Anda di halaman 1dari 6

KAIDAH KHAASH

Shalu Putri Rinanda


XII IPA 5
PENGERTIAN
 Menurut bahasa : khaash artinya tertentu.
 Menurut istilah Ushul Fikih : Khaas adalah lafadz yang
dipakai untuk satu arti yang sudah diketahui
kemandiriannya.
 Menurut menurut Abdul Wahab Khalaf : Khaas adalah
tiap-tiap lafadz yang dipakai untuk arti satu yang tersendiri
dan terhindar dari arti lain yang musytarak

dapat dipahami bahwa khaash adalah lafadz atau


perkataan yang menunjukkan arti sesuatu tertentu ,
tidak menunjukkan arti umum.
Bentuk Lafadz Khaash
 Lafadz khaash berbentuk muthlaq, yaitu lafadz khash yang tidak ditentukan dengan
sesuatu. Maksudnya adalah apabila dalam nash itu terdapat lafadz yang
menunjukkan makna khaash, selama tidak terdapat dalil yang mengalihkan dari
makna hakiki ke makna lain, maka harus diartikan sesuai dengan arti hakiki.

 Lafadz khaash berbentuk khaash (muqayyad) yang ditentukan dengan sesuatu.


Apabila lafadzh khaash yang muthlaq itu ditemukan berada dalam nash lain dan
diterangkan secara muqayyad, sedangkan topik dan sebab pembicaraannya sama,
maka semua hukumnya harus ikut sama.

 Lafadz khaash berbentuk amar (perintah). Contohnya dalam QS. Al-Maidah [5]: 38
mengandung isi potong tangan hukumnya wajib pada kasus pencurian apabila
memenuhi satu nisab barang yang dicuri.

 Lafadz khaash berbentuk nahi (larangan). maksudnya adalah jika lafadz khaash itu
mengandung arti nahi, hukum yang terkandung di dalamnya adalah haram.
Kebolehan Mentakhsish ( Menghususkan )
Lafadz ‘Am
 Masalah kesempurnaan dan  Setiap yang bernyawa (makhluk)
keagungan Allah Swt., seperti pasti akan mati, seperti pada
pada firman Allah Swt dalam firman Allah Swt dalam QS. Ali
QS. Ar-Rahman [55]: 27 Imran[3]: 183
 Haramnya menikah dengan ibu  Allah Swt. selalu menjamin
kandung ataupun ibu rodho’ah rezeki makhluq-Nya, seperti
(susuan), seperti pada firman pada firman Allah Swt dalamQS.
Allah Swt dalam QS. An-Nisa’ Hud [11]: 6
[4]: 22  Allah Swt. penguasa alam
semesta ini baik yang ada di
langit maupun di bumi, seperti
pada firman Allah Swt dalam
QS. Al-Baqarah [2]: 284
Macam-Macam Takhsish
Takhsish Muttasil Takhsish Munfasil
(bersambung) (terpisah)
1. Pengecualian , seperti pada 1. Al-Qur’an ditaksis (dikhususkan)
firman Allah Swt dalam QS. Al- al-Qur’an, seperti pada firman Allah
Baqarah [2]: 282 Swt dalam QS. Al-Baqarah [2]: 228
2. Al-Qur’an ditakhsis (dikhususkan)
2. Syarat , seperti pada firman Allah
al-Hadis ,seperti pada firman Allah
Swt dalamQS. An-Nisa’ [4]: 101 Swt dalam QS. An-Nisa’ [4]: 11
3. Sifat , seperti pada firman Allah 3. Al-Hadis ditakhsis (dikhususkan)
Swt dalam QS. An-Nisa’ [4]: 23 al-Qur’an
4. Ghayah artinya hingga batas 4. Al-Hadis ditakhsish al-Hadis
waktu atau tempat, seperti pada 5. Al-Qur’an ditakhsis (dikhususkan)
firman Allah Swt dalamQS. Al- al-Qiyas , seperti firman Allah Swt
Maidah [5]: 6 dalam QS. An-Nur [24]: 2)
5. Badal Ba’dul Min Kull artinya 6. Al-Qur’an ditakhsish al-Ijma’ ,
pengganti dari sebagian, seperti seperti firman Allah Swt dalam QS.
pada firman Allah Swt dalam QS. Al-Jumu’ah [62]: 9
Ali Imran [3]: 97
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai