Skripsi
Jurusan Tarbiyah
Oleh :
DENTI RAHAYU
NIM. 17.01.3288
( STAI ) BREBES
2021 M /1443 H
PERAN SEORANG IBU
Oleh :
DENTI RAHAYU
NIM. 17.01.3288
JURUSAN TARBIYAH
( STAI ) BREBES
2021 M /1443 H
PERSETUJUAN
ISLAM yang ditulis oleh Denti Rahayu NIM. 17.01.3288, mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
NIDN.100105074
3
PENGESAHAN
ISLAM yang ditulis oleh Denti Rahayu NIM. 17.01.3288, telah diujikan dalam
tanggal.....................................
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd), pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Brebes,
Sidang Munaqasyah :
Ketua Sekretaris
...........................
NIPY. NIPY.
Anggota :
Penguji I Penguji II
............................ .....................................
NIPY. NIPY.
4
NOTA DINAS
Kepada
STAI Brebes
di
Brebes
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
sudah dapat diajukan kepada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
NIDN.100105074
5
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI
Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul Peran Ibu
Dalam Perspektif Pendidian Islam ini, serta seluruh isinya adalah benar-benar
karya saya sendiri, dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
Brebes,
Denti Rahayu
NIM.17.01.3288
6
BIODATA PENENULIS
Brebes.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Brebes,
Penulis
7
IKHTISAR
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 ..................
Tabel 2 ..................
Tabel 3 ..................
Tabel 4 ..................
Tabel 5 ..................
9
MOTTO
“Seseorang yang berakhlak PASTI berilmu, tapi yang berilmu belum tentu
berakhlak”
10
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua penulis yakni Bapak Haerudin dan Ibu Sawiyah yang
keberhasilanku.
dukungan.
kepada penulis.
11
KATA PENGANTAR
Shalawat serta salam semoga selalu berlimpah kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga dan sahabat nabi serta umat yang mengiuti ajaranya, semoga
Dalam upaya penyelesaikan sripsi ini, penulis banyak mengalami kendala dan
Brebes.
6 Bapak dan ibu dosen STAI Brebes yang telah memberikan motivasi kepada
penulis. Semoga ilmu yang diajarkan menjadi amal shalih bagi mereka dan
7 Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Haerudin dan Ibu Sawiyah,
terimakasih atas kasih sayang, dorongan dan motivasi serta do’a yang tidak
12
ada henti-hentinya demi keberhasilan anak-anaknya, semoga beliau selalu
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya serta pahala
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi
ini. Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta keurangan lainnya. Oleh karena aitu perlu adanya kritik
dan saran demi perbaikan skripsi ini. Dan akhirnya semoga hasil penelitian
yang telah dilakukan kiranya dapat bermanfaat hususnya bagi penulis dan
pembacanya.
Penulis
DENTI RAHAYU
NIM.17.01.3288
13
IKHTISAR
DENTI RAHAYU
yang berilmu dan beragama. Orangtua terutama ibu memiliki peran penting
peran seorang ibu dalam mendidik anaknya menurut pandangan islam. Tujuan
penelitian untuk mendeskripsikan peran ibu dalam mendidik anak yang sesuai
sentuhan tangan ibu meskipun keikut sertaan ayah tidak dapat diabaikan begitu
dan pembentukan pribadi anak serta menjadi wadah awal tempat bimbingan
dikumpulkan berasal dari sumber bibliografis dan dokumentasi, yaitu data yang
artikel-artikel karya ilmiah yang dimuat dalam media massa seperti majalah
14
Ibu adalah orang yang utama yang memiliki kedekatan dengan anak sejak
dalam kandungan. Oleh karena itu peran ibu sebagai pendidik sangat efektif
mengontrol anak.
15
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah swt yang harus
penuh kasih sayang dan kesabaran. Dengan harapan anak bisa menikmati
perjalanan hidupnya sebagai anak yang sholeh atau sholehah dan mencapai
ummat manusia.
Orangtua diberi amanah oleh Allah swt dengan kehadiran anak, bukan
Ingat bahwa tidak semua orangtua dianugerahi anak, kecuali yang dipercaya.
Begitu sang isteri mengandung, di saat itulah isteri dan suami, sebagai calon
bahkan afdhalnya jika sudah berkeluarga pun sangat dimungkinkan masih bisa
kehidupan yang baik, terhindar dari ancaman neraka. Sebagaimana Allah swt
16
ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَا ًر
Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”
Salah satu di antara ajaran islam adalah mewajibkan kepada umat islam
merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipatuhi, demi untuk
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan ahirat. Dengan pendidikan itu pula
bangsa dan negara, pendidikan juga sebagai upaya sadar tanggungjawab untuk
Pendidikan agama dalam hal ini adalah pendidikan Islam, merupakan segala
(Achmadi, 2005:28-29).
ditanaman itu harus terus disirami dengan bimbingan dan nasehat, sehingga
menjadi watak atau sifat yang melekat dalam jiwa. Sesudah itu buah
tanaman akhlak itu akan tampak berupa amal perbuatan yang mulia dan
17
baik serta gemar bekerja demi kebaian negara (Musthafa Al-Ghalayin
perilau anak sekolahan dengan anak jalanan, hal ini dikarenaan latar
belakang pendidikannya.
