Anda di halaman 1dari 192

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

FISIKA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MELATIH


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA PADA
MATERI FLUIDA

Oleh

Isnaini Ropiah
NIM 170108029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2021
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
FISIKA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK
MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
SMA PADA MATERI FLUIDA

Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Fisika

Oleh

Isnaini Ropiah
NIM 170108029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2021

ii
iii
iv
vi
MOTTO

‫ا َِّن َم َع ْالعُس ِْر يُس ًْرا‬


inna ma'al-'usriyusroo

"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."


(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 6)

Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung

Tetapi buatlah jalanmu sendiri dan tinggalkanlah jejak.

Tanamkan kenyakinan.

Berusaha dibarengi doa

Istiqomah dan ikhlas dalam menghadapi rintangan

Semangat dan pantang menyerah

vii
PERSEMBAHAN

“Skripsi ini dipersembahkan untuk keluarga saya,


support system terbaik saya yakni Ibu Nurul Aini
dan Bapak Nasrudin yang sudah sangat mendukung
baik material maupun nonmaterial yang selalu
memberikan doa dan nasihat tiada henti, untuk
guru-guru dan dosen-dosen saya, untuk sahabat dan
teman-teman saya, untuk orang-orang baik yang
sudah mensupport saya dan tentunya untuk
almamater kebanggaan Universitas Islam Negeri
Mataram.”

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Fisika Melalui Pendekatan Saintifik Untuk
Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA pada Materi
Fluida”. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menempuh sidang skripsi guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Mataram.
Mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya bagi semua pihak yang berkenan memanfaatkannya.
Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih
sebesar besarnya kepada pihak yang telah membantu yaitu sebagai berikut:
1. Ahmad Zohdi, M. Ag sebagai dosen pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan banyak motivasi, dan memberikan saran
untuk menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.
2. Nevi Ermita, M. Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran, motivasi yang tak terhitung
banyaknya, tanpa rasa bosan untuk menjadikan skripsi ini menjadi
lebih baik dan bermanfaat.
3. Dr. Bahtiar, Mpd.Si selaku Ketua Program Studi Tadris Fisika, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Univeritas Islam Negeri Mataram.
4. Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(FTK) Universitas Islam Negeri Mataram.
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M. Ag. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut
ilmu.

ix
6. Bapak dan Ibu Dosen khususnya Tadris Fisika yang telah
memberikan banyak motivasi dan ilmu pengetahuan bukan hanya
dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini tetapi dalam proses menuntut
ilmu pengetahuan dalam keseharian.
7. Orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan
dorongan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat sekaligus teman-teman kelas C Tadris Fisika Unversitas Islam
Negeri Mataram (Sri, Bela, Hikmah, Iga, Ainul, Fira, Dyah, Aini, Velia,
Eza dan Sudiar) serta angkatan 2017, adek-adek, dan kakak tingkatan di
kampus yang telah banyak mendukung serta pihak lain yang telah
memberikan dukungan, semangat serta motivasi dalam penulisan
skripsi, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan, dan dorongan serta do’a yang diberikan
kepada penulis dengan tulus dan ikhlas mendapatkan Rahmat dan
Karunia dari Allah SWT, amiin.

Mataram, 5 Juli 2021


Penulis,

Isnaini Ropiah

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
HALAMAN JUDUL……………..…………………...………………………..ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................iii
NOTA DINAS PEMBIMBING…………….…………...…………………….iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...…………………………….v
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………vi
HALAMAN MOTTO………………………………………..……………….vii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………….……………………….viii
KATA PENGANTAR........................................................................................ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..…..…xvi
ABSTRAK………………………………………………………...…………xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................10
C. Tujuan Pengembangan..........................................................................10
D. Spesifikasi Produk.................................................................................11
E. Urgensi Pengembangan.........................................................................12
F. Asumsi dan Keterbatasan......................................................................12
G. Definisi Istilah.......................................................................................14
H. Sistematika Pembahasan.......................................................................15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori..........................................................................................17
1. Penelitian Pengembangan.................................................................17
2. Lembar Kerja Peserta Didik.............................................................19
3. Pendekatan Saintifik.........................................................................25
4. Berpikir Kritis……………………………………………………...30

xi
5. Fluida Statis......................................................................................34
a. Massa jenis……………………………..………………….34
b. Tekanan………………………………………………...….35
c. Tekanan hidrostatis……………………………………...…36
d. Hukum pokok hidrostatis……………………………..…...37
e. Hukum pascal…………………….………………………..38
f. Hukum archiemedes………………………………...……..40
B. Kajian Penelitian yang Relavan............................................................42
C. Kerangka Berpikir.................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan...........................................................................47
B. Prosedur Pengembangan.......................................................................47
C. Uji Coba Produk....................................................................................49
1. Desain Uji Coba...............................................................................49
2. Subjek Uji Coba...............................................................................50
3. Jenis Data.........................................................................................50
4. Instrumen Pengumpulan Data..........................................................51
5. Teknik Analisis Data........................................................................51
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN PRODUK
A. Penyajian Data Uji Coba…...……………………..……………..……...63
1. Data Validasi Ahli Materi………….………......................................63
2. Data Validasi Ahli Media………………...………………………….63
3. Data Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran....................... .…64
4. Data Angket Respon Peserta Didik……………………...…..………65
5. Data Validasi Soal……………...……………………...….................65
B. Analisis Data………………………….……………………………...…66
1. Hasil Pretest Dan Posttest……………………...…………...…….…66
2. Uji N-Gain………………………………………………..………….67
3. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik…….………………..…..69
C. Revisi Produk………………………….……………….…………...…..69
D. Pembahasan……………………….…………………………………....75

xii
1. Kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik …………………..……......77
a. Penilaian ahli materi………………………………..……….77
b. Penilaian ahli media……………...………………………….78
2. Kemenarikan Lembar Kerja Peserta Didik …………………...….....79
3. Keefektifan Lembar Kerja Peserta Didik Melatih Kemampuan
Berpikir Kritis…………………………….……………………...….80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………..……………………..…87
B. Saran……………………………………………………..……....……88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Langkah Pendekatan Saintifik Dan Kompetensi Berpikir


Kritis Dalam LKPD………...………………………………………..33
Tabel 3.1 Kriteria penskoran kevalidan perangkat…………………………......52
Tabel 4.1 Peta Materi Fluida Statis……………………………………….……55
Tabel 4.2 Perbedaan LKPD Acuan dengan Produk LKPD…………………….60
Tabel 4.3 Data Validasi Ahli Materi…………………………………………...63
Tabel 4.4 Data Validasi Ahli Media…………………………………………...64
Tabel 4.5 Data Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………64
Tabel 4.6 Data Angket Respon Peserta Didik………………………………….65
Tabel 4.7 Data Validasi Soal…………………………………………...………66
Tabel 4.8 Data Hasil Pretest Dan Posttest Peserta Didik………………..……..67
Tabel 4.9 Kriteria Nilai N-Gain………………………………………………..68
Tabel 4.10 Data Uji N-Gain……………………………………………………..68
Tabel 4.11 Data Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik…………………….69
Tabel 4.12 Kriteria Validitas Kelayakan……………………………………...…78

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tekanan Pada Kedalaman h Pada Zat Cair…………..…………..36


Gambar 2.2 Tekanan Hidrostatik Dititik A, B dan Sama……………………..37
Gambar 2.3 Pipa U Untuk Menentukan Massa Jenis Zat Cair…………..……38
Gambar 2.4 Pesawat Hidrolik berdasarkan Hukum Pascal……..……………..39
Gambar 2.5 Konsep Hukum Archiemedes…………………..………………..42
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir………………………………………………..46
Gambar 3.1 Skema Model Pengembangan Menurut Borg And Gall……...….49
Gambar 3.2 Analisis Data Kulitatif Menurut Miles Dan Huberman………….53
Gambar 4.1 Revisi Cover LKPD……………………………...………………70
Gambar 4.2 Revisi 1…………………………………………………………...71
Gambar 4.3 Revisi Pengantar LKPD………………………………………….72
Gambar 4.4 Revisi Materi Pengantar LKPD………………………………….73
Gambar 4.5 Revisi Bagian Percobaan LKPD…………………………………74
Gambar 4.6 Grafik Penialaian Rata-Rata Ahli Materi………………..……….77
Gambar 4.7 Grafik Penialaian Rata-Rata Ahli Media………………..……….78
Gambar 4.8 Grafik Rata-Rata Respon Peserta Didik………………...………..79
Gambar 4.9 Nilai Pretest Dan Posttest………………………………..……….80
Gambar 4.10 Rata-Rata Nilai Pretes Dan Posttest…………….………………..81
Gambar 4.11 Diagram Persentase KBK Pretest……………………………..….82
Gambar 4.12 Diagram Persentase KBK Posttest……………………………….84

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Berita Acara Seminar Proposal


Lampiran 2 Surat Rekomendasi Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian Sekolah
Lampiran 4 Kartu konsultasi
Lampiran 5 Produk Lembar Kerja Peserta Didik
Lampiran 6 Lembar Validasi Ahli Materi
Lampiran 7 Lembar Validasi Ahli Media
Lampiran 8 Soal Pretes dan Posttes
Lampiran 9 Validasi Soal
Lampiran 13 Hasil Pretest Dan Posttest Peserta Didik
Lampiran 14 Angket Respon Peserta Didik
Lampiran 15 Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

xvi
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
FISIKA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MELATIH
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA PADA
MATERI FLUIDA

Oleh:
Isnaini Ropiah
NIM 170108029

ABSTRAK

Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran fisika masih berfokus


kepada guru yang berperan dominan dalam pembelajaran. Metode tersebut
membuat peserta didik menjadi pasif serta tidak membangun pemahaman
dan kemampuan berpikirnya . Dengan demikian, diperlukan media
pembelajaran yang mampu membuat peserta didik belajar secara mandiri
serta dapat mengembangkan cara berpikir dan pengetahuannya. Penelitian
ini bertujuan untuk 1) mengetahui kelayakan produk LKPD yang
dikembangkan 2) untuk mengetahui kemenarikan produk LKPD, dan 3)
untuk mengetahui keefektifan produk LKPD yang dikembangkan. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau R&D (Research and
Development) menggunakan model pengembangan Borg and Gall dalam 5
tahap yaitu tahap analisis kebutuhan, desain produk, pengembangan, revisi
produk, uji coba lapangan dan revisi akhir. Produk. LKPD divalidasi oleh
ahli dan diujikan ke kelas XI IPA SMAN 10 Mataram. Data yang
dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan
Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Produk LKPD yang
dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran fluida statis bagi
peserta didik SMA kelas XI berdasarkan hasil validasi ahli materi dan ahli
media 2) Hasil angket respon peserta didik terhadap produk LKPD dari
aspek ketertarikan diperoleh persentase nilai sebesar 87,5 % dengan
kategori sangat tertarik 3) Bedasarkan hasil pretes dan posttes yang
meningkat signifikan dari nilai rata rata 24,4% dan 84,88% dan untuk
kemampuan berpikir kritis peserta didik diperoleh rata-rata 30,91% dan 88,
72%. Berdasarkan hal ini maka LKPD yang dikembangkan efektif
digunakan dalam melatih berpikir kritis.

Kata Kunci: LKPD, Pendekatan Saintifik, Kemampuan Berpikir Kritis

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang harus

dikembangkan. Melalui pendidikan diharapkan bangsa Indonesia dapat

mengikuti perkembangan dalam bidang sains dan teknologi yang semakin

maju. Oleh karena itu, setiap peserta didik haruslah memiliki kemampuan

berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis) yang dapat di pandang sebagai

kelanjutan dari berpikir pada tingkat dasar. 1 Berkenaan dengan kemampuan

berpikir peserta didik pada tingkat SMA/MA cenderung masih berpikir tingkat

rendah terutama dalam mata pelajaran Fisika sehingga pencapaian prestasi

fisika pada aspek kognitif selalu menurun.2

Ketercapaiaan tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh kegiatan proses

sistem pembelajaran di antaranya faktor guru, faktor peserta didik, sarana, alat

dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan. Guru sebagai komponen

penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses

pembelajaran menggunakan semua sumber dan media belajar dalam upaya

membelajarkan peserta didik.3

1
Andista Candra Yusro “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis SETS
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir KreatifSiswa”, JPFK, Vol. 1, Nomor 2, September
2015, hlm. 61-66.
2
Edi Istiyono, Djemari Mardapi, Suparno “Pengembangan Tes Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Fisika (Phy’THOTS’) Siswa SMA”, Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan,Nomor 1, 2014, hlm. 1-12.
3
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), hlm. 2

1
2

Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran adalah adanya

keterbatasan keterampilan guru untuk menggunakan media, keterbatasan

sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah, dan juga keterbatasan

ketersediaan media pembelajaran itu sendiri. Semua proses ini dilakukan untuk

penyampaian informasi dari guru kepada peserta didik, oleh karena itu media

pembelajaran merupakan satu kompenen penting sebagai salah satu sistem

penyampaiaan pembelajaran, termasuk pembelajaran sains.

Dalam proses belajar mengajar pemilihan salah satu metode mengajar

tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran. Pemanfaatan media

pembelajaran diharapkan mampu mencapai tujuan pendidikan dan peningkatan

kualitas pembelajaran.4 Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media pembelajaran akan sangat

membantu keaktifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi

pelajaran. Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media

pembelajaran juga membantu peserta didik meningkatkan pemahaman.5

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 Bab 2 Pasal 2: “Pendidikan nasional

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945”. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 Bab 2 Pasal 3: “Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm. 19
5
Ibid, hlm. 20.
3

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.6 Kaitan dengan penelitian adalah guru

harus mampu melatih, membentuk dan meningkatkan kemampuan peserta

didiknya dalam setiap proses pembelajaran salah satunya kemampuan berpikir

kritis peserta didik.

