Anda di halaman 1dari 301

ANALISIS KETERSEDIAAN PERTANYAAN BERDASARKAN

KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DALAM BUKU TEKS


PELAJARAN FISIKA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjanah Pendidikan

Oleh:

Alika Karunia
NIM 1112016300028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ii
iii
ABSRTAK

Alika Karunia, NIM. 1112016300028. “Analisis Ketersediaan Pertanyaan


Berdasarkan Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Buku Teks Pelajaran Fisika
pada Listrik Dinamis”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan pertanyaan berdasarkan


keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam buku teks. Buku teks
yang dianalisis adalah buku teks pelajaran Fisika SMA yang paling banyak
digunakan di SMA Negeri Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016/2017.
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa, pertama buku teks pelajaran fisika
yang paling banyak digunakan yaitu buku teks karangan Marthen Kanginan (buku
I) dan buku teks karangan Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II).
Kedua, konsep yang dianggap mampu mengasah keterampilan berpikir kreatif
siswa yaitu konsep listrik dinamis. Hasil analisis terhadap kedua buku teks fisika
menunjukkan bahwa ketersediaan pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir
kreatif pada buku Marthen Kanginan (buku I) sebesar 75,5% dan Ketut Kamajaya
dan Wawan Purnama (buku II) sebesar 60,3%. Artinya persentase pertanyaan baik
pada buku Marthen Kanginan (buku I) maupun pada buku Ketut Kamajaya dan
Wawan Purnama (buku II) sudah dikembangkan keterampilan berpikir kreatif di
setiap bagian pertanyaannya.

Kata Kunci: analisis pertanyaan, buku teks pelajaran Fisika, keterampilan berpikir
kreatif

iv
ABSRTAK

Alika Karunia, NIM. 1112016300028. "an analysis of the availability of the


questions based on your creative thinking skills in a textbook Lesson on electricity
Physics dynamic". Thesis, physics education studies Program, Department of
Educational Sciences, Faculty of Tarbiyah and Pedagogy, State Islamic
University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

The purpose of this research this is to analyze the availability of question based
on creative thinking skills that was developed in a text book. The text book
selected for this research is the most Physics textbook used in the hight school in
South Tangerang Selatan in the terms of 2016/2017. According to the survey’s
result it was found that the most textbook used is, the textbook from Marthen
Kanginan (book I) and the textbook from Ketut Kamajaya and Wawan Purnama
(book II). Second, the concept of which is considered able to hone the skills of the
student's creative thinking that is the concept of dynamic power. The results of
both of the textbooks show that availability of questions based on creative
thinking skills in Marthen Kanginan (book I) amounted to 75,5% and Ketut
Kamajaya and Wawan Purnama (book II) amounted to 60,3%. This means that
the percentage of questions both in Marthen Kanginan's book (book I) and in
Ketut Kamajaya and Wawan Purnama's books (book II) have developed creative
thinking skills in each part of the question.

Key words: analysis of the question, a textbook lesson in physics, creative


thinking skills

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warakhmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah memberikan petunjuk menuju jalan yang penuh cahaya kemuliaan.
Selanjutnya, penyusunan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thub Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dwi Nanto, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Erina Hertanti, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan waktu,
arahan dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Fatiah Alathas, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
arahan selama perkuliahan.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama
penulis menempuh perkuliahan, semoga ilmu yang Bapak dan Ibu berikan
mendapat keberkahan dari Allah SWT.
7. Secara khusus untuk kedua orang tua penulis, Ibu Yanti Aina dan Bapak Drs.
Herman S, serta keempat saudara/i penulis yaitu, Fevi Herigus, Ahmad
Febriadi, Devi Astrinova, S.Pd dan Lian Apriani, S.Pd, yang tidak pernah
berhenti mendo’akan, merestui, menyemangati, memotivasi dan dengan
segala pengorbanan yang tidak akan pernah penulis lupakan.

vi
8. Muhammad Rendy Rohendy, S.H, tiada kata yang dapat terucap atas semua
rasa cinta yang begitu besar yang senantiasa tercurah dalam doa, dukungan,
dan motivasi untuk penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
9. Daryono, M.Pd dan Etty Twelve Tenth, M.Pd yang telah menjadi pengamat I
dan Pengamat II.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis, Anisa Rizkiana, S.Pd., Donny Mugia
Prayoga, Muhammad Rafi, Ekariyana dan Dewi Nursalina, yang telah
membantu, mengingatkan dan memberikan motivasi selama penyusunan
skripsi ini.
11. Keluarga besar Pendidikan Fisika, khususnya Pendidikan Fisika 2012 yang
tidak pernah henti-hentinya memberikan informasi mengenai perkuliahan.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan kepada penulis dengan balasan yang terbaik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka saran
dan kritik yang bersifat kontruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan
selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah SWT
meridhai dan mencatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya. Aamiin yaa
rabbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Warakhmatullah Wabarakatuh.

Jakarta, Agustus 2018

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................ i


LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH ............................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................ iii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
The been DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 4
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah...................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ................ 7


A. Pertanyaan dan Klasifikasi Pertanyaan.......................................... 7
1. Pertanyaan ............................................................................. 7
2. Klasifikasi Pertanyaan ........................................................... 7
B. Keterampilan Berpikir Kreatif ...................................................... 9
1. Pengertian Keterampilan Berpikir Kreatif ............................. 9
2. Pengertian Berpikir ................................................................. 9
3. Pengertian Keterampilan Berpikir Kreatif ............................. 10
4. Aspek Keterampilan Berpikir Kreatif ................................... 12

viii
C. Buku Teks Pelajaran ..................................................................... 16
1. Pengertian Buku Teks Pelajaran ............................................ 16
2. Fungsi Buku Teks Pelajaran .................................................. 18
3. Karakteristik Buku Teks Pelajaran ........................................ 19
D. Buku Teks Pelajaran Fisika .......................................................... 21
E. Kajian Subjek Materi Listrik Dinamis ......................................... 24
1. Karakteristik Konsep Listrik Dinamis ................................... 24
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep
Listrik Dinamis ...................................................................... 24
3. Peta Konsep Listrik Dinamis ................................................. 25
4. Materi Konsep Listrik Dinamis ............................................. 25
a. Pengertian Arus Listrik .................................................. 25
b. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik ................................ 25
c. Hukum Kirchoff ............................................................. 29
d. Energi dan Daya ............................................................. 29
F. Penelitian Yang Relevan .............................................................. 30
G. Kerangka Berpikir ........................................................................ 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 34


A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 34
B. Metode Penelitian .......................................................................... 34
C. Prosedur Penelitian ........................................................................ 34
1. Tahap Persiapan ..................................................................... 34
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ............................................... 35
3. Tahap Akhir Penelitian .......................................................... 36
D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 36
1. Populasi ................................................................................. 36
2. Sampel ................................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 38
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 40

ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 43
A. Deskripsi Data .............................................................................. 43
B. Deskripsi Data Hasil Kuesioner dan Wawancara .......................... 43
1. Tahap Persiapan ..................................................................... 43
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ............................................... 43
a. Pengkodean Data ............................................................ 43
b. Analisis Pertanyaan Berdasarkan Keterampilan
Berpikir Kreatif pada Buku Teks Pelajaran Fisika
SMA Kelas XII yang Dipilih .......................................... 45
C. Pembahasan ................................................................................... 48

BAB V PENUTUP DAN SARAN .............................................................. 54


A. Kesimpulan ................................................................................... 54
B. Saran .............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 55


LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 61

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Penelitian ........... 12


Tabel 3.1 Kode Peranyaan ............................................................................. 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................ 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ..................................................... 39
Tabel 3.4 Lembar Hasil Analisis Pertanyaan yang dikembangkan dalam
Buku Teks Pelajaran ...................................................................... 39
Tabel 3.5 Lembar Kesepakatan Antar Pengamat .......................................... 40
Tabel 3.6 Kontingensi Kesepakatan .............................................................. 41
Tabel 3.6 Kategori Nilai Koefisen Kesepakatan ........................................... 44
Tabel 4.1 Kode Buku .................................................................................... 44
Tabel 4.2 Jumlah Pertanyaan dalam tiap Buku Teks ..................................... 44
Tabel 4.4 Jumlah Pertanyaan tiap Buku Teks ............................................... 45
Tabel 4.5 Jumlah Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif pada
Buku I ........................................................................................... 46
Tabel 4.6 Persentase Keterampilan Berpikir Kreatif yang Dikembangkan
pada Buku ...................................................................................... 47
Tabel 4.7 Kontingensi Kesepakatan Antar Pengamat pada Buku I dan
Buku II ........................................................................................... 48
Tabel 4.8 Koefisien Kesepakatan (KK) Hasil Penelitian ............................... 48

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Listrik Dinamis .................................................... 25


Gambar 2.2 Hambatan dari rangkaian (susunan) seri ................................... 26
Gambar 2.2 (a) Hambatan yang dihubungkan secara seri:
(b) Hambatan bisa berupa bola lampu,
atau jenis hambatan lainnya. (c) Hambatan ekuivalen
tunggal Rek yang menarik arus yang besarnya sama .................. 27
Gambar 2.3 Hambatan dari rangkaian (susunan) paralel .............................. 28
Gambar 2.4 (a) Hambatan dihubungkan secara paralel:
(b) merupakan bola lampu. (c) menunjukkan rangkaian ekuivalen
dengan Rek yang didapat dari .................. 28

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir ...................................................................... 33

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Hasil Survei ........................................................................... 61

1. Data Hasil Survei Penggunaan Buku Teks Pelajaran Fisika ..................... 62


2. Rangkuman Hasil Observasi Buku Teks Pelajaran Fisika ....................... 64

Lampiran B Instrumen Penelitian ............................................................. 66

1. Kuesioner .................................................................................................. 67
2. Pedoman Wawancara ............................................................................... 69
3. Pedoman Analisis Pertanyaan .................................................................. 70
4. Lembar Hasil Analisis Pertanyaan Buku I ................................................ 73
5. Lembar Hasil Analisis Pertanyaan Buku II .............................................. 185

Lampiran C Dokumentasi Penelitian ........................................................ 255

1. Lembar Kesepakatan Antar Pengamat (Buku I) ....................................... 258


2. Lembar Kesepakatan Antar Pengamat (Buku II) ..................................... 259
3. Tabel Kontingensi Kesepakatan Antar Pengamat .................................... 264

Lampiran D Surat Keterangan Dan Lain-Lain ....................................... 268

1. Hasil Wawancara dan Kuesioner .............................................................. 269


2. Surat Izin Penelitian ................................................................................. 271
3. Surat Pernyataan Pengamat ...................................................................... 277
4. Lembar Uji Referensi ............................................................................... 279

Lampiran E Riwayat Hidup ....................................................................... 286

1. Riwayat Hidup .......................................................................................... 287

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keterampilan berpikir didefinisikan sebagai proses kognitif yang
dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan
sebagai pedoman berpikir.1 Selain sebagai pedoman berpikir, keterampilan
berpikir juga menjadi modal untuk bisa memecahkan masalah yang terjadi
dalam kehidupan. Dalam dunia pendidikan, terdapat beragam jenjang
keterampilan berpikir. Menurut Nicherson jenjang keterampilan berpikir yang
dikemukakan oleh Bloom untuk domain kognitif memiliki tahapan proses
berpikir yaitu berpikir tingkat rendah hingga berpikir tingkat tinggi.2
Keterampilan berpikir tingkat tinggi menghendaki seseorang untuk
mampu menghubungkan, memanipulasi dan mentransformasi pengetahuan yang
sudah dimilikinya untuk bisa mengambil kepututsan guna memecahkan masalah
dalam situasi baru. Menurut Costa ada 4 pola berpikir tingkat tinggi, yaitu
berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Diantara empat pola berpikir ini, keterampilan berpikir kreatif adalah dasar dari
kemampuan berpikir sains dan berpikir tingkat tinggi.3
Menurut Guilford, sebagaimana dikutip Munandar menyatakan bahwa
berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah.4 Berpikir kreatif dapat membuat
anak luwes dan lancar dalam berpikir, mampu melihat masalah dari berbagai
sudut pandang dan mampu memunculkan banyak gagasan. Akan tetapi berpikir
kreatif masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal, sehingga

1
JKS,“Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu Pembelajara”, Artikel,
http://www.penerbitduta.com/read_article/2016/03/keterampilan-berpikir-untuk-meningkatkan-
mutu-pembelajaran#.WUjDPW5LfIU, (Penerbit duta: 2016), diakses pada tanggal 20 Juni 2017.
2
Hilda Karli, “Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir”, Jurnal
Pendidikan Penabur, No. 18, tahun ke-11, Juni 2012, h. 58-59.
3
Arthur L, Costa, Developing Minds : A Resource Book For Teaching Thinking,
(Virginia:ASCD, 1991), h. 85.
4
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: 1999),
cet. ke-3, h. 45.

1
2

masih perlu banyak perhatian lebih guna menumbuhkan sikap dan sifat berpikir
kreatif.5
Keterampilan berpikir kreatif siswa masih kurang diperhatikan dalam
pembelajaran di sekolah oleh guru baik di pendidikan dasar maupun menengah.6
Sementara Fadilah menyatakan bahwa beberapa guru memiliki kesulitan dalam
mengetahui keterampilan berpikir kreatif siswa. Hal ini dikarenakan banyak
siswa yang takut mencoba, takut melakukan hal yang baru dan mengeluarkan
pendapatnya. Padahal dengan mengetahui keterampilan berpikir kreatif siswa,
guru dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi dengan cara unik.7 Berdasarkan penelitian tersebut bahwa keterampilan
berpikir kreatif tidak terlalu dibudayakan dan dikembangkan dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah diketahui.
Berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang dalam menemukan banyak
jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas,
ketepatgunaan dan keragaman jawaban.8 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional, berpikir kreatif dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian
siswa.9 Sementara Undang-Undang juga menjelaskan bahwa pentingnya
keterampilan berpikir kreatif siswa guna membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.10 Artinya berpikir kreatif sangat penting untuk
dibudayakan agar sesuai dengan tujuan pemerintah berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional terutama dalam pembelajaran fisika.

5
Ika Mustika Sari, Evi Sumiati, dan Parsaoran Siahaan, “Analisis Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa SMP dalam Pembelajaran Pendidikan Teknoogi Dasar (PTD)”, Jurnal pada
Pengajaran MIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2013, vol 18, no. 1, h. 60.
6
Dini Kinati Fardah, “Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatid Siswa dalam
Matematika Melalui Tugas Open-Ended”, Jurnal pada Jurusan Matematika FMIPA Univeritas
Negeri Semarang, Semarang, 2012, h. 2.
7
Fadilah, A.S., Gardjito, & J. Siburian. Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA 5 Kota Jambi”, skripsi pada Universitas Jambi,
Jambi, 2009, h.2. Tidak dipublikasikan.
8
Utami Munandar, loc.cit., h.48.
9
Permendiknas No 41, Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menegnah.
(Jakarta: 2007), h. 3.
10
Permendikbud No 20, Standar Kompetensi Kelulusan Pendidikan Dasar dan Menengah”,
(Jakarta: 2016), h.1.
3

Dalam mata pelajaran fisika, konsep yang dianggap mampu mengasah


keterampilan berpikir kreatif siswa adalah konsep listrik dinamis. Alasan
dipilihnya konsep ini karena beberapa referensi sumber menyebutkan bahwa
konsep ini mampu mengajak siswa berpikir kreatif. Misalnya, dalam penelitian
Supatmo dijelaskan bahwa konsep listrik dinamis adalah konsep yang mampu
mengembangkan keterampilan berpikir kreatif karena materi tersebut memiliki
tingkat kesulitan yang tinggi dan masih bersifat abstrak.11 Sementara, menurut
Iwan dalam penelitiannya menyatakan bahwa konsep listrik dinamis merupakan
konsep yang dianggap abstrak dan memiliki kompleksitas yang cukup tinggi,
sehingga membutuhkan keterampilan berpikir kreatif dalam menguasai konsep
tersebut.12 Oleh karena itu, konsep yang akan dianalisis adalah konsep listrik
dinamis. Konsep listrik dinamis di dalam kurikulum 2013 sudah berganti nama
menjadi rangkaian arus listrik searah. Sementara di dalam KTSP diberi nama
listrik dinamis. Tetapi untuk sub materi yang disajikan di dalamnya tidak ada
perbedaan, hanya berganti judul. Dalam menentukan keterampilan berpikir
kreatif siswa pada konsep listrik dinamis, maka acuan yang dianalisis adalah
buku teks pelajaran fisika.
Buku teks merupakan salah satu media pendidikan yang kedudukannya
strategis dan ikut mempengaruhi mutu pendidikan, karena dapat berfungsi
sebagai sumber belajar dan media yang sangat penting untuk mendukung
tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.13 Buku teks
merupakan bahan ajar cetak yang sering digunakan dalam proses pembelajaran
di sekolah.14 Dalam pembelajaran di sekolah, buku teks mata pelajaran fisika

11
Jatmiko Purwo Supatmo, “Penerapan Challenge Based Learning untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Listrik Dinamis dan Keterampilan berpikir Kreatif Siswa SMA”, Thesis, pada
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung, 2011, h.7-8. Tidak dipublikasikan.
12
Iwan Permana Suwarna, “Model Pembelajaran Hipermedia Listrik Dinamis untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains siswa SLTP”, Thesis,
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakartsa, abstrak. Tidak
dipublikasikan.
13
Cita Yohana Restu Awaliyah, “Analisis Pertanyaan Pada Buku Teks Kimia SMA Konsep
Sifat Koligatif Larutan Berdasarkan Question Category System For Science (QCSS)”, Journal
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakata, Jakarta, 2015, h.48 ,
dipublikasikan.
14
Ibid., h.49
4

juga perlu diketahui apakah buku teks yang dibuat sudah mampu melatih
keterampilan berpikir kreatif siswa terutama pada bagian pertanyaan-
pertanyaannya. Sebagaimana yang disampaikan Ari bahwa pertanyaan memiliki
peranan penting dalam proses belajar mengajar di kelas salah satunya untuk
melatih keterampilan berpikir.15 Artinya perlu untuk dilakukan analisis terkait
ketersediaan pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif dalam buku
teks pelajaran fisika.
Buku yang akan dianalisis menggunakan hasil observasi kepada guru dan
murid di SMAN Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil observasi, diperoleh data
bahwa buku yang paling banyak digunakan adalah terbitan Erlangga karangan
Marthen Kanginan dan buku yang paling banyak digunakan kedua adalah
terbitan Grafindo karangan Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama. Oleh karena
itu, buku teks yang akan diterapkan pada analisis ini yaitu buku karangan
Marthen Kanginan dan buku karangan Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama.
Berdasarkan alasan ini, penulis mencoba untuk melakukan penelitian terkait
analisis buku dengan mengambil judul “Analisis Ketersediaan Pertanyaan
Berdasarkan Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Buku Teks Pelajaran
Fisika Pada Konsep Listrik Dinamis”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat mengidentifikasi
beberapa masalah, diantaranya :
1. Keterampilan berpikir kreatif kurang mendapat perhatian dalam pendidikan
formal.
2. Kandungan pertanyaan pada buku teks belum diketahui mampu mengasah
siswa untuk berpikir kreatif atau tidak.
3. Penelitian terkait analisis ketersediaan pertanyaan berdasarkan keterampilan
berpikir kreatif siswa pada buku teks pelajaran masih jarang dilakukan.

15
Ari widodo. “Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains”. Jurnal pada
Pendidikan dan Pembelajaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2006, h. 2.
5

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini akan dibatasi hanya pada menganalisis pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
keterampilan berpikir kreatif dalam buku teks pelajaran Fisika Kelas XII pada
konsep listrik dinamis. Selanjutnya, ruang lingkup pembahasan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Buku teks pelajaran yang dijadikan objek penelitian adalah dua buku teks
yang paling banyak digunakan di SMA Negeri Kota Tangerang Selatan,
yaitu buku terbitan Erlangga karangan Marthen Kanginan dan buku terbitan
Grafindo karangan Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama.
2. Pertanyaan yang dianalisis adalah pertanyaan yang ada di dalam paragraf
bacaan, bagian Diskusi, Kegiatan dan Kuis, bagian Soal-soal Seleksi dan
Tugas, bagian Contoh soal, dan bagian Uji Kompetensi atau Evaluasi.
3. Keterampilan berpikir kreatif yang dijadikan landasan adalah berdasarkan
aspek keterampilan berpikir kreatif menurut William yaitu kelancaran
(fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), elaborasi
(elaboration), dan menilai (evaluation).

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat diambil rumusan masalah penelitian ini yaitu “Bagaimana
ketersediaan pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif dalam buku
teks pelajaran Fisika pada konsep Listrik Dinamis?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui ketersediaan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
keterampilan berpikir kreatif dalam buku teks pelajaran Fisika pada konsep Listrik
Dinamis.
6

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Memberikan informasi mengenai ketersediaan pertanyaan pada buku teks
pelajaran khususnya yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir
kreatif.
2. Memberikan kontribusi dalam kajian pertanyaan yang dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Pertanyaan dan Klasifikasi Pertanyaan


1. Pertanyaan
Pertanyaan merupakan stimulus yang dapat mendorong siswa untuk
berpikir dan belajar, sehingga pertanyaan memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran.16 Pertanyaan yang disusun dengan baik akan mendorong siswa
untuk berpikir lebih terarah dan hal tersebut akan mengembangkan aktivitas
mental siswa.17 Tujuan dan fungsi pertanyaan pada proses pembelajaran sangat
berkaitan dengan tujuan pendidikan. Tujuan dan fungsi pertanyaan tersebut adalah
sebagai berikut: 18
a. Mendorong siswa untuk berpikir dalam memecahkan suatu pertanyaan,
b. Menghubungkan pengertian yang lama maupun pengertian yang baru,
c. Menyelidiki dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran,
d. Membangkitkan minat untuk sesuatu, sehingga timbul keinginan untuk
mempelajarinya,
e. Mendorong siswa menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam
situasi-situasi lain,
f. Membantu siswa menginterpretasi dan mengorganisasi pengetahuan dan
pengalamannya dalam bentuk prinsip atau generalisasi yang lebih luas,
g. Menunjukkan perhatian siswa terhadap bagian-bagian penting dalam
pembelajaran,
h. Mengubah pendirian, kepercayaan atau prasangka yang tidak sesuai,
i. Menunjukkan perhatian kepada hubungan sebab-akibat,
j. Menyelidiki kepandaian, minat, kemampuan, dan latar belakang siswa.

16
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed. 2- Cet. 1, h.
161.
17
Ibid.,
18
Ibid., h. 161-162.

7
8

2. Klasifikasi Pertanyaan
Pertanyaan diklasifikasi berdasarkan pertimbangan tertentu yang bertujuan
untuk memudahkan penganalisisan pertanyaan. Dalam literatur tentang
pertanyaan terdapat bermacam-macam klasifikasi pertanyaan, diantaranya:
a. Pertanyaan Akademik dan Pertanyaan Non Akademik
Hamilton dan Brady menyatakan bahwa pertanyaan akademik adalah
pertanyaan yang berkaitan dengan materi subyek, baik materi yang telah lalu
maupun materi yang sedang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan
sosial, organisasi, disiplin, dan sebagainya yang tidak terkait dengan materi
dikelompokkan dalam pertanyaan non akademik19.
b. Pertanyaan Tertutup dan Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan tertutup adalah suatu bentuk pertanyaan di mana responden
hanya memiliki “option” atau pilihan jawaban yang telah disedikan.20 Pertanyaan
terbuka adalah suatu bentuk pertanyaan di mana responden diberi kebebsan
seluas-luasnya untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan bahasa dan logika
mereka serta diberikan sepenuhnya panjang pendeknya jawaban.21
c. Pertanyaan Terkait Empat Aspek Berpikir
Blosser mengklasifikasikan pertanyaan menjadi pertanyaan ingatan
kognitif (cognitive-memory question), pertanyaan berpikir konvergen (convergent
thingking question), pertanyaan berpikir divergen (divergent thingking question),
dan pertanyaan berpikir evaluasi (evaluative thingking question)22.
d. Pertanyaan Terkait Proses Kognitif
Konsep kreativitas memiliki ciri-ciri aptitude yaitu ciri-ciri yang
berhubungan dengan kognisi.23 Ciri-ciri keterampilan berpikir kreatif mencakup
keterampilan kelancaran (fluency), keterampilan fleksibel (flexibility),

19
Ari Widodo, “Profil Pertanyaan Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Sains”, Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4 (2), 2006, h. 141
20
Hadeli, “Metode Penelitian Kependidikan”,(Tangerang Selatan: Ciputat Press, 2006), h.78.
21
Ibid.
22
Patricia E. Blosser, “How to Ask The right Questions”, The National Science Teachers
Association, 2000, h. 3-4.
23
S. C Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dn Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT
Gramedia Widiasari Indonesia, 1999), h. 88.
9

keterampilan orisinil (originality), keterampilan merinci (elaboration) dan


keterampilan menilai (evaluaion).24

B. Keterampilan Berpikir Kreatif


1. Pengertian Keterampilan
Menurut Edward, keterampilan dapat diartikan sebagai kemampuan
melaksanakan sesuatu secara efektif dalam keadaan tertentu.25 Sementara Lawson
mengungkapkan bahwa keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan
26
sesuatu dengan baik. Menurutnya, yang menjadi bagian dari kinerja terampil
adalah mengetahui apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, dan
bagaimana melakukannya. Dengan kata lain, untuk menjadi terampil harus dalam
berbagai hal termasuk dengan mengetahui serangkaian prosedur, mengetahui
kapan untuk menerapkan prosedur tersebut, dan menjadi ahli dalam melaksanakan
prosedur tersebut.27

2. Pengertian Berpikir
Arti kata “pikir” dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah akal budi,
ingatan, angan-angan.28 Menurut Gilmer yang dikutip oleh Nefita, berpikir
merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau
lambang-lambang pengganti suatu aktivitas ang tampak secara fisik. Selain itu, ia
mendefinisikan bahwa berpikir merupakan suatu proses dari penyajian suatu
peristiwa internal dan eksternal, kepemilikan masa lalu, masa sekarang, dan masa
depan yang satu sama lain saling berinteraksi.29

24
Ibid., h. 88-90.
25
Edward De Bono, Mengajak Berpikir,(Jakarta: Erlangga, 1992), h. 53.
26
Anton E Lawson, Science Teaching and The Development of Thinking, (Phoenix:
Wadsworth Thomson Learning, 1995), h.50.
27
Ibid., h.50
28
Wowow Sumaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h.1
29
Nefita Octafiani. Pengaruh Model Pembelajaran Experiental learning terhadap kemampuan
berpikir Kreatif Matematis Siswa. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015, h.10
10

3. Pengertian Keterampilan Berpikir Kreatif


Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.30 Pengertian kombinasi
baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada adalah dengan
memadukan dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya berupa pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Berpikir
kreatif juga merupakan kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah kuantitas, ketepatgunaan,
dan keragaman jawaban. 31
Berpikir kreatif merupakan suatu yang lahir dari kebiasaan yang terus
dilatih sehingga lahirlah suatu kreativitas dari hasil berpikir kreatif tersebut.32
Sementara itu menurut Yudha dalam Sumarno yang dikutip Nefita
mengemukakan lima tahap berpikir kreatif yang meliputi pertama, orientasi
masalah, merumuskan masalah, dan mengidentifikasi aspek-aspek masalah
tersebut. Kedua,preparasi, mengumpulkan informasi yang relevan. Ketiga,
inkubasi, ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu, biarkan pikiran
beristirahat sebentar. Keempat, mencari ilham dan insight untuk memecahkan
masalah. Kelima, verifikasi, menguji dan menilai secara kritis solusi yang
diajukan.33
Tatag Yulio Eko Siswono, menjelaskan bahwa berpikir kreatif merupakan
suatu proses yang digunakan pada saat seseorang memunculkan suatu ide baru
dengan menggabungkan ide-ide yang sebelumnya yang belum dilakukan34.
Beberapa definisi berpikir kreatif (kreativitas) menurut para ahli berdasarkan
empat P adalah sebagai berikut:35
1) Definisi pribadi; Hulbeck menyatakan bahwa tindakan kreatif muncul dari
keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan.

