Anda di halaman 1dari 141

1

UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2
PALEMBANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
Anis Mudawamah
NIM 14210271
Program Studi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM (UIN) NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
2
3
4

MOTTO

“Berjuang, belajar dan berdoa, menapaki jalan berliku demi ilmu”

“Barang siapa menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus memiliki ilmu,

dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat itupun harus dengan

ilmu, dan barang siapa menginginkan kehidupan keduanya itupun harus

dengan ilmu” (HR. Thabrani)


5

KATA PENGANTAR

  



Alkhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan inayah serta hidayah-Nya, sehingga pada

kesempatan ini penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudula Pengembangan Kreativitas Belajar PAI Siswa SMP Islam Az-

Zahrah 2 Palembang. Shalawat beriring salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Agung dan tauladan kita nabi Muhammad SAW,

beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau yang selalu istiqomah di

jalan-Nya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd), pada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri ( UIN) Raden Fatah Palembang.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari banyak mengalami

kesulitan dan hambatan, namun berkat pertolongan Allah SWT, serta

bantuan dan bibingan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat

merampungkan skripsi ini. Untuk itu peneliti sampaikan rasa terima kasih

dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Drs. H. M. Sirozi, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Raden

Fatah Palembang.
6

2. Bapak Prof. Dr. H. Kasinyo Harto, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang yang telah banyak

memfasilitasi sarana dan prasarana dalam melakukan perkuliahan dan

memberikan izin penelitian.

3. Bapak Alimron, M. Ag dan Ibu Mardeli, M. A. Selaku Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan PAI yang telah memberikan arahan kepada saya

selama kuliah di UIN Raden Fatah Palembang.

4. Ibu Dra. Hj Choirul Niswah, M. Ag selaku Penasehat Akademik yang tak

hentinya memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ketua Bina Skripsi Bapak Syarnubi, M. Pd. I dan Sekretaris Bina Skripsi

Bapak Irja Putra Pratama, M. Pd. I yang telah memberikan arahan

dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Muh Misdar, M.Ag selaku Pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Drs. Abu Mansur, M. Pd.I selaku dosen Pembimbing II yang juga telah

banyak memberikan kontribusi aktif pada peneliti.

8. Kepala sekolah SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang Bapak Izzudin. S.Ag

dan siswa-siswi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini

9. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu tarbiyah dan keguruan, terutama

jurusan Pendidikan Agama Islam yang memberikan bekal ilmu.


7

10. Kedua orang tuaku (bapak Harun Rosyid dan ibu Siti Kholilah, dan

adikku Saipul Bahri), yang telah memberikan do’a tulusnya, semangat,

motivasi baik moril maupun materil, demi kesuksesan penulis.

Semoga bantuan mereka dapat menjadi amal shaleh dan diterima

oleh Allah SWT sebagai bekal di akherat dan mendapatkan pahala dari

Allah SWT. aamiin yaRobbal’alamin. Akhirnya, peneliti mengharapkan

saran dan kritikan yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan skripsi

ini dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Palembang, Januari 2019


Penyusun

Anis Mudawamah
14210271
8

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifkasi Masalah ....................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 6
F. Tinjauh Pustaka............................................................................. 8
G. Kerangka Teori
1. Definisi Kreativitas Belajar...................................................... 11
2. Fase Kreativitas dalam Belajar ............................................... 15
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................. 16
2. Jenis dan Sumber Data............................................................. 17
3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 18
4. Teknik Analisis Data ................................................................ 20
I. Sistematika Pembahasan .............................................................. 22
9

BAB II LANDASAN TEORI


A. Upaya Guru Dalam Pengembangan Kreativitas
1. Pengertian Upaya Guru .............................................................. 24
2. Ciri-ciri Kreativitas Guru .......................................................... 25
3. Upaya Guru Dalam Mengembangan
Kreativitas Belajar ...................................................................... 27
B. Kreativitas Belajar PAI
1. Pengertian Kreativitas Belajar .................................................. 28
2. Pengertian Kreativitas Belajar PAI........................................... 33
3. Ciri-Ciri Kreativitas Belajar ...................................................... 35
4. Ciri-ciri Kreativitas Siswa .......................................................... 38
5. Faktor Penghambat Pengembangan Kreativitas Belajar........ 39
6. Faktor Pendukung Pengembangan Kreativitas Belajar ......... 42
7. Tahapan-tahapan pengembangan Kreativitas dalam Belajar 44

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


A. Profil SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang ................................... 51
1. Sejarah berdirinya SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang ....... 51
2. Letak geografi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang ............... 52
3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang .. 51
4. Identitas Sekolah SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang .......... 54
B. keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan .............................. 55
C. Keadaan Siswa Dan Guru Smp Islam Az-Zahrah 2 Palembang . 58
1. Keadaan Siswa SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang .............. 58
2. keadaan Guru SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang ............... 59
D. Pelaksanaan Tugas Guru SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang . 62
E. Keadaan Sarana Prasarana SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang 66
F. Struktur Organisasi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang .......... 69
10

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
PAI Di SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang .................................. 73
B. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa
Dalam Pembelajaran PAI Di SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang 85
C. Faktor-faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Mengembangkan
Kreativitas Belajar Siswa SMP IslamAz-Zahrah 2 Palembang ... 90

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 94
B. Saran............................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 96


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 99
11

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keadaan Tenaga Pendidik/Guru dan Kependidika


/ Karyawan di SMP Islam Az-zahrah 2 Palembang
Tahun Ajaran 2017/2018 ....................................................... 56
Tabel 3.2 Keadaan Siswa-siswi SMP Islam Az-Zahrah 2
PalembangTahun Ajaran 2017/2018 .................................... 58
Tabel 3.3 Status Kepegawaian Guru SMP Islam Az-Zahrah 2
Palembang Tahun Ajaran 2017/2018 ................................... 60
Tabel 3.4 Keadaan Guru Dilihat Dari Jenis Kelamin
Tahun Ajaran 2017/2018 ....................................................... 60
Tabel 3.5. Keadaan Guru Dilihat Dari Pendidikan Guru
Tahun Ajaran 2017/2018 ....................................................... 61
Tabel 3.6. Keadaan Sarana Prasarana Tahun Ajaran 2017/2018 ....... 67
12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang


Tahun Ajaran 2017/2018 ....................................................... 70
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Laboratorium Biologi Dan Kimia SMP
Islam Az Zahrah 2 Palembang Tahun Ajaran 2017/2018 .. 71
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Bimbingan Dan Konseling SMP
Islam Az-Zahrah 2 Palembang Tahun Ajaran 2017/2018 .. 72
13

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Kreativitas Belajar Pendidikan Agama Islam


Siswa Smp Islam Az-Zahrah 2 Palembang”. Peneliti disini ingin
mengembangkan kreatif siswa ketika proses belajar mengajar siswa
memberanika mengeluargkan ide dan gagasan ketika proses belajar mengajar
berlangsung dan tidak monoton disinilah di uji keberanian siswa saat proses
belajar mengajar. Kenapa perlu dikembangkan kreativitas siswa karana siswa
harus diuji keberanian dan mengasah otak disini lah siswa mulai memberanikan
diri dan bisa aktif dan kreatif pada saat proses belajar mengajar dan bisa
mengeluarkan pendapat.
Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah
bagaimana upaya guru dalam mengembangkan kreativitas belajar siswa dalam
pembelajaran PAI di SMP Islam Az-zahrah 2 Palembang. Sehingga tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk mengembangkan kreativitas belajaran siswa pada
kelas VIII SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang, untuk mengetahui kreativitas
belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat siswa SMP Islam Az-Zahrah 2
Palembang kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data
melalui observasi langsung pada proses pembelajaran PAI, wawancara dengan
Guru PAI, Kepala Sekolah dan beberapa siswa-siswi serta dokumentasi-
dokumentasi.
Adapun Hasil penelitian menyatakan bahwa, dalam mengembangkan
kreativitas siswa sudah berjalan dengan baik itu terbukti dari pihak kepala
sekolah yang sudah menyediakan sarana prasarana dan guru terlihat sudah
baik dalam mengupayakan mengembangan kreativitas pada tahap pelaksanaan
guru yang sudah menggunakan metode, strategi serta media yang relevan
dengan materi yang diajarkan, tetapi kurang nya kerja sama guru dalam
mengembangkan bakat imajinasi dan kreativitas siswa.
14

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa

dan Negara. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi telah

berkembang demikian pesatnya. Seluruh umat manusia di belahan bumi

manapun, termasuk masyarakat Indonesia sedikit banyaknya telah menikmati

buah karya ilmu pengetahuan dan teknologi.1

Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini tidak dipungkiri

merupakan buah dari berpikir manusia. Manusia yang diberi akal, budi, dan karsa

menciptakan perubahan-perubahan terhadap pengetahuan yang ada dan

mengimplementasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

Namun kenyataannya tidak semua orang memanfaatkan atau menggunakan

bahkan tidak mengetahui kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki. Jadi hanya

orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dan professional

yang dapat mengembangkan proses pemikiran kreatifnya untuk menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak seperti perkembangan teknologi dan

informasi yang dapat memecahkan permasalahan yang ada.

1
Yeni Rachmawati, Srategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), Cet. I, hlm 3.
15

Jadi kemampuan berpikir kreatif manusia juga didorong keinginan untuk

hidup yang lebih baik dan sejahtera di tengah kondisi lingkungan yang semakin

terbatas. Sumber daya alam yang semakin berkurang, jumlah penduduk yang

semakin bertambah dan kompleksitas masalah sosial merupakan tantangan untuk

lebih kreatif menyiasatinya.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil

atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu pengusasaan hasil latihan melainkan

pengubahan kelakuan. Dalam belajar, yang terpenting adalah proses bukan hasil

yang diperolehnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun

orang lain hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar

belajar itu mendapatkan hasil baik.2

Perubahan perilaku pada siswa dalam konteks pengajaran jelas

merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat

dipahami karena mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru

untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan

pengembangan skill (keterampilan), attitude (sikap), appreciation (penghargaan)

dan knowledge (pengetahuan).

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan

perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan


2
Oemar Hamlik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2001), Cet. I, hlm. 27.
16

memanfaatkan sumber daya manusia dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas

pendidikan yang diberikan kepada masyarakat terutama peserta didik. Pendidikan

“merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan kegiatan

belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dalam arti sederhana pendidikan

sering diartikan sebagai usaha manusia membina kepribadiannya sesuai dengan

nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayanya.3

Kreativitas adalah kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru


berdasarkan data informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau
informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas,
ketepat gunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan dan orisinilitas dalam berfikir serta kemampuan
untuk mengelaborasi suatu gagasan.

Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di

segala bidang, yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat

meningkatkan kreativitas, produktivitas, mutu, dan efisiensi kerja. Perilaku kreatif

adalah hasil pemikiran kreatif. Karena itu sistem pendidikan hendaknya dapat

merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif – produktif, di samping

pemikiran logis dan penalaran.

Peneliti disini ingin mengembangkan kreatif siswa ketika proses belajar

mengajar siswa memberanika mengeluargkan ide dan gagasan ketika proses

belajar mengajar berlangsung dan tidak monoton disinilah di uji keberanian siswa

saat proses belajar mengajar. Kenapa perlu dikembangkan kreativitas siswa

karana siswa harus diuji keberanian dan mengasah otak disini lah siswa mulai
3
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2008, hlm.1.
17

memberanikan diri dan bisa aktif dan kreatif pada saat proses belajar mengajar

dan bisa mengeluarkan pendapat.

Untuk memberikan pemahaman konsep materi yang diajarkan agar dapat

dipahami secara utuh dan dapat menggunakan dikehidupan nyata juga masih

menjadi masalah yang mendasar. Bagaimana guru dapat berkomunikasi baik

dengan siswanya, bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir siswa

dikelas dengan latar belakang yang beragam, sehingga dapat mempelajari

berbagai konsep dan cara mengaitkannya serta memecahkan masalah dalam

kehidupan nyata.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul”

Pengembangan Kreativitas Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Islam

Az-Zahrah 2 Palembang.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah adalah:

1. Kreativitas siswa yang cenderung berkembang lambat dan pemanfaatan

media pembelajaran yang kurang.

2. Kurangnya variasi media dalam penyampaian materi pelajaran sehingga

siswa merasa jemu atau bosan.

3. Kurang maksimalnya di dalam penggunaan alat ataupun media

pembelajaran yang menjadi pendukung di dalam media pembelajaran.


18

4. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

yang dapat dilihat dari kecenderungan siswa yang hanya mencatat dan

menulis pada saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

C. Batasan masalah

Sebelum peneliti mengadaka penelitian terhadap suatu masalah, peneliti

membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah diharapkan untuk

menghindari pemahaman terlalu luas dan diharapkan hasil penelitian sesuai yang

diharapkan. Pembatasan ini dimaksud untuk mengetahui Kreativitas belajar siswa

pada kelas 8 di SMP Islam Az-Zahrah 2 palembang.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP

Islam Az-zahrah 2 palembang?

2. Bagaimana upaya guru dalam mengembangkan kreativitas belajar siswa

dalam pembelajaran PAI di SMP Islam Az-zahrah 2 Palembang?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Pengembangan kretaivitas

belajar siswa dalam pembelajaran PAI di SMP Islam Az-zahrah 2

Palembang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai

tujuan untuk :

1. Untuk mengembangkan kreativitas belajaran siswa pada kelas VIII SMP

Islam Az-Zahrah 2 Palembang.


19

2. Untuk mengetahui kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat siswa SMP Islam

Az-Zahrah 2 Palembang kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran di

kelas.

F. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini

1) Teoritis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi semua masyarakat yang

membaca ataupun peneliti sendiri.

b. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi rujukan bagi orang tua

maupun pendidik dalam meningkatkan mutu pembelajaran anak.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sebagai literature

bagi peneliti selanjutnya.

2) Praktis

a. Bagi penulis

Penulis memperoleh pengalaman secara langsung dalam upaya

menggembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.
20

b. Bagi guru

Guru memperoleh alternatif dan variasi metode pembelajaran baru yang

bisa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, guna untuk meningkatkan

kreativitas, motivasi, kualitas dan kuantitas siswa.

c. Bagi siswa

Siswa memperoleh suasana baru dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar di kelas, sehingga siswa lebih giat dan semangat dalam

memahami materi yang mereka pelajari.

d. Bagi sekolah

Bagi sekolah dapat menjadi bahan pertimbangan dan acuan dalam

menerapkan metode yang dapat menggembangkan kreativitas siswa

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas terutama pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

G. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah uraian tentang hasil penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian yang sudah direncanakan.4 Sehubungan dengan

penulisan skripsi tentang “Pengembangan Kreativitas Belajar Pendidikan Agama

Islam Siswa Sekolah Menengah Pertama Islam Az-Zahrah 2 Palembang”.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

4
UIN Raden Fatah, Buku Pedoman Penyusunan Dan Penulisan Skripsi Program Sarjana.
(Palembang : Grafika Telind, 2016), hlm. 15
21

yang sedang direncanakan dan menunjukkan bahwa penelitian yang akan

dilakukan ini belum ada yang membahasnya, serta untuk memberikan gambaran

yang akan dipakai sebagai landasan penelitian. Berikut ini penulis akan

menerangkan berbagai kajian pustaka yang berhubungan dengan penelitian dan

berguna untuk membantu penulis dalam menyusun skripsi ini adalah sebagai

berikut :

Jurnal pertama dari Neneng Kusmijati yang berjudul Peningkatan

Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui

Model Pembelajaran Discovery Learning Di SMP Negeri 2 Purwokerto” Hasil

Penelitian Tindakan Kelas ini berhasil meningkatkan kreativitas belajar siswa

kelas VIII E pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui model

pembelajaran discovery learning di SMP Negeri 2 Purwokerto. Keberhasilan

penelitian ini dibuktikan dengan rata-rata skor kreativitas belajar siswa pada

siklus II mencapai 76,1970%, dengan setiap indikator mencapai skor di atas 60%

yang mengacu pada kreativitas siswa diantaranya: menyampaikan tanggapan,

menyampaikan pertanyaan, menyampaikan jawaban, membuat analisis, dan aktif

mengerjakan tugas. dalam penelitiannya Guru dalam menerapkan model

pembelajaran discovery learning untuk menggali kreativitas siswa, karena siswa

dituntut untuk menggunakan 2 belahan otaknya yaitu otak kanan dan otak kiri.

Dalam pembelajarannya discovery learning harus dilengkapi dengan perangkat

pembelajaran seperti RPP, lembar kegiatan peserta didik (LKPD), bahan ajar,

media pembelajaran, dan instrumen penilaian. Dalam penelitiannya Neneg


22

Kusmijati lebih ke peningkatan kreativitas siswa. Sedangkan letak perbedaan

dengan peneliti ialah peneliti lebih mengembangkan kreativitas siswa5.

Jurnal kedua dari Kenedi yang berjudul ” Pengembangan Kreativitas

Siswa Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas Ii Smp Negeri 3 Rokan Iv Koto”

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan berikut.

1. Pengembangkan kreativitas siswa belum merupakan fokus dari proses

pembelajaran oleh guru terhadap siswa kelas II di SMP Negeri 3 Rokan IV

Koto. Temuan ini didasarkan pada fakta-fakta berikut:

a) Umumnya guru belum memberikan kesempatan belajara yang luas kepada

siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka melalui pendekatan

“inquiry” (pencaritahuan) dalam proses pembelajaran yang

merekalaksanakan dalam kelas.

b) Dilihat dari teknik sumbang saran (brain storming), umumnya guru dalam

proses pembelajaran belum memotivasi siswa untuk mengekpresikan

pendapat siswa dalam menyelesaikan sesuatu permasalahan yang

ditemukan dalam belajar, hal ini terbukti kenyataan bahwa guru lebih

banyak menyimpulkan sendiri suatu masalah , bukan meminta siswa

5
Neneng kusmijati, Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Di Smp Negeri 2 Purwokerto”.
(Purwokerto: Discovery Learning, Keratifitas Belajar, Ilmu Pengembangan Sosial, 2014), hlm. 103-
109
23

pemecahan sendiri terlebih dahulu untuk mencoba memecahkan suatu

masalah

2. Pengembangkan kreativitas siswa melalui lingkungan belajar kurang

diperhatikan guru terhadap siswa kelas II di SMP Negeri 3 Rokan IV Koto.

