Anda di halaman 1dari 16

CATATAN SANG PENGEMBARA

Terus berjalan, Terus belajar.....

 HOME
 TENTANG PENULIS
 GALLERY
 TULISAN
 KULIAH
 CONTACT US

QURDIS

MAKALAH AL-QUR’AN HADITS


PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS
TENTANG DEMOKRASI
Ahmad Syafii 3:33 PM Add Comment

download ppt klik disini


Dosen Pengampu : Mukh. Nursikin, M.S.I.

Kelompok 8:
Hayya Ulma Azra (13410145)
Arlieza Nurcahyani (13410146)
Khotimah (13410147)
Siti Shofiyana (13410156)

Kelas : PAI-D
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT kerena atas
berkah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PERSPEKTIF AL-QUR’AN
DAN HADITS TENTANG DEMOKRASI” ini tepat waktu. Makalah yang kami buat ini berisi
tentang pembahasan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang demokrasi..
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengambil materi dari buku-buku yang
berkaitan dengan masalah-masalah demokrasi dalam Islam, terutama yang berkaitan dengan Al-
Qur’an dan Hadits.
Kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
penyusunan maupun materinya. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran pembangun untuk
memperbaiki makalah ini. Semoga apa yang kami sampaikan dalam makalah ini bisa menjadi
ilmu baru bagi kalian semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 11 Desember 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. datang tidak hanya membawa aqidah
keagamaan atau ketentuan moral dan etika yang menjadi dasar masyarakat semata-mata. Akan
tetapi Islam juga membawa syariat yang jelas mengatur manusia, perilakunya dan hubungan
antara satu dengan yang lainnya dalam segala aspek; baik bersifat individu, keluarga, hubungan
individu dengan masyarakat dan hubungan-hubungan yang lebih luas lagi.
Sejarah memperlihatkan bahwa Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir berhasil
mendirikan suatu sistem pemerintahan, kemudian pengaruhnya berkembang ke seluruh penjuru
dunia tanpa bantuan kekuasaan dan kekuatan banyak umat. Beliau berhasil menguasai pikiran,
keyakinan dan jiwa umatnya, bahkan mengadakan revolusi berpikir dalam jiwa bangsa-bangsa,
hanya berdasarkan Al-Qur’an yang setiap hurufnya telah menjadi hukum.
Jadi, Islam memang bukan hanya merupakan sekadar sistem keagamaan. Islam juga
mengatur masalah sistem politik, termasuk demokrasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu demokrasi?
2. Apa saja kaidah demokrasi dalam Islam?
3. Bagaimana Al-Qur’an mengkaji demokrasi?
4. Bagaimana Hadits membahas demokrasi?

C. TUJUAN
1. Mengetahui makna demokrasi
2. Mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan demokrasi
3. Mengetahui Hadits yang berkaitan dengan demokrasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
Secara teoritis banyak orang menganggap bahwa demokrasi adalah usaha untuk
menghormati hak-hak inndividu, karena di negara-negara liberal maupun komunis disaksikan
keruntuhan ketiranian, lalu diusahakanlah pemerintahan rakyat dengan berbagai pola dan model
yang berkembang pada masing-masing sistem politik pemerintahan.
Demos berarti rakyat dan cratein berarti kekuasaan atau kedaulatan. Dengan demikian
demokrasi berarti keadaan di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan
rakyat.

B. Demokrasi dan Al-Qur’an


Kelakuan sistem pemerintahan yang meniadakan demokrasi, memang membuat
terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa, tetapi keadaan ini dinilai sebagai absolut dan tirani
yang buruk bagi peradaban. Elit pemerintahan sulit diterobos kecuali hukum alam (sunatullah)
yang memusnahkan. Sebagaimana disampaikan oleh Ibn Khaldun dalam buku beliau yang
terkenal Muqaddimah, bahwa umur kekuasaan seperti umur manusia juga, ada yang panjang dan
ada pula yang pendek, tetapi sudah tentu pasti akan berakhir, baik secara perlahan maupun secara
tragis. Komunisme kita lihat hanya bertahan 70 tahun setelah itu hampir di seluruh negeri
mengalami kemunduran.
Pendemokrasian bila ditujukan untuk kebebasan individu, juga berakibat tidak baik; karena
segala orang yang berjiwa propinsialisme kedaerahan dan membanggakan firqah-firqahnya
cenderung sulit diatur, kurang etis dengan sentralnya.
Adapun petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh ayat-ayat Al-Qur’an terhadap baik
desentralisasi maupun sentralisasi sangat jelas, yaitu Allah memfirmankan bahwa sebenarnya
pemisahan-pemisahan kedaerahan yang berlebihan tidak disenangi Allah SWT Al-Malikul Mulk.
Begitu juga pemusatan kekuasaan yang berlebihan juga tidak disukai Allah SWT, karena
akan menimbulkan keangkuhan, kesombongan dan semena-mena, kendati sebenarnya
pertanggunngjawaban itulah yang dituntut.
Al-Qur’an datang sebagai petunjuk Allah SWT dan sudah dibuktikan bahwa Al-Qur’an
adalah benar-benar wahyu dari Allah, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Allah itu Esa, Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan dan tiada seorang pun yang setara dengan Dia (QS. Al-Ikhlas) dan Firman-Nya
adalah petunjuk.
Petunjuk dan peringatan dalam Firman Allah itu terkumpul dalam Al-Qur’an, dan untuk
seluruh umat manusia (bangsa-bangsa) sebagaimana ayat-ayat berikut ini:

‫وما هو إال ذكر للعالمين‬


Artinya : “Al-Qur’an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat (bangsa-bangsa).” (QS. Al-
Qalam ayat 52)

‫إن هو إال ذكر للعالمين‬


Artinya : “Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah peringatan bagi seluruh umat (bangsa-bangsa).” (QS. Shaad
ayat 87)

Apa kata Al-Qur’an tentang desentralisasi yang berlebih-lebihan, yang akibatnya


mempunyai resiko daerah-daerah menjadi terbagi-bagi?

‫يا أيها الذين آمنوا أطيعوا هللا وأطيعوا الرسول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه‬
‫إلى هللا والرسول إن كنتم تؤمنون باهلل واليوم اآلخر ذلك خير وأحسن تأويال‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisaa’
ayat 59)

.....‫صموا بحبل هللا جميعا وال تفرقوا‬


Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-
berai......” (QS. Ali-Imran ayat 103)

‫ونوا كالذين تفرقوا واختلفوا من بعد ما جاءهم البينات وأولئك لهم عذاب عظيم‬
Artinya : “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang
berat.” (QS. Ali-Imran ayat 105)

‫ال تناصرون‬
Artinya : “Kenapa kamu tidak tolong-menolong?” (QS. Ash-Shaffaat ayat 25)

Sekarang bila kita melaksanakan sentralisasi yang berlebih-lebihan, untuk memperkuat


kekuasaan, maka mesti diingat bahwa kekuasaan itu sebenarnya milik Allah, sedangkan manusia
tidak kekal.

‫إن العزة هلل جميعا هو السميع العليم‬....


Artinya : “Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yunus ayat 65)

Sebagai contoh kita lihat bagaimana Nabi Sulaiman as. yang begitu besar kekuasaanya
bersyukur.

‫قال الذي عنده علم من الكتاب أنا آتيك به قبل أن يرتد إليك طرفك فلما رآه مستقرا عنده قال هذا‬
‫من فضل ربي ليبلوني أأشكر أم أكفر ومن شكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن ربي غني كريم‬
Artinya : “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar,
maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".” (QS. An-Naml ayat 40)

Dengan cara mensyukuri nikmat memperoleh kekuasaan ini menjadi pelajaran bagi kita
bahwa kalau tidak demikian pembentukan-pembentukan elit politik yang tidak tergoyahkan
tersebut akan menimbulkan kesombongan dan semena-mena.

‫من فرعون إنه كان عاليا من المسرفين‬


Artinya : “Sesungguhnya dia adalah orang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui
batas.” (QS. Ad-Dukhaan ayat 31)

Karena segala apa yang kita perbuat akan dituntut pertanggungjawabannya.

‫س بما كسبت رهينة‬


Artinya : “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Al-Muddatsir ayat 38)

C. Kaidah-Kaidah Demokrasi
Kaidah-kaidah demokrasi ini berkaitan dengan kepemimpinan suatu negara. Pemimpin
suatu negara haruslah orang yang mampu mengayomi rakyatnya dengan benar, serta memiliki
sikap yang menjadi panutan rakyatnya. Terdapat bebarapa hal yang menjadi kaidah-kaidah
demokrasi, antara lain :
i. Kesamaan
Kaidah ini mengacu pada hakikat persamaan manusia di depan Allah SWT, yang mana
semua manusia kedudukannya sama. Setiap manusia berhak menyuarakan pendapatnya,
aspirasinya, tanpa ada dominasi dari seseorang maupun kelompok lain. Yang membedakan
manusia yang satu dengan yang lainnya adalah tingkat keimanannya.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

‫يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند هللا‬
‫أتقاكم إن هللا عليم خبير‬
Artinya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami elah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat:13)
Ayat ini turun sebagai penegasan bahwa dalam Islam tidak ada diskriminasi, yang paling
mulia adalah yang paling bertakwa.