30
S. C Utami Munandar, Loc.cit, h. 47.
31
Ibid., h. 48
32
Nefita Octafiani, Loc.cit., h.12
33
Ibid., h. 12
34
Tatag Yulio Eko Siswanto, Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa dalam Matematika, Jurnal Pancaran Pendidikan, Universitas Negeri Jember, h. 1.
35
S. C Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2014), cet ke-3, h.20-22.
11

Sedangkan menurut Stemberg yaitu “kreativitas merupakan titik pertemuan


yang khas dari tiga atribut psikologis: inteligensi, gaya kognitif, dan
kepribadian/motivasi. Bersama-sama ketiga segi dari alam pikiran ini
membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif”.
2) Definisi proses; Torrance mengemukakan bahwa “kreativitas adalah (1)
proses ketika mengalami kesulitan sesuai yang diminta, (2) proses membuat
tebakan dan merumuskan hipotesis tentang kekurangan-kekurangan, (3)
mengevaluasi dan menguji dugaan hipotesis, (4) merevisi dan pengujian
ulang mereka, dan akhirnya, mengkomunikasikan hasil”. Definisi tersebut
pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah.
3) Definisi produk; Baron menyatakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan
untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru”. Selanjutnya Haefele
menyatakan “kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-
kombinasi baru yang mempunyai makna sosial”.
4) Definisi Press; Simpson mendefinisikan kreativitas merujuk pada aspek
dorongan internal (berasal dari diri sendiri) dengan rumusannya “The
initiative that one manifests by his power to break away from the usual
sequence of thought”..
Menurut Supriyadi dalam Asmani yang dikutip Siti, berpikir kreatif adalah
kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikan
gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah, yang menekankan segi kuantitas, ketergantungan,
keragaman jawaban, dan menerapkan dalam pemecahan masalah.36 Supriyadi
lebih lanjut mengidentifikasi 24 ciri kepribadian kreatif, diantaranya: 1) Terbuka
terhadap pengalaman baru, 2) Flesibel dalam berpikir dan merespons, 3) Bebas
dalam menyatakan pendapat dan perasaan, 4) Menghargai fantasi, 5) Tertarik
pada kegiatan-kegiatan kreatif, 6) Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah
terpengaruh oleh orang lain, 7) Mempunyai rasa ingin tahu yang besar, 8) Toleran
terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti, 9) Berani mengambil
36
Siti Nuriyanah, “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Praktikum
Sederhana”, Skripsi pada Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Semarang,
Semarang, 2015, h. 13
12

resiko yang diperhitungkan, 10) Percaya dri dan madiri, 11) Memiliki tanggung
jawab dan komitmen pada tugas, 12) Tekun dan tidak mudah bosan, 3) Tidak
kehabisan akal dalam memecahkan masalah, 4) Kaya akan inisiatif, 15) Peka
terhadap situasi lingkungan, 16) Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan
daripada masa lalu, 17) Memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik, 18)
19) Tertarik pada hal-hal abstrak, kompleks, holistik, dan mengandung teka-teki,
20) Memiliki gagasan orisinil, 21) Mempunyai minat yang luas, 22) 23)
Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan kosntruktif bagi
pengembangan diri, 24) Kritis terhadap pendapat orang lain, Senang mengajukan
pertanyaan yang baik, serta Memiliki kesadaran etika (moral) dan estetika yang
tinggi.

4. Aspek Keterampilan Berpikir Kreatif


Keterampilan berpikir kreatif yang dijadikan landasan adalah berdasarkan
Aspek keterampilan berpikir kreatif menurut William yaitu kelancaran (fluency),
keluwesan (flexibility), keaslian (originality), elaborasi (elaboration), dan menilai
(evaluation).37 Definisi dan indikator masing-masing sifat atau ciri keterampilan
berpikir kreatif disajikan dalam Tabel 1.1 berikut: 38
Tabel 2.1 Aspek Keterampilan Berpikir Kreatif Beserta Indikatornya
Aspek KBK Definisi Indikator
Keterampilan a. Mencetuskan banyak gagasan, a. Mengajukan banyak
berpikir banyak jawaban, banyak pertanyaan
lancar penyelesaian masalah atau b. Menjawab dengan
(fluency) pertanyaan sejumlah jawaban jika
b. Memberikan banyak cara atau ada pertanyaan
saran untuk melakukan c. Mempunyai banyak
berbagai hal gagasan mengenai suatu
c. Selalu memikirkan lebih dari masalah

37
S. C Utami Munandar, Loc.cit., h.88.
38
Irna Nurmala Sari, Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Materi Usaha Dan
Energi SMA Berdasarkan Analisis Iten Respon Theory (IRT). Skripsi pada Program Studi
Pendidikan Fisika Universita Pendidikan Indonesia, Bandung, 2017, h.14-20.
13

satu jawaban d. Lancar mengungkapkan


gagasan-gagasannya
e. Bekerja lebih cepat dan
melakukan lebih banyak
daripada yang dilakukan
orang lain
f. Dapat dengan cepat
melihat atau kekurangan
suatu objek atau situasi
Keterampilan a. Menghasilkan gagasan, a. Memberikan aneka
berpikir jawaban atau pertanyaan yang ragam penggunaan yang
luwes bervariasi tidak lazim terhadap
(flexibility) b. Dapat melihat suatu masalah suatu objek
dari sudut pandang berbeda- b. Memberikan macam-
bedaa macam penafsiran
c. Mencari banyak alternatif atau terhadap suatu gambar,
arah yang berbeda-beda cerita atau masalah
d. Mampu mengubah cara c. Menerapkan suatu
pendekatan atau cara pemikiran konsep atau asas dengan
cara yang berbeda-beda
d. Memberi pertimbangan
terhadap situasi yang
berbeda dari yang
diberikan orang lain
e. Dalam membahas atau
mendiskusikan situasi
selalu mempunyai
posisi yang berbeda dari
yang diberikan orang
lain
f. Memikirkan cara yang
14

berbeda-beda dalam
menyelesaikan suatu
masalah
g. Menggolongkan hal-hal
menurut pembagian
atau kategori yang
berbeda-beda
h. Mampu mengubah cara
berpikir secara spontan.
Keterampilan a. Mampu melahirkan ungkapan a. Memikirkan masalah-
berpikir yang baru dan unik masalah atau hal-hal
orisinil b. Memikirkan cara yang tidak yang tidak pernah
(originality) lazim untuk mengungkapkan terpikirkan orang lain
diri b. Mempertanyakan cara-
c. Mampu membuat kmbinasi- cara lama dan berusaha
kombinasii yang tidak lazim memikirkan cara-cara
dari bagian-bagian atau unsur- baru
unsur c. Memilih asimetris
dalam menggambar dan
membuat desain
d. Memiliki cara berpikir
yang lain daripada yang
lain
e. Mencari pendekatan
yang baru pendapat atau
prasangka
f. Setelah membaca atau
mendengar gagasan-
gagasan bekerja untuk
menemukan
penyelesaian yang baru
15

g. Lebih senang
mensimetrisis daripada
menganalisis situasi.
Keterampilan a. Mampu memperkaya dan a. Mencari arti yang lebih
memerinci mengembangkan suatu gagasan mendalam terhadap
(elaboration) atau produk jawaban atau
b. Menambah atau merinci secara pemecahan masalah
detai-detail dari suatu objek, dengan melakukan
gagsan atau situasi sehingga langkah-langkah yang
mnejadi lebih menarik terperinci
b. Mengembangkan atau
mempercaya gagasan
orang lain
c. Mencoba atau menguji
detail-detail untuk
melihat arah yang akan
ditempuh
d. Mempunyai rasa
keindahan yang kuat
sehingga tidak puas
dengan penampilan
yang kosong atau
sederhana
e. Menambah garis-garis,
warna-warna, dan
detail-detail (bagian-
bagian) terhadap
gambarnya sendiri atau
gambar orang lain.
16

Keterampilan a. Menetukan patokan penilaian a. Menentukan pendapat


menilai sendiri dan menentukan apakah sendiri mengenai suatu
(evaluation) suatu pertanyaan benar, suatu hal
rencana sehat, atau suatu b. Menganalisis masalah
tindakan bijaksana atau penyelesaian secara
b. Mampu mengambil keputusan kritis dengan selalu
terhadap situasi yang terbuka menanyakan
c. Tidak hanya mencetuskan “mengapa?”
gagasan, tetapi juga c. Mempunyai alasan
melaksanakannya dengan rasional yang dapat
memberi pertimbangan atas mempertanggung
sudut pandang sendiri jawabkan untuk
mencapai suatu
keputusan
d. Merancang suatu
rencana kerja dari
gagasan-gagasan yang
tercetus
e. Menentukan pendapat
dan bertahan
terhadapnya.

C. Buku Teks Pelajaran


1. Pengertian Buku Teks Pelajaran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 2 tahun
2008 tentang buku teks pelajaran, menyebutkan dalam pasal 1 ayat 3 bahwa:

“Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi


yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk
digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi
yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan,
17

ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan


dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan
kemampuan kinetis dan kesehatan yang tersusun berdasarkan standar
nasional pendidikan39.

Pengertian buku teks pelajaran sebagai buku acuan wajib dalam proses
pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi adalah “isi buku teks pelajaran
memuat materi pembelajaran serta tujuan buku teks, yaitu mengacu pada tujuan
pendidikan nasional, serta penyusunannya mengikuti standar pendidikan
nasional”40. Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata
pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun sistematis dan telah diseleksi
berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa
untuk diasumsikan41.
Buku teks pelajaran sebagai bahan ajar didefinisikan sebagai buku yang
berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk
tertulis42. Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan ajar hasil seorang
pengarang atau tim pengarang dalam bidang studi tertentu yang disusun
berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yang belaku43.
Surahman dalam Prastowo mengungkapkan bahwa buku teks pelajaran
yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau
materi pelajaran yang diajarkan44. Demikian juga Bacon dalam Tarigan dan
Tarigan mengungkapkan bahwa buku teks pelajaran adalah buku teks yang
dirancang untuk dipergunakan di dalam kelas, dengan cermat disusun dan
disiapkan oleh para pakar atau ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan

39
Kemendiknas, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2008, (Jakarta: Kementrian Pendiikan Nasional, 2005), h. 2.
40
B.P. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.
18.
41
Masnur Muslich, Text Book Writing: Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian
Buku Teks, (Jogjakarta: Ar-ruzz media, 2010), h. 50.
42
Depdiknas, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar, (Jakarta: Dirjten
Dikdasmenum, 2004), h. 4.
43
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: DIVA Press,
2011), h. 167.
44
Ibid., h. 168.
18

sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi 45. Menurut Buckingham dalam
Tarigan dan Tarigan mengutarakan bahwa buku teks pelajaran adalah saranan
belajar yang biasa dipergunakan untuk menunjang suatu program pengajaran46.
Dalam penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa buku teks pelajaran adalah
buku teks yang berisi ilmu pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar
yang tertuang dalam kurikulum, untuk dipergunakan di dalam kelas dan
dilengkapi sarana-sarana pengajaran yang sesuai untuk menunjang program
pengajaran.
Mohammad dalam Prastowo, secara khusus buku teks pelajaran dibedakan
menjadi dua, yaitu buku teks utama dan buku teks pelengkap47. Buku teks utama
adalah buku teks pelajaran yang berisi bahan-bahan pelajaran suatu bidang studi
yang digunakan sebagai buku pokok. Sedangkan buku teks pelengkap adalah
buku teks pelajaran yang digunakan namun bersifat membantu atau merupakan
buku tambahan bagi buku teks utama.

2. Fungsi Buku Teks Pelajaran


Buku teks pelajaran hingga kini masih dianggap sebagai bahan ajar yang
paling utama. Buku teks pelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran dan merupakan instrumen atau sarana yang paling baik untuk
mempelajari berbagai disiplin ilmu. Buku teks pelajaran sebagai bahan ajar
memiliki fungsi sebagai berikut:48
a. Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh siswa,
b. Sebagai bahan evaluasi,
c. Sebagai alat bantu guru dalam melaksanakan kurikulum,
d. Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan
digunakan guru, dan,
e. Sebagai sarana peningkatan karir dan jabatan.

45
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung:
Angkasa, 2009), h. 12.
46
Ibid.
47
Andi Prastowo, loc. cit. h. 168.
48
Ibid., h.. 169
19

Sementara Greene dan Petty dalam Tarigan dan Tarigan merumuskan


beberapa fungsi buku teks yaitu:49
a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang
disajikan;
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject-matter yang kaya,
mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa,
sebagai dasar dari program-program kegiatan yang disarankan dimana
keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai
kehidupan yang sebenarnya;
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengembun masalah pokok dalam
komunikasi;
d. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya
metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa;
e. Menyajikan fiksasi (perasaan yang terdalam) awal yang perlu dan juga
sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis;
f. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat
guna.

3. Karakteristik Buku Teks Pelajaran


Sebagaimana bentuk bahan ajar lainnya, buku teks pelajaran memiliki
karakterisasi tertentu. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya sebagai
berikut:50
a. Secara manual, buku teks pelajaran diterbitkan oleh penerbit tertentu dan
memiliki ISBN.
b. Penyusunan buku teks pelajaran memiliki dua misi utama, yaitu:
optimalisasi pengembangan pengetahuan deklaratif dan prosedural, serta

49
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, loc. cit., h. 17.
50
Andi Prastowo, op. cit.,h. 170-172
20

pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku teks pelajaran yang
digunakan di sekolah.
c. Buku teks pelajaran dikembangkan oleh penulis dan penerbit buku dengan
senantiasa mengacu pada apa yang sedang diprogramkan oleh departemen
Pendidikan Nasional. Ketentuan tersebut diantaranya bahwa buku teks pelajaran
harus mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang sedang berlaku, berorientasi
pada keterampilan proses dengan menggunakan pendekatan kontekstual,
teknologi dan masyarakat (demonstrasi dan eksperimen), memberi gagasan secara
jelas tentang keterpaduan atau keterkaitannya dengan disiplin ilmu lainnya.
d. Buku teks pelajaran memiliki tujuh keuntungan yaitu 1) Membantu guru
melaksanakan kurikulum, 2) pegangan dalam meentukan metode pengajaran, 3)
kesemptan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran
baru, 4) dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya (jika direvisi, dapat
bertahan dalam waktu yang lama), 5) memberikan kesamaan mengenai bahan
standar pengajaran, 6) memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan
meskipun guru berganti, 7) memberikan pengetahuan dan metode mengajar yang
lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun.
Sementara itu, Tarigan dan Tarigan mengungkapkan buku teks pelajaran
dapat dikatakan berkualitas baik apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:51
1. Sudut pandang (point of view) yaitu harus memiliki landasan, prinsip dan
sudut pandang tertentu yang menjiwai atau melandasi buku teks secara
keseluruhan berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya.
2. Kejelasan Konsep yaitu dituliskan dalam buku teks pelajaran harus jelas dan
tandas serta mudah dipahami dengan menghindari kesamaran-kesamaran pada
materi pelajaran.
3. Relevan dengan kurikulum yaitu harus relevan dengan kurikulum yang
berlaku dan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
4. Menarik minat siswa yaitu penulisan buku teks pelajaran harus
mempertimbangkan minat-minat siswa karena penyesuaian minat siswa terhadap
buku teks memiliki daya tarik terhadap buku tersebut.

51
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, op. cit., h. 22-23.
21

5. Menumbuhkan motivasi siswa yaitu dapat memotivasi siswa untuk memiliki


keinginan dan menumbuhkan rasa senang mengerjakan apa yang diinstruksikan
dalam buku teks tersebut.
6. Menstimulus aktivitas siswa yaitu dapat merangsang keingintahuan dan
menggiatkan aktivitas daya tarik tersendiri serta mempermudah siswa dalam
memahami materi.
7. Ilustratif yaitu harus disertai dengan ilustrasi yang menarik serta serta
mempermudah siswa dalam memahami materi.
8. Mudah dipahami oleh siswa yaitu pemahaman harus didahului komunikasi
yang tepat serta bahasa dalam buku teks pelajaran haruslah sesuai dengan bahasa
siswa.
9. Menunjang mata pelajaran lain yaitu harus dapat menunjang pemahaman
peserta didik itu dalam mata pelajaran yang lain.
10. Menghargai perbedaan individu dengan tidak membesar-besarkan
perbedaan individu atau kelompok tertentu baik perbedaan dalam kemampuan,
bakat, minat, ekonomi, sosial, serta budaya individu.
11. Memantapkan nilai-nilai yaitu berusaha memantapkan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat serta menghindari uraian-uraian yang mengarah kepada
penggoyahan nilai-nilai yang berlaku.

D. Buku Teks Pelajaran Fisika


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan52. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, proses

52
Arini Nur Chayati, “Analisis Ketersediaan Pertanyaan Berdasarkan Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Dalam Buku Teks Pelajaran Fisika Pada Konsep Keseimbangan Benda Tegar”,
skripsi, 2017, h. 19.
22

pembelajaran IPA harus kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan


memahami alam sekitar secara ilmiah.
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan
teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam.53 Perkembangan pesat
pada bidang teknologi informasi dan komunikasi dipicu oleh penemuan Fisika
dibidang material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu
menciptakan informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang
mempelajari fenomena alam, Fisika juga meberikan pelajaran yang baik kepada
manusia untuk hidup selaras pengurangan dampak bencana alam tidak akan
berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang Fisika. Oleh karena
itu, pembelajaran Fisika di sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat menjadi
landasan yang kuat bagi peranan tersebut.
Tujuan mata pelajaran Fisika SMA berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 54
1. Membentuk sikap positif terhadap Fisika dengan menyadari keteraturan dan
keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa,
2. Memupuk sikap ilmiah yang jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat
bekerjasama dengan orang lain,
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan
data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah secara kualitatif mauun
kuantitatif,
5. Menguasai konsep dan prinsip Fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, sikap percaya diri sebagai bekal untuk

53
Ibid.
54
Ibid., h. 20.
23

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan


ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara tujuan mata pelajaran Fisika SMA berdasarkan Kompetensi Inti-
Kompetensi Dasar, adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:55
1. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan
keteraturan, keindahan alam, dan kompleksitas dalam dalam jagad raya terhadap
kebesaran Tuhan yang menciptakannya,
2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, ulet, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari0hari sebagai wujud
implementasi sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi,
3. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan,
4. Memupuk sikap ilmiah yang jujur, objektif, terbuka, teliti, kritis, dan dapat
bekerjasama dengan orang lain,
5. Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
erancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
tertulis,
6. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah secara kualitatif maupun
kuantitatif.
7. Menguasai konsep dan prinsip Fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada tingkat SMA/MA mata pelajaran Fisika dianggap penting untuk
diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan yaitu

55
Ibid., h. 20-21.
24

memberikan bekal ilmu kepada siswa yang dapat menumbuhkan keterampilan


berpikir untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.56 Selain itu,
mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu
membekali siswa dengan pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan
yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi.57 Pertimbangan tersebut dapat dicapai oleh
siswa jika telah memiliki kemampuan ini dapat dicapai oleh siswa jika telah
memiliki kemampuan berpikir kreatif.

E. Kajian Subjek Materi Listrik Dinamis


1. Karakteristik Konsep Listrik Dinamis
Listrik dinamis merupakan salah satu konsep Fisika yang penting untuk
dipelajari karena konsep ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari serta
sifatnya yang aplikatif. Konsep listrik dinamis memiliki karakteristik khusus,
diantaranya:
a. Tingkat kesulitan relatif tinggi, dapat dilihat dari Kompetensi Dasar yang
menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis.
b. Bersifat abstrak sehingga membutuhkan keterampilan berpikir yang mampu
menemukan pemecahan masalah yang beragam macam.
c. Aplikasinya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Listrik Dinamis


Standar Kompetensi yang telah ditetatapkan untuk konsep listrik dinamis
adalah menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan. Adapun Kompetensi Dasar
yang ditetapkan yaitu menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC)
dalam kehidupan sehari-hari serta mempresentasikan hasil percobaan tentang
prinsip kerja rangkaian listrik serah (DC).

56
Ibid., h. 21
57
Ibid., h. 22
25

3. Peta Konsep Listrik Dinamis


Peta konsep listrik dinamis dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:

Kuat Arus Tegangan Hambatan

Berkaitan dengan besaran

Listrik
Rangkaian LIstrik
Dinamis
disusun secara

memenuhi
Paralel Seri

Hukum Hukum I Hukum II


Ohm Kirchhoff Kirchhoff

Gambar 2.1 Peta Konsep Listrik Dinamis

4. Materi Konsep Listrik Dinamis


a. Pengertian Arus Listrik
Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah total muatan yang melewatinya
persatuan waktu pada sutau titik.58 Dengan demikian, I didefinisikan sebagai

(2-1)

dimana adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada sutau lokasi
selama jangka waktu .59

58
Douglas C. Giancoli, Fisika , (Jakarta: Erlangga, 2001), h.65.
59
Ibid,.
26

b. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik


George Simon Ohm (1878-1854), telah menunjukkan adanya hubungan
antara arus, beda potensial dan hambatan yaitu :
(2-2)

yang disebut dengan hukum ohm dan dalam sistem satuan SI, hambatan
dinyatakan dalam ohm.60 Berdasarkan percobaan ditemukan bahwa hambatan R
kawat logam berbanding lurus dengan panjang L dan berbanding terbalik dengan
luas penampang lintang A, yaitu :
(2-3)

dimana , konstanta pembanding, disebut hambatan jenis (resistivitas) dan


bergantung pada bahan yang digunakan.61
Hambatan memiliki dua rangkaian yaitu rangkaian seri dan rangkaian
paralel. Pada rangkaian seri hanya ada satu lintasan untuk arus, sehingga semua
muatan harus lewat kedua hambatan dan baterai.62 Hambatan R1 dan R2
dihubungkan dengan sutau baterai dalam suatu rangkaian yang disebut rangkaian
(susunan) seri ditunjukkan pada Gambar 2.2 :63

Gambar 2.2 Hambatan dari rangkaian (susunan) seri

60
Yosaphat Sumardi, dkk. Konsep Dasar IPA I, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2005), h.6.23.
61
Douglas C. Giancoli, loc.cit., h. 70.
62
Yosaphat Sumardi, loc.cit., h. 6.24.
63
Ibid,.
27

Penyusunan hambatan (resistor) dapat berupa bola lampu, elemen pemanas,


atau alat penghambat lainnya.64 Resistor yang disusun secara seri yang
dihubungkan dari ujung ke ujung, kekekalan energi menyatakan bahwa tegangan
total V sama dengan jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor
ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut:65

Gambar 2.3 (a) Hambatan yang dihubungkan secara seri: (b)


Hambatan bisa berupa bola lampu, atau jenis hambatan lainnya. (c) Hambatan
ekuivalen tunggal Rek yang menarik arus yang besarnya sama.

