hati, tahlilan ketika acara sedekahan untuk mayit,
ziarah kubur dan lain-lain yang sudah menjadi amaliah warga NU itu bukan
bid'ah yang dilarang.

Rangkuman
Bid’ah Hukum Bentuk Contoh
amaliyah

BAB IV
SUNNAH DAN BID'AH
Menjelaskan pengertian, ciri-ciri dan macam Sunnah dan Bid'ah
A.Pengertian Sunnah dan Bid'ah

Kata "Sunnah" ( ) menurut bahasa berarti;

‫السيرة والطريقة المعتادة حسنة كانت أو قبيحة‬

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


"Artinya: "Jalan atau kebiasaan yang baik atau yang jelek”
bisa juga diartikan dengan: " “ (jalan yang lurus). Di dalam al-Qur'an
kata "sunnah" sering digunakan untuk menyebut ketatapan atau hukum Allah,
sehingga kata sunnah berarti segala sesuatu yang diperintahkan, di larang dan
dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Adapun sunnah menurut istilah, terdapat perbedaan di antara para
ulama ahli hadis, ahli ushul fiqih dan ahli fiqih.Menurut para ulama ahli
Hadits,sunnah didefinisikan sebagai "Segala sesuatu yang bersumber dari
Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan, tabiat, budi pekerti
atau perjalanan hidup, baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun
sesudahnya" Definisi ini memandang diri Rasulullah SAW sebagai "uswah
dan qudwah hasanah" (contoh dan teladan yang baik), bukan sebagai sumber
hukum. Sedangkan ulama ahli Ushul Fiqih mendefinisikan sunnah sebagai
"Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW selain al-Qur'an al-Karim,
baik berupa perkataan, perbuatan, maupun penetapannya yang pantas untuk
dijadikan dalil bagi penetapan hukum syara". Menurut definisi ini sunnah
dipahami sebagai sumber hukum Islam kedua sesudah al-Qur'an. Sementara
menurut ulama Fiqih, sunnah didefinisikan sebagai: "Segala ketetapan yang
berasal dari Nabi SAW selain yang difardlukan dan diwajibkan". Menurut
definisi ini, sunnah merupakan salah satu dari hukum yang lima, yakni;
wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.
Dari beberapa pengertian di atas, diketahui bahwa sunnah adalah segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik qauliyah
(sunnah qauliyah), filiyah (sunnah filiyah) maupun penetapan (sunnah
taqririyah) yang disebut sebagai "as-Sunnah an-Nabawiyah" atau "hadis
Marfu". Di samping itu terdapat sunnah yang disandarkan kepada para
sahabat (Hadis Mauquf), terutama sunnah Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar
as-Shiddiq, Umar bin Khatthab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalil)
Baik Sunnah Nabi maupun Sunnah para Khulafaur Rasyidin, keduanya clapal
dijadikan sebagai sumber hukum Islam, sebagaimana dinyatakan dalam hadis
riwayat Imam Abu Daud:
‫علكم بشتى وسنة الخلفاء الراشدين المهديين تمسكوا بها‬

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Artinya: "Kalian wajib berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah
khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah kamu
sekalian dengannya".

Bahkan dalam pandangan masyarakat muslim, sunnah dipahami sebagai


segala sesuatu yang sudah menjadi amalan rutin dari orang-orang yang
menjadi panutan, baik itu Nabi, para sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, maupun
para ulama salafus shalihin.
Adapun yang dimaksud dengan "bid'ah" menurut bahasa dalam kamus al-
Muhith diartikan sebagai:
‫األمر الذي يكون أوال‬
sesuatu yang pertamakali ada.

Sedangkan menurut istilah terdapat perbedaan dikalangan para ulama. Di


antaranya menurut al-Imam Abu Muhammad Izzuddin bin Abdissalam dalam
kitabnya "Qawaidul Ahkam fi Mashalihil Anam" adalah
: ‫فعل ما لم يعهد في عصر رسول ہللا ﷺ‬
mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa
Rasulullah SAW.
Setidaknya ada dua hadis yang sering dijadikan rujukan untuk mendefinsikan
bid'ah, yaitu:
1."‫[”من أح™™دث في أمرن™™ا ه™™ذا م™™ا ليس منه‬Barang siapa yang menciptakan dalam
urusanku, yakni urusan agama Islam, sesuatu yang bukan bagian dari
urusanku, maka sesuatu itu (harus) ditolak],
2. ” “. (setiap sesuatu yang diperbarui, maka itu hukumnya
bida'ah).

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Para ulama memahami maksud ke dua hadis di atas dengan mangacu
pada perubahan hukurn, yakni menetapkan dan meyakini sesuatu yang bukan
ibadah sebagai hal yang bernilai ibadah. Bukan perubahan dan pembaruan
secara umum. Karena sebenarnya banyak hal yang sebetulnya bukan syari'at
tetapi tersentuh oleh nilai-nilai syariat, sehingga dapat disamakan dengan
syariat, dan bukan termasuk bid'ah.

B. Ciri-Ciri Sunnah dan Bid'ah


Menurut Syeikh Zaruq dalam kitabnya "Uddatul Murid", ada tiga hal
yang dapat dijadikan ukuran untuk menentukan suatu amalam sebagai bid'ah.
Pertama: Sesuatu yang sudah mengalami perubahan harus dikaji dulu.
Apabila masih berada dalam wilayah pokok-pokok syariat, maka sesuatu itu
bukan bid'ah, sekalipun telah mengalami perubahan. Sebaliknya apabila
perubahan itu sudah tidak semakna dengan nilai-nilai pokok syariah, maka
perubahan itu disebut bid'ah.
Kedua: Setiap perubahan amaliyah yang tidak sesuai dengan kaidah-
kaidah umum yang telah dibangun oleh para Imam Madzhab dan Ulama
Salafus Shalihin (dengan tetap memerhatikan sunnah), maka perubahan itu di
tolak dan termasuk bid'ah. Sedangkan setiap perubahan amaliyah yang masih
sejalan dengan kaidah-kaidah umum para Imam Madzhab dan Ulama Salafus
Shalihin (dengan tetap memerhatikan sunnah), maka perubahan itu dianggap
benar, bisa diterima dan tidak termasuk bid'ah.
Dalam hal ini ada beberapa kaidah dari para Imam madzhab, antara
lain:
a) Setiap ibadah atau amaliah yang dilakukan oleh ulama salafus
shalihin, dibenarkan dan diikuti oleh ulama sesudahnya, maka ibadah
dan amaliah itu termasuk sunnah yang mahmudah (ibadah yang
dibenarkan). Sedangkan setiap amaliah yang tidak pernah dilakukan
oleh ulama salafus shalihin dengan alasan yang jelas seperti amaliah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


tersebut tidak ada dalilnya, maka termasuk bid'ah yang madzmumah
(tercela).
b) Setiap amaliah yang ada dasar dalilnya, tetapi ulama salafus
shalihin tidak ada satupun yang menjalankannya, karena dalilnya
dianggap lemah, maka menurut Imam Malik amaliyah tersebut bisa
disebut bid'ah, sedangkan menurut Imam Syafi'i tidak bisa disebut
bid'ah, karena mungkin ulama salafus shalihin itu tidak
mengamalkannya karena ada udzur syar'i atau ada hal lain yang lebih
penting untuk segera diamalkan.
c) Setiap amaliyah yang tidak pernah disinggung dan diterangkan
oleh hadis Nabi Muhammad SAW, maka menurut Imam Malik amaliah
tersebuttermasuk bid'ah. Sedangkan menurut Imam Syafi'i tidak bisa
langsung disebut bid'ah berdasarkan hadis Rasulullah SAW:

(hal-hal yang tidak aku terangkan kepada kalian, maka itu di


maafkan)
d) Setiap orang yang berpendapat tentang suatu hukum ijtihad tidak bisa
divonis sebagai pembuat bid'ah atau pendapatnya di anggap batal oleh
pembandingnya. Karena jika hal itu dibolehkan, akan terjadi
pembid'ahan terhadap ummat secara keseluruhan, padahal
sebagaimana diketahui bahwa hukum Allah dalam hal-hal yang
bersifat far'iyah (cabang), bukan akidah, merupakan wilayah ijtihad
bagi para mujtahid dalam rangka penerapan syariat dalam berbagai
situasi dan kondisi.
Ketiga: memilah hal yang di indikasikan bid'ah dengan hukum syariat.
Dalam hal ini pembahasannya tidak bisa dilakukan secara global, tetapi harus
dirinci sesuai dengan pembagian hukum syariat yang lima yaitu; wajib,
sunnah. mubah, makruh dan haram. Jadi setiap amaliah yang ada kesamaan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


dengan dalil asal, dengan memenuhi standar hukum qiyas maka bisa
disamakan hukumnya. Apabila tidak, maka hukumnya bid'ah.
Rangkuman

 Sunnah ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi atau para
sahabat, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun penetapan, dan
dapat dijadikan sebagai sumber hukum.
 Bid'ah ialah menetapkan dan meyakini sesuatu yang bukan ibadah
sebagai hal yang bernilai ibadah
Perbedaan sunah dan bid’ah
Sunah Bid’ah
Amaln yang masih ada dalam Apabila perubahan suatu amalan
wilayah pokok-pokok tidak semakna dengan nilai –
syaria’ah ,sekalipun sudah nilai pokok syari’at.
mengalami perubahan.
Perubhan amaliyah yang masih Perubahan amaliyah yang tidak
sejalan dengan kaidah umum sejalan dengan kaidah umum
para imam madzhab dan solafus para imam madzhab dan salafus
sholihin. sholihin.
Amaliyah yang ada kesamaan Amaliyah yang tidak ada
dengan dalil asal dan memenuhi kesamaan dengan asal atau tidak
standar qiyas. memenuhi standar qiyas.

Tugas
1.Buatlah contoh amaliyah yang menurut pendapatmu termasuk bid'ah.
(setiap siswa membuat satu contoh)!
2. Kumpulkan semua contoh tersebut dalam satu daftar!
3. Diskusikan bersama dangan bimbingan guru mana yang termasuk bid’ah
dan mana yang sebenarnya masih termasuk sunnah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


BAB V
TAWASUL
Pengertian Tawassul Menjelaskan

A. Pengertian Tawassul
Tawassul merupakan salah satu cara berdo'a kepada Allah yang diyakini
dapat mempercepat terkabulnya. Menurut bahasa, tawassul berarti
perantaraan. Tawassul dalam berdo'a artinya: Memohon kepada Allah dengan
perantara para kekasihNya, para Nabi, para syuhada dan orang-orang sholeh.
Dalam tradisi orang-orang NU bertawassul biasanya dilakukan dengan
menziarahi makam para wali. Tujuannya bukan untuk memohon kepada wali
yang diziarahi, tetapi memohon kepada Allah dengan bertawassul kepadanya.
Menurut Syeikh Jamil Afandi Shidiq al-Zahawi, yang dimaksud tawassul
dengan Nabi dan orang-orang saleh adalah:
‫أنهم أسباب ووسائل لنيل المقصود وأن هللا تعالى هو الفاعل‬
Artinya: "(Menjadikan) mereka sebagai sebab dan perantara dalam memohon
kepada Allah SWT untuk mencapai tujuan. Pada hakikatnya Allah SWT
adalah pelaku yang sebenarnya (yang mengabulkan doa)".
Dengan demikian, tawassul bukanlah perbuatan syirik, karena tawassul
bukan berarti meminta dan menyembah kepada selain Allah. Berziarah ke
makam para wali atau orang-orang saleh bukanlah dimaksudkan agar
memperoleh berkahnya, tetapi berharap agar Allah SWT menciptakan berkah
lantaran menziarahi makam mereka.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Banyak ayat al-Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad SAW yang
menjelaskan dibolehkannya tawassul, di antaranya adalah: Firman Allah
dalam al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 35:
‫يأيها الذين أمنوا اتقوا هللا وابتغوا إليه الوسيلة وجاهدوا في سبيله لعلكم تفلحون‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, betaqwalah kepada Allah dan
carilah perantara untuk sampai kepadaNya. Dan berjihadlah kamu dijalanNya
agar kamu mendapat keuntungan"
Dengan demikian,tawasul bukanlah perbuatan syirik,karena tawasul bukan
berarti meminta atau menyembah kepada selain allah. Berziarah ke makam
para wali atau orang –orang saleh bukanlah dimaksudkan agar memperoleh
berkahnya,tetapi berharap agar Allah SWT menciptsksn berkah lantaran
menziarahi makam mereka.
Juga firman Allah dalam al-Qur'an surat An-nisa Ayat 64:

Artinya: "Jika mereka telah berbuat aniaya kepada dirinya (berbuat dosa),
lalu mereka datang kepadamu (hari Rasululullah) dan meminta ampunan
kepada Allah, kemudian Rasul memohonkan ampunan untuk mereka, maka
Allah Yang Maha menerima taubat dan Maha Penyayang akan menerima
taubat mereka"

Mengomentari ayat ini, KH. Sirajuddin Abbas dalam bukunya "Empat


Puluh Masalah Agama" menyimpulkan bahwa orang yang telah melakukan
kesalahan (dosa), baik kecil maupun besar, boleh datang kepada Rasulullah
SAW, atau orang-orang saleh, para guru, serta orang-orang yang dekat
kepada Allah SWT untuk melakukan tawassul dalam rangka pentaubatan.
Dan mengharap mereka untuk memintakan ampun kepada Allah SWT atas
segala dosa yang telah dilakukan.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Memang dihadapan Allah semua manusia mempunyai kedudukan dan
derajat yang sama, baik ketika masih hidup maupun sesudah meninggal
dunia. Akan tetapi bagi orang-orang saleh, para wali Allah dan para syuhada'
tetap hidup di sisi Allah sekalipun jasad mereka telah terkubur dalam tanah.
Dalam al-Qur'an surat Ali Imran ayat 169 Allah SWT berfirman:
‫وال تحسبن الذين قتلوا في سبيل هللا أمواتا بل أحياء عند ربهم يرزقو‬
Artinya: "Janganlah kamu menyangka orang-orang yang gugur di jalan
Allah itu mati, bahkan mereka hidup disisi tuhannya dengan mendapat rizki”.

Berdasarkan ayat ini, Syeikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani menyatakan


bahwa: "dalam hal tawassul tidak ada perbedaan antara tawassul kepada Nabi
Muhammad SAW atau para nabi lainnya, juga kepada para wali Allah serta
orang-orang saleh. Tidak ada perbedaan antara yang masih hidup atau yang
sudah meninggal dunia. Sebab pada hakikatnya mereka tidak dapat
mewujudkan serta tidak dapat memberi pengaruh apapun. Mereka diharapkan
barokahnya karena mereka adalah para kekasih Allah. Yang menciptakan dan
yang mewujudkan hanyalah Allah semata. Orang yang membedakan antara
lawassul kepada orang hidup dan orang yang telah meninggal dunia meyakini
bahwa ada pengaruhnya jika bertawassul kepada orang yang masih Hidup,
dan tidak ada manfaatnya jika bertawassul kepada orang yang sudah
meninggal dunia. Menurut kami-hanya Allah yang menciptakan segala
sesuatu dan Allah yang menciptakan kamu serta apa yang kamu kerjakan
Orang-orang yang membolehkan bertawassul kepada orang yang masih
hidup, tetapi mengharamkan bertwassul kepada orang yang sudah meninggal
dunia, sebenarnya mereka telah terjebak pada kemusyrikan, karena mereka
meyakini bahwa orang yang hidup dapat memberikan pengaruh kepada
sesorang, tetapi yang sudah meninggal dunia tidak dapat memberi manfaat
apapun. Pada dasarnya mereka meyakini ada mahluk lain selain Allah yang
dapat memberi pengaruh dan mewujudkan sesuatu. Maka bagaimana

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


mungkin mereka mengklaim dirinya sebagai orang-orang yang menjaga
tauhid dan menuduh kelompok lain berbuat kemusyrikan? Sungguh ini
adalah sangat mustahil"
Bertawassul dalam do'a merupakan perbuatan yang biasa dilakukan oleh para
sahabat, tabi'in dan ulama salafus shalihin. Pernah pada masa pemrintahan
Khalifah Umar bin Khatthab r.a. Madinah dilanda musim paceklik. Ketika
shalat istisqa', sayyidina Umar bertawassul dengan paman Rasulullah, Abbas
bin Abdul Muthallib, kemudian berdo'a: Ya Allah, dulu kami memohon
kepadaMu dengan wasilah Nabi kami, dan Engkau menurunkan hujan kepada
kami. Sekarang kami mohon kepadaMu dengan wasilah paman nabi kami,
maka turunkanlah hujan kepada kami".
Menyambut pernyataan tawassulnya Sayyidina Umar, sayyidina Abbs r.a
berdo'a

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya malapetaka itu tidak akan turun


kecuali karena dosa dan tidak akan sirna melainkan dengan taubat. Kini kaum
muslimin bertawassul kepadaku untuk memohon kepadaMu, karena
kedudukanku di sisi nabiMu"
Dengan demikian jelaslah bahwa pada hakikatnya bertawassul itu adalah
menjadikan sesuatu sebagai perantara agar do'a permohonan kepada Allah
dapat segera dikabulkan. Bertawassul bukanlah bermaksud untuk memohon
atau menyembah kepada selain Allah. Karena itu, bertawasssul tidak
termasuk perbuatan syirik dan orang yang betwassul tidak tergolong orang-
orang musyrik.
Rangkuman
1.Tawassul ialah memohon kepada Allah dengan perantaraan orang-orang
yang dikasihi Allah.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


2. Tidak ada perbedaan antara tawassul dengan orang yang masih hidup atau
sudah mati.
3. Tawassul merpakan kegiatan yang sudah biasa dilakukan oleh para sahabat
tabiin,ulama salafus sholihin.

Tugas
Tulislah doa yang mengandung tawassul yang sudah kamu hafal, atau dengan
meminta petunjuk orang lain.

BAB VI
Sejarah Timbulnya Firqah-Firqah Dalam Islam
Menjelaskan sejarah munculnya firqah Firqah dalam Islam.

Sejarah ummat Islam sepeninggal Rasulullah SAW ditandai dengan


golongan, kelompok dan aliran tersebut dilator belakangi oleh persoalan
politik yang menyangkut pembunuhan terhadap khalifah Usman bin Affan
yang berbuntut penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.
Peristiwa ini berlanjut dengan terjadinya perang "Shiffin" (37 H/657 M)
antara tentara Muawiyah dengan tentara khalifah Ali bin Abi Thalib yang
berakhir dengan keputusan "tahkim". Tahkim adalah gencatan senjata
(arbitrase) antara pihak Ali dan pihak Mu'awiyah, untuk selanjutnya
menetapkan siapa yang berhak menjadi khalifah melalui perundingan.

Sikap Khalifah Ali bin Abi Thalib yang menerima keputusan tahkim
tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka memandang bahwa sikap

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


tersebut merupakan kesalahan, sehingga mereka keluar dari barisan Khalifah
Ali bin Abi Thalib. Dalam sejarah mereka dikenal sebagai kelompok
"Khawari)" (orang-orang yang memisahkan diri). Di samping itu masih
banyak tentara yang setia kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib. Mereka inilah
yang kemudian dikenal sebagai kelompok "Syiah". Apabila golongan
Khawarij sangat berlebihan membenci Khalifah Ali bin Abi Thalib dan
bahkan sampai ada yang mengkafirkannya, maka golongan Syi'ah sangat
berlebihan memujanya.
Selama kurun waktu pemerintahan Daulah Umayyah, muncul
beberapafirqah dikalangan umat Islam yang antara satu dengan lainnya saling
bertentangan dan sulit dikompromikan. Mereka berusaha untuk
mengembangkan dan membentengi firqah (kelompok)nya dengan
merumuskan alasan alasan (hujjah) yang diambil dari pemahaman atau
penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur'an maupun hadis-hadis Rasulullah
SAW.