Berdasarkan temuan-temuan berikut: (a) Guru kurang memberikan

kesempatan yang luas kepada siswa untuk berperilaku kreatif; (b) Walaupun

beberapa guru telah menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa melalui

interaksi yang baik dalam proses pembelajaran, tetapi interaksi. Disisini

Kenedi lebih ke peningkatan kreativitas siswa, sedangkan letak perbedaan

dengan peneliti ialah peneliti lebih mengembangkan kreativitas siswa6.

Ketiga, skripsi pada program sosial fakultas tarbiyah Universitas Islam

Negri Maulana Ibrahim Malang. Yang di tulis oleh Siti Munziyah (2011) tentang

”Pengaruh Kreativitas Guru Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Smp Negri 2 Turen” fakus

masalah pada penelitian ini diharapkan pada pengaruh kreativitas guru dan minat

belajar terhadap hasil belajar siswa, yaitu diantara 1) apakah ada pengaruh positip

yang signifikan antara kreativitas guru tehadap hasil belajar 2) apakah ada

pengeruh positif yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar siswa

3) apakah ada pengaruh positif yang signifikan antara kreativitas guru dan minat

belajar terhadap hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya Neneg Kusmijati lebih

6
Kenedi, Pengembangan Kreativitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas Ii Smp
Negeri 3 Rokan Iv Koto”. ( Rokan IV Koto: Ilmu Pendidikan Sosial, Sains, Dan Humaniora, 2017),
hlm . 345
24

ke peningkatan kreativitas siswa. Sedangkan letak perbedaan dengan peneliti

ialah peneliti lebih mengembangkan kreativitas siswa7.

H. Kerangka Teori

a. Definisi Kreativitas Belajar

Dalam kamus umum bahasa indonesia kreativitas berarti kemampuan

untuk menciptakan, daya cipta, perihal berkreasi, kekreatifan8. Sehingga dapat

diartikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk

menciptakan sesuatu yang baru dalam memahami masalah yang dihadapi

denagn mengacu kepada pengalaman yang sudah dilalui dan memodifikasi

dan menguji angapan-anggapan yang telah dirumuskan. Hal ini sebagaimana

firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78:








Terjemahnya:

7
Siti Munziyah (2011) tentang ”Pengaruh Kreativitas Guru Dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Smp Negri 2 Turen”, ( Malang:
Universitas Islam Negri Maulana Ibrahim, 2011), hlm. 85
8
Poerdarmanta, W.J.S Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2009), hlm.
298
25

”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan

hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl (16) : 78).

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia lahir, sekalipun tidak

mengetahui sesuatupun, tetapi oleh Allah telah diberi potensi. Potensi tersebut

harus disyukuri dengan cara mengembangkannya secara kreatif, karena

dengan kreatiflah baik yang mempunyai bakat atau tidak, antara individu yang

lainnya dapat berkembang secara wajar walaupun mereka terdapat perbedaan

baik bentuk, jenis maupun derajat.

Kreativitas belajar adalah hasil dari interaksi antara individu dan

lingkungan seseorang yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam

individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat

menghambat upaya kreatif. Kemampuan seseorang untuk membuat

sesuatu, apakah itu dalam bentuk ide, langkah, atau produk.9

Kreativitas diartikan sebagai kemampuan umum untuk menciptakan

sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-

gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah.

“kreativitas juga merupakan ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu

dalam interaksi dengan lingkungannya. Kreativitas bisa dilakukan siapa

9
Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, (Jakarta: Rajawali
Pers,2016), hal. 9
26

saja, kapan saja dan dimana saja. Kreativitas merupakan kebutuhan bagi

setiap manusia untuk mengembangkan diri dan lingkungan sekitarnya10.

Kreativitas ditinjau dari empat aspek yaitu aspek pribadi,

pendorong, proses, dan produk, dan kebutuhan sosial akan kreativitas yang

terasa semakin mendesak, baik di dalam keluarga, disekolah, ditempat

kerja, maupun didalam penggunaan waktu luang. Jika aspek pribadi,

pendorong, proses mendapat perhatian dari pendidik dalam pengembangan

kreativitas anak,maka produk kreativitas yang konstruktif dan bermakna

diharapkan akan timbul11.

Ditinjau dari segi kreatif, kreativitas merupakan sifat pribadi


seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati
oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk
menciptakan sesuatu yang baru, ditinjau dari segi faktor-faktor
pendorong kreativitas adalah faktor internal di antaranya bakat,
minat dan motivasi.

Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan baik lingkungan

keluarga, sekolah, masyarakat dan kebudayaan. Kreativitas yang dihasilkan

seorang individu tidak dapat lepas dari pengaruh kebudayaan serta

pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja, dari segi

proses kreatif, kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu

yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau

susunan yang baru, sedangkan ditinjau dari produk kreativitas secara

10
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,2012),
hlm . 25
11
Ibid., hlm 30-31
27

sederhana kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu

yang baru.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang bermakna.

Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi

sepenuhnya dalam perwujudan dirinya. Pada dasarnya kreativitas tidaklah

terbatas pada budaya maupun golongan tertentu, karena sejak lahir

memang sudah dibekali oleh suatu potensi, dalam hal ini potensi tersebut

harus dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

Lebih lanjut Utami Munandar berpendapat bahwa secara

operasional, kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang

mencerminkan kelancaran (fluency of thinking), keluwesan (fleksibititas),

dan Keaslian (orisinalitas) dalam berpikir, serta kemampuan untuk

Elaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan.12

Proses kreatif merupakan angkaian kegiatan individu yang mengarah pada

timbulnya gagasan atau tepatnya pemilihan alternatif terhadap penyelesaian

ilmiah.

1) Kelancaran berfikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk

menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara

cepat.

12
Ibid., hlm, 50
28

2) Keluwesan ((flesibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi

sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang

bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang

berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, dan

mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara

pemikiran

3) Keaslian (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan

unik (unusual) atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli..

4) Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan

gagasan dan menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu

objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

b. Fase Kreativitas dalam Belajar

David Campbell berpenbapat orang-orang kreatif berhasil mencapai

ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, hal atau produk baru,

biasanya sesudah melewati beberapa tahap, dengan urutan sebagi berikut:

1) Tahap persiapan atau preparation, meletakkan dasar. Mempelajari latar

belakang perkara, seluk-beluk dan problematika.

2) Konsentrasi (concentration), sepenuhnya memikirkan, masuk luluh,

terserap dalam perkara yang dihadapi.

3) Inkubasi (incubation), mengmbil waktu untuk meninggalkan perkara,

istirahat, waktu santai. Mencari kegiantan-keguatan yang melepaskan diri

dari kesibukan pikiran mengenai perkara yang sedang dihadapi.


29

4) Iluminasi (illumination), tahapan AHA, mendapatkan ide gagasan,

pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru.

5) Tahap pengetesan atau (verification), menghadapi dan memecahkan

masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan,

pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru. Seperti menghubungi,

meyakinkan dan mengajak orang, menyusun rencana kerja, dan

melaksanakannya.13.

I. Metode Penelitian

Metode ilmiah penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.14

1. Jenis dan pendekatan penelitian

a. Jenis penelitian

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian

dengan pendekatan kualitatif, dan metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif. Yaitu penelitian yang

bermaksud menggambarkan tentang suatu variabel, gejala, atau

13
David Campbell, Mengembangkan Kreativitas, (Yokyakarta: kanisius, 1986), hlm 18-26
14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D ), (
Bandung: Alfabeta, 2012 ), hal. 06
30

keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis

tertentu15.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan

metode deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan

pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data. Disamping itu

juga menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi, serta

bersifat koperatif dan korelatif.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Dalam penelitian ini diperlukan data kualitatif. Data kualitatif

adalah data yang berupa pendapat (pernyataan) atau judgement

sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata-kata atau kalimat.

Data kualitatif diperoleh dari berbagai teknik pengumpulan data

misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi atau observasi

lapangan yang telah dituangkan dalam bentuk transkip.16

b. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1) Sumber data primer

15
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.234.
16
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta:
Kencana, 2013), hlm. 16-17
31

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara dari informan kunci yakni dengan guru yang

bersangkutan mengenai Kreativitas belajar peserta didik di SMP

Islam Az-Zahrah 2 Palembang

2) Sumber data sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang

berasal dari informan pendukung seperti Wakil Kepala Madrasah,

dan juga bersumber dari dokumen-dokumen, arsip-arsip dan buku-

buku yang mengemukakan permasalahan yang dibahas.

3. Teknik Pengumpulan Data

a) Observasi

Observasi, adalah cara menghimpun bahan-bahan atau data

yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang

dijadikan sasaran pengamatan.17 Dalam hal ini peneliti

mengamati, kegiatan belajar mengajar, keadaan sarana

danprasarana, dan kegiatan yang dilakukan, guru dan siswa dalam

Pengembangan Kreativitas Belajar Pendidikan Agama Islam

Siswa Smp Islam Az-Zahrah 2 Palembang

b) Wawancara

17
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015),
hlm. 76.
32

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud

untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua

pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (interviewee).

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang amat populer,

karena itu banyak digunakan di berbagai penelitian18. Jadi

wawancara adalah suatu cara untuk memperoleh data, dengan cara

mengajukan pertanyaan mengenai Kreativitas Belajar Pendidikan

Agama Islam Siswa di SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang serta

hal-hal yang terkait.

Penulis dalam peneliti ini mengadakan tanya jawab secara

langsung, dengan cara mengajukan pertanyaan kepada:

a. Informan pokok adalah, guru-guru, dan siswa.

b. Informan pendukung yaitu kepala sekola.

c) Dokumentasi

Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan

setiap pernyataan tertulis yang di susun oleh seseorang atau

lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau

menyajikan akunting, dan berguna bagi sumber data, bukti,

informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan


18
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (jakarta:rajawali pers, 2015), hlm,155
33

membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan

terhadap sesuatu yang diselidiki.19 Pada saat dokumentasi penulis

melakukan dokumentasi berupa foto dan video. Visi, misi, sejarah,

jumlah guru, siswa, sarana prasarana di SMP Islam Az-Zahrah 2

palembang.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, kemudian data diteliti

ulang dan kemudian disajikan secara deskriptif, dianalisis dengan

melibatkan data sekunder secara kritis sehingga menghasilkan

kesimpulan. Dalam menganalisis data ini, digunakan teknik yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman.20

1) Data Reduction ( Reduksi Data )

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.21

19
Sedarmayanti, Metode Penelitian, (Bandung, Mandar Maju, 2002), hlm. 86
20
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta: Aksara, 2014),
hal. 210
21
Sugiyono, Loc.. Cit., hal, 338
34

2) Data Display ( Penyajian Data )

Penyajian data adalah penyajian sekumpulan informasi yang

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan.22 Dalam penyajian data akan dianalisis

dengan menguraikan keseluruhan konsep yang ada hubungannya

dengan pembahasan penelitian. Oleh karena itu semua data dilapangan

yang berupa dokumentasi hasil wawancara, dokumen hasil observasi

dan lain sebagainya akan dianalisis.

3) Conclusion Drawing/Verification ( Penarikan Kesimpulan )

Verifikasi adalah tahapan pengujian atau pemeriksaan kembali

suatu penemuan atau hasil data yang didapat melalui pengamatan dan

penetapan dengan cara mengukur, menguji dan menbandingkan antara

data yang didapat dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.23

Proses penarikan kesimpulan didasarkan pada gabungan informasi

yang tersusun dalam suatu bentuk yang padupada penyajian data.

4) Triangulasi

Dalam pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifata mengabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan dta dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

22
Sugiyono, Loc. Cit., hal 341
23
Sugiyono, Loc. Cit., hal 345
35

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagi teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk emndapatkan data dari

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama

secara serempak. Triangulasi sumber berarti,untuk mendapatkan data

dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama24

J. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan dalam penyampaian tujuan,

pembahasan ini akan dibagi atas beberapa bab dan dibagi lagi atas beberapa sub

bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metodologi

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan

sistematika pembahasan.

BAB II: Landasan teori. Dalam bab ini terdiri dari teori yang berkaitan dengan

pengertian Pendidikan Agama Islam, peran dan fungsi guru agama

islam, pengertian dari Kerativitas Belajar, ciri-ciri kereatifitas belajar,


24
Sugiyono, Loc. Cit., hal, 330
36

faktor yang menghambat dan mendukung pengembangan kerativiatas

dan fase kreativitas dalam belajar.

BAB III: Gambaran umum lokasi penelitian. Sejarah berdirinya dan letak

geografis sekolah, struktur organisasi, visi, misi dan tujuan sekolah,

kurikulum, keadaan sarana dan prasarana, keadaan guru, keadaan

pegawai, keadaan peserta didik, data prestasi, kegiatan pendidikan

ekstrakulikuler dan struktur organisasi di SMP Islam Az-Zahrah 2

Palembang.

BAB IV: Hasil penelitian dan analisis data. Analisis Data Tentang Kreativitas

Belajar Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Di SMP Islam Az-

Zahrah 2 Palembang.

BAB V: Penutup. Meliputi kesimpulan dan saran.


37

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Upaya Guru Dalam Pengembangan Kreativitas

1. Pengertian Upaya Guru

Upaya menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI) diartikan

sebagai usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai

suatu tujuan. Upaya juga berarti usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu

maksud, memecahkan persoalan mencari jalan keluar.25 Pendidik atau guru

adalah orang yang mengajar dan memberi pengajaran yang karena hak dan

kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik.26

Menurut dapertemen pendidikan dan kebudayaan, guru adalah seorang

yang mempunyai gagasan yang harus diwajibkan untuk kepentingan anak

didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan

keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan.27

Bedasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa guru itu mempunyai pengertian seseorang yang memiliki

pengetahuan ataupun kemampuan yang diajarkan kepada anak didik sehingga

mereka dapat mengembangkan dan menerapkannya.

25
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Hlm ,1250.
26
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta Kalam Mulia, 2002), Hlm. 56
27
Syafrudin Nurudin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum (Jakarta: Quantum Teaching,
2005), Cet 3, Hlm 6-7
38

2. Ciri-ciri Kreativitas Guru

Menurut E. Mulyasa Untuk mengembangkan potensi-potensi yang

ada pada diri anak, dibutuhkan guru yang kreatif dan guru yang kreatif itu

mempunyai ciriciri sebagai berikut:28

a. Kreatif dan menyukai tantangan

Guru yang dapat mengembangkan potensi pada diri anak adalah

merupakan individu yang kreatif. Tanpa sifat ini guru sulit dapat

memahami keunikan karya dan kreativitas anak. Guru harus menyukai

tantangan dan hal yang baru sehingga guru tidak akan terpaku pada

rutinitas ataupun mengandalkan program yang ada. Namun ia senantiasa

mengembangkan, memperbarui dan memperkaya aktivitas

pembelajarannya.

b. Menghargai karya anak

Karakteristik guru dalam mengembangkan kreatifitas sangat

menghargai karya anakapapun bentuknya. Tanpa adanya sifat ini anak

akan sulit untuk mengekspresikan dirinya secara bebas dan mandiri

dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

c. Motivator

Guru sebagai motivator yaitu seorang guru harus memberikan

dorongan dan semangat agar siswa mau dan giat belajar.

28
E. Mulyasa, Loc., Cit, hlm. 45
39

d. Evaluator

Dalam hal ini guru harus menilai segi-segi yang harusnya dinilai,

yaitu kemampuan intelektual, sikap dan tingkah laku peserta didik,

karena dengan penilaian yang dilakukan guru dapat mengetahui sejauh

mana kreativitas pembelajaran yang dilakukan. Dalam kelas yang

menunjang kreativitas, guru menilai pengetahuan dan kemajuan siswa

melalui interaksi yang terus menerus dengan siswa. Pekerjaan siswa

dikembalikan dengan banyak cacatan dari guru, terutama menampilkan

segi-segi yang baik dan yang kurang baik dari pekerjaan siswa.

e. Memberi kesempatan pada anak untuk mencoba dan mengembangkan

kemampuan, daya pikir dan daya ciptanya.

Ciri-ciri kretivitas guru di atas perlu dikembangkan, mengingat

betapa besarnya tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran. Guru

dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas.

Selanjutnya, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang

lebih baik dalam melayani peserta didik sehingga peserta didik akan

menilainya bahwa guru memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu

secara rutin saja. Kreativitas yang telah dikerjakan oleh guru sekarang

dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan di masa

mendatang lebih baik dari sekarang.