ii. Kewajiban musyawarah


Ada kalanya dalam suatu kepentingan, orang-orang banyak menemukan perbedaan
pendapat. Allah menjelaskan dalan surat Ali-Imran ayat 159 mengenai masalah perbedaan
pendapat ini, yaitu dengan cara bermusyawarah.
Musyawarah dilakukan sebagai cara untuk mengambil keputusan dengan cara yang baik
dan benar, dengan tidak memaksa pendapat masing-masing. Musyawarah ini telah diterapkan
oleh Rasulullah SAW pada masa kepemimpinannya. Firman Allah dalam surat Asy-Syura ayat
38:
‫والذين استجابوا لربهم وأقاموا الصالة وأمرهم شورى بينهم ومما رزقناهم ينفقون‬
Artinya: “dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan
Shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan msyawarah antara mereka; dan mereka
menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Asy-Syura:38)

Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159:

‫فبما رحمة من هللا لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب النفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفر‬
‫لهم وشاورهم في األمر فإذا عزمت فتوكل على هللا إن هللا يحب المتوكلين‬
Artinya: “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau besikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang
bertawakal.” (QS. Ali Imran: I59)

iii. Adil
Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 58 :

‫إن هللا يأمركم أن تؤدوا األمانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل إن هللا نعما‬
‫يعظكم به إن هللا كان سميعا بصيرا‬
Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah adalah sebaik-baik yang memberi pengajaran
kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (QS. An-Nisa:58)

iv. Amanah
Persoalan amanah ini terkait dengan sikap adil seperti ditegaskan Allah SWT dalam Surat
an-Nisa’:58.
Seorang pemimpin yang sudah dipercaya oleh rakyatnya untuk menjadi kepala negara
maupun kepala pemerintahan, sudah seharusnya melaksanakan segala amanah yang telah
dilimpahkan kepadanya. Amanah ini yang akan menjadi tangung jawabnya di akhirat kelak.

v. Tanggung Jawab
Bersamaan dengan sebuah amanah, tanggung jawab merupakan sikap atau hal yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Hal ini berkenaan dengan tugasnya sebagai pemimpin rakyat,
yang mana tanggung jawabnya meliputi tanggung jawab kepada rakyat dan juga tanggung jawab
kepada Allah SWT.

vi. Al-Hurriyah atau Kebebasan


Maksud kebebasan di sini sama dengan kesetaraan. Baik Rakyat maupum pemimpin,
masing-masing mempunyai hak dan kewajibannya. Tentunya dengan porsi yang berbeda-beda.
Kebebasan ini tentulah harus ada batasan-batasannya. Pemimpin tidak boleh semena-mena
terhadap rakyatanya, begitu juga sebaliknya. Keduanya harus berkerja sama untuk membangun
sebuah demokrasi yang kuat, dimana tidak ada ‘kesemena-semenaan’ suatu kelompok tertentu.

D. Hadits yang Berkaitan dengan Demokrasi

ْ‫ ا َ ْل ُم ْستَشَا ُر ُمؤ‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا ّل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬ ِ ‫ع ْن ا َ ِب ْي ُه َري َْر ة َ َر‬
َ ‫ض‬ َ
(‫ (روا ه التر مذ ي و ابو داوود‬.‫ت َ َم ٌن‬
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : “Musyawarah
adalah dapat dipercaya.”” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud)

(‫إإذا استشا أحدكم أخاه فليسر عليه (ابن ماجه‬


Artinya: “Apabila salah seorang dari kamu meminta bermusyawarah dengan saudaranya maka
penuhilah.” (HR. Ibnu Majah)