Pembelajaran fisika bertujuan untuk membekali peserta didik memiliki

sederet kompetensi teori dan konsep fisika yang telah dijabarkan dalam standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang tersirat dalam Permendiknas nomor 22

tahun 2007 tentang Standar Isi dan nomor 23 tahun 2007 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Khusus untuk pelajaran fisika. Permendiknas tentang

standar isi menyatakan bahwa fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

dan MA adalah agar peserta didik memiliki kemampuan, salah satunya adalah:

1) Memupuk sikap ilmiah yang mencakup: jujur, terbuka dalam menerima

pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentu, kritis terhadap pernyataan ilmiah

yaitu tidak mudah percaya tanpa ada dukungan hasil observasi empiris, dapat

bekerjasama dengan orang lain dan 2) Memberi pengalaman untuk dapat

mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan merancang dan merakit

instrumen percobaan, mengumpulkan mengolah, dan menafsirkan data,

menyusun laporan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan

6
Ulfah Larasati Zahro, Vina Serevina, I Made Astra “Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Fisika Dengan Menggunakan Strategi Relating, Experiencing, Applying,
Cooperating, Transferring (REACT) Berbasis Karakter Pada Pokok Bahasan Hukum
Newton”,JWPF, Vol.2, Nomor.1, Februari 2017, hlm. 63-68.
4

tertulis.7 Dari pernyataan tersebut dapat diuraikan bahwa pelajaran fisika di

SMA dan MA dimaksudkan sebagai sarana untuk melatih para peserta didik

agar dapat menguasai pengetahuan, konsep, dan prinsip fisika, memiliki

kecakapan ilmiah, memiliki keterampilan proses sains, dan keterampilan

berpikir kritis. Dari sebagian banyak kompetensi yang menjadi tuntutan

Permendiknas bahwa salah satu poin dari standar isi dalam mencapai fungsi

dan tujuan tersebut, keterampilan berpikir kritis merupakan kompetensi yang

sangat penting untuk dilatihkan. Karena keterampilan ini sangat diperlukan

dalam kehidupan dan sumber daya yang berkualitas akan tercipta jika ilmu

yang diperoleh dengan melatihkan budaya berpikir kritis.8

Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil

(produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga sangat

penting dalam membangun pengetahuan peserta didik. Menurut hasil penelitian

Rusmiyati (2009:35) menyatakan bahwa mata pelajaran fisika yang

disampaikan melalui proses penyelidikan ilmiah, dapat melatih dan

mengembangkan keterampilan proses pada peserta didik. Salah satu cara

melatihkan dan mengembangkan kemampuan berpikir yaitu melalui

pembelajaran sains yang menekankan pada pendekatan keterampilan proses.9

7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
8
Asmawati, Eka Y.S., “Lembar Kerja Siswa (LKS) Menggunakan Model Guided Inquiry
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis DanPenguasaan Konsep Siswa”, Jurnal
Pendidikan Fisika, Vol. 3, Nomor. 1, 2015, hlm. 2-3.
9
Ardhiamtari, “Pengembangan LKS berbasis keterampilan Proses Sains pada materi hokum
hukum dasar kimia”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran kimia Universitas Lampung, Vol. 4,
Nomor 1, 2015, hlm. 312-323.
5

Selain itu, Kebijakan baru pemerintah adalah merubah kurikulum menjadi

kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan kurikulum yang telah

diterapkan sebelumnya. Dari segi penilaian dan pendekatan yang digunakan

terdapat perbedaan, yaitu penilaian pada kurikulum 2013 adalah penilaian

autentik dan pendekatan saintifik. Penggunaan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran menuntut adanya perubahan setting dan bentuk pembelajaran

tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Pendekatan ilmiah

(scientific approach) menggunakan penilaian autentik, karena penilaian

autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik

dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan

menyimpulkan.

Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau

kontekstual yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi

mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karenanya,

penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran di SMA (Permendikbud No.65 Tahun 2013).10

Kegiatan pembelajaran sains akan bermakna bila pembelajarannya

dilakukan sesuai dengan hakikat sains itu sendiri. Belajar sains bukan hanya

mempelajari fakta, hukum, prinsip dan teori tetapi juga mengalami bagaimana

proses fakta dan prinsip tersebut diperoleh, pembelajaran tidak terfokus pada

guru, tetapi bagaimana membuat peserta didik aktif membangun

10
Husna Mayasari, Syamsurizal, Maison, “Pengembangan LembarKerja Siswa (LKS)
Berbasis Karaktermelalui Pendekatan Saintifik pada MateriFluida Statik untuk Sekolah
MenengahAtas”, Jurnal Edu-Sains, Vol. 4, Nomor. 2, Juli 2015, hlm. 30-36.
6

pengetahuannya sendiri, menemukan dan mengembangkan fakta dan

konsepnya sendiri melalui serangkaian metode ilmiah.11 Dengan hal tersebut,

dalam kegiatan pembelajaran sains khususnya pembelajaran Fisika peserta

didik dituntut untuk dapat berpikir lebih kritis untuk membangun pengetahuan

dalam dirinya sendiri dengan berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

Salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran di dalam kelas adalah

media pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu perangkat belajar

yang berguna untuk membantu guru menyampaikan pesan dan materi pelajaran

kepada peserta didik secara efektif dan efisien.12 Dengan demikian, untuk

mencapai keberhasilan suatu pembelajaran seorang guru harus menggunakan

suatu media pembelajaran yang dapat membantu dan mempermudah proses

pembelajaran baik itu untuk guru maupun untuk peserta didik.

Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat

mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru, media membantu

mengkonkritkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta

belajar aktif. Bagi peserta didik, media dapat menjadi jembatan untuk berpikir

kritis dan berbuat. media pembelajaran yang sesuai pernyataan tersebut dapat

berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.13

11
Derlina, “Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Media Visual Dan
Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa”, Jurnal Cakrawala Pendidikan, Nomor. 2,
Th. XXXV, hlm. 154.
12
Deni Hardianto, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer”, Jurnal
Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Khusus 2012.
13
Ramli, M.,“Rancangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Jurnal
Tarbiyah Islamiyah, Vol. 5, Nomor. 2, Juli-Desember 2015.
7

Menurut Majid (2011) Lembar Kerja Peserta Didik (student worksheet)

adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta

didik. Lembar kerja peserta didik biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah

untuk menyelesaikan suatu tugas.14

Trianto (2007) mendefinisikan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik adalah

panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan

dan pemecahan masalah. LKPD diharapkan dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik.15

Menurut Husna (2015) LKPD bukanlah perangkat yang baru bagi guru

dalam proses penyampaian pembelajaran. LKPD yang digunakan di sekolah

kebanyakan hanya berisi ringkasan dari materi pelajaran atau review dari

pokok bahasan setiap topik yang akan dipelajari peserta didik bahkan sebagian

lagi hanya berisi soal latihan atau pertanyaan-pertanyaan dan tidak melatih

peserta didik untuk melakukan proses penyelidikan. Bentuk LKPD seperti ini

dapat dilihat pada LKPD yang disusun sendiri oleh guru maupun LKPD yang

diperoleh dari penerbit. Dalam hal ini, peserta didik akan terbebani karena

harus menjawab soal-soal yang ada bukan menemukan konsep dari materi,

demikian juga guru akan terbebani dengan pekerjaan mengoreksi pekerjaan

peserta didik dari hasil mengerjakan LKPD.16

14
Sherlly Ferdiana Arafah, Bambang Priyono, Saiful Ridlo, “Pengembangan
LKSBerbasis Berpikir Kritis Pada MateriAnimalia”, Unnes Journal of Biology Education, Vol. 1,
Nomor. 2012, hlm. 175-81
15
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007.
16
Husna Mayasari, Syamsurizal, Maison, “Pengembangan LembarKerja Siswa (LKS)
Berbasis Karaktermelalui Pendekatan Saintifik pada MateriFluida Statik untuk Sekolah
MenengahAtas”, Jurnal Edu-Sains, Vol. 4, Nomor. 2, Juli 2015, hlm. 30-36.
8

Adapun menurut Rahayu (2013) Saat ini LKPD yang tersebar di sekolah

hanya berupa materi, soal-soal, dan tidak disesuaikan dengan kondisi peserta

didik. peserta didik hanya dituntut untuk membaca, menghafal, dan menjawab

latihan soal yang ada di dalam LKPD. Adapun lembar kerja peserta didik

dalam bentuk praktikum yang tersedia saat ini penyajiannya sangat singkat

hanya berupa alat dan bahan, cara kerja, dan pertanyaan saja. 17

Berdasarkan hasil observasi di sekolah, proses pembelajaran fisika masih

berfokus kepada guru sebagai informator yang berperan dominan dalam setiap

kegiatan pembelajaran. Tanpa disadari, dengan metode pembelajaran tersebut

akan membuat peserta didik menjadi pasif dan bosan serta tidak membangun

pemahaman dan kemampuan berpikir peserta didik karena guru terus menerus

menyampaikan materi pembelajaran secara lisan, kemudian peserta didik

hanya diminta mengerjakan soal-soal latihan. Sedangkan seperti yang kita tahu

bahwa pembelajaran fisika erat kaitannya dengan pengalaman langsung tentang

konsep materi fisika. Dengan demikian, diperlukan media pembelajaran yang

mampu membuat peserta didik belajar secara mandiri serta dapat

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik.

Selain itu, pembelajaran fisika disekolah sekolah belum sepenuhnya

menggunakan LKPD sebagai media pembelajaran. Pembelajaran di kelas

hanya menggunakan modul yang berisi materi singkat dan latihan-latihan soal

saja. Sekalipun disebagian sekolah menggunakan LKPD sebagai media

17
Rahayu, “Pengembangan Worksheet dengan Pendekatan Guided Inquiry pada Pokok
Bahasan Suhu dan Kalor untuk Mengoptimalkan Doman Proses Sains Siswa SMA Kelas X”,
Jurnal Radiasi, Vol. 3, Nomor. 1, 2013, hlm. 78-82
9

pembelajaran, LKPD yang digunakan belum optimal, dimana kebanyakan

LKPD yang digunakan di sekolah hanya berisi ringkasan dari materi pelajaran

atau pokok bahasan setiap topik yang akan dipelajari peserta didik, serta berisi

latihan soal yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan. LKPD jenis ini tidak

melatih peserta didik untuk berpikir kritis melakukan proses penyelidikan

karena hanya berisi kumpulan soal yang harus dikerjakan. Dalam hal ini,

peserta didik akan terbebani karena harus menjawab soal-soal yang ada bukan

menemukan konsep dari materi.

Tri Yana Mursidin (2019) dalam penelitianya yang bejudul

“Pengembangan LKPD Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Fluida

Statis di SMA “ menyatakan bahwa hasil analisis kebutuhan di SMA Negeri 2

Kluet Utara, diperoleh keterangan bahwa peserta didik kurang minat dan

kurang memahami dalam proses pembelajaran fisika, guru hanya

menggunakan LKPD yang ada di buku paket. Penggunaan media dalam

pembelajaran juga sangat jarang dilakukan oleh guru. Permasalahan ini sama

dengan hasil observasi peneliti ke sekolah. Adapun hasil respon peserta didik

terhadap LKPD berbasis pendekatan saintifik dengan persentase yang

diperoleh yaitu 81% dengan kriteria Tertarik.

Bedasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu

penelitian tentang pengembangan media pembelajaran SMA yang tertuang

dalam judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Fisika

Melalui Pendekatan Saintifik Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis

Peserta Didik SMA Pada Materi Fluida”


10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam

penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagaimana kelayakan produk Lembar Kerja Peserta Didik materi fluida

melalui pendekatan saintifik untuk melatih kemampuan berpikir kritis

peserta didik?

2. Bagaimana kemenarikan dan kemanfaatan Lembar Kerja Peserta Didik

materi fluida melalui pendekatan saintifik untuk melatih kemampuan

berpikir kritis peserta didik?

3. Bagaimana keefektifan Lembar Kerja Peserta Didik materi fluida melalui

pendekatan saintifik untuk melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik?

C. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dalam pengembangan ini

adalah:

1. Mengetahui kelayakan produk Lembar Kerja Peserta Didik materi fluida

melalui pendekatan saintifik untuk melatih kemampuan berpikir kritis

peserta didik.

2. Mendeskripsikan kemenarikan dan kemanfaatan Lembar Kerja Peserta

Didik materi fluida melalui pendekatan saintifik untuk melatih kemampuan

berpikir kritis peserta didik.


11

3. Mengetahui keefektifan produk Lembar Kerja Peserta Didik materi fluida

melalui pendekatan saintifik untuk melatih kemampuan berpikir kritis

peserta didik.

D. Spesifikasi Produk

Adapun spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian

pengembangan ini adalah sebagai berikut dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengembangan ini berorientasi menghasilkan pengembangan produk,

produk yang dihasilkan yaitu LKPD sebagai media pembelajaran.

2. Pengembangan produk yang dimaksud berupa LKPD untuk melatih

kemampuan berpikir kritis peserta didik.

3. Produk LKPD yang akan dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik

4. Materi yang disajikan dalam LKPD ini adalah materi fisika SMA/MA kelas

XI semester ganjil, yaitu pokok bahasan Fluida Statis

5. Subyek penelitian pengembangan adalah peserta didik kelas XI IPA SMA

6. Uji validasi atau kelayakan produk pengembangan terdiri dari uji kesesuaian

isi materi oleh dosen ahli materi Program Studi Tadris Fisika Universitas

Islam Negeri Mataram dan uji ahli desain dilakukan oleh dosen ahli media

Program Studi Tadris Fisika Universitas Islam Negeri Mataram

7. Uji kemenarikan dan kemanfaatan produk pengembangan dilakukan oleh

peserta didik kelas XI di SMA yang dilakukan pada uji lapangan dalam

bentuk angket.

8. Uji kefektifan produk pengembangan oleh peserta didik kelas XI IPA SMA

melalui uji lapangan atau uji coba pemakaian.


12

E. Urgensi Pengembangan

Salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran di dalam kelas adalah

media pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam

kelas dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru, media membantu

menyelaraskan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta didik

belajar secara aktif. Bagi peserta didik, media dapat menjadi jembatan untuk

berpikir kritis dan berbuat. Media pendukung dalam pembelajaran sangat

diperlukan sebagai fasilitas dalam menggali potensi pengetahuan peserta didik.

Media pembelajaran yang mendukung dalam pembelajaran di kelas salah

satunya adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD merupakan

panduan bagi peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan

penyelidikan atau pemecahan masalah dalam pembelajaran. Penggunaan

LKPD sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan aktivitas peserta didik

dalam proses pembelajaran. LKPD yang baik adalah LKPD yang mampu

melatih peserta didik untuk berpikir kritis dalam melakukan proses

penyelidikan dan mempunyai keinginan untuk beraktivitas sesuai dengan

instruksi. Pada dasarnya LKPD sangat tepat digunakan untuk membuat peserta

didik berpikir lebih dan menjadikan peserta didik bekerja secara mandiri.

F. Asumsi dan Keterbatasan


13

Asumsi yang di gunakan peneliti pada pengembangan Lembar Kerja

Peserta Didik melalui pendekatan saintifik pada mata pelajaran IPA pada

umumnya dan fisika pada khususnya di SMA adalah sebagai berikut:

1. Media pendukung pembelajaran fisika dengan bahasan materi fluida ini

mampu membuat peserta didik untuk aktif dalam menyelesaikan

permasalahan pembelajaran.

2. Keterbiasaan peserta didik menggunakan buku sebagai tempat memperoleh

informasi selain dari guru terkait materi pelajaran, dengan adanya lembar

kerja peserta didik ini selain menjadi penunjang juga dapat melatih peserta

didik dalam mengerjakan soal-soal latihan.

3. Peserta didik dapat belajar mandiri, berdiskusi maupun berkelompok.

4. Validasi produk yang di lakukan menggambarkan keadaan yang sebenar-

benarnya dan tanpa rekayasa, atau pengaruh dari siapapun dan dilakukan

oleh dosen yang ahli pada bidangnya.

5. Point-point dalam angket validasi menggambarkan keadaan yang

komprehensif.

Adapun keterbatasan dalam penelitian dan pengembangan lembar kerja

peserta didik melalui pendekatan saintifik pada mata pelajaran IPA pada

umumnya dan Fisika pada khususnya di SMA adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang dihasilkan berupa lembar kerja peserta didik

cetak ataupun soft file.