Dilihat dari segi permasalahan yang diperselisihkan, firqah-firqah dalam


Islam dapat dikelompokkan menjadi:

No Permasalahan yang diperselisih-Nama firqah/aliran kan


1 Sifat Tuhan dan Peng-Esaan sifat
Mujassimah,
Karramiyah,
Mu'tazilah, Asy'ariyah
2. Qadar, dan Keadilan Tuhan
Qadariyah, Jabariyah, Nijariyah, Karramiyah, Asy'ariyah
3. Janji dan Ancaman, tentang Iman dan batasan kafir

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Murji'ah, Wa'idiyah, Karramiyah, Mu'tazilah dan Asy'ariyah
4. Penentu baik dan buruk, Imamah risalah kenabian dan(kepemimpinan
umat)
Sy'iah, Khawarij, Karramiyah, Mu'tazilah dan Asy'ariyah

Selain faktor-faktor tersebut di atas, perselisihan dikalangan umat Islam


dan timbulnya firqah-firqah dalam Islam juga disebabkan oleh bebarapa hal
sebagai berikut;
a. Fanatik kesukuan dan ke-Araban
b. Perebutan khilafah
c. Hubungan antara umat Islam dengan pemeluk agama lain
d. Penejemahan buku-buku filsafat Yunani
e. Banyak pembicaraan hal-hal yang rumit
f. Ayat-ayat mutasyabbihat dalam al-Qur'an
Sekalipun terdapat beberapa perbedaan pendapat yang melahirkan
beberapa firqah dan aliran, baik dalam bidang politik, kepercayaan (akidah),
maupun fikih, namun umat Islam tetap sepakat (tidak terjadi perselisihan)
dalam hal-hal berikut ini;
a. Keesaan Allah
b. Kedudukan Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah
c. Kedudukan al-Qur'an sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah ke pada
Nabi Muhammad
d. Rukun-rukun Islam; shalat lima waktu, puasa, zakat, dan haji
e. Hal-hal yang ditentukan oleh agama secara pasti (qath'i) dan jelas, sep erti;
haram makan daging babi, bangkai, minum minuman keras, zina dan lain-lain

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Rangkuman
Timbulnya firqah dalam Islam disebabkan karena:
1. Fanatik kesukuan dan ke-Araban
2. Perebutan khilafah
3. Hubungan antara umat Islam dengan pemeluk agama lain
4. Penejemahan buku-buku filsafat Yunani
5. Banyak pembicaraan hal-hal yang rumit
6. Adanya Ayat-ayat mutasyabbihat dalam al-Qur'an

Tugas

Buatlah kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan materi:


Mengapa Islam dapat terpecah karena faktor-faktor berikut (jelaskan dengan
disertai alasan-alasan yang menguatkan ):
1. Fanatik kesukuan dan ke-Araban
2. Perebutan khilafah
3. Hubungan antara umat Islam dengan pemeluk agama lain
4. Penejemahan buku-buku filsafat Yunani
5. Banyak pembicaraan hal-hal yang rumit
6. Adanya Ayat-ayat mutasyabbihat dalam al-Qur'an
Masing-masing kelompok membahas satu faktor.
Laporkan hasil kelompok ke diskusi kelas.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


BAB VII
Tokoh dan Ajaran Firqah dalam Islam
Mengidentifikasi tokoh dan ajaran firgah-firgah dalam Islam
Banyak aliran dan firqoh yang muncul pada masa-masa awal
perkembangan islam sesudah Rasulullah SAW wafat,beberapa diantaranya
masih eksis hingga sekarang.
1.Khawarij
Kata "Khawarij" berasal dari kata "Kharaja" yang berarti keluar.
Sedangkan yang dimaksud dengan golongan Khawarij adalah golongan yang
keluar dari barisan khalifah Ali bin Abi Thalib sesudah terjadi peristiwa
"Tahkim" Mereka kemudian berkumpul di Harura, dekat kota Kufah, dan
mengangkat Abdullah bin Abdul Wahab Arrasabi sebagai imam (pemimpin).
Itulah sebabnya Khawarij dikenal juga dengan nama "Haruriyah". Nama
lainnya adalah "Al Muhakkimah" karena mereka mengaku sebagai firqah
yang selalu menjunjung tinggi hukum-hukum Allah. Semboyan mereka
dikenal dengan "La hukma illa lillah"
Di antara ajaran Khawarij adalah;
a.Orang Islam yang melakukan dosa besar tidak lagi disebut muslim, dan sah
dibunuh.
b.Setiap manusia yang menolak bergabung dengan kelompoknya wajib
diperangi karena dianggap hidup dalam “darul Hasbi”(Negara musuh).
Sedangkan mereka hidup dalam “Darul Islam”(Negara Islam).
c. Adanya wa'ad (janji) dan wa'id (ancaman) Allah. Maka orang yang baik
wajib masuk surga sedangkan orang yang jahat wajib masuk neraka
d. Al-Qur'an adalah mahluk
e. Manusia bebas menentukan perbuatannya bukan dari Tuhan
f. Memalingkan ayat-ayat yang tampak mutasyabbihat (samar)

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


g. Amar ma'ruf nahi mungkar merupakan wajib 'ain
h.Amal ibadah seperti; shalat, puasa, dan lain-lain termasuk rukun iman.
sehingga orang yang tidak mengerjakan ibadah hukumnya kafir sekali pun
telah mengucapkan dua kalimah syahadat.
Dalam perkembangannya firqah Khawarij terpecah menjadi beberapa
golongan, di antaranya: Al-Azariqah yang dipimpin oleh Abu Rasyid Nafi'
bin Azraq, Najdat Aziriyah yang dipimpin oleh Najdah bin Uwaimir,
Ibadiyah yang dipimpin oleh Abdullah bin Ibad, Shafariyah yang dipimpin
oleh Ziyad bin al-Ashfar, dan Ajaridah yang dipimpin oleh Abdul Karim bin
Ajrad.
Pada masa sekarang golongan dengan nama Khawarij memang sudah
tidak ada, akan tetapi sekelompok orang Islam yang punya pola pikir dan ciri
seperti khawarij masih banyak. Mereka mempunyai ciri-ciri antara lain: suka
mengkafirkan, menganggap musyrik dan bid'ah orang lain, menganggap
kelompoknya sendiri yang benar dan orang lain salah atau sesat, lebih
mendahulukan kekerasan dalam mencapai tujuan dan anti toleransi. Mereka
dikenal dengan sebutan kelompok fundamentalis, radikalis, atau neo
khawarij.
2. Syi'ah
Kata "Syi'ah" secara harfiyah berarti "kelompok, pengikut atau
pendukung". Kata ini kemudian digunakan untuk menyebut para pengikut
setia Khalifah Ali bin Abi Thalib. Ajaran Syi'ah dibangun berdasarkan
keyakinan bahwa masalah khilafah (imamah) tidak dapat dimusyawarahkan,
tetapi melalui penetapan. Menurut Syi'ah, sebelum wafat Rasulullah telah
menetapkan Ali bin Abi Thalib sebagai pewaris atau penggantinya.
Dari paham dan keyakinan tersebut, melahirkan beberapa doktrin dan
ajaran Syi'ah baik yang berkaitan dengan masalah akidah maupun ibadah. Di
antaranya adalah;
a. Yang berhak menjadi pengganti Rasulullah sebagai imam kaum
muslimin

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


adalah Ali bin Abi Thalib. Maka kekhalifahan Abu Bakar as-
Shiddiq, Umar
bin Khatthab dan Usman bin Affan diangap tidak sah.
b. Jabatan pengganti Nabi sebagai kepala Negara dan agama bergelar
imam, bukan
khalifah. Ia memiliki kedudukan yang sama dengan Nabi,dan
bersifat ma'shum,
artinya: terpelihara dari berbuat dosa
. c. Imam masih mendapatkan wahyu dari Allah, sekalipun tidak melalui
Malaikat
Jibril
d. Tidak menerima ijma' dan qiyas sebagai sumber hukum Islam

Dalam perkembangannya, firqah Syi'ah terpecah menjadi beberapa


golongan, antara lain;

 Syi'ah Zaidiyah yang dinisbatkan kepada imam Zaid bin Zainal Abidin
bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Sampai sekarang pengikutnya
banyak terdapat di Yaman
 Syi'ah Imamiyah atau Ja'fariyah atau Itsna Asyariyah yang berpendapat
bahwa ada 12 orang imam sesudah Rasulullah SAW, yaitu: Imam Ali
binAbi Thalib, Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin,
Muhammad al-Baqir, Ja'far as-Shadiq, Musa al-Kadzim, Ali ar-Ridla,
Muhammad at-Taqi Ali al-Hadi, Hasan al-Asy'ari, dan Muhammad al-
Mahdi al-Muntadzar Sampai sekarang pengikut aliran ini terdapat di
Iran
 Syi'ah Ismailiyah yang dinisbatkan kepada imam Ismail bin Ja'far as-
Shiddi. Sampai sekarang pengikut aliran ini terdapat di Syria, Libanon
dan India.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


3. Jabariyah dan Qadariyah
Kata "Jabariyah" bersal dari kata "Jabara" yang berarti; "Memaksa dan
mengharuskan melakukan sesuatu". Paham jabariyah pertama kali
diperkenalkan oleh Ja'd bin Dirham, lalu dikembangkan oleh Jaham bin
Shafwan dari Khurasan.
Di antara ajaran Jabariyah yang terkenal adalah:
a. Manusia tidak memiliki daya dan kemampuan berkehendak, karena
semuanya telah ditentukan oleh Allah SWT
b. Surga dan neraka tidak kekal.
c. Iman adalah ma'rifat atau membenarkan dalam hati d. Kalam Allah
adalah mahluk.
e. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan mahluk, seperti;
sama' (mendengar), bashar (melihat) dan kalam (berbicara) f. Allah
tidak dapat dilihat di akhirat
Tokoh lain yang ikut mengembangkan paham jabariyah adalah al-
Husain bin Muhammad an-Najjar dan Dhirar bin Amr. Kedua tokoh terakhir
ini lebih moderat, bahwa meski semuanya telah di tentukan Allah, namun
manusia mempunyai peran dalam perwujudan perbuatan tersebut.
Lawan dari aliran Jabariyah adalah Qadariyah, yaitu aliran yang
meyakini bahwa setiap orang adalah pencipta bagi semua perbuatannya. Ia
dapat melakukan suatu perbuatan atau meninggalkannya atas kehendaknya
sendiri. tanpa campur tangan Tuhan. Tokoh yang dianggap sebagai pelopor
paham Qadariyah adalah Ma'bad al-Juhaini dan Ghailan ad-Dimasyqi.
Di antara ajaran Qadariyah adalah:
a) Segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri,
tanpa campur tangan Tuhan. Bagi mereka tidak ada alasan yang
tepat untuk menyandarkan segala perbuatan manusia kepada
perbuatan Tuhan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


b) Manusia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan dilakukannya
yang dan juga berhak memperoleh hukuman atas kejahatan yang
diperbuatnya
c) Takdir adalah ketentuan Allah yang diciptakanNya bagi alam
semesta beserta seluruh isinya sejak azali, yaitu sunnatullah.
4.Mu’tazilah
Firqah Mu'tazilah muncul di kota Basrah pada abad ke-2 H atau abad
ke-8 M, oleh Wasil bin Atha' Nama lain firqah ini adalah "ahlul adli" yang
berarti golongan yang mempertahankan keadilan Tuhan, dan "Ahlut Tauhid
wal Adli" yang berarti; golongan yang mmpertahankan keesaan murni dan
keadilan Tuhan. Pihak lawan Mu'tazilah memberinya nama dengan golongan
"al-Mu'atthilah", karena mereka berpendapat bahwa Allah tidak mempunyai
sifat. Ada juga yang menamakannya dengan "Wa'idah" karena mereka
berpendapat bahwa ancaman Tuhan itu pasti akan menimpa bagi orang yang
tidak taat.
Mu'tazilah mempunyai lima ajaran pokok, yaitu:
a) .At-Tauhid; Allah itu Maha Esa dan tidak mempunyai sifat. Karena
apabila Allah itu mempunyai sifat dan sifat itu baru, maka Allah
bukan Dzat Yang Qadim. Sebaliknya, apabila sifat itu qadim, maka
ada sesuatu yang menyamai Allah. Karena itu menurut mereka al-
Qur'an adalah mahluk dan bersifat baru, karena apabila al-Qur'an
itu bukan mahluk dan bersifat qadim, maka berarti ada sesuatu
yang menyamai Allah.

b) Al-Adl; Allah itu Maha Adil dan karena keadilanNya, Allah


memberikan kekuasaan kepada manusia untuk menentukan baik
dan buruk, sehingga ia bisa mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Jika tidak demikian, dan Allah memberikan beban
(taklif), kepada manusia, maka Allah itu tidak adil

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


c) Al-Wa'du wal Wa'id: Allah pasti melaksanakan janji dan
ancamanNya. Maka Allah wajib memberikan pahala kepada
manusia yang berbuat baik, dan wajib menyiksa orang yang
berbuat maksiat, serta wajib mengampuni orang-orang yang
bertaubat sebelum meninggal dunia.

d) Al-Manzilah bainal manzilatain: di akhirat kelak ada tempat di


antara surga dan neraka. Tempat ini diperuntukkan bagi pelaku
dosa besar yang belum sempat bertaubat sebelum mati dan anak-
anak orang beriman yang meninggal sebelum dewasa.

e) Al-Amru bil Ma'ruf wan Nahyu anil mungkar: menyuruh berbuat


baik dan mencegah perbuatan kemungkaran merupakan kewajiban
secara akal bagi setiap muslim.
Dalam sejarah Islam firqah Mu'tazilah pernah dijadikan sebagai madzhab
resmi yang dianut oleh Daulah Abbasiyah pada masa pemerintahan al-
Makmun dan al-Mu'tashim. Pada masa itu ajaran-ajaran Mu'tazilah
dipaksakan kepada seluruh umat Islam, yang diantaranya dilakukan dengan
cobaan dan ujian keimanan yang dikenal dengan peristiwa "Mihnah". Dalam
peristiwa in banyak ulama dan tokoh masyarakat yang disiksa dan
dipenjarakan oleh emerintah Abbasiyah, seperti Imam Ahmad bin Hambal
yang sempat disika dan dipenjarakan selama kurang lebih 28 bulan. Ulama
lainnya yaitu Imam Ahmad bin Nasr al Khura'i yang dibunuh dengan cara
dipenggal kepalanya.
Sementara itu, mayoritas umat Islam secara diam-diam menolak ajaran
Mu'tazilah, karena mereka menginginkan ajaran-ajaran yang sifatnya
sederhana dan sejalan dengan sunnah Rasulullah SAW dan sunnah para
sahabat ra Dalam situasi yang demikian muncullah seorang ulama yang
berpengaruh yakni Imam Abul Hasan al-Asy'ari (260-324 H/874-935 M) di
Baghdad dan Imam Abu Mansur al-Maturidi (w. 333 H/944 M) di Maturid

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Uzbekistan Keduanya dipandang sebagai panutan umat Islam dalam
perumusan dok trin-doktrin aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Sejak itu
pengaruh firqah Mu'tazilah berangsur-angsur melemah, karena mayoritas
umat Islam telah mendukung aliran Ahlussunnah wal Jamaah.
Saat ini kelompok mu'tazilah dalam bentuk formal sudah tidak ada.
Namun tidak sedikit masyarakat muslim yang dalam beragama masih
menggunakan pemikiran mu'tazilah. Misalnya, lebih mendahulukan akal
daripada wahyu nash, menganggap semua agama adalah benar, dll. Mereka
ini dikenal dengan kelompok rasionalis, liberalis atau neo mu'tazilah.
5. Wahabiyah
Pada abad ke-18 Masehi muncul gerakan pembaruan di dunia Islam
yang ditandai dengan berkembangnya corak pemahaman keagamaan
berdasarkan makna lahirnya nash (ayat al-Qur'an dan Hadis Nabi), dan
menolak segala bentuk ta'wil. Wahabiyah mengusung jargon "Pemerintah
ajaran Islam'. Mereka mengkritik kemunduran umat Islam yang disebabkan
oleh banyaknya praktik-praktik bid'ah, khurafat dan tahayul dalam beragama.
Gerakan ini muncul pertama kalinya di Saudi Arabia yang dipelopori
oleh Muhammad bin Abdul Wahab, sehingga gerakannya di sebut dengan
aliran "Wahabiyah"
Dilihat dari segi cara berfikirnya, aliran Wahabiyah mirip dengan
khawarij. dan merupakan kelanjutan dari aliran salaf yang bersumber dari
pemikiran Ibnu Taimiyah. Kelompok Wahabiyah sering menyebut dirinya
sendiri sebagai kelompok salafi.
Di antara ciri-ciri wahabiyah (salaf) adalah:
a) Mendahulukan nash (ayat al-Qur'an dan Hadis Nabi) dari pada akal
b) Dalam persoalan pokok-pokok agama maupun cabang-cabangnya
hanya bertolak dari penjelasan al-Qur'an dan as-Sunnah
c) Beriman kepada Allah tanpa perenungan lebih lanjut dan tidak pula
memiliki paham tasybih (anthropomorphisme)

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


d) Memahami ayat-ayat al-Qur'an sesuai dengan makna lahirnya, dan
tidak berupaya untuk menakwilkannya.
Sejak awal kelahirannya, aliran Wahabiyah telah menyatakan diri
sebagai gerakan yang berusaha membawa ummat kembali kepada Islam asli
sebagaimana yang diajarkan dan dipraktikkan oleh Nabi Muhammad, sahabat
dan tabi'in. Bahkan dengan tegas menyatakan bahwa pemahaman dan praktik
keagamaan yang terjadi sesudah masa tabi'in bukanlah Islam asli dan harus
ditinggalkan. Selain itu tidak dibenarkan mengikuti dan patuh kepada
pendapat ulama yang hidup sesudah masa tabi'in, karena mereka tidak
merupakan bagian dari sumber hukum Islam. Sikap ini ditunjukkan sebagai
bukti bahwa gerakannya merupakan upaya pemurnian Islam yang
diyakininya.

Aliran Wahabi memiliki delapan ajaran utama yang menjadi dasar


pahamnya, yaitu:
a) Penyembahan kepada selain Allah adalah musyrik, dan oleh sebab itu
wajib dibunuh
b) Orang yang meminta pertolongan kepada selain Allah, dengan men
gunjungi kuburan orang-orang saleh (syekh atau wali) bukan lagi pen
ganut faham tauhid. Ia termasuk orang-orang musyrik yang halal di
bunuh
c) Menyebut nama Nabi, Syekh, Wali atau Malaikat sebagai
perantara(wasilah) dalam do'a juga merupakan perbuatan syirik.
d) Meminta syafaat selain kepada Allah adalah syirik
e) Muslim yang bernadzar kepada selain Allah adalah juga syirik
f) Memperoleh ilmu pengetahuan selain dari al-Qur-an, al-Hadis dan kias
merupakan kekufuran
g) Tidak mempercayai qadla' dan qadar termasuk kekufuran h.
Menggunakan ta'wil dalam menafsirkan al-Qur'an adalah kafir
Di samping itu ada beberapa hal yang oleh aliran Wahabiyah dinyatakan
sebagai perbuatan bid'ah dan harus diperangi, yaitu;

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


a. Mengadakan pertemuan untuk berdzikir (majelis dzikir)
b. Berdo'a dengan tawasul
c. Membangun kubah di atas kuburan
d. Menziarahi kubur para ulama, auliya' dan lainnya dengan tujuan me minta
berkah atau mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah
e. Perempuan ikut serta mengiring jenazah
Dari prinsip-prinsip dan ajaran sebagaimana terurai di atas, jelaslah
bahwa aliran Wahabi dengan mudah mengkafirkan orang Islam di luar
kelompoknya. Mereka beranggapan bahwa hanya doktrin dan ajarannya yang
paling benar dan harus diikuti. Sementara golongan lain yang tidak sesuai
dengan prinsip dan ajarannya masuk dalam kelompok musyrik, kafir dan
pasti sesat dan menyesatkan.
Dalam mengembangkan pengaruhnya, aliran Wahabi tidak segan-segan
menggunakan jalan kekerasan dengan dalih menegakkan sunnah dan
melenyapkan bid'ah. Dengan demikian, dalam sejarah perkembangan nya,
diwarnai dengan serangakain aksi kekerasan baik kepada orang Islam
maupun non-Islam. Misalnya: Dengan dukungan dinasti Saud aliran Wahabi
menyerang Karbala pada tahun 1802 dengan tujuan utama menghancurkan
makan Husain bin Ali bin Abi Thalib, Beberapa tahun kemudian menyerang
kota suci Madinah dengan tujuan menghancurkan kubah hijau yang berada di
atas makam Nabi Muhammad. Pernah juga secara brutal merusak dan
menghancurkan kiswah yang menutupi Ka'bah.
Dengan sikapnya yang mudah mengafirkan dan menyesatkan terhadap
muslim yang tidak sejalan dengan pendiriannya, serta peristiwa-peristiwa
sejarah sebagaimana terurai di atas, jelaslah bahwa aliran Wahabi memiliki
andil yang besar bagi tumbuhnya gerakan radikal dalam Islam dan aksi-aksi
kekerasan dengan mengatas namakan Islam yang terjadi di beberapa Negara
Islam, termasuk di Indonesia.
Rangkuman

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Firqah-firqah besar dan ajarannya:
Firqoh
Ajaranya
a. Orang yang melakukan dosa besar disebut kafir.
b. Orang yang tidak bergabung dengan kelompoknya wajib diperangi
c. Orang yang baik harus masuk sanga sedangkan orang yang jahat harus
masuk neraka.
Khawarij
d. Al-Qur'an adalah mahluk
e. Manusia bebas menentukan perbuatannya
f. Amar ma'ruf nahi mun gkar wajib bgi setiap orang
g. orang yang tidak mengerjakan ibadah hukumnya kafir
Syi’ah
a. Yang berhak menjadi pengganti Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib,
b. Jabatan pengganti Nabi sebagai kepala Negara dan agama bergelar imam,
la sama dengan Nabi, dan bersifat ma'shum.
c. Imam masih mendapatkan wahyu dari Allah, sekalipun tidak melalui
Malaikat Jibril
d. Tidak menerima ijma' dan qiyas sebagai sumber hukum Islam
Qodariyah
a. Segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri, tanpa
campur tangan Tuhan.
b. Manusia berhak mendapatkan balasan atas kebaikan berhak atau kejahatan
yang diperbuatnya

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


c.. Takdir adalah ketentuan Allah yang diciptakanNya sejak azali, yaitu
sunnatullah

Rangkuman

Firqah-firqah besar dan ajarannya:

Firqah

Ajarannya

a. Manusia tidak memiliki kemampuan berkehendak, b. Surga dan


neraka tidak kekal

Iman adalah ma'rifat atau membenarkan dalam hati

Jabariyah

d. Kalam Allah adalah mahluk

e. E Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan mahluk, Allah


tidak dapat dilihat di akhirat

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


a. At-Tauhid; Allah itu Maha Esa dan tidak mempunyai sifat. b. Al-
Adl; Allah itu Maha Adil dan Allah memberikan kekuasaan kepada
manusia untuk menentukan baik dan buruk Al-Wa'du wal Waid: Allah
pasti melaksanakan janji dan

C.