penduduknya beragama Islam tetapi moral anak bangsa semakin buruk. Hal
ini bisa kita lihat fenomena-fenomena sosial yang terjadi saat ini contohnya
pendidikan/ ilmu yang juga dibarengi akhlakul karimah. Karena tak lain dari
tentang apa yang ada di dunia ini. Sebelumnya seorang anak hanya
sebuah masyarakat. Seorang anak hanya bisa meniru dan melakukan apa
yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Secara tak langsung, ini adalah
proses belajar dari seorang anak. Maka dari itu hendaknya orang tua
berperilaku yang baik karena banyak dari anak yang bercermin pada orang
tuanya, pada perilaku orang tua. Pada fase inilah merupakan kesempatan
bagi orang tua untuk membentuk karater serta kepribadian anak sesuai
18
dengan ajaran agama Islam, karena masa anak-anak adalah masa yang
subur dan penting. Apabila seorang anak dibiarkan melakukan sesuatu yang
kurang baik dan kemudian menjadi kebiasaannya, maka sangat sukar untuk
dewasa”.
pendidikan di luar rumah dimana anak belajar pada ayah dan ibunya. Tidak
banyak yang beranggapan ketika anak sudah bersekolah maka sekolah yang
tergantikan oleh siapapun. Ibu memiliki peran lebih dari sekolah yaitu
spiritual anak.
kita dengan cepatnya. Termasuk pada pola kehidupan dengan corak keluarga
modern. Peran dan fungsi dari seorang ibu mulai berubah mengikuti
perkembangan ilmu dan tekhnologi, ibu modern kini mulai terbawa arus
untuk bekerja di luar rumah. Keadaan ini membuat ibu tidak lagi dapat
kecil).
bagi perempuan dalam menjalanan fungsi dan perannya sebagai ibu dalam
19
rumah tangga membuat pola pendidikan seorang anak kurang optimal dari
orang tuanya. Padahal pendidikan yang diberikan kepada anak dalam ruang
saatnya bagi para ibu untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang
memiliki jiwa yang kuat serta pondasi agama yang baik diiringi dengan
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a) Wilayah kajian
Islam.
b) Pendek.atan Penelitian
2. Pembatasan Masalah
20
Dalam perspektif islam, peran ibu dalam pendidikan merupaan salah
satu peran penting dari peran ibu lainnya dalam sebuah keluarga. Sedang peran
ibu dalam keluarga merupakan salah satu peran seorang wanita muslimah.
Dalam kajian peran ibu dalam perspektif pendidikan islam ini terdapat
hubungan antara seorang ibu dengan anak dalam perspektif pendidikan islam,
kepatuhan, ketaatan dan kualitas yang dididik (anak) karena dipengaruhi oleh
Sesungguhnya seorang ibu memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia dalam
islam dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan setiap muslim. Dia akan menjadi
madrasah pertama dalam membangun masyaraat yang shalih tatkala ia berjalan diatas
petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena berpegang pada keduanya akan
menjauhkan setiap muslim dan muslimah dari kesesatan dalam segala hal. Karena itu
seorang wanita yang menjadi ibu harus memiliki keahlian dan keilmuan yang
nantinya akan di ajarkan kepada anaknya dalam pendidik, yaitu ilmu yang bermanfaat
untuk agama dan negara. Bahan ada pendapat yang mengataan bahwa perempuan
adalah tiang negara, jikalau perempuannya baik, baik pula negaranya, jikalau
3. Pertanyaan Penelitian
21
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a) Peneliti ini berusaha mengungkap sejauh mana peran ibu dalam perspektif
pendidikan Islam
c) Secara khusus peneliti ini diharapan bermanfaat bagi para pemegang kebijakan
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
sumber bibliografis dan dokumentasi, yaitu data yang berasal dari bahan-bahan
dimuat dalam media massa seperti majalah dan surat kabar, serta jurnal ilmiah.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menggambarkan secara mendalam, rinci dan
tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah
dengan mengkaji berbagai teori yang berlaku dengan menggunaan metode deskriftif
22
analitik untuk menjelaskan berbagai informasi dan data yang diperoleh secara teoritis
2. Jenis Data
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
a) Data Primer
Data primer mencakup tulisan-tulisan yang secara khusus mengkaji obyek penelitian
b) Data Sekunder
Data sekunder meliputi sumber-sumber informasi pendukung seperti karya tulis, dan
yang relevan dengan wilayah kajian, kemudian dikelompokkan mana yang termasuk
23
Data blibliografis dipilih berdasarkan topik dan dideskripsikan. Data-data ini
dipergunakan untuk memperuat keranga teoritis pada BAB III dan BAB IV. Data
bibliografis akan dianalisis secara deskriptif kemudian akan dianalisa pada BAB IV.
BAB II
24
TUGAS DAN KEWAJIBAN SEORANG IBU
A. Pengertian Ibu
25
Gross, Mason, dan Mc Eachcm dalam Berry (1981:15) mendefinisian peran
sebagai seperangat harapan-harapan yang dienaan pada individu yang
menempati eduduan sosial tertentu Dal Menurut Kamus Bahasa Indonesia, istilah
pendidikan mempunyai asal dari kata "didik" yakni dengan memberinya awalan "pe"
kemudian akhiran "an". Memiliki arti "perbuatan" (hal, cara, atau yang sebagainya). Istilah
pendidikan semula berasal dari Bahasa Yunani "paedagogie", yang memiliki arti bimbingan
yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam Bahasa Inggris
"education" yang memiliki arti pengembangan atau Sedangkan menurut kamus Bahasa Arab,
pendidikan sering digunakan dengan beberapa istilah yakni, al-ta'lim, al-tarbiyah, dan juga al-
ta'dib. Al-ta'lim memiliki ati pengajaran yang bersifat pemberian dan penyampaian
pengetahuan serta keterampilan. Al-tarbiyah memiliki arti mengasuh dan mendidik dan yang
terakhir Al-Ta'dib lebih mengarah kepada proses mendidik yang berpusat kepada
penyempurnaan akhlak dan moral anak-anak. Tetapi, Istilah pendidikan ini lebih sering
menggunakan kata "tarbiyah" yang memiliki arti pendidikan.