40

3. Upaya Guru Dalam Mengembangan Kreativitas Belajar

a) Pengembangan Kreativitas Melalui Menciptakan Produk (Hasta

Karya)

Menurut Yeni Rachmawati Pada dasarnya hasil karya anak

yang dibuat melalui aktivitas membuat, menyusun atau

mengkonstruksi ini akan memberikan kesempatan bagi anak untuk

menciptakan benda bautaan mereka sendiri dari benda yang telah ada

sebelumnya. Apapun yang dibuat oleh anak akan membuat mereka

menjadi lebih kreatif dan semangat untuk menemukan sesuatu yang

baru29.

b) Pengembangan Kreativitas Melalui Imajinatif

Imajinatif adalah kemampuan untuk merespon atau melakukan

fantasi yang mereka buat. Kebanyakan anak berusia di bawah tujuh

tahun banyak melalukan hal tersebut. Para pakar spesialis anak

sekarang ini telah mengetahui bahwa imajinatif merupakan salah satu

hal yang efektif untuk mengembangkan kemampuan intelektual,

sosial, bahasa, dan terutama kreativitas anak.

c) Pengembangan Kreativitas Melalui Ekspolarasi

Kegiatan ekspolarasi adalah penjelajah lapangan dengan tujuan

memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber alam yang

terdapat di empat itu. Ekspolarasi dapat pula dikatakan sebagai


29
Yeni Rachmawati, Loc., Cit, hlm. 52-53
41

kegiatan untuk memperoleh pengelaman baru dan situasi yang baru.

Ekspolarasi merupakan jenis kegiatan permainan yang dilakukan

dengan cara menjelajahi atau mengunjungi sumber tempat untuk

memoelajari hal tertentu sambil mencari kesenangan atau sebagai

hiburan dan permainan. Tujuan kegiatan eksplarasi ditaman kanak-

kanan adalh belajar mengelaborasi dan menggunakan kegiatan analisis

sederana dalam mengenalkan suatu opjek.

d) Pengembangan Kreativitas Melalui Kegiatan Eksperimen

Eksperimen (pecobaan) yang dimaksud dalam hal ini bukanlah

suatu proses rumit yang harus dikuasai anak sebagi suatu cara untuk

memahami konsep tentang seusatu hal ataupun penguasaan anak

tentang konsep dasr eksperimen, melainkan pada begaimana mereka

dapat mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa

sesuatu dapt terjadi serta bagimana mereka dapat menemukan solusi

terhadap permasalahan yang ada dan pada akhirnya mereka dapat

sulusi membuat sesuatu yang bermanfaat dan kegaitan tersebut.

B. Kreativitas Belajar PAI

1. Pengertian Kreativitas Belajar

Dalam kamus umum bahasa indonesia kreativitas berarti kemampuan

untuk menciptakan, daya cipta, perihal berkreasi, kekreatifan30. Sehingga

30
Poerdarmanta, W.J.S Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2009), hlm.
298
42

dapat diartikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk

menciptakan sesuat yang baru dalam memahami masalah yang dihadapi

denagn mengacu kepada pengalaman yang sudah dilalui dan memodifikasi

dan menguji angapan-anggapan yang telah dirumuskan. Hal ini sebagaimana

firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78:















Terjemahnya:

”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan

hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl (16) : 78).

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia lahir, sekalipun tidak

mengetahui sesuatupun, tetapi oleh Allah telah diberi potensi. Potensi tersebut

harus disyukuri dengan cara mengembangkannya secara kreatif, karena

dengan kreatiflah baik yang mempunyai bakat atau tidak, antara individu yang

lainnya dapat berkembang secara wajar walaupun mereka terdapat perbedaan

baik bentuk, jenis maupun derajat.


43

Sedangkan ada beberapa ahli yang mempunyai kesamaan dalam

mendefinisikan pengertian kreativitas, di antaranya adalah

Dedi Supriadi mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan

sesorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun

karya nyata yang relatif berbeda denagn apa yang telah ada. Selanjutnya ia

menambanh kan kreativitas merupkan kemampuan berpikir tingkat tinggi

yang mengimplementasikan terjadinya esklasi dalam kemampuan berpikir,

ditandai oleh suksesi, diskontinulitas, diferensiasi, dan integrasi antar setiap

tahap perkembangan.31

James J. Gallagher yang dikutip oleh Yeni Rachmawati dan Euis

Kurniawat mengatakan bahwa kreativitas merupakn suatu proses mental yang

dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau

mengombinasikan antara keduanya yang pada ahirnya akan melekat pada

dirinya.32

Berdasarkan beberapa devinisi di atas dapat kita simpulkan bahwa

kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan,

proses metode ataupun produk baru yang relefan yang bersifat imajinatif,

estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang

berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.

31
Dedi Supriadi, Kreativitas Kebudayaan & Perkembangan Iptek, (Jakarta: Alvabeta, 1994),
Hlm. 7
32
Yeni Rachmawati, Srategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), Cet. I, hlm. 13.
44

Menurut C. Semiawan yang di kutip oleh Yudrik Jahja kreativitas

dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menciptakan suatu produk

baru. Kreativitas juga berhubungan dengan kemampuan untuk membuat

kombinas-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur,

data atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya.33

Menurut Yeni Rachmawati dan Euis Kurniawati bahwa kreativitas

adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik

berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang

telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang yang mengimplikasikan terjadinya

eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas,

diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan34.

Utami munandar mengatakan bahwa kreativitas belajar adalah hasil

dari interaksi antara individu dan lingkunganya, seseorang mempengaruhi dan

di pengaruhi oleh lingkungan dimana lingkungan dimana ia berada, dengan

demikian baik perubahan di dalam individu maupun di dalam lingkungan

dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah

bahwa kemampuan kreatif dapat ditinggalkan melalaui pendidikan35.

33
Yudrik Jahja, Pisikologi Perkembangan, (Jakarta:PT. Kharisma Putra Utama, 2011), Cet. 1
hlm 68
34
Yeni Rachmawati, Loc.,Cit, hlm. 13.
35
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,2012),
hlm hlm. 12
45

Ahmad Susanto mengatakan bahwa Kreativitas merupakan salah satu

potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan. Setiap anak memiliki

bakat kreatif yang dapat dikembangkan, bakat kreatif anak yang tidak

dikembangkan sejak dini maka bakat tersebut tidak berkembang secara

optimal. Oleh sebab itu, diperlukan upaya pendidikan yang dapat

mengmbangkan kreativitas anak36.

Desmita mengatakan bahwa kreativitas belajar adalah kemampuan

untuk menciptakan sesuatu yang baru. Wujudnya adalah tindakan manusia.

Dalam arti bahwa kreativitas seseorang tercermin pada kemampuannya dalam

menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru atau cara baru37.

Slameto mengatakan bahwa kreativitas belajar adalah hasil belajar

dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk menjadi kreatif dapat dipelajari

melalui proses belajar mengajar38.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas

belajar siswa adalah kemampuan melahirkan sesuatu yang baru dengan cara

baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata dalam pembelajaran wujudnya

adalah tindakan yang dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Potensinya ialah

fitrah dalam dirinya yang bersifat aptitude (sudah ada bakat) maupun non

36
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2017), hlm 71-73
37
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 175
38
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Jakarta:Rinrka Cipta, 2010),
hlm. 138
46

aptitude (tidak ada bakat), mempermudah serta lebih menarik yang semuanya

merupakan dari yang Maha Kuasa Allah SWT.

2. Pengertian Kreativitas Belajar PAI

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bidang studi yang ada

di semua jenjang pendidikan. Hal ini karena tujuan pendidikan nasional

adalah agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian, PAI memiliki

peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang kuat spiritual dan

memiliki akhlak mulia. Oleh karena itu, PAI diselenggarakan pada semua

tingkat sekolah, baik TK, SD, SLTP, SLTA, maupun Perguruan Tinggi39.

Pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana tersebut di atas

sangat ditentukan oleh keberhasilan pembelajaran PAI di sekolah.

Keberhasilan pembelajaran PAI sangat ditentukan oleh guru yang

mengelola pembelajaran40. Hal ini karena guru memiliki peran yang sangat

besar dalam pembelajaran, di antaranya adalah sebagai pendidik, pengajar,

39
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang 1995), hlm. 24
40
Syaiful Bahri Djamarah, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:
Rineka Cipta,2002), hlm, 43
47

penasihat, teladan, motivator, pembangkit kreativitas siswa, dan peran-

peran penting lainnya41.

Sebagai pendidik, guru harus memberi pengetahuan yang positif

sesuai dengan ajaran agama Islam. Guru harus mampu membentuk pribadi

siswa dengan kepribadian yang islami. Sebagai pengajar, guru harus

mampu mengembangkan pengetahuan keagamaan dan keterampilan

melakukan rukun Islam yang menjadi materi pokok PAI. Sebagai

penasihat, guru harus bisa selalu mengawasi perilaku murid-muridnya dan

membimbing mereka agar menuruti nasihatnya. Sebagai teladan, buru

mesti mampu memberi contoh kepada murid-muridnya bagaimana

seharusnya menjadi manusia yang benar dan baik sesuai ajaran agama

Islam, manusia yang ber-akhlakul karimah, yang penuh kasih sayang, dan

sebagainya. Sebagai motivator, guru harus mampu menjaga semangat

siswa untuk selalu aktif mengikuti pembelajaran. Sebagai pembangkit

kreativitas murid-muridnya, guru harus mampu mengembangkan

pemikiran murid-muridnya42.

Memperhatikan hal tersebut di atas, maka kreativitas guru PAI

sangat diperlukan agar guru dapat menjalankan tugas dan peranannya

dalam proses belajar mengajar dengan maksimal. Kreativitas guru

merupakan daya kreatif guru untuk dapat menciptakan iklim pembelajaran

41
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2008), hlm. 43
42
Ibid., 74
48

yang menarik dan menyenangkan sehingga tercipta suasana pembelajaran

yang kondusif. Kreativitas guru juga sangat penting untuk mendorong

kreativitas peserta didik, sebab dengan adanya guru yang kreatif, maka

siswa juga akan belajar untuk berkreasi.

Guru yang kreatif tidak pernah mematikan kreativitas peserta didik,

sehingga pemikiran peserta didik terus berkembang tanpa hambatan, yang

pada akhirnya akan dapat memaksimalkan proses belajar dalam diri peserta

didik. Dengan maksimalnya proses belajar dalam diri peserta didik, maka

hasil belajar akan dapat ditingkatkan dengan sendirinya dalam mata

pelajaran apapun, termasuk dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

Dengan demikian, kreativitas dalam penelitian ini adalah:

kemampuan guru PAI untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang

kondusif, baik dengan cara membuat menarik pembelajaran ataupun

membuat siswa senang dengan pembelajaran ataupun cara-cara baru lain

yang menjadi hasil kreasi (ciptaan) sang guru PAI.

3. Ciri-Ciri Kreativitas Belajar

Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami ciri-

cirinya. Upaya menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan


49

kreativitas hanya mungkin dialakukan jika kita memahami terlebih dahulu

sifat-sifat kemampuan kretaif dan iklim lingkungan yang mengitarinya43.

Kreativitas dapat terwujud dalam segi kehidupan, di mana saja dan

oleh siapa dan tidak tergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan sosial

ekonomi atau tingkat pendidikan tertentu. Namun, bakat kreativitas perlu

dilatih dan sipupuk, serta dikembangkan sejak usia dini.44

Menurut Utami Munandar setiap orang pada dasarnya memiliki

bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara

kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang

berbeda-beda. Yang terutama penting bagi dunia pendidikan ialah bahwa

bakat tersebut dapat dan perlu dikembangkan dan ditingkatkan. 45

Sehubungan dengan pengembangan kreativitas siswa, kita perlu

meninjau empat aspek dari kreativitas, yaitu pribadi, pendorong, press,

proses, proses, atau, dan produk (4P dari kreativitas)

a) Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu

dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang

mencerminkan orisinilitas dari individu tersebut. Dari ungkapan

pribadi yang unik inilah dapt diharapkan timbulnya ide-ide baru dan

produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu pendidik haendaknya

43
Yeni Rachmawati, Loc., Cit, hlm. 15
44
Ahmad Susanto, Loc., Cit, hlm 77-78
45
Utami Munandar. Loc., Cit, hlm. 71
50

dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya (jangan

mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang

sama, atau mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu

siswanya menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya.

b) Pendorong (press)

Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan

dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuuat dalam

dirinya sendiri ( motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.

Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang

mendukung tetapi dapt pula terhambat dalam lingkungan yang tidak

menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan

pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan

dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok

individu.

c) Proses

Untuk mengembangkan kreatif, anak perlu diberi kesempatan

untuka bersibuk diri secara aktif. Pendidik hendaknya dapat

merangsang untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan

membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan.

Dalam hal ini yang penting ialah memberi kebebasan kepada anak

untuk mengesprsikan dirinya secara aktif, tentu saja dengan

persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama-tama


51

yang perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu

atau terlalu cepat menuntut dihasilkannya produk-produk kreatif yang

bermakna. Hal itu akan datang dengan sendirinya dalam iklim yang

menunjang, menerima, dan menghargai. Perlu pula diingat bahwa

kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang

untuk kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak

menunjang siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.

d) Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk

kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan,

yaitu sejauh mana keduanya mendorong (“press”) seseorang untuk

melibatkan dirinya dalam proses (kesibuakn, kegiatan) kreatif.

Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan

dorongan (internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka

produkproduk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul.

Hendaknya pendidik menghargai produk kreativitas anak dan

mengkomunikasikannya kepada yang lain. Misalnya dengan

mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih

menggugah minat anak untuk berkreasi.

4. Cir-Ciri Kreativitas Siswa


52

Supriyadi mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas berupa gagasan,

pemecahan masalah dan penemuan. Adapun yang termasuk dalam aspek-

aspek pokok individu kreatif, antaralain.

a. Kelincahan berpikir dari segala arah, yaitu kemampuan untuk melihat

masalah dari segala arah, sedut pandang, dan mengumpulkan berbagai

fakta yang paling penting untuk mengarahkan fakta itu pada masalah

yang dihadapi.

b. Kelincahan mental berpikir ke segala arah, yaitu kemampuan untuk

berpikir dari satu ide/gagasan menyebrkan kesegala arah yang

memungkinkan mencari berbagai jawaban yang berbeda.

c. Fleksibel konseptual adalah kemampuan untuk secara sepontan

mengganti cara pendang dan pendekatan kerja yang tidak sejalan.

d. Originalitas adalah kemampuan untuk menuangkan ide,gagasan,

pemecahan, cara kerja yang tidak bisa dan jarang bahkan mengejutkan.

e. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas, individu kreatif

lebih menyukai kerumitan dari pada kemudahan memiliki tantangan

dari kemampuan kecenderungan dari keamanan, kecenderungan pada

banyak tal temalinya.

5. Faktor Penghambat Pengembangan Kreativitas Belajar

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seorang anak yang

mendapat rangsangan (dengan melihat, menengar, dan bergerak) akan

lebih berpeluang lebih cerdas dibanding dengan sebaliknya. Salah satu


53

bentuk rangsangan yang sangat penting adalah kasih sayang. Dengan

kasih sayang anak akan memiliki kemampuan untuk menyatukan

berbagai pengalaman emosional dan mengolahnya dengan baik.

Kreativitas sangat terkait dengan kebebasan pribadi. Hal itu artinya,

seorang anak harus memiliki rasa aman dan kepercayaan diri yang tinggi,

sebelum berkreasi. Sedangkan pondasi untuk membangun rasa aman dan

kepercayaan dirinya adalah dengan kasih sayang46.

Menurut Yeni Rachmawati Empat hal yang dapat diperhitungkan

dalam pengembangan kreativitas yaitu

1. Memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun

kepribadiannya serta suasana psikologis (Psychological

Athmospere).

2. Menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak

untuk mengakses apapun yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan

dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Perangsangan

mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan beriringan seperti

halnya kerja simulant otak kiri dan kanan.

3. Peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika

kita ingin anak menjadi kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru

yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulasi yang tepat

pada anak.
46
Yeni Rachmawati, Loc., Cit, hlm. 27
54

4. Peran serta orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak.

Adhipura yang di kutip oleh Ahmad Susanto menjelaskan bahwa

hal-hal yang dapat menghambat kreativtas anak ialah sebagai berikut47:

a) Usaha terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi.

b) Pembatasan terhadap rasa ingin tahu

c) Teralalu menekankan peran berdasarkan seksual.

d) Terlalu banyak melarang.

e) Takut dan malu.

f) Penekanan yang salah kaprah terhadap keterampilan verbal

tertentu.

g) Memberikan keritik yang bersifat destruktif.

Dengan menghambat kreativitas anak menurut Utami

Munandar, mengemukakan bahwa sikap orang tua sering banayak

bertolak belakang dengan upaya mengembangkan kreativitas anak.

Alih-alih merasa sayang dan untuk memberikan perhatian lebih kepada

anak, malah berbuah hasil negatif, yang menghambat kreativitas anak

itu sendiri. Hal-hal tesebut adalah sebagai berikut48.

a) Mengatakan kepada anak bahwa ia akan dihukum jika berbuat


salah.
b) Tidak memperbolehkan anak menjadi marah terhadap orang tua.
c) Tidak memeperbolehkan anak mempertanyakan terhadap keputusan
orang tua.
d) Anak tidak boleh berisik.

47
Ahmad Susanto, Loc., Cit, hlm. 95
48
Utami Munandar. Loc., Cit., hlm. 95
55

e) Orang tua tekat mengawasi anak.


f) Orang tua memberi saran-saran spesifik tentang penyelesaian tugas.
g) Orang tua tidak sabar pada anak.
h) Orang tua dana anak adu kekuasaan.
i) Orang tua tidak memperboleh anak bermain dengan anak keluarga
yang mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda.
j) Orang tua menekankan dan memaksa anak untuk menyelesaikan
tugas.
Selain Munandar, mayesks yang dikutip oleh majid juga

mengemukakan hal-hal yang bisa menghambat kreatifitas anak, seperti49:

a) Seperti ide yang dilakukan anak selalu dipatahkan

b) Orang tua terlalu ouerprotective.

c) Waktu bermain sangat singkat

6. Faktor Pendukung Pengembangan Kreativitas Belajar.

Menurut Hurlock yang dikutip oleh Novi Mulyani beberapa

kegiatan untuk meningkatkan kreativitas adalah:50

a. Waktu

b. Kesempatan

c. Dorongan

d. Sarana

e. Lingkungan

f. Hubungan dengan orang tua

g. Cara mendidik anak

h. Pengetahuan

49
Ibid., hlm. 96
50
Novi Mulyani , M. Pd. I, dasar Dasat Pendidikan Anak Usia Dini, (Yokyakarta,: Kalimedia,
2016), hlm, 191-192
56

Kegiatan untuk meningkatkan kreativitas diatas dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Waktu

Untuk menjadi kreatif kegiatan anak seharusnya jangan diatur

sedemikian rupa sehingga anak mempunyai sedikit waktu bebas untuk

bermain-main dengan gagasan dan konsep yang dipahaminya.