Mu'tazilah

ancamanNya. d. Al-Manzilah bainal manzilatain: di akhirat tempat di


antara surga dan neraka. Untuk mu'min yang melakukan dosa besar dan
anak-anak

e. orang beriman yang meninggal sebelum dewasa. Al-Amru bil Ma'ruf


wan Nahyu anil mungkar: menyuruh berbuat baik dan mencegah
perbuatan kemungkaran merupakan kewajiban. secara akal bagi setiap
muslim.

a. Penyembahan kepada selain Allah adalah musyrik, b. Orang yang


berdoa dengan mengunjungi kuburan orang-orang saleh adalah
musyrik

C. Menyebut nama Nabi, Syekh, Wali atau Malaikat sebagai perantara


(wasilah) dalam do'a juga merupakan perbuatan syirik

Wahabiyah d. Meminta syafaat selain kepada Allah adalah syirik

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


e. Muslim yang bernadzar kepada selain Allah adalah juga syirik f.
Memperoleh ilmu pengetahuan selain dari al-Qur-an, al-Hadis dan

kias merupakan kekufuran

Tidak mempercayai qadla' dan qadar termasuk kekufuran


Menggunakan ta'wil dalam menafsirkan al-Qur'an adalah kafir
Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apa latar belakang kelahiran "Khawarij" dan "Syi'ah"?
2. Apa arti kalimat "qadariyah" dan "Jabariyah"?
3. Apa sebutan lain dari golongan Mu'tazilah?
4. Siapa Imam-imam yang menolak ajaran mu'tazilah?
5.Bagaimana pandangan aliran Wahabiyah tentang Bid'ah?

BAB VIII
Perbedaan Antara
Ahlussunnah Wal Jamaah Dengan Firqah-Firqah Lainnya
Menjelaskan perbedaan antara ajaran Awaja dengan firqah-firqah lainnya
Untuk mengetahui perbedaan antara ajaran Ahlussunnah wal Jamaah
dan doktrin-doktrin yang menonjol dan populer serta disepakati kalangan
ulama Sunni, yaitu:

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


No

Paham Ahlussunnah wal Jamaah

Allah mempunyai sifat seperti

mendengar (as-sam'u), mengetahui Allah, karena (al-ilmu). kuasa (al-


qudrah). Allah mendengar dengan sifat pendengaran, mengetahui
dengan sifatilmu, berkuasa dengan sifatkuasa, dan seterusnya. Jadi
disamping Allah sifat mempunyai dzat, juga mempunyai sifat. Dan
sifat Allah itu tidak sama dengan sifat mahlukNya.

Paham firqah lainnya

Mu'tazilah; Tidak mengakui sifat-sifat

yang diakuinya hanyalah dzat Allah. Allah mendengar, mengetahui,


berkuasa, berkehendak dan melihat dengan dzatNya. Najariyah: Allah
tidak mempunyai

Musyabbihah; Sifat-sifat Allah sama dengan sifat-sifat mahlukNya

Mu'tazilah; Al-Qur'an adalah mahluk

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


sama dengan mahluk-mahluk lain yang bersifat "baru" (hadits), bukan
bersifat "qadim"

Al-Qur'an adalah Kalam Allah (Firman Allah) dan bukan makhluk.


Karena bukan makhluk, maka al-Qur'an bersifat qadim. Al-Qur'an
yang dimaksud adalah Kalam Allah yang menyatu dengan dzatNya
(Kalam Nafsi) bukan dalam bentuk lafadz yang di tulis dalam mushaf
seperti yang kita baca setiap hari

Perbuatan

manusia

tidaklah

diciptakan oleh manusia itu sendiri, melainkan diciptakan oleh Allah


atas kekuasaan dan kehendakNya yang mutlak. Namun dalam
perbuatannya Qodariyah: itu manusia memiliki andil berupa al-kasab
(ikhtiyar atau usaha), dan dengan al-Kasab inilah manusia
memperoleh pahala atau dosa.

Khawarij: Al-Qur'an adalah Mahluk

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Jabariyah; Manisia tidak mempunyai andil (ikhtiyar dan usaha) dalam
perbuatannya, karena semuanya telah diciptakan oleh Allah

Perbuatan manusia diciptakan sendiri oleh manusia

Mu'tazilah; Perbuatan dikehendaki dan diciptakan mutlak oleh


manusia sendiri. Manusia

Orang mukmin yang melakukan Mu'tazilah: Orang mukmin yang dosa


besar tidak kekal dalam neraka. karena yang kekal di neraka hanyalah
orang-orang kafir dan orang-orang masuk Allah Maha Berkuasa dan
Khawarij: Berkehendak, sehingga menjadi hak lakNya untuk
mengampuni atau adaknya desa para hambaNya yang beriman

Allah berkuasa mutlak dan tidak ada sesuatu yang wajib bagiNua.
Allah bebes berbuat sekehendakNya. sehingga jika la memasukkan
semua manusia kedalam surga, bukanlah la bersat tidak adil.
Demikian juga jika la memasukkan semua manusia e dalam neraka
tidaklah la bersifat 3

Allahdapat dilihatdengan mata kepala cich ahli surga kelak di akhirat


atas keandal Nya dengan menciptakan mampuan penglihatan manusia
untuk melihatNya. Dengan demikian melibat Allah kelak di akhirat
terjadi dalam situasi yang sesuai dengan keadaan waktu itu, sehingga
tidak dapat diketahui dan dibayangkan bagimana caranya

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Bepergian untuk menziarahi makam Nabi dan para wali dengan
mengharapkan barakah, hukumnya boleh, karena tidak bertentangan
dengan ajaran Islam. Asalkan tidak meyakini bahwa makam-makam
tu yang memberi barakah, tetapi hanya Allah SWT yang memberikan
barakah

melakukan dosa besar adalah Tidak kafir dan tidak muj min, sehingga
ia tidak di neraka dan tidak di sorga. Orang Islam yang melakukan
dosa besar tidak lagi disebut muslim, sehingga dia harus dibunuh dan
kelak diakhirat harus masuk neraka

Mu'tzailah: Allah pasti Maha Adil dan tidak akan melanggar janjiNya.
Perbuatan Allah terikat dan dibatasi oleh janjiNya sendiri. Maka Allah
wajib memberi pahala kepada orang yang taat dan menyiksa orang
yang berbuat maksiat, kecuali jika dia sudah bertobat.

Mu'tazilah: Allah tidak dapat dilihat di akhirat, karena Dia bersifat


immateri dan tidak mengambil tempat. Musyabbihah; Allah dapat
dilihat di akhirat kelak dengan mata kepala dan dalam arah serta cara
tetentu

Salafi: Perjalan ziarah ke makam Nabi di Madinah dan makam para


wali adalah perjalanan ma'shiyat

Wahabi: Perjalanan dengan maksud ziarah ke makam para wali adalah


perjalanan maksiyat yang bertentangan dengan syariat Islam

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


9

Berdo'a dengan tawassul kepada para keasih (wali) Allah itu tidak
dilarang oleh agama, bahkan dianjurkan, sebagai pilihan dari cara-cara
berdo'a yang mu'tabar

Membangun kubah dikuburan,

khususnya pada makam para wali, ulama, dan meletakkan kain di batu
nisan tidak dilarang dalam agama.

Salafi: Berdo'a dengan tawassul adalah syirik

Wahabi: Menyebut nama Nabi. Syekh, Wali atau Malaikat sebagai


perantara (wasilah) dalam do'a adalah musyrik

Wahabi: Membangun kubah di atas kuburan dan meletakkan kain di


batu nisan hukumnya haram

Rangkuman

Pendapat Ahlussunnah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


jamaah

Allah mempunyai sifat yang tidak Allah tidah mempunyai sifat sama
dengan sifat makhluk.

wal Perbedaannya

Allah mempunyai sifat yang sama dengan sifat makhluk.

besifat baru

Al Qur'an adalah Kalam Allah, Al Qur'an adalah ciptaan Allah, dan


bukan Makhluk dan bersifat Qodim Perbuatan manusia diciptakan
Perbuatan

Allah, tetapi manusia mempunyai oleh usaha (kasb)

Orang mu'min yang melakukan dosa besar, tidak kekal di neraka.

Golongan

manusia sendiri, dan manusia tidak Jabariyah

mempunyai usaha

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Orang mu'min yang melakkukan dosa besar, tidak di sorga dan tidak
di neraka.

Orang mu'min yang melakukan dosa besar, boleh di bunuh dan kekal
di Khawarij

Mu'tazilah

neraka Allah berkuasa mutlak dan tidak ada Perbuatan Allah terikat
dan dibatasi Mu'tazilah

sesuatu yang wajib bagiNya. Allah dapat dilihat dengan mata di


akhirat.

Berziarah ke makam nabi dan para wali dengan harpan mendapat


meyakini yang memberi berkah

oleh janjiNya sendiri.

Allah tidak dapat dilihat dengan mata

di akhirat Berziarah ke makam nabi dan para

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Mu'tazilah

wali dengan harpan mendapat berkah, hukumnya boleh, asal berkah,


adalah perbuatan ma'siyat

para wali, adalah syirik

adalah Allah Berdoa dengan tawassul kepada Berdoa dengan tawassul


kepada Wahabi

para wali, dianjurkan

khususnya pada makam para wali, ulama, dan meletakkan kain di batu
nisan tidak dilarang dalam agama. nisan adalah haram

Tu

ugas

Pernahkah kamu berziarah ke makam leluhur atau para wali?

Ceritakan bagaimana caramu berziarah!

Wahabi

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Membangun kubah dikuburan, Membangun kubah dikuburan,
khususnya pada makam para wali. ulama, dan meletakkan kain di batu

Wahabi

Mu'tazilah

Musyabihah

Mu'tazilah Khawarij

manusia diciptakan sendiri Mu'tazilah Qadariyah

manusia

Perbuatan manusia diciptakan oleh

BAB IX
UKHUWAH NAHDLIYAH
Menjelaskan Pengertian Ukhuwah menurut Nahdlatul Ulama
A. Pengertian Ukhuwah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Secara bahasa ukhuwah berarti persaudaraan. Dalam
pengertian luas, ukhuwah memberikan cakupan arti suatu sikap yang
mencerminkan rasa persaudaraan, kerukunan, persatuan, dan
solidaritas yang dilakukan. oleh seseorang terhadap orang lain atau
suatu kelompok pada kelompok lain dalam interaksi sosial.
Ukhuwah Nahdliyah adalah konsep persaudaraan yang
dikembangkan menurut persepektif Nahdltul Ulama, yaitu sikap
persaudaraan, kerukunan. persatuan, dan solidaritas yang dilakukan
oleh seseorang dengan orang lain atau satu kelompok dengan
kelompok lain dalam interaksi social yang menjunjung tinggi nilai-
nilai agama, tradisi, sejarah bangsa, dan prinsip-prinsip Ahlussunnah
wal jamaah. Kesungguhan ukhuwah Nahdliyah akan semakin
meneguhkan dan kemingkatkan kualitas warga Nahdlatul Ulama serta
makin meningkatkan kontribusinya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Dalam kehidupan bermasyarakat sikap ukhuwah disebabkan


adanya persamaan, baik dalam masalah keyakinan/agama, wawasan,
pengalaman, kepentingan, tempat tinggal dan sebagainya. Masyarakat
yang mempunyai keyakinan yang sama, diantara mereka akan timbul
rasa persaudaraan. Mereka juga akan merasa bersaudara karena
wawasan dan pengalamannya sama. Begitu juga masyarakat yang
berada dalam tempat tinggal yang sama, mereka akan merasa
bersaudara.
Hal lain yang dapat menimbulkan rasa persaudaraan adalah kebutuhan
yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melalui kerja sama.
Karena keharusan mereka untuk bekerja sama tersebut, maka
timbullah rasa persaudaraan diantara mereka
B. Macam-macam Ukhuwah Nahdliyah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Nahdlatul Ulama berusaha menumbuhkan dan mengembangka
persaudaraan warga dalam hidup bermasyarakat. Persaudaraan yang
dikema dengan istilah Ukhuwah Nahdliyah ini dapat dijabarkan dalam
tiga macam hubungan.
Persaudaraan sesama umat Islam artinya persaudaraan yang
tumbuh dan berkembang karena kesamaan aqidah atau agama.
Seluruh umat Islam dimanapun berada di seluruh dunia adalah
saudara. Persaudaraan ini tidak dibatasi oleh wilayah, kebangsaan atau
ras. Akan tetapi identitas keimananlah yang dapat mengikat
persaudaraan.

Tata hubungan dalam ukhuwah islamiyah, ini menyangkut dan


meliputi seluruh aspek kehidupan bermasyarakat. Seperti aspek
ibadah atau amalan-amalan yang berhubungan dengan mengabdikan
diri kepada Allah, aspek muamalah atau hubungan antar manusia
dalam masalah perekonomian, perpolitikan, kemasyarakatan dan
sebagainya, aspek munakahah atau hubungan perkawinan dan
kekeluargaan, serta aspek Mu'asyarah atau hubungan tata hidup
sehari-hari.

Sesama umat dalam kehidupan sehari-hari untuk seluruh aspek


kehidupan ini harus terjalin pertalian ukhuwah. Sehingga pada
akhirnya akan tercipta dan akan tumbuh persaudaraan yang hakiki.
Tidak hanya bereaksi bila masalah-masalah keagamaan mulai
tersentuh, tetapi harus ditumbuhkan secara terus-menerus.
2. Ukhuwah Wathaniyah
Persaudaraan sesama bangsa artinya persaudaraan yang tumbuh
dan berkembang atas dasar kesadaran berbangsa dan bernegara.
Seluruh bangsa Indonesia dengan tidak dibatasi perbedaan suku, ras
atau agama adalah saudara sebangsa dan setanah air.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Tata hubungan ukhuwah wathaniyah ini menyangkut dan
meliputi hal-hal yang bersifat mu'amalah. Artinya persaudaraan yang
ditumbuhkan dan dikembangkan dalam ukhuwah wathaniyah ini
hanya menyangkut masalah masalah kemasyarakatan, kenegaraan dan
masalah perekonomian tidak menyangkut masalah ibadah dan
munakahah.

Ukhuwah wathaniyah harus terjalin, dimana masyarakat sebagai


sesama warga negara memiliki kesamaan derajat dan tanggung jawab
untuk mengupayakan kesejahteraan dalam kehidupan bersama. Tidak
seperti biasanya akan tersentuh bila identitas kebangsaan tersentuh
3.Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah
Peraudaraan sesama manusia, artinya persaudaraan yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kemanusiaan yang bersifat universal. Seluruh manusia
didunia ini tanpa batasan apapun adalah saudara.
Tata hubungan dalam ukhuwah Insaniyah ini menyangkut dan meliputi hal-
hal yang berkaitan kesamaan martabat kemanusiaan untuk mencapai
kehidupan yang sejahtera, adil dan damai. Dalam kebiasaan ukhuwah
insaniyah ini lebih banyak bersifat solidaritas kemanusiaan, yang akan
tersentuh bila martabat kemanusiaan seseorang tersentuh.
Rangkuman
1.adanya Ukhuwah timbul karena kebutuhan yang hanya bisa dicapai melalui
kerjasama
2. Ukhuwah Nahdliyah adalah konsep persaudaraan yang dikembangkan oleh
Nahdliah Ulama.
3. Ukhuwah Nahdliyah meliputi:
a. Islamiyah, persaudaraan karena kesamaan agama.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


b. Ukhuwah Wathaniyah, persaudaraan karena kesamaan Ukhuwah
bangsa rasa kemanusiaan.
c.Ukhuwah insaniyah /basyariyah,persaudaraan karena kesamaan rasa
kemanusiaan
Tugas

Ceritakan pengalamanmu yang berhubungan dengan salah satu bentuk


ukhuwah di atas!

BAB X
Penerapan Ukhuwah Nadliyah
Memedomani dan menerapkan konsep ukhuwah menurut Ndhdlatul Ulama
A.Sikap yang Mempengaruhi Ukhuwah
Sikap dasar yang mempengaruhi keberlangsungan ukhuwah dalam
kehidupan bermasyarkat antara lain:
1.Atta'aruf (saling mengenal )
Tinggi rendahnya rasa persaudaraan diantara masyarakat bisa tergantung
pada bagaimana mereka saling mengenal. Semakin dalam, seseorang
mengenal orang lain, maka semakin tinggi pula persaudaraan mereka.
2.Attasamuh (saling menghargai / tenggang rasa)
Masyarakat yang mempunyai tenggang rasa dan saling menghargai antara
satu dengan lainnya, persaudaraan diantara mereka akan kuat. Semakin tinggi
tenggang rasa mereka, semakin kuat persaudaraan mereka, sebaliknya bila
tenggang rasa mereka rendah, maka persaudaraan mereka akan lemah.
3.Atta'awun (saling menolong)

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Persaudaraan akan terwujud bila didasari sikap saling menolong. Masyarakat
harus bisa mewujudkannya bila ingin persaudaraan mereka menjadi kuat.
Akan tetapi bila sikap tolong-menolong mereka sangat rendah, maka
persaudaraan akan semakin lemah.
4.Attarahum (saling menyayangi)
Persaudaraan di tengah-tengah masyarakat juga sangat dipengaruhi. adanya
sikap saling menyayangi. Dengan adanya kasih sayang diantara warga
masyarakat, maka persaudaraan dapat tumbuh dengan baik. Bagaimana
persaudaraan dapat diwujudkan bila diantara mereka tidak ada rasa kasih
sayang.
5 Attadlamun (saling mendukung)
Sikap saling mendukung sangat mempengaruhi wujud persaudaraan
ditengah-tengah masyarakat. Kuat lemahnya persaudaraan diantara mereka
sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya sikap mereka untuk saling
mendukung.
Tinggi rendah dan kuat lemahnya kelima sikap dasar ini akan sangat
mempengaruhi ukhuwah diantara warga masyarakat. Oleh sebab itu agar
ukhuwah dapat diwujudkan, maka kelima sikap dasar ini harus dibangun.
Masyarakat harus saling mengenal bukan hanya mengenal nama, tetapi juga
tabiat dan sifat mereka. Kemudian ditumbuhkan sikap saling tenggang rasa
menghadapi perbedaan sifat dan tabiat mereka. Saling memberikan
pertolongan kepada mereka yang membutuhkan, meskipun tidak diminta.
Mereka saling menyayangi, tidak membuka aib saudara yang lain. Dan saling
mendukung kegiatan mereka masing-masing.
B. Sikap yang Mengganggu Ukhuwah
Dalam kehidupan sehari-hari ukhuwah dapat terganggu kelestariannya,
apabila terjadi sikap-sikap muhlikat (perusak) yang bertentangan dengan
etika sosial yang baik. Oleh sebab itu, agar kelestarian ukhuwah di tengah-
tengah masyarakat tetap terwujud dan semakin kuat, maka sikap-sikap ini

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


hendaknya dibuang jauh-jauh dari tengah-tengah masyarakat. Sikap-sikap
tersebut antara lain:
1. Assakhriyah (menghina)
Persaudaraan ditengah masyarakat akan sangat terganggu dan akan
menjadi rusak, bila diantara anggota masyarakat timbul sikap saling
menghina, baik secara pribadi, maupun kelompok. Penghinaan adalah
sumber permusuhan, karena seseorang yang mendapat penghinaan akan
timbul sakit hati. Dan apabila rasa sakit hati ini memuncak, maka ia
akan melawan dan terjadilah permusuhan.
2. Allamz (mencela)
Sebagaimana sikap assakhriyah, sikap allamz (mencela ) juga dapat
merusak persaudaraan.Kalau sikap assakhriyah lebih dititik beratkan
pada memandang rendah seseorang atau kelompok. Sikap allamz lebih
dititik beratkan pada kesalahan atau kekurangan seseorang atau
kelompok. Sikap ini terjadi bila seseorang atau kelompok terlalu mem
basar-besarkan kesalahan atau kekurangan orang lain yang seharusnya
malah ditutup-tutupi. Dengan demikian seseorang atau kelompok itu
akan melawan, yang akhirnya timbul perselisihan. Dan rusaklah
persaudaraan.
3. Su'udzdzon (buruk sangka )
Sikap yang dimiliki seseorang, dimana ia selalu menganggap seseorang
atau kelompok berprilaku buruk sangat berbahaya bagi terwujudnya
persaudaraan. Seseorang yang bersikap demikian ini tidak akan percaya
dengan orang lain, meskipun orang lain tersebut berbuat baik bahkan
memberi pertolongan kepadanya, tetapi ia akan tetap tidak akan
percaya, bahkan menganggap mempunyai maksud tertentu. Dengan
demikian persaudaraan tidak akan terwujud, karena pada hakekatnya
persaudaran membutuhkan saling kepercayaan.
4. Alghibah (Suka mencemarkan nama baik)
Suka mencemarkan nama baik dan membicarakan kejelekan orang lain
akan merusak persaudaraan. Seseorang yang kesana kemari
menjelekkan orang lain atau kelompok lain, akan jauh dan dijauhi orang
lain atau kelompok itu, karena akan menimbulkan permusuhan, dan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


bahkan akan menjadikan fitnah. Dan akhirnya ukhuwah tidak mungkin
akan terwujud.
5. Attajassus ( curiga)
Sikap curiga yang berlebihan akan menganggu terwujudnya
persaudaraan. Kecurigaan kepada seseorang atau kelompok sebenarnya
bisa dibenarkan, kalau seseorang atau kelompok itu terdapat tanda-
tanda ketidakbaikan. Akan tetapi kecurigaan yang keterlaluan dan tanpa
alasan, akan menimbulkan permusuhan. Hal ini bisa mengakibatkan
persaudaraan akan terganggu, bahkan tidak akan terwujud.
6. Attkabbur (sombong)
Sikap sombong dan congkak akan sangat berbahaya bagi terwujudnya
persaudaraan di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang congkak
atau sombong akan merasa dirinya melebihi orang lain. la ingin selalu
dihormati dan ingin menang sendiri. Orang yang demikian ini akan
dijauhi oleh orang lain. Sehingga persaudaraanpun tidak akan terwujud.
C. Penerapan Ukhuwah Nahdliyah
Nahdlatul Ulama meletakkan ukhuwah sebagai wawasan yang harus
difahami dan diamalkan oleh setiap warganya. Dalam penerapannya
wawasan ukhuwah yang meliputi ukhuwah islamiyah, wathaniyah, dan
insaniyah/basyariyah harus dipandang sebagai pola tata hubungan yang
saling membutuhkan dan saling mendukung. Ketiganya harus diwujudkan
serentak dan tidak boleh dipertentangkan satu dengan lainnya. Artinya dalam
melaksanakan ukhuwah islamiyah tidak boleh mengabaikan ukhuwah
wathaniyah dan ukhuwan insaniyah atau sebaliknya. Karena sikap memper
tentangkan yang demikian itu akan merugikan kehidupan bermasyarakat bagi
umat Islam di Indonesia.
Di dalam pelaksanaan ukhuwah tidak harus ada keseragaman, akan
tetapi pelaksanaannya memerlukan pemahaman dan kesiapan seseorang atau
kelompok untuk bersatu dalam keanekaragaman. Oleh sebab itu dalam
penerapannya ketiga bentuk ukhuwah tersebut hendaknya dilakukan secara
proposional, seimbang dan menurut tuntunan syari'at Islam.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Proses pengembangan wawasan ukhuwah sering kali mengalami ham
batan-hambatan, Hambatan ini timbul dari beberapa masalah antara lain:
1. Adanya kebanggaan kelompok yang berlebihan, yang mudah
menumbuhkan sikap apriori dan fanatisme yang tidak terkontrol.
2. Sempitnya cakrawala berpikir, baik yang disebabkan oleh
keterbatasan tingkat pemahaman masalah keagamaan dan
kemasyarakatan maupun disebabkan oleh rasa ta'ashub golongan yang
berlebihan.
3. Lemahnya fungsi kepemimpinan umat dalam mengembangkan
budaya ukhuwah baik dalam memberikan teladan pada bawahan,
maupun dalam mengatasi gangguan kerukunan yang timbul, dalam
kehidupan umat maupun organisasi.
Rangkuman

1. Penerapan ukhuwah dapat dipengaruhi oleh sikap saling mengenal, saling


menghargai, saling menolong, saling menyayangi, dan saling mendukung.
2. Penerapan ukhuwah dapat terganggu oleh sikap menghina, mencela, buruk
sangka, suka mencemarkan nama baik, curiga dan sombong.
3. Penerapan ketiga macam ukhuwah harus diwujudkan secara serentak dan
tidak dietentangkan satu sama lain.