Kemudian di segi Terminologis, Samsul Nizar memberi kesimpulan dari beberapa pemikiran para
ilmuwan yakni pendidikan adalah usaha sadar yang dikerjakan secara bertahap dimulai dari
simultan (proses), terencana yang dikerjakan oleh orang yang memiliki persyaratan khusus
sebagai pendidik. Kemudian kata pendidikan ini dikaitkan dengan Agama Islam, lalu menjadi
satu kesatuan yang tidak mampu diartikan secara terpisah. Pendidikan Agama Islam (PAI)
adalah salah satu bagian dari kata pendidikan Islam dan kata pendidikan Nasional, yang
merupakan mata pelajaran wajib di berbagai lembaga pendidikan Islam
Pendidikan Agama Islam sesuai yang tertuang dalam GBPP PAI di sekolah umum, disitu
dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar juga terencana untuk
menyiapkan anak-anak agar dapat mengenal, memahami. Menghayati, hingga mengimani
ajaran Agama Islam, diiringi dengan tuntutan untuk menghormati para penganut Agama yang
lain dalam kaitannya dengan kerukunan antar berbagai umat beragama sampai terwujudnya
kesatuan juga persatuan Bangsa.
Menurut pendapat Zakiyah Darajat (1987:87) Pendidikan Agama Islam meupakan suatu usaha
untuk membina juga mengasuh anak-anak agar senantiasa mampu memahami ajaran Islam
dengan menyeluruh. Kemudian menghayati tujuan, lalu pada akhirnya mereka mampu
mengamalkan dan juga menjadikan Islam sebagai pandangan atau pedoman hidup.
Pelajaran Pendidikan Agama Islam secara keseluruhannya dalam ruang lingkup Al-Qur'an juga
Al-Hadits, keimanan, akhlak, fiqih atau ibadah, serta sejarah, sekaligus membentuk bahwa
ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup kepada perwujudan keserasian dan
keselarasan serta keseimbangan hubungan manusia dengan Sang Pencipta yakni Allah
26
Subhanahu Wa Ta'ala, kepada diri sendiri, kepada sesama manusia, juga kepada makhluk
lainnya, maupun lingkungannya (Hablum Minallah Wa Hablum Minannas).
Jadi Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka
mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu berikut :
a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran
dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mecapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing,
diajari, dan/atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan terhadap ajaran Islam.
c. Pendidikan atau Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang melakukan kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau pelatihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan
Pendidikan Agama Islam.
Mansur, mendefinisikan pendidikan keluarga adalah proses pemberian nilai-nilai positif bagi
tumbuh kembangnya anak sebagai fondasi pendidikan selanjutnya. Selain iu, Abdullah juga
mendefinisikan pendidikan keluarga adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua berupa
pembiasaan dan improvisasi untuk membantu perkembangan pribadi anak.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh An-Nahlawi, Hasan Langgulung memberi batasan terhadap
pengertian pendidikan keluarga sebagai usaha yang dilakukan oleh Ayah dan Ibu sebagai orang
yang diberi tanggung jawab untuk memberikan nilai-nilai, akhlak, keteladanan, dan kefitrahan.
Ki Hajar Dewantara merupakan salah seorang tokoh pendidikan Indonesia, juga menyatakan
bahwa alam keluarga bagi setiap orang (anak) adalah alam pendidikan permulaan. Untuk
pertama kalinya, orang tua (Ayah maupun Ibu) berkedudukan sebagai penuntun (guru), sebagai
pengajar, sebagai pendidik, pembimbing dan sebagai pendidik yang utama diperoleh anak.
Maka tidak berlebihan kiranya manakala merujuk pendapat para ahli di atas konsep pendidikan
keluarga. Tidak hanya sekedar tindakan (proses), tetapi ia hadir dalam praktek dan
implementasi, yang dilaksanakan orang tua (Ayah dan Ibu) dengan nilai pendidikan pada
keluarga.
Orang tua adalah manusia yang paling berjasa pada setiap anak. Semenjak awal kehadirannya di
muka bumi, setiap anak melibatkan peran penting orang tuanya, seperti peran pendidikan.
Peran-peran seperti ini tidak hanya menjadi kewajiban bagi orang tua, tetapi juga menjadi
kebutuhan untuk orang tua untuk menemukan eksistensi dirinya sebagai makhluk yang sehat
secara jasmani dan rohani dihadapan Allah dan juga dihadapan sesama makhluk, terutama
umat manusia.
27
Oleh karena jasa-jasanya yang begitu banyak dan bernilai maka orang tua didalam Islam
diposisikan amat terhormat dihadapan anak-anaknya, Ayah dan Ibu memiliki hak untuk
dihormati oleh anak-anaknya, terlebih lagi Ibu yang telah mencurahkan segalanya bagi anak-
anaknya diberi tempat tiga kali lebih terhormat dibanding Ayah, Ibu telah mengandung dan
menyusui minimal dua tahun dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Kasih sayang dan
kesabaran orang tua teramat penting bagi perkembangan anak didik, baik perkembangan fisik
maupun psikisnya, khususnya dalam keluarga.
Sekali lagi, mendidik anak merupakan kewajiban setiap orang tua. Dari aspek ajaran Islam,
mendidik anak merupakan kewajiban orang tua untuk mempersiapkan anak-anaknya agar
memiliki masa depan gemilang dan tidak ada lagi kekhawatiran tehadap masa depannya kelak,
yakni masa depan yang baik, sehat, dan berdimensi spiritual yang tinggi.