2. Hanya terfokus pada satu materi saja yaitu materi fluida statis.

3. Pengembangan menggunakan pendekatan saintifik.


14

4. Subjek uji coba lembar kerja peserta didik terbatas pada peserta didik kelas

XI di SMA/MA

5. Sumber data yang di gunakan dalam penilitian ini adalah pernyataan-

pernyataan responden.

6. Produk yang di kembangkan ini bukan untuk menggantikan media buku

namun sebagai media pendukung atau tambahan dalam belajar agar

menambah minat peserta didik dalam belajar.

G. Definisi Istilah

Penilitian ini terdiri dari beberapa istilah yang erat keterkaitannya dengan

masalah dalam penelitian, karena itu istilah-istilah itu perlu untuk didefinisikan

sebagai acuan di pembahasan lebih lanjut.

1. Pengembangan atau research and development (R&D) merupakan suatu

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk baru

yang dihasilkan dari mengembangkan dan menyempurnakan produk lama

yang dapat diuji keefektifannya dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Lembar Kerja Peserta Didik merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran-

lembaran yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk atau pedoman yang

digunakan untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah dalam

pembelajaran secara mandiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan

aktifvitas dan pemahaman dalam proses pembelajaran sehingga

mengoptimalkan hasil belajar peserta didik.


15

3. Pendekatan scientific atau pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang

digunakan dalam kurikulum 2013. Pendekatan scientific merupakan

pendekatan dalam pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk

mencari tahu dan memecahkan masalah pembelajaran melalui suatu proses

ilmiah yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

mengkomunikasikan.

4. Berpikir kritis dapat diartikan sebagai cara berpikir yang terarah atau

kemampuan dalam menganalisis ide maupun gagasan menuju kepada arah

yang lebih spesifik; mengidentifikasi, mengkaji, dan mengembangkannya ke

arah yang lebih baik sampai pada mendapatkan suatu kesimpulan.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan berisi tentang hal-hal yang akan dibahas dalam

pengembangan ini, sehingga diharapkan dapat mempermudah dan memberikan

gambaran secara umum kepada pembacanya. Sistematika penulisan skripsi

terdiri dari 3 bagian atau bab yaitu sebagai berikut:

1. BAB I: PENDAHULUAN

Pendahuluan memuat latar belakang masalah penulisan skripsi, rumusan

masalah, tujuan penelitian dan pengembangan, spesifikasi produk yang

diharapkan, urgensi pengembangan, asumsi dan keterbatasan penelitian dan

pengembangan, definisi istilah, dan sistematika penulisan skripsi

pengembangan.
16

2. BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka ini dibahas mengenai hasil kajian pustaka yang

mengungkapkan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip,

dan teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah

yang dihadapi atau dalam pengembangan produk yang diharapkan.

3. BAB III: METODE PENGEMBANGAN

Metode pengembangan memuat 3 hal pokok, yaitu model

pengembangan, prosedur penelitian dan pengembangan, dan ujicoba produk

.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan istilah

Research and Development (R & D) merupakan model penelitian yang

banyak digunakan dalam pengembangan pendidikan. Sugiyono (2010: 407)

menyatakan bahwa “Metode penelitian dan pengembangan merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan

menguji keefektifan produk tersebut”.18 Sejalan dengan pendapat Sugiyono,

Sanjaya (2013:129) juga mengungkapkan bahwa “Penelitian dan

pengembangan (R & D) adalah proses pengembangan dan validasi produk

pendidikan”.19 Menurut (Sunarto dan Hartono, 2008) penelitian

pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan menghasilkandan

mengembangkan produk berupa prototipe, desain, materi pembelajaran,

media, strategi pembelajaran, alat evaluasi pendidikan.

Penelitian untuk memecahkan masalah praktis dalam dunia pendidikan,

masalah di kelas, yang dihadapi dosen atau guru dalam pembelajaran.

18
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
19
Sanjaya,Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

17
18

Penelitian bukan untuk menguji teori, menguji hipotesis, namun menguji

dan menyempurnakan produk.20

Menurut Santyasa (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan

antara lain :

a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan

dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran

sebagai pertanggung jawaban terhadap kualitas pembelajaran.

b. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta

mediabelajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi peserta

didik.

c. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli,

dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk

yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

d. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media

pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara

sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan

originalitas.21

Berdasarkan pemaparan di atas metode penelitian dan pengembangan

merupakan metode penelitian yang digunakan untuk membuat atau

mengembangkan suatu produk untuk menghasilkan suatu produk baru yang

sebelumnya divalidasi dan diuji keefektifannya sebelum di pergunakan.

20
Sunarto dan Hartono, B. A. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
21
Santyasa, I W. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul.
Makalah disajikan dalam Pelatihan bagi para guru TK, SD, SMP,SMA, dan SMK di Kecamatan
Nusa Penida Kabupaten Klungkung tanggal 12-14 Januari 2009.
19

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Akhir-akhir ini sebutan untuk LKS beralih menjadi LKPD (Lembar Kerja

Peserta Didik). Hal ini disebabkan oleh perubahan paradigma atau

pandangan pendidikan tentang guru dan peserta didik. Jika dulu guru adalah

sebagai pengajar dan peserta didik dibelajarkan, pembelajaran cenderung

pasif, maka sekarang pendidikan kita di Indonesia menekankan bagaimana

agar peserta didik aktif dan pembelajaran berpusat kepada peserta didik itu

sendiri. Pada intinya peserta didik sekarang lebih sebagai peserta dalam

belajar sehingga istilah sekarang adalah guru lebih dianggap pendidik dan

peserta didik adalah peserta didik. Dilihat lagi aspek komponennya, ciri-ciri,

tujuan, syarat-syarat penyusunan serta fungsinya dapat dikatakan sama

antara LKS dan LKPD.

Prastowo (2011: 204) menjelaskan bahwa LKPD adalah suatu materi ajar

yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan

dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Melalui penggunaan

LKPD ini peserta didik mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang

berkaitan dengan materi pelajaran. Peserta didik juga dapat mendapatkan

arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan, pada saat

bersamaan, peserta didik diberi materi dan tugas yang berkaitan dengan

materi tersebut.22 Dari pernyataan tersebut, dapat dipahami bahwa LKPD

merupakan media bahan ajar yang dibuat sedemikian rupa yang di dalamnya

22
Prastowo, A. 2011. Pandauan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva

Press
20

berisi materi, ringkasan, dan tugas untuk latihan yang di sertai dengan

petunjuk atau arahan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.

Trianto (2010: 11) menjelaskan bahwa LKPD adalah panduan peserta

didik yang digunakan sebagai kegiatan penyelidikan atau pemecahan

masalah. Panduan di dalam LKPD dapat juga diartikan sebagai bentuk

latihan peserta didik untuk belajar mandiri dalam mencari, menyelidiki

menganalisis dan memecahkan suatu materi atau masalah yang berkaitan

dengan pembelajaranyang digunakan untuk mengembangkan aspek-aspek

yang harus dimiliki dalam proses pembelajaran.23 Disamping itu, LKPD

juga berguna untuk membantu guru dalam menyampaikan konsep yang

harus dipahami oleh seorang peserta didik dalam proses pembelajaran.

Menurut Suyanto dkk. (2011), LKPD adalah lembaran di mana peserta

didik mengerjakan sesuatu terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya.

Sesuatu yang dipelajari sangat beragam, seperti melakukan percobaan,

mengidentifikasi bagian-bagian, membuat tabel, melakukan pengamatan,

menggunakan mikroskop atau alat pengamatan lainnya dan menuliskan atau

menggambar hasil pengamantannya, melakukan pengukuran dan mencatat

data hasil pengukurannya, menganalisis data hasil pengukuran, dan menarik

kesimpulan.24

Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Yasir dkk. (2013) yang

menyatakan bahwa LKPD merupakan bimbingan (stimulus) guru dalam

23
Trianto. 2010. Perangkat Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
24
Suyanto, S., Paidi, dan Wilujeng, I. Lembar Kerja Siswa (LKS). Makalah disajikan
dalam Pembekalan guru daerah terdepan, terluar, dan tertinggal di Akademi Angkatan Udara
Yogyakarta tanggal 26 November-6 Desember 2011.
21

pembelajaran yag disajikan secara tertulis yang perlu memperhatikan

kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta

didik dan pemilihan materi serta pertanyaan sebagai stimulus yang efisien

dan efektif.25

Selanjutnya, pengertian LKPD menurut Purwoko (2013) LKPD adalah

lembaran-lembaran yang berisi materi ajar yang memiliki tujuan untuk

memberikan pengetahuan dan keterampilan menguasai materi. Selain itu

LKPD sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas peserta didik sikap

dan keterampilan pada peserta didik. Penggunaan LKPD memungkinkan

guru mengajar lebih optimal, memberikan bimbingan kepada peserta didik

yang mengalami kesulitan, memberi penguatan, serta melatih peserta didik

memecahkan masalah dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil

belajar. Peran LKPD dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat untuk

memberikan pengetahuan.26

Berdasarkan paparan dari beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa

LKPD merupakan lembaran-lembaran yang berisi berisi materi, ringkasan,

tugas dan pedoman di dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik

menyelesaikan masalah dalam pembelajaran secara mandiri dan memiliki

tujuan untuk meningkatkan aktifvitas dan pemahaman serta aspek-aspek

yang harus dimiliki dalam proses pembelajaran sehingga mengoptimalkan

hasil belajar peserta didik.

25
Yasir, M., Susantini, E., dan Isnawati. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks)
Berbasis Strategi Belajar Metakognitif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pewarisan Sifat Manusia. Jurnal Bioedu. 2(1), 2013, hlm. 77-83.
26
Purwoko, Prida. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lembar Kerja Siswa.
http://pridapurwoko.blogspot.com/. Diakses pada 1 Oktober 2020.
22

Adapun tujuan LKPD seperti yang dikatakan Hidayat (2013) adalah

sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki

oleh peserta didik

b. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap meteri yang telah

disajikan

c. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit

disampaikan secara lisan.

Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKPD dalam

proses pembelajaran adalah:

a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses.

d. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

e. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang

dipelajari melalui kegiatan belajar

f. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui kegiatan balajar secara sistematis.27

27
Hidayat, Rahmat. 2013. Pengembangan lembar kerja siswa beracuan pendekatan
penemuan terbimbing pada meteri segitiga untuk siswa kelas VII SMP.
23

Berdasarkan uraian di atas tujuan adanya LKPD adalah untuk

memberikan atau menambahkan serta mengembangkan pengetahuan dan

mencari tahu tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah

disajikan. Adapun mamfaat LKPD dalam pembelajaran adalah menjadi

pedoman bagi guru dan peserta didik dalam pembelajaran, membantu

peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, membantu

memahami konsep materi yang dipelajari, dan dapat mengaktifkan peserta

didik dalam proses pembelajaran.

Prastowo (2012: 205-207) menyatakan bahwa LKPD memiliki banyak

fungsi, tujuan, dan kegunaan dengan rincian sebagai berikut:

1. Fungsi

a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun

lebih mengaktifkan peserta didik.

b. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.

c. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk

memahami materi yang disampaikan.

d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

2. Tujuan

a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

memberi interaksi dengan materi yang diberikan.

b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan.

c. Melatih kemandirian belajar peserta didik.


24

d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

3. Manfaat

a. Memancing peserta didik terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran.

b. Membantu peserta didik menemukan suatu konsep dalam belajar.28

Selain memiliki tujuan dan mamfaat, LKPD juga memiliki kelebihan.

Seperti yang dijelaskan Setiono (2011: 10), LKPD memiliki kelebihan

internal dan eksternal.

Kelebihan produk LKPD secara internal, adalah disusun menggunakan

pendekatan yang ada pada siklus belajar yang dibuat mulai dari kegiatan

apersepsi sampai evaluasi sehingga dapat digunakan untuk satu proses

pembelajaran materi secara utuh dan panduan yang ada dalam LKPD dibuat

sedemikian rupa sehingga dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

Kemudian secara eksternal kelebihan produk LKPD adalah produk hasil

pengembangan dapat digunakan sebagai penuntun belajar peserta didik

secara mandiri ataupun kelompok, baik dengan menerapkan metode

demonstrasi maupun eksperimen, produk juga dapat digunakan sebagai alat

evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep dan juga dapat

digunakan untuk memberi pengalaman belajar secara langsung kepada

28
Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press.
25

peserta didik dan lebih menuntut keaktifan proses belajar peserta didik bila

dibandingkan menggunakan media lain.29

Menurut Damayanti dkk. (2013), langkah-langkah aplikatif membuat

LKPD, yaitu (1) melakukan analisis kurikulum, (2) menyusun peta

kebutuhan LKS, (3) menentukan judul-judul LKPD, (4) penulisan LKPD.

Selain itu, dijelaskan juga evaluasi LKPD secara umum, yaitu (1)

pengetahuan, (2) keterampilan, (3) sikap, (4) produk/benda kerja sesuai

kriteria standar, (5) batasan waktu yang telah ditetapkan, (6) kunci

jawaban/penyelesaian.30

3. Pendekatan Saintifik

Menurut Fadlillah (2014:175-176), pendekatan saintifik adalah

pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui

proses ilmiah. Pendekatan Saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang

dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning),

mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan

(communication). Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa Pendekatan Saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam

29
Setiono, Budi. 2011. Pengembangan Alat Perekam Getaran Sebagai Media
Pembelajaran Konsep Getaran. Bandar Lampung: Universitas lampung
30
Damayanti, D. S., Ngazizah, N., dan Setyadi, E. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis
Peserta Didik pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Radiasi. 3(1), 2013, hlm. 58-62.
26

pembelajaran melalui proses ilmiah yang dilakukan melalui kegiatan

mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.31

Menurut Daryanto (2014: 51). Pembelajaran dengan pendekatan

saintifik adalah pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta

didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,

hukum atau prinsip yang ditemukan.32

Menurut Sagala (2013:69) Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk

memberi pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami

berbagai materi menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran diarahkan

untuk mendorong peserta didik mencaritahu dari berbagai sumber melalui

pengamatan, bukan sekedar diberikan oleh guru. Tujuan dari pendekatan ini

adalah peserta didik mampu memecahkan masalah yang akan dihadapi

dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.33

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a. Berpusat pada peserta didik.

31
Fadillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, & SMA/MA.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
32
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saentifik Kurikulum 2913. Yogyakarta:
Gava Media.
33
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
27

b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengontruksi konsep,

hukum atau prinsip.

c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan.

d. Dapat mengembangkan karakter peserta didik.34

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada

keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan

berpikir tingkat peserta didik.

b. Tercipta kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa

belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

c. Diperoleh hasil belajar yang tinggi. 35

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.

b. Pembelajaran membentuk student self concept.

c. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

peserta didik.

d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi

34
M. Hosnan, 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21,
Bogor: Ghalia Indonesia
35
Ibid., hlm. 37
28

e. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang

dikontruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya. 36

Menurut Pemendikbud No. 81A langkah-langkah pendekatan saintifik

yaitu mengamati, menanya, mengumpulkasn informasi, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan, selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

a. Mengamati, yaitu kegiatan peserta didik mengidentifikasi melalui

membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).