Tugas

Bagaimana seandainya kamu sebagai warga NU mengalami kasus-kasus


berikut?
1.Kamu berada di masjid Muhammadiyah, dan akan mengikuti sholat jumat
bersama mereka
. a. Kamu mengikuti shalat mereka, atau tidak?
b. mengapa?Beerikan alasannya.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


2.Kamu akan mengadakan tahlil untuk memperingati 40 hari wafatnya
ayahmu.
a. Kamu undang yang NU saja, atau semuanya?
b. Mengapa? Berikan alasan.
3.Tetanggamu yang tidak beragama Islam meninggal dunia.
a. Kamu ikut berta'ziyah (melayat) atau tidak?
b. Mengapa? Berikan alasan.
4.Di kota lain terjadi bencana banjir, di sana ada warga NU, orang islam
yang bukan warga NU, dan yang beragama lain.
a. Yang mana yang mana yang harus kamu bantu, atau tidak sama sekali?
b. Mengapa? Berikan alasan.
5. Kamu menjadi seorang dokter, ada seseorang yang tidak kamu kenal
minta berobat kepadamu.
a. Akankah kamu obati? Atau kamu tolak?
b.Mengapa? Berikan alasan.

UJI KOMPETENSI
Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat!
1. Fador pertama dan utama munculnya berbagai golongan, kelompok,
dan aliran dalam Islam adalah persoalan politik yang menyangkut….
a perang saudara yang dikenal dengan Perang Jamal
b. perang saudara yang dikenal dengan Perang Shiffin
c. pembunuhan terhadap Khalifah Usman bin Affan
d. perbedaan pendapat tentang pengganti Rasulullah
2. Munculnya kelompok Khawarij disebabkan karena sebagian tentara
khalifah Ali tidak menyetujui ...

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


a. penerimaan beliau terhadap keputusan Tahkim
b. seruan beliau tetap menyerbu tentara Mu'awiyah
c. seruan beliau menumpas perlawanan Siti Aisyah
d. Abu Musa Al Asy'ari terlibat dalam Majelis Tahkim
3. Khawarij dan Syi'ah sama-sama dikenal sebagai faham yang ekstrim,
artinya secara berlebihan....
a. Khawarij mengkultuskan Khalifah Ali sedangkan Syi'ah membenci
beliau
b. Khawarij membenci Khulafaur Rasyidin sedangkan Syi'ah
mendukung mereka c. Khawarij membenci Khalifah Ali sedangkan
Syi'ah memuja beliau
d. Sylah membenci Khulafaur Rasyidin sedangkan Khawarij
mendukung mereka
4. Tidak termasuk permasalahan yang dipertentangkan di antara kaum
Murji-ah, kaum Wadiyah, kaum Karamiyah, kaum Mu'tazilah, dan
kaum Asy'ariyah yaitu ....
a. janji dan ancaman, batasan mukmin dan kafir
b. batasan mukmin dan kafir, sifat-sifat Tuhan
c. sifat-sifat Tuhan, Qadla dan Qadar
d. Qadla dan Qadar, keadilan Tuhan
5. Tidak termasuk permasalahan yang diperselisihkan di antara kaum
Khawarij, kaum Syi'ah. kaum Karamiyah, kaum Mu'tazilah, dan kaum
Asy'ariyah yaitu .....
a. janji dan ancaman, sifat Tuhan dan peng-Esa-annya
b. sifat Tuhan dan peng-Esa-annya, baik dan buruk
c. keadilan Tuhan, ketentuan baik dan buruk
d. baik dan buruk, kenabian dan kepemimpinan umat
6. Meskipun terjadi pertentangan pendapat di antara sejumlah firqah
dalam Islam, namun seluruh umat Islam tetap sepakat dalam masalah-
masalah pokok, di antaranya disebutkan di bawah ini, kecuali....
a. haram makan daging babi
b. Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir
c. lima rukun Islam

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


d. mendirikan negara Islam
7. Pernyataan yang salah tentang Khawarij yaitu ....
a. kontra Khalifah Ali pasca peristiwa Tahkim
b. berubah menjadi pendukung Mu'awiyah
c. terbentuk dan berpusat di daerah Haruriyah
d. mengangkat Abdullah Ar Rasabi sebagai imam
8. Pada masa sekarang, firqah Khawarij sudah tidak tampak wujudnya,
tetapi ada sebagian orang Islam yang pola pikimya seperti Khawarij.
Berikut ini yang tidak termasuk ciri-ciri pola p Khawarij yaitu ....
a. suka mengafirkan orang lain yang tidak sepaham
b. mendukung pemerintahan yang sedang berkuasa
c. fanatik dengan pendapatnya sendiri
d. suka menggunakan kekerasan
9. Ajaran Syi'ah dibangun berdasarkan keyakinan bahwa Rasululah SAW
telah berwasiat agar Ali bin Abi Thalib menjadi pengganti beliau
sepeninggal beliau nanti, sehingg masalah kepemimpinan umat
sepeninggal Rasulullah menurut faham Syi'ah....
a. harus dimusyawarahkan
b. masih bisa diperebutkan
c. tidak dapat dimusyawarahkan
d. bukanlah masalah pokok
10. Dalam perkembangannya, firqah Syi'ah terpecah menjadi beberapa
sekte. Pernyataan yang salah tentang pecahan firqah Syi'ah yaitu
Syi'ah....
a. Zaidiyah, pengikutnya banyak terdapat di Yaman
b. Imamiyah, pengikutnya banyak terdapat di Iran
c. Ismailiyah, pengikutnya antara lain di Syria
d. Ashfariyah, pengikutnya antara lain di India
11. "Manusia tidak memiliki daya dan kemampuan berkehendak, karena
semuanya telah ditentukan oleh Allah SWT, begitulah di antara ajaran
pokok....
a. Jabariyah
b. Qadariyah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


c. Mu'tazilah
d. Asy'ariyah
12. Tidak ada campur tangan Tuhan terhadap perbuatan manusia",
begitulah antara lain faham keagamaan yang dipelopori oleh ....
a. Ma'bad Ad Damasyqi dan Ghilan Al Juhani
b. Husain An Najjar dan Ja'ad bin Dinar
c. Ma'bad Al Juhani dan Ghilan Ad Damasyqi
d. Husain bin Dinar dan Ja'ad An Najjar
13. Oleh karena mengingkari adanya sifat-sfat bagi Allah, maka firqah
Mu'tazilah dinamakan juga dengan…..
a. Ahlul 'Adli
b. Ahlut Tauhid wal 'Adli
c. Mu'atthilah
d. Wa'idiyah
14. Mihnah artinya ujian keimanan untuk memaksakan faham Mu'tazilah
kepada rakyat diberlakukan pada masa pemerintahan.....
a. Al Hadi dan Al Amin:
b. Al Amin dan Al Makmun
c. Al Makmun dan Al Mu'tashim
d. Al Mu'tashim dan Al Mutawakkil
15. "Suka mengalirkan orang Islam yang tidak sepaham, begitulah salah
satu ciri khas dari sebuah faham baru dalam Islam yang mirip dengan
faham Khawarij yaitu faham...
a. kaum Salaf
b. Wahabiyah
c. Wa'idiyah
d. Muhakkimah
16. Termasuk perbuatan bid'ah adalah keikut sertaan orang perempuan
dalam mengiring jenazah ke makam dan wajib diperangi", begitulah
antara lain yang diajarkan dalam faham
a. Haruriyah
b. Khawarij
c. Muhakkimah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


d. Wahabiyah
17. Oleh karena mengakui adanya sifat-sifat bagi Allah, maka ASWAJA
berlawanan dengan faham....
a. Salafi
b. Mu'tazilah
c. Wahabi
d. Musyabbihah
18. "Perbuatan manusia tidaklah diciptakan oleh manusia itu sendiri
melainkan diciptakan oleh Allah, namun dalam perbuatannya itu
manusia punya andil berupa ikhtiar begitulah yang diajarkan dalam
faham ASWAJA. Dalam hal ini, faham lain yang tidak berlawanan
dengan ASWAJA adalah......
a. Asy'ariyah
b. Mu'tazilah
c. Qadariyah
d. Jabariyah
19. "Orang mukmin yang berbuat dosa besar tidaklah kekal di neraka,
karena yang kekal di neraka adalah orang kafir dan orang musyrik",
begitulah yang diajarkan dalam faham ASWAJA. Dalam hal ini,
ASWAJA berlawanan dengan faham....
a. Mu'tazilah dan Khawarij
b. Khawarij dan Salafi
c. Salafi dan Maturidiyah
d. Maturidiyah dan Asy'ariyah
20. "Kelak di sorga, orang-orang mukmin akan melihat Dzat Allah dengan
mata kepala mereka", begitulah yang diajarkan dalam faham ASWAJA.
Dalam hal ini, ASWA JA berlawanan dengan faham ……..
a.Maturidiyah
b.Asy’ariyah
c.Salafiyah
d.Mu’tazilah
21. "Berziarah ke makam Rasulullah maupun makam para wali dengan
mengharapkan berkah hukumnya boleh, asalkan tidak meyakini bahwa

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


makam-makam itulah yang memberi berkah, karena hanyalah Allah
yang memberi berkah", begitulah ajaran ASWAJA yang berlawanan
dengan ajaran....
a. kaum Salaf
b. Wahabi
c. Asy'ariyah
d. Maturidiyah
22. "Dalam agama tidak dilarang membangun kubah di kuburan, terutama
makam para wali, dan tidak pula dilarang memberi kain pada batu
nisan", begitulah ajaran ASWAJA yang berlawanan dengan faham....
a. Asy'ariyah
b. Maturidiyah
c. kaum Salaf
d. Wahabiyah
23. Jika pengertian sunnah dipahami sebagai perkataan, perbuatan,
ketetapan, tabiat, bud pekerti, maupun perjalanan hidup Rasulullah
SAW, maka .....
a. diri beliau dipandang sebagai Uswah Hasanah
b. sunnah beliau menjadi sumber hukum Islam ke-2
c. ajaran beliau wajib diikuti dan diamalkan
d. sunnah termasuk hukum Islam yang lima

24. ‫عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدي‬

Kutipan Hadits tersebut merekomendasikan ... sebagai salah satu


sumber hukum Islam……..
a. Al Qur'an
b. Al Ijma'
c. Al Qiyas
d. Sunnah Khulafaur Rasyidin
25. "25. "‫فعل ما لم يعهد في عصر رسول ہللا ﷺ‬
Teks di atas merupakan definisi ....
a. Sunnah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


b. Hadits
c. Bid'ah
d. Mihnah
26. Apabila tidak sesuai dengan kaidah-kaidah umum yang telah dibangun
oleh para Imam Madzhab dan Ulama Salafus Shalihin, maka demikian
itulah yang bisa disebut....
a. Bid'ah
b. Fitnah
c. Mihnah
d. Syir'ah
27. Tidak termasuk perbuatan bid'ah wajibah yaitu mempelajari ilmu....
a. Nahwu
b. Sharf
c. Hisab
d. Tajwid
28. “ “
Dengan kata lain: "Inilah Bid'ah Hasanah", Demikianlah yang
ditegaskan oleh Khalifah Umar bin Khatthab ketika menggagas....
a. pembuatan kalender Islam yang sebelumnya memang tidak pernah
ada
b. pelaksanaan shalat Tarawih 20 rakaat dengan berjamaah di masjid
c. pembentukan Lembaga Baitul Mal dalam struktur pemerintahan
kekhalifahan
d. penghapusan jatah zakat bagi orang-orang yang baru masuk Islam,
malah dipungut pajak
29. Tergolong Bid'ah Sayyi-ah yaitu .....
a.Bid’ah Mubahah dan Bid'ah Wajibah
b. Bid'ah Wajibah dan Bid'ah Mandubah
c. Bid'ah Mandubah dan Bid'ah Muharramah
d. Bid'ah Muharramah dan Bid'ah Makruhah
30. Tidak termasuk Bid'ah Mandubah yaitu…
a.berjamaah shalat Tarawih setiap malam Ramadlan
b. shalat sunnah Rawatib

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


c. mendirikan madrasah
d. melembagakan TPQ
31. Jabariyah, Qadariyah, Murji-ah, Musyabbihah, dan Mujassimah,
semuanya merupakan faham yang bisa dikategorikan dalam Bid'ah…..
a. Muharramah
b. Makruhah
c. Hasanah
d. Mandubah
32. Tidak termasuk dalam pengertian Ukhuwah:…….
a. persaudaraan
b. kerukunan
c. persatuan
d. persamaan
33. Menurut persepsi NU, tidak termasuk yang harus dijunjung tinggi
dalam interaksi sosial yaitu……
a. nilai-nilai agama
b. kepentingan pribadi
c. tradisi dan budaya
d. prinsip-prinsip ASWAJA
34. Tidak termasuk faktor penguat Ukhuwah dalam kehidupan
bermasyarakat yaitu adanya kesamaan dalam....
a. keyakinan
b. wawasan
c. kepentingan
d. batas usia
35. Kerja bakti untuk merenovasi gapura dalam rangka merayakan HUT
Kemerdekaan RI, demikianlah satu contoh tentang perwujudan
Ukhuwah....
a. Islamiyah
b. Wathaniyah.
c. Insaniyah
d. Ittihadiyah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


36. Hal-hal yang menyangkut ibadah dan munakahah tidak dapat disangkut
pautkan dalam perwujudan Ukhuwah……
a. Itiqadiyah
b. Imaniyah
c. Islamiyah
d. Wathaniyah
37. Salah satu faktor yang mempengaruhi terwujudnya Ukhuwah adalah At
Tadlamun,artinya saling……
a. tenggang rasa
b. mendukung
c. menolong
d. menyayangi
38. Salah satu faktor perusak suasana Ukhuwah dalam kehidupan
bermasyarakat adalah Al Lamz artinya suka....
a. menghina
b. menggunjing
c. mencela
d. menuduh
39. Menerapkan tiga macam ukhuwah: Islamiyah, Wathaniyah, dan
Insaniyah, menurut pandangan NU.....
a. Ukhuwah Islamiyah-lah yang harus didahulukan
b. Ukhuwah Insaniyah-lah yang harus didahulukan
c. bisa dipilih salah satu menurut situasi dan kondisi
d. merupakan tata hubungan yang saling mendukung
40. Menurut Imam Nawawi, "pendapat sebagian ulama ahli ilmu Kalam
yang mengatakan bahwa orang yang telah meninggal tidak dapat
memperoleh tambahan pahala (dari orang yang masih hidup)
merupakan pendapat yang bathil". Dasar hukum berikut ini yang tidak
membatalkan pendapat tersebut yaitu .....
a. Al Qur'an.
b. Ar Ra'yu
c. As Sunnah
d. Al ljma'

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


41. Semua amalan orang hidup bisa bermanfaat bagi orang yang telah
meninggal, kecuali hanya satu jenis amalan yang masih diperselisihkan
oleh para ulama tentang sampai tidaknya pahalanya kepada orang mati
itu, yaitu ......
a. doa
b. istighfar
c. puasa
d. bacaan Al Qur'an
42. 42. ‫اللهم اجعل وأوصل ثواب ما قرأناه ألهل القبور‬
Doa di atas mengandung permohonan kepada Allah agar ...
disampaikan pahalanya kepada si mayit yang dituju…...
a. bacaan tertentu yang telah selesai diamalkan
b. sedekah yang disajikan kepada jamaah Tahlil
c. puasa beberapa hari yang telah dilakukan
d. haji dan umrah yang telah selesai dilakukan
43. Merupakan tradisi warga NU, apabila salah satu keluargannya
meninggal, maka dan malam harinya sampai malam ketujuh diadakan
bacaan ayat-ayat Al Qur'an, tahlilan, dan doa yang……..
a. dibaca oleh orang tertentu di antara para hadirin
b. dibaca secara bergantian di antara para hadirin
c. tujuannya demi menghibur keluarga yang kesusahan
d. pahalanya dihadiahkan kepada yang meninggal
44. Tawassul bukanlah perbuatan syirik, karena hanya…..
a. mengajukan permohonan kepada arwah para kekasih-Nya
b. meminta berkah dari orang-orang yang dicintai oleh Allah
c. menjadikan orang tertentu sebagai wakil Allah
d. menjadikan orang tertentu yang dicintai oleh Allah sebagai sebab
dalam berdoa
45. Berhubung oleh Sayidina Umar dijadikan tawassul dalam doanya, maka
salah seorang Sahabat Nabi berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya
malapetaka itu tidak akan turun kecuali karena dosa, dan tidak akan
sirna melainkan dengan taubat. Kini kaum muslimin bertawassul
kepadaku untuk memohon kepada-MU karena kedudukanku di sisi

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Nabi-Mu". Begitulah salah satu contoh tentang restu seorang Sahabat
Nabi terhadap amalan Tawassul yang justru ditujukan kepada dirinya.
Sahabat Nabi yang dimaksud ialah....
a. Abbas bin Abdul Muttalib
b. Abdullah bin Abbas
c. Abu Bakar bin Abi Quhafah
d. Abul 'Abbas bin Muhammad
JAWABLAH DENGAN SINGKAT DAN TEPAT !

 Sebutkan dua tokoh perumus konsep Aqidah Ahlus Sunnah wal


Jamaah!
 Faham ASWAJA dan faham Musyabbihah sama-sama mengakui
adanya sifat-sifat bagi Allah, namun masih ada perbedaan yang
menonjol di antara kedua faham tersebut.
Sebutkan perbedaanya!
 “ “
Bid'ah yang bagaimanakah yang dikecam dalam Hadits tersebut di atas?
 Jelaskan ! Sebutkan perbedaan motivasi antara ketiga jenis Ukhuwah:
Islamiyah, Wathaniyah, dan Insaniyah !
 ‫والذين جاءوا من بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا وإلخواننا الذين سبقونا باإليمان‬
Sebutkan 2 jenis amalan dari orang hidup yang menurut kutipan ayat
tersebut di atas bisa bermanfaat bagi orang yang telah meninggal!