2) Kesempatan

Apabila mendapat tekanan dari kelompok, kemudian anak menyendiri

maka ia menjadi lebih kreatif.

3) Dorongan

Orang tua sangat berperan dalam hal ini, anak seharusnya dibebaskan

dari ejekan dan kritik yang seringkali memojokkan anak.

4) Sarana

Harus disediakan untuk merangsang dorongan ekperimen dan

eksplorasi yang merupakan unsur penting dari kreativitas.

5) Lingkungan

Keadaan lingkungan yang merangsang kreativitas anak.

6) Hubungan dengan orang tua

Orang tua yang terlalu melindungi atau posesif terhadap anak dapat

menghambat proses kreativitas.


57

7) Cara mendidik anak

Mendidik secara demokratis dan persimis dirumah dan di sekolah akan

meningkatkan kreativitas, sedangkan mendidik dengan otoriter

menghambat proses kreativitas.

8) Pengetahuan

Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak maka semakin

banyak dasar untuk mencapai proses kreativitas.

Semua anak mempunyai potensi untuk kreatif, walaupun memeng

tingkat kreativitasnya berbeda-beda. Oleh sebab itu, seperti halnya

perkembangan dasar yang lain, kreativitas jugaperlu diberi kesempatan,

rangsangan, dan keluarga dan lingkungan sosial untuk berkembang.

Menurut Adhipura upaya mengembangkan kreativitas anak didik

tersebut dapat dilakukan sebagi berikut:

1) Menghormati pertanyaan yang tidak bisa

2) Menghormati gagasan anak yang tidak bisa, serta imajinatif dari anak.

3) Memberika kesempatan pada anak untuk belajar atas prakarsa sendiri.

4) Memberi penghargaan kepada anak

5) Meluangkan waktu bagi anak untuk belajar dan menyibukkan diri tanpa

suasanan penilaian.

7. Tahapan-tahapan pengembangan Kreativitas dalam Belajar

Dalam proses belajar peserta didik tidak serta merta harus paham

sekaligus dengan mata pelajaran yang disampaikan guru, segala sesuatu


58

harus melalui proses, dan memiliki tahapan. Oleh karena itu, guru garus

memperhatikan beberapa tahapan yang bisa dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

David Campbell berpenbapat orang-orang kreatif berhasil

mencapai ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, hal atau

produk baru, biasanya sesudah melewati beberapa tahap, dengan urutan

sebagi berikut:

1) Tahap persiapan atau preparation, meletakkan dasar. Mempelajari

latar belakang perkara, seluk-beluk dan problematika.

2) Konsentrasi (concentration), sepenuhnya memikirkan, masuk luluh,

terserap dalam perkara yang dihadapi.

3) Inkubasi (incubation), mengmbil waktu untuk meninggalkan perkara,

istirahat, waktu santai. Mencari kegiantan-keguatan yang melepaskan

diri dari kesibukan pikiran mengenai perkara yang sedang dihadapi.

4) Iluminasi (illumination), tahapan AHA, mendapatkan ide gagasan,

pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru.

5) Tahap pengetesan atau (verification), menghadapi dan memecahkan

masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan,

pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru. Seperti


59

menghubungi, meyakinkan dan mengajak orang, menyusun rencana

kerja, dan melaksanakannya51.

Sedangkan menurut Jamal Makmur, ada beberapa tahapan yang bisa

dilaksanakan seorang guru untuk menjadi faslitator proses kreatif dalam

pembelajaran diantaranya:

a. Kemampuan untuk mengakomondasi gaya belajar setiap peserta

didik.

b. Menciptakan suasana belajar yang menggairahkan.

c. Kemampuan menanamkan nilai dan keterampilan hidup dengan

kapasitas yang benar bagi peserta didik.

d. Menghilangkan segala hambatan dalam belajar dengan

membangun interaksi, dan komunikasi dengan peserta didik, baik

verbal maupun non verbal52

Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui tahapan-tahapan

kreativitas satu sama lain saling melengkapi, jika dikaitkan dalam proses

pelajar mengajar guru sebaiknya tidak memaksa peserta diddik untuk

langsung paham terhadap materi yang akan diajarkan, tetapi memberikan

kesempatan kepada peserta didik secara bertahap untuk memahami pelajaran.

Sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar tanpa adanya

51
David Campbell, Loc., Cit. 18-26
52
Jamal Ma’mur Asmi, Tips Menjadi Guru Kreatif Dak Inofatif (Jakarta: Diva Press,2009),
hlm 28-30
60

unsur-unsur pemaksaan dari guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa kreativitas

tidak berbentuk secara langsung namun melalui beberapa tahapan, antara lain:

1. Tahapan persiapan, yaitu memperhatikan masalah yang dihadapi,

setiap peserta didik memiliki cara yang berbeda dalam belajar,

oleh sebab itu guru harus memperhatikan mereka dengan baik.

2. Guru seolah-olah melepaskan diri untuk sementara dari masalah

yang dihadapi, akan tetapi menyimpan beberapa solusi untuk

mengatasinya, guru berusaha untuk menciptakan suasana belajar

yang menyenagkan.

3. Tahapan inspirasi dan penerangan, secara tidak langsung akan

muncul ide-ide kreatif untuk mengatasi permasalahan yang

dihadapi dan mencari solusi dari permasalahan. Guru akan

berusaha menciptakan suasan belajar yang menyenagkan.

4. Dengan mengatahui gaya belajar peserta didik guru dapat

menanamkan nilai-nilai yang diajarkan dan keterampilan kepada

peserta didik.

5. Guru memikirkan untuk berusaha menghilangkan hambatan dalam

belajar serta membangun komunikasi yang baik dengan peserta

didik sehingga prosespembelajaran dapat berlangsung dengan

baik.

Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui proses belajar

diskaveri/inkuiri dan belajar bermakna, dan tidak dapat dilakukan hanya


61

dengan kegiatan belajar bersifat ekspositori. Karena inti dari kreativitas adalah

pengembangan kemampuan berpikir divergen dan bukan berpikir konvergen.

Berpikir devergen adalah proses berpikir melihat suatu masalah dari berbagai

sudut pandangan atau menguraikan sesuatu masalah atas beberapa

kemungkinan pemecahan.

Untuk mengembangkan kemampuan demikian guru perlu

mencipatakan situasi belajar-mengajar yang banyak memberi kesempatan

kepada siswa untuk memecahkan masalah, melakukan beberapa percobaan,

mengembangkan gagasan atau konsep-konsep siswa sendiri. Situasi demikian

menuntut pula sikap yang telah demokratis, terbuka, bersahabat, percaya

kepada siswa.

Menurut Utami Munandar kreativitas itu penting dalam pendidikan

karena mengemukakan empat alasan yaitu:

Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya,

dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup

manusia. Seorang ahli, Maslow (1968), yang menyelidiki sistem kebutuhan

manusia menekankan bahwa kreativitas merupakan manifestasi dari individu

yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya. Orang yang sehat

mental, yang bebas dari hambatan-hambatan, dapat mewujudkan diri

sepenuhnya. Hal ini berarti ia berhasil mengembangkan dan menggunakan

semua bakat dan kemampuannya dan dengan demikian memperkaya

hidupnya.
62

Kedua, kreativtas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk

melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu

masalah.

Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga

memberikan kepuasan kepada individu.

Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan

kualitas hidupnya53.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa apabila

seseorang ingin membangun kreativitas harus memperhatikan kesehatan

jasmani dan rohani. Jika jasmani seseorang itu sehat ia dapat mewujudkan ide

atau gagasan yang dihasilkan. Dalam upaya mengembangkan kreativitas dan

menjaga usaha agar pengembangan itu berjalan lancar. Maka, perlu

diperhatikan komponenkomponen untuk membangun kreativitas dan cara

mengembangkan kreativitas.

1. Komponen-Komponen Membangun Kreativitas

a) Kreativitas memerlukan kesehatan jasmani dan rohani.

b) Kreativitas memerlukan pertumbuhan pribadi yang seimbang antara

jasmani dan rohani.

c) Kreativitas memerlukan kemerdekaan berpikir dan bekerja.

d) Keadaan atau trauma batin akan tercermin dari penampilan dan tutur kata

yang diucapakan seseorang.


53
Utami Munandar. Loc., Cit. hlm. 31
63

2) Cara-cara Mengembangkan Kreativitas

a) Kreativitas memerlukan informasi pengetahuan sebagai bahan untuk

berpikir, maksudnya segala macam informasi khusus atau umum.

Informasi yang khusus tentang suatu akan memberikan informasi peluang

yang berfaresi.

b) Produktifitas yang diperoleh dengan menggarap kreativitas tidak langsung

membawa atau menghasilkan produk akhir, justru dapat menghasilkan atau

mencetuskan ide dan resep untuk bekerja54.

c) Kreasi yang memberi peluang yang berfaresi juga menawarkan pilihan

yang berfareasi sehingga lelak yang dipilih.

54
Samuel MP, Mari Mempertinggi Kreativitas, (Jakarta: PT Gunung Agung), hlm.161.
64

BAB III

KONDISI OBJEK PENELITIAN

A. Pofil SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

1. Sejarah Berdirinya SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Dalam perkembangan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan

No.195/I.11/F/1998, tanggal 6 juni 1998. dan didirikanlah SMP ISLAM

AZ-ZAHRA 2 Palembang. Pada awal berdirinya madrasah ini mempunyai

siswa sebanyak 68 orang. Namun dalam perkembangan selanjutnya

dari tahun ke tahun ke tahun semakin mendapat perhatian dan kepercayaan

dari masyarakat luas dan fasilitas pun semakin bertambah baik. Hal

tersebut terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah yang diterima.

Seiring dengan semakin banyaknya tuntutan masyarakat terhadap

madrasah, terlebih lagi calon siswa dari kalangan menengah keatas mulai

menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan, maka mulai

Tahun Pelajaran 2010/2011 madrasah ini tidak lagi mengutamakan


65

banyaknya jumlah siswa, melainkan sudah mulai memprogramkan

peningkatan kualitas seperti:

1. Meningkatkan kualitas Siswa

2. Meningkatkan kualitas Guru

3. Meningkatkan kualitas SMP Islam Az-Zahra

4. Meningkatkan kualitas Kurikulum

5. Meningkatkan kualitas Pembelajaran

6. Meningkatkan kualitas Fasilitas Pembelajaran

7. Meningkatkan kualitas Kepatuhan

Dari sejumlah program tersebut diharapkan mampu meningkatkan

kualitas hasil belajar. Sebagai tindak lanjut dari program tersebut mulai T.P

2010/2011 jumlah siswa mulai dikurangi, SMP Islam Az-Zahrah 2

Palembang ditata kembali, Guru yang kurang berkualitas kemampuanya

melalui penataran, seminar, loka karya, dan study banding.

2. Letak Geografis SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Sekolah Menengah Pertama Islam Az-Zahrah 2 Palembang terletak

di Jalan Raya Bukit Sejahtera Komplek Poligin Kota Palembang. SMP

Islam Az-Zahrah (jalan raya) tempatnya cukup strategis dan disampingnya

terdapat masjid yang besar mempunyai kegiatan-kegiatan keagamaan,

begitu ramai dan nyaman SMP Islam Az-Zahrah di dalam pendidikan, yang

SMP Islam Az-Zahraa siswa-siswi hilir mudik menuntut ilmu. Situasi SMP

ISLAM AZ-ZAHRAH 2 Palembang secara operasional kerjanya dalam


66

lingkungan pendidikan dapat berjalan dengan baik dan terkendali, karena

SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2 Palembang kian lama semakin berkembang

serta dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang ada di kota

Palembang, salah satunya dari aspek kualitas dan kuantitas siswa.55

3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Dalam mencapai sasaran pembelajaran yang dicita-citakan SMP

ISLAM AZ-ZAHRAH 2 Palembang memilki Visi dan Misi dan tujuan

berikut dijelaskan Visi dan Misi SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2

Palembang:56

a. Visi

Visi : “Cerdas, Terampil, Islami dan berwawasan lingkungan”

indikator visi :

1. Terwujudnya generasi yang memiliki berbagai keterampilan.

2. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efisien dan

berwawasan lingkungan

3. Terwujudnya lulusan yang cerdas dan kompetitif.

4. Terwujudnya lulusan yang berakhlak Islami

b. Misi

1. Mengajarkan kurikulum dengan berbagai pendekatan sehingga

55
Yayasan Az-Zahra, Berkiprah Menuju Sekolah Islam Standar Nasional dan Sekolah Islam
Bertaraf International (Jakarta: CV ARDITA, 2010), hlm. 11
56
Yayasan Az-Zahra, Berkiprah Menuju Sekolah Islam Standar Nasional dan Sekolah Islam
Bertaraf International (Jakarta: CV ARDITA, 2010), hlm. 11
67

terlaksana pembelajaran yang efektif, efisien dan berwawasan

lingkungan.

2. Mendorong perkembangan minat dan potensi peserta didik.

3. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama

Islam dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam

bertindak.

c. Tujuan

1. Menghasilkan kurikulum sekolah yang baik dan berwawasan

lingkungan.

2. Menghasilkan peserta didik yang kompetitip atau kualified.

3. Menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan berwawasan

lingkungan.

4. Memiliki sarana prasarana yang lengkap sesuai dengan kebutuhan

sekolah.

5. Menghasilkan managemen berbasis sekolah yang tangguh.

4. Identitas Sekolah SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Keadaan lokasi belajar sekolah SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2

Palembang, sudah cukup bagus dan memadai, fasilitas yang mendukung para

siswa diantaranya disediakan wifi guna mendukung siswa dalam belajar,

gedung SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2 Palembang berlantai dua, yang terdiri

dari beberapa ruangan anatara lain:

1. Nama Sekolah : SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2


68

2. Alamat Sekolah : Jl. Parameswara Perumahan Bukit Sejahtera

Polygon Palembang 30139

Kelurahan : Bukit Lama

Kecamatan : Ilir Barat I

Kabupaten : Palembang

Propinsi : Sumatera Selatan

No. Telepon : 0711 - 442613

Email : smpiaz2@yahoo.co.id

Web : www.az-zahrah.net

3. Status Sekolah : Swasta

Jenjang Akreditasi : Tahun 2016 s.d. sekarang Terakreditasi ”A”

4. Nama Yayasan / Pengelola : Yayasan Az-Zahra HWSJ

5. NSS : 20211 6 000 000

NDS : K 09042013

NPSN : 10609492

6. Luas Tanah : 2.271 m²

7. Luas Bangunan : 731 m²

Status tanah : Hibah

Status Bangunan : Milik Yayasan

8. Jumlah ruang belajar : 7 lokal

9. Waktu belajar : Pukul 06.45 s.d. 14.00 WIB

B. keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan


69

Faktor yang menjadi penunjang dalam kiprah dalam perjuangan dan

prinsipnya tidak lepas dari ketenagaan dari sumber daya manusia yang ada,

khususnya para pengajar yang dituntut memiliki kualifikasi standar kompeten

dibidangnya masing-masing.

Faktor lain yang menjadi perjuangan profesionalitas di atas adalah latar

belakang pendidikan dan keinginan untuk membenahi mutu dan kualitas

individu melalui studi jenjang pendidikan lanjutan yang sesuai dengan tuntutan

dan perkembangan dunia pendidikan pada umumnya.

Berikut ini adalah daftar nama-nama tenaga pendidik dan kependidikan

dan karyawan yang ada di SMP Islam Az Zahrah 2 Palembang.

Tabel. 3.1

Keadaan Tenaga Pendidik/Guru dan Kependidikan/Karyawan

NO NAMA JABATAN GURU

MT.PELAJARAN

1. Izzuddin, S.Pd Kepala Sekolah PAI

2. Dewi Nurlilianti, S.Pd Wakil Kepala A. Inggris

Sekolah

3. Farenty Yulianti, S.T Bendahara -

4. Syafrizal, B. Sc Tata Usaha -

5. Khairul Fathi, S. Pd Pemb. Osis PKN

6. Beta Alexander, S.Pd Pemb. Jaskes PJOK


70

7. Eda Laila, S.Pd.I Pemb. Uks PAI

8. Busroli, S.Kom.I Pemb. Bk BK/BTQ

9. Farmasiati, S. Si Pemb. Labor IPA

10. VeraAnggraini, S. Pd Pemb. Perpus B. Inggris

11. Abdul Kadir Pemb. Imtaq BTQ/Tahfiz

12. Aminah Nurhasanah, S. Pd Guru B. iggris

13. Muharlaini, A. Md Guru Tik/Prakarya/Mtk

14. Sri Wahyuni, S. Pd Guru MTK

15. Swita Septia, S. Pd Guru IPS

16. Dadang Laily, S. Pd. I Guru B. Arab

17. Dra. Hj. Nuryumnah Guru IPS

18. Endang Rattiwi HN, M. Si Guru B. Indonesia

19. Siti Aisyah, BA Guru IPA

20. Anis Rahma Nuari, S. Pd Guru Seni Budaya

21. Indah Kusumawati, S. Pd Guru B. Indonesia

Sumber. Dokumentasi SMP Islam Az Zahrah 2 Palembang 2018

Berdasaran tabel data guru dan pegawai yang ada di SMP Islam Az

Zahrah 2 Palembang maka penulis menyimpulkan bahwa tenaga pendidik dan

kependidikan yang ada di SMP Islam Az Zahrah 2 Palembang sudah memenuhi

kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan profesi guru yang sesuai dengan

Undang-Undang guru dan dosen, karena hampir seluruh tenga pendidik dan
71

kependidikan yang ada di SMP Islam Az Zahra 2 Palembang berpendidikan S1

hanya ada dua orang yang masih berpendidikan SMA dan PGA.

