Anda di halaman 1dari 20

KAEDAH MUJMAL DAN MUBAYYAN

INDIKATOR PENCAPAIAN

3.1 Membedakan ketentuan kaidah mujmal dan mubayyan


3.2 Mengorganisir ketentuan kaidah mujmal dan mubayyan
3.3 Menemukan makna tersirat kaidah mujmal dan mubayyan
4.1 Mengidentifikasi hasil analisis contoh penerapan kaidah
mujmal dan mubayyan dalam menentukan hukum suatu
kasus yang terjadi di masyarakat
PENGERTIAN MUJMAL

Menurut bahasa mujmal artinya global atau terperinci .


Sedangkan menurut istilah definisi mujmal adalah:
“ lafadz yang belum jelas artinya yang tidak dapat
menunjukkan arti yang sesungguhnya jia tidak ada
keterangan lain yang menentukannya”
CONTOH LAFADZ YANG MUJMAL

firman Allah Swt.:

‫َّص َن بِا َ ۡنفُ ِس ِه َّن ثَ ٰلثَةَ قُر ۡ ُٓو ٍء‬ ُ ‫َو ۡال ُمطَلَّ ٰق‬
ۡ ‫ت يَتَ َر ب‬
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'.

(QS. Al-Baqarah [2]: 228)


KETERANGAN

Lafadz quru’ ini disebut mujmal, mempunyai dua arti, yaitu haid dan
suci.
Selainitu, makna diantara dua macam arti ini yang dikehendaki oleh ayat
tersebut,
diperlukan penjelasan yaitu bayan.
Itulah contoh ijmal dalam lafadz tunggal.
CONTOH DALAM LAFADZ MURAKKAB (SUSUNAN KATA-KATA) TERDAPAT DALAM FIRMAN ALLAH

terdapat dalam firman Allah SWT :

‫اح‬ َ
‫ك‬ ِّ ‫ن‬ ‫ال‬ ُ ‫ة‬ ‫د‬
َ ۡ
‫ق‬ ُ
‫ع‬ ‫ه‬ٖ ‫د‬
ِ َ ‫ي‬ِ ‫ب‬ ۡ
‫ى‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫و‬
َ ُ ‫ف‬ ۡ
‫ع‬ َ ‫ي‬ ‫و‬ۡ َ ‫ا‬ ‫ن‬
َ ‫و‬ۡ ُ ‫ف‬ ۡ
‫َّع‬ ‫ي‬ ‫ن‬ۡ َ ‫ا‬
ِ
mema'afkan atau dima'afkan oleh orang yang memegang ikatan nikah. (QS. AlBaqarah [2]: 237)


ۡ
ِ ‫اَ ۡن ي َّۡعفُ ۡو َن اَ ۡو يَ ۡعفُ َوا الَّ ِذ ۡى بِيَ ِد ٖه ُعق َدةُ النِّ َك‬
‫اح‬
mema'afkan atau dima'afkan oleh orang yang memegang ikatan nikah. (QS. AlBaqarah [2]:
237)
KETERANGAN

Dalam ayat tersebut masih terdapat ijmal tentang menentukan yang


dimaksud orang yang memegang kekuasaan atas ikatan pernikahan
itu, mungkin yang dimaksud suami atau wali.
Selain itu, untuk menentukan siapa diantara kedua yang dimaksud
pemegang ikatan nikah, diperlukan bayan
SEBAB-SEBAB ADANYA MUJMAL

a. Kata-kata tunggal, contoh :


1) Isim : kata ‫ ق روء‬dengan pengertian suci atau
datang bulan
2) Fi’il : kata kerja ‫ ق ا ل‬dengan pengertian berkata
atau tidur siang.
3) Huruf : huruf ‫ و‬yang menunjukkan huruf athaf
4) Huruf : huruf ‫ ا لى‬yang menunjukkan ghayah atau

‫ مع‬berarti beserta
SEBAB-SEBAB ADANYA MUJMAL

b. Susunan kata-kata (jumlah atau tarkib)


c. Termasuk mujmal ialah lafadz asing yang
ditafsir oleh nash itu sendiri, dengan arti
yang khusus, seperti lafadz ‫ا لقارعة‬
HUKUM LAFADZ MUJMAL