Semua prestasi itu tidak mungkin diraih orang tua tanpa pendidikan yang baik bagi anak-anak
mereka. Secara sosial-psikologis, keterlibatan oang tua dalam mendidik anak-anaknya adalah
tuntutan sosial dan kejiwaannya. Sebab, pada umumnya setiap individu berkeinginan memiliki
posisi terhormat dihadapan orang lain dan setiap individu meyakini bahwa kehormatan adalah
kebutuhan naluri insaniahnya. Tidak seorang pun yang akan menjatuhkan martabatnya sendiri
dihadapan orang lain. Dalam konteks ini, anak adalah simbol sosial dan kebanggaan
psikologis orang tua di lingkungan sosialnya. Lingkungan (yang baik) juga akan ikut
berbangga hati jika terdapat anak, generasi penerus yang berkualitas mampu meninggikan
martabat dan nama baik lingkungan sosial dan bangsanya.
1) Pendidikan Akidah
Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar terlebih pada kehidupan
anak, maka dasar-dasar akidah harus terus menerus ditanamkan pada diri anak agar setiap
perkembangannya senantiasa dilandasi oleh akidah yang benar. Dalam konsep Pendidikan
Anak Usia Dini memposisikan akidah sebagi hal yang sangat mendasar, yakni sebagai rukun
iman dan rukun Islam yang seklaigus sebagai kunci yang membedakan antara oarng Islam
dengan non Islam.
Pada bidang akidah meskipun anak usia dinibelum layak untuk diajak berfikir tentang hakikat
Tuhan, Malaikat, Nabi, kita suci, hari akhir, dan qadadan qadar, tetapi anak-anak sudah
diberikan pendidikan awal tentang akidah. Pendidikan awal tentang akidah, bisa saja diberikan
materi yang berupa mengenal nama-nama Allah dan ciptaan-Nya yang ada di sekitar
kehidupan anak, nama-nama malaikat, kisah-kisah Nabi dan Rasul, dan materi dasar lainnya
yang berkaitan dengan akidah atau rukun iman.
Pendidik juga dapat memanfaatkan situasi tertentu untuk bertanya kepada anak, misalnya saat
berjalan-jalan di taman, tentang siapakah yang menciptakan air, pepohonan dan lain-lainnya,
untuk menggugah perhatian anak kepada keagungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
2) Pendidikan Ibadah
Pendidikan ibadah merupakan hal yang penting bagi perkembangan anak. Sebagaimana yang
termaktub dalam ajiuuggaran fikih Islam yang menyatakan bahwa pendidikan ibadah
hendaknya diajarkan mulai dari masa kanak-kanak atau masa usia dini. Pendidikan ibadah
diajarkan mulai usia dini agar mereka kelak benar-benar dapat mejalankan ibadah sesuai
28
dengan ajaran Islam dan menjadi insan yang taat menjalankan segala perintah agama dan taat
pula menjauhi segala larangannya. Ibadah sebagai realisasi dai akidah islamiah harus tetap
terpancar dan teramalkan dengan baik oleh setiap anak. Menurut pandangan ajaran Agama
Islam, setiap manusia yang dilahirkan dalam keadaan suci, dan factor penentuan kualitas
keagamaan pada anak itu sendiri banyak ditentukan oleh peran serta orangtua.
Landasan itu memberikan makna bagi kita bahwa ternyata factor lingkungan keluarga adalah
peringkat pertama yang akan memberi warna dasar bagi nilai-nilai keagamaan anak. Dengan
kata lain apabila anak yang masih suci da bersih serta memiliki potensi ini tidak dikembangkan
secara maksimal dalam hal-hal positif maka mereka akan tumbuh dalam kondisi yang tidak
terkendali.
Oleh karena itu, betapa pentingnya orang tua dan guru dalam hal ini mengembangkan potensi
anak-anak sejak usia dini dengan cara menanamkan nilai-nilai keagamaan sebagai warna awal
dalam kehidupan mereka. Nilai-nilai keagamaan yang harus ditanamkan oleh guru seyogyanya
diintegrasikan/dipadukan dalam kegiatan belajar mengajar dari pembukaan sampai penutup.
Apabila nilai-nilai tersebut telah tertanam kuat pada diri anak maka mereka akan tumbuh dan
berkembang dengan memiliki kemampan untuk mencegah dan menangkal serta membentangi
mereka dari berbagai pengaruh yang negatif. Sebalinya, jika nilai-nilai keagamaan itu tidak
ditanamkan secara maksimal maka yang akan muncul adalah perilaku-perilaku yang kurang
baik dan cenderung menyimpang dari aturan agama. Secara umum, perkembangan nilai
keagamaan pada anak identik dengan pemahamannya akan keberadaan Tuhan. Guru diarapkan
dapat memahami dan menyesuaikan metode pengajara untuk mengenalkan anak dengan
Tuhan.
Sebagai contoh, untuk menimbulkan pemahaman tentang agama Islam guru dapat mengenalkan
ayat 3 Surat At-Tin yang berarti "sungguh telah kami ciptaka manusia dalam bentuk yang
paling sempurna" dari pengertian ayat ini guru kemudian dapat memberikan pengertian kepada
anak bahwa diantara bukti penyempurnaan wujud manusia selain fisik adalah bahwa hanya
manusialah yang dilengkapi akal, dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak memberikannya
kepada yang lain.
Akal yang merupakan amanah dari Allah Subhanahu Wa Ta'Ala seyogyanya mampu
dikembangkan melalui jalur pendidikan agar berfungsi menjadi pembimbing menentukan
antara yang benar dan yang salah, baik dan buruk, boleh atau tidak, selanjutnya guru dapa juga
memberikan perbedaan tingkah laku hewan dan anak-anak. Misalnya, hewan boleh tidak
berpakaian tetapi manusia tidak boleh telanjang.