Alternatif kegiatan mengamti antara lain observasi lingkungan,

mengamati gambar, video, tabel, dan grafik data, menganalisis peta,

membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet

maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati

adalah peserta didik dapat mengidentifikasi masalah.

b. Menanya, yaitu kegiatan peserta didik mengungkapkan apa yang ingin

diketahuinya baik yang berkenan dengan suatu objek, peristiwa atau

suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, peserta didik membuat

pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum

diketahuinya, bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat

hipotesis. Hasil belajar dari kegiatan menanya adalah peserta didik dapat

merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.

c. Mencoba, yaitu kegiatan peserta didik mencari informasi sebagai bahan

untuk dianalisis dan disimpulkan. Dalam kegiatan ini dapat diperoleh

melalui membaca buku, mengumpulkan data sekunder observasi

36
Ibid., hlm. 37
29

lapangan, eksperimen, wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-

lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah peserta didik

dapat menguji hipotesis.

d. Mengasosiasi, yaitu kegiatan peserta didik mengolah data dalam bentuk

serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu.

Dalam kegiatan mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan,

peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya peserta didik

menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan

antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat

ditarik simpulan dan ditemukannya prinsip dan konsep penting yang

bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan

wawasan pengetahuannya.

e. Mengkomunikasikan, yaitu kegiatan peserta didik mendeskripsikan dan

menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya,

mengumpulkan data dan mengolah data, serta mengasosiasi yang

ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Hasil

belajar dari kegiatan mengkomunikasikan adalah peserta didik dapat

memformulasikan dan mempertanggung jawabkan pembuktian

hipotesis.37

37
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
30

4. Berpikir kritis

Keberhasilan seseorang dalam hidupnya ditentukan oleh kemampuan

cara berpikirnya. Terdapat banyak sekali kemampuan berpikir, salah

satunya adalah kemampuan berpikir kritis.

Menurut Enis, kemampuan berpikir kritis merupakan sebuah proses

yang betujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai apa

yang dipercayai untuk dilakukan.38 Oleh sebab itu, kemampuan berpikir

kritis menjadi kemampuan yang esensial dalam kehidupan dan berfungsi

dalam semua aspek kehidupan.

Menurut Matindas berpikir kritis adalah aktivitas mental yang

dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pertanyaan. 39 Matindas

juga mengungkapkan banyak sekali orang yang tidak terlalu membedakan

antara berpikir kritis dan berpikir logis, dimana berpikir kritis itu dilakukan

untuk mengambil keputusan sedangkan berpikir logis itu dilakukan untuk

membuat kesimpulan.

Menurut Wahidin, ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari

pembelajaran yang menekankan pada proses kemampuan berpikir kritis,

yaitu:40

38
D.I. Yulianti, “Pembelajaran Fisika Berbasis Hands on Activies Untuk Menumbuhkan
Kemampuan Berpikir Kritis Dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia, ISSN: 1693-1246, Januari 2011, h. 24
39
Siti Zubaidah, “Berpikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat
Dikembangkan melalui Pembelajaran Sains”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Sains
2010 dengan Tema “Optimalisasi Sains Untuk Memberdayakan Manusia” di Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya, 16 Januari 2010, h. 2
40
Mahanal. Susriyanti. Dkk, Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan
Strategi Kooperatiif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis, (Malang: Jurnal penelitian UM. 2008)
31

a. Belajar lebih ekonomis, yakni bahwa apa yang diperoleh dalam

pengajarannya akan membekas dalam pikiran siswa

b. Cenderung menambah semangat belajar dan antusias baik pada guru

maupun pada peserta didik

c. Diharapkan peserta didik dapat memiliki sikap ilmiah

d. Peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah baik pada saat

proses belajar mengajar dikelas maupun dalam permasalahan kehidupan

nyata.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

berpikir kritis merupakan suatu kemampuan proses dalam berpikir dengan

tepat, terarah, jelas atau beralaskan, reflektif dalam pengambilan suatu

keputusan yang dapat dipercaya dan sangat diperlukan dalam kehidupan

untuk menganailis suatu permasalahan sehingga dapat diselesaikan.

Ennis mengelompokkan indikator aktivitas berpikir kritis ke dalam lima

besar aktivitas berikut, yang dalam prakteknya dapat bersatu padu

membentuk sebuah kegiatan atau terpisah-pisah hanya beberapa indikator

saja diantaranya sebagai berikut.41

a. Basic clarification (memberikan penjelasan dasar) yang terdiri atas:

fokus pada pertanyaan, menganalisis pendapat, mengklarifikasi suatu

penjelasan melalui tanya-jawab.

41
Restu, Hanindita, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan Problem
Based Learning”, Jurnal Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, ISBN.
978-602-73403-0-5, 2015, h. 602
32

b. The basic for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan)

yang terdiri atas: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya

atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil

observasi.

c. Inference (menarik kesimpulan) yang terdiri atas: mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan

hasil induksi, dan membuat dan menentukan pertimbangan nilai.

d. Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang meliputi:

mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi tersebut,

mengidentifikasi asumsi

e. Supposition (memperkirakan dan menggabungkan) yang terdiri dari:

mempertimbangkan alasan atau asumsi-asumsi yang diragukan tanpa

menyertakannya dalam anggapan pemikiran kita, menggabungkan

kemampuan dan karakter yang lain dalam penentuan keputusan

Kneedler dalam Costa mengemukakan langkah berpikir kritis seperti

disalin Wahidin yang dapat dikelompokkan menjadi tiga langkah:

pengenalan masalah- masalah, menilai informasi dan memecahkan masalah

atau menarik kesimpulan. Lebih rinci diungkapkan bahwa untuk melakukan

langkah-langkah itu diperlukan keterampilan yang dinamai Twelve essential

Critical Thinking Skill (12 keterampilan esensial dalam berpikir kritis),

berikut.42

42
Siti Zubaidah, “Berpikir Kritis: Kamampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat
Dikembangkan Melalui Pembelajaran Sains”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Sains
33

a. Memberikan penjelasan dasar (Elementary clarification).

Dalam aspek ini, indikator yang digunakan untuk menyelesaikan

soal fisika adalah fokus tentang apa masalahnya, apa yang diketahui dan

apa yang merupakan inti persoalan sebelum ia memutuskan untuk

memilih strategi atau prosedur yang tepat

b. Menentukan dasar pengambilan keputusan (The basis for the decision).

Dalam aspek ini, peserta didik harus menuliskan pertanyaan yang

diberikan berdasarkan apa yang diketahui dan memberikan langkah-

langkah penyelesaian soal.

c. Menarik kesimpulan(Inference).

Dalam aspek ini, peserta didik menuliskan kesimpulan berdasarkan

langkah- langkah dalam pemecahan soal.

Tabel 2.1 Hubungan langkah saintifik dengan kompetensi berpikir


kritis dalam LKPD

Langkah Saintifik Kegiatan Belajar Kompetensi Yang


Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, Melatih Peserta Didik
melihat dalam ketelitian dan
mencari informasi

Menanya Mengajukan pertanyaan Mengembangkan


tentang informasi yang kreatifitas, rasa ingin tahu,
tidak dipahami atau kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk pertanyaan untuk
mendapatkan informasi membentuk pikiran kritis
tambahan tentang apa untuk berargument atau
yang diamati memberikan penjelasan

2010 dengan Tema “Optimalisasi Sains Untuk Memberdayakan Manusia” di Pascasarjana


Universitas Negeri Surabaya, 16 januari 2010, h. 2
34

atau pendepatan

Mengumpulkan Melakukan eksperimen Mencoba untuk


informasi meningkatkan rasa ingin
(Mencoba) tahu peserta didik dalam
mengembangkan
kreatifitas,
mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak,
mengamati dan
mempertimbangkan suatu
laporan hasil observasi
dapat dilakukan melalui
membaca, mengamati,
kejadian atau objek
tertentu,
eksperimen/praktek

Mengasosiasi Mengolah informasi yang Mengembangkan sikap


(Menalar) sudah dikumpulkan dari teliti, dan kemampuan
hasil kegiatan eksperimen menerapkan prosedur
maupun hasil dari dan kemampuan berpikir
kegiatan mengamati dan dalam menyimpulkan
kegiatan mengumpulkan
informasi

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil Mengembangkan sikap


pengamatan kesimpulan teliti, dan
berdasarkan hasil analisis mengembangkan
secara lisan, tulisan atau kemampuan berfikir
media lainnya sistematis serta
mengungkapkan pendapat
atau berargumen dan
menyimpulkan.

5. Fluida Statis

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Jadi termasuk zat cair dan gas.

Zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap


35

perubahan bentuk ketika ditekan disebut Fluida. Dalam fluida statis ini

membahas mengenai fluida dalam keadaan diam.

a. Massa Jenis

Salah satu sifat yang paling penting dari suatu bahan adalah

densisitasnya yang didefinisikan sebagai massa persatuan volume. Massa

jenis (density) ρ = , dimana m adalah massa benda dan V adalah

volume benda. Massa jenis merupakan sifat khas dari suatu zat murni.

Benda-benda yang terbuat dari unsur murni, seperti emas murni bisa

memiliki berbagai ukuran atau massa tetapi massa jenis akan sama untuk

seluruhnya.

b. Tekanan

Tekanan didefinisikan sebagai gaya tiap persatuan luas, dimana

apabila gaya (F) dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan luas

(A), maka tekanan pada permukaan tersebut dirumuskan dengan

persamaan:

P=

Dimana:

P = Tekanan (N/ )

F = Gaya tekan (N)

A = Luas gaya tekan ( )

Satuan tekanan yang lain adalah pascal (Pa), atmosfer (atm), cm

raksa (cmHg) dan milibar (mb).

1 N/ = 1 Pa
36

1 atm = 76 cmHg = 1,01 × Pa = 1, 01 bar

1 bar = Pa

Penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari misalnya

pada pisau dan paku. Ujung paku dibuat runcing dan pisau dibuat tajam

untuk mendapatkan tekanan yang lebih besar, sehingga lebih mudah

menancapkan pada benda lain.

c. Tekanan Hidrostatis

Tekanan yang berlaku pada zat cair dalam keadaan diam adalah

tekanan hidrostatis, yang dipengaruhi kedalamannya Besarnya tekanan

hidrostatis disembarang titik di dalam fluida dapat ditentukan sebagai

berikut.

Gambar 2.1 Tekanan pada kedalaman h pada zat cair

Misalnya sebuah kotak berada pada kedalaman h di bawah

permukaan zat cair yang massa jenisnya ρ, seperti Gambar. Tekanan

yang dilakukan zat cair pada alas kotak disebabkan oleh berat zat cair di

atasnya. Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu

tertarik kebawah, semakin tinggi zat cair dalam wadah, semakinberat zat
37

cair tersebut, sehingga semakin besar juga tekanan zat cair pada dasar

wadahnya. Rumus tekanan hidrostatis:

P= =

karena m = ρ.V dan V= A.h, maka:

P= =

P = ρ. g. h
dengan:

P = Tekanan hidrostatis (N/ )

ρ = Massa jenis zat cair (Kg/ )

g = Percepatan gravitasi (m/ )

h = Kedalaman (m)

Apabila tekanan udara luar (tekanan barometer) diperhitungkan,

maka dari persamaan di atas dihasilkan:

P= + ρgh

dengan:

= tekanan udara luar (N/ )

Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa tekanan di dalam zat cair

disebabkan oleh gaya gravitasi yang besarnya tergantung pada

kedalamanya.

d. Hukum Pokok Hidrostatika

Sebelumnya tekanan hidrostatik zat cair tergantung pada

kedalamanya, P = ρ. g. h. Hal ini menunjukkan bahwa titik yang berada

pada kedalaman yang sama mengalami tekanan hidrostatik yang sama

pula. Fenomena ini dikenal dengan Hukum Hidrostatika yang dinyatakan


38

“Tekanan hidrostatik di semua titik yang terletak pada satu bidang

mendatar di dalam satu jenis zat cair besarnya sama.”

Gambar 2.2 Tekanan hidrostatik dititik A, B dan sama

= = ρ. g. h

Hukum pokok hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan

massa jenis zat cair dengan menggunakan pipa U. Zat cair yang sudah

diketahui massa jenisnya ( )

dimasukkan dalam pipa U,

kemudian zat cair yang akan dicari

massa jenisnya ( ) dituangkan

pada kaki yang lain setinggi .


Gambar 2.3 Pipa U untuk
Adapun adalah tinggi zat cair menentukan massa jenis zat
cair
mula-mula, diukur dari garis batas

kedua zat cair. Berdasarkan Hukum Pokok Hidrostatika, maka:

. g. = . g.

. = .
39

Hidrostatika dimamfaatkan antara lain pada pemasangan infus,

ketinggian diatur sedemikian rupa sehingga tekanan zat cair pada infus

lebih besar daripada tekanan darah dalam tubuh.

e. Hukum Pascal

Hukum pascal menyatakan bahwa “Tekanan yang diberikan di

dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah“.

Berdasarkan hukum ini diperoleh prinsip bahwa dengan gaya yang kecil

dapat menghasilkan suatu gaya yang lebih besar.

Gambar 2.4 Pesawat Hidrolik berdasarkan Hukum Pascal

Pada gambar di atas, apabila penghisap 1 ditekan dengan gaya F1

maka zat cair menekan ke atas dengan gaya A1. Tekanan ini akan

diteruskan ke penghisap 2 yang besarnya A2. karena tekanannya

kesegala arah, maka di dapatkan persamaan:

= ,
40

Untuk penghisap berbentuk silinder maka, =

dengan:

= gaya yang dikerjakan pada penghisap 1 (N)

= gaya yang dikerjakan pada penghisap 2 (N)

= luas penghisap 1 ( )

= luas penghisap 2 ( )

= diameter ( )

Alat-alat bantu manusia yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum

pascal adalah dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik

pengangkat mobil, mesin penggerak hidrolik, dan rem hidrolik pada

mobil.

f. Hukum Archiemedes

Hukum Archiemedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami

oleh benda apabila berada dalam fluida. Misalnya batu terasa lebih ringan

ketika berada didalam air dibangdingkan ketika berada di udara. Berat di

dalam air sesungguhnya tetap, tetapi air melakukan gaya yang arahnya

keatas. Hal ini menyebabkan berat batur berkurang sehingga batu terasa

lebih ringan.

Archiemedes mengaitkan antata gaya apung yang dirasakannya

dengan volime zat cair yang dipindahkan benda. Sehingga dikenal

dengan hukum archiemedes yang berbunyi, " gaya apung yang bekerja

pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kedalam

fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut ".
41

= –

Fa = . .g

dimana:

= gaya archiemedes

= berat balok di udara

= berat balok di dalam zat air

= massa jenis zat cair (Kg/ )

= volume benda yang tercelup ( )

g = Percepatan gravitasi bumi (m/ )

Kedudukan benda dalam zat cair dapat dikelompokkan dalam 3

bagian sebagai berikut:

1) Mengapung

Sebuah benda dikatakan mengapung apabila berat benda lebih

kecil daripada jenis zat cair

.g ˂ .g.

.g. ˂ .g.

Karena ˂ , maka benda akan mengapung karena ˂

2) Melayang

Sebuah benda dikatakan melayang apabila berat benda tesebut

sama dengan gaya ke atas zat caiir.