‫ما راءيت أحدا أكثر مشورة ِالصحابه من رسول هللا ص ّل هللا عليه و سلم‬
Artinya: “Saya tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak bermusyawarah dengan
sahabatnya kecuali Rasulullah SAW.” (HR. Tirmidzi)
BAB III
ANALISIS
Dalam tuntunan Islam seperti Al-Qur’an dan Hadits, bab demokrasi sesungguhnya
memang tidak banyak dibahas dan yang menjelaskan secara rinci. Belum ditemukan pula hukum
islam yang berhubungan secara langsung mengatakan tentang demokrasi sendiri itu bagaimana
mestinya. Tapi, bukan berarti Islam melupakan masalah ketata-negaraan ini. Banyak ayat-ayat
atau dalil-dalil yang isinya menuju masalah ini, terutama perihal musyawarah.
Suatu demokrasi selalu berkaitan dengan musyawarah. Hal ini merujuk pada keikut-
sertaan rakyat dalam sistem pemerintahan. Musyawarah ini juga merupakan kaidah demokrasi
yang utama.
Musyawarah ini didasarkan pada surat Ali-Imran ayat 159 dan surat Asy-Syura ayat 38.
Kedua ayat ini membahas tentang sebuah tindakan yang dilakukan oleh suatu kaum mengenai
hal apa yang harus mereka lakukan saat diantara mereka ada sebuah perbedaan pendapat. Saat
tidak ditemukan keputusan, mereka pun juga harus berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits.
Islam tidak menganut demokrasi karena demokrasi sangat berbeda dengan islam, tidak
ada hukum atau ketetapan islam yang berasal dari Al-Qur’an, Hadist maupun hukum lain yang
berpedoman atau diputuskan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits tersebut yang menyatakan
tentang demokrasi secara langsung. Karena demokrasi itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat, jika rakyat sepakat maka selesailah sudah. Sedangkan islam menjalankan dan
memutuskan sesuatu berdasarkan hukum dan ketetapan Al-Qur’an, Hadist, serta hukum dan
ketetapan lainnya yang diputuskan manusia yang juga berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
Dalam demokrasi barat, umat memegang kekuasaan tertinggi. Tetapi dalam Islam,
kekuasaan rakyat tidak bersifat mutlak, melainkan terikat dengan ketentuan-ketentuan syari’at
agama yang dipeluk oleh setiap individu dari rakyat tersebut. Rakyat tidak dapat bertindak
melebihi batas-batas hukum tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demokrasi merupakan suatu bentuk kedaulatan atau kekuasaan yang subjek dan objeknya
pada rakyat. Maksudnya, demokrasi berarti kedaulatan (pemerintahan) dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat.
Dalam mencapai suatu kesepakatan perlu dilakukan sebuah musyawarah. Al-Qur’an
membahas tentang musyawarah dalam surat Ali Imran ayat 159 dan Asy-Syura ayat 38.
Kaidah-kaidah dalam demokrasi sejatinya berhubungan dengan masalah kepemimpinan
suatu kaum atau negara. Kaidah-kaidah ini merupakan sifat dan sikap atau apa yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin tersebut. Di antara kaidah-kaidah itu antara lain; kesetaraan,
musyawarah, mampu menjaga amanah dan adil, dll.
Kaidah dalam demokrasi yang utama adalah musyawarah. Musyawarah berkaitan dengan
pengambilan keputusan yang dilakukan secara berkelompok, guna mencapai suatu mufakat bagi
kemaslahatan umat. Dalam musyawarah, setiap orang yang terlibat harus bersikap lembut serta
mau mendengarkan anggota lainnya, sperti yang dilakukan Rasulullah SAW.
Dalam hadits, sebenarnya tidak banyak yang membahas demokrasi. Tapi banyak hadits yang
menyebut tentang musyawarah, yang mana merupakan bagian dari sebuah sistem demokrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Syafiie, Drs. H. Inu Kencana. 1994. Ilmu Pemerintahan dan Al-Qur’an. Jakarta: Bumi Aksara.
_______________________. 1996. Al-Qur’an dan Ilmu Politik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
M.A, Drs., Muhibbin.1996. Hadits-Hadits Politik. Yogyakarta: Lesiska.
Al-Qur’an dan Terjemahan.

Shaleh, K.H.Q. dkk. 2009. Asbabun Nuzul. Bandung:CV Penerbit Diponegoro.

Share this:

 Next
 Previous

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in
designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at
OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

Related Articles
MAKALAH AL-QUR’AN HADITS PRINSIP-PR...

AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DALAM PERSP...


MAKALAH AL-QUR’AN HADITS PERSPEKTIF...

Flickr
Popular Posts
 CONTOH ASBABUNNUZUL AYAT AL-QURAN, dan PERBEDAAN SURAH
MAKIYYAH DAN MADANIYYAH

Nama : Ahmad Syafii NIM : 13410154 Kelas : D Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah Universitas : UIN Sunan Kali...

 MAKALAH AL-QUR’AN HADITS PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN DALAM


PRESPEKTIF AL-QUR’AN & HADITS

download ppt klik disini Dosen Pengampu : Mukh. Nursikin, M.S.I. Kelompok 10 : M.
Fuad Hasan (13410150) Fandhon Setiyanto (134...

AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN HADITS

download ppt disini Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Al-
Qur’an Hadits Semester I Kelas D DosenPengampu: Mukh....

KODIFIKASI HUKUM ISLAM

 MAKALAH AL-QUR’AN HADITS PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS


TENTANG DEMOKRASI

download ppt klik disini Dosen Pengampu : Mukh. Nursikin, M.S.I. Kelompok 8: ...

Total Pageviews

218135

followers
LAMAN
 HOME
 UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
 PASCASARJANA
 LeKFiS

Google+ Followers
adfly
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Gagdet
Copyright 2014 CATATAN SANG PENGEMBARA.
Distributed By My Blogger Themes | Designed By OddThemes

Anda mungkin juga menyukai