Pada rangkaian paralel, ketika hambatan dihubungkan secara paralel maka


beda potensial pada setiap hambatan besarnya adalah sama.66 Dua resistor yang
berbeda dihubungkan secara paralel ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut:67

64
Douglas C. Giancoli, loc.cit., h.95
65
Ibid.
66
Yosaphat Sumardi, loc.cit., h. 6.25
67
Ibid,. h. 6.26
28

Gambar 2.4 Hambatan dari rangkaian (susunan) paralel


Pada rangkaian paralel, jika memutuskan hubungan pada salah satu hambatan R1,
maka arus ke yang lainnya tidak terganggu seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4
berikut:68

Gambar 2.4 (a) Hambatan dihubungkan secara paralel: (b)


merupakan bola lampu. (c) menunjukkan rangkaian ekuivalen dengan Rek yang
didapat dari

68
Douglas C. Giancoli, loc.cit., h. 96.
29

c. Hukum Kirchhoff
Hukum pertama Kirchhoff atau hukum titik cabang berdasarkan pada
kekekalan muatan yang menyatakan bahwa
Pada setiap titik cabang, jumlah semua arus yang memasuki cabang harus
sama dengan semua arus yang meninggalkan cabang tersebut.69
Hukum kedua Kirchhoff atau hukum loop didasarkan pada kekekalan energi yang
menyatakan bahwa
Jumlah perubahan potensial mengelilingi lintasan tertutup suatu rangkaian
harus nol.70

d. Energi dan Daya Listrik


Energi listrik adalah energi yang dimiliki oleh pembawa muatan pada
potensial listrik yang lebih tinggi dalam suatu rangkaian. Jika arus listrik yang
mengalir antara dua titik mempunyai beda potensial V, maka jumlah energi listrik
tersebut dapat dinyatakan dengan hasil kali antara beda potensial dengan jumlah
muatan yang mengalir melalui resistor yang dinyatakn pada persamaan berikut:71
(2-4)
Keterangan :
E = Energi Listrik (J)
V = Tegangan Listrik (V)
I = Kuat Arus (A)
t = Waktu (s)

Daya listrik merupakan kecepatan perubahan energi listrik yang diperoleh


dari energi yang diubah bila muatan Q bergerak melintasi potensial V adalah QV
yang dinyatakn dalam persamaan berikut:72

. (2-5)

Muatan yang mengalir per detik, Q/t, merupakan arus listrik, I, dengan demikian
dapat dinyatakan sebagai berikut :73

69
Douglas C. Giancoli, loc.cit., h. 104.
70
Ibid,.
71
Yosaphat Sumardi, loc.cit., h.6.45.
72
Douglas C. Giancoli, loc.cit., h. 74
73
Ibid,.
30

(2-6)
Keterangan :
P = Daya Listrik (W)
V = Tegangan Listrik (V)
I = Kuat Arus (A)

F. Penelitian Yang Relevan


Beberapa penelitian yang berhubungan dengan analisis pertanyaan
berdasarkan keterampilan berpikir kreatif adalah sebagai beriku:
1. Hasil penelitian Hisdamayanti Djupanda, Yusuf Kendek dan I Wayan
Darmadi yang berjudul “Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA
dalam Memecahkan Masalah Fisika” menunjukkan bahwa siswa yang
memiliki keterampilan berpikir kreatif aspek elaborasi mampu memecahkan
masalah fisika lebih baik daripada siswa yang memiliki keterampilan
berpikir kreatif pada aspek keluwesan, orisinalitas, dan kelancaran74.
2. Dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengembangan Soal Tes
Evaluasi Matematika Berbasis Kemampuan Berpikir Kreatif Untuk Siswa
SMK Pada Materi Geometri” Anggita Maharani menyatakan bahwa lembar
soal dirancang untuk menguji kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi
geometri. Hasil yang diperoleh didapatkan bahwa hasil analisis terhadapt
delapan butir soal yang diuji cobakan ada sebanyak 6 soal yang mewakili
setiap indikator pada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Artinya
bahwa pengembangan soal tes kemampuan berpikir kreatif tersebut dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif khususnya bagi
siswa SMK.75
3. Yohana dkk juga melakukan penelitian terkait pada buku teks pelajaran
Kimia dengan judul “Analisis Pertanyaan Pada Buku Teks Kimia SMA
Konsep Sifat Koligatif Larutan Berdasarkan Question Category System For
Science (QCSS)” dan dalam penelitiannya ditemukan bahwa pertanyaan
74
Hisdamayanti, Yusuf Kendek dan I Wayan Darmadi, “Analisis Keterampilan Berpikir
Kreatif Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Fisika”, Jurnal pada Program Studi Pendidikan
Fisika FKIP Universitas Tadaluko, Sulawesi Tengah, 2014, h.33, dipublikasikan.
75
Anggita Maharani, “Analisis Pengembangan Soal Tes Evaluasi Matematika Berbasis
Kemampuan Berpikir Kreatif Untuk Siswa SMK Pada Materi Geometri”, Jurnal pada Pendidikan
Matematika FKIP, Universitas Muhamadiyah Metro, Lampung, 2017, h. 362
31

pada buku teks pelajaran Kimia SMA tidak terindetifikasi tingkat


keterampilan berpikirnya karena tidak lengkapnya pertanyaan dan
pertanyaan masih bersifat konvergen bersadarkan Question Category System
For Science (QCSS).76
4. Fiki Silvia, Risnita dan Syaiful juga melakukan penelitian terkait
keterampilan berpikir kreatif dengan judul “Pengembangan Rubrik
Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Attaufiq Jambi” dan dalam penelitiannya ditemukan
bahwa untuk menghasilkan produk berupa rubrik keterampilan berpikir
kreatif dilakukan tiga tahap utama yaitu analisis, desain pengembangan dan
pelaksanaan pengembangan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
instrumen yang dikembangkan sudah layak dan dapat diterapkan untuk
siswa kelas VIII SMP. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengukuran
keterampilan berpikir kreatif siswa di SMP Attaufiq Jambi dalam pengajuan
masalah menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki keterampilan
berpikir kategori sedang/cukup kreatif.77
5. Chua Yan Piaw pada penelitiannya yang berjudul “Building a test to assess
creative and critical thingking simultaneously” menyatakan bahwa
instrumen yang dibuat berupa Yanpiaw Creative-Critical Thingking Styles
Test atau YCREATIVE-CRITICALS. Instrumen tes tersebut memiliki
reliabilitas dan validitas yang telah terindikasi dengan ditunjukkannya
keberartian instrument tersebut untuk melihat kemampuan berpikir kreatif
dan berpikir kritis siswa Malaysia. Instrumen YCREATIVE-CRITICALS
dapat digunakan untuk menguji kemampuan berpikir yang lain. Hal ini
dikarenakan pemikiran manusia adalah perilaku universal, oleh sebab itu
penggunaan instrumen tes ini tidak terbatas hanya untuk siswa SMA saja

76
Cita Yohana Restu Awaliyah, “Analisis Pertanyaan Pada Buku Teks Kimia SMA Konsep
Sifat Koligatif Larutan Berdasarkan Question Category System For Science (QCSS)”, Journal
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakata, Jakarta, 2015, h.67 ,
dipublikasikan.
77
Fiki Silvia, Risnita, Syaiful, “Pengembangan Rubrik Keterampilan Berpikir Kreatif dalam
Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Attaufiq Jambi”, Jurnal pada Edu-
Sains, Universitas Jambi, Jambi, 2015, h.19
32

namun bisa digunakan secara umum yang mana dikenai batas usia diatas
enam belas tahun.78
6. Taufiq Hidayat, Endang Susilaningsih, Cepi Kurniawan melakukan
penelitian yang berjudul “The Effectiveness of Enrichment Test Instruments
Design to Measure Students’ Creative Thinking Skills and Problem-Solving
Enrichment” menunjukkan bahwa instrumen tes berupa tes pengayaan,
kuesioner guru dan siswa telah dinyatakan valid oleh ahli instrumen dan ahli
konten serta ahli berpikir kreatif dan keterampilan memecahkan maslah.
Instrumen tes ini dianggap dapat diandalkan. Instrumen tes ini dapat
menyatakan efektif untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif dan
keterampilan memecahkan masalah siswa. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dapat mencapai 100%.79

G. Kerangka Berpikir
Keterampilan berpikir sejalan dengan wacana meningkatkan mutu
pendidikan melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tujuan atau
hasil belajar. Salah satu tujuan pendidikan untuk tingkat Sekolah Menengah Atas
yaitu siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi menghendaki seseorang untuk mampu
menghubungkan, memanipulasi dan mentransformasi pengetahuan yang sudah
dimilikinya untuk bisa mengambil kepututsan guna memecahkan masalah dalam
situasi baru. Keterampilan berpikir kreatif merupakan dasar dari kemampuan
berpikir sains dan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, siswa diarahkan untuk
memiliki keterampilan tersebut.
Keterampilan berpikir kreatif tidak diperoleh begitu saja oleh siswa. Untuk
dapat memiliki kemampuan tersebut, siswa harus terbiasa menggunakan daya
pikirnya. Menjawab pertanyaan dapat menstimulus siswa untuk menggunakan

78
Chua Yan Piaw, “Building a test to assess creative and critical thingking simultaneously”,
Jurnal pada Elsevier, Univertas Malaya,Kuala Lumpur, 2018, hal. 558.
79
Taufiq Hidayat, Endang Susilaningsih, Cepi Kurniawan, “The Effectiveness of Enrichment
Test Instruments Design to Measure Students’ Creative Thinking Skills and Problem-Solving
Enrichment”, Jurnal pada Elvisier, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2018, h. 169
33

daya pikirnya, salah satunya berpikir kreatif.80 Pertanyaan-pertanyaan yang


diberikan oleh guru pada saat pembelajaran umumnya berasal dari buku teks
pelajaran. Pertanyaan-pertanyaan tersebut belum diketahui apakah termasuk
pertanyaan yang melatih keterampilan berpikir kreatif siswa atau bukan. Salah
satu konsep yang membutuhkan keterampilan berpikir kreatif adalah konsep
listrik dinamis. Pertanyaan-pertanyaan pada konsep lsitrik dinamis merupakan
pertanyaan yang bersifat aplikatif. Namun persentase ketersediaan pertanyaan
tentang analisis ketersediaan pertanyaan dalam buku teks pelajaran Fisika yang
dapat melatih keterampilan berpikir kreatif pada konsep listrik dinamis belum
diketahui. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
persentase ketersediaan pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif
siswa pada buku teks pelajaran dan dapat dijadikan pedoman untuk memberikan
kontribusi dalam kajian pertanyaan.
Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan di atas, berikut disajikan
bagian kerangka berpikir penelitian ini pada Gambar 2.6 berikut:

Persentase ketersediaan pertanyaan berdasarkan


keterampilan berpikir kreatif pada buku teks pelajaran
masih belum diketahui

Analisis ketersediaan pertanyaan berdasarkan


keterampilan berpikir kreatif pada konsep listrik dinamis

Informasi mengenai persentase ketersediaan pertanyaan


berdasarkan keterampilan berpikir kreatif pada konsep
listrik dinamis

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir

80
S. Nasution, op. cit, h. 161
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di
Kota Tangerang Selatan.

B. Metode Penelititan
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang pengumpulan datanya berupa kata-kata
yang menggambarkan suatu variabel81. Selanjutnya, data yang telah diperoleh
akan disusun dan dianalisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis isi (contents
analyse), sehingga data yang diperoleh kemudian dipaparkan dalam bentuk tabel,
diagram serta pemaparan yang bersifat naratif untuk melengkapi gambaran-
gambaran menyeluruh tentang apa yang terjadi dalam aktivitas yang dilaporkan 82.

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti agar
penelititan tercapai dan permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan lebih
sistematik.83 Prosedur penelitian yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahapan,
yaitu:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini meliputi:
a. Pelaksanaan survei dan wawancara ke SMA Negeri Kota Tangerang Selatan
untuk memperoleh informasi mengenai buku teks pelajaran Fisika yang
digunakan dan konsep yang dianggap mampu mengasah keterampilan berpikir
kreatif siswa.

81
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 234.
82
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 175.
83
Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013):
h. 11.

34
35

b. Pemilihan buku teks pelajaran Fisika SMA kelas XII dan konsep yang akan
dianalisis berdasarkan hasil survei dan wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini perencanaan pelaksanaan penelitian meliputi:
a. Pengkodean data
1) Pengkodean buku
Pengkodean buku teks yang dianalisis, terdapat dua buku yang dianalisis,
diantaranya buku karangan Marthen Kanginan diberi kode I dan buku karangan
Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama diberi kode II.
2) Pengkodean pertanyaan
Pengkodean pertanyaan dalam buku yang dianalisis dibagi menjadi lima
bagian yang pada setiap bagiannya diberikan kode A, B, C, D, dan E. Berikut
pengkodean pertanyaan yang akan disajikan seperti pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Kode Pertanyaan
No Pertanyaan Bagian Kode
1. Paragraf Bacaan A
2. Diskusi, Kegiatan dan Kuis B
3. Soal-Soal Seleksi dan Tugas C
4. Contoh Soal D
5. Uji Kompetensi atau Evaluasi E

3) Pengkodean halaman
Petunjuk nomor halaman diberi kode dengan kata hal., contoh hal. 11
menunjukkan pertanyaan pada halaman 11.

b. Analisis pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif pada buku


teks pelajaran Fisika SMA kelas XII yang dipilih.

1) Pembuatan kunci jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada konsep listrik
dinamis
2) Penentuan aspek keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam
pertanyaan.
3) Hasil analisis peneliti dianalisis kembali oleh pengamat I dan pengamat II
4) Hasil analisis pengamat I dan II kemudian diobservasi oleh peneliti untuk
menentukan kesepakatan antar pengamat.
36

5) Mengolah data dan menghitung persentase data tersebut untuk memperoleh


gambaran umum mengenai keterampilan berpikir yang dikembangkan pada
pertanyaan dalam buku teks pelajaran Fisika SMA kelas XII yang banyak
digunakan di SMA Negeri Kota Tangerang Selatan.

3. Tahap Akhir Penelitian


Tahap akhir merupakan tahap penyusunan laporan penelitian. Pada tahap
akhir ini meliputi:
a. Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis data.
b. Penarikan kesimpulaan berdasarkan analisis dan pembahasan.
c. Penyusunan laporan penelitian.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan yang menjadi target keberlakuan yang
berkaitan dalam penelitian84. Populasi yang menjadi target dalam penelitian ini
adalah seluruh buku teks pelajaran Fisika SMA kelas XII yang digunakan di SMA
Negeri Kota Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti85. Sampel pada
penelitian ini adalah buku teks pelajaran Fisika kelas XII yang banyak digunakan
di SMA Negeri Kota Tangerang Selatan yaitu buku karangan Marthen Kanginan
dan buku karangan Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama. Teknik yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel tersebut adalah dengan teknik
purpossive sampling. Teknik purpossive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel atas dasar pertimbangan tertentu sehingga memenuhi keinginan dan
kepentingan peneliti.86 Pertimbangan yang dimaksud yaitu menentukan jenis dan

84
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), Cet. 10, h. 250.
85
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI,
(Jakarta: Rieneka Cipta, 2006), h. 131.
86
Hadeli, “Metode Penelitian Kependidikan”, (Tangerang Selatan: Ciputat Press, 2006), h.71.
37

jumlah buku teks pelajaran yang dijadikan sampel penelitian berdasarkan jumlah
sekolah yang menggunakan buku teks pelajaran tersebut.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk
memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik kualitatif, yaitu melakukan
wawancara dan menyebarkan angket.
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dengan jumlah respondennya sedikit atau kecil.87 Wawancara
yang akan dilakukan peneliti adalah wawancara pada guru-guru bidang studi
fisika yang ada di sekolah yang diobservasi oleh peneliti, pertanyaan yang akan
ditanyakan “Buku fisika karangan siapa dan penerbit apakah yang dipakai di
sekolah ini?” pertanyaan tersebut akan dicantumkan dalam angket yang diisi oleh
peneliti, langsung ketika wawancara dilakukan.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden.88 Kuesioner ini dipakai dengan tujuan
untuk memperoleh data dari guru dan siswa mengenai buku teks yang dipakai di
SMAN Kota Tangerang Selatan.
3. Lembar Hasil Analisis Buku
Lembar hasil analisis buku yang digunakan untuk menentukan jenjang
kognitif yang dikembangkan pada pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
buku teks pelajaran Fisika SMA kelas XII pada konsep listrik dinamis.

87
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h. 137
88
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Ed.
2, h. 42.
38

F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non-tes.
Instrumen non-tes adalah instrumen yang bersifat menghimpun data berdasarkan
frukuensi atau jumlah jawaban sehingga diperoleh angka.89 Berikut adalah
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka,
yaitu kuestioner yang memberikan kesempatan kepada respnden untuk
mengemukakan pendapatnya.90 Kuesioner ini digunakan sebagai instrumen pra
penelitian untuk mencari informasi kepada responden. Responden dari penelitian
ini adalah siswa kelas XII IPA. Informasi yang dimaksud, tersaji dalam tabel kisi-
kisi kuesioner yang ditunjukkan pada Tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
Nomor
No. Informasi yang dibutuhkan
Pertanyaan
1. Tanggapan siswa terhadap pelajaran Fisika 1
2. Buku teks pelajaran Fisika yang menjadi referensi utama 2
dalam kegiatan pembelajaran
3. Konsep yang dianggap memerlukan kemampuan berpikir 3
kreatif dalam pembelajaran

2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai instrumen penelitian untuk
mencari informasi kepada narasumber.91 Narasumber dalam penelitian ini adalah
guru-guru Fisika SMAN Kota Tangeran Selatan. Informasi yang dimaksud akan
disajikan dalam bentuk tabel kisi-kisi pedoman wawancara yang ditunjukkan pada
Tabel 3.3 sebagai berikut.

89
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 232-233.
90
Ibid., h. 43
91
Djam’an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2013), cet ke-5,
h.130.
39

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara


Nomor
No. Informasi yang dibutuhkan
Pertanyaan
1. Buku teks pelajaran Fisika yang menjadi referensi utama 1
dalam kegiatan pembelajaran
2. Apa alasan yang mendasari pemilihan buku tersebut 2
3. Konsep yang dianggap memerlukan kemampuan berpikir 3
kreatif dalam pembelajaran

3. Lembar Hasil Analisis Buku


Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam,
yaitu:
a. Daftar Cek
Daftar cek yang digunakan berisi pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
dalam buku teks pelajaran Fisika SMA kelas XII pada konsep listrik dinamis dan
pilihan jenjang kognitif kelancaran, keluwesan, keaslian, elaborasi sampai menilai
yang dikembangkan pada pertanyaan-pertanyaan tersebut. Format daftar cek
untuk menganalisis jenis pertanyaan yang dikembangkan dalam buku teks
pelajaran Fisika tersaji dalam Tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4 Lembar Hasil Analisis Pertanyaan yang dikembangkan
dalam Buku Teks Pelajaran
K
Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
N o
Pertanyaan
o d Kelancaran Keluwesan Keaslian Elaborasi Menilai
e (Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalution)

b. Lembar Kesepakatan Antar Pengamat


Instrumen ini berupa lembar observasi yang berbentuk tabel rekapitulasi
untuk menuliskan hasil analisis yang dilakukan oleh Pengamat I dan Pengamat II.
Hasil analisis kedua pengamat disajikan dengan format “ya” atau “tidak” terhadap
indikator keterampilan berpikir kreatif yang telah ditentukan untuk setiap
pertanyaan yang terdapat dalam buku teks pelajaran. Format lembar kesepakatan
40

antar pengamat tersaji dalam buku teks pelajaran. Format lembar kesepakatan
antar pengamat tersaji dalam Tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5 Lembar Kesepakatan Antar Pengamat
No. Kode Pertanyaan AK P.I P.II No. Sel

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dengan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. 92 Teknik
triangulasi yang digunakan berupa triangulasi penyidik, yaitu memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data atau dengan membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis
lainnya.93 Selanjutnya data hasil analisis tersebut didiskusikan untuk mendapatkan
kesimpulan berupa persentase kemudian dideskripsikan.94 Adapun tahapan
analisis dan pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis jenis pertanyaan
Menentukan jenis pertanyaan berdasarkan indikator keterampilan berpikir
kreatif menurut Wiliam dalam Munandar yaitu kelancaran (fluency), keluwesan
(flexibility), keaslian (originality), elaborasi (elaboration) dan menilai
(evaluation).
b. Menghitung ketersediaan pertanyaan berdasarkan Keterampilan Berpikir
Kreatif pada buku teks pelajaran Fisika
Buku yang dianalisis akan dihitung persentase ketersediaan aspek
keterampilan berpikir kreatifnya. Nilai persentase didapat dari pertanyaan dalam

92
Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013):
h. 330.
93
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (Jakarta: FITK UIN Jakarta,
2014), h. 74
94
Mochamad Hilpan, loc.cit., h. 48.
41

buku yang dianalisis berdasarkan jumlah aspek keterampilan berpikir kreatifnya.


Berikut adalah tahapan menghitung persentase ketersediaan aspek keterampilan
berpikir kreatif pada buku yang dianalisis.
1) Menjumlahkan aspek keterampilan berpikir kreatif yang muncul untuk
setiap pertanyaan-pertanyaan yang dianalisis pada kedua buku.
2) Menghitung persentase kemunculan aspek keterampilan berpikir kreatif
untuk setiap pertanyaan-pertanyaan yang dianalisis menggunakan rumus
sebagai berikut:95

(3.1)

Keterangan:
n = persentase pertanyaan
X = jumlah pertanyaan berdasarkan kemampuan berpikir kreatif
N = jumlah pertanyaan yang dikembangkan dalam buku teks pelajaran

c. Menentukan Reliabilitas
Reabilitas pengamatan perlu dilakukan dalam penelitian yang bersifat
deskriptif. Dalam penelitian deskriptif ada dua alasan reabilitas dilakukan,
pertama untuk menghindari unsur subjektivitas peneliti, kedua untuk mengukur
sejauh mana hubungan seorang pengamat dengan pengamat lain. Berdasarkan
kedua alasan tersebut, maka pada penelitian ini analisis yang telah dilakukan oleh
peneliti dalam penentuan aspek setiap pertanyaan dianalisis kembali oleh
Pengamat I dan pengamat II. Hasil analisis kedua pengamat disajikan dalam Tabel
3.6 kontingensi kesepakatan dengan format “ya” atau “tidak” berikut.
Tabel 3.6 Kontingensi Kesepakatan
Kesepakatan Antar Pengamat Buku I Buku II
Ya
Tidak
Jumlah Kesepakatan Pengamat

Selanjutnya menghitung koefisien kesepakatan antar pengamat. Hal ini


bertujuan untuk mengetahui tingkat reabilitas hasil penelitian. Untuk menentukan

95
Suharsimi, loc.cit., h. 326.
42

nilai koefisien kesepakatan tersebut, digunakan teknik pengetesan reliabilitas


pengamatan dengan rumus:96

(3.2)

Keterangan :
KK : Koefisien Kesepakatan
S : Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II

Data hasil perhitungan tingkat kesesuaian kemudian direkapitulasi


berdasarkan kategori sebagai berikut:97

Tabel 3.6 Kategori Nilai Koefisen Kesepakatan

Nilai KK Kategori
<0,40 Sangat Buruk
0,40-0,75 Bagus
>0,75 Sangat Bagus

d. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh dengan cara membandingkan antara hasil analisis
pertanyaan-pertanyaan dalam buku teks pelajaran pada konsep listrik dinamis.
Dalam penelitian ini, buku yang dipilih untuk dibandingkan adalah buku yang
paling banyak digunakan berdasarkan kurikulum yang berlaku di SMAN Kota
Tangerang Selatan. Sementara kurikulum yang berlaku di SMAN Kota Tangerang
Selatan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum
2013. Pada kedua kurikulum ini buku yang digunakan adalah sama, yaitu buku
karangan Marthen Kanginan (Buku I) dan buku karangan Ketut Kamajaya dan
Wawan Purnama (Buku II).

96
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 244
97
Arini Nur Chayati, “Analisis Ketersediaan Pertanyaan Berdasarkan Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Dalam Buku Teks Pelajaran Fisika Pada Konsep Keseimbangan Benda Tegar”,
skripsi, 2017, h. 39.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Data pada penelitian ini diperoleh dengan tiga cara, yaitu memberikan
kuesioner, melakukan wawancara dan observasi. Kuesioner dan wawancara
dilakukan untuk mengetahui buku teks pelajaran yang paling banyak digunakan di
SMAN Kota Tangerang Selatan dan konsep Fisika yang dianggap memiliki
tingkat kesulitan yang lebih kompleks sehingga diperlukan keterampilan berpikir
kreatif. Sementara observasi dilakukan untuk menentukan jenis pertanyaan
berdasarkan keterampilan berpikir kreatif.

B. Deskripsi Data Hasil Kuesioner dan Wawancara


Data pada penelitian ini diperoleh dari tahap persiapan dan tahapan
pelaksanaan penelitian.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan survei dan wawancara terkait buku fisika yang
paling banyak digunakan di SMA Negeri Kota Tangerang Selatan serta konsep
fisika yang dianggap memerlukan keterampilan berpikir kreatif. Berdasarkan hasil
survei diperoleh bahwa buku yang paling banyak digunakan di SMA Negeri Kota
Tangerang Selatan adalah buku Marthen Kanginan dan buku Ketut Kamajaya dan
Wawan Purnama. Konsep yang memerlukan keterampilan berpikir kreatif pada
kedua buku tersebut adalah konsep listrik dinamis (rangkaian arus searah).

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari pengkodean data dan analisis
pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif pada buku teks pelajaran
Fisika SMA kelas XII yang dipilih.
a. Pengkodean data
Dalam pengkodean data ada beberapa kegiatan yaitu pengkodean buku,
pengkodean pertanyaan dan pengkodean halaman.

43
44

1) Pengkodean buku
Pada tahap ini, kedua buku yang dianalisis diberikan kode I dan kode II.
Perolehan hasil pengkodean buku disajikan pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Kode Buku
No Buku Karangan Kode Buku
1. Marthen Kanginan I
2. Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama II

Dari tabel di atas terlihat bahwa buku karangan Marthen Kanginan diberi
kode I dan buku karangan Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama diberi kode II.