.g = .g.
42

.g. = .g.

Kaena = , maka benda akan melayang karena =

3) Tenggelam

Sebuah benda dikatakan tenggelam apabila berat benda tersebut

lebih besar daripada jenis zat cair.

.g˃ .g.

.g. ˃ .g.

Karena ˃ , maka benda akan melayang karena ˃

Gambar 2.5 Konsep Hukum Archiemedes

Beberapa alat yang bekerja berdasarkan Hukum Archiemedes antara

lain kapal laut, galangan kapal, hydrometer dan balon udara.43

43
Bambang, Haryadi. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
43

B. Kajian Penilitian yang Relevan

Dari judul di atas, penulis dapat kaitkan beberapa karya ilmiah yang

relevan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian

terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang. Maka menghindari

penjiplakan, beberapa skripsi yang memiliki tema mirip dengan tema ini,

antara lain:

Penelitian Wulandari Fitriani, Fauzi Bakri Dan Sunaryo (2017) yang

berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Untuk Melatih

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill) Siswa

SMA”. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan lembar

kerja siswa (LKS) dalam mata pelajaran fisika yang dapat digunakan untuk

melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill) Siswa

SMA. Hasil validasi menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan sudah layak

secara materi, media dan pembelajaran dengan skala penilaian rata-rata di atas

85% yang dikategorikan sangat baik.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama sama

menggunakan metode Research and Development pada LKS Fisika SMA.

Sedangkan perbedaan penelitian dahulu menggunakan model pengembangan

Dick and Carey untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order

Thinking Skill) sedangkan penelitian sekarang menggunakan model Borg and

Galluntuk melatih kemampuan berpikir kritis.

Penelitian Muhammad Reyza Arief Taqwa, Revnika Faizah dan Lugy

Rivaldo (2019) yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa


44

Berbasis POE dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa pada Topik Fluida

Statis”. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan validasi LKM berbasis

POE, mendiskripsikan respon, dan mendiskripsikan kemampuan berpikir kritis

mahasiswa setelah menggunakan LKM berbasis POE. Dari analisis yang di

dapat, seluruh indikator memperoleh hasil validasi ahli dengan kategori sangat

valid. Mahasiswa secara keseluruhan memberikan respon positif terhadap

produk dan kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan sebesar 69,60%

sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir mahasiswa berada

pada kategori kritis.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama sama

menggunakan metode Research and Development dan mengukur kemampuan

berpikir kritis. Perbedaan penelitian terdahulu berbasis POE dan diterapkan

dijejang perguruan tinggi dengan model pengembangan ADDIE sedangkan

penelitan sekarang melalui pendekatan saintifik dan diterapkan pada jenjang

SMA dengan model pengembangan Borg and Gall.

Penelitian Husna Mayasari, Syamsurizal dan Maison (2015) dalam judul

“Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Karakter melalui

Pendekatan Saintifik pada Materi Fluida Statik untuk Sekolah Menengah

Atas”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis karakter

dengan pendekatan saintifik pada materi fluida statik. Analisis perkembangan

karakter menunjukkan karakter siswa berada pada kategori mulai berkembang

menjadi membudaya, sedangkan pengaruh LKS terhadap keterampilan siswa

dalam melakukan praktikum berada pada kriteria baik. Persamaan penelitian


45

dahulu dengan sekarang adalah model penelitian Research and Development

dengan pendekatan saintifik dan materi yang sama. Sedangkan perbedaan

penelitian terdahulu berbasis karakter dan mengukur perkembangan karakter

dan keterampilan praktek siswa dengan model perkembangan Dick and Carey

sedangkan penelitian sekarang untuk melatih kemampuan berpikr kritis dan

menggunakan model pengembangan Borg and Gall.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran fisika bertujuan untuk membekali peserta didik memiliki

sederet kompetensi teori dan konsep fisika yang telah dijabarkan dalam Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang tersirat dalam Permendiknas nomor

22 tahun 2007 tentang Standar Isi dan nomor 23 tahun 2007 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Khusus untuk pelajaran fisika. Permendiknas tentang

standar isi menyatakan bahwa fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

dan MA adalah agar peserta didik memiliki kemampuan, salah satunya adalah:

1) Memupuk sikap ilmiah yang mencakup: jujur, terbuka dalam menerima

pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentu, kritis terhadap pernyataan ilmiah

yaitu tidak mudah percaya tanpa ada dukungan hasil observasi empiris, dapat

bekerjasama dengan orang lain dan 2) Memberi pengalaman untuk dapat

mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan merancang dan merakit

instrumen percobaan, mengumpulkan mengolah, dan menafsirkan data,

menyusun laporan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan

tertulis.
46

Adapun proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang

dilaksanakan menggunakan pendekatan scientific, yaitu pendekatan yang

menggunakan langkah-langkah scientist dalam membangun pengetahuan

melalui metode ilmiah. Konsep pendekatan scientific ini mempunyai kriteria

mendorong dan menginspirasi siswa berfikir kritis, analisis, dan tepat dalam

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan

materi pembelajaran.

Pada faktanya kebanyakan pembelajaran yang dilakukan guru masih

bersifat teacher center. Hal ini mengakibatkan pola belajar peserta didik

cenderung menghafal, serta kemampuan berpikir dan daya analisis peserta

didik kurang berkembang. Pengetahuan peserta didik yang diperoleh peserta

didik melalui kegiatan penemuan dan analisis akan dapatbertahan lebih lama

dalam ingatan. Perbaikan proses dan hasil pembelajaran perludilakukan dengan

menerapkan metode atau menggunakan media pembelajaran yang mendorong

peserta didik untuk menemukan dan menganalisis konsep sendiri. Berikut

diagram kerangka berpikir dalam penelitian ini:


47

Permendiknas Nomor 22 Tahun


2007 Tentang Standar Isi dan
Permendiknas Nomor 23 Tahun Kurikulum 2013
2007 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Khusus
Pelajaran Fisika

Fakta
dilapangann

1. Pembelajaran didominasi oleh guru ( teacher centered)


2. Metode mengajar guru dominan ceramah dan tanya jawab.
3. Keterbatasan keterampilan guru menggunakan media dan
ketersediaan media itu sendiri.
4. LKS yang beredar dipasaran atau sekolah belum melatih
peserta didik untuk berpikir kritis dan menemukan konsep
sendiri.

1. Siswa lebih banyak menghafal fakta


daripada menemukan sendiri.
2. Proses pembelajaran kurang menarik.
3. Peserta didik menjadi pasif.
4. Kemampuan berpikir kritis peserta didik
rendah.
5. Hasil belajar siswa rendah

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Fisika Melalui Pendekatan Saintifik untuk Melatih
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA pada
Materi Fluida

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENGEMBANGAN

A. Model Pengembangan

Jenis Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian

pengembangan atau dikenal dengan istilah R&D (Research and Development),

yang bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran fisika dalam

bentuk LKPD yang berorientasi pada produk.

Metode penelitian pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya (Resesarch

and Devolopment) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Adapun model penelitian pengembangan yang di pakai dalam penelitian ini

adalah model pengembangan yang di kemukakan oleh Borg and Gall.44

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan dengan mengadopsi

model Borg and Gall. Berikut penjelasan dari skema langkah-langkah

penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall.

1. Analisis kebutuhan

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi lapangan untuk

mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi masalah-masalah yang

terjadi disekolah. Dari observasi tersebut, peneliti melakukan analisis

44
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.

47
48

kebutuhan terhadap produk yang akan dikembangkan sehingga diperlukan

pengembangan produk.

2. Desain produk

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah merancang prototipe awal

LKPD berbasis pendekatan saintifik yaitu menyusun sistematika LKPD dan

menyusun instrumen penelitian. Sistematika LKPD memuat penyajian

materi dalam LKPD dan bentuk visualisasi yang akan digunakan sedangkan

instrument penelitian yang disusun peneliti diantaranya lembar validasi

LKPD, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar validasi RPP,

soal tes dan lembar validasi soal tes.

3. Pengembangan produk

Pada tahap ini mulai dibuat bentuk awal media pembelajaran LKPD

yang akan dikembangkan. Tahap ini memiliki tujuan untuk menghasilkan

LKPD yang akan dikembangkan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini

menetapkan materi, mencari buku referensi materi, menata materi, memilih

gambar dan menyusun produk.

4. Revisi produk

Pada tahap ini dilakukan konsultasi produk yang dikembangkan kepada

dosen pembimbing dan validator terkait semua aspek yang terdapat dalam

LKPD yang dikembangkan. Revisi atau perbaikan dilakukan berdasarkan

hasil validasi dan saran-saran atau masukan, baik aspek isi atau materi,

aspek penyajian, maupun aspek tampilan dari tim ahli sebagai validator.
49

5. Uji coba lapangan

Pada tahap uji coba lapangan, produk digunakan dalam proses

pembelajaran untuk mengetahui kelayakan produk dari aspek pembelajaran

di kelas

6. Revisi Akhir

1. Analisis 2. Desain 3. Pengembangan


kebutuhan

Revisi Akhir 5. Uji Coba 4. Revisi produk


Lapangan

Gambar 3.1 Skema Model Pengembangan Bahan Ajar Menurut Borg


And Gall.45

C. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Uji coba produk merupakan bagian penting dalam penelitian

pengembangan, dimana tujuan dari uji coba produk ini adalah untuk

mengetahui apakah produk yang dikembangkan layak digunakan atau tidak.

Adapun tahapan dalam uji coba produk ini sebagai berikut :

a. Uji ahli atau uji validasi produk, dimna uji ahli atau uji validasi produk

ini dilakukan oleh ahli media dan ahli materi pada bidangnya. Uji coba

ini bertujuan untuk mereview, memeriksa, mengevaluasi atau

menganalisis produk yang dikembangkan, memberikan kritikan berupa

45
Muji, “pengembangan perngkat pembelajaran keterampilan membaca model pembelajaran
kontekstual”, Vol. 3, No 2, November 2014, hlm. 3.
50

perbaikan, masukan dan memvalidasi produk apabila sudah benar benar

siap atau layak digunakan.

b. Uji coba praktisi lapangan, dalam uji coba ini produk diuji oleh guru mata

pelajaran fisika. Tujuannya adalah untuk melihat kesalahan-kesalahan

kecil yang terlepas dalam pengamatan ahli validasi produk sehingga dapat

dilakukan perbaikan jika memang diperlukan sebelum diuji cobakan

kepada sasaran pengguna produk yakni peserta didik.

c. Uji coba lapangan, adalah uji coba kepada peserta didik sasaran pengguna

produk yang dikembangkan.

2. Subjek Uji Coba

Adapun subjek uji coba dalam penelitian pengembangan ini adalah

peneliti sekaligus pengembang media. Subjek uji coba validasi produk

untuk ahli media dan ahli materi adalah dosen Fakultas Tarbiyah dan

keguruan Universitas Islam Negeri Mataram dan guru bidang studi fisika.

sedangkan subjek uji coba produk atau sasaran pengguna produk adalah

peserta didik SMA kelas XI.

3. Jenis Data

Data yang akan dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini adalah

data kualitatif. Untuk sumber data sesuai dengan prosedur pengembangan

yang sudah dilakukan yang berisi masukan dari tiap-tiap ahli dan juga hasil

wawancara atau hasil angket (kuesioner) ataupun observasi. Untuk

perhitungan persentasenya menggunakan data kuantitatif.


51

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh

peneliti mengenai tanggapan dan penilaian dari ahli materi, dan ahli media

terhadap media yang telah dibuat, disertai pula dengan respon peserta didik

terhadap penggunaan media didalam kelas. Instrumen yangdibuat divalidasi

oleh ahli yang biasa disebut dengan penilaian ahli sehingga diperoleh alat

pengumpulan data yang valid.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang

meliputi 3 tahapan46:

a. Reduksi Data

Mereduksi data dilakukan untuk merangkum data, memfokuskan

pada data yang penting, dan mencari tema pola datanya. Pada tahap ini

peneliti menyeleksi setiap data yang masuk dari hasil observasi kemudian

mengolah dan melakukan perhitungan data (tabulasi data) sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai.

1) Tabulasi data

Tabulasi data dilakukan pada hasil validasi dosen ahli. Berikut

pedoman penilaian kevalidan pada perangkat penelitian..

Tabel 3.1 Kriteria penskoran kevalidan perangkat

46
Fery Romadhoni, “Pola Komonikasi Di Kalangan Pecandu Game Let’s Rich Di Komonitas
Xlite Tenggorang”, Vol. 5, No 1, 2017, hlm. 245.
52

Skor Kriteria

1 Tidak valid

2 Kurang valid

3 Valid

4 Sangat valid

2) Lembar validasi

Data hasil lembar validasi yang terkumpul kemudian ditabulasi.

Hasil tabulasi tiap produk dan isntrumen dicari persentasenya setiap

item atau indikator dengan rumus:

P= × 100 %

sedangkan untuk persentase rata rata keseluruhan aspek

menggunakan rumus:

P= × 100 %

3) Angket respon peserta didik

Data hasil angket yang terkumpul kemudian ditabulasi. Hasil

tabulasi dicari persentasenyasetiap aspek dengan rumus:

P= × 100 %

sedangkan untuk persentase rata rata keseluruhan aspek

menggunakan rumus:

P= × 100 %

dimana, skor max


53

4) Kemampuan berpikir kritis peserta didik

Persentase rata rata kemampuan berpikir kritis peserta didik

dianalisis menggunakan rumus:

P= × 100 %

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi

disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan. Bentuk penyajian data yang dilakukan peneliti dalam

penelitian ini adalah menyusun data dalam bentuk deskripsi informasi

yang sistematis dalam bentuk tabel maupun grafik.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan

untuk mengambil tindakan. Dalam hal ini peneliti melakukan

perbandingan terhadap pernyataan responden terhadap permasalahan

penelitian sehingga dipeoleh kesimpulan. Dapat dilihat pada gambar di

bawah:

Koleksi Data Penyajian data

Reduksi data
Kesimpulan/verifikasi

Gambar 3.2 Analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman


BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN PRODUK

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pengembangan

lembar kerja peserta didik fisika melalui pendekatan saintifik pada materi fluida

statis yang dikembangkan melalui prosedur pengembangan dari model

pegembangan borg and gall. Adapun deskripsi data hasil pengembangan untuk

setiap tahapan seperti diuraikan berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan peserta didik di kelas

XI IPA melalui observasi. Diperoleh keterangan bahwa peserta didik kurang

minat, merasa bosan dalam pembelajaran fisika dan kurang memahami dalam

proses pembelajaran fisika. Proses pembelajaran juga masih berfokus kepada

guru sebagai informator yang berperan dominan dalam pembelajaran. Selain

itu, guru juga hanya menggunakan lembar kerja peserta didik yang ada di buku

paket serta penggunaan media dalam pembelajaran juga jarang dilakukan.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti ingin mengembangkan lembar kerja

peserta didik berbasis pendekatan saintifik pada materi fluida statis untuk

membantu guru dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan minat serta

melatih peserta didik untuk lebih berpikir kritis.