3) Pendidikan Akhlak
Kata Akhlak berasal dari "Khalaqa" yang artinya kelakuan, tabiat, watak, kebiasaan, kelaziman,
dan peradaban. Al-Ghazali mengemukakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertaam dalam jiwa
yang menimbulkan beraneka ragam perbuatan dengan gampang an mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan. Memperhatikan rumusan diatas, bahwa akhlak merupakan
manifestasi dari gambaran jiwa seseorang yang terwujud dalam sikap, ucapan, dan perbuatan.
Tentunya akhlak perilaku yang sungguh-sungguh, bukanlah permainan silat lidah, sandiwara.
Aktivitas itu dilakukan dengan ikhlas semata-mata menuju Ridha-Nya.
Di sisi lain, akhlak merupakan perilaku yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani,
perasaan, pikiran, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak
akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup.
29
Dari kelkuan itu lahirlah perasaan (moral) yang terdapat dalam diri manusia sebagai fitrah,
sehingga ia mampu membedakan antara yang baik dengan yang buruk. Penerapan akhlak dapat
dipandan dari dua sisi, yaitu secara Vertikal dan Horizontal. Adapun akhlak secara Vertikal
adalah akhlak kepada Allah yaitu suatu tatacara etika melakukan hubungan atau komunikas
dengan Allah sebagai tanda syukur atas Rahmat-Nya yng beraneka ragam.
Sedangkan, akhlak secara Horizontal yaitu sikap dan etika perbuatan terhadap diri sendiri,
terhadap sesama manusia dan terhadap alam sekitarnya. Untuk menumbuhkan generasi penerus
yang berakhlakul karimah, maka perlu diberikan dan ditanamkan kepada anak semenjak usia
dini tata cara berakhlak baik, bai kepada Allah, terhadap diri sendiri dan lingkungan keluarga
serta alam sekitar. Untuk itu agar anak terhindar dari akhlak tercela, pembinaan akhlak perlu
dilakukan sejak usia dini, melalui latihan, pembiasaan, dan contoh suri teladan dari anggota
keluarga terutama orang tua, sebab apa yang diterima dan dialami anak sejak dini akan melekat
pada dirinya dan akan membentuk kepribadiannya.
D. KESIMPULAN
Dari bahasan yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
(1) Setiap anak-anak orang muslim berhak mendapatkan pendidikan Islam dari semenjak ia kecil
hingga ia dewasa nanti yakni pendiidkan Islam yang diberikan dari keluarganya terutama
kedua orang tuanya.
(2) Orang tua harus mengerjakan dan mendidik anak-anak tentang pendidikan Islam sejak dini
agar anak-anak terbiasa dengan kegiatan-kegiatan ibadah semenjak ia kecil
(3) Pendidikan Islam ini bertujuan untuk mendidik dn mengajarkan serta membiasakan anak-anak
untuk melakukan kegiatan-kegiatan ibadah dan agar mereka mulai belajar memahami ajaran
agama Islam, sehingga ketika ia dewasa nanti mereka akan mulai terbiasa melakukan ibadah-
ibadah tersebut dan akan merasa berdosa jika meninggalkannya.
REFERENSI
bimbingan.
berarti educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E berarti perkembangan
dari luar dari dalam ataupun perkembangan dari sedikit menuju banyak,
sedangkan Duco berarti sedang berkembang. Dari sinilah, pendidikan bisa juga
30
sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan
pendidikan merupakan upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap
anak agar mereka mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun
salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi
31
pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Akhirnya dalam
dan tidak dikenal lagi, sehingga ahli pendidik Islam bertemu dengan istilah At
Tarbiyah atau Tarbiyah, sehingga sering disebut Tarbiyah. Sebenarnya kata ini
potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia
maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
32
Pendidikan dalam pandangan Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual
dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan
spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki
manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
kepada Allah, sebagaimana firman allah yang artinya, “Dan aku tidak menciptakan jin
Maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Alloh dalam segala
‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa
tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh
saja. Tidaklah mereka diciptakan untuk menghabiskan waktu kalian untuk bermain-
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya
dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah
Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian.” (Al
Anbiya: 16-17).
33
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun:
115)
Sehingga jelas bahwa tujuan pendidikan dalam Islam harus terkait dengan
tujuan penciptaan manusia itu sendiri di dunia ini, yakni menyembah Allah dengan
segala aspeknya ibadahnya, baik yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia
maupun dengan lingkungannya. Ibadah yang juga berhubungan dengan masalah
ukhrowi (akherat) maupun masalah dunia (ilmu dunia).
Baca Juga
Adapun Ruang lingkup pendidikan anak menurut secara garis besar dibagi
menjadi 5, yaitu:
1. Pendidikan Keimanan
peserta didik kepada Allah SWT. Mengenalkan dalam arti memberikan pembelajaran
tentang keesaan Allah, kewajiban manusia terhadap Allah dan aspek-aspek aqidah
lainnya. Dalam hal ini dapat dikaji dari nasehat Luqman kepada anaknya yang
34
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran
b) Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah
laku positif. Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka…:”
(H.R Bukhari) serta “Barang siapa mempunyai anak kecil, hendaklah ia turut berlaku
kekanak-kanakkan kepadanya.” (H.R Ibnu Babawaih dan Ibnu Asakir)
d) Seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan uang jajan
katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan dengan baik seperti beli
roti.
h) Kenalkan sifat-sifat baik AllahJangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu
berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
i) Beri teladan
j) Anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan
orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu
perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada
kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)
35
l) Sejalan dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan
pertanyaan. Sebagai orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan anak
malah kita harus dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya dengan
mengikuti perkembangan anak.
memperbaiki akhlak manusia. Dalam proses pendidikan terdapat hadits dari Ibnu
akhlak mereka.”, begitu juga Rasulullah saw bersabda: ”Suruhlah anak-anak kamu
melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kalau
meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur
antara lain:
Dengan mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi
dengan cara kasar, tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih saying sepenuhnya,
agar anak merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan. Hadits Rasulullah :
“ Cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka …:” (H.R Bukhari)
b) Memberikan pendidikan mengenai yang haq dan bathil
Sebagaimana firman Allah yang artinya:“Dan janganlah kamu campur adukan yang haq
dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu
mengetahui .”(Q.S 2:42) Seperti bahwa berbohong itu tidak baik, memberikan
sedekah kepada fakir miskin itu baik.
c) Memenuhi janji
36
d) Meminta maaf jika melakukan kesalahan
3. Pendidikan intelektual
Menurut kamus Psikologi istilah intelektual berasal dari kata intelek yaitu
Anak mulai belajar untuk berpikir dengan menggunakan symbol dan khayalan mereka
tapi cara berpikirnya tidak logis dan sistematis.