C. Keadaan Siswa Dan Guru Smp Islam Az-Zahrah 2 Palembang

1. Keadaan Siswa SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Keadaan siswa SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang selalu

mengalami peningkatan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, hal ini

terbukti dengan peningkatan kreativitas siswa dalam mengikuti ekstra

kurikuler sekolah. Dengan didahulukannya kualitas dan kuantitas siswa,

SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang mengalami peningkatan siswa dari

tahun ke tahun. Untuk memudahkan siswa dalam menyerap suatu materi

pembelajaran SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang membentuk kelas menjadi

22 kelas, yakni sebagai berikut:

Tabel. 3.2

Keadaan Siswa-siswi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Data Siswa SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang Tahun Pelajaran 2017/2018

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan

1 VIIA 10 16 26

2 VIIB 17 14 31
72

3 VIIC 14 16 26

4 VIIIA 12 13 25

5 VIIIB 11 17 28

6 IXA 14 17 31

7 IXB 18 13 31

Total 202

Sumber Data : Dokumentasi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang 2018

Ket:

Kelas VII : 87 siswa (laki-laki 41, perempuan 46)

Kelas VIII : 53 siswa (laki-laki 23, perempuan 30)

Kelas IX : 62 siswa (laki-laki 32, perempuan 30)

Jumlah : 202 siswa (laki-laki 76, perempuan 105)

2. keadaan Guru SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Guru merupakan orang yang berwenang dan bertanggung jawab

terhadap pendidikan murid baik secara individual ataupun klasikal, baik

disekolah maupun diluar sekolah. Sesuai dengan undang-undang nomor 14

tahun 2005 tentang guru dan dosen secara tegas menyatakan bahwa

kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi meningkatkan

martabat dan berperan sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional. Dengan demikian fungsi guru disini nerfungsi bukan

hanya untuk mengajar saja akan tetapi dituntut untuk mencerdaskan anak
73

bangsa yang dengan bimbingannya dapat menghasilkan output yang dapat

membanggakan diri, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Tabel. 3.3
Status Kepegawaian Guru SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang
Data status kepegawaian
No. Status Kepegawaian Jumlah Presentase

1. Guru tetap 56 orang 78,78%

2. Guru tidak tetap 15 orang 21,13%

Jumlah 71 orang 100%

Sumber Data : Dokumentasi SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2 Palembang 2018

Dari tabel keadaan guru dilihat dari status kepegawaianyan diketahui

bahwa guru tetap yang ada di SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang terdiri dari

56 orang orang atau 78,78% dari total 71 guru yang ada, sedangkan guru tidak

tetap terdiri dari 15 orang atau 21,13% dari total 71 orang guru yang ada di

SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang. Setelah membahas keadaan guru

berdasarkan status kepegawaiannya, maka selanjutnya akan dibahwa

mengenai keadaan guru dilihat dari jenis kelamin, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 3.4
Keadaan Guru Dilihat Dari Jenis Kelamin
74

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-laki 13 orang 43,33%

2. Perempuan 17 orang 56,66%

Jumlah 30 orang 100%

Sumber Data : Dokumentasi SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2 Palembang 2018

Dari tabel keadaan guru dilihat dari jenis kelamin diketahui bahwa guru

berjenis kelamin laki-laki yang ada di SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2

Palembang terdiri dari 13 orang atau 43,33% dari total 30 guru yang ada,

sedangkan guru berjenis kelamin perempuan terdiri dari 17 orang atau 56,66%

dari total 30 orang guru yang ada di SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2

Palembang. Jadi bila dilihat berdasarkan jenis kelamin guru yang ada di SMP

ISLAM AZ-ZAHRAH 2 Palembang guru perempuan lebih banyak jumlahnya

dibandingkan dengan guru laki-laki Setelah membahas keadaan guru

berdasarkan jenis kelaminnya, maka selanjutnya akan dibahas mengenai

keadaan guru dilihat dari pendidikannya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel. 3.5

Keadaan Guru Dilihat Dari Pendidikan Guru

No. Pendidikan Guru Jumlah Presentase

1. S1 27 orang 90%

2. S2 3 orang 10%
75

Jumlah 30 orang 100%

Sumber Data : Dokumentasi SMP ISLAM AZ-ZAHRA 2 Palembang 2018

Dari tabel keadaan guru dilihat dari pendidikannya diketahui bahwa

guru yang berpendidikan terahir S.1 yang a da di SMP ISLAM AZ-ZAHRAH

2 Palembang terdiri dari 27 orang orang atau 90% dari total 30 guru yang ada,

sedangkan guru yang berpendidikan S.2 terdiri dari 3 orang atau 10% dari

total 30 orang guru yang ada di SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2 Palembang.

Jadi dapat diketahui bahwa bila dilihar dari pendidikan terahir guru di SMP

ISLAM AZ-ZAHRAH 2 Palembang lebih banyak berpendidikan S.1 yakni

sekitar 90% dan sisanya 10% berpendidikan S.2 Setelah membahas keadaan

guru berdasarkan pendidikan terahir.

D. Pelaksanaan Tugas Guru SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Guru merupakan orang yang berwenang dan bertanggung jawab

terhadap pendidikan murid baik secara individual ataupun klasikal, baik

disekolah maupun diluar sekolah. Sesuai dengan undang-undang nomor 14

tahun 2005 tentang guru dan dosen secara tegas menyatakan bahwa kedudukan

guru sebagai tenaga profesional berfungsi meningkatkan martabat dan berperan

sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Dengan demikian fungsi guru disini nerfungsi bukan hanya untuk mengajar saja

akan tetapi dituntut untuk mencerdaskan anak bangsa yang dengan

bimbingannya dapat menghasilkan output yang dapat membanggakan diri,

keluarga, masyarakat dan bangsa.


76

Sedangkan dalam pelaksanaan tugas guru di SMP Islam Az-Zahrah 2

Palembang ini terbagi menjadi 3 bagian, diantaranya adalah:

1. Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran adalah guru yang diberikan tanggung jawab/

wewenang oleh pimpinan sekolah untuk mentransfer ilmunya yang

disesuaikan oleh komnpetensi dan keahlian guru tersebut, sehingga dalam

proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan menjurus dengan

materi yang akan disampaikan oleh para guru sehingga para siswa dapat

mengerti dengan apa yang telah disampaikan oleh para pendidiknya.

Dalam upaya mengkatkan kualitas pembelajaran di lingkungan SMP

Islam Az-Zahrah 2 Palembang dan terjadinya rasa kebersamaan yang

mendalam baik antar sesame guru maupun siswa dengan guru. Adapun

strategi mengjar yang diterapkan SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang, antara

lain:

a. Biasakanlah ikshlas dan sungguh-sungguh setiap melaksanakan

perkerjaan/tugas/kewajiban sehari-hari.kebiasaan mulia tersebut amat

membantu dalam proses pendidikan anak didik kita.

b. Motto kerja “ Ingin Hasil Yang Terbaik”.

c. Ciptakalah suasana pembelajaran yang “ Menyenangkan “ melalui

pengembangan inovasi baru dalam membangun SMP Islam Az-Zahrah

majemen pembelajaran yang berkualitas tinggi selama proses belajar.


77

d. Jangan pernah mengucapkan kata “ Salah “ atau yang sejenis baik di kelas

maupun di luar kelas.

e. Wajib berpenampilan rapi, sopan dan dengan tetap mempedoSMP Islam

Az-Zahrah kaidah-kaidah Islami.

f. Dihadapan siswa guru dilarang merokok baik di kelas maupun di luar

kelas.

g. Jangan biasakan datang terlambat! Ingat, siswa diberi sangsi yang cukup

berat bila datang terlambat!

h. SMP Islam Az-Zahrah memanfaatkan fasilitas guru pengganti, bila SMP

Islam Az-Zahrah terpaksa tidak melaksanakan tugas.

i. Setiap guru wajib melaksanakan konsep “Belajar Tuntas” dengan

mempedoman SMP Islam Az-Zahrah KTSP Paradigma lama cara mengajar

harus ditingkatkan !

j. Guru yang berhalangan melaksanakan tatap muka karena melaksanakan

tugas resmi lainya menjadi tanggung jawab Waka Kepala Bidang

Kurikulum untuk mengatur tugas yang ditingggalkan.

2. Guru Piket

Guru piket adalah seorang guru yang diberi wewenang oleh pihak

sekolah dalam mengatur jadwal piket sehingga dapat memotivasi kedisiplinan

para penjaga dalam meningkatkan kualitas sistem kegiatan belajar mengajar.

Adapun guru piket SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang akan diberikan tugas

dan wewenang di antaranya sebagai berikut:


78

a. Mengabsensi kehadiran guru dan siswa setiap kelas, menggantikan guru

yang berhalangan hadir.

b. Mengabsensi siswa terlambat dan memberikan sanksi bagi siswa yang

terlambat dan memberikan izin kepada siswa yang berhalangan hadir baik

sakit maupun hal lainnya.

3. Wali Kelas

Wali kelas adalah salah satu tugas yang diberikan oleh pihak sekolah

terhadap guru untuk bertanggung jawab dalam peningkatan kualitas,

kemajuan siswa dalam kelas yang diasuhnya. Sehingga apapun yang

menyangkut dengan peningkatan mutu, potensi serta perkembangan siswa itu

dikelola langsung oleh wali kelas, karena wali kelas dapat lebih mengerti

dengan keadaan kelasnya beserta para siswanya. Adapun tugas wali kelas

SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang adalah sebagai berikut:

a. Membuat program kerja dirinya sebagai wali kelas/Pembina kelas berupa

program kerja harian, mingguan, bulanan, semester genap TP.2017-2018

b. Mencatat dan melakukan langkah langkah pencegahan, mengambil

tindakkan, menindak lanjuti peristiwa Kepatuhan Siswa di kelas yang

menjadi tanggungjawabnya pada tatibsi madrasah.

c. Melaporkan kepatuhan siswa di dalam binaannya, kepada kepala madrasah

melalui wakil kesiswaan.


79

d. Mengundang orangtua/wali siswa untuk membicarakan masalah yang

dihadapi anak dan menemukan kemupakatan kemupakatan bersama,

madrasah, orang tua/wali dan siswa itu sendiri, secara tertulis

e. Mengadakan rapat tim Tatipsi bersama kepala madrasah, sebelum

menerbitkan surat peringatan ke 3 kepada anak yang bersangkutan, dan

atau pelanggaran dipandang masuk pada katergori berat.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh kepala madrasah dan

atau wakil kepala madrasah

Setelah itu wali kelas yang ada di SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

maka selanjutnya akan di uraian tugas Wali Kelas sebagai berikut:

1. Menyusun program kerja tahunan

2. Mendata jumlah siswa pada kelasnya masing-masing

3. Meneliti absensi siswa setiap sabtu untuk ditindak lanjuti jika diperlukan

4. Melakukan tindakan preventif masalah kesiswaan terhadap pelanggaran

tata tertib

5. Melakukan pemanggilan orang tua/wali bagi siswa yang sering tidak hadir

tanpa keterangan atau pelanggaran lainnya untuk dihadapkan ke BK

6. Memonitor kelengkapan belajar siswa

7. Mendata ruang kelas agar kondusif, rapi, dan bersih

8. Mengisi hasil nilai mid dan semester siswa

9. Melakukan pemanggilan orang tua/wali siswa yang prestasi akademiknya

rendah
80

10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh kepala madrasah

dan atau wakil kepala madrasah.

E. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Keadaan sarana dan prasarana yang ada disekolah SMP Islam Az

Zahrah 2 Palembang dapat dikataan cukup lengkap. Karena setiap satuan

pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi: lahan, ruang kelas, ruang

pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

perpustakaan, ruang unit produksi, ruang kantin, istalasi daya dan jasa, tempat

olahraga, tempat bermain, tempat berekreasi dan ruang atau tempat lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan

berkelanjutan.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan fasilitas yang sangat

menunjang dalam kelancaran penyelenggaraan proses pembelajaran, sekaligus

merupakan elemen yang sangat berpengaruh dalam pemgembangan kuantitas

maupun kualitas suatu lembaga pendidikan.

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMP Islam Az Zahrah 2

Palembang antara lain yaitu:

Tabel. 3.6
Keadaan Sarana Prasarana
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi

1. Ruang belajar 7 Lokal Baik

2. Ruang Kepala Sekolah 1 Lokal Baik


81

3. Ruang Tata Usaha 1 Lokal Baik

4. Ruang Guru 1 Lokal Baik

5. Ruang Perpustakaan 1 Lokal Baik

6. Ruang Lboraturium/UKS 1 Lokal Baik

7. Ruang BP 1 Lokal Baik

8. Ruang OSIS 1 Lokal Baik

9. Ruang Masjid 1 Lokal Baik

10. Ruang Gudang 1 Lokal Baik

11. WC/ Kamar Mandi Guru 3 Lokal Baik

12. WC Murid 9 Lokal Baik

13. Meja Kepala Sekolah TU dan 18 Buah Baik

Guru

14. Ac 18 Buah Baik

15. Meja dan kursi tamu 2 Set Baik

16. Lemari Kantor 6 buah Baik

17. Meja siswa 374 buah Baik

18. Kursi Siswa 374 buah Baik 900 buah

19. Papan tulis 7 buah Baik

20. Komputer 3 buah Baik

21. Alat peraga 15 buah Baik

22. Peraga Olahraga 20 buah Baik


82

23. Alat Praktek Laboraturium 100set Baik

24. Buku Paket 2633 buah Baik

25. Buku Perpustakaan 1584 buah Baik

26. Majalah 336 buah Baik

27. Alat Marching Band 181 buah Baik

Sumber. Dokumentasi SMP Islam Az Zahrah 2 Palembang 2018

Fasilitas yang didapat mendukung kegiatan olahraga di SMP Islam Az

Zahra 2 Palembang adalah :

a. Futsal

b. Lapangan Tenis Meja

c. Lapangan Basket

F. Struktur Organisasi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting sekali di dalam

pembentukan program kinerja pada suatu lembaga pendidikan. Hal ini

dikarenakan dengan terstrukturnya suatu sistem kinerja pada setiap sumber

daya yang ada di sekolah dapat menjadikan kinerja menjadi lebih baik dan

bekerja dengan profesional.

Dan jika semua pegawai telah mengetahui semua tugasnya dan

mengetahui apa yang harus dilakukanya maka tidak ada kecendrungan untuk

tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan dan dilaksanakan. Jika masih ada

pegawai yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik maka secara prosedur
83

harus diberikan sanksi kepada yang bersangkutan. Oleh karena itu suatu

lembaga pendidikan sangat dibutuhkan adanya struktur organisasi.

Adapun organisasi si SMP Islam Az-zahrah 2 Palembang yaitu:

Gambar. 3.1
Struktur Organisasi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang 2017/2018

YAYASAN

KEPALA
SEKOLAH KOMIT
Izzuddin, S. Ag E

Waka, kur, kesiswaan, kor, ekskul

Dewi Nurlilianti, S. Pd

BENDAHARA TATA USAHA

Farenty Yulianti, Syafrizal, B.Sc


S.Ti

PEMB. PEMB. PEMB. PEMB.SANG


OSIS JASKES UKS GAR

Khairul Beta Eda Laila, Khairul Fathi,


Fathi, Alexander, S.Pd S.Pd
S.Pd S.Pd
84

PEMB. PEMB. PEMB. PEMB.


BK LABOR PERPUS IMTAQ

Busroli, Farmasiati, VeraAnggrai Abdul Kadir


S.Kom S.Si ni, S.Pd

GURU MATA
PELAJARAN

SISWA 3.2
Gambar.
Struktur Organisasi Laboratorium Biologi Dan Kimia SMP Islam Az Zahrah 2
Palembang 2017/2018

WAKA KURIKULUM
Dewi Nurlilianti, S.Pd

KEPALA LABORATORIUM

Fermasiati, S.Si

Nip. 196907292007012063

LABORAN

Fermasiati, S.Si

GURU-GURU IPA

Fermasiati, S.Si

Nip. 196907292007012063

Siti Aisyah, BA

Nip. 195904181984032004
85

SISWA
Sumber Data : Dokumentasi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang 2018

Gambar. 3.3
Struktur Organisasi Bimbingan Dan Konseling SMP Islam Az-Zahrah 2
Palembang 2017/2018

BP 3/ KEPALA SEKOLAH TENAGA


AHLI
KOMITE WKL.KEP SEK
INSTANSI
LAIN

WALI KELAS GURU GURU MATA

GURU PEMBIMBING PELAJARAN


PEMBINA

S I S W A
Sumber Data : Dokumentasi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang 2018
86

Dari struktur organisasi SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang di atas, maka

dapat diketahui bahwa struktur organisasi dan penugasanya dimulai dari kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, kepala TU, kepala perpustakaan sampai guru dan

siswa sehingga penugasan tersebut saling berkaitan dan saling mendukung.

Dengan demikian, adanya struktur organisasi tersebut maka menjadi indikasi

bahwa sekolah telah melakukan sesuai dengan tugasnya masing agar terlaksana

dengan baik menurut apa yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah.