2) Pengkodean Pertanyaan
Pada tahap ini, pertanyaan-pertanyaan pada setiap bagian yang terdapat
dalam buku teks diberikan kode A, B, C, D, dan E. Pertanyan-pertanyaan pada
bagian paragraf bacaan diberi kode A, bagian diskusi, kegiatan dan kuis diberi
kode B, bagian soal-soal seleksi dan tugas diberi kode C, bagian contoh soal
diberi kode D, dan bagian uji kompetensi atau evaluasi diberi kode E. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut selanjutnya dihitung jumlahnya berdasarkan setiap bagiannya.
Perolehan jumlah pertanyaan dari kedua buku pada setiap bagiannya disajikan
pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Jumlah Pertanyaan dalam tiap Buku Teks
Buku Pertanyaan Pada Bagian
No. Kode Jumlah
Karangan A B C D E
1. Marthen
I 9 28 2 8 55 102
Kanginan
2. Ketut Kamajaya
dan Wawan II 6 22 5 5 40 78
Purnama
Jumlah 15 50 7 13 95 180

Dari Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah pertanyaan yang
terdapat pada buku I dan buku II tidak jauh berbeda untuk bagian bacaan (kode
A), bagian diskusi, kegiatan dan kuis (kode B), bagian soal-soal seleksi dan tugas
(kode C), dan bagian contoh soal (kode D). Namun perbedaan yang cukup
signifikan terdapat pada bagian uji kompetensi atau evaluasi (kode E). Pada buku
45

I, pertanyaan yang dikembangkan pada bagian uji kompetensi atau evaluasi (kode
E) sebanyak 55 pertanyaan, sementara pada buku II pertanyaan yang
dikembangkan sebanyak 40 pertanyaan. Kegiatan selanjutnya setelah menghitung
jumlah pertanyaan pada setiap bagian buku teks adalah menghitung keseluruhan
pertanyaan pada buku teks. Perolehan keseluruhan pertanyaan dari kedua buku
disajikan pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Jumlah Pertanyaan tiap Buku Teks
No. Buku Karangan Kode Jumlah Pertanyaan
1. Marthen Kanginan I 102
Ketut Kamajaya dan Wawan
2. II 78
Purnama
Jumlah 180

Dari Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa jumlah pertanyaan pada buku I
lebih banyak dibanding jumlah pertanyaan pada buku II. Pada buku Marthen
Kanginan (buku I) terdapat 102 pertanyaan sementara buku Ketut Kamajaya dan
Wawan Purnama (buku II) terdapat 78 pertanyaan. Secara keseluruhan pertanyaan
yang dianalisis berjumlah 180 pertanyaan.

3) Pengkodean halaman
Pemberian petunjuk dengan kata hal untuk halaman buku serta nomor
halaman untuk lembar halaman yang ditunjuk.

b. Analisis pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif pada


buku teks pelajaran Fisika SMA kelas XII yang dipilih

Hasil analisis pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif pada


buku teks pelajaran Fisika diuraikan sebagai berikut :
1) Hasil analisis pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif menurut
Wiliam
Analisis ini dilakukan untuk menentuan aspek keterampilan berpikir
kreatif yang dikembangkan dalam pertanyaan. Penentuan ini berdasarkan aspek
keterampilan berpikir kreatif menurut Wiliam yang dikemukakan oleh Munandar
yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), kerincian
(elaboration) dan menilai (evaluation). Perolehan jumlah aspek keterampilan
46

berpikir kreatif pada kedua buku yang dianalisis disajikan pada Tabel 4.4 sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Jumlah Aspek Keterampilan Berpikir Kreatif pada Buku I dan
Buku II
K Aspek Keterampilan Berpikir Kreatif
Jumlah
N Pertanyaan o Fluency Flexibility Originality Elaboration Evaluation
o Bagian d Bk Bk Bk Bk Bk Bk Bk Bk Bk Bk Bk
e Bk II
I II I II I II I I II I II
1 Paragraf
A - 1 1 1 1 - - - 1 1 3 3
. Bacaan
Diskusi,
2
Kegiatan B 5 - 6 3 4 8 - 1 7 3 22 15
.
dan Kuis
Soal-Soal
3
Seleksi C 1 1 - - - - 1 1 - - 2 2
.
dan Tugas
4 Contoh
D - - 4 1 - - - 3 - - 4 4
. Soal
Uji
5 Kompeten
E 1 1 30 12 - - 14 7 1 3 46 23
. si atau
Evaluasi
Jumlah 7 3 41 17 5 8 15 12 9 7 77 47
Keterangan :
Bk = buku
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa pertanyan pada buku
Marthen Kanginan (buku I) dan buku Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama
(buku II) memiliki perbedaan pengembangan pertanyaan yang cukup signifikan
pada aspek fleuncy (kelancaran), flexibility (keluwesan), dan elaboration
(kerincian). Aspek fleuncy (kelancaran), pada buku Marthen Kanginan (buku I)
lebih banyak pertanyaannya dikembangkan pada bagian diskusi, kegiatan dan
kuis, bagian soal-soal seleksi dan tugas serta bagian uji kompetensi atau evaluasi
dibanding pada buku Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II). Aspek
flexibility (keluwesan), pada buku Marthen Kanginan (buku I) lebih banyak
pertanyaannya dikembangkan pada bagian diskusi, kegiatan dan kuis, bagian
contoh soal serta bagian uji kompetensi atau evaluasi dibanding pada buku Ketut
Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II). Aspek elaboration (kerincian), pada
buku Marthen Kanginan (buku I) lebih banyak pertanyaannya dikembangkan pada
47

bagian uji kompetensi atau evaluasi dibanding pada buku Ketut Kamajaya dan
Wawan Purnama (buku II). Secara keseluruhan diketahui bahwa kedua buku
tersebut sudah didominasi oleh pertanyaan yang mengembangkan keterampilan
berpikir kreatif.

2) Hasil perhitungan persentase pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir


kreatif

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui nilai persentase pertanyaan


berdasarkan keterampilan berpikir kreatif. Hasil perhitungan persentase
pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 4.5
berikut ini:
Tabel 4.5 Persentase Keterampilan Berpikir Kreatif yang Dikembangkan
pada Buku I dan Buku II
Buku Teks Pelajaran Fisika
Aspek Keterampilan
No. I II
Berpikir Kreatif
F Σ % f Σ %
1. Kelancaran (Fluency) 7 3
2. Keluwesan (Flexibility) 41 17
3. Keaslian (Originality) 5 77 75,5% 8 47 60,3%
4. Kerincian (Elaboration) 15 12
5. Menilai (Evaluation) 9 7
TOTAL 102 100 78 100

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa persentase pertanyaan


berdasarkan keterampilan berpikir kreatif pada buku Marthen Kanginan (buku I),
yaitu sebesar 75,5. Sementara persentase pertanyaan berdasarkan keterampilan
berpikir kreatif pada buku Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II), yaitu
sebesar 60,3. Artinya persentase pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir
kreatif pada buku Marthen Kanginan (buku I) lebih besar dibandingkan buku
Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II).

3) Hasil Perhitungan Reliabilitas Pengamatan


Perhitungan reliabilitas pengamatan bertujuan untuk menghindari unsur
subjektivitas peneliti dan mengukur sejauh mana kesepakatan seorang pengamat
dengan pengamat lain. Hasil perhitungan reliabilitas pengamatan berdasarkan
48

analisis kembali oleh kedua pengamat disajikan dalam tabel kontingensi


kesepakatan dengan format “ya” atau “tidak”. Perolehan hasil perhitungan
tersebut disajikan pada Tabel 4.6 seperti berikut:
Tabel 4.6 Kontingensi Kesepakatan Antar Pengamat pada Buku I
dan Buku II
Kesepakatan Antar Pengamat Buku I Buku II
Ya 92 76
Tidak 3 2
Jumlah Kesepakatan Pengamat 95 78

Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui bahwa hasil analisis kembali yang


dilakukan antara pengamat I dan pengamat II memiliki kontingensi kesepakatan
yang sama. Artinya kedua pengamat menyetujui hasil analisis yang dilakukan
peneliti. Selanjutnya, menghitung koefisien kesepakatan (KK) antar pengamat
untuk mengetahui tingkat reliabilitas hasil penelitian. Rekapitulasi koefisien
kesepakatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Koefisien Kesepakatan (KK) Hasil Penelitian
Buku Teks Pelajaran Koefisien
No. Kategori
Fisika Kesepakatan
1. I Sangat bagus
2. II Sangat bagus
Rata-rata Koefisien
Sangat bagus
Kesepakatan

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata koefisien


kesepakatan antar pengamat menunjukkan angka sebesar 0,93, artinya hasil
analisis yang dilakukan peneliti sangat bagus.

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh informasi bahwa ketersediaan
pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif dalam buku teks pelajaran
fisika pada konsep listrik dinamis pada buku Marthen Kanginan (buku I) dan buku
Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II) sudah didominasi pertanyaan-
pertanyaan yang mampu mengasah keterampilan berpikir kreatif siswa. Hal ini
dikarenakan bahwa terdapat jumlah persamaan persentase ketersediaan pertanyaan
49

berdasarkan keterampilan berpikir kreatif antara buku Marthen Kanginan (buku I)


dan buku Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II).
Secara keseluruhan aspek kelancaran (fluency) lebih banyak tersedia
pertanyaannya pada buku Marthen Kanginan (buku I). Pada buku ini, ketersediaan
pertanyaannya banyak dikembangkan di bagian diskusi, kegiatan dan kuis. Aspek
kelancaran (fluency) pada dasarnya hanya mengandalkan kemampuan seseorang
dalam menjawab soal dengan banyak jawaban.98 Menurut Munandar, aspek
kelancaran (fluency) didefinisikan sebagai keterampilan dalam menghasilkan
banyak gagasan atau jawaban yang relevan serta arus pemikiran yang lancar.99
Sementara Ika, dkk mengungkapkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir
lancar diwujudkan dengan perilaku kognitif diantaranya, mampu memecahkan
suatu masalah melalui gagasan dan menjawab pertanyaan dengan banyak
jawaban.100 Selain itu Hismadayanti, dkk mengungkapkan bahwa seseorang yang
memiliki keterampilan berpikir kreatif aspek kelancaran (fluency) memiliki
kemampuan menjawab soal dengan berbagai cara atau menjawab semua
pertanyaan tanpa memandang jawaban mereka benar atau salah.101 Artinya pada
buku Marthen Kanginan (buku I) maupun buku Ketut Kamajaya dan Wawan
Purnama (buku II) sudah memfasilitasi siswa untuk mampu menjawab soal
dengan banyak jawaban. Hal ini ditunjukan dengan sudah dikembangkannya
pertanyaan-pertanyaan yang mampu mengasah berpikir lancar (fluency) siswa
pada hampir semua bagian pertanyaan kecuali bagian contoh soal. Pada bagian
contoh soal pertanyaan yang dikembangkan hanya berupa pertanyaan konvergen.
Aspek keluwesan (flexibility) lebih banyak tersedia pertanyaannya pada
buku Marthen Kanginan (buku I). Pada buku ini, ketersediaan pertanyaannya
banyak dikembangkan di bagian diskusi, kegiatan dan kuis, bagian contoh soal,

98
Hisdamayanti, Yusuf Kendek dan I Wayan Darmadi, “Analisis Keterampilan Berpikir
Kreatif Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Fisika”, Jurnal pada Program Studi Pendidikan
Fisika FKIP Universitas Tadaluko, Sulawesi Tengah, 2014, h.30, dipublikasikan.
99
S. C Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dn Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT
Gramedia Widiasari Indonesia, 2009), h. 192
100
Ika Mustika Sari, Evi Sumiati, dan Parsaoran Siahaan, “Analisis Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa SMP dalam Pembelajaran Pendidikan Teknoogi Dasar (PTD)”, Jurnal, Universitas
Pendidikan Indonesia, 2013, vol 18, no. 1, h. 64.
101
Hisdamayanti, Yusuf Kendek dan I Wayan Darmadi, op.cit., h.33
50

dan bagian uji kompetensi atau evaluasi. Aspek keluwesan (flexibility) pada
dasarnya mengacu pada kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan
menghasilkan berbagai cara yang berbeda-beda.102 Menurut Munandar, aspek
keluwesan (flexibility) didefinisikan sebagai keterampilan dalam menghasilkan
gagasan atau pertanyaan yang bervariasi, mampu mengubah cara pendekatan,
serta memiliki arah pemikiran yang berbeda-beda.103 Sementara Ika, dkk
mengungkapkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir luwes diwujudkan
dengan perilaku kognitif diantaranya, mampu memberikan berbagai penafsiran
terhadap suatu gambar dan menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori)
yang berbeda-beda.104 Selain itu Hisdamayanti, dkk mengungkapkan siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kreatif aspek luwes (flexibility) mampu
menjabarkan dan memahami suatu permasalahan, seringkali mencari cara atau
strategi yang lebih mudah dan tidak sulit.105 Artinya pada buku Marthen Kanginan
(buku I) maupun buku Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II) sudah
memfasilitasi siswa untuk mampu menerapkan suatu konsep dan menyelesaikan
suatu masalah dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini ditunjukan dengan sudah
dikembangkannya pertanyaan-pertanyaan yang mampu mengasah berpikir luwes
(flexibility) siswa pada hampir semua bagian pertanyaan kecuali bagian soal-soal
seleksi dan tugas. Pada bagian soal-soal seleksi dan tugas pertanyaan yang
dikembangkan hanya sedikit dan berupa pertanyaan konvergen.
Aspek keaslian (originality) lebih banyak tersedia pertanyaannya pada
buku Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II). Pada buku ini, ketersediaan
pertanyaannya banyak dikembangkan di bagian diskusi, kegiatan dan kuis. Aspek
keaslian (originality) pada dasarnya selalu menggunakan cara yang berbeda dalam
menyelesaikan suatu masalah.106 Menurut Munandar, aspek keaslian (originality)
didefinisikan sebagai keterampilan dalam memberikan jawaban yang tidak lazim,

102
Fisika Silvia, Risnita, Syaiful, “Pengembangan Rubrik Keterampilan Berpikir Kreatif
dalam Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Attaufiq Jambi”, Jurnal pada
Edu-Sains, Universitas Jambi, Jambi, 2015, h.14
103
S. C Utami Munandar, op.cit., h. 192
104
Ika Mustika Sari, Evi Sumiati, dan Parsaoran Siahaan.,loc.cit, h. 64
105
Hisdamayanti, Yusuf Kendek dan I Wayan Darmadi, op.cit., h.32
106
Ibid., h.31
51

yang lain dari yang lain, dan yang jarang diberikan kebanyakan orang. 107
Sementara Ika, dkk mengungkapkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir
keaslian diwujudkan dengan perilaku kognitif diantaranya, mampu memikirkan
masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan orang lain.108 Selain
itu, Hismadayanti, dkk mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki
keterampilan berpikir kreatif aspek keaslian (originality) seringkali ingin terlihat
berbeda dengan orang lain, menciptakan ide baru yang tidak biasa dilakukan oleh
orang lain yang biasa disebut unik, serta menjawab pertanyaan dengan cara yang
tidak pernah dituliskan pada buku ataupun rumus lainnya.109 Sementara itu,
Woolfolks dalam Melinda mengungkapkan bahwa pengetahuan yang luas adalah
dasar bagi kreativitas dimana semakin luas pengetahuan seseorang, semakin besar
kemungkinan memunculkan ide baru, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan
berpikir asli seseorang.110 Artinya pada buku Marthen Kanginan (buku I) maupun
buku Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II) sudah memfasilitasi siswa
untuk berpikir tanpa batas dan dapat memunculkan ide baru yang lain daripada
biasanya. Hal ini ditunjukan dengan sudah dikembangkannya pertanyaan-
pertanyaan yang mampu mengasah berpikir keaslian (originality) siswa pada
bagian paragraf bacaan dan bagian diskusi, kegiatan dan kuis.
Aspek kerincian (elaboration) lebih banyak tersedia pertanyaannya pada
buku Marthen Kanginan (buku I). Pada buku ini, ketersediaan pertanyaannya
banyak dikembangkan di bagian uji kompetensi atau evaluasi. Sementara
ketersediaan pertanyaan yang banyak dikembangkan di bagian contoh soal lebih
banyak terdapat pada buku Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II).
Aspek kerincian (elaboration) pada dasarnya cenderung menjawab pertanyaan
dengan sistematis dan beruntun, lebih detail dan penuh dengan penjelasan.111
Menurut Munandar, aspek kerincian (elaboration) didefinisikan sebagai
keterampilan dalam mengembangkan, menambahkan, memperkaya suatu gagasan,

107
S. C Utami Munandar, op.cit., h. 192
108
Ika Mustika Sari, Evi Sumiati, dan Parsaoran Siahaan.,loc.cit, h. 65
109
Hisdamayanti, Yusuf Kendek dan I Wayan Darmadi, op.cit., h.32-33
110
D. Anggriani. “Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IX pada Konsep Bioteknologi
dengan Pendekatan CTL dan STM. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, h. 60
111
Hisdamayanti, Yusuf Kendek dan I Wayan Darmadi, op.cit., h.32
52

atau merinci detail-detail, serta memperluas suatu gagasan.112 Sementara Ika, dkk
mengungkapkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kerincian diwujudkan
dengan perilaku kognitif diantaranya, mampu untuk menuliskan langkah-langkah
kerja yang terperinci.113 Selain itu, Hismadayanti, dkk mengungkapkan bahwa
seseorang yang memiliki keterampilan berpikir kreatif aspek merinci
(elaboration) akan mampu memecahkan masalah secara sistematis, runtut dan
koheren.114 Artinya pada buku Marthen Kanginan (buku I) maupun buku Ketut
Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II) sudah memfasilitasi siswa untuk berani
dalam mengemukakan pendapat dan keyakinannya. Hal ini ditunjukan dengan
sudah dikembangkannya pertanyaan-pertanyaan yang mampu mengasah berpikir
merinci (elaboration) siswa pada hampir semua bagian pertanyaan kecuali bagian
paragraf bacaan. Pada bagian paragraf bacaan pertanyaan yang dikembangkan
hanya berupa pertanyaan ingatan kognitif.
Aspek menilai (evaluation) lebih banyak tersedia pertanyaannya pada
buku Marthen Kanginan (buku I). Pada buku ini, ketersediaan pertanyaannya
banyak dikembangkan di bagian diskusi, kegiatan dan kuis. Sementara
ketersediaan pertanyaan yang banyak dikembangkan di bagian uji kompetensi
atau evaluasi lebih banyak terdapat pada buku Ketut Kamajaya dan Wawan
Purnama (buku II). Aspek menilai (evaluation) dapat melatih siswa untuk berani
dalam mengemukakan pendapat dan keyakinannya. Menurut Munandar, aspek
menilai (evaluation) didefinisikan sebagai kemampuan untuk membuat penilaian
sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, atau suatu tindakan itu
bijaksana serta tidak hanya mencetuskan gagasan saja tetapi juga
melaksanakannya.115 Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Mahfud bahwa siswa
yang mempunyai kreativitas dalam belajar adalah yang senang mencari
pengalaman baru, memiliki ketekunan yang tinggi, cenderung kritis terhadap
orang lain, selalu ingin tahu serta berani mengungkapkan pendapat dan

112
S. C Utami Munandar, loc.cit., h. 192
113
Ika Mustika Sari, Evi Sumiati, dan Parsaoran Siahaan.,loc.cit, h. 65
114
Hisdamayanti, Yusuf Kendek dan I Wayan Darmadi, op.cit., h.33
115
S. C Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dn Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT
Gramedia Widiasari Indonesia, 1992), h. 40
53

keyakinannya.116 Artinya buku Marthen Kanginan (buku I) dan buku Ketut


Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II) sudah memfasilitasi siswa untuk berani
dalam mengemukakan pendapat dan keyakinannya.
Berdasarkan informasi di atas, terlihat bahwa ketersediaan pertanyaan
berdasarkan keterampilan berpikir kreatif sudah dikembangkan di setiap bagian
pertanyaan pada kedua buku teks pelajaran fisika. Kedua buku teks pelajaran
fisika tersebut sudah baik untuk digunakan sebagai buku acuan wajib dalam
proses pembelajaran di sekolah. Namun ketersediaan aspek keterampilan berpikir
kreatif yang muncul pada setiap buku tidaklah sama pada setiap pertanyaan
bagiannya. Untuk menyeimbangkannya ada beberapa solusi yang dapat
diterapkan, pertama, guru dapat memodifikasi pertanyaan yang bukan termasuk
kriteria aspek keterampilan berpikir kreatif menjadi pertanyaan yang termasuk
salah satu aspek keterampilan berpikir kreatif. Kedua, guru dapat membuat
pertanyaan tambahan yang mengacu pada kriteria pertanyaan berdasarkan
keterampilan berpikir kreatif. Ketiga, guru dapat menggunakan sumber belajar
lain sebagai pelengkap.

116
Mahfud, “Berpikir dalam Belajar; Membentuk Karakter Kreatif Peserta Didik”, Jurnal,
IAIN Syakh Nurjati Cirebon, Vol. 1, No. 1, h. 25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pertanyaan keterampilan berpikir kreatif sudah dikembangkan di setiap
bagian pertanyaan pada kedua buku teks pelajaran fisika, yaitu buku karangan
Marthen Kanginan (buku I) dan buku karangan Ketut Kamajaya dan Wawan
Purnama (buku II) pada konsep listrik dinamis. Pada hasil analisis
memperlihatkan bahwa ketersediaan pertanyaan berdasarkan keterampilan
berpikir kreatif pada buku karangan Marthen Kanginan (buku I) sebesar 75,5%.
Sementara ketersediaan pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif pada
buku karangan Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama (buku II) sebesar 60,3%.
Artinya ketersediaan pertanyaan berdasarkan keterampilan berpikir kreatif baik
pada buku Marthen Kanginan (buku I) maupun buku Ketut Kamajaya dan Wawan
Purnama (buku II) sudah mampu mengasah siswa untuk berpikir kreatif.

B. Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berikut beberapa saran yang
dapat penulis sampaikan:
1. Guru sebaiknya memilih buku teks pelajaran yang dapat mengembangkan
keterampilan berpikir, salah satunya adalah keterampilan berpikir kreatif.
2. Pada uji triangulasi guna memperkuat kesepakatan antar pengamat I dengan
pengamat lain, sebaiknya disajikan alasan terkait penentuan indikator
keterampilan berpikir kreatif dari setiap pertanyaan.
3. Penelitian terkait analisis buku sangat penting untuk dilakukan. Artinya
sangat disarankan untuk melakukan penelitian lanjut terkait analisis
pertanyaan pada buku teks untuk setiap konsep secara keseluruhan.

54
DAFTAR PUSTAKA

A.S, Fadilah, Gardjito, dan J. Siburian. “Analisis kemampuan berpikir kreatif


siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA 5 Kota Jambi”,
skripsi pada Universitas Jambi, Jambi, 2009, Tidak dipublikasikan.

Anggriani, D. “Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IX pada Konsep


Bioteknologi dengan Pendekatan CTL dan STM. Skripsi. Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung. 2014.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,


Ed. 2, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

---------------------------. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi


Revisi V, Jakarta: Rieneka Cipta, 1997.

---------------------------. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rjenak Cipta, 2010.

Awaliyah, Cita Yohana Restu. “Analisis Pertanyaan Pada Buku Teks Kimia SMA
Konsep Sifat Koligatif Larutan Berdasarkan Question Category System For
Science (QCSS)”, Journal pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakata, Jakarta, 2015, dipublikasikan.

Badan Standar Nasional Pendidikan, Salinan Standar Kompetensi dan Kompetensi


Dasar KTSP, Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2011.

Birgili, Bengi. “Creative and Critical Thingking Skills in Problem-Based Learning


Environments”, jurnal Pendidikan Berbakat dan Kreativitas Vol 2, No. 2,
Istanbul, 2015.

Blosser, Patricia E., “How to Ask The right Questions”, The National Science
Teachers Association, 2000.

55
56

Bono, Edward De. Mengajak Berpikir, Jakarta: Erlangga, 1992.

Chayati, Arini Nur. “Analisis Ketersediaan Pertanyaan Berdasarkan Kemampuan


Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Buku Teks Pelajaran Fisika Pada Konsep
Keseimbangan Benda Tegar”, skripsi, 2017.

Costa, Arthur L, Developing Minds : A Resource Book For Teaching Thinking,


Virginia: ASCD, 1991.

Depdiknas, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar, Jakarta:


Dijten Dikdasmenum, 200).

--------------- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tentang Standar


Proses, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioanal, 2007.

Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta:


Raja Grafindo Persada, 2008.

Faramudita, “Analisis Komparatif Buku teks Fisika SMA/MA Ditinjau dari


Keterampilan Generik Sains (KGS) pada Konsep Optik”, Skripsi, Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah , 2016.

Forrester, Julie C. “Thingking Creatively; Thingking Critically”, jurnal Asian


Social Sience Vol. 4, No. 5, Hongkong,2008.

Douglas C. Giancoli, Fisika. Jakarta: Erlangga. 2001.

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia,
Bandung: Angkasa, 2009.

Hidayat, Taufiq, Endang Susilaningsih, dan Cepi Kurniawan, “The Effectiveness


of Enrichment Test Instruments Design to Measure Students’ Creative
Thinking Skills and Problem-Solving Enrichment”, Jurnal pada Elvisier,
Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2018
57

Hilpan, Mochamad. “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS)


dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep
Fluida”, Skripsi, Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2014.

Hisdamayanti dkk, “Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA dalam


Memecahkan Masalah Fisika”, Jurnal pada Program Studi Pendidikan
Fisika FKIP Universitas Tadaluko, Sulawesi Tengah, 2014, dipublikasikan.

Iwan Permana Suwarna, “Model Pembelajaran Hipermedia Listrik Dinamis untuk


meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains
siswa SLTP”, Thesis, pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakartsa, abstrak. Tidak dipublikasikan.

JKS,“Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu Pembelajara”, artikel,


Jakarta: Penerbit duta, 2016, diakses pada tanggal 20 Juni 2017.

Karli, Hilda, “Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan


Berpikir”, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 18, tahun ke-11, 2012.

Kemendikbud, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 59 Tahun 2014, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2014.

Kemendiknas, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik


Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, Jakarta: Kementrian Pendiikan Nasional,
2005.

Kurnia, Feni, Zulherman dan Apit Fathurohman. “Analisis Bahan Ajar Fisika
SMA Kelas XI di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi
Sains”, Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol. 1 No. 1, 2014.

Kuswana, Wowow Sumaryo, Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2011.