BAB XI
Shalawat Kepada
NABI MUHAMMAD SAW

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Menjelaskan pengertian, faidah, media dan jenis-jenis bacaan sholawat
kepa da Nabi Muhammad SAW. Serta bagaimana mengamalkan bacaan
tersebut.
A.Pengertian dan fadlilah shalawat atas Nabi Muhammad SAW
Secara bahasa kata shalawat berarti: (1). menyebut-nyebut yang baik,
(2). ucapan-ucapan yang mengandung kebajikan, dan (3) doa atau
permohonan atas curahan rahmat. Dari pengertian kebahasaan ini, membaca
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dapat dimaknai sebagai: (1).
Mengagungkan Nabi Muhammad SAW yang merupakan mahluk Allak
termulia dan paling banyak berjasa kepada umat manusia dalam mengenalkan
Allah dan jalan lurus menuju kebahagiaan, (2). Menghindarkan dari Nabi
Muhammad SAW segala aib dan kekurangan serta menyebut keistimewaan
dan jasa-jasa beliau, dan (3). Memohon kepada Allah agar senantiasa
mencurahkan rahmat dan aneka anugerahNya, serta berkenan mengangkat
derajat Nabi Muhammad SAW dengan lebih tinggi lagi.
Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW merupakan ibadah
yang sangat terpuji. Dalam al-Qur'an surat al-Ahzab ayat 56 Allah SWT
berfirman:
ً ‫إن هللا ومالئكته يصلون على التي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما‬
ّ

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya


bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuknya dan bersalamlah yang sempurna
Jelas sekali ayat ini menyuruh orang-orang beriman untuk membaca
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, setelah sebelumnya menyatakan
bahwa Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk beliau. Yang dimaksud
dengan Allah terus menerus bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW
adalah Allah terus menerus melimpahkan rahmat dan anugerahNya kepada
beliu. Sedangkan yang dimaksud dengan para malaikat Allah senantiasa
bershalawat Nabi Muhammad adalah mereka senantiasa memohon kepada
Allah kiranya dipertinggi lagi derajat dan dicurahkan maghfirah atas beliau

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


SAW. Dengan demikian ayat ini menggambarkan bahwa penghuni langit dari
para malaikat mengagungkan Nabi Muhammad SAW, maka hendaknya
kaum muslimin yang merupakan penghuni bumi juga mengagungkan beliau.
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca shalawat untuk
Nabi Muhammad SAW. Ada yang berpendapat wajib setiap disebut nama
beliau, dan ada yang berpendapat hukumnya sunnah. Imam Syafi'i
berpendapat bahwa membaca shalawat itu hukumnya wajib setiap melakukan
shalat, yakni pada saat bertasayahud. Dengan demikian tidak sah shalat jika
tidak mengucapkan shalawat. Terlepas dari perbedaan hukum tersebut, para
ulama sepakat bahwa semakin banyak membaca shalawat untuk Nabi
Muhammad SAW semakin baik.. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda
yang artinya: "Siapa yang bershalawat kepadaku satu shalawat, malaikat teus
menerus bershalawat kepadanya selama malaikat itu bershalawat kepadaku.
Maka silahkan memilih "persedikit atau perbanyaklah" (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah dari sahabat 'Amir bin Rabi'ah).
Selain membaca shalawat kepada Nabi, dalam tradisi NU juga dikenal
membaca kepada keluarga dan para sahabat beliau. Membaca shalawat
kepada keluarga dan shabat Nabi Muhammad SAW itu biasanya
disambungkan dengan membaca shalawat kepada Nabi, seperti ucapan:
‫اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وأصحابه أجمعين‬
B. Media dan jenis-jenis bacaan shalawat
Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu
amalan yang disenagi warga NU dan bahkan menjadi kebiasaan mereka.
Banyak media yang menjadi sarana bagi warga NU untuk kegiatan membaca
shalawat atas Nabi. Di antaranya adalah kegiatan Berjanjen dan Diba'an.
Yang dimaksud dengan Berjanjen adalah kegiatan rutin membaca kitab
"maulid al-Barzanji" Sedangkan yang dimaksud dengan Diba'an adalah
kegiatan membaca kitab "maulid ad-Diba'i". Kedua kita ini isinya hampir
sama yaitu biografi, sejarah hidup dan bacaan shalawat atas nabi Muhammad
SAW.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Di tengah-tengah acara Berjanjen dan Diba'an biasanya ada ritual
berdiri (mahallul qiyam), yaitu ketika membaca shalawat "asyraqal badn
'alaina". Itulah sebabnya ritual ini di namakan "serakalan". Ada juga yang
menyebutnya "marhabanan" dari kata "marhaban" yang artinya "selama
datang". Maksudnya adalah beridiri untuk menghormati kehadiran Nabi
tengah-tengah majelis. Yang demikian itu menurut ulama NU merupakan
kebisaan baik (uruf yang hukumnya sunnah. Dalam kitab al-Kaukab al-
Anwar ala aqdil Jauhar dinyatakan bahwa;
‫ولهذا القيام بدعة ال أصل لها لكنها بدعة حسنة ألجل التعظيم ولذا قيل بنديها‬...
Artinya: "sikap berdiri tersebut memang bid'ah dan tidak berdasar, namun
termasuk bid'ah yang baik karena untuk mengagungkan (Nabi
SAW),karenanya disunnahkan"
Pada umumnya kedua acara ini dilaksanakan pada malam hari sesudah
shalat Isya', terutama pada malam Senin atau malam Jum'ah. Tetapi ada juga
yang melaksanakannya bersamaan dengan acara-acara tertentu seperti acara
tingkeban, kelahiran bayi, khitanan, pernikahan dan lain-lain.
Media lainnya adalah peringatan maulid nabi Muhammad SAW yang
biasanya diselenggarakan pada bulan Rabiul Awal. Kegiatan utama dalam
peringatan maulid Nabi adalah membaca shalawat, membaca ayat-ayat al-
Qur'an dan kisah-kisah teladan Nabi Muhammad sejak kelahiran sampai
perjalanan hidupnya dalam menyebarkan agama Islam. Menurut Imam
Jalaluddin al-Suyuthi perayaan maulid Nabi termasuk bid'ah hasanah dan
orang yang melakukannya mendapatkan pahala karena mengagungkan
derajat Nabi Muhammad SAW, mengungkapkan syukur, menampakkan suka
cita dan kegembiraan atas kelahiran beliau. Dasar yang menjadi dalil
dibolehkannya perayaan maulid Nabi adalah firman Allah dalam al-Qur'an
surat Yunus ayat 58:
‫ قل بفضل هللا وبرحمته فبذلك فليفرحوا‬.
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), sebab anugerah dan rahmat Allah,
maka bergembiralah ...

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim dari sahabat Abu Qatadah
al-Anshari, dituturkan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa
hari Senin, maka beliau menjawab: "Pada hari itulah aku dilahirkan dan
wahyu (pertama) diturunkan kepadaku".
Dari ayat dan hadis di atas diketahui bahwa sekalipun dengan tata cara
yang berbeda, tetapi terdapat persamaan antara perayaan maulid Nabi dengan
apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah yaitu bersyukur dan bergembira
atas kelahiran Rasulullah SAW sebagai anugerah yang besar dari Allah dan
rahmat bagi seluruh alam.
Di samping itu dikalangan warga NU dikenal beberapa macam bacaan
shalawat atas nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah; shalawat
Ibrahimiyah, shalawat Nariyah, shalawat Munjiyat, shalawat Fatih, shalawat
Badar, shalawat Thibbil Qulub, dan masih banyak lagi.
Rangkuman
1. Membaca shalawat kepada Nabi berarti mengagungkan Nabi Muhammad
SAW.
2. Membaca sholawat kepada Nabi adalah ibadah, karena ada perintah jelas
dalam Al Qur'an.
3. Membaca Sholawat kepada Nabi bisa dilaksanakan dengan berbagai cara
dan bacaan.
Tugas

Praktikkan kegiatan diba'an atau barzanjian bersama sama di kelas atau


sekolah!

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


BAB XII
SYAKHSIYAH NAHDLIYAH
Menjelaskan konsep Syakhsiyah Nahdliyah
A. Pengetian Syakhsiyah Nahdliyah
Nahdlatul Ulama dengan ciri khas organisasinya selalu berusaha
mengembangkan nilai-nilai pembentukan prilaku warganya. Pada bab
terdahulu telah diuraikan dasar-dasar pembentukan prilaku, yaitu, khittah
nahdliyah, dan mabadi khoiro ummah. Sebagai perwujudan dari konsep-
konsep di atas, maka diharapkan warga Nahdlatul Ulama mempunyai
kepribadian dan prilaku-prilaku khusus.
Prilaku Keagamaan
Dengan menyatakan diri sebagai penganut faham Ahlussunnah wal
Jamaah yang menggunakan sistem bermadzhab, maka prilaku keagamaan
bagi setiap warga Nahdlatul Ulama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.Bidang Aqidah
1 Keseimbangan (tawazun) antara penggunaan dalil naqli dan dalil aqli
serta berusaha sekuat tenaga menjaga kemurnian aqidah Islam dari
khurafat dan segala kepercayaan dari luar Islam. Misalnya dalam
memahami ayat (Yadullahi) secara harfiyah ayat tersebut men gandung
makna bahwa Allah mempunyai tangan. Sedangkan menurut dalil aqli
hal tersebut tidak mungkin (mustahil). Maka dalam hal ini war ga
Nahdlatul Ulama berpendapat bahwa kata "yadullah" (tangan Al lah)
tidak boleh diartikan secara harfiyah, tetapi harus ditakwil dengan arti
"kekuasaan".

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


2 Dalam memahami konsep taqdir, warga Nahdlatul Ulama mengambil
jalan tengah (tawassuth) dengan tetap percaya bahwa segala sesuatu
yang terjadi adalah atas ketentuan dan taqdir Allah. Akan tetapi
manusia tetap berkewajiban selalu berikhtiyar.
b. Bidang Syari'ah
1 Selalu berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan meng
gunakan metode pemahaman yang dapat dipertanggungjawabkan.
Artinya dalam menetapkan hukum syari'ah dan pengamalan ajaran
ajaran agama, warga Nahdlatul Ulama menjadikan Al-Qur'an dan As
Sunnah sebagai sumber utama. Namun menyadari bahwa untuk me
mahami kedua sumber utama tersebut secara langsung tidaklah mudah,
sehingga mereka menyandarkan diri pada hasil ijtihad dan bimbingan
para ulama mujtahid.

2 Apabila dalam masalah ajaran agama sudah ada dalil nash sharih (jelas)
dan qath'i (pasti), warga Nahdaltul Ulama menjalankan dengan sung
guh-sungguh dan tanpa ragu-ragu. Misalnya tentang kewajiban shalat
fardlu, puasa Ramadlan, larangan mencuri, larangan berzina dan
sebagainya.
3 Mentolerir perbedaan pendapat tentang masalah-masalah furu'iyah dan
mu'amalah ijtima'iyah selama masih tidak bertentangan dengan prinsip
agama. Misalnya bunga Bank, transaksi bursa, presiden wanita, pesta
perkawinan dan semacamnya.
c. Bidang Akhlaq/Tasawuf
1 Bagi warga Nahdlatul Ulama tasawuf adalah intisari pengalaman dan
penghayatan ajaran-ajaran agama Islam dalam rangka mencapai hakikat
kebenaran. Tasawuf merupakan aspek ajaran Islam yang tidak
terpisahkan dengan aspek aqidah dan syari'ah. Bahkan dalam berta
sawuf seseorang harus mendahulukan syari'ah, karena seseorang tidak
akan dapat mencapai hakikat kebenaran tanpa melalui syariat. Jadi

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


seorang sufi yang sebenarnya bukanlah orang yang hanya mementing
kan simbol-simbol kesufian, seperti wiridan dan mujahadah sebanyak
banyaknya. Tasawuf sebenarnya memberikan motivasi untuk selalu
dinamis dalam mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. Kehidupan
bertasawuf merupakan suatu perbuatan jiwa, sehingga jika seseorang
benar-benar berjalan pada rel tasawuf yang lurus, maka profesi dan
karir duniawiyanya tidak akan terhambat. Misalnya Umar bin Abdul
Aziz adalah seorang sufi, sekaligus seorang khalifah yang sukses. Imam
Junaid Al-Baghdadi adalah sorang sufi yang sejati yang sukses sebagai
pengusaha botol. Abu Hasan As-Syadzili juga seorang sufi kenamaan
sekaligus sebagai petani yang berhasil. Demikian juga Fahruddin Al
Althar adalah seorang sufi dan pedagang besar parfum.
2 Intl ajaran tasawuf adalah penyucian hati dan pembentukan sikap men
tal yang sebaik-baiknya dalam menghambakan diri kepada Allah SWT.
Dengan selalu sadar bahwa diri ini selalu berada dibawah pengawasan
Nya. Untuk itu salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui
thariqah yang benar (mu'tabarah) dibawah bimbingan dan petunjuk
seorang ulama (mursyid) yang dapat dipertanggungjawabkan.
Prilaku Sosial
Warga Nahdlatul Ulama yang telah melaksanakan prinsip-prinsip yang
terumuskan dalam Mabadi Khaira Ummah, dan juga faham-faham
keagamaan dan sikap kemasyarakatan yang terumuskan dalam Khitthah
Nahdlatul Ulama, diharapkan berprilaku akhlakul karimah.
Prilaku akhlakul karimah yang diharapkan, antara lain:
1 Menjunjung tinggi nilai-nilai maupun norma-norma ajaran Islam, arti
nya menghormati bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang benar dan
mulia, sehingga merupakan suatu keharusan untuk melaksanakan aja
ran-ajaran itu dengan rasa ikhlas, serta mempertahankan ajaran-ajaran
Islam, dan membelanya dari rongrongan, penghinaan,perusakan, pe
mutarbalikan, dan pemurtadan.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


2 Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi,
artinya kepentingan pribadi yang dapat merugikan kepentingan ber
sama tidak boleh didahulukan. Kepentingan yang lebih besar didahulu
kan, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan yang lebih kecil.
3 Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dalam berkhidmah dan berjuang,
artinya berlaku ikhlas karena Allah dalam melakukan segala perbua
tan, tanpa membuang keyakinan dan harapan bahwa segala perbua tan
baik, pasti akan mendapat balasan dari Allah SWT.
4 Menjunjung tinggi persaudaraan, persatuan serta kasih mengasihi, arti
nya selalu mengusahakan terwujudnya persaudaraan (ukhuwah), per
satuan (ittihad), dan saling mengasihi (tarahum) antara sesama warga
Nahdlatul Ulama, antara sesama kaum muslimin, antara sesama bangsa
Indonesia, dan antara sesama manusia.
5 Meluhurkan kemuliaan moral dan menjunjung tinggi kejujuran dalam
berpikir, bersikap dan bertindak. Artinya selalu berusaha menerapkan
akhlakul karimah pada diri sendiri, keluarga, masyarakat luas. Langkah
awalnya adalah kejujuran dalam berpikir, bersikap dan bertindak. Jujur
kepada diri sendiri, jujur kepada Allah, jujur kepada jamiyah, dan jujur
kepada masyarakat.
6 Menjunjung tinggi kesetiaan kepada agama, bangsa, dan negara arti
nya selalu setia kepada agama Islam, bangsa Indonesia dan Negara
Republik Indonesia, secara tawazun, tidak mempertentangkan antara
satu dengan yang lain. Membela kepentingan bangsa dan negara ada
lah juga sebagian dari ajaran agama.
7 Menjunjung tinggi nilai-nilai kerja dan prestasi sebagai bagian dari iba
dah kepada Allah SWT artinya berpendirian, bahwa amal, kerja, dan
kemampuan melakukan tugas berhasil dengan baik, merupakan ibadah
kepada Allah SWT di samping ibadah mahdlah (ibadah murni terbatas)
seperti: sholat, puasa, dan lain-lain.
8 Menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan ahli-ahlinya artinya, selalu
berusaha menambah ilmu, baik ilmu tentang ayat-ayat Allah yang ber
wujud ajaran agama, maupun ayat-ayat Allah yang berwujud alam se
mesta. Selalu menghormati para ahli ilmu sebagai pembawa khazanah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


ilmu yang mutlak diperlukan oleh manusia dalam menempuh keba
hagian duniawi dan ukhrowi.
9 Selalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang
membawa manfaat bagi kemaslahatan manusia. Artinya selalu menya
dari bahwa alam semesta ini terus-menerus mengalami perubahan,
tidak pernah berhenti, kita harus selalu siap menghadapi perubahan
tersebut dan berusaha mengarahkannya. Tiap perubahan membawa
dampak sendiri. Adakalanya positif dan ada kalanya negatif, dan yang
paling banyak adalah berdampak ganda, membawa dampak positif
sekaligus negatif. Perubahan yang positif kita terima dan kita
manfaatkan dan kita menyesuaikan diri dengan perubahan itu. Dampak
yang negatif kita tolak, kita minimalkan, dan kita usahakan supaya
menjadi positif.
10 Menjunjung tinggi kepeloporan dalam usaha mendorong, memacu dan
mempercepat perkembangan masyarakatnya. Artinya selalu berusaha
mempelopori, mendorong, dan mempercepat perkemban gan
masyarakat kearah positif yang bermanfaat, yang benar menurut agama
dan akal sehat. Selalu mencari yang baru yang lebih baik dan tetap
memelihara yang lama yang baik.
11 Menjunjung tinggi kebersamaan di tengah kehidupan berbangsa dan
bernegara. Artinya selalu berusaha memelihara kebersamaan dalam
menempuh kehidupan diantara sesama bangsa dan kehidupan berne
gara, untuk memelihara keutuhan bangsa, keutuhan negara dan untuk
mewujudkan kesejahteraan bersama.
Prilaku Politik
Sebagai warga negara, warga NU tidak mungkin lepas dari
perkembangan perpolitikan bangsa. Adapun ciri-ciri atau prilaku khas warga
Nahdlatul Ulama dalam berpolitik antara lain sebagai berikut:
1. Demokratis, artinya suka menghargai orang lain dengan pendapat-
pendapatnya yang tidak selalu sama dengan pendapat sendiri.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


2. Konstitusional, artinya selalu menghormati dan mentaati undang-undang.
aturan permainan di dalam berorganisasi, dan aturan permainan dalam tata
kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
3. Taat hukum, artinya mentaati hukum dan peraturan yang berlaku, serta
tidak main hakim sendiri.
4.Mampu mengembangkan mekanisme musyawarah dan mufakat, sadar akan
posisi dan fungsi diri di tengah tata pergaulan masyarakat dan selalu berusaha
mencapai kesepakatan serta menghormatinya, meskipun tidak selalu sesuai
dengan selera atau pendapat sendiri.
5.Humanisme-relegius, artinya amat peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan
yang agamis, dan berwawasan kebangsaan menjaga dan melestarikan tradisi
yang baik serta mengambil hal-hal baru yang lebih baik untuk ditradisikan
menjadi corak perjuangan yang ditempuh dengan cara-cara yang santun dan
akhlaqul karimah.
6. Terbuka dalam pergaulan lintas agama, lintas suku, lintas ras, dan lintas
golongan yang dimanifestasikan dalam bentuk visi, misi, program
perjuangan, keanggotaan dan kepemimpinan.
Prilaku Budaya
Kebudayaan, termasuk di dalamnya tradisi, adat-istiadat, kesenian dan
sebagainya adalah merupakan hasil dari budi daya manusia atau kelompok
masyarakat tertentu yang bervariasi dan multi dimensi. Kebudayaan
mengandung subyektifitas yang sangat tinggi karena setiap jenis kebudayaan
sangat dipengaruhi oleh tingkat berfikir dan norma nilai yang berkembang di
masyarakat itu.

Di dalam menyikapi aneka ragam budaya dan memecahkan segala


macam persoalan budaya, warga Nahdlatul Ulama selalu berpendapat,
bersikap dan berprilaku sebagai berikut:

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


1. Proporsional-normatif, artinya masalah kebudayaan dengan
segala manifestasinya harus ditempatkan pada kedudukan
yang wajar. Dan bagi pemeluk agama, kebudayaan harus
diukur dan dinilai dengan norma-norma.
2. Obyektif-selektif, artinya kebudayaan yang baik dalam arti
menurut norma agama dari manapun datangnya dapat
diterima dan bahkan bila perlu dikembangkan untuk
kemaslahatan masyarakat banyak.
3. Adaptif-akomodatif, warga Nahdlatul Ulama tidak boleh
kontradiktif dengan segala bentuk kebudayaan yang ada.
Bakkan terhadap jenis kebudayaan yang sekiranya bebas
dari nilai-nilai agama bila perlu dimasuki nilai-nilai agama
sebagai bagian dari aksi dakwah kultural.
4. Elastis, artinya warga Nahdlatul Ulama terbuka pada hal-hal
baru yang baik dengan memegang pada tradisi baik yang
sudah berlangsung. Warga NU juga tidak boleh apriori,
Misalnya selalu menerima dan berpegang kepada yang lama
dengan menolak segala macam yang baru atau sebaliknya
selalu mengejar yang baru dan menolak yang lama.
Prilaku Sebagai Anggota Nahdlatul Ulama
Ada lima hal yang harus menjadi sikap dan prilaku warga Nahdlatul Ulama
sebagai manifestasi rasa tanggung jawab untuk mengembangkan dan meraih
sukses perjuangan organisasi Nahdlatul Ulama, yaitu:
1 Ats-Tsigotu bi NU, artinya setiap warga Nahdlatul Ulama harus
yakin dan percaya sepenuhnya terhadap Nahdlatul Ulama, bahwa
Nahdlatul Ulama adalah satu-satunya jami'yah yang mengajarkan
tuntunan hidup yang benar.
2 Al Ma'rifah wal Istiqan bi NU, artinya setiap warga Nahdlatul
Ulama harus bisa memberi bobot ilmiyah tentang Nahdlatul
Ulama dengan sungguh sungguh. Warga Nahdlatul Ulama tidak
boleh berhenti belajar untuk mengetahui secara ilmiyah tentang

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


apa dan bagaimana Nahdlatul Ulama, sehingga memperoleh
keyakinan tentang kebenaran Nahdlatul Ulama.
3 AlAmal bi Ta'limi NU, artinya setiap warga Nahdlatul Ulama
harus istiqamah dan konsisten mempraktikkan ajaran dan
tuntunan Nahdlatul Ulama dalam keadaan bagaimanapun dan
sebagai apapun serta dimanapun mereka berada.
4 Al Jihad fi sabili NU, artinya setiap warga Nahdlatul Ulama harus
selalu bersemangat memperjuangkan Nahdlatul Ulama agar tetap
lestari dan berkembang pesat di mana-mana.
5 Ash shabru fi sabili NU, artinya setiap warga Nahdlatul Ulama
harus sabar, tangguh, dan tabah dalam ber-Nahdlatul Ulama.
Sabar dalam menjalankan tugas-tugas meskipun menghadapi
rintangan, hambatan, dan kegagalan. Warga NU juga harus sabar
dan tabah menghadapi rayuan-rayuan atau paksaan-paksaan untuk
meninggalkan Nahdlatul Ulama atau melakukan sesuatu yang
merugikan Nahdlatul Ulama.
Rangkuman

 Sakhaiyah Nahdliyah, adalah bentuk prilaku yang diharapkan menjadi


ciri khas warga Nahdothul Ulama
 Prilaku keagamaan ,yang meliputi:
a.Aqidah,keseimbangan penggunaaan dalil aqli dan dalil naqli,serta
pengambilan jalan tengah antara takdir dan ikhtiyar.
b.sya’riah, Menjalankan syarai’at tanpa ragu-ragu dengan berpegang
pada Alqur'an dan As Sunnah, serta memberikan toleransi perbedaan
pendapat pada maslahat furu’iyahdan mu’amalah.
c.Tasawuf, Pembentukan sikap mental dalam beribadah dalam
melaksanakan syari’at agama.
 Prilaku social, melaleanakan prinsip sebagaimana pada mabadi Khaira
Ummah dan Khillah Nahdlatul Ulama.
 Prilaku politik, mendasari prilaku dengan sikap demokratis,
konstitusional, hokum, Humanisme relegius, terbuka, dan
mengembangkan prinsip musyawarah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


 Prilaku sebagai anggota Nahdlatul Ulama
a.Setia kepada Nahdlatul Ulama
b. Belajar bersama Nahdlatul Ulama
c.Melaksanakan tuntunan Nahdlatul Ulama
d. Memperjuangkan Nahdlatul Ullama
e.Sabar sebagai warga Nahdlatul Ulama
Tugas
Jawablah Pertanyaan Berikut!
1 Mengapawarga NU harus mempunyai perilaku yang menjadi
cirikhasnya?
2 Apa dasar yang digunakan warga NU untuk membentuk cirikhas
perilakunya dalam asek keagamaan?
3 Diambil dari rumusan mana pembentuk perilaku warga NU di aspek
sosial?
4 ‫المحافظة على القديم الصالح واألخذ بالحديد األصلح‬
Benarkah daliltersebutmenjadi dasar pembentuk perilaku budaya
warga NU? Jelaskan!
5 Apakah setiap warga NU harus bertanggungjawab terhadap kelestarian
organisasi
NU?