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP Islam Az-

Zahrah 2 Palembang

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran

dan guru dituntut untuk mengembangkan proses kreativitas tersebut. Adapun

ciri-ciri anak yang kreatif adalah kelancaran berfikir (fluency of thinking)

yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran

seseorang secara cepat, keluwesan (flesibility) yaitu kemampuan untuk

memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan

yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang

berbeda-beda, mencari alternative atau arah yang berbeda-beda,dan mampu

menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran, elaborasi


87

(elaboration) yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan

menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau

situasi sehingga menjadi lebih menarik, keaslian (originality) yaitu

kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik (unusual) atau kemampuan

untuk mencetuskan gagasan asli.

1. Pribadi kreatif

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI mengatakan sebagai berikut:

“Mempunyai rasa keindahan tidak beda tipis dengan bakat siswa


dalam seni, dalam seni budaya siswa kami beri kebebasan dalam
melalukan seniman maupun itu seninam ngelukis maupun seni teater
dan musik. Dari sekolah sudah menyediakan alat untuk melukis
maupun musik, dimana ada siswa yang memeng hobi dalam melukis
dan hobi bermusik tapi musik disini bukan musik biasa disni
menggunkakan musik hadroh jika ada siswa yang bisa mememikan
alat musik akan diasah dan dikembangkan oleh guru seni dan akan
ditambah jam peljaaran untuk praktek dan jika ssiwa tersebut sudah
mahir dalm bermusik akan diatampilkan dalam suatu acara. Jika lukis
kami para guru biasanya mengadakan lomba para siswa yang untuk
melukis, dan ada yang benar-benar suka melukis dan ada juga yang
skedar ikut-ikut melukis, dan tearter biasanya kami menyediakan
bahan seperti sekenario dalam berbentuk tulisan yang akan mereka
pahami latar belakang cerita yang akan mereka mainkan. Dan
biasanya teater dan musik akan kami tampilkan dalam suatu acara
karna itu merupakan karya para siswa-siswi”. 57

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VIII siswa itu

mengatakan sebagai berikut:

57
Eda Laila, (Guru PAI), hasil wawan cara tanggal 12 Oktober 2018
88

“Kami senang karna disini guru membolehkan kami pasa siswa untuk
menuangkan hobi kami dilukis dan di musik, dan tidak ada batasana
dalam kami berkereasi”. 58

Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat

disimpulkan: Guru dan kepala sekolah sudah menyediakan sarana prasanana

dalam mengembangkan hobi siswa dan bakat siswa, guru selalu terbuka untuk

kemampuan siswa yang mereka anganggap suatu hari akan bisa berkembang

maupu dari seni lukis dan seni musik. Guru tidak melalarang siswa untuk

siswa berkreasi.

a. Ketrampilan

Seni dapat dikatakan sebagai suatu karya manusia, artinya sesuatu

yang tercipta oleh ulah tangan manusi yang melibatkan keseluruhan seluruh

pikiran, perasaan untuk menggagas, memperoses dan menghasilkan bentuk

karya yang mempunyai nilai keindahan, menimbulkan keharuan dan memberi

kepuasan serta kesejahteraan manusia.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Eda Laila selaku

guru mata pelajaran PAI SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang:

“Seperti yang di katakan sebelumnya kami beri kebebasan dalam


siswa untuk berkreasi dalam sini maupun itu seni lukis, teater dan
musik, sarana prasarana memadai dalam mereka untuk berkarya , dan
dari hasil usaha mereka dalama berkarya akan di tampilkan dalam
suatu acara bahawa itu adalah satu kreasi merek”.59

58
Siswa , (kelas VIII), Hasil Wawancara Tanggal 5 Oktober 2018
59
Eda Laila, (Guru PAI), Hasil Wawancara Tanggal 10 Oktober 2018
89

Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi peneliti sebagai berikut

Pada saat observasi penulis peneliti melihat:

“Siswa di mintak guru untuk membuat salah satu karya yang mereka
sukai, dan disini mulai terlihat kreativitas siswa dalam berkreasi dan
terlihat siswa mana yang mempunyai bakat kreativitas dan siswa yang
tidak mempunyai bakat kreativitas. Bakat dan kreativitas siswa disini
sangat dibutuhkan untuk di kembangkan dan fasilitas terutama untuk
lebih mendungung kreativitas siswa untuk berjalan lebih baik lagi”. 60

Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat

disimpulkan: dijelaskan sebelumnya pengembangkan kreativitas dan bakat

siswa dalam seni sudah bisa dikatakan berjalan dengan baik siswa dan guru

bisa bekerja sama dalam mengembangkan bakat siswa dan dari sisni terlihat

akan bakat-bakat mereka yang mereka sukai. Dan guu juga memberi kebebsan

dalam berkerya dan disitu akan terlihat bakat kreatif siswa.

b. Persiapan

Setiap pengembangan kreativitas guru memberi kebebasan untuk

siswa dalam bertanya maupun ber eksperimen dalam belajar untuk

menemukan hal-hal yang menurut mereka belum pernah mereka temui.

Berdasarkan wawan cara kepada wali kelas VII beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Metode yang bisa memicu siswa menjadi interaktif dalam hal


menanya dan menjawab permasalahan yang muncul di kelas adalah
metode diskusi, karena metode tersebut siswa bisa bertanya
permasalahan yang dia hadapi dan siswa lain bisa memberikan solusi
atau jawaban dari pertanyaan yang muncul di kelas”.61

60
Observasi pada tanggal 11 Oktober 2018
61
Eda Laila, (Guru PAI), hasil wawan cara tanggal 12 Oktober 2018
90

Berdasarkan wawan cara kepada ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI beliau menjelaskan:

“Pada saat pembelajaran PAI dengan materi Haji dan Umroh. Guru
menggunakan metode diskusi, guru membentuk seluruh siswa menjadi
5 kelompok yang mana setiap kelompok terdiri dari 5-6
siswa. Setelah pembagian kelompok, siswa diarahakan oleh guru
untuk bersama anggotanya masing-masing dan guru mengarahakan
siswanya untuk membuat kelompok untuk mendiskusikan topik
pembahasan.
Setelah kelompok telah terbagi, kemudian guru meminta siswa
membaca baik-baik petunjuk melakukan diskusi. Dalam kelompok,
secara bersama-sama siswa dituntun untuk mendiskusikan sebanyak
mungkin gagasan penyelesaian terhadap masalah yang diajukan.
Setelah semua jawaban didiskusikan antar anggota kelompok, siswa
dituntut untuk merencanakan penyelesaian masalah yang tepat. Guru
mengajak siswa saling memberi gagasan dan saling menghargai
gagasan anggota kelompoknya. Menurut hasil pengamatan penulis,
metode ini ada kelebihan dan kekurangaanya. Kelebihannya ada
metode diskusi ini membuat pikiran siswa lebih berkembang dan
berkreativitas, dalam metode ini siswa sama sekali tidak dibatasi
dalam mengungkapkan gagasan dan pikirannya sehingga siswa
mampu untuk menghasilkan ide dan ini termasuk ciri-ciri kraetivitas.
Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah kalau metode tanpa
ada arahan atau rangsangan dari guru itu sendiri tidak akan terjadi
diskusi yang bermutu, jadi disinilah upaya guru untuk memberikan
rangsangan dan megarahkan agar terjadi diskusi yang bisa membuat
kreativitas siswa berkembang”. 62

Berdasarkan hasil wawancara, di atas dapat di simpulkan bahwa:

metode diskusi ini membuat siswa bisa saling bertukar pendapat dan bisa

berpikir atas jawaban temannya dan jika tidak bisa menjawab teman lain bisa

menolong untuk menjawab ini lah tugas kelompok saling membantu dan

62
Eda Laila, (Guru PAI), Hasil Wawancara Tanggal 6 Oktober 2018
91

saling bertukar pendapat dan tidak ada batasan dalam bertanya asal tidak

keluar dari pelajaran yang di diskusikan.

Dari hasil observasi, dan dokumentasi maka dapat disimpulkan untuk

luas lahan SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang: Peneliti setiap mendiskusikan

beberapa penyelesaian masalah, guru memberi kesempatan semua kelompok

untuk mendemonstrasikan hasil diskusinya. Di sini terlihat banyak siswa yang

antusias ingin membacakan hasil pemecahan masalah yang telah mereka

diskusikan secara kelompok tadi. Guru memberi kesempatan setiap kelompok

untuk membacakan hasil diskusi mereka, kemudian dilanjutkan membahas

hasil gagasan mereka. Selanjutnya guru mengajak siswa saling menghargai

antar kelompok.

2. Press (dorongan)

Setiap orang terlahir dengan rasa ingin tahu, dan hal ini merupakan

dasar untuk mempelajari dan menjalani dunia. Bahwa anak yang memiliki

rasa ingin tahu adalah anak yang lebih kreatif dan memiliki pemikiran yang

lebih fleksibel, mereka cenderung lebih bijak, lebih kreatif, dan tak tak mudah

merasa puas.

Berdasarkan wawancara kepada ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI beliau menjelaskan:

“Rasa keingin tahuan siswa itu tinggi dan cara mengembangakn ke


ingintahuan siswa beliau mencoba mendekati siswa paham atau tidak
nya dalam proses bembelajaran. Disini guru mencoba memberi
stimulus atau rangsangan terhadap materi agar siswa dapat
mengembangkan rasa keingin tahuannya. Selain memberi stimulus
92

guru mencoba memotivasi siswa lewat vidio pesan-pesan dari isi vidio
tersebut lalu siswa bisa mengambil mana yang baik dan mana yang
buruk”.63

Berdasarkan hasil wawancara, di atas dapat di upaya guru dalam

mengembangkan kreativitas siswa sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dapat

dilihat dari kreativitas siswa dan dari segi metode dan media yang digunakan

dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan observasi Media yang digunakan adalah penampilan

video dan gambar menggunakan power point, serta menggunakan metode

diskusi, tanya jawab, dan jika dilaksanakan secara optimal dapat

mengembangkan kreativitas siswa dan keterampilan siswa dalam

memecahkan masalah.

Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat

disimpulkan: Setelah memberikan penjelasan siswa diberi kesempatan untuk

menanyakan materi yang belum dipahami agar lebih paham atau terkadang

masalah yang lain terkait dengan materi yang diajarkan.

a. Ketekunan

Pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik bertanya

menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan berikir

itu sendiri adalah bertanya. Bertanya merupakan ucapaan veral yang meminta

proses dari sesorang yang dikenal. Respon di terima berupa respons yang
63
Eda Lila, (Guru PAI), Hasil Wawancara Tanggal 8 Oktober 2018
93

diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan

hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yanf

mendorong kemampuan berpikir.

Berdasarkan wawancara kepada ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI beliau menjelaskan:

“Pada saat proses pembelajaran dan siswa merasa bosan akan


pelajaran maka siswa akan diberi kesempatan kepada guru untuk
bertanya dan mengeluarkna ide-ide yang bisa mengembangkan daya
pikir mereka dan bisa memberi contoh kepada kawan-kawan jika
bertanya akan memberi keberanian kepada diri mereke dalam
menyatakan pendapat dan tidak malu jika bertanya di muka umum dan
lingkungan. jika dalam hal bertanya siswa tidak berani maka akan
menumbuhkan mental siswa yang kurang, karna bertanya merupakan
salah satu contoh keberanian yang tumbuh dalam diri siswa
tersebut”.64

Berdasarkan hasil wawancara, di atas dapat di simpulkan guru


memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika tidak ada siswa berani
bertanya maka akan di beri kepercayaan dalam bertanya menyatakan
pendapat, dan jika ada siswa yang berani dalam berpendapat makan akan trus
diasah untuk dikembangkan.
b. Pantang menyerah

Guru bersikap terbuka terhadap gagasan siswa melalui kegiatan tanya

jawab, guru terbuka terhadap pendapat dan jawaban yang diutarakan oleh

siswa, guru tidak membatasi minat siswa untuk memberi gagasan mereka,

pembatasan minat akan mematikan pemikiran kreatif siswa. Guru

64
Eda Laila, (Guru PAI), Hasil Wawancara Tanggal 6 Oktober 2018
94

mempersilahkan semua siswa yang ingin memberi pendapat baik itu ketika

menjawab pertanyaan ketika diskusi dan menyimpulkan materi.

Berdasarkan wawancara kepada ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI beliau menjelaskan:

“Setiap siswa mendapat bagian kelompok diskusi dan kelompok


diskusi mempunyai peran masing-masing ada moderator, panelis,
pembaca dan setiap peserta harus mengemukakan pendapat atau
menjawab pertanyaan yang berkembang pada sesi tanya jawab di
diskusi dan sudah pasti siswa yang membaca pada topik pembahasan
itu akan menguasai dan kreativ dalam menjawab tidak hanya tekstual
tapi secara kontekstual”.65

Berdasarkan hasil wawancara, di atas dapat di simpulkan bahwa Dapat

guru menciptakan suasana saling menghargai dan saling menerima antar siswa

yang lain, antar kelompok satu dengan kelompok yang lain, guru

mengarahkan dan membimbing siswa untuk saling menghargai pendapat

teman ketika berdiskusi dan ketika kelompok lain mempresentasikan hasil

diskusinya.

Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi peneliti sebagai berikut:

hasil observasi peneliti Guru juga menghargai gagasan siswa, ketika guru

memberi penguatan dan bersikap positif terhadap siswa yang menjawab

pertanyaan. Karena sifat saling menghargai merupakan salah satu ciri afektif

anak yang kreatif.66

3. Proses kreatif

65
Eda Laila, (Guru PAI), Hasil Wawancara Tanggal 6 Oktober 2018
66
Hasil Opservasi, Pada tanggal 8 Oktober 2018
95

Bebas berpendapat adalah kebebasan dalam berbicara dan berpendapat

tanpa ada batasanyan, kebebasan yang memperhatikan batas-batas

penghargaan kepada orang lain, kebebasan yang dibatasi oleh nilai-nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat bangsa dan negara.

Sebagimana yang dijelaskan oleh ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang:

“Untuk siswa bebas dalam menyatakan pendapat, setiap siswa di


sekolah di bebaskan dalam menyatankan pendapat mereka masing-
masing untuk di dengarkan oleh guru akan tetapi dalam arti bebas
disini ada juga batas-batasan yang sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma dan tidak keluar dari mata pelajaran tersebut. Dan
tidak ada batasan dalam mereka menyakan pendapat karna jika ada
batasan dalam menyatakan pendapat maka siswa tidak akan berani
dalam berpendapat karena menurut mereka jika dibatasi mereka tidak
akan pernah berani dalam berpendapat dan mental mereka akan
terganggu karna menurut mereka pendapat mereka tidak berguna.
Ada siswa yang benai dalam berpendapat dan ada juga siswa yang
tidak berani berpendapat makan disinilah guna untuk rigu
membebaskan mereka untuk berpendapat asal tidak keluar dari mata
pelajaran”.67

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

yang dilakukan untuk siswa siswi agar bebas menyatakan pendapat masing-

masing, sudah baik walaupun masih ada sedikit siswa yang belum mempu

mengeluarkan pendapat dan guru tidak pernah membatasi siswa untuk

berpendapat dan membebaskan mereka dalam menyatakan pendapat asal

tidaka keluar dari mata pelajaran.

a. Inkubasi

67
Eda Laila, (Guru PAI), Hasil Wawancara Tanggal 4 Oktober 2018
96

Sebagimana yang dijelaskan oleh ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang:

“Cara guru memberi antusias kepada siswa dalam belajar yaitu


dengan cara di ajak bermain terlebih dahulu, pemanasan supaya
siswa tidak merasa bosan saat belajar di mulai, ketika pelajaran
berlangsung dan siswa mulai bosan guru memberi sedikit permainan
agar siswa tersebut tidak bosan”.

Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat

disimpulkan: Ketika pada saat proses pembelajaran berlangsung dan

pembelajaran mulai membosankan dan siswa banyak yang mulai lelah dan

mulai ngantuk disini disiswa disuruh kreatif dalam mengeluarkan ide supaya

pembelajaran berlangsung tidak membosankan. Dan pada saat proses

pembelajar berlangsung siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan ide

supaya pembelajarn tidak monoton dan membosankan.

4. Produk kreatif

Berdasarkan beberapa kali kegiatan belajar dan mengajar

dilaksanakan, sudah ada beberapa siswa yang memiliki keterampilan yang

menonjol. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi keterampilan siswa

dalam memberikan pertanyaan yang didasari pada logika dan keterampilan

siswa dalam menjawab pertanyaan didasarkan pada teori yang disesuaikan

dengan kehidupan sehari-hari.

Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi peneliti sebagai berikut

Pada saat observasi penulis peneliti melihat:


97

“Guru-guru sangat semangat dalam mendorong dan memotivasi


siswa-siswa tersebut agar mampu lebih meningkatkan potensi yang
dimilikinya dengan tidak hanya memberikan pengetahuan-
pengetahuan baru sesuai dengan materi pembelajaran bahkan juga
memberikan kesempatan bagi siswa agar mampu mengutarakan ide
kreatifnya agar bisa diaktualisasikan”.68

Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat

disimpulkan: Selama pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI), sudah banyak siswa yang tampak menonjol dan

memahami dengan baik materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Sekolah sangat mendukung keterampilan siswa-siswa yang sudah mampu

menunjukkan kreativitasnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI). Seperti keterampilan siswa dalam menyampaikan gagasan-gagasan

baru dalam memecahkan masalah. Siswa-siswa tersebut sangat membutuhkan

bimbingan dan motivasi yang kuat dari guru agar mampu mempertahankan

eksistensinya dalam pengembagan kreativitasnya.

a. Ketrampilan

Metode pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan

pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kepada siswa

bermacam-macam dan setiap guru memiliki metode yang berbeda-beda.

Metode yang digunakan sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa dapat

berupa metode diskusi, tanya jawab, dan tugas. Pemilihan metode ini

disesuaikan dengan kondisi siswa dan materi yang akan diajarkan.