Lawson, Anton E, Science Teaching and The Development of Thinking,


Wadsworth, 1995.
58

Maharani, Anggita. “Analisis Pengembangan Soal Tes Evaluasi Matematika


Berbasis Kemampuan Berpikir Kreatif Untuk Siswa SMK Pada Materi
Geometri”, Jurnal pada Pendidikan Matematika FKIP, Universitas
Muhamadiyah Metro, Lampung, 2017

Mahfud. “Berpikir dalam Belajar; Membentuk Karakter Kreatif Peserta Didik”,


Jurnal, IAIN Syakh Nurjati Cirebon, Vol. 1, No. 1. 2008.

Munandar, S. C Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: PT


Rineka Cipta, cet ke-3, 2014.

-------------------------------, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,


Jakarta: Gramedia, cet. ke-3, 1999.

Muslich, Masnur, Text Book Writing: Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan, dan


Pemakaian Buku Teks, Yogjakarta: Ar-ruzz media, 2010.

Nasution, S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Ed. 2- Cet. 1,


1995.

Octafiani, Nefita. Pengaruh Model Pembelajaran Experiental learning terhadap


kemampuan berpikir Kreatif Matematis Siswa. Skripsi pada Program Studi
Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015.

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jakarta: FITK UIN
Jakarta, 2014.

Permendiknas No 41, Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan


Menegnah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2007.

Piaw, Chua Yan, “Building a test to assess creative and critical thingking
simultaneously”, Jurnal pada Elsevier, Univertas Malaya,Kuala Lumpur,
2018.

Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:


DIVA Press. 2011.
59

Sari, Ika Mustika, Evi Sumiati, dan Parsaoran Siahaan. “Analisis Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Pembelajaran Pendidikan Teknoogi
Dasar (PTD)”, Jurnal, Universitas Pendidikan Indonesia, vol 18, no. 1,
2013.

Sari , Irna Nurmala. Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Materi
Usaha Dan Energi SMA Berdasarkan Analisis Iten Respon Theory (IRT).
Skripsi pada Program Studi Pendidikan Fisika Universita Pendidikan
Indonesia, Bandung, 2017

Satori, Djam’an. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, cet ke-5,


2013.

Silvia, Fiki, Risnita, dan Syaiful, “Pengembangan Rubrik Keterampilan Berpikir Kreatif
dalam Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Attaufiq Jambi”,
Jurnal pada Edu-Sains, Universitas Jambi, Jambi, 2015

Siswanto, Tatag Yulio Eko, Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan


Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika, Jurnal, Universitas Negeri
Surabaya. 2015.

Sitepu, B.P. Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,


2011.
Sukandari, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2012.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, Cet. 10, 2015.

Sumardi, Yosaphat, dkk. Konsep Dasar IPA I, (Jakarta: Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka. 2005.
60

Sumarmo, Utari, “Pengembangan Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis, dan


Kreatif Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika, Kumpulan
Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya,” Bahan
Ajar Matakuliah Isu Global dan Kajian Pendidikan Matematika Sekolah
Pascasarjana UPI, 2010.

Supatmo, Jatmiko Purwo, “Penerapan Challenge Based Learning untuk


Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik Dinamis dan Keterampilan
berpikir Kreatif Siswa SMA”, Thesis, pada Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
2011, h.7-8. Tidak dipublikasikan.

Widodo, Ari, “Profil Pertanyaan Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Sains”,
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4 (2), 2006.
61

Lampiran A
Hasil Survei

1. Data Hasil Survei Penggunaan Buku


Teks Pelajaran Fisika
2. Rangkuman Hasil Observasi Buku
Teks Pelajaran Fisika
DAFTAR HASIL SURVEI PENGGUNAAN BUKU TEKS PELAJARAN FISIKA

NO.
SEKOLAH BUKU YANG DIGUNAKAN

1. SMA NEGERI 1 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Marthen Kanginan: Erlangga, 2013)
2. SMA NEGERI 2 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Marthen Kanginan: Erlangga, 2013)
3. SMA NEGERI 3 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Marthen Kanginan: Erlangga, 2013)
4. SMA NEGERI 4 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Kamajaya: Grafindo, 2006)
5. SMA NEGERI 5 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Marthen Kanginan: Erlangga, 2013)
6. SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (M. Farchani Rosyid,dkk: Platinum,2013)
7. SMA NEGERI 7 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Kamajaya: Grafindo, 2013)
8. SMA NEGERI 8 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Kamajaya: Grafindo, 2006)
9. SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Fieska Cahyani, dkk: Quadra, 2013)
10. SMA NEGERI 10 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Marthen Kanginan: Erlangga, 2006)
11. SMA NEGERI 11 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Marthen Kanginan: Erlangga, 2006)
12. SMA NEGERI 12 TANGERANG SELATAN FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII ( Ketut Kamajaya,dkk: Grafindo, 2013)

62
NO.
BUKU TEKS PELAJARAN PRESENTASE SEKOLAH

1. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Marthen Kanginan: Erlangga, 2013) 33,3%
2. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Kamajaya: Grafindo, 2013) 33,3%
3. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Marthen Kanginan: Erlangga, 2006) 16,7%
4. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Kamajaya: Grafindo, 2006) 16,7%
5. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (M. Farchani Rosyid,dkk: Platinum,2013) 8,3%
6. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII (Fieska Cahyani, dkk: Quadra (2013) 8,3%

63
RANGKUMAN HASIL OBSERVASI BUKU TEKS PELAJARAN FISIKA

KONSEP YANG
ALASAN
BUKU TEKS YANG MEMBUTUHKAN
NO. SEKOLAH NAMA GURU PEMILIHAN
DIGUNAKAN HOTS
BUKU
GURU SISWA
1. SMAN 1 TANGSEL Ike Kurniani, S.Pd Marthen Kanginan: Penyajian materi Rangkaian Rangkaian
Erlangga (2013) lengkap dan soal Arus Searah Arus Searah
yang bervariasi
2. SMAN 2 TANGSEL Tery Kurniawati, S.Si Marthen Kanginan: Penyajian materi Rangkaian Rangkaian
Erlangga (2013) lengkap dan soal Arus Searah Arus Searah
yang bervariasi
3. SMAN 3 TANGSEL Sri Hermin Ningsih, Marthen Kanginan: Penyajian materi Impulse dan Rangkaian
S.Pd Erlangga (2013) luas dan soal Momentum Arus Searah
yang bervariasi Linear
4. SMAN 4 TANGSEL Priono, S.Pd Kamajaya: Grafindo Sudah Fluida Rangkaian
(2006) disediakan Dinamis Arus Searah
koperasi
5. SMAN 5 TANGSEL Daryono, S.Pd Marthen Kanginan: Penyajian materi Rangkaian Rangkaian
Erlangga (2013) lengkap dan soal Arus Searah Arus Searah
yang bervariasi
6. SMAN 6 TANGSEL Dra. Ilmiah M. Farchani Rosyid,dkk: Penyajian materi Rangkaian Medan
Platinum (2013) mudah Arus Searah Magnet
dimengerti dan

64
soal mudah
diselesaikan
7. SMAN 7 TANGSEL Ety Twelve Tenth, Kamajaya: Grafindo Sudah Rangkaian Rangkaian
M.Pd (2013) disediakan Arus Searah Arus Searah
koperasi
8. SMAN 8 TANGSEL Sri Purwaningsih, M.Pd Kamajaya: Grafindo Ulasan materi Rangkaian Listrik Statis
(2006) lengkap, sesuai Arus Searah
SKL dan bahasa
yang digunakan
mudah
dimengerti serta
sistematis
9. SMAN 9 TANGSEL Ida Parida Mutia, M.Pd Fieska Cahyani, dkk: Uraian materi Rangkaian Rangkaian
Quadra (2013) mudah dibaca Arus Searah Arus Searah
dan berwarna
10. SMAN 10 TANGSEL Mukhlas, S.Pd Marthen Kanginan: Penyajian materi Listrik Listrik Statis
Erlangga (2006) lengkap Statis
11. SMAN 11 TANGSEL Indah Setianingsih, Marthen Kanginan: Sudah Rangkaian Fluida
S.Pd Erlangga (2006) disediakan Arus Searah Dinamis
koperasi
12. SMAN 12 TANGSEL Yanti Rohayati, S.Pd Ketut Kamajaya,dkk: Sudah Mekanika Induksi
Grafindo (2013) kurikulum 2013 Faraday

65
66

Lampiran B
Instrumen Penelitian

1. Kuesioner
2. Pedoman Wawancara
3. Pedoman Analisis Pertanyaan
4. Lembar Hasil Analisis Pertanyaan Buku I
5. Lembar Hasil Analisis Pertanyaan Buku II
67

KUESIONER

NAMA : .............................

KELAS : .............................

SEKOLAH : .............................

PETUNJUK

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas sesuai dengan


keadaan yang sebenarnya!

1. Bagaimana pendapat kalian terhadap proses pembelajaran Fisika di


sekolah ?
........................................................................................................................
..................
2. Apakah bapak/ ibu guru kalian merekomendasikan buku teks pelajaran
Fisika tertentu?
a. Buku teks pelajaran Fisika yang menjadi referensi utama dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
 Judul buku :
....................................................................................................
 Penulis :
....................................................................................................
 Kurikulum :
....................................................................................................
 Tahun Terbit :
....................................................................................................
b. Buku teks pelajaran tipe BSE yang mejadi referensi utama/ referensi
pendamping.
 Judul buku :
....................................................................................................
 Penulis :
....................................................................................................
 Kurikulum :
....................................................................................................
 Tahun Terbit :
....................................................................................................
68

3. Pilihlah satu konsep yang kalian anggap paling memerlukan kemampuan


berpikir kreatif di kelas XII! (berikan tanda √ pada pilihan anda)
a. Gelombang Bunyi g. Rangkaian Arus Bolak-balik
b. Gelombang Cahaya h. Radiasi Elektromagnetik
c. Rangkaian Arus Searah i. Konsep dan Fenomena Kuantum
d. Listrik Statis j. Teknologi digital
e. Medan Magnetik k. Inti Atom
f. Induksi Faraday l. Sumber Energi
69

PEDOMAN WAWANCARA

NAMA GURU : ........................................................

SEKOLAH : ........................................................

1. Apakah bapak/ibu merekomendasikan buku teks pelajaran Fisika tertentu?


a. Buku teks pelajaran Fisika yang menjadi referensi utama dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
 Judul buku :
....................................................................................................
 Penulis :
....................................................................................................
 Kurikulum :
....................................................................................................
 Tahun Terbit :
....................................................................................................
b. Buku teks pelajaran tipe BSE yang mejadi referensi utama/ referensi
pendamping.
 Judul buku :
....................................................................................................
 Penulis :
....................................................................................................
 Kurikulum :
....................................................................................................
 Tahun Terbit :
....................................................................................................

2. Apakah alasan yang mendasari pemilihan buku teks tersebut ?


........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................

3. Berdasarkan pengalaman bapak/ibu, konsep apakah yang bapak/ibu


anggap paling memerlukan kemampuan berpikir kreatif di kelas XII ?
........................................................................................................................
..................
PEDOMAN ANALISIS PERTANYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

Indikator Keterampilan Berpikir


Kriteria Pertanyaan
Kreatif
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu mengajukan banyak
pertanyaan
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu menjawab dengan sejumlah
jawaban jika ada pertanyaan
Fluency  Pertanyaan meminta siswa untuk mempunyai banyak gagasan mengenai
(Kelancaran) suatu masalah
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu mengungkapkan gagasan-
gagasannya dengan lancar
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu memberikan banyak gagasan
dengan lancar, cepat dan tepat.
 Pertanyaan meminta siswa untuk memberikan aneka ragam penggunaan
yang tidak lazim terhadap suatu objek
 Pertanyaan meminta siswa untuk memberikan bermacam-macam
penafsiran terhadap gambar, cerita atau masalah
Flexibility  Pertanyaan meminta siswa untuk menerapkan suatu konsep atau asas
(Keluwesan) dengan cara yang berbeda-beda
 Pertanyaan meminta siswa untuk memberi pertimbangan terhadap
situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain
 Pertanyaan meminta siswa untuk mempunyai posisi yang berbeda dari
yang diberikan orang lain dalam membahas atau mendiskusikan situasi

70
 Pertanyaan meminta siswa untuk memikirkan cara yang berbeda-beda
dalam menyelesaikan suatu masalah
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu mengubah cara berpikir secara
spontan.
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu memikirkan masalah-masalah
atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan orang lain
 Pertanyaan meminta siswa untuk mempertanyakan cara-cara lama dan
berusaha memikirkan cara-cara baru
 Pertanyaan meminta siswa untuk memilih asimetris dalam menggambar
dan membuat desain
Originality  Pertanyaan meminta siswa untuk memiliki cara berpikir yang lain
(Keaslian) daripada yang lain
 Pertanyaan meminta siswa untuk memberikan jawaban dengan caranya
sendiri dengan proses perhitungan dan hasil benar.
 Pertanyaan meminta siswa untuk mencari pendekatan yang baru
pendapat atau prasangka
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu menemukan penyelesaian
yang baru setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan bekerja
 Pertanyaan meminta siswa untuk mencari arti yang lebih mendalam
terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-
Elaboration langkah yang terperinci
(Elaborasi/Kerincian)  Pertanyaan meminta siswa untuk mampu mengembangkan atau
mempercaya gagasan orang lain
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu mencoba atau menguji detail-

71
detail dalam melihat arah yang akan ditempuh
 Pertanyaan meminta siswa untuk mempunyai rasa keindahan yang kuat
sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu menambah garis-garis, warna-
warna, dan detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri
atau gambar orang lain.
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu menentukan pendapat sendiri
mengenai suatu hal
 Pertanyaan meminta siswa untuk menganalisis masalah atau
Menilai penyelesaian secara kritis dengan selalu menanyakan “mengapa?”
(evaluation)  Pertanyaan meminta siswa untuk merancang suatu rencana kerja dari
gagasan-gagasan yang tercetus
 Pertanyaan meminta siswa untuk mampu Menentukan pendapat dan
bertahan terhadapnya.

72
LEMBAR HASIL ANALISIS BUKU I

Analisis Ketersediaan Pertanyaan Berdasarkan Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Buku Teks Pelajaran Fisika Pada Konsep Listrik
Dinamis

(Terbitan Erlangga- Karangan Mathen Kanginan)

Pertanyaan Pada Teks Bacaan

Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif


Menil Bukan
No Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci ai KBK
(Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalu
tion)
1. IA.1 Perhatikan untuk memasang amperemeter seri
hal.83 dengan komponen yang akan diukur kuat arusnya,
rangkaian kabel harus dipotong-potong agar dapat
menyisipkan amperemeter (Gambar 3.1b). selain
karena polaritas yang tidak benar, banyak juga
amperemeter yang rusak karena rangkaian kabel

tidak dipotong. Sebagai contoh jika rangkaian kabel
tidak dipotong seperti Gambar 3.1b (kutub-kutub
(+) dan (-) amperemeter langsung dihubungkan ke
ujung-ujung resistor), arus tidak normal yang besar
akan mengalir sehingga amperemeter dapat rusak
berat.

73
Bagaimana dengan skala terkecil dan ketelitian
ampermeter?

Penyelesaian:
Umumnya, amperemeter yang anda gunakan di lab
adalah sebuah basicmeter. Basicmeter memiliki
beberapa batas ukur (range) dan dapat digunakan
untuk mengukur arus dan tegangan DC.
Basicmeter pada Gambar 3.2 memiliki 9 terminal, 4
terminal hitam dikiri untuk arus dan 4 terminal
merah dikanan untuk tegangan. Satu terminal di sisi
tengah bawah adalah kutub negative, baik untuk
arus atau tegangan.
Batas ukur arus : 0 - 10 mA - 100mA - 1A- 5A
Batas ukur tegangan : 0 - 100mV - 1V- 10V - 50V

74
Misalkan, anda menghubungkan
batas ukur 1 A ke rangkaian.
Jarak antara gores panjang 0 dan
20 menunjukkan 20/100 x 1 A =
0,2 A. antara gores panjang 0
dan 20 terdapat 10 skala
(Gambar 3.3b). --Hal tersebut
menunjukkan bahwa skala
terkecil basicmeter adalah 1/10
x 0,2 A = 0,02 A..
-Ketelitian basicmeter untuk
batas ukur 0-1 A adalah
setengah dari skala terkecil, yaitu sebagai berikut.

2. IA.2 Telah anda ketahui bahwa


hal.84 dengan memilih batas ukur
basicmeter 0-1 A dan
menggunakan skala 0-100,
diperoleh skala terkecil 0,02 A
dan ketidakpastiannya adalah √
0,01A. misalkan anda mengukur
arus dalam suatu rangkaian
dengan batas ukur 0-1 A
memberikan hasil seperti
Gambar 3.4b.

75
Bagaimana anda melaporkan hasil pengukuran
ini?

Penyelesaian :
Jarum menunjuk 4 garis sebelum angka 80. Berarti
bacaan angka skala adalah 72. Kuat arus yang
ditunjukkan adalah sebagai berikut:
( ) (dua desimal)
Nilai ketidakpastian Δx = 0,01 A (juga dua
desimal) sehingga hasil pengukuran kuat arus
dilaporkan sebagai berikut:

( )
3. IA.3 Bagaimanakah kaitan hambatan listrik suatu
hal. 85 penghantar dengan tegangan dan kuat arus listrik?

Penyelesaian :
Kaitan dari hambatan listrik suatu penghantar
dengan tegangan dan kuat arus listrik dikenal
sebagai hukum ohm, yaitu kuat arus dalam suatu √
rangkaian sebanding dengan tegangan pada ujung-
ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan
hambatan rangkaian.
.

76
4. IA.4 Resistor dan kawat tembaga memenuhi hukum
hal.87 Ohm. Konduktor seperti kawat tembaga yang
memenuhi hukum Ohm disebut konduktor ohmik.
Konduktor-konduktor yang tidak memenuhi hukum
Ohm disebut konduktor-konduktor nonohmik.
Contohnya adalah filamen lampu, termistor, dan
semikonduktor.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
hambatan seutas konduktor listrik (R)?

Penyelesaian :
Hambatan listrik dipengaruhi oleh:
1. Jenis bahan kawat (ρ). Jenis kawat ini
ditampilkan oleh besaran hammbatan jenis kawat √
(ρ). Semakin besar hambatan jenis kawat, semakin
besar juga hambatan listriknya.
2. Panjang kawat (L). Jadi, semakin panjang kawat
semakin besar hambatan listriknya.
3. Luas penampang (A).Semakin besar luas
penampang kawat, semakin kecil hambatan
listriknya.
Hambatan listrik seutas kawat dengan hambatan
jenis ρ, panjang L, dan luas penampang A (Gambar
3.8) dapat dihitung dengan persamaan berikut.
(1-1)

77
5. IA.5 Susunan Seri-Paralel
hal.90 Resistor
Susunan Seri Resistor
Rangkai susunan seri dua
resistor R1, dan R2 seperti
pada Gambar 3.11a. baca
skala yang ditunjukkan oleh
amperemeter dan voltmeter.
Dari hasil pengukuran, akan
anda peroleh prinsip utama
susunan seri, yaitu sebagai
berikut.
1. Kuat arus yang mengalir pada tiap resistor sama

besar dan akan sama dengan kuat arus utama
rangkaian.
I1 = I2 = I (3-5)
2. Tegangan pada masing-masing resistor
sebanding dengan hambatan resistor.
V1 : V2 = R1 : R2 (3-6)
3. Tegangan yang diberikan pada rangkaian seri
sama dengan jumlah tegangan tiap resistor.
V = V1 + V2 (3-7)
Dengan menyubstitusi V1 = IR1 dan V2 = IR2
(gambar 3.11a) serta tegangan pengganti V= Irs
(gambar 3.11b) ke persamaan (3-7), akan anda
peroleh persamaan hambatan pengganti seri (Rs)

78
yaitu sebagai berikut.
(3-8)
Perhatikan persamaan (3-8) dengan seksama.
Apakah tujuan utama merangkai komponen-
komponen listrik secara seri; memperbesar ataukah
memperkecil hambatan?

Penyelesaian :
Memperbesar hambatan, karena terlihat pada
persamaanya yaitu
.
6. IA.6 Susunan Paralel resistor
hal.90- Rangkai susunan paralel dua resistor R1 dan R2
91 seperti pada gambar 3.12a. baca skala yang
ditunjukkan oleh amperemeter dan voltmeter dari
hasil pengukuran, akan anda peroleh prinsip utama
susunan paralel, yaitu sebagai berikut.
1. Tegangan pada ujung-ujung tiap resistor sama
besar dan sama dengan tegangan yang diberikan √
pada rangkaian.
V1 = V2 = V (3-9)
2. Arus yang melalui tiap resistor berbanding
terbalik dengan hambatan resistor.
V1 : V2 = (3-10)
3. Kuat arus yang diberikan pada rangkaian paralel

79
(I) sama dengan jumlah kuat arus melalui tiap
resistor.
I = I1 + I2 (3-11)
Dengan menyubstansi I1 = (gambar
3.12a) serta arus pada rangkaian paralel
(gambar 3.12b) ke persamaan (3-11), akan anda
peroleh persamaan hambatan pengganti paralel
(Rp) yaitu sebagai berikut.
(3-12)
Perhatikan persamaan (3-12) dengan seksama.
Apakah tujuan utama merangkai komponen-
komponen listrik secara seri; memperbesar ataukah
memperkecil hambatan?

Penyelesaian :
Memperkecil hambatan, karena terlihat pada
persamaanya yaitu .
7. IA.7 Apakah hukum II Kirchhoff itu?
hal.95 Penyelesaian :
Jumlah aljabar perubahan tegangan yang

mengelilingi suatu rangkaian tertutup (loop) sama
dengan nol.

80
8. IA.8 Alat untuk mengukur daya listrik adalah wattmeter,
hal.100 sedangkan untuk mengukur energi listrik adalah
joulemeter atau kWhmeter. Cobalah cari tahu dari
buku referensi atau internet, cara menghubungkan
rangkaian yang diukur dengan joulemeter.

Penyelesaian :
Rangkaian yang disusun sama halnya dengan
menggunakan ampermeter atau multimeter. Setelah
didapatkan hasil pengukuran arus dari suatu resistor
maka dikalikan dengan selang waktu yang terjadi
dan akan didapatkan nilai joule nya.
9. IA.9 Bagaimana sungai mengalir yang dibendung dapat
hal.102 membangkitkan tenaga listrik atau energi listrik?

Penyelesaian :
Air sungai yang mengalir deras memiliki energi
kinetik. Air sungan dibendung kemudian pada
bagian bawah bendungan dipasang pipa besar

dengan dipasangkan turbin yang seporos dengan
generator. Fungsi turbin adalah untuk mengubah
energi potensial air menjadi energi mekanik yang
mana akan menggerakan turbi. Sedangkan fungsi
generator adalah mengubah energi mekanik dari
turbin menjadi energi listrik. Dan berasal dari
generatorlah didapatkan tenaga listrik atau energi

81
listrik yang dapat diguakan sebagai pembangkit
listrik yang dikenal di Indonesia adalah PLTA
(Pembangkit Listrik Tenaga Air).
10. IA.10 Apa yang dimaksud dengan listrik DC?
hal.103 Penyelesaian :

Arus DC adalah arus listrik yang arahnya selalu
mengalir dalam satu arah.

Pertanyaan Pada Kegiatan, Diskusi dan Kuis

Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif


Bukan
No Menilai
Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci KBK
. (Evalution
(Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration)
)
1. IB.1 Kegiatan (1B.1-4)
hal.85 Mengukur
Tujuan
Menuliskan hasil pengukuran tunggal
tegangan oleh basicmeter.

Langkah Kerja
Sebuah basicmeter yang digunakan
untuk mengukur tegangan pada suatu
komponen memberikan hasil seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.6.

82
Tentukan skala terkecil dan ketelitian
basicmeter untuk batas ukur yang
digunakan (misalnya 0-10 V)

Penyelesaian :
Skala terkecil = 1 volt
Batas Ukur = 50
Jadi, -10 – 50 volt
2. IB.2 Kegiatan (1B.1-4)
hal.85 Mengukur
Tujuan
Menuliskan hasil pengukuran tunggal
tegangan oleh basicmeter.

Langkah Kerja
Sebuah basicmeter yang digunakan
untuk mengukur tegangan pada suatu
komponen memberikan hasil seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.6.

83
Diskusikan dalam kelompok belajar
anda, bagaimana ketelitian basicmeter
jika Anda menggunakan batas ukur 0-
50 V.

Penyelesaian :
Jika menggunakan batas ukur 0-50 volt
artinya basicmeter hanya dapat
mengukur tegangan yang lebih jauh dari
nol sampai 50 volt.
3. IB.3 Kegiatan (1B.1-4)
hal.85 Mengukur
Tujuan
Menuliskan hasil pengukuran tunggal
tegangan oleh basicmeter.

Langkah Kerja
Sebuah basicmeter yang digunakan
untuk mengukur tegangan pada suatu
komponen memberikan hasil seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.6.

84
Tuliskan hasil pengukuran tegangan
Anda lengkap dengan
ketidakpastiannya.

Penyelesaian :
Hasil pengukurannya : (14 ± 1,0) volt.
4. IB.4 Kegiatan (1B.1-4)
hal.85 Mengukur
Tujuan
Menuliskan hasil pengukuran tunggal
tegangan oleh basicmeter.

Langkah Kerja
Sebuah basicmeter yang digunakan
untuk mengukur tegangan pada suatu
komponen memberikan hasil seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.6.

85
Kemudian gunakan basicmeter ini untuk
mengukur tegangan pada beberapa
resistor yang tersedia di laboratorium.
Susun rangkaian seperti Gambar 3.5b.

Peragakan di depan kelas dan tulis


hasil pengukuran lengkap dengan
ketidakpastiannya.

Penyelesaian :
1. (15 ± 1,0) volt.
2. (16 ± 1,0) volt.
3. (15 ± 1,0) volt.