Seperti contoh nabi Ibrahim mencari Robbnya.
4. Pendidikan fisik
37
5. Pendidikan Psikis
Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan janganlah kamu bersifat lemah dan jangan
pula berduka cita, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika
Upaya dalam melaksanakan pendidikan psikis terhadap anak antara lain :
Menurut sahabat Ali bin Abitahalib ra, pendidikan anak dapat dibagi menjadi 3
tahun.
14 tahun ke atas.
berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita
38
1.
mempunyai peran yang besar dalam keluarga, yaitu ibu sebagai pendidik anak-
Bahasa Arab berasal Kata Ibu Dalam dari kata al-umm dan al-walidah
adalah dua kata yang memiliki arti ibu. Mengenai penggunaan dua kata ini,
39
menerangkan bahwa yang dimaksud adalah ibu kandung (M. Quraish Shihab
2000:88). Menurutnya kata al-umm yang berarti ibu dari kata yang sama
dibentuk kata imam (pemimpin) dan umat. Kesemuanya bermuara pada makna
yang dituju atau yang diteladani dalam arti pandangan harus tertuju pada umat,
pemimpin dan ibu menjadi teladan. Umm atau ibu melalui perhatian serta
seorang anak tidak berfungsi sebagai umm, maka umat akan hancur dan
pemimpin yang patut diteladanipun tidak akan lahir (M. Quraish Shihab,
2000:258).
Dari penjelasan di atas dapat ita simpulkan bahwa ibu sebagai seorang
membina, mendidik, mengasuh dan menjadi tauladan yang baik bagi anaknya
Sejatinya, ibu dikatakan ideal dalam islam yaitu mampu mendidik anak
dengan nilai keislaman sejak masih dini, memiliki budi pekerti yang
baik atau akhlakul karimah, selalu menjaga perilakunya agar menjadi
teladan yang baik bagi anaknya, serta memiliki sikap penyabar dan
lemah lembut dalam berbicara agar kelak sang anak dapat memiliki
kepribadian yang tangguh dan baik.
Maka, hendaklah seorang ibu membekali dirinya dengan bekal yang bisa
membantunya dalam membimbing anak dengan bimbingan yang bisa
menjaga anak dari keburukan dan membentuk kepribadian anak yang
shaleh dan shalehah. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
artikel yang sudah kami paparkan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya Berdasarkan sebagai seorang ibu hendaklah mereka
40
mengetahui bagaimana peran mereka sebagai ibu yang mempunyai
kewajiban dalam mendidik anak dalam segi pandangan islam.
Seorang ibu adalah tempat pertama seorang anak mendapatkan
pendidikan, sehingga patut kiranya seorang ibu membekali dirinya
dengan nilai-nilai keislaman dan kemudian mendidik anak dengan
nilai-nilai keislaman tersebut dengan memberikan keteladanan atau
contoh. Keterbukaan antara ibu dan anak menjadi hal penting agar
dapat menghindarkan anak dari pengaruh negatif yang ada di luar
lingkungan keluarga. Orang tua perlu membantu anak dalam
mendisiplinkan diri mengisi waktu luang anak dengan kegiatan positif
yang diminati anak untuk mengaktualisasikan diri.
Saran
Karena itu, hakikat seorang ibu atau tugas ibu dalam perspektif islam yang secara
Sedangkan sifat seorang ibu menurut (...) dalam buku (...)mengatakan ada beberapa
Sedangkan menurut (...) dalam tulisannya yang mengemukakan 10 sifat ibu yaitu
sebagai berikut:
‘Aina Al-Mardhitah dalam bukunya Apakah Anda Umi Shalihah? Bahwa ibu
merupakan status mulia yang pasti akan disandang oleh setiap wanita normal.
41
Ibu merupakan tumpuan harapan penerus generasi, di atas pundaknya terletak
suram dan cemerlangnya generasi yang akan lahir. (Abu Al ‘Aina, 1996:20).
42
menjadi guru yang mengajarkan hal-hal yang baik atau hal
buruk yang harus dihindari.
43
ungkapan terima kasih atas peranan yang sudah dijalani ibu selama ini, sudahkah
Anda mengungkapkan rasa sayang Anda kepada ibu atau wanita yang telah menjadi
ibu bagi anak-anak Anda?
Ibu merupakan sosok utama yang memegang peranan penting dalam sebuah keluarga. Ibu
memiliki banyak peranan dan mampu melakukan banyak hal untuk kebutuhan semua
anggota keluarga. Sosok seorang super woman yang mampu melakukan banyak hal
termasuk memasak, mengasuh anak, mendidik, menata rumah, dan banyak hal lainnya.