68
Hasil opservasi pada tanggal 13 Oktober 2018
98

Sebagimana yang dijelaskan oleh ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang:

“Pada saat proses pembelajaran siswa saya beri tugas untuk


menjawab soal yang telah disediakan, ada ssiwa yang bisa benar-
benar menjawab dan ada juga siwa yang tidak bisa menjawab pada
siswa yang percaya diri akan jawabannya saya meberi dorongan
supaya dia percya akan jawabanya dan ketika siswa yang tidak
percaya akan jawabannya saya beri arahan untuk percya akan
jawabannya, disini saya tidak pilih-pilih mana siswa ynag pintar dan
mana siswa yang kurang pintar. Ketika bertemu dengan siswa yang
yang pandai maka saya akan trus dorong dia supaya akan percya
akan jawabnya, dan ketika saya menemui siswa yang kurang percya
diri akan sebuah jawaban mereka saya tidak pernah memberi
hukuman melaikan saya beri semangat dan dorongan supaya dia
percya diri akan jawabnya”.69

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa guru tidak

membela atau tidak mempreotiskan siswa yang pandai dengan siswa yang

kurang guru selalu terbuka akan anak didiknya dan selalu mengajarkan yang

siswa kurang menegrti.

B. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran PAI Di SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang?

Tahap pelaksanaan adalah proses yang memberikan keputusan bahwa

proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana serta

prasarana yang diperlukan sehingga dapat membentuk kompetensi dan

mencapai tujuan yang diinginkan. Guru hendaknya memperhatikan tahapan

kegiatan pembelajaran meliputi membuka pelajaran, penyampaian materi, dan

menutup pelajaran. Bahwa pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal,


69
Eda Laila, (Guru PAI), Hasil Wawancara Tanggal 4 Oktober 2018
99

yaitu pre test (membuka pelajaran), pembentukan kompetensi (menyampaikan

materi pelajaran, post test (menutup pelajaran).

Pada awal pembelajaran PAI, kegiatan pembelajaran yang dirumuskan

terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup, yang mana pada

kegiatan awal meliputi pengkondisian kelas, kesiapan belajar siswa, kegaiatan

berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas atau yang piket, pengecekan kehadiran

siswa, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kemudian pada kegiatan inti

meliputi semua pencapaian tujuan pembelajaran menggunakan strategi-

strategi pembelajaran yang telah dirancang, yaitu strategi pembelajaran yang

aktif, kreatif, dan menyenangkan. Kemudian pada kegiatan penutup meliputi

penyimpulan pembelajaran, pemberian evaluasi, dan tindak lanjut.

1. Pengembangkan Kreativitas Melalui Menciptakan Produk (Hasil Karya)

Pengembangan kreativitas pada anak melalui kegiatan hasta karya ini

memiliki posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Dimana

dalam kegiatan hasta karya setiap anak akan menggunakan imajinasinya untuk

membentuk atau menciptakan suatu bangunan atau benda tertentu sesuai

dengan khayalannya. Setiap anak nantinya akan bebas untuk mengekspresikan

kreativitasnya, sehingga kita akan memperoleh hasil yang berbeda antara satu

anak dengan anak lainnya.


100

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Eda Laila selaku

guru mata pelajaran PAI SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang.70

“Untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam hasil karya disini


saya menggunakan Patchwork Gambar diri sebagai contoh. Dan
adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan
kreativitas anak melalui kegiatan ekspresi gambar diri. Adapun bentuk
kegiatannya”
a) Terlebih dahulu saya melakukan dialog tentang identitas anak,
keunikan dan ciri khas mereka, hobi mereka, binatang peliharaan,
minat dan hal yang berkesan bagi anak.
b) Kemudian saya diminta anak-anak untuk menuangkan gambar
dirinya di atas kain putih yang dibagikan guru.
c) Anak menghias gambar bebas tentang dirinya dengan bahan yang
telah dipersiapkan guru.
d) Anak-anak dapat menggunakan bahan tambahan yang menurut
mereka perlu ditambahkan.
e) Kemudian dikumpulkan dan guru menjahit gambar tadi menjadi
satu.

Berdasarkan hasil wawancara, di atas dapat di bahwa adapun tujuan

dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kreativitas anak melalui

kegiatan ekspresi gambar diri. Dan pada dasarnya hasil karya anak yang

dibuat melalui aktivitas membuat, menyusun atau mengkontruksi ini akan

memberikan kesempatan bagi anak untuk menciptakan benda buatan mereka

sendiri yang belum pernah mereka temui, ataupun mereka membuat

modivikasi dari benda yang telah ada sebelumnya. Adapun yang dibuat oleh

anak akan membantu mereka menjadi lebih kreatif dan semangat untuk

menemukan sesuatu yang baru

70
Eda Laila, (Guru PAI), Hasil Wawancara Tanggal 16 Oktober 2018
101

Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi peneliti sebagai berikut:

hasil observasi peneliti pengembangan kreativitas belajar melalui hasil karya

ini siswa bisa mengenal dan memahami dari menciptaka sesuatu benda yang

belum pernah mereka kira akan bisa dibuat. Disini bisa di kembangkan bakat

dan kreatiitas melalui prakter tersebut.

2. Pengembangkan Kreativitas Melalui Imajinasi

Imajinasi adalah kemampuan untuk merespon atau melakukan fantasi

yang mereka buat. Kebanyakan anak berusia di bawah tujuh tahun banyak

melakukan hal tersebut. Para pakar spesialis anak sekarang ini telah

mengetahui bahwa imajinasi merupakan salah satu hal yang efektif untuk

mengembangkan kemampuan intelektual, sosial, bahasa, dan terutama

kreativitas anak.

Sebagimana yang dijelaskan oleh ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang:71

“Untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam berimajinasi saya


menggunakan contoh Pantomim. Adapun tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk dapat melatih imajinasi anak dalam mengerakkan peran-
peran tertentu. Adapun bentuk kegiatannya.”
a) Terlebih dahulu saya menjelaskan tentang peraturan permainan.
b) Dan seorang anak mendapatkan giliran untuk memperagakan
gerakan tertentu, sedangkan anak yang lain menonton dan
mencoba untuk menebak gerakan apa yang sedang diperagakan.
c) Setiap anak mendapatkan giliran untuk memainkan peranan
tertentu.
d) Guru dan anak-anak dapat mengembangkan dan mempersiapkan
peran atau kegiatan yang akan diperagakan melalui pantomim ini.

71
Eda Lila,(Guru PAI), Hasil Wawancara Tanggal 18 Oktober 2018
102

Berdasarkan hasil wawancara, di atas dapat di simpulkan bahwa

dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya

tanpa dibatasi kenyataan dan realitas sehari-hari. Ia bebas berpikir sesuai

pengalaman dan khayalannya. Imajinasi akan membantu kemampuan berpikir

fleuncy, fleksibility, dan originality pada anak.

3. Pengembangkan Kreativitas Melalui Eksplorasi

Ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau penjelajahan

individu terhadap sesuatu. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi

anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat

sesuatu yang menarik perhatian mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan

dengan cara mengamati dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada

secara langsung. Pengamatan tersebut bisa berupa lingkungan, di antaranya

hutan, bukit, pasir, laut, kolam, dan lingkungan alam lainnya.

Sebagimana yang dijelaskan oleh ibu Eda Laila selaku guru mata

pelajaran PAI SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang:

“Untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam mengekspolarasi


saya mengunakan contoh “Siapakah aku”, adapun tujuan dari
kegiatan ini adalah agar anak dapat berfikir kreatif dan imajinatif.
Serta meningkatkan kemampuan konsentrasi, mengingat dan membuat
kesimpulan. Kegiatannya yaitu”
a) Terlebih daluhulu saya menyiapkan berbagai binatang yang tidak
berbahaya untuk dijadikan bahan eksplorasi, seperti kelinci,ikan.
b) Binatang-binatang tersebut disimpan dalam satu tempat, misalnya
ember.
c) Anank-anak ditutup matanya dan mulailah mereka menebak
binatang tersebut dengan cara menyentuh.
d) Jika mereka kesulitan, guru dapat menambahkan informasu tentang
makanannya, suaranya ataupun menunjukkan ciri yang spesifik
103

dari binatang tersebut, misalnya mengajak anak untuk meraba


telinga kelinci yang panjang.
e) Anak-anak dapat mengikuti permainan secara bergiliran.

Berdasarkan wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan

bahwa anak bisa berpikir kreatif dan berimajinasi dalm permainan yang

disediakan dalam kelas pada proses pembelajaran.

4. Pengembangkan Kreativitas Melalui Eksperimen

Eksperimen dalam pembelajaran anak merupakan cara untuk

mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu dapat

terjadi serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi terhadap

permasalahan yang ada dan pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu

yang bermanfaat dari kegiatan tersebut.

Sebagimana yang dijelaskan oleh ibu Siti Aisyah selaku guru mata

pelajaran IPA SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang:72

“Untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui eksperimen disini


saya menggunakan contoh bahan ajar membuat gunung merapi,
pertama-tama: saya tinggal menyiapkan sebotol cuka, satu atau dua
sendok boking soda, pewarna makanan untuk menambahkan semarak,
kardus karton bekas kemasaan makanan, botol bekas plus embek kecil,
voil. Jadilah gunung berapi lengkap dengan letusannya yang
mengelurkan lava merah. Ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan
barang-barang yang ada didapur ank belajar bahwa boking soda
apabila dicampur dengan cuka yang apabila dicampur dengan cuka
yang diberi pewarna akan menghasilkan semburan laksana lava dari
gunung berapi. Apabila awalnya gagal mungkin karena cuka yang
dituang terlalu sedikit, botol cukannya terbuka terlalu kecil jadi cuka
yang keluar hanya berupa tetesan. Setelah botol dibuka lebih lebar
cuka bisa ditunag lebih banyak dan segera menimbulkan semburan
yang cukup tinggi”.
72
Siti Aisyah,(Guru IPA), Hasil Wawancara Tanggal 18 Oktober 2018
104

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa eksperimen

tidak selalu berjalan dengan baik, maka disitu membuat anak berpikir

bagaimana ekperimen ini tidak berjalan dengan baik dan dia mulai berpikir

dimana letak kesalahan dan dia mulai bisa mengulang kebali dengan tahu

letak kesalah ekperimen yang pertama kali dibuat.

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Kreativitas Belajar Siswa

SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang.

Dalam pelaksanaan standar mutu sarana dan prasarana disuatu

lembaga pendidikan tentunya memiliki faktor pendukung dan penghambat.

Faktor pendukung merupakan hal yang penting dalam proses standar mutu

sarana dan prasarana terutama bagi pihak lembaga pendidikan.

Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan

kreativitas belajar berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan

sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung dalam Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah,

mengungkapkan bahwa:

“faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan pembelajaran di


kelas adalah dengan adanya sarana dan sumber belajar yang
lengkap.
Menurut kepala sekolah faktor pendukung ialah fasilitas, seperti
media power point, video, perputakaan, tempat ibadah, tempat
olah raga, dan guru diwajibkan bisa menggunkan leptop. Kalau
fasilitas mendukung maka pengembangan kreativitas anak akan
berkembang dalam proses pembelajaran.
105

Selain fasilitas faktor pendukung lainnya ialah guru yang


profesional, dan semangat guru dalam membimbing,
mengarahkan, membina dan mengontrol siswa, jika guru tidak
profesional maka siswa akan terhambat dalam proses
pembelajaran karena guru yang profesional itu adalah guru yang
mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap kegiatan belajar dan
mengajar dan juga mendidik para peserta didik, kategorinya
adalah dia tepat waktu ketika masuk ke kelas, sudah siap
memberikan materi kepada siswa, kemudian mampu memberikan
materi yang baik untuk peningkatan mutu pendidikan yang ada di
kelasnya/di sekolahnya”. 73

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa, sarana

prasarana sangatlah dibutuhkan untuk pengembangan kreativitas siswa,

dari sarana prasarana kebutuhan siswa akan terpenuhi satu persatu dan

siswa akan mudah untuk mengembangan prestasinya, dan itu juga harus

disertai dengan keprofesionalan guru dalam mengajar siswa jika guru

tidak profesional maka siswa akan kesulitan dalam belajar, jadi sarana

prasaran dan keprofesionalan guru juga sama sangat pentingnya karna

saling berkaitan, guru yang mengajar dan sarana yang melengkapi.

Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana

prasanara di SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang sudah cukup memadai

dan lengkap, guru juga sudah termasuk profesional dalam mengajar.

2. Faktor Penghambat dalam Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa

Sedangkan faktor-faktor penghambat pelaksanaan ialah anak yang

malas kalau anak yang tidak malas tidak menghambat, supaya siswa tidak

merasa malas yaitu menggunakan media contohnya ketika anak


73
Izudin (Kepala Sekolah), Hasil Wawancara Tanggal 5 Oktober 2018
106

mengantuk bagaimana cara nya anak ini tidak mengantuk yaitu

memangfaatkan media tersebut, dan kurang nya kerja sama antara guru,

kurang nya tempat untuk praktek ibadah seperti ruang aula untuk hadroh.

Disini media sangat berperan penting dalam pengembangan kreativitas

anak. Hal ini didasarkan dengan hasil wawancara dengan Kepala sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung kegiatan

pembelajaran di kelas adalah sarana dan prasarana yang cukup memadai

dan profesionalisme guru yang membina, membimbing dan mengontrol

siswa, sedangkan faktor penghambat kegiatan pembelajaran di kelas yaitu

kurangnya media dan anak yang masih suka bermalas-malas.

Dari hasil opservasi tersebut dapat disimpulkan bahwa, tempat

untuk prakter ibadah bisa menggunakan masjid sebagai tempat untuk

prakter dan jika untuk berkreasi lain seperti saat sedang prakterk kesenian

musik dan hadroh menggukan tempat lain untuk brlajar karna kurang nya

tempat dalam mengajar.


107

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Setelah penulis mengkaji dan mengadakan analisa tentang, upaya guru

dalam mengembangkan kreativitas belajar pendidikan agama islam siswa SMP

Islam Az-Zahrah 2 Palembang berdasarkan pada bab sebelumnya mengenai hasil

penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan gambaran singkat

dari penelitian skripsi ini sebagai berikut:

1. Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Islam Az-Zahrah 2

Palembang adalah dalam kategori baik, yang tercermin pada prilaku siswa.

Siswa disini mulai berani dalam mengajukan pertanyaan dan jika jawaban
108

menurut dia kurang puas maka siswa akan bertanya kepada guru sampai ia

menemukan jawaban yang menurut dia benar. Siswa senang mencoba hal-hal

yang baru dan menemukan ekperimen yang meraka anggap bisa menemukan

pengalam baru dan ia merasa tidak bosan ketika pada saat belajar.

2. Upaya guru dalam mengembangkan kreativitas belajar siswadalam

pembelajaran PAI di SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang adalah pada tahap

pelaksanaan guru terlihat sudah baik dalam mengupayakan pengembangan

kreativitas siswa, ini terlihat dari pemilihan metode maupun media

pembelajaran disesuaikan dengan materi ajar, pembelajaran berpusat pada

siswa dan guru berusaha tidak membatasi kegiatan dan kemampuan siswa saat

pembelajaran PAI dan guru mencoba mengembangkan kreativitas siswa

dengan cara terjun langgsung dengan prakter dimana siswa akan berkreatif

dalam mengasah kemampuan dalam berpikir.

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan kreativitas belajar

siswa SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembanga adalah kepala sekolah , yayasan

maupu guru sudah baik dalam menyediakan sarana prasarana dalam

mengembangkan kreativitas siswa, dan faktor penghambat yaitu profional

guru sangat di butuhkan karna dari profional guru itu bisa memberi contoh

kepada siswa. dan kurang nya kerja sama antara guru, kurang nya tempat

untuk praktek ibadah seperti ruang aula untuk hadroh

B. Saran
109

1. Seorang guru hendaknya selalu berusaha agar dalam kegiatan belaja

rmengajar metode, dan media yang digunakan bisa mengembangkan

kreativitas siswa. Dan sesama guru hendaknya bekerja sama dalam

mengembangkan kreativitas siswa.

2. Kepala sekolah sudah benar dalam menyediakan sarana perasarana tapi

bagaimana cara yang harus dilakukan dalam mengembangkan kreativitas

siswa tersebut supaya kreativitas siswa bisa meningkat, karna belum tentu

sarana prasarana sudah cukup dalam mengembangkan kreativitas siwa jika

tidak di dorong dengan profional guru dalam mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta


Bahri Djamarah Syaiful. 2002. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Bungin Burha. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:rajawali pers

Campbell David. 1986. Mengembangkan Kreativitas. Yokyakarta: kanisius

Daradjat Zakiah. 1995. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya


110

Dedi Supriadi. 1994. Kreativitas Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Jakarta:


Alvabeta
Gunawan Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta:
Aksara
Fathoni Abdurrahman. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.
Jakarta: PT Rineka Cipta
H Idris Meity. 2015. menjadi pendidik yang menyenangkan dan profesional. Jakarta
Timur: PT Luxima Metro Media
Hamlik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Askara

Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Munandar Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka


Cipta
Mulyani Novi. 2016. Dasar Dasat Pendidikan Anak Usia Dini. Yokyakarta:
Kalimedia
Ma’mur Asmi Jamal. 2009. Tips Menjadi Guru Kreatif Dak Inofatif. Jakarta: Diva
Press
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Poerdarmanta, W.J.S 2009. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Rachmawati Yeni. 2010. Srategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group
Rachmawati Yeni. 2010. Srategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

Sudarma Momon. 2016. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta:


Rajawali Pers
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D ). Bandung: Alfabeta
111

Siregar Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Perhitungan Manual & SPSS.
Jakarta: Kencana
Sedarmayanti. 2002. Metode Penelitian. Bandung, Mandar Maju

Susanto Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Pt Bumi Aksara

Slamet. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:Rinrka Cipta

Uno B Hamzah. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT


Bumi Aksara
UIN Raden Fatah. 2016. Buku Pedoman Penyusunan Dan Penulisan Skripsi Program
Sarjana. Palembang : Grafika Telind
Yudrik Jahja. 2011. Pisikologi Perkembangan. Jakarta:PT. Kharisma Putra Utama

PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara diajukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru

dan siswa di SMP Islam Az-zahrah 2 Palembang.