86
5. IB.5 Menyelidiki
hal.86 Tujuan
Menyelidiki hubungan tegangan dan
arus pada suatu resistor.
Alat dan Bahan
Amperemeter, voltmeter, kabel, resistor,
rheostat, baterai, dan sakelar dua kutub.
Langkah Kerja
Kerjakan kegiatan ini secara
berkelompok
(3-4 siswa )
1) Rangkai
komponen-

komponen seperti
ditunjukkan pada
Gambar 3.7.
gunakan 1 atau 2 batu baterai.
2) Periksa ulang rangkaian dan jangan
lupa rheostat diatur pada posisi
maksimum (hambatan terbesar).
Setelah anda yakin, atur sakelar S
pada posisi ON atur rheostat
sehingga jarum penunjuk
amperemeter dan voltmeter dapat
kalian baca dengan jelas.
3) Pada posisi rheostat tertentu, bcalah

87
amperemeter dan voltmeter isikan
bacaanmu pada table 3.1
4) Ulangi langkah 3 paling sedikit
untuk lima posisi rheostat berbeda.
Perhatikan geser kontak rheostat
secara perlahan sampai kalian dapat
mengamati penunjukkan
amperemeter dan voltmeter yang
berbeda.
Buat grafik tegangan (V) terhadap kuat
arus (I) dari data pengukuran Tabel
3.1.
Penyelesaian :
Tabel 3.1 Hasil percobaan
Kuat arus
No Tegangan (V)
(I)
1 0,09 2
2 0,20 4
3 0,29 6
4 0,37 8
5 0,48 10

Grafika Hubungan Tegangan dan Arus


(V-I)

88
Grafik hubungan V-I
15
10
5 V-I
0
0.09 0.2 0.29 0.37 0.48

6. IB.6 Grafika Hubungan Tegangan dan Arus


hal.86 (V-I)
Grafik hubungan V-I
15
10
5 V-I

0 √
0.09 0.2 0.29 0.37 0.48

Bagaimanakah bentuk grafik yang


kalian dapatkan?

Penyelesaian :
Grafik hubungan antara arus listrik
dengan tegangan berbentuk linier.

89
7. IB.7 Tabel 3.1 Hasil percobaan
hal.86 Kuat arus
No Tegangan (V)
(I)
1 0,09 2
2 0,20 4
3 0,29 6
4 0,37 8
5 0,48 10

Grafika Hubungan Tegangan dan Arus


(V-I)
Grafik hubungan V-I
15

10
5 V-I

0
0.09 0.2 0.29 0.37 0.48

Nyatakan kesimpulan Anda berkaitan


hubungan antara kuat arus listrik yang
mengalir melalui resistor dan
tegangannya.

Penyelesaian :
Berdasarkan data hasil percobaan dapat

90
disimpulkan bahwa nilai arus listrik
berbanding lurus dengan nilai
tegangannya dan berbanding terbalik
dengan nilai hambatan.
8. IB.8 Grafik kuat arus terhadap tegangan
hal.89 untuk seutas kawat
logam pada dua suhu
berbeda T1 dan T2
ditunjukkan pada
gambar di samping.

Suhu manakah yang
lebih besar? Jelaskan jawaban Anda.
Penyelesaian:
Rumus Energi :

Jadi, suhu tertinggi pada T2.


9. IB.9 Penelitian akhir-akhir ini ditujukan pada
hal.89 superkonduktor, yaitu bahan yang sama
sekali tidak menghambar listrik
(hambatan listrik nol). Dengan
menggunakan berbagai sumber (koran,

majalah, buku teks fisika, atau internet),
buat tulisan singkat tentang
superkonduktor. Tulisan anda minimal
memuat :
Sejarah penemuan superkonduktor

91
sampai dengan kemajuannya saat ini.

Penyelesaian :
Sifat superkonduktivitas bahan
ditemukan pertama kali oleh Heike
Kammerlingh Onnes pada tahun 1911.
Pada saat itu, dia sedang mencoba
mengamati hambat jenis (resistivity)
logam merkuri (Hg) ketika didinginkan
sampai suhu helium cair. Ternyata dia
mendapatkan hambat jenis merkuri tiba-
tiba turun drastis menjadi nol pada suhu
4,2 K. Fenomena konduktivitas
sempurna inilah yang disebut
superkonduktivitas, dan bahan yang
mempunyai sifat superkonduktif ini
dinamakan bahan superkonduktor. Suhu
ketika suatu bahan superkonduktor
mulai mempunyai sifat superkonduktif
disebut suhu kritis (Tc).
Setahun kemudian, Onnes juga
menemukan bahwa merkuri akan
kehilangan sifat superkonduktifnya
ketika terkena medan magnet luar H
yang lebih besar dari batas harga
tertentu, meskipun bahan tersebut masih

92
berada di bawah suhu kritisnya. Batas
harga medan magnet itulah yang
selanjutnya disebut sebagai medan
magnet kritis atau disingkat medan
kritis (Hc).
Sifat khas superkonduktor yang lain
ditemukan oleh Meissner dan
Ochsenfeld pada tahun 1933. Kedua
ilmuwan ini menemukan, ternyata
bahan superkonduktor menolak medan
magnet luar yang mengenainya.
Fenomena penolakan inilah yang
disebut dengan istilah Efek Meissner.
Dengan dua sifat khas utama tersebut,
superkonduktor dapat digunakan
sebagai bahan penghantar arus listrik
tanpa adanya kehilangan energi, sebagai
pembangkit medan magnet super tinggi
dalam MRI (Magnetic Resonance
Imaging), sebagai penyusun kumparan
levitasi magnet MAGLEV (Magnetic
Levitating) untuk kereta api
berkecepatan tinggi dan sebagainya.
Dikutip dari :
http://fanwar.staff.uns.ac.id/2010/04/23/
sejarah-dan-pengertian-

93
superkonduktor/.
10. IB.10 Penelitian akhir-akhir ini ditujukan pada
hal.89 superkonduktor, yaitu bahan yang sama
sekali tidak menghambar listrik
(hambatan listrik nol). Dengan
menggunakan berbagai sumber (koran,
majalah, buku teks fisika, atau internet),
buat tulisan singkat tentang
superkonduktor. Tulisan anda minimal
memuat :
Manfaat superkonduktor dalam bidang
teknologi. Bagikan tulisan anda pada
kelompok anda dan presentasikan untuk
memperoleh tanggapan. √

Penyelesaian :
1. Dibidang kelistrikan, Generator
yang menggunakan superkonduktor
memiliki efisiensi sebesar 99% dan
memiliki ukuran yang jauh lebih
kecil dibandingkan dengan generator
yang menggunakan kawat tembaga.
2. Dibidang transportasi, Kereta JR-
Maglev MLX01 telah mencapai 581
km / jam (367 mph), sedikit lebih
cepat daripada kereta api beroda

94
(rekor kecepatan TGV saat ini
adalah 574,8 km / jam, 357,0 mph).
3. Dibidang komputer, superkonduktor
digunakan untuk membuat suatu
superkomputer dengan kemampuan
berhitung yang fantastis.
4. Di bidang militer, HTS-SQUID
digunakan untuk mendeteksi kapal
selam dan ranjau laut.
Superkonduktor juga digunakan
untuk membuat suatu motor listrik
dengan tenaga 5000 tenaga kuda.
Dikutip dari :
http://agoenghanyokrokusumo.blogspot.
co.id/2014/03/perkembangan-super-
konduktor-dan_7105.html
11. IB.11 Mengamati
hal.91 Kerjakan secara berkelompok.
Perhatikan diagram skematik rangkaian
listrik di rumah anda. Bagaimanakah
alat-alat seperti lampu-lampu, televisi,

kulkas, dan komputer dihubungkan ke
rangkaian listrik di rumah anda ?
apakah dirangkai secara seri ataukah
paralel ? bagaimanakah sekring utama
di rumahmu dipasang ? apakah

95
dirangkai secara seri ataukah paralel ?
Jelaskan alasan mengapa alat-alat listrik
dirangkai seperti itu ? diskusikan
dengan kelompok anda. Selanjutnya
jawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
Apakah manfaat sususnan paralel
rangkaian listrik ?

Penyelesaian:
Konsep dasar rangkaian paralel adalah
tegangan yang melewati tiap komponen
adalah sama. Selain itu pada rangkaian
paralel, total arus adalah jumlahan arus
yang melewati setiap komponen.
Kelebihannya adalah jika salah satu
komponen (lampu) mati, maka
komponen (lampu) yang lain tidak ikut
mati. Selain itu, komponen dalam
rangkaian paralel disusun secara
berderet, maka energi listrik yang
diterima oleh masing-masing sama.
12. IB.12 Mengamati
hal.91 Kerjakan secara berkelompok.
Perhatikan diagram skematik rangkaian √
listrik di rumah anda. Bagaimanakah
alat-alat seperti lampu-lampu, televisi,

96
kulkas, dan komputer dihubungkan ke
rangkaian listrik di rumah anda ?
apakah dirangkai secara seri ataukah
paralel ? bagaimanakah sekring utama
di rumahmu dipasang ? apakah
dirangkai secara seri ataukah paralel ?
Jelaskan alasan mengapa alat-alat listrik
dirangkai seperti itu ? diskusikan
dengan kelompok anda. Selanjutnya
jawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
Apakah manfaat susunan seri rangkaian
listrik?

Penyelesaian :
Komponen yang tersusun dalam sebuah
rangkaian seri akan terhubung melalui
satu jalur. Hal tersebut mengakibatkan
aliran arus listrik mengalir ke semua
komponen yang ada.
Kelebihannya adalah lebih hemat biaya
dan rangkaian listrik seri juga lebih
mudah dibuat.
13. IB.13 Mengamati
hal.91 Kerjakan secara berkelompok.

Perhatikan diagram skematik rangkaian
listrik di rumah anda. Bagaimanakah

97
alat-alat seperti lampu-lampu, televisi,
kulkas, dan komputer dihubungkan ke
rangkaian listrik di rumah anda ?
apakah dirangkai secara seri ataukah
paralel ? bagaimanakah sekring utama
di rumahmu dipasang ? apakah
dirangkai secara seri ataukah paralel ?
Jelaskan alasan mengapa alat-alat listrik
dirangkai seperti itu ? diskusikan
dengan kelompok anda. Selanjutnya
jawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
Apakah kelemahan susunan seri?

Penyelesaian:
Karena karakteristiknya yang lebih
sederhana tentu menjadikan rangkaian
seri punya beberapa kelemahan yang
tak dimiliki oleh rangkaian paralel.
Salah satu kelemahan fatal yang
dimiliki oleh rangkaian seri adalah jika
salah satu komponen (misal lampu)
dilepas atau diputus, maka semua lampu
atau seluruh rangkaian akan mati.
Kelemahan lain yang dimiliki oleh
rangkaian seri adalah pembagian listrik
yang tidak merata.

98
14. IB.14 Enam lampu pada rangkaian di samping
hal.95 adalah identik. Lampu
yang menyala paling
redup adalah lampu..
A. P
B. Q
C. R
D. S
E. T
Berikan alasan mengapa Anda memilih
jawaban tersebut.
Penyelesaian:
Prinsip rangkaian seri adalah tegangan

(V) dibagi dan arus (I) sama, sedangkan
rangkaian paralel adalah tegangan (V)
sama dan arus (I) dibagi.
Jika dilihat dari rangkaian diatas,
adalah rangkaian campuran yang terdiri
dari rangkaian paralel dan rangkaian
seri. Lampu P adalah yang paling
terang. Lampu R dan Q sama
terangnya. Lampu T dan U adalah yang
paling redup. Arus dan tegangan sudah
terbagi untuk hambatan S. Sehingga
lampu U dan Lampu T adalah yang
paling redup.

99
15. IB.15 Apa yang terjadi jika anda
hal.99 menghubungkan amperemeter analog
dengan polaritas yang terbalik?
Penyelesaian :
Amperemeter analog akan menyimpang
kearah kebalikan, hal ini dapat

menyebabkan jarum membentuk sisi
tanda nol dengan gaya yang cukup besar
sehingga dapat merusak amperemeter.
Tetapi jika pada Amperemeter digital,
ada polaritas otomatis, sehingga jika
polaritas terbalik maka tidak masalah.
16. IB.16 Untuk menggunakan amperemeter
hal.99 Anda harus memutuskan rangkaian,
sedangkan untuk menggunakan
voltmeter Anda tidak harus
memutuskan rangkaian. Apa yang
dimaksud dengan pernyataan tersebut?
Penyelesaian:

Amperemeter harus dipotong kabelnya
karena polaritas yang tidak besar,
dikarenakan banyak amperemeter yang
rusak karena rangkaian kabel yang tidak
putus. Lain halnya pada voltmeter yang
hanya dilihat pada kutub-kutubnya saja,
dilihat dari yang terbesar ke yang

100
terkecil.
17. IB.17 Seekor burung merasa cukup aman
hal.99 berdiri pada kawat tegangan tinggi yang
sedang mengalirkan arus listrik. Namun,
jika kawat di antara kedua kakinya
dipotong dan ai antara ujung-ujung
potongan disambungkan suatu lintasan
kawat yang panjang kira-kira 200 m,
burung akan merasakan kejutan listrik.
Mengapa?
Penyelesaian:
Ada dua syarat agar terjadi arus listrik
yaitu ada beda potensial dan rangkaian

tertutup.
Kedua kaki burung, yaitu titik A dan
titik B berada pada tegangan yang
tinggi. Arus mengalir melalui kawat
udara (konduktor) dan kedua kaki
burung memiliki potensial listrik yang
sama (VA = VB) dan ini berarti beda
potensial antara titik A dan B adalah
VA – VB = 0. Sebagai akibatnya, arus
tidak mengalir melalui tubuh burung,
dan burung tidak gosong di bawah
kawat bertegangan tinggi.
18. IB.18 Dua kawat logam berbeda jenis √

101
hal.99 memiliki panjang yang sama. Apakah
mungkin kedua kawat tersebut memiliki
hambatan sama besar?
Penyelesaian:
Diketahui : Panjang sama dan jenis
logam berbeda.
Ditanya : Apakah nilai hambatan (R)
sama?
Dijawab :

Kesimpulan : Hambatan Jenis berbeda


dan panjang sama, sehingga Hambatan
(R) berbeda.
19. IB.19 Bertambah atau berkurangkah hambatan
hal.99 seutas kawat tembaga ketika panjang
dan garis tengahnya dijadikan dua kali
semula? Jelaskan jawaban Anda.
Penyelesaian:
Diketahui : Panjang dan garis tengah

dijadikan dua kali semula.
Ditanya : Apakah hambatan (R)
bertambah atau berkurang?
Dijawab :

102
Kesimpulan : Bertambah karena
sebanding dengan panjangnya. Jadi, jika
panjangnya dijadika 2 kali lebih
panjang, maka hambatannya akan
bertambah 2 kali juga.
20. IB.20 Mengapa platina digunakan dalam
hal.99 termometer hambatan?
Penyelesaian: √
Stabil dan daya tidak berubah dengan
tegangan.
21. IB.21 Sejumlah lampu pijar akan dihubungkan
hal.99 ke sebuah stop kontak listrik. Agar
lampu menyala lebih terang, sebaiknya
disusun seri atau paralel?
Penyelesaian: √
Disusun paralel, karena jika disusun
paralel maka tegangannya akan sama
sehingga lampu akan menyala sama
terangnya.
22. IB.22 Jelaskan apa yang terjadi dengan lampu
hal.99 identik X dan Y (lihat
gambar) ketika:
a) Hanya sakelar S1 √
ditutup,
b) Hanya sakelar S2
ditutup,

103
c) Sakelar S1 dan S2 ditutup.
Penyelesaian:
a) S1 ditutup lampu x dan y mati
b) S2 ditutup lampu x dan y hidup
c) S1 dan S2 ditutup lampu x dan y
hidup.
23. IB.23 Bagaimana Anda menghubungkan
hal.99 hambatan 2Ω, 3 Ω, dan 6 Ω untuk
menghasilkan hambatan ekuivalen 4Ω?
Penyelesaian:

R total = 2 + 2 = 4 ohm.
24. IB.24 Anda memiliki sebuah voltmeter DC
hal.99 dan sebuah amperemeter DC. Gambar

dua rangkaian berbeda yang dapat Anda
gunakan untuk mengukur hambatan

104
sebuah resistor. Jelaskan perbedaan
kedua rangkain itu.
Penyelesaian :
Amperemeter susun seri, voltmeter
susun paralel.

25. IB.25 Seorang ayah dan anaknya bertentangan


hal.104 bagaimana merangkai lampu hias
mereka yang tersusun dari 8 lampu kecil
identik, dengan menggunakan sebuah
baterai dengan ggl ε. Ayah ingin
menghubungkan lampu-lampu itu
secara seri, sedangkan anak menyatakan √
argumen bahwa lampu-lampu akan
menyala lebih terang jika dihubungkan
secara paralel. Siapakah yang benar?
Penyelesaian :
Lampu susun paralel
Redup karena I = I1 + I2

105
Arus dibagi

Lampu susun seri


Terang karena I = I1 = I2 = I4
Arus sama.
26. IB.26 Tiga lampu dengan spesifikasi tegangan
hal.104 120 V dan dengan spesifikasi daya 60
W, 75 W, dan 100 W disusun seri.
a) Mengapa intensitas terang lampu
ketiganya berbeda?
b) Bagaimana perbedaan intensitas

terang lampu jika ketiganya disusun
paralel?
Penyelesaian :
a) Karena Daya paling besar dan paling
terang.
b) Lebih terang, daya aling besar.
27. IB.27 Tiga lampu pijar identik disusun seri
hal.104 seperti rangkaian disamping. Ketika
sakelar S ditutup:

a) Bagaimana intensitas lampu A dan

106
B,
b) Bagaimana intensitas lampu C,
c) Bagaimana kuat arus dalam
rangkaian,
d) Bagaimana tegangan pada tiap
lampu,
e) Apakah daya yang didisipasi dalam
rangkaian bertambah, berkurang,
atau tetap?

Penyelesaian:
a) Sama terang
b) Lampu C paling terang
c) Ic paling besar
d) Vc sama
e) Daya tetap.
28. IB.28 Lampu filamen karbon 220 V, 60 W
hal.105 dihubungkan seri dengan lampu filamen
logam, kemudian susunan ini
dihubungkan ke ujung-ujung sumber
tegangan 220 V. Lampu manakah yang √
akan berpijar lebih terang?
Penyelesaian :
Tidak dapat diselesaikan karena soal
tidak lengkap.

107
Pertanyaan Pada Soal Seleksi Dan Tugas

Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Bukan


No. Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci Menilai KBK
(Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalution)
1. IC.1 Lihat gambar disamping. Beda
hal. 94 potensial antara kedua ujung resistor
4Ω adalah ...
A. 0,5 V
B. 1,0 V
C. 1,5 V
D. 2,0 V
E. 2,5 V
Penyelesaian :
Kita sederhanakan dahulu rangkaian
pada soal dengan cara seri-paralel √
sampai kita dapat menghitung kuat
arus utama yang disuplai oleh
baterai 12,5 V.
Perhatikan Gambar (a). Resistor 1
Ω, 3 Ω, dan 4 Ω dilalui oleh arus
yang sama I1. Ketiga resistor ini
disusun seri dan dapat digantikan
oleh hambatan penggati seri R1
(Gambar (b)), dengan R1 = 1 + 3 + 4
= 8 Ω.

108
Rangkaian (a) dapat disederhanakan
menjadi seperti rangkaian (b).
Sekarang, perhatikan rangkaian (b).
Resistor 8 Ω dan hambatan R1 = 8 Ω
memiliki beda potensial yang sama,
yaitu VCA. Kedua resistor ini
disusun paralel dan dapat digantikan
oleh hambatan pengganti paralel R11
(Gambar (c)).

Perhatikan rangkaian (c), pada DE,


dengan VDE = 12,5 V terpasang
resistor 16 Ω, RII = 4 Ω dan 5 Ω
secara seri. Sesuai prinsip pembagi
tegangan pada susunan seri.
( )

( )

Kemudian jika melihat kembali ke


rangkaian (a), pada CA terpasang
resistor 1 Ω, 3 Ω, dan 4 Ω (diraster)
secara seri. Sesuai prinsip pembagi
tegangan, beda potensila antara

109
ujung-ujung resistor 4 Ω adalah
sebagai berikut.
( )

( )
2. IC.2 Suatu waktu panitia yang
hal.105 mengadakan lomba antar kelas yang
mirip dengan kuis Galileo memberi
satu tugas pada Anda. Anda diminta
membuat alat peraga yang terdiri
atas beberapa lampu (boleh tiga atau
empat), beberapa baterai 1,5 volt
dan dua saklar. Ketika sakelar
pertama ditutup, ada satu lampu
yang tidak menyala, sedangkan

lampu lainnya menyala. Ketika
sakelar kedua ditutup, lampu yang
tadi tidak menyala menjadi menyala,
dan lampu-lampu yang mula-mula
menyala, ada yang intensitas
terangnya meningkat dan ada yang
intensitas terangnya berkurang.
Sketsalah diagram rangkaian Anda
di atas secara teoritis. Buatlah alat
peraga tersebut dan cobalah dahulu

110
sebelum mempresentasikannya
kepada panitia.

Penyelesaian:

Pertanyaan Pada Contoh Soal

Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Bukan


No
Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci Menilai KBK
. (Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalution)
1. ID.1 Sebuah balok alumunium memiliki
hal.88 dimensi seperti ditunjukkan pada Gambar
3.9. arus listrik dilewatkan melalui balok

tegak lurus terhadap permukaan P.
Hambatan jenis alumunium 2,8 x 10-8 Ω
m. Hitung hambatan balok alumunium.

111
Penyelesaian:
Arus tegak lurus terhadap permukaan P.
L = 15 cm = 15 x 10-2 m
A = luas permukaan P = (1,2 x 10-2
m)(1,0 x 10-2 m) = 1,2 x 10-4 m2

( )( )

2. ID.2 Sebuah kumparan kawat mempunyai


hal.88 habatan 2 ohm, 2,8 ohm, dan 3,2 ohm,
masing-masing pada suhu 0°C, 100°C,
dan t°C. Tentukan nilai t.
Penyelesaian :
Suhu T1 = 0oC → R1 = 2 ohm
Suhu T2 = 100oC → R2 = 2 ohm

Suhu T3 = 0oC → R3 = 2 ohm
∆R21 = R1α∆T21 → R2 - R1 = R1α (T2- T1)
→ 2,8 – 2 = 2 α(100 – 0) → α =
∆R31 = R1α∆T31 → R3 - R1 = R1α (T3- T1)
= 3,2 – 2 = ( ) ( )→1,2 = →
o
1,6t = 240 → t = 150 C.
3. ID.3 Berdasarkan gambar rangkaian berikut, √

112
hal.92 tentukan:
a. Hambatan listrik antara titik A dan B,
b. Hambatan listrik antara titik A dan D.

Penyelesaian :
a. Hambatan listrik antara titik A dan B
berarti bahwa sumber tegangan
dipasang pada ujung-ujung A dan B
sehingga kuat arus listrik adalah dari
A ke B (gambar 3.13a); sedangkan
ujung C dan D terbuka. Arus hanya
mengalir pada rangkaian tertutup
sehingga hambatan 3 Ω yang
terpasang pada ujung C dan D tidak
dialiri oleh arus. Hal tersebut sama
saja dengan menganggap bahwa
kedua hambatan 3 Ω ini tidak ada.
Selanjutnya, dengan menggunakan
prinsip seri-paralel, rangkaian dapat
disederhanakan seperti berikut.
Perhatikan rangkaian Gambar
3.13a.

113
Komponen-komponen 3 Ω, 3 Ω, 6 Ω,
3 Ω, dan 3 Ω dilalui oleh kuat arus
yang sama 1. Jadi, komponen-
komponen tersebut disusun seri dan
dapat diganti dengan sebuah
hambatan pengganti seri R1.

Komponen 9 Ω dan R1 dipasang pada


tegangan yang sama VPQ. Jadi,
keduanya disusun paralel dan dapat
diganti dengan sebuah hambatan
pengganti paralel R2.
Akhirnya, dengan memerhatikan
rangkaian 3.13c, hambatan
b. Hambatan listrik antara titik A dan D
4. ID.4 Perhatikan rangkaian satu loop pada
hal.96 gambar disamping,
tentukan:
a. Kuat arus I dalam
rangkaian, √
b. Tegangan antara
titik a dan c.
Penyelesaian :
Diketahui : Vac melalui aedc. Arah loop

114
berlawanan dengan arah arus sehingga
bertanda negatif.
Dijawab :
( )( )

Jalannya kita menjumpai kutub negatif


baterai sebesar 12 v terlebih dahulu
sehingga jumlah GGL adalah

Tegangan antara titik a dan c, Vac,


dihitung dengan :
( ) ( )

5. ID.5 Perhatikan rangkaian pada gambar di


hal.97 samping, kemudian
tentutkan:
a. Kuat arus yang
melalui tiap baterai,
b. Beda potensial

antara titik a dan b.
Penyelesaian :
a. loop I1

( ) ( ) ( )

115
( )

loop I2

( ) ( ) ( )

( )

Penyelesaian aljabar :
( )
( )

Substitusikan :

( )
( )

116
( )

Kuat arus pada masing-masing baterai :


Baterai 2V yaitu
Baterai 4V yaitu
( ) ( )
Baterai 2V (kanan) yaitu
.
Catatan : tanda (-) berarti berlawanan dari
pemisalan semula.

b. beda potensial (Vab)

( )
( )4+( )4 = 1,6V.
( ) ( )

6. ID.6 Pada rangkaian berikut ini, tentuka:


hal.100 a. Energi listrik yang diberikan baterai,
dan
b. Energi kalor
yang muncul pada √
resistor 4Ω dan 2Ω,
selama 2 menit.

117
Penyelesaian:

( )
a. Energi listrik yang diberikan baterai
dihitung dengan Persamaan (3-21).

b. Energi termal yang muncul pada


resistor 4Ω dan 2Ω dihitung dengan
Persamaan (3-21).