BAB XIII
Pengamalan
Asy Syakhshiyah An Nahdliyah
Memedomani dan mengamalkan konsep AsSyakhsiyah an Nahdliyah
Warga Nahdlatul Ulama sebagai umat yang terbaik di tengah-tengah
masyarakat, harus bisa menunjukkan identitas dirinya dan berprilaku yang
khas sehingga bisa menunjukkan kepribadian yang utama. Sebagaimana

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


konsep yang telah dikembangkan di atas, maka prilaku yang diharapkan bagi
warga Nahdlatul Ulama antara lain:
1) Prilaku Keagamaan
Warga Nahdlatul Ulama adalah penganut faham Ahussunnah wal
jamaah. sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa pemahaman dan
pelaksanaan ajaran agama Islam selalu didasarkan pada konsep-konsep
keseimbangan, tengah-tengah, dan tolerasnsi pada perbedaan.
Dalam bidang aqidah, umapamanya ketika memahami kekuasaan
takdir Allah, warga Nahdlatul Ulama mempercayai bahwa Allah Maha
Kuasa, segala yang ada di dalam ini terjadi atas kekuasaan Allah, tetapi
untuk sampai pada taqdir tersebut, manusia wajib melakukan ikhtiar.
Dalam bidang Syari'ah, warga Nahdlatul Ulama, tidak perlu risau,
karena kalau sudah ada ketentuan perintah, maka syari'at itu
dilaksanakan. Tentang bagaimana caranya, warga Nahdlatul Ulama,
bisa mengikuti para ulama mujtahid. Dan bila terdapat perbedaan oleh
kelompok lain, selama tidak bertentangan dengan mempunyai daya
untuk berikhtiyar. Kita harus mempercayai bahwa untuk mencapai
suatu tujuan kita harus berusaha, tetapi hasil yang kita dapat adalah dari
Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari seorang murid harus belajar dengan
tekun, belajar secara bertahap sedikit demi sedikit, membaca, menulis,
mencoba, dan berfikir. Akhirnya seorang murid bisa menjadi pandai.
Seorang murid tidak boleh mengatakan, bahwa meskipun tidak belajar,
kalan Allah menakdirkan untuk pandai tentu bisa pandai, jadi belajar itu
tidak perlu, karena pandai adalatakdir Allah. Perkataan tersebut jelas
tidak benar, sebab Allah menakdirkan seseorang untuk pandai itu
melalui proses belajar. Jadi jika seseorang mau belajar, tentu Allah akan
menakdirkan dia prinsip perintah, maka tidak perlu dipermasalahkan.
Biarlah mereka melaksanakan dengan caranya sendiri, tetapi warga
Nahdlatul Ulama mempunyai pedoman sendiri sesuai dengan petunjuk
pada Imam Mujtahid.
Umpamanya kita melaksanakan shalat, maka kita laksanakan dengan
syarat rukunnya sesuai dengan tuntunan para ulama, yang telah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


ditulisnya dalam kitab-kitab terdahulu. Dimuali dari niat, baca
takbiratul Ihram, doa Iftitah, baca Fatihah yang dimulai dengan
basmalah, baca surat dan seterusnya sampai salam. Kita sebagai warga
Nahdlatul Ulama tidak harus mencari dalil Al Qur'an dan Haditsnya
tentang tata cara shalat tersebut, karena semua kitab-kitab para ulama
sudah memberikan petunjuk begitu. Tetapi kalau ada orang lain
melaksanakan tidak sama umpama dalam membaca doa iftitah, atau
membaca fatihah tanpa basmalah, maka kita tidak perlu
mempermasalah kan, dan kita tetap berprinsip, bahwa apa yang kita
laksanakan sudah benar, sehingga tidak perlu mengikuti mereka.
Begitu juga dalam melaksanakkakn ajaran Tashawuf, warga
Nahdlatul Ulama berprinsip bahwa mendekatkan diri kepada Allah
dengan memperbanyak dzikir dan berdoa adalah baik, tidak
meninggalkaan ajaran syari'ah dan meniggalkan jamaah kaum
muslimin. Umpama kita mengikuti salah satu jam'iyah Thariqah, kita
mengkuti bimbingan para mursyidnya, kita laksanakan dengan tekun
dan hati yang khusyu'. Tetapi kita harus tetap shalat, zakat, puasa, dan
sebagainya sesuai dengan ketentuan syariah dn tetap bersama dengan
jamaah orang-orang lain, meskipun tidak sama dalam jam'iyah
thariqahnya atau tidak mengikuti jam'iyah thariqah. Kita tidak boleh
meninggalkan syari'ah, atau membuat cara sendiri dalam melaksanakan
syari'ah. Kita tidak boleh menjauhkan diri dengan kelompok orang lain
dalam malksanakan syar'ah, dan menganggap hanya dirinya yang benar.
Kita harus tetap bersama khususnya sesama warga Nahdlatul Ulama.
2) Prilaku sosial
Sebagaimana dijelaskan di depan, bahwa dalam masalah social
warga telah mempunyai pedoman, yaitu mabadi' Khaira Ummah. Dari
prinsip-prinsip akan terbentuk prolaku-prilaku seperti telah diuraikan di
atas. Dalam kehidupan bernasyarakat, warga Nahdlatul Ulama harus
mendasari setiap tingkah lakunya dengan norma-norma agama, ikhlas
dalam berbuat, dan selalu dilandasi dengan nilai-nilai Akhlaqul
Karimah. Dalam beraktifitas warga Nahdlatul Ulalma juga harus
mementingkan persaudaraan dan kebersamaan.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Dalam hidup bertentangga, kita harus menjaga hubungan persaudaraan
kebersamaan, dan saling mengasihi. Umpama dalam hal kebesihan, kita
harus bisa menjadi pelopor untuk menjaga kebersihan dengan selalu
membersih kanlingkungan rumah kita dan juga tempat-tempat umum.
Perbuatan itu kita laksanakan dengan ikhlas, tampa pamrih, dan tetap
berusaha menjaga diri agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
Kita selalu mengajak tetangga tetangga yang lain untuk berbuat bersih
dengan memberikan pemahaman kepada mereka tentang keutamaan
berbuat bersih Kita bantu mereka untuk bisa berbuat menjaga
kebersihan,
3) Prilaku politik
Nahdlatul Ulama bukan bukan organisasi politik. Artinya warga
Nahdlatul Ulama bukan anggota salah satu partai politik tertentu.
Warga nahdlatul Ulama mempunyai kebebasann untk menentukan
pilihan politiknya, asal dilandasi dengan nilai-nilai akhlakul karimah.
Dengan demikian, maka ketika warga Nahdlatul Ulama ingin maju
dalam pemilihan kepala daerah umpamanya. Maka ia bisa diajukan
melalui partai manapun dan ia harus menghargai warga organisasi yang
terikat dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh
sebab itu sebagai anggota organisasi, warga Nahdlatul Ulama harus
loyal pada aturan-aturan yang ada.
Seseorang sebagai anggota Nahdlatul Ularna, harus percaya akan
kebenaran Nahdlatul Ulama, sehingga apa yang diputuskan oleh
organisasi, baik menyangkut masalah agama maupun kehidupan social
harus dilaksanakan dengan sepenuh hati.
Rangkuman

 Sebagai warga NU, kita harus menunjukkan perilaku yang menjadi ciri
khas
 Penerapan perilaku harus diwujudkan dalam bentuk pembiasaan dan
dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Ceritakan apakah keluargamu sudah menerapkan perilaku sebagai
warga Nahdlatul Ulama!

BAB XIV
MABADI KHAIRA UMMAH
Menjelaskan Pengertian Mabadi Khaira Ummah
A. Pengertian Mabadi Khaira Ummah
Identitas suatu masyarakat dapat terlihat pada sikap dan tingkah
lakunya dalam segala bidang kehidupan. Sumbernya dapat berasal dari
berbagai kebudayaan yang diserap, dan dapat juga berasal dari suatu ajaran
yang telah dirumuskan dengan sempurna. Proses pembentukannya dapat
terjadi secara alamiah dan berlangsung dalam waktu yang lama, atau melalui
upaya penanaman yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan dapat
terbentuk dalam waktu yang cukup singkat.
Pengalaman Nahdlatul Ulama dalam pengabdiannya yang cukup lama
serta faham keagamaannya adalah sesuatu yang sangat berharga, dan
mengandung nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan landasan dalam
pembentukan identitas suatu masyarakat. Nilai-nilai yang dapat digali dari
pengalaman dan faham keagamaan Nahdlatul Ulama ternyata cukup banyak,
karena sumber utamanya adalah Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW yang
keduanya merupakan wahyu, disamping tuntunan dan petunjuk dari
Assalafus Shalih. Oleh karena itu perlu dipilih beberapa prinsip yang dapat
dijadikan dasar bagi proses awal pembentukan identitas dan sebagai landasan
untuk pembinaan lebih lanjut, prinsip-prinsip dasar tersebut kemudian
dikenal dengan sebutan "Mabadi Khaira Ummah".
Mabadi Khaira Ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan
karakter warga Nahdlatul Ulama, melalui penanaman nilai-nilai yang dapat
dijadikan prinsip-prinsip dasar(Mabadi). Gerakan tersebut juga merupakan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


langkah awal bagi pembentukan umat terbaik (khaira ummah), suatu umat
yang mampu melaksanakan tugas amar ma'ruf nahi munkar. Allah berfirman
dalam surat Ali Imran: 110
‫كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون‬
) ۱۱۰ :‫ (ال عمران‬... ‫باهلل‬.
“Jadilah kamu sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia mengajak
kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dan beriman kepada Allah”
Identitas dan karakter yang dimaksudkan dalam gerakan ini adalah
bagian terpenting dari sikap kemasyarakatan yang termuat dalam Khitthah
Nahdlatul Ulama, yang harus dimiliki oleh setiap warga Nahdlatul Ulama dan
dijadikan landasan berpikir, bersikap, dan bertindak.
B. Perumusan Mabadi' Khoiro Ummah
Pada tahun 1935, setelah Kongres HBNO XIII, HBNO (sebutan
PBNU waktu itu) melakukan gerakan pembinaan umat khususnya warga
Nahdlatul Ulama, melalui upaya penanaman prinsip dasar agar menjadi
identitas dan karakter warga Nahdlatul Ulama.
Lahirnya gerakan ini didorong oleh adanya kesadaran bahwa untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan Nahdlatul Ulama harus didukung oleh umat
yang memiliki sifat-sifat terpuji, dan mental kejuangan yang tinggi yang
mampu mengemban tugas amar ma'ruf nahi munkar.
Selain itu Kongres XIII mengamanatkan kepada HBNO untuk
melakukan gerak pembangunan ekonomi (economic mobilisatie). Oleh
karena itu perlu adanya penggalangan umat terlebih dahulu sebagai pangkal
dari upaya pembentukan khaira ummah.
Kemudian gerakan itu memasyarakatkan mabadi khaira ummah,
dilakukan bersamaan dengan gerakan pengembangan Nahdlatul Ulama keluar
pesantren, sehingga upaya pembinaan dan penggalangan tersebut tidak hanya
mempunyai dampak ke dalam saja, tetapi juga mempunyai dampak keluar,
yaitu suatu umat yang dijadikan teladan (uswatun hasanah) sebagai salah satu

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


aset yang dapat dijadikan modal dalam upaya pengembangan nilai-nilai
ajaran Nahdlatul Ulama.
Upaya penanaman mabadi khaira ummah dilakukan dengan memberikan
penjelasan secara terus-menerus melalui berbagai forum, khususnya Lailatul
Ijtima', yang diadakan di Ranting-Ranting. Dan melalui instruksi yang
dilakukan oleh HBNO seperti tertuang dalam "Intructie Ke-11 tentang
"Programma Membangoen Oemat Islam dan Pendahoeloenya, Langkah
Membangoen Masjarakat Islam dan Econominya", serta melalui usaha-usaha
nyata seperti gerakan syirkah ta'awuniyah.
Hasil yang dicapai dan upaya tersebut sungguh sanget mengg walau
jumlah anggotanya masih sangat sedikit dibanding sekering but gue dilihat
dari beberapa hal antara lain semangat berorganent semakan tumbol dan
berkembang, kegiatan organist dalam berbagai bidang se tampak, kesetiaan
warga semakin kuat dan para pemimpinnya sematon kompak. Kalaupun ada
perbedaan pendapat di antara mereka, sest mate didasarkan atas perbedaan
pendirian bukan karena kepentingan, keseh ini membawa dampak positif baik
dalam pembinaan ke dalam pendatan upaya pengembangan NU keluar
Namun sangat disayangkan gerakan yang demikian baik, sempat livet
karena terjadinya Perang Dunia dan Nahdlatul Ulama menindi partai polik
Keinginan untuk menghidupkan kembali gerakan ini pernah muncul sekitar
1973 bertepatan dengan munculnya suara ajakan untuk kembali ke Khitthah,
namon suara ini kembali tenggelam. Baru setelah Nahdlatul Ulama kembali
ke Kithal 1926, keinginan untuk meneruskan kembali gerakan Mabadi Khaira
Ummah muncul kembali dan mengamanatkan kepada Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama agar menangani masalah ekonomi secara lebih serius.
Akhirnya pada Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama d
Lampung 1992 dirumuskan kembali Gerakan Mabadi Khaira Ummah terdiri
atas lima butir, yaitu: "As Shidqu" "Al Amanah/Al Wala bil Ahdi", dan "At
Ta Al Adalah dan Al Istiqamah, yang disebut juga Al Mabadiul Khamsah.
Dasar pemikiran adanya penambahan tersebut adalah perbedaan situas
antara tahun 1935 dan sekarang, dan perbedaan sasaran yang ingin dicapai

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


sasaran pada waktu dahulu hanya pembentukan identitas dan karakter wargs
sedangkan sekarang ini selain kedua sasaran tersebut juga dimaksudkan
sebagai landasan bagi pembentukan tata kehidupan baru yang lebih baik.
C. Isi dan Kandungan Mabadi Khaira Ummah
1. As Shidqu
Ashshidqu (all) mempunyai arti kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan
keterbukaan. Kejujuran adalah satunya kata dengan perbuatan. Apa yang
dilahirkan sama dengan apa yang ada dalam hatinya. Orang jujur adalah
orang yang bersikap, berkata atau berbuat sesuai dengan apa yang tersimpan
di dalam hatinya. Kebalikannya adalah bohong (al-kidzib) yaitu ketidak
samaan antara sikap, ucapan atau perbuatannya dengan yang tersimpan di
dalam hatinya. Selalu berpura-pura dan tidak berterus terang.
Sifat jujur adalah sifat keutamaan yang menjadi dasar dalam kehidupan
bermasyarakat. Kejujuran dapat menjadikan tertibnya semua urusan dan
lancarnya semua tugas. Sifat jujur dapat mengangkat derajat seseorang. Sifat
jujur menjadikan seseorang dapat dipercaya dan dihormati. Sebaliknya orang
yang selalu berbohong dan berpura-pura, ia akan semakin dijauhi orang lain.
Allah SWT berfirman dalam surat At Atubah 119:

‫يأيها الذين أمنوا اتقوا هللا وكونوا مع الصادقين‬


"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur."
Kemudian dalam Hadits disebutkan:
‫ وما يزال‬،‫قال رسول ہللا ﷺ عليكم بالصدق فإن الصدق يهدى إلى البر وان البر يهدي إلى الجنة‬
‫ وإياكم والكذب فإن الكذب يهدى إلى‬،‫الرجل يصدق ويتحرى الصدق حتى يكتب عند هللا صديقا‬
- ‫ وما يزال الرجل يكذب ويتحرى الكذب حتى يكتب عندهللا كذابا‬،‫وإن الفجور يهدي إلى النّار‬
ّ ‫الفجور‬
‫رواه البخاري‬

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


"Rasulullah saw bersabda, "Kamu harus bersifat jujur, karena jujur itu
membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa ke sorga. Dan sesungguhnya
orang yang membiasakan jujur akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang
paling jujur. Jauhilah sifat dusta, karena dusta itu membawa kepada
penyelewengan dan penyelewengan itu membawa ke neraka, dan orang yang
membiasakan berdusta akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang paling
pendusta. (Hadits diriwayatkan oleh Al Bukhori)"

Ayat dan hadits ini tegas memerintahkan manusia untuk berlaku jujur dan
membiasakan kejujuran itu dalam segala ikhwalnya. Kejujuran hendaknya
dapat menjadi darah daging dalam setiap pribadi manusia.
2. Al Amanah wal Wafa bil Ahdi
Al Amanah wal Wafa bil Ahda (‫ ) األمانة والوفاء بالعهد‬berasal dari dua istilah
Al-Amanah memiliki pengertian yang lebih umum meliputi semua beban
yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak, sedangkan Al
Wafa bil Ahdi hanya berkaitan dengan sesuatu yang terdapat perjanjian.
Namun kedua istilah itu digabung menjadi satu kesatuan. Yang
pengertiannya meliputi dapat dipercaya, setia, dan tepat janji.
Dapat dipercaya adalah sifat yang dilekatkan pada seseorang yang dapat
melaksanakan tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniyah maupun
ijtima'iyah. Setia mengandung pengertian kepatuhan dan ketaatan terhadap
Allah dan pimpinan/penguasa sepanjang tidak memerintah untuk berbuat
maksiat. Sedangkan tepat janji mengandung arti melaksanakan semua
perjanjian baik perjanjian yang dibuatnya sendiri maupun perjanjian yang
melekat karena kedudukannya sebagai orang mukallaf dan meliputi janji
pemimpin terhadap yang dipimpinnya, janji sesama anggota masyarakat,
antara sesama anggota keluarga dan setiap individu.
Firman Allah SWT surat An Nisa ayat 58:
‫ إن هللا يأمركم أن تؤدوا األمانات إلى أهلها‬...
"Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian untuk menyampaikan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


amanat kepada yang berhak menerimanya."
Ayat ini, kaitannya dengan tanggung jawab. Allah memerintahkan
setiap orang untuk melaksanakan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
Apabila seseorang mendapatkan tugas dari orang lain, baik berupa materi
atau tidak, maka ia harus benar-benar bisa mempertanggungjawabkan kepada
yang memberi tugas itu.
Seorang yang diangkat menjadi pimpinan, ia harus mempertanggung
jawabkan kepemimpinannya kepada yang memberi tugas kepadanya.
Seseoang yang mendapatkan tugas mengantarkan barang kepada orang lain,
maka barang itu harus disampaikan semuanya kepada yang berhak, dan tepat
pada waktunya, dan tanpa mengambil sedikitpun barang itu. Seseorang yang
mendapatkan tugas untuk menjaga sawah atau tambak, ia harus benar-benar
bisa menjaga sawah dan tambak itu sesuai dengan tugas yang dibebankan
kepadanya, bukan malah mengambil padi atau ikannya. Murid yang
mendapatkan tugas PR dari guru, maka ia harus bisa menyelesaikan tugas itu
sesuai waktu yang ditetapkan untuknya.
Dalam hubungannya dengan janji, Allah berfirman dalam surat Al
Maidah ayat 1:
‫يأيها الذين أمنوا أوفوا بالعقود‬
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah perjanjian-perjanjian
itu.”