2. Desain Produk

Setelah melakukan analisis, selanjutnya adalah melakukan perancangan

yang meliputi dua bagian yaitu menyusun sistematika LKS dan instrumen

penelitian.

54
55

a. Menyusun Sistematika LKPD

Dalam tahap ini dilakukan penentuan sistematika LKPD yang memuat

penyajian materi dalam LKPD dan bentuk visualisasi yang akan digunakan.

Dalam hal ini beberapa komponen yang menjadi perhatian yaitu judul

LKPD, komponen dasar, indikator pencapaian kompetensi, desain LKPD,

dan isi LKPD.

Adapun indikator materi IPA terpadu pada SMA kurikulum 2013.

Berikut hasil dari analisis kurikulum terkait dengan kompetensi inti,

kompetensi dasar dan indikator materi fluida statis sebagai berikut:

Tabel 4.1 Peta Materi Fluida Statis

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

3. Memahami, 3.3 Menerapkan hukum- 3.3.1 Menyelidiki faktor-


menerapkan, hukum fluida statik faktor yang
menganalisis dalam kehidupan mempengaruhi
pengetahuan faktual, sehari-hari tekanan hidrostatis
konseptual, prosedural
berdasarkan rasa 3.3.2 Menerapkan
ingintahunya tentang persamaan tekanan
ilmu pengetahuan, hidrostatis dalam
teknologi, seni, penyelesaian
budaya, dan masalah
humaniora dengan
wawasan 3.3.3 Menjelaskan
kemanusiaan, penerapan tekanan
kebangsaan, hidrostatis dalam
kenegaraan, dan kehidupan sehari-
peradaban terkait hari
56

penyebab fenomena
dan kejadian, serta 3.3.4 Menyebutkan
menerapkan hukum utama
pengetahuan hidrostatis
prosedural pada
bidang kajian yang 3.3.5 Menjelaskan bunyi
spesifik sesuai dengan hukum pascal
bakat dan minatnya
untuk memecahkan 3.3.6 Merumuskan
masalah hukum pascal

3.3.7 Menerapkan sehari-


hari hukum pascal
dalam kehidupan

3.3.8 Menjelaskan bunyi


hukum Archimedes

3.3.9 Menyebutkan
penerapan hukum
Archimedes dalam
kehidupan sehari-
hari

4. Mengolah, menalar, 4.3 Merencanakan dan 4.3.1 Melakukan percobaan


dan menyaji dalam melakukan percobaan hidrostatis yang
ranah konkret dan yang memanfaatkan berkaitan dengan
ranah abstrak sifat-sifat fluida statis, tekanan
terkaitdengan berikut presentasi
pengembangan dari hasil dan makna 4.3.2 Melakukan
yang dipelajarinya di fisisnya percobaan hokum
57

sekolah secara pascal dan


mandiri, dan mampu achimedes yang
menggunakan metoda berkaitan dengan
sesuai kaidah hukumnya.
keilmuan.

b. Menyusun Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam bentuk lembar penilaian

kelayakan lembar kerja peserta didik oleh ahli media, lembar penilaian oleh

ahli materi, lembar angket respon peserta didik, lembar penilaian rencana

proses pembelajaran (rpp) serta lembar penilaian soal berpikir kritis. Adapun

hasil untuk pembuatan instrument penelitian adalah sebagai berikut:

1) Lembar penilaian LKPD oleh ahli media

Lembar penilaian LKPD divalidasi atau diberikan kepada 2 dosen

ahli media, dimana instrument penilaian ini berdasarkan aspek kelayakan

untuk mengetahui LKPD yang dikembangkan valid atau tidak. lembar

penilaian kelayakan LKPD ini dirancang dengan alternative penilaian

berskala 4 atau pilihan alternative jawaban sangat valid, valid, cukup

valid dan tidak valid.

2) Lembar penilaian LKPD oleh ahli materi

Lembar penilaian LKPD divalidasi atau diberikan kepada 2 dosen

ahli yang sama yang ahli pada bidangnya. instrument penilaian ini

berdasarkan aspek kelayakan untuk mengetahui LKPD yang

dikembangkan valid atau tidak. lembar penilaian kelayakan LKPD ini


58

disusun dengan alternative penilaian berskala 4 atau pilihan alternative

jawaban sangat valid, valid, cukup valid dan tidak valid.

3) Lembar angket respon peserta didik

Lembar angket respon peserta didik ini diberikan kepada peserta

didik untuk tujuan melihat bagaimana ketertarikan mereka terhadap

LKPD yang dikembangkan. angket ini disusun dengan 4 alternatif

penilaian yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju.

4) Lembar penilaian rencana proses pembelajaran (RPP)

Lembar penilaian RPP divalidasi atau diberikan kepada 2 dosen ahli

pada bidangnya. instrument penilaian ini berdasarkan aspek kelayakan

untuk mengetahui RPP valid atau tidak untuk digunakan. Lembar

penilaian kelayakan RPP ini disusun dengan alternative penilaian

berskala 4 atau pilihan alternative jawaban sangat valid, valid, cukup

valid dan tidak valid.

5) Lembar penilaian soal

Lembar penilaian soal divalidasi atau diberikan kepada 2 dosen ahli

pada bidangnya. Instrument penilaian ini berdasarkan aspek kelayakan

untuk mengetahui kevalidan soal apakah sudah memenuhi kriteria soal

dalam kategori berpikir kritis atau tidak. Lembar penilaian kelayakan soal

ini disusun dengan alternative penilaian berskala 4 atau pilihan alternative

jawaban sangat valid, valid, cukup valid dan tidak valid.


59

3. Pengembangan

Tahap selanjutnya adalah pengembangan LKPD yang merupakan sebuah

tindakan lanjutan dari rancangan pada tahap sebelumnya yakni pada tahap

desain. Tahap ini memiliki tujuan untuk menghasilkan LKPD yang akan

dikembangkan dan diimplementasikan kepada peserta didik. Beberapa tahap

dalam pembuatan produk pengembangan LKPD untuk mempermudah proses

pengembangan adalah sebagai berikut:

a. Perancangan gambaran materi yang akan dikembangkan

Perancangan gambaran materi dilakukan untuk mempermudah dalam

penyusun LKPD serta untuk memadukan dan menyamakan materi yang

sesuai dengan materi fluida statis yang dikembangkan. Perancangan

gambaran materi dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap

kompetensi inti dan kompetensi dasar pada mata pelajaran IPA fisika yang

sesuai dengan materi yang dikembangkan.

b. Mencari buku atau referensi materi

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan materi dari berbagai sumber

seperti buku paket, skripsi, internet dan sebagainya.

c. Menata materi

Tahap selanjutnya adalah menata materi yang sebelumnya sudah

dikumpulkan yang dimasukkan ke dalam LKPD yang akan dikembangkan.

d. Memilih gambar
60

Karena pengembangan LKPD ini berbasis pendekatan saintifik,maka

dalam beberapa bagian dalam LKPD diperlukan suatu gambar yang

diaplikasikan ke dalam LKPD yang sesuai dengan materi dan kebutuhan.

e. Menyusun LKPD

Pada tahap peyusunan LKPD ini, peniliti menggunakan LKPD acuan

dari penelitian sebelumnya sebagai acuan bagaimana akan mengembangkan

produk LKPD. Berikut ditampilkan perbedaan atau perbaharuan yang

dilakukan terhadap LKPD terdahulu dengan yang dikembangkan peneliti

sekarang sebagai berikut:

Tabel 4.2 Perbedaan LKPD Acuan Dengan Produk LKPD

Aspek LKPD Acuan Produk LKPD

Desain Sampul LKPD diberi judul Sampul LKPD diberi judul


Sampul “LKPD Scientific Approach “Lembar Kerja Peserta Didik
Bahan
Fluida Statis “. Dilengkapi (LKPD) Berbasis Pendekatan
Ajar
dengan beberapa gambar Saintifik ‘Fluida Statis’ “.
contoh tiap submateri yang Dilengkapi dengan jenjang
dibahas dengan desain warna sekolah tujuan, kolom identitas
sampul warna gelap. siswa, dan beberapa gambar
contoh tiap submateri yang
dibahas dengan desain warna
sampul warna yang cerah dan
tata letak yang lebih sistematis
sehingga memberikan kesan
lebih menarik.
Desain Menggunakan kata pengantar, Tidak menggunakan kata
LKPD daftar isi dan peta konsep. pengantar, daftar isi dan peta
61

konsep dengan maksud agar


terlihat berbeda dengan LKPD
yang dijual dipasaran.

Tidak mencantumkan standar Mencantumkan standar


kompetensi dalam LKPD kompetensi dalam LKPD

Tidak memberikan kalimat Memberikan kalimat pengantar


pengantar materi diawal LKPD materi diawal LKPD yang
berfungsi untuk merangsang
pikiran peserta didik, sehingga
menarik perhatian peserta didik
untuk membaca LKPD.

Desain LKPD didesain polos Desain LKPD didesain lebih hidup


dengan memberikan sentuhan
warna warna cerah dalam LKPD.
Tidak dilengkapi gambar baik Dilengkapi gambar pada setiap
dalam bagian pemaparan bagian pemaparan materi
materi maupun bagian setiap maupun bagian setiap
percobaan. percobaan.
Materi Kelengkapan dan keluasan Kelengkapan dan keluasan
dan materi masih kurang lengkap, materi cukup lengkap, disajikan
Penyajian
disajikan dengan singkat. dengan rinci. Persamaan
Persamaan diberikan secara dipaparkan dengan ilustrasi yang
mentah tanpa ilustrasi yang memancing peserta didik untuk
memancing peserta didik menganalisis persamaan yang
untuk menganalisis dipaparkan.
persamaan yang dipaparkan.
62

Materi yang disajikan tidak Materi yang disajikan disertai


disertakan dengan gambar dengan gambar contoh dalam
dan tidak menyebutkan kehidupan sehari-hari.
contoh dalam kehidupan
sehari-hari

Langkah-langkah dalam Langkah-langkah dalam


melakukan percobaan melakukan percobaan dibuat
disajikan dengan kalimat yang dengan kalimat yang sederhana
Panjang dan sulit untuk dan mudah untuk dipahami
dipahami. peserta didik.

Langkah-langkah pendekatan Langkah-langkah pendekatan


saintifik pada setiap saintifik pada setiap percobaan
percobaan tidak disajikan disajikan dengan lengkap dan
dengan lengkap berurutan.

Pertanyaan dalam LKPD lebih Pertanyaan dalam LKPD lebih


banyak ke perhitungan. kepada menganalisis percobaan
yang mengarahkan pada
penemuan konsep.

4. Revisi produk

Pada tahap ini dilakukan konsultasi produk yang sudah dikembangkan

terlebih dahulu kepada dosen pembimbing terkait semua aspek yang terdapat

dalam LKPD yang dikembangkan. Revisi produk ini dilakukan kurang lebih 3

kali sebelum akhirnya dilakukan validasi kepada dosen ahli. Pada dosen
63

validasi pun dilakukan revisi terhadap beberapa point yang dianggap belum

sesuai sebelum dilakukan validasi.

5. Uji coba lapangan

Setelah dilakukan validasi oleh dosen ahli, maka produk yang

dikembangkan sudah dapat di uji cobakan ke sekolah dalam proses

pembelajaran untuk mengetahui kelayakan produk berdasarkan aspek

pembelajaran di kelas.

6. Revisi

Peneliti melakukan tahap penyempurnaan akhir produk.

A. Penyajian Data Uji Coba

1. Data validasi ahli materi

Kegiatan validasi ahli materi dilakukan oleh 2 Dosen fisika

Universitas Islam Negeri Mataram yaitu Bapak Kurniawan Arizona M. Pd

dan Ibu Nurkhasanah M. Sc. Penilaian produk dalam hal ini dinilai dari

aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian dan aspek kebahasaan

dalam penyajian materi. Adapun hasil dari validasi ahli materi dapat dilihat

pada tabel dibawah:

Tabel 4.3 Data Validasi Ahli Materi

No Aspek Penilaian Skor rata-rata (%) Keterangan

1 Aspek kelayakan isi 83,75 Sangat


materi Valid
64

2 Aspek kelayakan 89,28 Sangat


penyajian materi Valid

3 Aspek kebahasaan 80,35 Sangat


Valid

2. Data validasi ahli media

Validasi ahli media dilakukan oleh 2 Dosen fisika Universitas Islam

Negeri Mataram yaitu Bapak Kurniawan Arizona M. Pd dan Ibu

Nurkhasanah M. Sc. Penilaian produk dalam hal ini dinilai dari indikator

ukuran bahan ajar, desain sampul, dan desain LKPD. Adapun hasil dari

validasi ahli media dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4.4 Data Validasi Ahli Media

No Aspek Penilaian Skor rata-rata (%) Keterangan

1 Ukuran bahan 87,5 Sangat Valid

2 Desain sampul bahan ajar 83,33 Sangat Valid

3 Desain LKPD 88,64 Sangat Valid

3. Data validasi rpp

Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran, peneliti juga

merancang RPP. Sebelum RPP yang telah dirancang diterapkan di kelas,

terlebih dahulu RPP divalidasikan kepada 2 orang validator. Secara garis

besar dapat disajikan pada tabel dibawah ini:


65

Tabel 4.5 Data Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

No Aspek Penilaian Skor rata-rata (%) Keterangan

1 Format Rpp 81,25 Sangat Valid

2 Isi Rpp 91,66 Sangat Valid

3 Bahasa 79,16 Valid

4 Waktu 68,75 Valid

5 Metode Peyajian 79,16 Valid

6 Mamfaat Rpp 93,75 Sangat Valid

7 Instrumen Penilaian 87,5 Sangat Valid

4. Data hasil angket respon peserta didik

Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap LKPD berbasis

pendekatan, peneliti membagikan angket kepada peserta didik. Angket

digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap kemenarikan

LKPD berbasis pendekatansaintifik. Adapun hasil respon peserta didik

terhadap produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

Keterangan Aspek Aspek Aspek Bahasa

Ketertarikan Materi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Skor 77 76 74 67 79 79 70 76 71 82 81 81
66

∑Per Aspek 294 375 244

Skor Max 336 420 252

Rata Rata 3,5 3,57 3,87

Persentase 87.5% 89,28% 96,82%

∑Rata 91,2%

Tabel 4.6 Data Angket Respon Peserta Didik

5. Data validasi soal

Untuk mengetahui keefektifan dari produk yang dikembangkan, maka

dalam impelementasinya diberikan suatu tes sebelum dan sesudah

perlakuan produk. Adapun soal tes yang akan diberikan terlebih dahulu

divalidasi untuk mengetahui apakah soal sudah valid atau tidak. Adapun

data hasil valdasi soal dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4.7 Data Validasi Soal

Indicator Skor rata-rata Keterangan

Penilaian (%)

1 87,5 Sangat Valid

2 100 Sangat Valid

3 75 Valid

4 87,5 Sangat Valid

5 87,5 Sangat Valid


67

6 87,5 Sangat Valid

7 75 Valid

B. Analisis Data

1. Hasil Pretest dan Posttest Peserta didik

Pretest merupakan tes yang diberikan sebelum melakukan uji coba

produk atau kegiatan eksperimen. Pretest diberikan kepada peserta didik

pada tanggal 26 April 2021. Instrumen pretest yang diberikan kepada

peserta didik berupa soal essay dengan jumlah 10 butir soal. Adapun data

hasil pretest dan posttest peserta didik kelas XI IPA SMA 10 Mataram

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Data Hasil Pretest dan Posttest Peserta Didik