7. ID.7 Sebuah lampu pijar memiliki


hal.101 spesifikasinya 30 V, 90 W. Jika lampu
dipasang pada sumber tegangan 120 V
dan diinginkan agar daya lampu tetap,
lampu harus dipasang seri dengan

hambatan R. Tentukan nilai R.
Penyelesaian:
Spesifikasi lampu V= 30 V dan P = 90 W
Hambatan lampu RL sesuai dengan
spesifikasi :

118
Kuat arus I yang melalui lampu agar daya
lampu tetap P = 90 W:

Kuat arus I juga dapat dihitung dengan


menerapkan hukum Ohm pada rangkaian.

8. ID.8 Air terjun setinggi 10 m dengan debit 40


hal.102 m3/s dimanfaatkan untuk memutar turbin
yang menggerakkan generator listrik. Jika
30% energi air dapat diubah menjadi
energi listrik dan g=10 m/s2, tentukan
daya keluaran generator. √
Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus daya fluida,
kita dapat menghitung daya keluaran.

119
( )( )( )( )( )

Pertanyaan Pada Uji Kompetensi dan Evaluasi

Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Bukan


No. Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci Menilai KBK
(Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalution)
1. IE.1 Tuliskan bunyi hukum Ohm dan tulis
hal.82 persamaannya, kemudian kerjakan
kerjakan soal berikut. Arus listrik sebesar
4 A mengalir melalui sebuah resistor 10
Ω. Berapakah tegangan yang dibaca oleh
voltmeter yang dihubungkan pada ujung-
ujung resistor?
Penyelesaian:

Diketahui : I = 4 A ; R = 10 Ω
Ditanya : Bunyi hukum Ohm dan V ... ?
Dijawab :
 Bunyi hukum Ohm adalah “ kuat arus
dalam suatu rangkaian sebanding
dengan tegangan pada ujung-ujung
rangkaian dan berbanding terbalik
dengan hambatan rangkaian”.

120

2. IE.2 Apa yang dimaksud dengan konduktor
hal.82 dan isolartor listrik? Berikan sedikitnya
tiga contoh.
Penyelesaian:
Konduktor adalah bahan yang mudah

dilalui oleh arus listrik. Contohnya :
Alumunium, tembaga, besi.
Isolator adalah bahan yang sukar dilalui
oleh arus listrik. Contohnya : Kaca, karet,
plastik.
3. IE.3 Tuliskan bunyi hukum I Kirchhoff
hal.82 kemudian kerjakan soal berikut. Tentukan
nilai dan arah kuat arus I.

2A 2A
3A I

Penyelesaian: √
 Bunyi hukum Kirchoff I adalah “pada
rangkaian listrik yang bercabang,
jumlah kuat arus yang masuk pada
suatu titik cabang sama dengan jumlah
kuat arus yang keluar dari titik cabang
itu”.
 Diketahui : I1 = 2A ; I2 = 2A ; I3 = 3A

121
Ditanya : I4 ...?
Dijawab :

( )
4. IE.4 Gambar di samping menunjukkan sebuah
hal.107 bahan konduktor yang berbentuk balok
dengan ukuran x, 2x, dan 3x. Jika
hambatan listrik antara dua sisi samping
yang diraster adalah 2R, hambatan listrik
sisi atas dan sisi bawah balok adalah...
A.
B.
C. √
D.
E.
Penyelesaian:

Sisi atas

122
Sisis bawah

Hambatannya :

5. IE.5 Seutas kawat logam 30 Ω ditarik hingga


hal.107 panjangnya menjadi satu setengah kali
panjang awalnya. Hambatan barunya akan
menjadi ...
A. 30 Ω D. 90 Ω
B. 45 Ω E. 100 Ω
C. 60 Ω
Penyelesaian :
Diketahuia : R1 = 30 
L2 = 1,5 L1 √
R2 = … ?
Ditanya : R2 ... ?
Dijawab :

Ketika kawat ditarik, luas penampangnya


tidak berubah, maka :

123
6. IE.6 Diketahui hambatan kawat perak pada
hal. suhu 0°C adalah 4 ohm dan koefisien
107 suhu terhadap hambatan kawat tersebut
adalah 0,00375 /°C. Suhu yang
menyebabkan hambatan kawat tersebut
menjadi 7 ohm adalah...
A. 200oC D. 400oC
o
B. 300 C E. 420oC
C. 375oC
Penyelesaian :
Diketahui : Ro = 4  √
R=7
T1 = 0
 = 0,00375/oC
Ditanya : T2 …?
Dijawab :
R = RoT
7  - 4  = 4   0,00375  (T2 – 0)
3  = 0,015T2
T2 = 0,015/3 = 200oC.

124
7. IE.7 Hambatan dua resistor pada suatu
hal.107 pengukuran memberikan nilai (5,2 ± 0,1)
ohm dan (7,7 ± 0,3) ohm. Pengukuran ini
digunakan untuk menentukan hambatan
total ketika resistor disusun seri.
Kesalahan dalam nilai hitung paling dekat
adalah ... √
A. ±0,06 ohm D. ±1,0 ohm
B. ±0,3 ohm E. ±2,5 ohm
C. ±0,5 ohm
Penyelesaian :
Kesalahan dalam nilai hitung paling
dekat adalah ±0,3 ohm.
8. IE.8 Sebuah kawat tembaga dipotong menjadi
hal.108 sepuluh bagian yang sama panjangnya.
Kesepuluh kawat tembaga ini kemudian
disambungkan secara seri. Hambatan
kombinasi seri kesepuluh kawat tembaga
ini jika dinyatakan dalam hambatan kawat
tembaga yang belum dipotong adalah ... √
kali.
A. D. 10
B. E. 100
C.
Penyelesaian :

125
Diketahui :
Misalkan kawat yang sudah dipotong
panjangnya adalah l, maka Panjang kawat
semula adalah 10 .
Ditanya : Rs ... ?
Dijawab :
Maka :
Karena hambat jenis dan luas penampang
sama, maka :
Jika kawat berhambatan R2 digabungkan
secara seri, maka :
Rs = 0,1R1  10 = 1R1
9. IE.9 Perhatikan rangkaian listrik di samping.
hal.108 Besar hambatan antara titik A dan B
adalah...
A. 2,4 Ω
B. 3,3 Ω
C. 4,8 Ω
D. 6,6 Ω √
E. 11 Ω
Penyelesaian:
Diketahui : R1 = 6Ω ; R2 = 2Ω; R3 = 2Ω ;
R4 = 2Ω; R5 = 2Ω; R6 = 4Ω; R7 = 4Ω; R8
= 5Ω
Ditanya : Rtot ....?

126
Dijawab :

10. IE.10 Tiga resistor dirangkai seperti gambar


hal.108 disamping. Pada rangkaian mengalir arus
3 A. Nilai hambatan R adalah...
A. 3 Ω
B. 3,6 Ω
C. 4 Ω
D. 4,8 Ω √
E. 5 Ω
Penyelesaian :
Diketahui: R1 = 32  R3 = R
V = 30 V I=3A
Ditanya : R ... ?

127
( )
( )

11. IE.11 Perhatikan gambar rangkaian listrik di
hal.108 samping. Apabila titik a dn titik b
dihubungkan dengan kawat penghantar
yang memiliki hambatan 0,002 Ω, kuat
arus yang mengalir melalui kawat
penghantar tersebut
adalah...

A. 0 A D. 2,4 A
B. 1,2 A E. 3,2 A
C. 1,6 A
Penyelesaian :
Diketahui :
(4   2 ) = (8   1 )
Rangkaian pada soal nomor 9 adalah

128
jembatan wheatstone
Ditanya : Arus penghantar (a dan b)
Dijawab :
Jika (4   2 ) = (8   1 ). Beda
potensial antara a dan b adalah nol. Maka
arus antara a dan b adalah nol (0 A).
12. IE.12 Perhatikan gambar rangkaian listrik di
hal.108 samping. Besar arus listrik yang mengalir
pada hambatan 1 ohm adalah...
A. 1,5 A D. 3,0 A
B. 2,0 A E. 3,4 A
C. 1,6 A
Penyelesaian :
Pada rangkaian soal nomor 10, kita
tentukan terlebih dahulu hambatan
pengganti parallel antara 4  dan 4 . √

129
Kemudian, masing-masing jalur dicari
hambatan pengganti seri.
Rs1 = Rp + 2  = 2  + 2  = 4 
Rs2 = 3  + 1  = 4 

Kemudian, kita hitung hambatan


pengganti parallel untuk Rs1 dan Rs2

Kuat arus utama :


I = V/R = 12 V/2  = 6 A
Arus ini terbagi menjadi dua, karena
masing-masing jalur hambatan
penggantinya bernilai sama, maka tiap
jalur dilalui arus sebesar 3 . Sehingga
arus yang melewati hambatan 1  adalah
3,0 A.

130
13. IE.13 Pada rangkaian listrik di samping, besar
hal.109 kuat arus melalui resistor pada rangkaian
seri 1 (RS1)
adalah...
A. 0,5 A
B. 1,5 A
C. 3 A
D. 4,5 A
E. 6 A
Penyelesaian:




I=
mencari V pada R=1,6 V
V. 1,6 = V.

131
3,36 . 1,6 = V.
Mencari I pada RP1

VRP1= I. R10 = 1,176 x 10 = 11,76 V


Mencari I pada RS1

14. IE.14 Besar arus listrik yang melalui lampu


hal.109 pada rangkaian arus listrik searah seperti
pada gambar di
samping adalah ...
A. 0,75 A D. 2,94
A
B. 1,47 A E. 3,75
A
C. 2,25 A √
Penyelesaian :
Diketahui : R1 = 2 
R2 = 5 
RL = 1 
Ditanya : ... ?
Dijawab : Gambar dibawah ini adalah
gambar rangkaian majemuk.

132
( ) ( )
( ) ( ) ( )
.
15. IE.15 Tiga resistor masing-masing dengan
hal.109 hambatan R1 = 3Ω, R2 = 6Ω, dan R3 = 8Ω
serta dua buah sumber tegangan masing-
masing E1 = 10 V dan E2 = 20 V tersusun
seperti gambar di samping. Apabila
hambatan dalam diabaikan, besar
potensial antara titik B dan C adalah √
sekitar ...
A. 0,20 volt
B. 0,98 volt
C. 1,34 volt
D. 2,64 volt
E. 3,28 volt

133
Penyelesaian :
Diketahui :R1 = 3  R2 = 6 
R3 = 8  1 = 10 V
2 = 20 V
Ditanya : VBC = …?

Misalkan loop pertama arahnya searah


jarum jam. Loop kedua arahnya
berlawanan arah jarum jam
Loop 1
 + IR = 0
(20 + 10) + I1(8 + 6) + I2(8) = 0
30 + 14I1 + 8I2 = 0 (dibagi 2)
15 + 7I1 + 4I2 = 0
7I1 + 4I2 = -15 … (1)
Loop II
 + IR = 0
(20) + I2(3 + 8) + I1(8) = 0

134
20 + 11I2 + 8I1 = 0
8I1 + 11I2 = -20 … (2)

Persamaan (1) dan (2) dieliminasi, maka


akan didapat I2 = -4/9 (Arah Loop
terbalik)
Maka :
VBC = I2  R3
VBC = -4/9  3
VBC = -1,33 V  1,34 V
16. IE.16 Empat resistor dihubungkan dalam suatu
hal.109 rangkaian dengan suatu suplai daya,
seperti ditunjukkan pada gambar. Arus I
mengalir meninggalkan baterai. Resistor
dalam rangkaian yang mendisipasi daya
paling kecil adalah...
A. Resistor 3 Ω
B. Resistor 4 Ω √
C. Resistor 11 Ω
D. Keempat resistor
mendisipasi daya
sama besar
E. Tidak ada daya yang terdisipasi
Penyelesaian:
P=V.I

135
Jadi resistor dalam rangkaian yang
mendisipasi daya paling kecil adalah
Resistor 4 Ω (yang disusun paralel).
17. IE.17 Pada gambar rangkaian listrik berikut, A,
hal.109 B, C, D, dan E adalah lampu pijar identik.
Jika lampu B dilepas, lampu yang
menyala lebih redup adalah lampu...
A. A dan C
B. A dan D
C. C dan D
D. C dan E
E. D dan E

Penyelesaian :
Lampu A, B, dan C disusun parallel,
maka arus yang dilewati terbagi menjadi
3. Maka ketika kelima lampu menyala,
lampu D dan E yang tersusun seri
menyala lebih terang. Ketika lampu B
dilepas (dimatikan), maka arus pada
rangkaian teralihkan ke lampu A dan C
sehingga akan menjadi lebih redup.
18. IE.18 Instalasi listrik di rumah memiliki
hal.110 tegangan sambungan 220 V dan arus
maksimum sebesar 1 A. Banyaknya √
lampu 22 W yang dapat dipasang dalam
rumah tersebut adalah...

136
A. 5 buah D. 11 buah
B. 8 buah E. 22 buah
C. 10 buah
Penyelesaian :
Diketahui : V = 220 Volt
I=1A
P = 22 W
Ditanya : n ... ?
Dijawab :
P = V.I = 220 Volt  1 A = 220 Watt
Banyaknya lampu (n): 220 Watt/20 Watt
= 11 Lampu.
19. IE.19 Untuk mengirimkan daya listrik ke suatu
hal. tempat yang jauh biasanya digunakan
110 tegangan tinggi. Hal ini bertujuan untuk
memperkecil daya yang hilang. Daya
listrik 100 MW ingin dikirim ke suatu
kota yang berjarak 100 km dengan kabel
yang hambatannya 0,1 ohm tiap kilometer

pada tegangan 100 kV. Daya listrik yang
hilang dalam pentransmisian tersebut
adalah...
A. 1,2 MW D. 10 MW
B. 2,5 MW E. 20 MW
C. 5 MW
Penyelesaian :

137
Diketahui : P =
s = 100 km
R = 0,1 /km
V = 100 kV
Ditanya : Phitung ... ?
Dijawab :
R = 0,1 /km  100 km = 10 
V = 100 kV

Philang = I2R
Philang = (102)2  10
Philang = 105 Watt = 10 MW.
20. IE.20 Sebuah alat pemanas listrik hambatannya
hal.110 11 ohm dan khusus digunakan pada beda
potensial 110 volt. Jika alat tersebut
digunakan untuk memanaskan 60 kg air
sehingga suhunya naik dari 20°C menjadi

100°C, dengan mengambil 1 kalori = 4,2
joule, waktu yang diperlukan adalah...
A. 18,32 menit D. 73,28 menit
B. 36,64 menit E. 91,60 menit
C. 54,96 menit

138
Penyelesaian :
Diketahui : R = 11  V = 110 V
mair = 60 kg Cp = 4,2 J/kg.K
T1 = 20OC = 293 K
T2 = 100OC = 373 K
T = 80 K
Ditanya : t ... ?
Dijawab :
Q = mct
Q = 60  4,2  80
Q = 20160 J
Daya listrik pada pemanas :

= 18,32 menit.
21. IE.21 Dua lampu listrik A dan B disusun seri
hal.110 dan dipasang pada tegangan 220 V seperti
gambar di samping. Spesifikasi lampu A
adalah 48 W, 220 V dan lampu B adalah

24 W, 220 V. Perhatikan beberapa
pernyataan berikut,
1) Tegangan pada kedua lampu sama.
2) Arus pada kedua lampu sama.

139
3) Daya pada kedua lampu sama.
4) Jumlah daya pada kedua lampu 12 W.
Pernyataan yang benar adalah pernyataan
nomor...
A. ( ) ( ) ( ) ( )
B. ( ) ( ) ( )
C. ( ) ( )
D. ( ) ( )
E. ( )
Penyelesaian :
Nomor 20 terdapat rangkaian berikut
Pada rangkaian dua
lampu, arus yang
melalui kedua
lampu sama besar
(I = IA = IB)
(Pernyataan 2 benar).
Sedangkan tegangan pada kedua
hambatan tidak sama (V = VA + VB)
(Pernyataan 1 salah)
Daya lampu dirumuskan sebagai P = VI.
Karena VA  VB maka PA  PB
(Pernyataan 3 salah)
Penjumlahan daya pada susunan seri

140
adalah sebagai berikut :

P = 12 W (Pernyataan 4 benar).
22. IE.22 Jika R1 = R2 = 10 Ω, R3 = L = 20 Ω, dan
hal.110 potensial baterai = 60 V, besar daya pada
lampu L adalah ...
A. 5 W D. 20 W
B. 10 W E. 25 W
C. 15 W
Penyelesaian :

23. IE.23 Suatu perkampungan terpencil


hal.111 memanfaatkan air terjun yang tingginya

40 m untuk membuat PLTA mikro
dengan tegangan keluaran 220 V.

141
Efisiensi pengubahan energi air terjun
menjadi energi listrik 50%. Besar debit air
terjun tersebut jika dari generator dapat
ditarik arus listrik 200 A tanpa
menyebabkan tegangan pada generator
turun adalah...
A. 220 L/s D. 22 L/s
B. 110 L/s E. 11 L/s
C. 55 L/s
Penyelesaian :

⁄ ⁄

= (220  200)/(0,510001040)
= 0,22 m3/s
= 220 L/s (L = dm3).
24. IE.24 Pada gambar di samping, besar energi
hal.111 yang terjadi tiap menit pada resistor 4
ohm adalah ... watt.
A. 240 D. 2.400 √
B. 800 E. 4.800
C. 1.200
Penyelesaian :

142
Diketahui : R1 = 8 
R2 = 4 
1 = 12 V
2 = 8 V
t = 60 s
Ditanya : W4 ... ?
Dijawab :

Kita misalkan arus yang melalui 4 


adalah I2, dan arus yang melalui 8 
adalah I1. Sisanya adalah I3
Loop 1
 + IR = 0
12 + 4I2 + 8I1 = 0
8I1 + 4I2 = -12 … (1)
Loop II
 + IR = 0
8 + 8I1 + 0(I1 – I2) = 0
8 + 8I1 – 0I2 = 0

143
8I1 – 0I2 = -8 … (2)
Dari kedua persamaan, bila dieliminasi,
akan didapat I2 = -1  (Loop dibalik)
Maka :
W4 = I2Rt
W4 = 12  4  60
W4 = 2400 Joule.
25. IE.25 Seutas kawat seragam dibuat dari bahan
hal.111 dengan hambatan jenis ρ. Kawat memiliki
panjang L dan diameternya d. Ketika arus
konstan I mengalir melalui kawat, lalu
kalor dibangkitkan dalam kawat adalah...
A. D. ( )
B. E.
Penyelesaian : √
Hambatan penghantar :

Laju kalor (daya) :


P = I2R
= I2(4L/d2)

144
= 4I2L/(d2).
26. IE.26 Dalam rangkaian yang ditunjukkan di
hal.111 samping, total daya yang didisipasi
sebagai panas dalam ketiga resistor adalah
12 W. Nilai hambatan R dalam rangkaian
adalah ...
A. 6 Ω D. 24 Ω
B. 10 Ω E. 28 Ω
C. 13 Ω
Penyelesaian :
P  12 W
Nilai R  ...?

P  VI
12  12 × I
I1A

V  IRtot
12  1 × Rtot
Rtot  12 

Susunan antara R dan 8  adalah paralel,


maka :

145
Susunan Rp dan 6  adalah seri
12   Rp  6 

(8  R)6  8R
48  6R  8R
48  6R  8R  0
48  2R  0
48  2R
R  24  (D)
27. IE. 27 Tulis bacaan kuat arus berikut
hal. ketidakpastiannya.
111

146
Penyelesaian:
Skala terbaca 
1,4 A
Skala maksimum
4A
Batas ukur  5 A
Hasil pengukuran  (1,4 : 4) × 4
 1,75 Ampere

Skala terbaca  0,3 A


Skala maksimum  0,6 A
Batas ukur  3 A
Hasil pengukuran  (0,3 : 0,6) × 3
mpere.
28. IE. 28 Seutas kawat dengan panjang 1 m
hal. membawa arus 1,5 A ketika diberi beda
112 potensial 3 v pada ujung-ujungnya.
Hitung hambatan jenis bahan kawat jika
jika luas penampangnya adalah √
.
Penyelesaian:
Diketahui : l = 1 m I = 1,5 A
V=3V A = 4  10-7 m2

147
Ditanya :  = … ?
Dijawab :

( )

( )

2  4  10-7 = 
 = 8  10-7 m.
29. IE. 29 Kawat X dan Y terbuat dari logam sejenis,
hal.112 tetapi diameter kawat X adalah empat kali
kawat diameter Y. Tentutkan hasil bagi
panjang kawat X terhadap kawat Y, jika

hambatan kawat X dan Y :
a) Sama besar,
b) Berbanding 1 : 8.
Penyelesaian :

148
Diketahui : 1 = 2 d1 = 4d2
r1 = 4d2 : 2 = 2d2
d2 = d2 r2 = ½ d2
Ditanya : a) jika sama besar

b) jika berbanding 1:8


Dijawab :
a) l1 : l2 jika R1 = R2

( )
( )

b) l1 : l2 jika R1 : R2 = 1 : 8

149
30. IE. 30 Hambatan kawat Al pada 20oC adalah 3
hal.112 Ω dan pada 100oC adalah 4 Ω. Berapakah
hambatan kawat pada 0oC ?
Penyelesaian : √
Diketahui : T = 20OC ; R20 = 3 
T = 100OC; R100 = 4 
T = 0OC

150
Ditanya : R0 = …?
Dijawab :
Rt = Ro(1 + T)

Maka :
3 = Ro(1 + (20O – 0O))
4 = Ro(1 + (100O – 0O))

Gunakan perbandingan :
( )
( )

( )
( )

3(1 + 100) = 4(1 + 20)


3 + 300 = 4 + 80
3 + 300 - (4 + 80) = 0
3 + 300 - 4 - 80 = 0
-1 + 220 = 0
220 = 1
 = 0,0045

151
Masukkan  ke dalam salah satu
persamaan:
4 = Ro(1 + 100(0,0045))
4 = Ro(1 + 0,45)
4 = Ro(1,45)
Ro = 2,76 .
31. IE.31 Pada rangkaian berikut, kuat arus yang
hal.112 terbaca pada amperemeter Al dan A6
masing-masing 17 A dan 5 A. Tentukan
kuat arus yang terbaca pada amperemeter-
amperemeter lainnya.
Penyelesaian :

Diketahui : A1 = 17 A ; A6 = 5 A
Ditanya : I (Masing-masing nilai
amperemeter)... ?
Dijawab :

152
Dari rangkaian ini, maka dapat dilihat
bahwa A1 = A7 = 17 A.
Maka :
A5 = 17 A – 5 A = 12 A
A2 = A5 = 12 A
A3 = 2 A
A4 = 3 A
32. IE. 32 Gambar berikut memperlihatkan bagian
hal.112 dari suatu rangkaian listrik.


Hitung kuat arus listrik I dan tentukan
arahnya.

Penyelesaian :
Perhatikan gambar

153
Dari sini, kita dapat melihat bahwa 1 A +
2 A = 3 A. Kemudian, jika melihat
perpencaran antara 2 A dan 4 A, maka
kita dapat menghitung bahwa arus pada
jalur sebelum terpecah menjadi 2 A dan 4
A adalah 6 A. Maka, 3 A tadi terpecah
menjadi 6 A dan -3 A. Ketika -3 A
bertemu dengan arus 4 A dibawah, maka
arus akan menuju ke kanan sebesar 1 A.
Kemudian ketika arus 1 A bertemu 2 A,
maka arus yang terdeteksi (I) adalah 3 A
ke arah luar.
33. IE. 33 Diberikan empat resistor identik dengan
hal.112 hambatan masing-masing 1 Ω. Anda
diminta untuk menyusun keempat resistor
itu secara seri dan atau paralel. √
a) Tentukan banyaknya resistor nilai
hambatan
b) Hitung setiap nilai hambatan itu dan

154
urutkan besarnya mulai dari yang
terkecil.
Penyelesaian :

Hambatan Pengganti I  4 
Hambatan Pengganti II  2,5 
Hambatan Pengganti III  1,3 
Hambatan Pengganti IV  1 

155
Hambatan Pengganti V  0,25 
34. IE. 34 Rangkaian menggunakan resistor identik
hal.112 R. Tentukan hambatan pengganti antara
titik A dan B.
a)
b
)

Penyelesaian:
a) √

b)

156
35. IE.35 Dengan menggunakan prinsip
hal.113 kesimetrisan, tentukan hambatan
pengganti antara titik A dan B pada
rangkaian berikut:

Penyelesaian:

36. IE. 36 Tentukan hambatan ekuivalen dari √

157
hal.113 jaringan sangat panjang (tak hingga) RAB
antara titik A dan B.

Tips: Misalkan hambatan ekuivalen = r,


maka Anda dapat memotong rangkaian
ini pada a-b dan memasang r pada a-b.
Penyelesaian :
Hambatan pengganti A ke B, misalkan
RAB.

Karena polanya berulang, maka dari


gambar kita bisa melihat RAB = Rab.
Lalu, kita hitung hambatan pengganti
parallel :

158
Dapat kita simpulkan :
RAB = R + Rp + R

Lalu kedua ruas dikalikan dengan RAB +


R. Didapat :
R2AB + RRAB = 2RRAB + 2R2 + RRAB
R2AB – 2RRAB – 2R2 = 0
Misalkan RAB = x maka :
x2 – 2Rx – 2R2 = 0
Gunakan rumus ABC pada persamaan
kuadrat.

( ) √( ) ( )( )

159
√ √

√ ( √ )
RAB = ( √ )
37. IE. 37 Pada rangkaian berikut, R = 9 Ω, GGL
hal.113 baterai 6 V, dan hambatan dalamnya
diabaikan. Tentukan dahulu hambatan
ekuivalen rangkaian (RAB), kemudian
hitung besar kuat arus I.