Begitu banyaknya peran ibu tidak bisa dideskripsikan seberapa hebat sosok seorang ibu
tersebut. Seorang ibu memberikan keseimbangan dalam sebuah keluarga. Berikut ini peran
Ibu sebagai seorang manajer keluarga yang memiliki wewenang dalam mengatur semua hal
yang terjadi dalam keluarga. Ibu sebagai seorang manajer juga bertugas menyatukan
anggota keluarga dan menyelesaikan masalah yang ada. Ibu mengatur segala kebutuhan,
Sosok seorang ibu juga berperan dalam hal pendidikan untuk anggota keluarga. Pendidikan
yang dimaksud adalah apa yang diajarkan oleh seorang ibu kepada anaknya. Anak paling
dekat dengan ibu. Penanaman pendidikan dilakukan sudah sejak dini. Ibu juga paling
Ibu mendidik anak tentang apa yang harus dilakukan dalam kehidupan dan bagaimana
menjadi seorang yang baik. Sepanjang daur pertumbuhan seorang anak dipengaruhi oleh
ajaran ajaran dari ibu dan ayahnya untuk tumbuh menjadi manusia yang baik.
Ibu menjadi seorang psikolog yang memperhatikan tumbuh kembang anggoota keluarganya
mulai dari tumbuh kembang kejiwaan, karakteristik, perilaku yang dilakukan setiap
anggota keluarga. Kejelian ibu memperhatikan hal tersebut digunakan untuk memberikan
masukan apabila ada tingkah laku yang menyimpang dan agar setiap anggota keluarga
tumbuh menjadi manusia yang baik di lingkungan masyarakat. Ibu juga memastikan anak
44
tumbuh dengan karakter dan jiwa yang baik dan berguna untuk orang lain. (baca
juga: Ciri-ciri Pubertas)
4. Ibu sebagai Perawat
Ibu juga merupakan sosok yang paling peduli tentang kesehatan anggota keluarganya. Ibu
selalu memberikan yang terbaik untuk menjaga kesehatan keluarganya. Ibu memberikan
nutrisi yang cukup agar anggota keluarga tidak jatuh sakit. Dan pada saat sakit, ibu
merawat tanpa lelah untuk memperbaiki kesehatan anggota keluarganya. Ibu memberikan
perawatan secara menyeluruh dan mengatur banyak hal dari menyeka, mengganti baju,
menyuapi makan dan minum, mengingatkan minum obat dan membawakan obat. (Baca
Ibu sebagai koki hebat dalam keluarga. Ibu berperan menghidangkan makanan yang enak dan
sehat untuk keluarga setiap harinya. Selain memasak makanan utama, ibu juga
menyiapkan cemilan, makanan penutup, dan hidangan lainnya. Ketrampilan ibu dalam hal
ini tidak perlu ditanyakan. Masakan ibu selalu menjadi yang ter-enak dan dirindukan oleh
anggota keluarga. masakan ibu dirasa memiliki cita rasa yang khas dan tidak ada orang
lain yang bisa memasak seenak masakan ibu. (Baca juga: Psikologi Perkembangan Anak
Usia Dini)
6. Ibu sebagai Pelindung
Ibu juga berperan sebagai pelindung baik secara fisik maupun mental dan emosional. Ibu
sebagai pelindung mental dan emosi siap mendengarkan cerita kehidupan tiap anggota
keluarganya dan memberikan masukan positif yang selalu berisi dukungan dan nasehat.
Ibu juga sebagai seorang pelindung secara fisik, tidak akan suka jika anaknya dilukai oleh
orang lain dan membatasi anak untuk tidak bergaul dengan orang- orang yang salah.
Pembatasan ini ditujukan untuk hal yang baik agar anak tidak salah pergaulan.
Baca juga:
Psikologi Anak
Psikologi Perkembangan
7. Ibu sebagai Panutan
Ibu merupakan sosok panutan yang selalu kuat. Ibu juga menanamkan nilai nilai keagamaan
dan nilai kemanusiaan pada anak. Ibu sebagai panutan juga diperlihatkan dari aktivitas
yang dilakukannya. Sosok ibu yang baik memberikan panutan positif pada anak untuk
45
8. Ibu sebagai Akuntan Keluarga
Ibu mengatur semua pemasukan dan pengeluaran dalam rumah tangga. Ibu mengatur finansial
keluarga dengan sangat rapi agar semuanya terencana dan keuangan keluarga menjadi
stabil. Ibu juga yang mengetahui pembatasan penggunaan keuangan untuk hal yan
gpenting atau tidak sehingga memiliki wewenang untuk membatasi hal tersebut. (Baca
Ibu sebagai seorang motivator. Ibu selalu memberikan dukungan pada setiap anggota
keluarganya selama hal tersebut dinilai positif. Ibu juga memberikan semangat tiada batas
untuk mendukung perkembangan anaknya menjadi sosok sosok yang luar biasa. Ibu juga
yang membangkitkan semangat anak saat mereka putus asa atau tidak memiliki
Ibu sebagai dokter keluarga mengetahui tanda- tanda anggota keluarga yang akan sakit. Ibu
akan memberikan obat yang terbaik untuk anggota keluarga yang sakit. Ibu menemani
berobat dan mengurus segala keperluan pengobatan. Ibu memperhatikan perbaikan atau
Baca juga:
Ibu juga sangat memperhatikan tentang apa yang sedang dikenakan oleh semua anggota
keluarganya. Ibu memperhatikan apakah pakaian yang digunakan anak dan suami sudah
sesuai, apakah cukup bersih dan wangi, apakah masih bisa digunakan atau perlu baru.
Ibu sebagai fashion designer juga membantu memilihkan pakaian yang cocok untuk anggota
keluarga, dari mulai baju, sepatu, tas, bahkan perlengkapan pakaian dalam.