No Responden Hasil Pretest Hasil Posttest


1 R1 27,5 75
2 R2 32,5 90
3 R3 15 85
4 R4 30 90
5 R5 0 85
6 R6 30 90
7 R7 27,5 85
8 R8 30 85
9 R9 25 70
10 R10 15 85
11 R11 37,5 85
12 R12 15 80
68

13 R13 35 95
14 R14 20 80
15 R15 15 80
16 R16 0 85
17 R17 20 80
18 R18 42,5 92,5
19 R19 10 80
20 R20 52,5 97,5
21 R21 32,5 87,5
Jumlah 512,5 1782,5
Rata-Rata 24,40 84,88

2. Uji N-Gain

Perhitungan uji N-Gain dilakukan untuk mengetahui besar

peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan

sesudah menggunakan produk yang dikembangkan. Hasil peningkatan

tersebut diperoleh dari skor pretest dan posttest dalam bentuk gain score

untuk menentukan produk efektif atau tidak dalam melatih kemampuan

berpikir peserta didik. Adapun perhitungan N-gain score dihitung

menggunakan persamaan g factor (N-Gain) sebagai berikut:

G=

Adapun interpretasi N-Gain menurut Hake (Knight, 2004:9) adalah

sebagai berikut:
69

Tabel 4.9 Kriteria Nilai N-Gain

Besar Persentasi Interpretasi

g ˃ 0,7 Tinggi

0,3 ˂ g ˃ 0,7 Sedang

g ˂ 0,3 Rendah

Berikut hasil perhitungan N-Gain score peserta didik kelas XII SMA

10 Mataram dibawah ini:

Tabel 4.10 Data Uji N-Gain

No Komponen Pretest Posttest


1 Rata-Rata 24,40 84,88
2 Nilai Tertinggi 52,5 97,5
3 Nilai Terendah 0 70
4 Rata-Rata N-Gain 0,8
Interpretasi Tinggi

3. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI Ipa SMA 10 Mataram

Tabel 4.11 Data Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Keterangan KBK KBK


PRETEST POSTTEST
A B C A B C

Jumlah skor 112 61 76 252 249 232

Nilai Ideal 252 336 252 252 336 252

Rata-Rata 44,44% 18,15% 30,16% 100% 74,10% 92,06%

Rata-rata 30,91% 88,72%


seluruh
70

Keterangan:

A : Memberikan Penjelasan Dasar

B : Membangun Keterampilan Dasar

C : Menyimpulkan

C. Revisi Produk

Berikut dipaparkan hasil perbaikan poduk LKPD yang dilakukan sesuai

masukan dan saran serta perbaikan dari dosen pembimbing maupun dosen

ahli validasi yang menilai. LKPD pada tahap awal masih memiliki

kekurangan dan kelemahan dari beberapa aspek seperti dari aspek materi yang

diuraikan, penggunaan bahasa, tampilan dan sebagainya.

(a) Sebelum revisi (b) Sesudah Revisi

Gambar 4.1 Revisi Cover LKPD


71

Desain cover LKPD berdasarkan saran dan masukan dari pembimbing

mengalami perbaikan, seperti yang terlihat pada gambar 4.1 pembimbing

menyarankan untuk memperbaiki tata letak tiap gambar agar terlihat lebih

menarik dan sistematis serta penggunaan warna atau background disarankan

untuk diganti.

Hasil revisi selanjutnya dari dosen pembimbing yakni penghapusan

bagian kata pengantar, daftar isi, peta konsep dan petunjuk pengunaan LKPD

dengan alasan tidak perlu dengan hal tersebut karena kesannya akan sama

seperti LKPD yang dijual dipasaran dan supaya LKPD yang dikembangkan

tidak terlalu tebal.

(a) Kata Pengantar (b) Daftar Isi


72

(c) Peta Konsep (d) Petunjuk LKPD

Gambar 4.2 Revisi 1

Perbaikan selanjutnya dilakukan pada bagian pertama atau pengantar

LKPD. Adapun perubahan yang disarankan oleh dosen pembimbing adalah

untuk mempersingkat kalimat pembuka dan merapikan susunan standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta memperbaiki desain agar lebih terlihat

rapi dan menarik. Berikut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi


73

Gambar 4.3 Revisi Pengantar LKPD

Perbaikan selanjutnya yakni pada bagian materi pengantar daalam

LKPD. Sebelum revisi materi pengantar mencapai 11 lembar lengkap dengan

control soal dan latihan pada setiap materi. Saran perbaikan yang diberikan

dosen yakni untuk memperpadat materi pengantar, tanpa menggunakan

contoh soal dan latihan karena hal tersebut akan sama saja dengan LKPD

yang biasanya dipasaran. Perbaikan juga disarankan oleh dosen ahli untuk

dibeberapa turunan rumus diberikan sedikit gambaran narasi atau ilustrasi,

perbaikan untuk lebih teliti dalam menuliskan symbol fisika karena terdapat

beberapa kesalahan serta disaran untuk memberikan nomer persamaan dalam

setiap persamaan yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini:

(a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi


74

(c) Sebelum Revisi (d) Sesudah Revisi

Gambar 4.4 Revisi Materi Pengantar LKS

Perbaikan yang terakhir yakni pada bagian kegiatan percobaan. Dimana

dosen pembimbing menyarankan untuk menuliskan kata “Lembar Kerja

Peserta Didik” pada setiap judul percobaan serta menyarankan untuk

membuat pegangan guru dengan mencoba terlebih dahulu perobaan yang

terdapat dalam LKPD sebagai acuan nantinya. Adapun saran dari dosen

validator yakni dalam keterangan gambar percobaan tekanan hidrostatis

diganti menggunakan Bahasa Indonesia agar peserta didik lebih mudah paham

serta mengingatkan untuk memberikan halaman pada LKPD. Berikut dapat

dilihat dibawah ini:


75

(a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi

(c) Sebelum Revisi (d) Sesudah Revisi

Gambar 4.5 Revisi Bagian Percobaan LKPD

D. Pembahasan
76

Pembelajaran IPA khususnya fisika masih mendapatkan reputasi kurang

baik dikalangan sekolah, sedikit banyak yang tidak senang dengan pelajaran

IPA khususnya fisika. Mereka menganggap pelajaran fisika sulit, tidak

menarik, membosankan dan sebagainya. Hal ini terjadi karena dalam proses

pembelajarannya tidak ada sebuah inovasi pembelajaran serta peserta didik

lebih cenderung mendengarkan penjelasan dari guru saja karena keterbatasan

kesediaan buku teks serta penggunaan bahan ajar yang kurang sesuai dengan

kebutuhan serta karakteristiknya. Oleh karena itu peneliti melakukan

penelitian pengembangan LKPD berbasis pendekatan saintifik pada materi

fluida statis SMA kelas XI yang sesuai dengan kurikulum 2013 untuk

membantu peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan di SMAN 10 MATARAM yang berada di Jl.

DR. R. Soedjono, Lingkar Selatan Kota Mataram, NTB. Penelitian

dilaksanakan mulai tanggal 26 April sampai dengan 4 Mei 2021.

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis pendekatan

saintifik menggunakan model pengembangan Borg and Gall dengan tahap

analisis kebutuhan, desain produk, pengembangan produk, revisi poduk dan

uji coba produk. Berdasarkan analisis kebutuhan, LKPD berbasis pendekatan

saintifik ini dibutuhkan untuk proses belajar mengajar. Disekolah memang

jarang menggunakan LKPD, sekalipun menggunakan LKPD, LKPD yang

digunakan belum optimal yang memerlukan suatu pengembangan agar

menarik dan sesuai dengan kurikulum 2013. Pada tahap desain dilakukan

penyusunan instrument penelitian dan penyusunan sistematika Lembar Kerja


77

Peserta Didik (LKPD). Pada tahap pengembangan produk dilakukan

perancangan gambaran materi yang akan dikembangkan, mengumpulkan

buku dan referensi, menata materi, memilih gambar dan yang terakhir

menyusun LKPD. Pada tahap revisi produk dilakukan konsultasi produk

kepada dosen pembimbing maupun dosen ahli. Tahap yang terakhir yakni uji

coba lapangan yang dilakukan dengan mengaplikasikan produk pada peserta

didik SMAN 10 Mataram.

Penelitian pengembangan ini memiliki 3 tujuan yakni (1) untuk

mengetahui kelayakan produk LKPD yang dikembangkan (2) untuk

mengetahui kemenarikan produk LKPD, dan (3) untuk mengetahui

keefektifan produk LKPD yang dikembangkan.

1. Kelayakan lembar kerja peserta didik

Untuk menetukan layak atau tidaknya media untuk disajikan atau

digunakan dalam proses belajar mengajar didalam kelas, perlu adanya

masukan atau saran dari berbagai pihak. Berdasarkan arahan atau masukan

dari validator dan hasil dari respon peserta didik membuat media

pembelajaran LKPD berbasis ini layak untuk dijadikan media dan

direspon baik oleh guru dan peserta didik.

a. Penilaian ahli materi

Adapun hasil penilaian ahli materi terhadap produk LKPD yang

dikembangkan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


78

NILAI AHLI MATERI

90
85
80
75
NILAI
KELAYAKAN ISI 83.75
KELAYAKAN PENYAJIAN 89.28
KEBAHASAAN 80.35

Gambar 4.6 Grafik penialaian rata-rata ahli materi

Hasil validasi ahli materi diperoleh bahwa 3 aspek penilaian

yang diberikan dosen ahli untuk aspek isi materi, aspek penyajian

materi dan aspek kebahasaan dikategorikan sangat valid dengan nilai

rata rata sebesar 84,37%. Berdasarkan hal tersebut LKPD dari aspek

materi dikategorikan sangat layak. Berikut pengkorversian skor

menjadi pernyataan penilaian dilihat dari tabel berikut: 47

Tabel 4.12 Kriteria validitas pekelayakan

Persentase % Keterangan
0-20 Sangat Lemah
21-40 Lemah
41-60 Cukup
61-80 Layak
81-100 Sangat Layak

b. Penilaian ahli media

47
Suharsimi Arikunto, Dasar dasar evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara 2012) hlm.
298-299
79

Adapun hasil penilaian ahli materi terhadap produk LKPD yang

dikembangkan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

RATA RATA PENILAIAN AHLI MEDIA

90
88
86
84
82
80
UKURAN DESAIN DESAIN
BAHAN SAMPUL LKS
AJAR
Series1 87.5 83.33 88.64

Gambar 4.7 Grafik penialaian rata-rata ahli media

Hasil validasi ahli media diperoleh bahwa 3 aspek penilaian

yang diberikan dosen ahli media untuk aspek ukuran bahan, aspek

desain sampul LKPD dan aspek desain LKPD dikategorikan sangat

valid dengan nilai rata rata sebesar 87,5%. Berdasarkan hal tersebut

LKPD dari aspek media dikategorikan sangat layak.

2. Kemenarikan LKPD

Kemenarikan LKPD dapat ditentukan dari hasil angket respon peserta

didik terhadap ketertarikannya dengan produk LKPD yang dikembangkan.

Adapun data respon anget peserta didik dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:
80

RATA RATA RESPON PESERTA DIDIK

98
96
94
92
90
88
86
84
82
ASPEK ASPEK MATERI ASPEK BAHASA
KETERTARIKAN
Series1 87.5 89.28 96.82

Gambar 4.8 Grafik rata-rata respon peserta didik

Hasil respon peserta didik terhadap produk LKPD dari 3 aspek

penilaian yang peserta didik memberikan respon yang sangat baik dari 3

aspek yang diajukan. Respon peserta didik untuk aspek ketertarikan

dikategorikan sangat valid dengan nilai rata rata sebesar 87,5%. Respon

peserta didik terhadap LKPD dari aspek materi dikategorikan sangat valid

dengan nilai rata rata sebesar 89,28%. Respon peserta didik terhadap

LKPD dari aspek bahasa dikategorikan sangat valid dengan nilai rata rata

sebesar 96,82%. Dalam lembar angket yang diisi peserta didik untuk

media yang dikembangkan, peserta didik menanggapi semua lembar

respon tersebut dengan setuju dan sangat setuju.

Berdasarkan hasil respon peserta didik yang sangat baik tersebut

LKPD dikategorikan sangat layak dan peserta didik sangat tertarik dengan

media LKPD yang dikembangkan


81

3. Keefektifan LKPD untuk melatih kemampuan berpikir kritis

Keefektifan LKPD ditentukan dari hasil tes pada kegiatan uji coba

lapangan, dimana tes diberikan 2 kali yakni sebelum (pretest) dan sesudah

(posttests) penggunaan produk. Perubahan atau selisih dari tes dapat

dijadikan acuan apakah produk efektif atau tidak untuk digunakan. Berikut

disajikan gambar hasil pretest dan posttest peserta didik dibawah ini:

NILAI PRETEST DAN POSTTEST


pretest posttest
95 97.5
90 90 90 92.5
85 85 85 85 85 85 85 87.5
80 80 80 80 80
75
70
52.5
42.5
37.5 35
32.5 30 30 27.5 30 32.5
27.5 25
20 20
15 15 15 15
10
0 0
R10
R11
R12
R13
R14
R15
R16
R17
R18
R19
R20
R21
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9

Gambar 4.9 Nilai pretest dan posttest

100

80

60
rata rata
40

20

0
Pretest Posttest
rata rata 24.4 84.88

Gambar 4.10 Rata-rata nilai Pretes dan posttest


82

Berdasarkan gambar 4.9 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

perbedaan pemerolehan skor pada masing-masing peserta didik sebelum

dan sesudah diterapkan produk LKPD berbasis pendekatan saintifik di

kelas XI IPA SMAN 10 Mataram. Gambar grafik di atas menunjukkan

perbedaan yang sangat signifikan antara hasil pretest dan postest, yang

dapat dilihat dari nilai maksimal yang diperoleh pada pretest dan postest.

Pada kegiatan pretest diperoleh nilai tertinggi peserta didik sebesar

52,5, sedangkan pada kegiatan postest diperoleh nilai tertinggi peserta

didik sebesar 97,5. Selain itu pada gambar 4.10 disajikan grafik perolehan

nilai rata rata pretest dan postest, pada grafik tersebut di atas terlihat jelas

perolehan nilai rata rata pretest sebesar 24,4% sedangkan nilai rata rata

postest sebesar 84,88%. Selain itu perolehan nilai uji N-Gain sebesar 0,8

yang termasuk dalam kategori tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa lembar kerja peserta didik berbasis

pendekatan saintifik ini efektif digunakan dalam pembelajaran dan mampu

menjadikan peserta didik lebih mudah dalam memahami materi pelajaran

terutama pada materi fluida statis.