A. Kreativitas Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP Islam Az-

Zahrah 2 Palembang

1. Bagaimana kreativitas siswa dalam kepribadian yang kreativ?

a. Apa saja keterempilan dalam kreativitas belajar siswa?

b. Apa saja persiapan dalam kreativitas belajar siswa

2. Bagaimana kreativitas siswa dalam press atau dorongan ?


112

a. Bagaimana ketekunan siswa dalam kreativitas?

b. Bagaimana kreativitas siswa dalam pantang menyerah?

3. Bagaimana proses kreativitas siswa?

a. Bagaimana proses inkubasi kreativitas?

4. Bagaimana pdoduk kreativitas siswa?

a. Bagaimana keterampilan dalam kreativitas siswa?

B. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam

Pembelajaran PAI Di SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang?

1. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk mengembangkan kreativitas

siswa Melalui Menciptakan Produk (Hasil Karya)?

2. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk mengembangkan kreativitas

siswa Melalui Menciptakan Imajinasi?

3. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk mengembangkan kreativitas

siswa Melalui Menciptakan Ekspolarasi?

4. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk mengembangkan kreativitas

siswa Melalui Menciptakan Eksperimen?


113

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Mengembangkan Kreativitas

Belajar Siswa SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang.

1. Apa saja faktor pendukung yang mempengaruhi pengembangan kreativitas

belajar?

2. Apa saja faktor penghambat yang mempengaruhi pengembangan

kreativitas belajar?

PEDOMAN OBSERVASI

1. Biodata sekolah

2. Sarana dan prasarana sekolah

3. Visi dan misi sekolah

4. Stuktur guru
114

PEDOMAN DOKUMENTASI

Tempat : SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Hal yang di Dokumentasikan yaitu :

1. Sejarah Berdirinya SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

2. Letak Geografis SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

4. Identitas Sekolah SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

5. Keadaan Siswa SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

6. Keadaan Guru SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang


115

7. Keadaan Standar Sarana dan Prasarana yang ada di SMP Islam Az-Zahrah 2

Palembang

8. Struktur Organisasi SMP Islam Az-Zahrah 2Palembang


116
117
118
119
120
121
122

Reduksi Hasil Wawancara

SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang

Indikator Guru Pendidikan Agama Wali Kelas Siswa


Islam
Pribadi kreatif Mempunyai rasa Kami senang karna
keindahan tidak beda tipis disini guru
dengan bakat siswa membolehkan kami
dalam seni, dalam seni pasa siswa untuk
budaya siswa kami beri menuangkan hobi
kebebasan dalam kami dilukis dan di
melalukan seniman musik, dan tidak
maupun itu seninam ada batasana
ngelukis maupun seni dalam kami
teater dan musik. Dari berkereasi
sekolah sudah
menyediakan alat untuk
melukis maupun musik,
dimana ada siswa yang
memeng hobi dalam
melukis dan hobi
bermusik tapi musik disini
bukan musik biasa disni
menggunkakan musik
hadroh jika ada siswa
yang bisa mememikan
alat musik akan diasah
dan dikembangkan oleh
guru seni dan akan
ditambah jam peljaaran
untuk praktek dan jika
ssiwa tersebut sudah
mahir dalm bermusik
akan diatampilkan dalam
suatu acara. Jika lukis
kami para guru biasanya
mengadakan lomba para
siswa yang untuk melukis,
dan ada yang benar-
benar suka melukis dan
ada juga yang skedar
ikut-ikut melukis, dan
tearter biasanya kami
menyediakan bahan
seperti sekenario dalam
123

berbentuk tulisan yang


akan mereka pahami latar
belakang cerita yang
akan mereka mainkan.
Dan biasanya teater dan
musik akan kami
tampilkan dalam suatu
acara karna itu
merupakan karya para
siswa-siswi
Ketrampilan Seperti yang di katakan
sebelumnya kami beri
kebebasan dalam siswa
untuk berkreasi dalam
sini maupun itu seni lukis,
teater dan musik, sarana
prasarana memadai
dalam mereka untuk
berkarya , dan dari hasil
usaha mereka dalama
berkarya akan di
tampilkan dalam suatu
acara bahawa itu adalah
satu kreasi mereka
Persiapan Pada saat pembelajaran Metode yang bisa memicu
PAI dengan materi Haji siswa menjadi interaktif
dan Umroh. Guru dalam hal menanya dan
menggunakan metode menjawab permasalahan
diskusi, guru membentuk yang muncul di kelas
seluruh siswa menjadi 5 adalah metode diskusi,
kelompok yang mana karena metode tersebut
setiap kelompok terdiri siswa bisa bertanya
dari 5-6 siswa. Setelah permasalahan yang dia
pembagian kelompok, hadapi dan siswa lain
siswa diarahakan oleh bisa memberikan solusi
guru untuk bersama atau jawaban dari
anggotanya masing- pertanyaan yang muncul
masing dan guru di kelas
mengarahakan siswanya
untuk membuat kelompok
untuk mendiskusikan topik
pembahasan.
Setelah kelompok telah
terbagi, kemudian guru
meminta siswa membaca
baik-baik petunjuk
124

melakukan diskusi. Dalam


kelompok, secara
bersama-sama siswa
dituntun untuk
mendiskusikan sebanyak
mungkin gagasan
penyelesaian terhadap
masalah yang diajukan.
Setelah semua jawaban
didiskusikan antar
anggota kelompok, siswa
dituntut untuk
merencanakan
penyelesaian masalah
yang tepat. Guru
mengajak siswa saling
memberi gagasan dan
saling menghargai
gagasan anggota
kelompoknya. Menurut
hasil pengamatan penulis,
metode ini ada kelebihan
dan kekurangaanya.
Kelebihannya ada metode
diskusi ini membuat
pikiran siswa lebih
berkembang dan
berkreativitas, dalam
metode ini siswa sama
sekali tidak dibatasi
dalam mengungkapkan
gagasan dan pikirannya
sehingga siswa mampu
untuk menghasilkan ide
dan ini termasuk ciri-ciri
kraetivitas. Sedangkan
kekurangan dari metode
ini adalah kalau metode
tanpa ada arahan atau
rangsangan dari guru itu
sendiri tidak akan terjadi
diskusi yang bermutu, jadi
disinilah upaya guru
untuk memberikan
rangsangan dan
megarahkan agar terjadi
125

diskusi yang bisa


membuat kreativitas siswa
berkembang.
Press Rasa keingin tahuan
siswa itu tinggi dan cara
(dorongan) mengembangakn ke
ingintahuan siswa beliau
mencoba mendekati siswa
paham atau tidak nya
dalam proses
bembelajaran. Disini
guru mencoba memberi
stimulus atau rangsangan
terhadap materi agar
siswa dapat
mengembangkan rasa
keingin tahuannya. Selain
memberi stimulus guru
mencoba memotivasi
siswa lewat vidio pesan-
pesan dari isi vidio
tersebut lalu siswa bisa
mengambil mana yang
baik dan mana yang
buruk
Ketekunan Pada saat proses
pembelajaran dan siswa
merasa bosan akan
pelajaran maka siswa
akan diberi kesempatan
kepada guru untuk
bertanya dan
mengeluarkna ide-ide
yang bisa
mengembangkan daya
pikir mereka dan bisa
memberi contoh kepada
kawan-kawan jika
bertanya akan memberi
keberanian kepada diri
mereke dalam
menyatakan pendapat dan
tidak malu jika bertanya
di muka umum dan
lingkungan. jika dalam
hal bertanya siswa tidak
126

berani maka akan


menumbuhkan mental
siswa yang kurang, karna
bertanya merupakan
salah satu contoh
keberanian yang tumbuh
dalam diri siswa tersebut
Pantang Setiap siswa mendapat
bagian kelompok diskusi
menyerah dan kelompok diskusi
mempunyai peran
masing-masing ada
moderator, panelis,
pembaca dan setiap
peserta harus
mengemukakan pendapat
atau menjawab
pertanyaan yang
berkembang pada sesi
tanya jawab di diskusi
dan sudah pasti siswa
yang membaca pada topik
pembahasan itu akan
menguasai dan kreativ
dalam menjawab tidak
hanya tekstual tapi secara
kontekstual
Untuk siswa bebas dalam
Proses kreatif menyatakan pendapat,
setiap siswa di sekolah di
bebaskan dalam
menyatankan pendapat
mereka masing- masing
untuk di dengarkan oleh
guru akan tetapi dalam
arti bebas disini ada juga
batas-batasan yang sesuai
dengan nilai-nilai dan
norma-norma dan tidak
keluar dari mata
pelajaran tersebut. Dan
tidak ada batasan dalam
mereka menyakan
pendapat karna jika ada
batasan dalam
menyatakan pendapat
127

maka siswa tidak akan


berani dalam
berpendapat karena
menurut mereka jika
dibatasi mereka tidak
akan pernah berani
dalam berpendapat dan
mental mereka akan
terganggu karna menurut
mereka pendapat mereka
tidak berguna. Ada siswa
yang benai dalam
berpendapat dan ada juga
siswa yang tidak berani
berpendapat makan
disinilah guna untuk rigu
membebaskan mereka
untuk berpendapat asal
tidak keluar dari mata
pelajaran
Inkubasi Cara guru memberi
antusias kepada siswa
dalam belajar yaitu
dengan cara di ajak
bermain terlebih dahulu,
pemanasan supaya siswa
tidak merasa bosan saat
belajar di mulai, ketika
pelajaran berlangsung
dan siswa mulai bosan
guru memberi sedikit
permainan agar siswa
tersebut tidak bosan
Produk kreatif “Guru-guru sangat
semangat dalam
mendorong dan
memotivasi siswa-
siswa tersebut agar
mampu lebih
meningkatkan
potensi yang
dimilikinya dengan
tidak hanya
memberikan
pengetahuan-
pengetahuan baru
128

sesuai dengan
materi
pembelajaran
bahkan juga
memberikan
kesempatan bagi
siswa agar mampu
mengutarakan ide
kreatifnya agar
bisa
diaktualisasikan”
Ketrampilan “Pada saat proses
pembelajaran siswa saya
beri tugas untuk
menjawab soal yang telah
disediakan, ada ssiwa
yang bisa benar-benar
menjawab dan ada juga
siwa yang tidak bisa
menjawab pada siswa
yang percaya diri akan
jawabannya saya meberi
dorongan supaya dia
percya akan jawabanya
dan ketika siswa yang
tidak percaya akan
jawabannya saya beri
arahan untuk percya akan
jawabannya, disini saya
tidak pilih-pilih mana
siswa ynag pintar dan
mana siswa yang kurang
pintar. Ketika bertemu
dengan siswa yang yang
pandai maka saya akan
trus dorong dia supaya
akan percya akan
jawabnya, dan ketika saya
menemui siswa yang
kurang percya diri akan
sebuah jawaban mereka
saya tidak pernah
memberi hukuman
melaikan saya beri
semangat dan dorongan
supaya dia percya diri
129

akan jawabnya”
Pengembangkan menggunakan Patchwork
Kreativitas Gambar diri sebagai
Melalui contoh. Dan adapun
Menciptakan tujuan dari kegiatan ini
Produk (Hasil adalah untuk
Karya) mengembangkan
kreativitas anak melalui
kegiatan ekspresi gambar
diri. Adapun bentuk
kegiatannya
f) Terlebih dahulu saya
melakukan dialog
tentang identitas
anak, keunikan dan
ciri khas mereka,
hobi mereka,
binatang peliharaan,
minat dan hal yang
berkesan bagi anak.
g) Kemudian saya
diminta anak-anak
untuk menuangkan
gambar dirinya di
atas kain putih yang
dibagikan guru.
h) Anak menghias
gambar bebas
tentang dirinya
dengan bahan yang
telah dipersiapkan
guru.
i) Anak-anak dapat
menggunakan bahan
tambahan yang
menurut mereka
perlu ditambahkan.
j) Kemudian
dikumpulkan dan
guru menjahit
gambar tadi menjadi
satu
Pengembangkan Untuk mengembangkan
Kreativitas kreativitas siswa dalam
Melalui berimajinasi saya
Imajinasi menggunakan contoh
130

Pantomim. Adapun tujuan


dari kegiatan ini adalah
untuk dapat melatih
imajinasi anak dalam
mengerakkan peran-
peran tertentu. Adapun
bentuk kegiatannya.
e) Terlebih dahulu saya
menjelaskan tentang
peraturan
permainan.
f) Dan seorang anak
mendapatkan giliran
untuk
memperagakan
gerakan tertentu,
sedangkan anak
yang lain menonton
dan mencoba untuk
menebak gerakan
apa yang sedang
diperagakan.
g) Setiap anak
mendapatkan giliran
untuk memainkan
peranan tertentu.
h) Guru dan anak-anak
dapat
mengembangkan dan
mempersiapkan
peran atau kegiatan
yang akan
diperagakan melalui
pantomim ini.

Pengembangkan Untuk mengembangkan


Kreativitas kreativitas siswa dalam
Melalui mengekspolarasi saya
Eksplorasi mengunakan contoh
“Siapakah aku”, adapun
tujuan dari kegiatan ini
adalah agar anak dapat
berfikir kreatif dan
imajinatif. Serta
meningkatkan
kemampuan konsentrasi,
131

mengingat dan membuat


kesimpulan. Kegiatannya
yaitu
f) Terlebih daluhulu
saya menyiapkan
berbagai binatang
yang tidak
berbahaya untuk
dijadikan bahan
eksplorasi, seperti
kelinci,ikan.
g) Binatang-binatang
tersebut disimpan
dalam satu tempat,
misalnya ember.
h) Anank-anak ditutup
matanya dan
mulailah mereka
menebak binatang
tersebut dengan cara
menyentuh.
i) Jika mereka
kesulitan, guru dapat
menambahkan
informasu tentang
makanannya,
suaranya ataupun
menunjukkan ciri
yang spesifik dari
binatang tersebut,
misalnya mengajak
anak untuk meraba
telinga kelinci yang
panjang.
j) Anak-anak dapat
mengikuti permainan
secara bergiliran.
Pengembangkan Untuk mengembangkan
Kreativitas kreativitas siswa melalui
Melalui eksperimen disini saya
Eksperimen menggunakan contoh
bahan ajar membuat
gunung merapi, pertama-
tama: saya tinggal
menyiapkan sebotol cuka,
satu atau dua sendok
132

boking soda, pewarna


makanan untuk
menambahkan semarak,
kardus karton bekas
kemasaan makanan, botol
bekas plus embek kecil,
voil. Jadilah gunung
berapi lengkap dengan
letusannya yang
mengelurkan lava merah.
Ini bisa dilakukan dengan
memanfaatkan barang-
barang yang ada didapur
ank belajar bahwa boking
soda apabila dicampur
dengan cuka yang apabila
dicampur dengan cuka
yang diberi pewarna akan
menghasilkan semburan
laksana lava dari gunung
berapi. Apabila awalnya
gagal mungkin karena
cuka yang dituang terlalu
sedikit, botol cukannya
terbuka terlalu kecil jadi
cuka yang keluar hanya
berupa tetesan. Setelah
botol dibuka lebih lebar
cuka bisa ditunag lebih
banyak dan segera
menimbulkan semburan
yang cukup tinggi
Faktor faktor-faktor yang
Pendukung mendukung pelaksanaan
dalam pembelajaran di kelas
Mengembangka adalah dengan adanya
n Kreativitas sarana dan sumber
Belajar Siswa belajar yang lengkap.
Menurut kepala sekolah
faktor pendukung ialah
fasilitas, seperti media
power point, video,
perputakaan, tempat
ibadah, tempat olah raga,
dan guru diwajibkan bisa
menggunkan leptop.
133

Kalau fasilitas
mendukung maka
pengembangan kreativitas
anak akan berkembang
dalam proses
pembelajaran.
Selain fasilitas faktor
pendukung lainnya ialah
guru yang profesional,
dan semangat guru
dalam membimbing,
mengarahkan, membina
dan mengontrol siswa,
jika guru tidak
profesional maka siswa
akan terhambat dalam
proses pembelajaran
karena guru yang
profesional itu adalah
guru yang mempunyai
dedikasi yang tinggi
terhadap kegiatan belajar
dan mengajar dan juga
mendidik para peserta
didik, kategorinya adalah
dia tepat waktu ketika
masuk ke kelas, sudah
siap memberikan materi
kepada siswa, kemudian
mampu memberikan
materi yang baik untuk
peningkatan mutu
pendidikan yang ada di
kelasnya/di sekolahnya.
Faktor Sedangkan faktor-faktor
Penghambat penghambat pelaksanaan
dalam ialah anak yang malas
Mengembangka kalau anak yang tidak
n Kreativitas malas tidak menghambat,
Belajar Siswa supaya siswa tidak
merasa malas yaitu
menggunakan media
contohnya ketika anak
mengantuk bagaimana
cara nya anak ini tidak
mengantuk yaitu
134

memangfaatkan media
tersebut, dan kurang nya
kerja sama antara guru,
kurang nya tempat untuk
praktek ibadah seperti
ruang aula untuk hadroh.
Disini media sangat
berperan penting dalam
pengembangan kreativitas
anak. Hal ini didasarkan
dengan hasil wawancara
dengan Kepala sekolah
135
136
137
138
139
140
141

Anda mungkin juga menyukai