Baca juga:
46
Ibu mampu mengatur pembagian ruangan, design rumah, tata letak inferior rumah, dan jenis
barang- barang yang dibutuhkan dalam rumah agar rumah tampak nyaman untuk
beraktivitas. Semua unsur diperhatikan dari mulai keindahan, keleluasaan gerak di dalam
Ibu juga bisa berperan sebagai seorang sekertaris profesional. Ibu mengenal dengan baik
kebutuhan dalam rumah dan kebutuhan setiap anggota keluarga dan mempersiapkannya
dengan baik. Ibu juga mengetahui seluruh jadwal aktivitas anggota keluarga. Dia tahu
kegiatan apa saja yang akan dilakukan anak dan suami di luar rumah, dimulai pukul
berapa dan selesai pukul berapa. Ibu juga mengatur jam berapa meraka akan sampai rumah
Ibu adalah seorang perempuan yang bisa melakukan banyak hal termasuk hal yang
seharusnya dilakukan oleh laki- laki. Ibu bisa memperbaiki berbagai macam barang yang
rusak atau menemukan solusi untuk perawatan perabotan rumah tangga. Ibu juga mampu
Baca juga:
Ibu sebagai seorang sahabat yang paling baik. Ibu mendengarkan setiap keluhan, curhatan,
dan memberikan masukan positif yang membangun. Ibu memberikan solusi pemecahan
masalah dan menenangkan hati. Ibu merupakan teman paling dekat yang bisa dipercaya
Ibu juga merupakan event organizer handal yang mampu menangani jenis acara keluarga baik
acara resmi maupun acara jalan- jalan. Berbagai kebutuhan untuk acara akan dipersiapkan
dengan baik. Mulai dari barang barang yang perlu dibeli sampai dengan jalannya acara
Ibu merupakan sosok multi tasking yang bisa memanage banyak hal secara bersamaan.
Menjadi seorang ibu merupakan pekerjaan yang tiada habisnya. Namun tanpa kata lelah,
47
ibu tetap bersemangat menyelesaikan seluruh pekerjaannya dalam rumah tangga. (Baca
Ibu mengawasi setiap sudut rumah dan tingkah laku anggota keluarga yang tidak menjaga
kebersihhan rumah. Keindahan dan kerapian rumah menjadi hal yang penting bagi ibu
untuk kennyamanan anggota keluarganya. Ibu akan terus mengingatkan anggota keluarga
Baca juga:
Ibu sebagai partner dai sosok ayah yang kompak untuk segala keputusan terkait anak,
keluarga, rumah, dan lainnya. Segala keputusan akan dibicarakan bersama untuk pilihan
keputusan yang terbaik. Ibu juga merupakan partner dalam berbagai kegiatan. (Baca
juga: Kecerdasan Interpersonal)
20. Ibu sebagai Superhero
Segala macam kemampuan dimiliki oleh ibu sehingga menjadikannya seorang superhero. Ibu
juga: Antropologi)
Baca juga :
Demikian peran peran ibu dalam keluarga yang sangat banyak. Selain 20 peran ibu diatas,
masih banyak lagi peran ibu lainnya yang sangat penting untuk keluarga. Ibu merupakan
sosok yang tidak bisa dihilangkan dalam sebuah keluarga. Keluarga yang bahagia,
merupakan hasil dari perjuangan seorang ibu dalam menangani banyak hal di dalamnya.
Ibu adalah sosok berharga dalam keluarga, sosok superhero, sosok tokoh utama yang
Artikel ini berisikan tentang kumpulan peranan ibu dalam sebuah keluarga yang mampu
menjadi banyak peran sekaligus dan berjaland engan alami tanpa sedikitpun keluhan.
48
Begitu mulianya peran sebagai seorang ibu yang patut diapresiasi bagi seluruh ibu di
dunia.
eran ibu adalah perilaku atau tindakan ibu membawa perannya dalam
islam. Ibu merupakan sosok utama yang memegang peranan penting dalam sebuah
keluarga. Ibu memiliki banyak peranan dan mampu melakukan banyak hal untuk
kebutuhan semua anggota keluarga. Sosok seorang super woman yang mampu melakukan
banyak hal termasuk memasak, mengasuh anak, mendidik, menata rumah, dan banyak hal
lainnya. Begitu banyaknya peran ibu tidak bisa dideskripsikan seberapa hebat sosok
seorang ibu tersebut. Seorang ibu memberikan keseimbangan dalam sebuah keluarga.
Karena itu, hakikat seorang ibu atau tugas ibu dalam perspektif islam yang secara
Sedangkan sifat seorang ibu menurut (...) dalam buku (...)mengatakan ada beberapa
Sedangkan menurut (...) dalam tulisannya yang mengemukakan 10 sifat ibu yaitu
sebagai berikut:
49
BAB III
BAB III
menurut islam, terlebih dahulu perlu dipahami secara terminologis arti kata
50
pendidikan mengalami proses spesialisasi dan intitusionalisasi sesuai
syam, 1981: 4)
2. Dalam bahasa inggris, istilah pendidikan adalah Education yang berasal dari
tingkah laku yang bernilai positif dalam masyarakat. Istilah education juga
seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya
sendiri, dalam arti tuntutan agar anak didik memiliki kemerdekaan berfikir,
merasa, berbicara, dan bertindak serta percaya diri dengan penuh rasa
51
4. Pendidikan diartian sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang
dilakukan secara terus menerus kepada anak didik hingga tercapainya tujuan
sengaja oleh orang dewasa terhadap anak didik agar menjadi dewasa secara
berkaitan antara satu dan yang lainnya, sehingga membentuk satu sistem
52
Hasan Langgulung (1980: 23) mengatakan bahwa pendidikan memiliki
pengetahuan.
pemahaman ilmiah.
d. Fungsi ibadah, sebagai bagian dari pengabdian hamba kepada sang pencipta
manusia.
BAB V
53
PENUTUP
A. Esimpulan
Daftar Pustaka
54