Penelitian yang relavan juga dengan penelitian ini dengan hasil yang

hampir sama yaitu penelitian dari Dian Ayu C. T, Yushardi dan Bambang

Supriyadi (2019) dengan rata rata pretes yaitu 46,9% dan postest sebesar

78,8%. 48

48
Timur, Dia Ayu C., Yushardi dan Bambang Supriyadi. 2019. Pegembangan Lembar
Kerja Siswa Berbasis Scientific Approach Berbantuan Virtual Laboratory untuk Melatih
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol.8 (2). hal.73-79
83

Selain efektif digunakan dalam pembelajaran, LKPD berbasis

pendekatan saintifik ini juga efektif untuk melatih kemampuan berpikir

kritis peserta didik. Aspek kemampuan berpikir kritis yang teliti dalam

penelitian ini adalah aspek memberikan penjelasan dasar (A), aspek

membangun keterampilan dasar (B) dan aspek menyimpulkan (C). Untuk

persentasi data hasil kemampuan berpikir kritis peserta didik pada

kegiatan pretest dan postest dapat dilihat di bawah ini:

RATA RATA KBK PRETEST

30.16% 44.44%

18.15%

KBK PRETEST A KBK PRETEST B KBK PRETEST C

Gambar 4.11 Diagram Persentase KBK Pretest

Pada aspek memberikan penjelsan dasar (A) kemampuan peserta didik

berada pada kategori sedang dengan persentase 44,44%. Penelitian yang

dilakukan Sugiyanto (2019) menyatakan bahwa tingkat keberanian dan

kemampuan peserta didik dalam memberikan penjelasan disebabkan oleh

guru yang lebih sering memakai metode ceramah dalam pembelajaran.

Selain itu, guru jarang memberikan efek lanjutan ketika peserta didik

bertanya sehingga kesannya hanya bertanya tanpa timbal balik respons

atau pendapat dalam pembelajaran. Dari pihak peserta didik terjadi karena
84

peserta didik masih terbawa latar belakang lingkungan pendidikan

sebelumnya yang kurang kondusif untuk berpendapat.49

Pada aspek membangun keterampilan dasar (B) kemampuan peserta

didik berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 18,15%.

Menurut Innabi (2003) dalam Wijayanti dan Suparman (2018), hal ini

dikarenakan proses pembelajaran yang hanya menghafal, sehingga

diperlukan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk ikut terlibat

aktif dalam pembelajaran, menyusun argument, memecahkan masalah,

serta mengajukan alasan setiap jawaban yang disampaikan. 50

Pada aspek menyimpulkan (C) kemampuan peserta didik berada pada

kategori rendah dengan persentase 30,16%. Hal ini dikarenakan

pembelajaran yang monoton ceramah, membaca, dan menghafal. Seperti

yang ditemukan dilapangan, kebanyakan pembelajaran IPA di sekolah

didominasi oleh guru tanpa menggunakan variasi model dan pendekatan

dalam pembelajaran sehingga menjadikan peserta didik kurang aktif dan

menjadi pasif sehingga konsep berpikir tidak berkembang. Selain itu,

disekolah jarang sekali dilakukan praktikum percobaan yang sebenarnya

dapat membantu guru meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

menyimpulkan hasil percobaan.

49
Sugiyanto, R. 2009. Penerapan Metode Bertanya Dalam Kegiatan Praktek Lapangan
Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Mahasiswa. Jurnal Geografi. Vol.6
(2). Hal. 80-90
50
Wijayanti, D.D., Suparman. 2018. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X
SMK Diponegoro Depok Yogyakarta Materi System Persamaan Linier Dua Variable (SPLDV).
Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika,” Integrasi Budaya,
Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan
Pembelajarannya”. Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang
Seminar UMP, Sabtu 12 Mei 2018.
85

Setelah melakukan pembelajaran dengan penerapan produk LKPD

diperoleh hasil posttest untuk kemampuan berpikir kritis dibawah ini:

RATA RATA KBK POSTEST

92.06% 100%

74.10%

KBK POSTTEST A KBK POSTTEST B KBK POSTTEST C

Gambar 4.12 Diagram persentase KBK posttest

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir

kritis peserta didik mengalami peningkatan. Untuk aspek A (memberikan

penjelasan dasar) dengan persentase 100% dengan kategori sangat tinggi.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa peserta didik dalam memfokuskan

pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang

membutuhkan penjelasan atau argumentnya dengan sangat kritis. Peserta

didik sudah mampu memberikan penjelasan dasar terkait pertanyaan yang

berikan dalam soal.

Untuk aspek B (membangun keterampilan dasar) dengan persentase

74,10% dengan kategori tinggi. Dalam hal ini peserta didik sudah mampu

menentukan, membangun dan mempertimbangkan jawaban mereka

dengan kritis. Peserta didik juga sudah kritis dalam mencari informasi

untuk menjawab pertanyaan.


86

Untuk aspek C (menyimpulkan) dengan persentase 92,06% dengan

kategori sangat tinggi. Dengan hal tersebut berarti peserta didik sudah

mampu melakukan deduksi dan menginduksi serta mempertimbangkan

hasil deduksi dan induksinya sehingga mampu menyimpulkan dan

membuat sebuah kesimpulan.

Berdasarkan hasil analinis data dan penelitian diperoleh bahwa

kemampuan berpikir kritis peserta didik mengalami peningkatan yang

signifikan dari nilai pretes dan posttest dimana aspek KBK memberikan

penjelasan dasar mengalami peningkatan yang terbaik, yang diikuti aspek

menyimpulkan dan yang terakhir aspek membangun keterampilan. Pada

penelitian Yuliana Dewi Puspitasari, Suparmi dan Nonoh S.H (2015)

aspek KBK memberikan penjelasan dasar juga mengalami peningkatan

yang terbaik dari ketiga aspek kemudian diikuti aspek membangun

keterampilan dasar lalu aspek menyimpulkan51.

Penelitian yang dilakukan oleh Septi Murni Khasanah dan Imam

Supardi dengan judul “Pengembangan LKPD Berbasis Pendekatan

Saintifik untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis”. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa pengembangan LKPD berbasis pendekatan saintifik

efektif digunakan melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik dan

mendapat respon yang sangat baik dari guru maupun peserta didik.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama

mengembangkan LKPD dengan pendekatan saintifik. Perbedaannya


51
Puspitasari, Yuliana Dewi., Suparmi dan Nonoh Siti H. 2015. Pengembangan Modul
Fisika Berbasis Scientific pada Materi Fluida Statis untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis. Jurnal Inkuiri. Vol.4 (2). hal.19-28
87

terletak pada materi pelajarannya, jenjang kelas dan aspek keterampilan

berpikir yang teliti. Penelitian Septi Murni Khasanah dan Imam Supardi

menggunakan materi usaha dan energi dikelas X dengan indicator berpikir

kritis yang dikemukakan oleh Facion sedangkan peneliti dengan materi

fluida statis dikelas XI dengan indicator berpikir kritis dari Ennis.52

52
Khasanah, Septi Murni dan Imam Supardi. 2019. Pengembangan LKPD Berbasis
Pendekatan Saintifik untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Inovasi Pembelajaran
Fisika. Vol.8 (3). hal. 799-803.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai bahwa:

1. Validitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis pendekatan

saintifik untuk melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA pada

materi fluida statis pada ahli materi termasuk ke dalam kategori sangat

valid dengan persentase 84,46%. Pada ahli media termasuk dalam kategori

sangat valid dengan persentase 86,49%.

2. Berdasarkan respon peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) berbasis pendekatan saintifik untuk melatih kemampuan berpikir

kritis peserta didik SMA pada materi fluida statis kemenarikan dan

kemamfaatan LKPD berada pada kategori peserta didik sangat tertarik

dengan persentase sebesar 91,2%.

3. Untuk aspek keefektifan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis

pendekatan saintifik untuk melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik

SMA pada materi fluida statis diperoleh peningkatan pada nilai pretest dan

posttest dengan persentase rata-rata sebesar 24,4% dan 84,88%, dengan

selisih N-Gain sebesar 0,8 yang termasuk dalam kategori tinggi. Selain itu

dari aspek kemampuan berpikir kritis peserta didik juga mengalami

peningkatan dari pretest dan posttest dengan pesentase rata-rata 30,91% dan

88,72%.

87
88

B. Saran

1. Pemanfaatan media pembelajaran Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

berbasis pendeka saintifik untuk melatih kemampuan berpikir kritis peserta

didik SMA pada materi fluida statis ini peneliti mengharapkan dapat

membantu guru dan juga peserta didik dalam proses belajar mengajar.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis pendekatan saintifik untuk

melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA pada materi fluida

statis yang peneliti rancang ini efektif dalam melatih peserta didik berpikir

kritis sehigga perlu untuk dikembangkan kembali pada materi maupun

pembelajaran yang lain..

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis pendekatan saintifik untuk

melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA pada materi fluida

statis ini dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam mengembangkan

LKPD berbasis pendekatan saintifik pada materi lain.


89

DAFTAR PUSTAKA

Andista Candra Yusro, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis


SETS untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir KreatifSiswa”. JPFK,
Vol. 1, Nomor 2, September 2015.

Ardhiamtari, “Pengembangan LKS berbasis keterampilan Proses Sains pada


Materi Hukum Hukum Dasar Kimia”. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, Vol. 4, Nomor 1, 2015.

Asmawati, Eka Y.S., “Lembar Kerja Siswa (LKS) Menggunakan Model Guided
Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
DanPenguasaan Konsep Siswa”. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3, Nomor.
1, 2015.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2017.

Bambang, Haryadi. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

D.I. Yulianti, “Pembelajaran Fisika Berbasis Hands on Activies Untuk


Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, ISSN: 1693-
1246, Januari 2011.

Damayanti, D. S., Ngazizah, N., dan Setyadi, E. “Pengembangan Lembar Kerja


Siswa (LKS) dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk
mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Materi
Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran
2012/2013”. Jurnal Radiasi. Vol. 3, Nomor 1, 2013.

Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saentifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:


Gava Media, 2014.

Deni Hardianto, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer”,


Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Khusus 2012.

Derlina,& Lia, A “Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Media


Visual Dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa”.
Jurnal Cakrawala Pendidikan, Nomor. 2, Th.2015.

Edi Istiyono, Djemari Mardapi dan Suparno, “Pengembangan Tes Kemampuan


Berpikir Tingkat Tinggi Fisika (Phy’THOTS’) Siswa SMA”. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,Nomor 1, 2014.
90

Fery Romadhoni, “Pola Komonikasi Di Kalangan Pecandu Game Let’s Rich Di


Komonitas Xlite Tenggorang”, Vol. 5, No 1, 2017.
Hidayat, Rahmat., Pengembangan lembar kerja siswa beracuan pendekatan
penemuan terbimbing pada meteri segitiga untuk siswa kelas VII
SMP.2013

Husna Mayasari, Syamsurizal dan Maison, “Pengembangan LembarKerja Siswa


(LKS) Berbasis Karaktermelalui Pendekatan Saintifik pada MateriFluida
Statik untuk Sekolah MenengahAtas”. Jurnal Edu-Sains, Vol. 4, Nomor.
2, Juli 2015.

Kanginan, M., FISIKA Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika


dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga, 2013.

Khasanah, Septi Murni dan Imam Supardi. Pengembangan LKPD Berbasis


Pendekatan Saintifik untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal
Inovasi Pembelajaran Fisika. Vol.8 (3). 2019.

M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21,


Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara,


2014.

Mahanal. Susriyanti. Dkk, Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah


dengan Strategi Kooperatiif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, (Malang: Jurnal
penelitian UM. 2008)

Muji, “pengembangan perngkat pembelajaran keterampilan membaca model


pembelajaran kontekstual”, Vol. 3, No 2, November 2014.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Standar


Kompetensi Lulusan.

Prastowo, A., Pandauan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva
Press, 2011.

Prastowo, A.,Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva


Press, 2012.

Purwoko, Prida., Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lembar Kerja Siswa.


Tahun 2013. http://pridapurwoko.blogspot.com/. Diakses pada 1 Oktober
2020.
91

Puspitasari, Yuliana Dewi., Suparmi dan Nonoh Siti H. 2015. Pengembangan


Modul Fisika Berbasis Scientific pada Materi Fluida Statis untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Inkuiri. Vol.4 (2).

Rahayu, P., dkk “Pengembangan Worksheet dengan Pendekatan Guided Inquiry


pada Pokok Bahasan Suhu dan Kalor untuk Mengoptimalkan Doman
Proses Sains Siswa SMA Kelas X”. Jurnal Radiasi, Vol. 3, Nomor. 1,
2013.

Ramli, M.,“Rancangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Jurnal


Tarbiyah Islamiyah, Vol. 5, Nomor. 2, Juli-Desember 2015.

Restu, Hanindita, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan


Problem Based Learning”, Jurnal Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika UNY, ISBN. 978-602-73403-0-5, 2015.

Sagala, S., Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Santyasa, I W., Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan


Modul. Denpasar: FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, tanggal 12-14
Januari 2009.

Setiono, Budi., Pengembangan Alat Perekam Getaran Sebagai Media


Pembelajaran Konsep Getaran. Bandar Lampung: Universitas lampung,
2011.

Sherlly Ferdiana Arafah, Bambang Priyono dan Saiful Ridlo, “Pengembangan


LKSBerbasis Berpikir Kritis Pada MateriAnimalia”. Unnes Journal of
Biology Education, Vol. 1, Nomor. 2012.

Siti Zubaidah, “Berpikir Kritis: Kamampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat
Dikembangkan Melalui Pembelajaran Sains”, Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional Sains 2010 dengan Tema “Optimalisasi Sains Untuk
Memberdayakan Manusia” di Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya,
16 januari 2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan


R&D). Bandung: Alfabeta, 2017, cet. ke-25.

Sugiyono., Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Bandung: Alfabeta, 2010.
92

Suharsimi, Arikunto. Dasar dasar evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara


2012) .
Sukmadinata, N.S., Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009

Sunarto dan Hartono, B. A., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.

Suyanto, S., Paidi, dan Wilujeng, Lembar Kerja Siswa (LKS). Yogyakarta tanggal
26 November 6 Desember 2011.

Timur, Dia Ayu C., Yushardi dan Bambang Supriyadi. 2019. Pegembangan
Lembar Kerja Siswa Berbasis Scientific Approach Berbantuan Virtual
Laboratory untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMA.
Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol.8 (2).

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007.

Trianto, Perangkat Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,


2010.

Ulfah Larasati Zahro, Vina Serevina dan I Made Astra, “Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Fisika Dengan Menggunakan Strategi Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) Berbasis
Karakter Pada Pokok Bahasan Hukum Newton”. JWPF. Vol.2, Nomor.1,
Februari 2017.

Wahyuni, Sri.2015. Pengembangan bahan ajar IPA untuk meningkatkan


kemampuan berpikir kri.tis siswa SMP. SNFPF. Vol.6 (1).

Yasir, M., Susantini, E., dan Isnawati, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks)
Berbasis Strategi Belajar Metakognitif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pewarisan Sifat Manusia”. Jurnal Bioedu. Vol (2)
Nomor 1, tahun 2013.
93

LAMPIRAN-LAMPIRAN
94
95
96
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175

1. Pemberian Soal Pretest


176

2. Pemberian Soal Postest

Anda mungkin juga menyukai