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada orang yang beriman untuk
selalu menepati janji. Janji itu kadang dibuat dengan orang lain, baik tertulis
atau hanya dengan lisan saja. Janji kadang juga dibuat dengan dirinya sendiri.
Dan juga janji kepada Allah. Semua janji itu harus ditepati dan tidak boleh
dikhianati.
3. Al Adalah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Al -Adalah (J) mengandung pengertian bersikap adil dan memberikan hak
dan kewajiban secara proporsional. Bersikap adil dalam menempatkan
sesuatu pada tempatnya, berpihak kepada kebenaran, menyalahkan yang
salah dan membenarkan yang benar. Bersikap adil dituntut dari semua pihak
lebih-lebih dari penguasa, hakim, pimpinan, kepala keluarga, dan orang alim
dalam berfatwa.
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban, hak adalah sesuatu yang
mesti diperolehnya, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus
dikerjakannya. Pemberian hak dan pelaksanaan kewajiban bagi setiap orang
disesuaikan dengan proporsi masing-masing.
Sikap adil adalah merupakan sendi kehidupan dalam bermasyarakat.
Dalam hubungan antar manusia sikap ini sangat diperlukan, karena sikap adil
ini dapat menjadikan ketertiban suatu tatanan sosial. Setiap orang akan
merasa puas dengan keudukannya sendiri. Ia akan sadar melaksanakan
kewajibannya, bila haknya sudah dipenuhi. la juga tidak akan iri kepada
orang lain, karena ia mengetahui kewajiban mereka juga berbeda.
Sebaliknya bila seseorang selalu menuntut lebih dari haknya,
sementara dalam memenuhi kewajiabannya ia enggan. Hal ini akan
menyebabkan tatanan masyarakat terganggu. Sebab yang terjadi adalah iri
hati dari masing-masing anggota masyarakat itu, atau saling menuntut hak
dan kewajibannya. Oleh sebab itu sebagai anggota masyarakat harus bersikap
adil dengan saling menyadari hak dan kewajibannya sendiri. Disampng itu
pimpinan juga dituntut untuk bersikap adil dengan memberikan hak dan
kewajiban setiap orang sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
Allah berfirman pada surat Al-Maidah ayat 8:
‫يأيها أمنوا كونوا قوامين هلل شهداء بالقسط‬
‫وال يجرمنكم شنال قوم على أال تعدلوا الذين أغيلوا هو أقرب للتقوى واتقوا هللا إن هللا‬
)8(‫خبير بما تعملون ( المائد‬
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Juga dalam sebuah hadits disebutkan:
ّ :‫النبي ﷺ قال‬
‫ عن‬،‫إن المقسطين عند هللا تعالى على عن عبد ہللا بن عمرو بن العاص‬
‫ رود مسلم‬-‫ الذين يعدلون في حكمهم وأهليهم وما ولوا‬،‫منابر من نو على يمين الرحمن‬
‫والنسائي‬
"Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, berkata: "Rasulullah saw bersabda:
Bahwa sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil di sisi Allah akan
ditempatkan di atas mimbar dari Cahaya Tuhan Yang maha Pemurah. Merka
itulah orang-orang yang berlaku adil dalam keputusannya dan tidak bergeser
dari keadilannya.
(H.R. Imam Muslim dan An Nasai).
Pada Ayat di atas, secara umum Allah memerintahkan orang-orang
yang beriman untuk berlaku adil. Karena keadilan dalam segala hal
dibutuhkan untuk mencapai dan memperoleh ketentraman, kemakmuran dan
kebahagiaan dunia akhirat. Oleh karena itu beraku adil adalah jalan yang
terdekat untuk mencapai tujuan taqwa kepada Allah SWT.
Sedangkan Hadits ini menjelaskan, bahwa orang-orang yang berlaku
adil, yang gigih dalam memegang keputusannya yang telah didasarkan pada
hukum-hukum Allah. Sebab mereka tidak terpengaruh oleh bujukan/rayuan,
ancaman atau suap sedikitpun. Mereka itu akan mendapakan derajat yang
tinggi di sisi Allah, bahkan akan dimuliakan oleh Allah dan dihormati oleh
manusia.

5.At Taawun

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


At Taawun (At –tta’awun) merupakan sendi utama dalam tata kehidupan
masyarakat, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain,
pengertian taawun meliputi, tolong-menolong, setia kawan, dan gotong
royong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Taawun juga mengandung pengertian
timbal balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh
karena itu sifat taawun mendorong setiap orang untuk berusaha dan bersikap
kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat dikembangkan kepada orang
lain.
Firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 2:
‫وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على اإلثم والعدوان‬
"Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan jangan to
long-menolong kamu dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah
kepada Allah. Sesungghnya Allah amat berat siksa-Nya"
Begitu juga disebutkan dalam sebuah Hadits:
‫ "المؤمن للمؤمن‬:‫ قال رسول ہللا ﷺ‬:‫عن أبي موسى األشعري رضي هللا عنه قال‬
‫كالبنيان يشد بعضه بعضا ً وشبك بين أصابعه" متفق عليه‬
"Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a. dari Nabi saw beliau bersabda Orang mu'min
bagi orang mu'min lainnya bagaikan sebuah bangunan yang bagian-bagian
nya saling kuat menguatkan, kemudian beliau menjalinkan jari-jarinya. (HR.
Bukhori dan Muslim)."
5. Al Istiqamah
Al Istiqamah (á) mengandung pengertian keajegan, kesinambungan, dan
keberlanjutan. Keajegan adalah tetap dan tidak bergeser dari jalur sesuai
dengan yang ditentukan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya serta tuntunan yang
diberikan oleh As Salafus Shalih. Kesinambungan artinya keterkaitan antara
satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara periode satu dengan
periode yang lain, sehingga semuanya merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dan saling menopang. Sedangkan keberlanjutan adalah proses
pelaksanaan secara terus menerus dan tidak mengalami kemandegan.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Firman Allah surat Fusshilat ayat 30:
‫إن الذين قالوا ربنا هللا ثم استقاموا تتنزل عليهم المالئكة أال تخافوا وال تحزنوا‬
‫وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون‬
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah
Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka. Jangan kamu merasa takut dan jangan merasa sedih
Dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu

Rangkuman
1. Mabadi' Khaira Ummah, adalah gerakan pembentukan identitas dan
karakter warga Nahdlatul Ulama, melalui penanaman nilai-nilai yang
dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar.
2. Mabadi Khaira Ummah telah dirumuskan oleh Kongres (muktamar
NU) ke-13 tahun 1935, dan diperbarui serta disempurnakan pada
Munas Alim Ulama NU tahun 1992.
3. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam Mabadi Ummah antar lain:
a. As-shidqu artinya kejujuran,kebenaran,kesungguhan,dan
keterbukaan.
b. Al-Amanah wal wafa bil ahdi artinya dapat dipercaya,setia,tepat
janji,dan tanggungjawab.
c. Al Adalah, artinya adil dan proporsional.
d. At Ta'awun, artinya tolong-menolong, setia kawan, dan gotong
royong..
Tugas
Jawablah Pertanyaan Berikut

1. Apa yang dimaksud dengan umat terbaik?


2. Mengapa Muktamar NU XIII tahun 1935 merumuskan Mabadi' Khaira
Ummah?

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


3. Mengapa Munas Alim Ulama 1992 menambahkan 2 prinsip pada Mabadi
Khaira Ummah?
4. Siapa yang memrakarsai dirumuskanya primsip Mabadi Khaira Ummah ?
5. Sebutkan prinsip-prinsip Mabadi' Khaira Ummah!

BAB XV
Penerapan Mabadi' Khaira Ummah
Memedomani dan menerapkan Mabadi Khaira Ummah

Telah dijelaskan di atas, bahwa Mabadi' Khaira Ummah adalah prinsip


prinsip dasar yang dapat mendorong seseorang menjadi umat yang terbaik.
Nahdlatul Ulama telah berusaha untuk menjadikan prinsip-prinsip itu sebuah
nilai yang mendasari seluruh prilaku warga Nahdlatul Ulama dalam
kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian warga Nahdlatul Ulama akan
umat yang terbaik di tengah-tengah masyarakat.
Sesuai dengan butir-butir yang telah dirumuskan oleh Nahdlatul
Ulama, maka penerapan prinsip-prinsip tersebut dapat digambarkan antara
lain:
I.As Shidqu
Penerapan prinsip As Shidqu (As shidqo) bagi warga Nahdlatul Ulama dan
pemimpinnya hendaknya selalu benar dan jujur dalam sikap,
ucapan,perbuatan, dan dalam pemikirannya.
a. Kejujuran dalam bersikap
Kejujuran dalam bersikap yaitu sikap dan ekspresi diri yang
ditujujkkan dalam keseharian tumbuh dari hati nuraninya. Tidak ada
kepura-puraan dan tidak ada sikap yang dibuat-buat. Di dalam

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


menghadapi sesuatu, ia selalu bersikap apa adanya, kalau yang dihadapi
benar, ia tidak perlu berpura-pura menyalahkan. Kalau yang dihadapi
sesuatu yang menyenangkan ekspresi dirinya juga harus senang. Begitu
pula kalau hatinya setuju, tidak perlu harus pura-pura tidak setuju.
Sikap yang demiikian ini justru akan menjadikan seseorang bersikap
mantap, dan, tidak ragu-ragu.
Sebagai contoh kejujuran seorang pelajar, ia harus memahami
kedudukan seorang murid. Murid tidak boleh menonjolkan kekayaan
atau kemiskinannya, kepandaian atau kebodohannya. Tidak boleh
sombong kearena mempunyai kelebihan dibanding temannya, atau
rendah diri karena mempunyai kekurangan. Akan tetapi murid tidak
boleh berpura-pura, yang kaya berpura-pura miskin atau sebaliknya,
yang pandai berpura-pura bodoh atau sebaliknya. Sehingga pada saat
yang mempunyai kelebihan akan membantu yang kekurangan, yang
kekurangan juga akan meminta bantuan kepada yang mempunyai
kelebihan.
Salah satu murid di kelas ini kebetulan anak orang kaya, tetapi ia tidak
begitu pandai di kelasnya. Sebenarnya ia mempunyai pakaian yang
serba bagus, tetapi kalau ia pergi ke sekolah harus berpakaian seragam
sebagaimana temannya yang lain. Meskipun ia membawa uang saku
yang banyak, tetapi ia harus membeli jajan seperti teman-temannya
yang lain. Kalau ia membawa handphone, ia harus disimpan dalam
tasnya. Ketika ada temannya yang tidak membawa uang untuk foto
copy pelajaran, ia harus mau mmbantu memberikan uang untuk
temannya itu, begitu pula ketika temannya sakit, maka ia harus
meminjamkan handphonenya untuk menghubungi keluarganya.
Meskipun ia tidak begitu pandai, ia tidak boleh minder dan tidak boleh
malu dengan teman-temannya, ia tidak boleh malu bertanya tentang
penyelesaian suatu pelajaran, meskipun sebenarnya secara umum sangat
mudah. Ia tidak boleh segan datang ke rumah temannya yang anak
orang pas-pasan untuk belajar bersama. Anak yang mampu bersikap
demikian ini bisa disebut anak yang jujur dalam bersikap.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


b. Kejujuran dalam berbicara
Kejujuran dalam berbicara, yaitu hendaknya pembicaraan dan
perkataan seseorang sesuai dengan hati nuraninya. Di dalam berbicara
hendaknya didasarkan pada pengetahuan yang benar. Kalau berbicara
tentang suatu yang sudah lewat, maka ia menyampaikan sesuai dengan
kenyataan yang terjadi, tidak ditambah atau dikurangi sesuai dengan
keinginannya. Kalau berbicara sesuatu yang akan dilaksanakan, maka ia
selalu mengatakan sesuai dengan niatnya. Dan kalau memang tidak ada
niat seuatu, maka ia tidak perlu mengatakan kepada orang lain.
Seseorang yang selalu jujur dalam bebicara ia akan menjadi pembicara
yang lancar dan mantap tidak ada keraguan.
Sebagai seorang pelajar, harus jujur dalam berbicara, ia harus berbicara
sesuai dengan isi hatinya, ia tidak boleh bohong. Apa yang dikatakan
harus sesuai dengan kenyataan, kalau kenyataannya "ya" maka harus
dikatakan “ya”. Orang yang berbohong, biasanya kesulitan untuk
menutupi kebohongannya. sehinga ia harus berbohong lagi. Dan agar
kebohongan yang kedua tidak diketahui orang, maka ia harus
berbohong lagi, dan begitu seterusnya, maka ia tidak akan bisa berhenti
berbohong.
Salah seorang murid yang banyak bicara. la sering bercerita tentang
kegiatannya semalam kepada teman-temannya, dan tidak jelas
kebenaran apa yang dikatakannya. Pada suatu saat la berjanji kepada
teman-temannya untuk datang ke rumahnya, tapi ia tidak datang dengan
alasan ia sakit. Teman-temannya langsung menjenguknya, ternyata ia
tidak ada di rumah justru ia bermain di lapangan. Paginya ditanya
temannya, ia beralasan bahwa ia sebenarnya pergi untuk berobat.
Teman-tamannya akhirnya tahu, bahwa ia sering berbohong. Pada saat
yang lain, ia menagajak teman-temannya untuk datang ke rumahnya
dalam sebuah acara ulang tahun. Teman-temannya tidak ada yang mau

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


datang, karena takut ia hanya sekedar membual. Teman-temannya
menganggapnya ia seorang pembohong.
c. Jujur dalam berbuat
Jujur dalam berbuat, yaitu perbuatan yang dilaksanakan dalam
kegiatan sehari-hari benar-banar sesuai dengan perencanaan yang ada
dalam hatinya. Ia berbuat hanya untuk mendapatkan kemaslahatan,
tanpa terselubung sifat pura-pura, dan sifat pamer. Seseorang berbuat
sesuatu, kalau memang harus berbuat sesuatu, kalau memang tidak
diperlukan, maka ia juga tidak berbuat sesuatu. Kalau seseorang pelajar
pergi ke sekolah, harus berniat mencari ilmu, tidak karena takut
dimarahi orang tua, atau takut tidak diberi uang saku. Kejujuran dalam
berbuat ini akan membawa seseorang yakin dalam perbuatannya dan
percayadiri.
Menjadi seorang murid harus selalu jujur. la berbuat harus sesuai
dengan isi hatinya. Ia berbuat sesuatu kepada temannya karena harus
membantu temannya, bukan karena maksud-maksud tertentu. Umpama
seorang murid kebetulan anak orang kaya, ia sering datang ke rumah
gurunya dan memberikan hadiah kepada gurunya. Perbuatan ini sangat
baik, karena ia memuliakan gurunya. Tetapi ia tidak boleh bermaksud
mendekati gurunya itu untuk mendapatkan nilai yang bagus, padahal ia
tidak bisa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Bila ia
mempunyai niat yang tidak baik, maka ia adalah seorang yang tidak
jujur dalam perbuatannya.
e.Jujur dalam berfikir
Jujur dalam berfikir, yaitu seseorang dalam pemikirannya selalu
didasarkan pada kerangka yang benar dan obyektif. Apabila seseorang
berfikir dan berpendapat, ia tidak mempunyai tendensi apapun, ia selalu
berfikir dan berpendapat apa adanya. Ia akan mengakui salah kalau
memang dalam pemikiran atau pendapatnya terdapat kesalahan,
begitupula ia akan mengakui benar pemikiran orang lain dan
menyetujui pendapatnya, kalau memang pemikiran dan pendapat itu

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


benar. la tidak akan ngotot dan kaku mempertahankan pendapatnya
kalau memang ada yang lebih baik. Dengan demikian pemikirannya
akan selalu dihargai orang lain.
Pada sebuah diskusi seorang murid bersama teman-temannya dalam
satu kelompok berusaha memecahkan masalah dengan sungguh-sung
guh, masing-masing mengeluarkan pemikirannya dan alasannya sendiri
sendiri. Pemikiran mereka sering berbeda, tetapi setelah di teliti alasan
alasannya, mereka bisa memilih mana yang lebih kuat dan yang lebih
logis. Pendapat itulah akhirnya yang mereka sepakati. Kelompok
diskusi demikian inilah yang disebut sebagai kelompok diskusi yang
jujur dalam berfikir.

Keempat sikap kejujuran itu harus diterapkan secara bersama-sama,


khususnya bagi seorang pelajar harus membiasakan bersikap jujur dalam
kehidupan sehari-hari, dimanapun berada. Disekolah murid harus jujur, di
rumah juga harus jujur, ketika bermain pun harus jujur. Bersama guru harus
jujur, bersama keluarga harus jujur, dan bersama teman pun harus jujur juga.
Jujur dalam sikap dalam perkataan, dalam perbuatan, dan juga dalam
pemikiran. Murid yang jujur ini akan mendapatkan banyak teman, dihormati
teman yang lain, dan akan mendapatkan pujian dari guru atau orang lain.
Meskipun pada suatu saat tidak berhasil, ia tidak akan disalahkan, kalau ia
dengan jujur mengatakan dan memberikan alasan.
2. Al Amanah wal Wafa' bil Ahdi.
Dengan membaca syahadat setiap orang mu'min, berarti ia berjanji
kepada Allah untuk beribadah hanya kepada Allah. Dalam sebuah organisasi,
anggotanya secara otomatis harus berjanji untuk tunduk kepada peraturan
organisasi itu. Dengan demikian maka ia harus bisa melaksanakan peraturan
itu dengan sebaik-baiknya. Setiap murid juga otomatis berjanji melaksanakan
tata tertib sekolah, maka ia harus mentaatinya dan tidak boleh melanggar tata
tertib sekolah itu.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Begitu juga seseorang yang berjanji kepada orang lain untuk
membayar hutangnya, atau akan memberi hadiah kepada orang lain, atau
seorang murid berjanji datang ke rumah temannya untuk mengerjakan PR
atau yang lain, maka mereka harus bisa menepati janjinya. Akan tetapi
apabila karena sesuatu hal, ia tidak melaksanakan janji itu tanpa dibuat-buat,
maka ia harus menyampaikan alasan kepada orang yang dijanjikan, dengan
alasan yang jujur.
3. Al Adalah
Sebagai seorang pelajar sikap adil harus selalu melekat dalam setiap
kegiatannya. Seorang murid tentu akan disayangi oleh gurunya, dan juga
disegani teman-temannya. Karena ia mengerti tanggungjawabnya. Seluruh
tugas dan tanggungjawab dilaksanakan sebagai kewajiban, hak-hak temannya
selalu dipenuhi. Tetapi ia juga tegas terhadap teman-temannya yang tidak
melaksanakan kewajibannya. Setiap hari ia mengontrol teman-temannya
yang bertugas sebagai piket kebersihan dan semacamnya. Bahkan temannya
yang tidak mengerjakan tugas PR pun diingatkannya.
4.At Ta'awun
Manusia diciptakan oleh Allah dalam kondisi yang lemah, betapun
kuatnya ia masih mempunyai kelemahan, apapun kedudukannya, ia masih
membutuhkan orang lain. Orang kaya membutuhkan orang miskin untuk
membantu, dan orang miskin membutuhkan orang kaya untuk memberikan
pekerjaan. Penguasa membutuhkan pembantu untuk melaksanakan
kekuasaannya, orang awam membutuhkan pemimpin untuk melindungi.
Pedagang membutuhkan pembeli untuk membeli dagangannya, petani
membutuhkan pedagang untuk menjual hasil pertaniannya dan seterusnya.
Semua manusia harus menyadari kelemahannya sendiri, dan ketergan
tungannya kepada orang lain. Pada suatu saat seseorang membutuhkan orang
lain, dan pada saat yang lain ia akan dibutuhkan orang lain. Di sinilah
pentingnya tolong menolong. Seseorang harus mempunyai kesadaran, ketika
orang lain berada dalam keadaan kesulitan, maka ia harus bertindak untuk
menolongnya tanpa harus diminta. Apalagi ketika orang lain meminta

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


pertolongan, maka seseorang tidak boleh menolaknya. Semua kegiatan itu
harus dilaksanakan dengan ikhlas, tanpa merasa adanya tekanan, dan tanpa
mengharapkan imbalan.
Seorang murid harus selalu memperhatikan kesulitan temannya.
Meskipun ia bukan anak orang kaya, ia tidak boleh segan-segan menyisihkan
uang sakunya untuk membantu temannya yang pada saat itu mebutuhkan
uang sedikit yang mendesak, karena tidak membawa uang sama sekali.
Bukan hanya itu, kesulitan apapun ia harus selalu berusaha membantunya.
Dalam berbuat semuanya itu tidak boleh mengharapkan apapun dari
temannya. Murid yang demikian mempuyai banyak teman dan sangat disukai
oleh feman-temannya.

5.Al Istiqamah
Seseorang dalam berbuat baik, hendaklah dilaksanakan sesuai dengan
tujuan perbuatan itu, dan dengan hati yang mantap, serta tidak mudah
terpengaruh oleh keadaan yang membelokkan dari tujuan semula. Umpama
seseorang yang berdagang dengan membuka sebuah toko kain, maka ia harus
ajeg dengan usahanya itu, meskipun gagal satu dua kali harus terus dicobanya
lagi. Tidak dibenarkan ia berubah-ubah dengan profesi lain sebelum usaha itu
benar benar dinyatakan gagal. Karena pada hakikatnya kegagalan itu adalah
awal dari kesuksesan.
Seseorang dalam berbuat baik juga harus terus menerus. Tidak boleh
ketika senang ia berbuat dengan semangat yang sangat tinggi, tetapi setelah
itu ia lemah dan tidak mau berbuat lagi. Ketika sekolah umpamanya, seorang
murid belajar tidak henti-hentinya saat akan mendekati ujian, tetapi setelah
ujian selesai, atau jauh sebelum ujian ia tidak mau membuka bukunya sama
sekali. perbuatan yang demikian ini bukan sikap istiqamah. Seharusnya murid
belajar sedikit demi sedikit tetapi terus menerus, baik mendekati ujian atau
tidak. Rasulullah Saw. bersabda:

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


‫ " أحب األعمال إلى هللا أدومها وإن قل‬: ‫قال رسول هللا ﷺ‬
" Amal yang paling dicintai Allah, adalah amal yang terus menerus
dikerjakan (istiqamah) walaupun sedikit.

Lima sikap dasar, jujur, dapat dipercaya, adil, tolong-menolong, dan


ajeg ini adalah sikap yang harus ditumbuhkan bagi setiap warga untuk
mendapatkan keluhuran budi. Oleh sebab itu sikap ini harus ditumbuhkan
dan dibiasakan sejak masa dini, sehingga kelak ketika seseorang sudah
mandiri, sudah berinteraksi sosial ia akan menjadi warga masyarakat yang
benar-benar dapat diteladani.
Rangkuman

 Nilai-nilai yang terkandung dalam Mabadi' Khaira Ummah harus bias


dijadikan pedoman dan diterapkan dalam segala sepek kehidupan
sehari-hari.
 Penerapan nilai-nilai Mabadi' Khaira Ummah, harus dibentuk dalam
sebuah pembiasaan dan dimulai dari sejak usia dini.
 Para pemimpin, pengasuh, dan pembimbing harus menjadi contoh dan
tauladan bagi seluruh kelompok masyarakat.
Tugas

 Apakah prinsip Mabadi' Khaira Ummah sudah diterapkan di


sekolahmu?
 Berikan contoh yang sudah dan yang belum dilaksanakan, dan berikan
alasannya!