Apabila terdapat perkataan mujmal baik dalam al-Qur’an maupun


al-Hadis, kita tidak menggunakannya, datang penjelasan. Seperti
kata shalat, zakat, haji, dan lain-lain yang dijelaskan oleh Nabi
Muhamamd Saw. tentang cara-cara melakukannya.
Demikian pula tentang batas-batas harta yang terkena zakat
KAEDAH MUBAYYAN

PENGERTIAN MUBAYYAN :
Menurut bahasa mubayyan artinya penjelasan.
Sedangkan menurut istilah adalah :
“ Bayan adalah mengeluarkan sesuatu dari tempat yang sulit ke tempat yang jelas.”

Dengan demikian arti mubayyan menurut istilah adalah


“ suatu lafadz yang jelas maksudnya tanpa memerlukan penjelasan. “
MACAM-MACAM BAYYAN

A.Bayan dengan perkataan


Sebagaimana firman Allah Sw.:

َ ‫صيَا ُم ثَاَل ثَ ِة َأي ٍَّام فِي ْال َحجِّ َو َس ْب َع ٍة ِإ َذا َر َج ْعتُ ْم ۗ تِ ْل‬
ٌ‫ك َع َش َرةٌ َكا ِملَة‬ ِ َ‫ۗ فَ َم ْن لَ ْم يَ ِج ْد ف‬

• Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang
kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. (QS. Al- Baqarah [2]: 196)
KETERANGAN

Lafadz tujuh dalam bahasa Arab sering ditujukan


dengan menggunakan arti lain. Untuk menjelaskan
tujuh yang betul-betul tujuh, Allah Swt. mengiringi
dengan kalimat tujuh yang sempurna yaitu tujuh
ditambah tiga berjumlah sepuluh yang sempurna.
B. Bayan dengan Perbuatan
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw :

َ ‫صلُّوا َك َما َرَأ ْيتُ ُمو ِنى ُأ‬


•‫صلِّى‬ َ ‫َو‬
shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sedang shalat (sepertishalatku). (HR.
Bukhari)
KETERANGAN

Cara shalat ini dijelaskan dengan perbuatan oleh Nabi


Muhammad Saw, yaitu beliau mengerjakan sebagaimana cara
beliau menerjakan, sambal menyuruh orang untuk menirukannya.

Karena itu, penjelasan seperti ini disebut “bayan dengan


perbuatan”
c. Bayan dengan Isyarat
Sebagaimana penjelasan Nabi Muhammad Saw. tentang jumlah hari dalam satu bulan dengan
mengangkat jari beliau. Sabda Nabi Muhammad Saw.:
KETERANGAN

Penjelasan ini diberikan kepada sahabat dengan mengangkat


kesepuluh jari beliau tiga kali, yaitu 30 hari. Mengulanginya
sambil membenamkan ibu jarinya pada kali terakhir.
Maksudnya bahwa bulan Hijriyah itu kadangkadang 30 hari
atau 29 hari
d. Bayan dengan Meninggalkan Sesuatu

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut:

“ Adalah akhir dua perkara pada Nabi Muhammad Saw. tidak berwudhu karena makan
apa yang dipanaskan oleh api.(HR. Ibnu Hibban) “
e. Bayan dengan Diam

Seperti kisah ‘Uwaimir al-‘Ajalani ketika bertanya kepada Rasulullah


Saw. tentang isterinya yang selingkuh, maka RasulullahSaw. Diam tidak
memberikan jawaban perihal tersebut. Hal ini menunjukkan tidak ada li’an.
Setelah itu turunlah ayat tentang li’an, kemudian Nabi Muhammad Saw.
bersabda:

“ Sesungguhnya telah diturunkan (ayat) al-Qur’an tentang kamu dan isterimu,dan Nabi menjalankan li’an diantara
keduanya. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i) “

Anda mungkin juga menyukai