UJI KOMPETENSI
Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat!

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


1. Pernyataan yang salah tentang identitas suatu masyarakat yaitu……..
a.dapat dilihat pada sikap dan tingkah laku mereka dalam segala bidang
kehidupan
b.bersumber dari berbagai kebudayaan yang diserap atau dari suatu
ajaran yang telah dirumuskan
c.terbentuk secara alamiyah atau melalui upaya penanaman yang
sungguh-sungguh
d. proses pembentukannya hanya memerlukan waktu yang relatif
singkat
2. Mabadi Khaira Ummah mengandung beberapa prinsip pilihan untuk
dijadikan sebagai dasar bagi pembentukan umat yang terbaik. Berikut
ini yang tidak termasuk sumber prinsip-prinsip tersebut yaitu.....
a.Al Qur'an
b.Hadits
c.Al 'Amalus Shalih
d.tuntunan As Salafus Shalih
3. Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan yaitu langkah awal bagi
pembentukan umat terbaik,yaitu umat yang menurut QS Ali Imran: 110
mampu....
a.melaksanakan tugas amar ma'ruf nahi munkar
b.berkompetisi pro-aktif dalam berbuat kebajikan
c.memurnikan ibadah kepada Allah semata-mata
d.hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
4. Oleh karena didorong oleh kesadaran bahwa upaya mewujudkan cita-
cita dan tujuan NU harus didukung oleh umat yang memiliki sifat-sifat
terpuji dan mental juang yang tinggi, maka dicanangkanlah Gerakan
Mabadi Khaira Ummah.....
a. yang dipromotori oleh K.H. Ahmad Shiddiq
b. yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan
c. yakni gerakan politik melawan kaum penjajah
d. pasca Kongres HBNO ke-13 pada tahun 1935
5. Tidak termasuk jalur untuk upaya menanamkan Mabadi Khaira Ummah
di masyarakat yaitu ....

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


a. forum Lailatul Ijtima' di Ranting-Ranting
b. rapat kengurusan di tingkat pusat sampai Ranting
c. instruksi HBNO kepada warga NU
d. usaha-usaha nyata seperti Syirkah Ta'awuniyah
6. Salah satu butir Mabadi Khaira Ummah adalah As Shidqu. Berikut ini
yang tidak termasuk pengertian As Shidqu yaitu ....
a. kejujuran
b. kesetiaan
c. kesungguhan
d. keterbukaan
7. ‫يا أيها الذين آمنوا كونوا قوامين هللا شهداء بالقسط المائدة‬
Kutipan ayat tersebut merupakan dalil bagi salah satu butir Mabadi
Khaira Ummah yaitu…….
a.Al Amanah Wal Wafa bil ahdi
b.At Ta’awun
c.Al istiqomah
d. al’adalah
8. Salah satu butir Mabadi Khaira Ummah yang merupakan sendi utama
dalam tata kehidupan bermasyarakat adalah....
a. Al Amanah wal Wafaa bil 'Ahdi
b. At Ta'awun
c. Al Istiqamah
d. Al 'Adalah
9. "Tidak bergeser dari koridor yang ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya
serta tuntunan para ulama As Salafus Shalihin", begitulah antara lain
pengertian salah satu butir Mabadi Khaira Ummah: ....
a. Al Amanah wal Wafaa bil 'Ahdi
b. At Ta'awun
c. Al Istiqamah
d. Al’adalah
10. Tidak termasuk wujud penerapan jujur dalam berfikir yaitu….
a. berfikir benar dan.obyektif
b. berpendapat tanpa tendensi terselubung

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


c. mengaku salah jika pendapatnya memang salah
d. jika berpendapat selalu dihargai orang lain
11. Seorang siswa selalu menyadari tanggung jawabnya sehingga
disayangi gurunya dan disegani teman-temannya, begitulah contoh dan
manfaat penerapan salah satu butir Mabadi Khaira Ummah: .....
a. As Shidqu
b. Al 'Adalah
c. At Ta'awun
d. Al Istiqamah
12. Karena pada suatu saat seseorang membutuhkan orang lain, dan
pada saat yang lain ia dibutuhkan oleh orang lain, maka setiap orang
harus menyadari kelemahannya sendiri beserta ketergantungannya
kepada orang lain. Demikianlah antara lain bentuk penerapan salah satu
butir Mabadi Khaira Ummah yaitu ....
a. Al Amanah wal Wafaa bil 'Ahdi
b. At Ta'awun
c. Al Istiqamah
d. Al 'Adalah
13. Tidak berpura-pura atau dibuat-buat, begitulah antara lain
pengertian jujur dalam....
a, Bersikap
b.berbicara
c.berekspresi
d,berpikir
14. Semua siswa kelas IX rata-rata mematuhi tata tertib sekolah, tidak
pernah absen mengikuti semua mata pelajaran di kelas, dan tidak
pernah pula menyia-nyiakan tugas PR, demikianlah contoh penerapan
salah satu butir Mabadi khaira ummah……..
a.Al’adalah
b. Al Istiqamah
c. Al Amanah wal Wafaa bil 'Ahdi
d. At Ta'awun

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


15. Seorang wanita bersuami dalam keadaan hamil datang kepada
Rasulullah SAW dan minta dihukum atas perbuatan selingkuhnya
dengan laki-laki lain. Oleh karena sampai 3 kali ia ajukan permintaan
itu, maka oleh Rasulullah ia dihukum rajam sampai mati. Demikianlah
contoh perierapan Al 'Adalah yang merupakan salah satu butir Mabadi
Khaira Ummah, yakni ....
a. tepat janji
b. setia dan tepat janji
c. adil terhadap diri sendiri
d. Adil terhadap Rasulullah
16. Seorang siswa suka menolong temannya yang sedang dalam
kesulitan tanpa diminta. la begitu cekatan menolongnya dengan ikhlas,
tanpa merasa adanya tekanan, dan juga tanpa mengharapkan imbalan.
Demikianlah contoh penerapan salah satu butin Mabadi Khaira
Ummah: ....
a. Al ‘adalah
b. Al’istiqomah
c. As;shidqu
d. At’ta’awun
17. "Amal kebajikan yang paling dicintai Allah adalah yang terus
menerus dilakukan walaupun sedikit", begitulah sabda Rasulullah SAW
yang menjadi penerapan salah satu butir Mabadi Khaira Ummah:.....
a. Al 'Adalah
b. Al Istiqamah
c. As Shidqu
d. At Ta'awun
18. sikap dasar yang tertuang dalam Mabadi Khaira Ummah itu
apabila dibiasakan sejak dini, niscaya seseorang akan ....
a. menjadi manusia teladan
b. popular ditengah tengah masyarakat
c. terpilih menjadi pemimpin
d. mudah memperoleh aneka fasilitas

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


19. Dengan upaya membudayakan beberapa prilaku melalui
sosialisasi Khatthah Nahdliyah dan Mabadi Khaira Ummah ,maka
warga NU bias diharapkan memiliki…….
a. cakrawala berfikir yang luas
b. kharisma keulamaan
c. kepribadian yang khas
d. kemampuan berpolitik
20. “ yadullahi fauqo aidihim (al-fath:10)”
"Tangan Allah di atas tangan mereka", begitulah makna harfiahnya.
Jika mengikuti makna tersebut maka terjadilah penyerupaan Allah
dengan makhluk yaitu bertangan. Demikian ini menurut dalil akal jelas
mustahil. Karena itu, menurut pandangan NUtangan Allah itu
maksudnya kekuasaan Allah. Begitulah contoh salah satu prilaku
keagamaan NU dalam bidang Aqidah yaitu .....
a. keberanian menginterpretasikan Al Qur'an
b. kecenderungan berfikir rasional
c. hanya menerima sesuatu yang masuk akal
d. menyeimbangkan dalil naqli dan dalil aqli
21. Menurut pandangan NU, bunga Bank hukumnya bisa haram, bisa
mubah, dan bisa syubhat. Demikianlah contoh salah satu prilaku
keagamaan NU di bidang Syari'ah yaitu……
a. mentolerir perbedaan pendapat tentang masalah-masalah furu'iyah
dan mu'amalah ijtima'iyah
b. menyerahkan kepada pendapat masyarakat
c. mengikuti pilihan yang dikehendaki masyarakat
d. tidak cenderung kepada satu keputusan hukum melainkan beberapa
keputusan hukum
22. Tidak termasuk yang dipatuhi warga NU secara sungguh-
sungguh, tanpa ragu-ragu, dan juga tanpa memberikan peluang terhadap
perbedaan pendapat yaitu ....
a. kewajiban shalat fardlu
b. melafalkan niat shalat
c. haramnya daging babi

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


d. 8 orang mustahiq zakat
23. "Selalu berpegang teguh pada Al Qur'an dan As Sunnah dengan
menyandarkan diri pada hasil Ijtihad dan bimbingan para ulama
Mujtahid", begitulah salah satu prilaku keagamaan NU di bidang .....
a. Aqidah
b. Syari'ah
c. Tashawuf
d. Tauhid
24. Salah satu cara yang bisa ditempuh dalam beribadah kepada Allah
SWT secara benar adalah dengan melalui thariqah yang benar di bawah
bimbingan seorang mursyid yang bisa dipertanggung jawawabkan.
Begitulah contoh salah satu prilaku keagamaan NU dIbidang....
a. Aqidah
b. Syari'ah
c. Tashawuf
d. Tauhid
25. "Bila perlu dengan mengorbankan kepentingan yang lebih kecil
demi kepentingan yang lebih besar", begitulah salah satu prilaku yang
harus dilakukan oleh warga NU secara istiqamah di bidang.....
a. sosial
b. budaya
c. pendidikan
d. ekonomi
26. "Menjunjung tinggi persaudaraan antar sesama warga NU, antar
sesama Islam, antar sesama warga bangsa, dan antar sesama manusia",
demikianlah salah satu prilaku warga NU dibidang………
a. Ekonomi
b. Pendidikan
c. Budaya
d. sosial
27. "Selalu menghormati para ahli ilmu, terutama para ulama, sebagai
pembawa khazanah ilmu yang mutlak diperlukan oleh manusia dalam

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


meraih kebahagiaan duniawi dan ukhrawi". demikianlah salah satu
prilaku warga NU di bidang....
a.politik
b.sosial
c. seni budaya
d. teknologi
28. "Selalu siap beradaptasi dengan setiap perubahan yang membawa
manfaat bagi kemaslahatan manusia", begitulah salah satu prilaku
warga NU di bidang...
a. teknologi
b. keagamaan
c. sosial
d. politik
29. Selalu menghargai orang lain dengan pendapat-pendapatnya yang
tidak mesti sama dengan pendapat sendiri, begitulah pengertian salah
satu sikap politik yang disebut..
a. taat asas
b. konstitusional
c. humanistis
d. demokratis
30. "Mampu mengembangkan mekanisme musyawarah dan mufakat,
sadar akan posisi dan fungsi diri di tengah tata pergaulan masyarakat,
dan selalu berusaha mencapai kesepakatan serta menghormatinya
meskipun tidak sesuai dengan selera dan pendapat sendiri", begitulah
salah satu prilaku warga NU di bidang.....
a. seni budaya
b. politik
c. ekonomi
d. pendidikan
31. Menurut pandangan NU, tidak termasuk yang harus
dimanifestasikan dalam bentuk visi, misi, program perjuangan,
keanggotaan, dan kepemimpinan yaitu keterbukaan dalam pengertian
lintas....

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


a. agama
b. suku
c. golongan
d. ekologi
32. Melaksanakan dakwah kultural, begitulah salah satu prilaku
budaya NU yang disebut…….
a. proporsional-normatif
b. adaptatif-akomodatif
c. elastis-fleksibel
d. obyektif-selektif
33. Bukanlah sosok warga NU jika hanya mau menerima yang lama
dan secara apriori menolak yang baru ataupun sebaliknya. Karena itu,
salah satu prilaku budaya warga NU adalah ....
a. proporsional-normatif
b. adaptatif-akomodatif
c. elastis-fleksibel
d. obyektif-selektif
34. Bukanlah sosok warga NU jika tidak sepenuhnya meyakini NU
sebagai satu-satunya organisasi yang memberikan tuntunan hidup yang
benar. Karena itu, warga NU mesti berprilaku....
a. Al Ma'rifah wal Istiqan bi NU
b. Al Jihad fi Sabili NU
c. As Shabru fi Sabili NU
d. Ats Tsiqatu bi NU
35. "Selalu bersemangat memperjuangkan NU agar tetap lestasi dan
berkembang di manapun", begituilah salah satu prilaku warga NU yang
disebut....
a. Ats Tsiqatu bi NU
b. As Shabru fi Sabili Nuc
c. Al Jihad fi Sabili NU
d. Al 'Amal bi Ta'alimi NU

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


36. Bukanlah sosok warga NU jika tidak istiqamah dan konsisten
dalam menerapkan ajaran dan tuntunan NU. Karena itu, warga NU
mesti berprilaku .....
a. Al 'Amal bi Ta'alimi NU
b. As Shabru fi Sabili NU
c. Ats Tsiqatu bi NU
d. Al Ma'rifah wal Istiqan bi NU
37. Bukanlah sosok warga warga NU jika tidak berjiwa
gigih,tsngguh,dan tabah dalam ber-NU.karena itu,warga NU mesti
berprilaku……
a. Ats Tsiqatu bi NU
b. Al Ma'rifah wal Istiqan bi NU
c. Al 'Amal bi Ta'alimi NU
d. As Shabru fi Sabili NU
38. Pembentukan sikap mental dalam beribadah dengan tetap
mengikuti Islam, begitulah pandangan NU tentang pengertian ....
a. Aqidah
b. Syari'ah
c. Akhlaq
d. Tashawuf
39. Tidak termasuk konsep dasar pemahaman dan pengamalan warga
NU terhadap ajaran agamanya yaitu .....
a. keseimbangan
b. toleransi terhadap perbedaan
c. tengah-tengah (moderat)
d. situasional dan kondisional
40. "Meskipun meyakini bahwa Allah Maha Kuasa, namun manusia
tetap berhak menentukan pilihan serta mengusahakannya", begitulah
penerapan warga NU terhadap ajaran agamanya dibidang…….
a. Aqidah
b. Syari’ah
c. Akhlaq
d. Tashawuf

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


41 "Keseimbangan dalam penggunaan dalil naqli dan dalil aqli, serta
pengambilan jalan tengah di antara keyakinan terhadap taqdir dan
kewajiban berikhtiar", begitulah penerapan warga NU terhadap
ajaran....
a. Aqidah
b. Syaaria’ah
c. Akhlaq
d. Tashawuf
42 Tidak termasuk prilaku sosial warga NU dalam kehidupan
bermasyarakat yaitu setiap tingkah lakunya…….
a. mengacu pada norma-norma agama
b. termotifasi oleh keikhlasan
c. berlandasan nilai-nilai akhlaqul karimah
d, disemangati oleh kepentingan politik
43 Tidak termasuk dalam pengertian shalawat dari bahasa yaitu :
a. menyebut-nyebut yang baik
b. ucapan-ucapan yang mengandung kebajikan
c. mengkultus individukan seseorang
d. permohonan atas curahan rahmat dari Allah

44 Jika dalam QS Al Ahzab: 56 disebutkan bahwa Allah SWT bershalawat


kepada Nabi Muhammad,maka pengertiannya....
a. seperti kita bershalawat kepada beliau
b. seperti para Malaikat bershalawat kepada beliau
c. Allah meneladankan shalawat kepada beliau
d. Allah SWT melimpahkan rahmat kepada beliau
45 Jika dalam QS Al Ahzab: 56 disebutkan bahwa para Malaikat
beshalawat kepada Nabi Muhamad, maka pengertiannya……
a. seperti Allah SWT bershalawat kepada beliau
b. seperti kita bershalawat kepada beliau

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


c. mereka meneladankan shalawat kepada beliau
d. mereka memohonkan ketinggian derajat beliau
JAWABLAH PERTANYAAN PERTANYAAN BERIKUT DENGAN
SINGKAT DAN JELAS!

 ‫يأيها الذين أمنوا اتقوا هللا وكونوا مع الصادقين التوبة‬


Sebutkan salah satu butir Mabadi Khaira Ummah yang diajarkan dalam
ayat di atas beserta 4 macam artinya !

 ‫إن الذين قالوا ربنا هللا ثم استقاموا تتنزل عليهم المليكة أال تخ™™افوا وال تحزن™™وا وأبش™™روا بالجث™™ة‬
۳۰ ‫ توعدون فصلت‬. ‫التي كنتم‬
Sebutkan salah satu butir Mabadi Khaira Ummah yang diajarkan dalam
ayat di atas beserta 4 macam artinya !

 Sebutkan madzhab yang dianut oleh NU di bidang Syari'ah dan di


bidang Tashawuf!
 Bagaimanakah prilaku politik NU yang lazim disebut konstitusional!
 Tulislah dalil Al Qur'an tentang membaca shalawat dengan tulisan
yang baik,benar, dan bersyakal.

KI DAN KD ASWAJA Kelas 9

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


Semester ganjil
1. Menghargai dan menghayati ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah
1.1 Menghayati nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah
1.2 Meyakini kebenaran dalil-dalil tentang sampainya pahala
amal/kirim doa kepada orang yang meninggal.
1.3 Meyakini kebenaran ideo-logi Nahdlatul Ulama ten-tang sunnah
dan bid'ah. dalil
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur (as-shidqu), dapat dipercaya,
setia dan menepati janji (al-amanah wal-wafa bil 'ahdi), adil
(al-'adalah), tolong menolong (at-ta'awun), konsisten (al-istiqomah),
moderat dan percaya diri (at-tawasuth wal-i'tidal), keseimbangan (at-
tawazun), toleran (tasamuh), amar ma'ruf nahi munkar dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
2.1 Membiasakan bersikap konsisten (al-istiqomah), moderat (at-
tawasuth), dan percaya diri (i'tidal), dalam memahami perbe-daan
firqah dalam islam
2.2 Menunjukkan sikap to-leran (tasamuh) terhadap perbedaan ajaran
firqah-firqah dalam islam.
2.3 Meyakini kebenaran ideologi Nahdlatul Ula-ma tentang ukhuwah
islamiyah, nahdliyah, wa-thaniyah, basyariyah.
2.4 Menunjukkan sikap jujur (as-shidqu), seimbang (at-tawazun), dan
toleran (tasamuh) sebagai warga Nahdlatul Ulama

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang al-Qur'an, Hadis, Fiqh, Akidah,
Akhlak, Sejarah Islam, dan Ahlussunnnah Waljamaah.
3.1 Memahami sejarah munculnya firqah dalam Islam, tokoh, ajaran,
serta perbedaan ajarannya
3.2 Mengetahui pengertian sunnah, bid'ah dan macam-macamnya

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


3.3 Mengetahui pengertian ukhuwah menurut Nah-dlatul
Ulama(Ukhuwah Islamiyah, Nahdliyah, Wathaniyah, Basyariyah)
3.4 Memahami pengertian dan hikmah selamatan untuk mayit serta
dalil-dalil tentang sampainya pahala amal kepada orang yang
meninggal.
4. Mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di madrasah dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Membuat peta konsep sejarah munculnya firqoh dalam Islam
4.2 Menguraikan berbagai macam sunnah bid'ah
4.3 Menceritakan konsep Ukhuwah Islamiyah; nahdliyah,
wathaniyah,basyariya
4.4 Mengamalkan selamatan untuk mayit, tawassul dan ziarah kubur
Semester genap
1. Menghargai dan menghayati ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah
1.1. Menunjukkan sikap keta-atan beribadah dalam bentuk berdikir dan
berdoa
1.2. Menunjukkan sikap syukur kepada karunia Allah seba-gai warga
Nahdlatul Ulama
1.3. Meyakini kebenaran ideo-logi Nahdlatul Ulama ten tang dzikir dan
shalawat sesuai tuntunan Rasulullah SAW
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur (as-shidqu), dapat dipercaya,
setia dan menepati janji (al-amanah wal-wafa bil 'ahdi), adil
(al-'adalah), tolong menolong (at-ta'awun), konsisten (al-istiqomah),
moderat dan percaya diri (at-tawasuth wal-i'tidal), keseimbangan (at-
tawazun), toleran (tasamuh), amar ma'ruf nahi munkar dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
2.1. Menunjukkan sikap mo-derat dan percaya diri (at-tawasuth wal-
i'tidal) sebagai warga Nahdlatul Ulama

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


2.2. Menunjukkan sikap to-leran (tasamuh) sebagai warga Nahdlatul
Ulama
2.3. Menunjukkan sikap jujur (as-shidqu) sebagai warga Nahdlatul
Ulama
3.1 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang al-Qur'an, Hadis, Fiqh, Akidah,
A khlak, Sejarah Islam, dan Ahlussunnnah Waljamaah.

3.1 Mengetahui pengertian, perumusan, dan kandung-an mabadi khaira


ummah
3.2 Mengetahui pengertian dan perilaku syakhsiyah nahdliyah
3.3 Mengetahui berbagai dzi-kir dan sholawat kepada Nabi Muhammad
SAW
3. Mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di madrasah dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Mengarang penerapan mabadi khaira ummah
4.2 Menyajikan hasil proyek pengamalan syakhsiyah nahdliyah
4.3 Mempraktikkan dzikir dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW

CATATAN
............................................................................................................................
......................

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................
............................................................................................................................
......................

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9


_Selesai_

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan Kelas 9

Anda mungkin juga menyukai