Penyelesaian : √
Diketahui : R = 9  ;  = 6 V
Ditanya : I ... ?
Dijawab :

160
Rangkaian ini adalah rangkaian parallel,
maka :

Rp = 3 
Karena hambatan dalam diabaikan, maka
:
I = V/R
I = /Rp
I = 6/3
I = 2 A.
38. IE. 38 Perhatikan rangkaian di samping.
hal.113 Tentukan besar tegangan dan kuat arus
yang melalui:
a) 10 Ω
b) 6 Ω
c) 5 Ω

Penyelesaian :
Menentukan kuat arus dan tegangan pada
resistor 10 , 6 , 5 .
Pertama, hubungan resistor 2 , 3 , dan

161
5  adalah seri :
Rs1  2 
Kemudian, Rs dan Resistor 10  adalah
paralel :

Rp  5 

Kemudian, hubungan Rp, resistor 4  dan


resistor 6  adalah seri :
Rs2  4  6  5  15 

Kuat arus yang melewati resistor 6  :


I  V/Rs2  12/15  0,8 A

Tegangan pada resistor 6  :


V  IR  0,8 × 6  4,8 Volt

Tegangan pada resistor 4  :


V  IR  0,8 × 4  3,2 Volt

Tegangan pada resistor 10  :

162
V  IR  0,8 × 5  4 Volt

Balikkan lagi rangkaian seperti awal.


Arus yang mengalir pada resistor 2 , 3
, dan 5  :
I  V10/Rs1  4/10  0,4 Ampere

Arus yang mengalir pada resistor 10 


:
I  V10/10  4/10  0,4 Ampere

Tegangan pada resistor 5  :


0,4 × 5  2 Volt.
39. IE. 39 Pada rangkaian berikut, gunakan prinsip
hal.113 seri-paralel untuk menghitung besar kuat
arus I1 dan I2.

Penyelesaian :

163
40. IE. 40 Tegangan jepit sebuah baterai ketika
hal.113 menyuplai arus 2 A adalah 6 V. Ketika
menyuplai arus 3 A tegangan jepitnya 5,5
V. Tentukan hambatan dalam dan GGL
baterai. (Bantuan : sebuah baterai dalam
rangkaian ditampilkan sebagai sumber
tegangan dengan GGL = ε dan hambatan √
dalam r )
Penyelesaian :
Diketahui : Vj1 = 2 V ; I1 = 6 A
Vj2 = 5,5 V ; I2 = 3 A
Diketahui :  = … ? ; r = …?
Dijawab :

164
Hubungan antara GGL, tegangan jepit,
dan arus :
 = Vj + ir
 = 2 + 6r
 = 5,5 + 3r

2 + 6r = 5,5 + 3r
2 + 6r – 5,5 – 3r = 0
-3,5 + 3r = 0
3r = 3,5
r = 1,17 
Masukkan nilai r dalam salah satu
persamaan.
 = 2 + 6(1,17)
 = 2 + 7,02
 = 9,02 V
41. IE. 41 Tiga buah resistor 1 Ω, 2 Ω dan 3 Ω
hal.114 disusun seri kemudian dipasang pada
sebuah sumber tegangan. Ternyata kuat
arus yang keluar dari sumber tegangan √
adalah 1 A. Jika ketiga resistor disusun
paralel dan dipasang pada sumber
tegangan yang sama, ternyata arus yang

165
keluar dari sumber tegangan adalah 0,5 A.
Tentutkanlah GGL dan hambatan dalam
sumber tegangan tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui : R1 = 1  ; R2 = 2 
R3 = 3  ; I1 = 1 A (Seri)
Kemudian dipasang parallel dengan
sumber tegangan sama, diperoleh :
I2 = 0,5 A (Paralel)
Ditanya :  = …? ; r = …?
Dijawab :
Cari hambatan pada rangkaian seri :
Rs = 1 + 2 + 3 = 6 

Tegangan jepitnya adalah :


V = IR
V=1A6=6V

Cari hambatan pada rangkaian paralel :

166
Tegangan jepitnya adalah :
V = IR
V = 0,5  6/11
V = 3/11 Volt
Persamaan GGL
 = I(R + r)
1(6 + r) = 0,5(6/11 + r)
2(6+ r) = 1(6/11 + r)
12 + 2r = 6/11 + r
12 + 2r – 6/11 – r = 0
126/11 – r = 0
r = 126/11 = 11,45 .
Masukkan nilai r ke dalam salah satu
persamaan. Didapat :
 = 1(6 + 11,45)
 = 17,45 V.
42. IE. 42 Sebuah generator akan ditentukan GGL-
hal.114 nya dengan menggunakan sebuah
voltmeter. Untuk keperluan tersebut,
sebuah resistor dipasang seri dengan √
generator. Ternyata voltmeter yang
dipasang pada ujung-ujung resistor
membaca 50 V apabila dipakai resistor

167
100 Ω. Jika diganti dengan resistor 100 Ω,
maka voltmeter akan membaca 105 V.
Tentukan nilai GGL generator tersebut.

Penyelesaian :
Diketahui : V1 = 50 V ; R1 = 100 
V2 = 105 V ; R2 = 100 
Ditanya :  = …?
Dijawab :
Kasus 1

 = I(R + r) = 0,5(100 + r)
 = 50 + 0,5r
Kasus 2

 = I(R + r) = 1,05(100 + r)
 = 105 + 1,05r
Maka :
50 + 0,5r = 105 + 1,05r
50 + 0,5r – 105 – 1,05r = 0
-55 = -0,55r

168
r = 100 
Masukkan r ke dalam salah satu
persamaan:
 = 0,5(100 + 100)
 = 0,5(200)
 = 100 V.
43. IE. 43 Sebuah baterai dengan GGL 4 V dan
hal.114 hambatan dalam 2 Ω dihubungkan seri
dengan baterai GGL 6 V dan hambatan
dalam 3 Ω sehingga GGL baterai saling
memperkuat (lihat gambar). Sebuah
resistor 35 Ω dihubungkan ke kedua
ujung terminal luar. Tentukan:
a) Kuat arus dalam rangkaian,
b) Tegangan jepit tiap sel.

(tegangan jepit adalah tegangan antara


kutub-kutub baterai saat melalukan arus).
Penyelesaian:
Diketahui : 1 = 4 V ; r1 = 2 
2 = 6 V ; r2 = 3 

169
R = 15 
Ditanya : a) I = …? b) V2 = ... ?
Dijawab :

a) I = …?
 = -4 + (-6) = -10 V
IR = I(2 + 3 + 15) = 20I

 + IR = 0
-10 + 20I = 0
20I = 10
I = 0,5 A.

b) Tegangan jepit tiap baterai


V1 =  - Ir
V1 = 4 – 0,5(2)
V1 = 3 V

170
V2 =  - Ir
V2 = 6 – 0,5(3)
V2 = 4,5 V.
44. IE. 44 Seperti soal 18, tetapi satu baterai dibalik
hal.114 polaritasnya. Hitung besar kuat arus
dalam rangkaian.
Penyelesaian :
Soal nomor 18 bila salah satu baterai
polaritasnya dibalik. Misalkan yang
dibalik adalah baterai 1. Maka :

 = (-6) + 4 = -2 V
IR = I(2 + 3 + 15) = 20I

 + IR = 0
-2 + 20I = 0
20I = 2
I = 0,1 A

Jika yang dibalik adalah baterai 2, maka :


 = 6 + (-4) = 2 V
IR = I(2 + 3 + 15) = 20I

171
 + IR = 0
2 + 20I = 0
20I = -2
I = -0,1 A.
45. IE. 45 Tentukan beda potensial VPQ untuk
hal.114 rangkaian seperti di samping, jika:
a) P dan Q terbuka,
b) P dan Q dihubungkan kawat tembaga.

Penyelesaian :

a. P dan Q terbuka

( ) ( )
( )

172
( ) ( )

b. Jika dihubungkan kawat tembaga jadi


rangkaian tertutup.

( ) (
)
( )
( )

( ) ( )
( )
46. IE. 46 Berapa energi yang dihasilkan oleh catu
hal.114 daya 100 volt DC yang membangkitkan
arus 5 ampere setiap menitnya ?
Penyelesaian : √
Diketahui : V = 100 V ; I = 5 A ; t = 60 s
Ditanya : W = … ?
Dijawab :

173
W = Vit
W = 100  5  60 = 30000 J.
47. IE. 47 Perhatikan gambar rangkaian berikut.
hal.114 Tentukan energi yang dibebaskan pada
tiap hambatan itu dalam waktu 7 sekon.


Penyelesaian :
Diketahui : R1 = 6  ; R2 = 8 
I = 1 A ; t = 7 sekon
Ditanya : W = …?
Dijawab :

Pertama, kita hitung hambatan

174
pengganti pada resistor.

Maka :
W = I2Rt
W = 1  1  24/7  7
W = 24 Joule.
48. IE. 48 Pada rangkaian berikut, R1 = 3 Ω, R2 = 2
hal.114 Ω, dan R3 = 1 Ω, baterai E1 = 6V dan
baterai E2 = 3V. Tentukan :
a) Daya listrik pada baterai,
b) Daya kalor yang muncul pada resistor
R1, R2, dan R3.

Penyelesaian :
Diketahui : R1 = 3  ; R2 = 2 
R3 = 1  ; 1 = 6 V
2 = 3 V
Ditanya : a) P (pada baterai)... ? b) P (Daya kalor

175
yang muncul pada resistor R1, R2, dan R3) ... ?
Dijawab :

a) Daya listrik (P) pada baterai


Pertama, kita cari arusnya terlebih dahulu.
Loop kita ambil searah jarum jam.
 = -6 + 3 = -3 V
IR = I(3 + 2 + 1) = 6I
 + IR = 0
-3 + 6I = 0
6I = 3
I = 0,5 A

Maka, daya listrik pada baterai 1 :

176
P = 1I
P = 6  0,5
P = 3 Watt.

Daya listrik pada baterai 2 :


P = 2I
P = 3  0,5
P = 1,5 Watt.

b) Daya kalor yang muncul pada resistor


R1, R2, dan R3
P1 = I2R1
P1 = 0,52  3 = 0,75 Watt.

P2 = I2R2
P2 = 0,52  2 = 0,5 Watt.

P3 = I2R3
P3 = 0,52  1 = 0,25 Watt.
49. IE. 49 Perhatikan rangkain listrik berikut. Jika
hal.115 Vab = 10 volt, tentukan energi yang √
dibebaskan setiap sekon pada:

177
a) Resistor 2 Ω,
b) Resistor 10 Ω,
c) Resistor 5 Ω.
Penyelesaian :

178
⁄ ⁄

50. IE. 50 Kita ingin memanaskan air sampai


hal.115 mendidih pada 100oC dengan kawat
pemanas yang dihubungkan pada
tegangan 220 V. Jika satu liter air yang
bersuhu 30oC hanya memerlukan waktu
10 menit dan 50% energi diserap oleh air,
berapa besar hambatan kawat yang
diperlukan ? Kalor jenis air = 4.200
J/kgoC.
Penyelesaian :
Diketahui : 1 liter air setara dengan 1 kg √
air
T = 100O – 30O = 70O
t = 10 menit = 600 s
c = 4200 J ;  = 50%
Ditanya : R = …?
Dijawab :

179
51. IE. 51 Sebuah sel surya berdiameter 21 cm
hal.115 menghasilkan arus 5 A pada 0,45 V
dalam sinar Matahari terang yang
intensitasnya 0,10 W/cm2. Tentukan
efisiensi sel surya itu.
Penyelesaian :
Luas sel surya

Daya sinar matahari untuk seluas sel


surya :
346,5 cm2  0,1 W/cm2 = 34,65 Watt

Efisiensi :

180
((5 A  0,45 V)/34,65 watt)  100% = 6,5
%.
52. IE. 52 Tiga buah lampu pijar yang masing-
hal.115 masing dibuat untuk dipakai pada 15 watt
dan 12 volt, dirangkai secara paralel.
Ujung-ujung rangkaian itu dihubungkan
dengan sebuah aki dengan GGL 24 volt
dan hambatan dalam 0,4 Ω. Tentukan
besar kuat arus listrik yang disuplai oleh
aki itu.
Penyelesaian :
Diketahui : P = 15 Watt ; V = 12 Volt
 = 24 V ; r = 0,4 
Ditanya : I = …? √
Dijawab :

R = 122/15 = 9,6 

Hambatan luar 3 lampu (parallel) :


1/Rp = 3  1/R
Rp = R/3
Rp = 9,6/3

181
Rp = 3,2 

Maka, arusnya adalah :

I = 6,67 A.
53. IE. 53 Instalasi di rumah memiliki tegangan
hal.115 sambungan 220 V dan arus maksimum 2
A. Berapa banyaknya lampu 18 W yang
dapat dipasang dalam rumah itu?
Penyelesaian :
Diketahui : V = 220 V ; I = 2 A
Ditanya : n ... ?
Dijawab : √
P = VI
P = 220  2
P = 440 Watt

Banyaknya lampu 18 watt


440/18 = 24,4  24 Lampu.
54. IE. 54 Sebuah lampu listrik dengan spesifikasi
hal.115 110 V, 25 W dihubungkan seri dengan

sebuah hambatan listrik 500 Ω, kemudian
dipasang pada tegangan listrik 220 V.

182
Tentukan arus listrik (dalam mA) yang
mengalir dalam rangkaian tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui :
P = 25 Watt ; V = 110 V
RL = V2/P ; RL = 1102/25 = 484 
R = 500  ; V = 220 V
Ditanya : I = … ?
Dijawab :
Hambatan pengganti seri
Rs = RL + R
Rs = 484 + 500
Rs = 984 

Maka arusnya adalah


I = V/R
I = 220/984
I = 0,44 A = 440 mA.
55. IE. 55 Tiga buah hambatan masing-masing 6 Ω,
hal.115 3 Ω, dan 2 Ω disusun paralel dan
dihubungkan dengan sumber tegangan V.
Hitung perbandingan arus yang mengalir √
pada ketiga resistor tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui : R1 = 6  ; R2 = 3  ; R3 = 2

183

Ditanya : I1 : I2 : I3 = … ?
Dijawab :
V = IR
I = V/R
Maka I berbanding lurus dengan 1/R
I1 : I2 : I3 = 1/6 : 1/3 : 1/2
I1 : I2 : I3 = 1 : 2 : 3.

184
LEMBAR HASIL ANALISIS BUKU II
Analisis Ketersediaan Pertanyaan Berdasarkan Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Buku Teks Pelajaran Fisika Pada Konsep
Listrik Dinamis
(Terbitan Grafindo- Karangan Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama)

Pertanyaan Pada Teks Bacaan


Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Bukan
No. Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci Menilai
KBK
(Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalution)
1. IIA.1 Jika Anda perhatikan peralatan listrik di rumah Anda,
hal.62 setelah cukup lama digunakan secara terus-menerus,
kinerja beberapa peralatan listrik tersebut akan
menurun. Apakah yang menyebabkannya?
Penyelesaian:
Jika digunakan dalam waktu lama secara terus-
menerus, temperatur komponen-komponen listrik √
akan naik. Kenaikan temperatur temperatur tersebut
memengaruhi kinerja komponen-komponen, seperti
pada hambatan kawat konduktor. Dengan demikian,
setelah digunakan terlalu lama (menjadi panas),
maka daya kierja suatu komponen listrik akan
berkurang.
2. IIA.2 Pernahkah anda memperhatikan bagian dalam sebuah
hal.62 radio atau tape recoder ?
Penyelesaian: √
Pernah. Di dalam peralatan listrik, kita dapat
menemukan rangkaian listrik yang bercabang-

185
cabang. Untuk dapat menghitung besarnya arus
listrik yang mengalir pada setiap cabang yang
dihasilkan oleh suatu sumber arus listrik, Gustav
Kirchhoff (1824-1887) mengemukakakn dua aturan
yang dapat digunakan untuk membantu perhitungan
tersebut.
3. IIA.3 Tahukah Anda mengapa rangkaian listrik di rumah-
hal.69 rumah pada umumnya disusun secara paralel?
Penyelesaian:
Dengan susunan paralel, apabila salah satu

komponen rusak (misalnya filamen lampu pijar
putus), alat elektronika lainnya, seperti TV, radio,
dan kulkas masih dapat menyala dan tegangannya
tetap.
4. IIA.4 Bagaimana hubungan antara energi listrik dan energi
hal.78 kalor?
Penyelesaian:
Energi listrik yang diberikan oleh elemen pemanas
listrik adalah W dan diubah oleh elemen pemanas
menjadi energi kalor Q yang dapat menaikkan

temperatur suatu zat sebesar T. Persamaannya secara
matematis dapat dituliskan :

Dengan :
W = energi listrik (J)
Q = energi kalor (J)

186
m = massa (kg)
c = kalor jenis (Jkg-10C-1)
∆T = kenaikan suhu (oC)
5. IIA.5 Tahukah Anda arti dari DC dan AC ?
hal.79 Penyelesaian:
DC merupakan singkatan dari direct current yang
artinya arus listrik searah, dan AC singkatan dari
alternating current yang artinya arus listrik nolak- √
balik. Listrik DC dapat dihasilkam oleh sumber arus
lisrik searah dari proses kimiawi, seperti baterai dan
akumulator. Selai itu, listrik DC juga dapat
dihasilkan oleh generator arus searaaah.
6. IIA.6 Rangakaian Listrik pada kendaraan
hal.79 Anda telah mengetahui bahwa akumulator
merupakan sumber arus listrik searah (DC). Salah
satu penggunaan akumulator adalah pada kendaraan
bermotor, seperti pada mobil sepeda motor.

Gambar 3.19 Diagram rangkaian listrik untuk lampu


mobil

187
Rangkaian listrik DC yang dihasilkan oleh
akumulator pada Gambar 3.19 hanya terdapat dua
lampu depan dan dua lampu belakang. Namun, pada
kenyataannya sebuah mobil umumnya lampu,
terdapat juga rangkaian listrik untuk menyalakan
klakson, untuk menyalakan radio tape, dan alat
elektronik lainnya. Jadi sebenarnya, rangkaian listrik
DC di dalam mobil sangat rumit. Dengan demikian,
dari manakah akumulator tersebut menerima energy
sehingga dapat menyalakan seluruh peralatan listrik
di dalam mobil ?
Penyelesaian :
Setiap mobil dilengkapi dengan sebuah generator
listrik kecil atau dinamo, yang berfungsi
membangkitkan energi listrik untuk mengalirkan arus
listrik ke dalam akumulator. Jika mesin mobil
dinyalakan, secara otomatis dinamo akan
membangkitkan arus listrik. Jadi, tidak perlu
khawatir dengan energi listrik di dalam akumulator
akan cepat habis, kecuali terdapat kerusakan dinamo
atauppun kerusakan pada akumulator.

188
Pertanyaan Pada Kegiatan, Diskusi dan Kuis
Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Bukan
No. Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci Menilai
KBK
(Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalution)
1. IIB.1 Kegiatan 3.1
hal.57 Misalkan kita memiliki sebatang kawat
konduktor AB.

Tahukah kalian :
Bagaimana caranya agar pada kawat AB
tersebut terjadi arus listrik? √
Penyelesaian:
Terjadi karena adanya loncatan elektron
bebas yang meloncat dari daerah yang
kelebihan elektron (negatif) ke daerah
yang kekurangan elektron (positif). Arah
gerak electron ini berlawanan dengan
arah arus listrik.
2. IIB.2 Kegiatan 3.1
hal.57 Misalkan kita memiliki sebatang kawat
konduktor AB.

Tahukah kalian :

189
Apa yang dimaksud dengan arus listrik?

Penyelesaian:
Banyaknya muatan listrik yang
disebabkan dari pergerakan elektron-
elektron, mengalir melalui suatu titik
dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.
3. IIB.3 Kegiatan 3.1
hal.57 Misalkan kita memiliki sebatang kawat
konduktor AB.

Tahukah kalian :
Gambarkan bagaimana gerakan elektron
dan arus listrik pada kawat AB tersebut. √
Penyelesaian:

190
4. IIB.4
hal.58

Apakah kegunaan voltmeter dan


ampermeter? √

Penyelesaian:
Voltmeter untuk mengukur besar
tegangan listrik dalam suatu rangkaian
listrik. Sedangkan ampermeter untuk
mengukur kuat arus listrik yang ada
dalam rangkaian tertutup.
5. IIB.5
hal.58

Bagaimanakah cara menggunakan


voltmeter dan ampermeter?

191
Penyelesaian:
Cara menggunakan ampermeter adalah
dengan menyisipkan ampermeter secara
langsung ke rangkaian. Sedangkan cara
menggunakan voltmeter adalah dipasang
secara paralel dengan sumber tegangan
atau peralatan listrik yang akan diukur
beda potensialnya (tegangannya).
6. IIB.6
hal.58

Bagaimanakah cara penggunaan alat


ukur multimeter? √

Penyelesaian:
Cara menggunakan multimeter ialah atur
posisi saklar selector, lalu pilihlah skala
sesuai dengan perkiraan tegangan yang
akan diukur, setelah itu hubungkan probe
ke terminal tegangan yang akan diukur,
dan terakhir baca hasil pengukuran.
7. IIB.7 Aktivitas ilmiah 3.1 √

192
hal.59 Alat dan Bahan :
1. 3 buah baterai 1,5 volt
2. 3 buah lampu senter
3. Kabel
4. Amperemeter
5. Voltmeter

Langkah Kerja :
1. Susunlah peralatan
dan bahan yang
telah tersedia
menjadi 3
rangkaian listrik,
seperti tampak pada
gambar 3.2 .
2. Catat angka yang
ditunjukkan oleh
amperemeter dan
voltmeter pada
setiap rangkaian
listrik

Pertanyaan dan diskusi :


Buatlah grafik hubungan V dan I.
Bagaimana hubungan antara beda
potensial (V) dan kuat arus listrik (I)

193
pada lampu tersebut?

Penyelesaian:

8. IIB.8 Aktivitas ilmiah 3.1


hal.59 Alat dan Bahan :
6. 3 buah baterai 1,5
volt
7. 3 buah lampu
senter
8. Kabel
9. Amperemeter √
10. Voltmeter

Langkah Kerja :
3. Susunlah peralatan
dan bahan yang
telah tersedia
menjadi 3

194
rangkaian listrik, seperti tampak pada
gambar 3.2 .
4. Catat angka yang ditunjukkan oleh
amperemeter dan voltmeter pada
setiap rangkaian listrik

Pertanyaan dan diskusi :


Apa yang dapat Anda simpulkan dari
aktivitas tersebut? Buat laporan aktivitas
tersebut dan tampilkan di depan kelas
dengan menggunakan media presentasi.

Penyelesaian:
Tegangan listrik yang diberikan pada
suatu alat listrik harus sesuai dengan
tegangan yang seharusnya digunakan
pada alat tersebut.
9. IIB.9 Aktivitas Ilmiah 3.2
hal.60 Alat dan Bahan :
1. Beberapa utas kawat nikrom dan
kawat tembaga yang panjang dan
tebalnya berbeda. √
2. Multimeter

Langkah Kerja :
1. Ukur hambatan beberapa kawat

195
nikrom dengan luas penampang (A)
beda dan panjang (L) tetap dengan
menggunakan multimeter.
2. Ukur hambatan beberapa kawat
nikrom dengan luas penampang (A)
tetap dan panjang (L) beda dengan
menggunakan multimeter.
3. Ukur hambatan kawat nikrom dan
tembaga dengan penampang (A) dan
panjang (L) yang sama.
Pertanyaan dan Diskusi :
Bagaimanakah pengaruh luas
penampang kawat terhadap besarnya
hambatan? Mengapa demikian?

Penyelesaian:
Besar hambatan suatu kawat pengantar
berbanding terbalik dengan luas
penampang kawat, kenapa demikian
karena makin kecil luas penampang maka
makin besar hambatannya.
10. IIB.10 Aktivitas Ilmiah 3.2
hal. Alat dan Bahan :
60 3. Beberapa utas kawat nikrom dan √
kawat tembaga yang panjang dan
tebalnya berbeda.

196
4. Multimeter

Langkah Kerja :
4. Ukur hambatan beberapa kawat
nikrom dengan luas penampang (A)
beda dan panjang (L) tetap dengan
menggunakan multimeter.
5. Ukur hambatan beberapa kawat
nikrom dengan luas penampang (A)
tetap dan panjang (L) beda dengan
menggunakan multimeter.
6. Ukur hambatan kawat nikrom dan
tembaga dengan penampang (A) dan
panjang (L) yang sama.
Pertanyaan dan Diskusi :
Bagaimanakah pengaruh panjang kawat
terhadap hambatan? Mengapa demikian?

Penyelesaian:
Besar hambatan suatu kawat pengantar
sebanding dengan panjang kawat
pengantar, kenapa demikian karena makin
panjang pengantar maka makin besar
hambatannya.
11. IIB.11 Aktivitas Ilmiah 3.2

hal. Alat dan Bahan :

197
60 5. Beberapa utas kawat nikrom dan
kawat tembaga yang panjang dan
tebalnya berbeda.
6. Multimeter

Langkah Kerja :
7. Ukur hambatan beberapa kawat
nikrom dengan luas penampang (A)
beda dan panjang (L) tetap dengan
menggunakan multimeter.
8. Ukur hambatan beberapa kawat
nikrom dengan luas penampang (A)
tetap dan panjang (L) beda dengan
menggunakan multimeter.
9. Ukur hambatan kawat nikrom dan
tembaga dengan penampang (A) dan
panjang (L) yang sama.
Pertanyaan dan Diskusi :
Bagaimanakah pengaruh jenis kawat
terhadap hambatan kawat? Mengapa
demikian?

Penyelesaian:
Besar hambatan suatu kawat pengantar
bergantung pada jenis bahan kawat
(sebanding dengan hambatan jenis

198
kawat).
12. IIB.12 Aktivitas Ilmiah 3.2
hal. Alat dan Bahan :
60 7. Beberapa utas kawat nikrom dan
kawat tembaga yang panjang dan
tebalnya berbeda.
8. Multimeter

Langkah Kerja :
10. Ukur hambatan beberapa kawat
nikrom dengan luas penampang (A)
beda dan panjang (L) tetap dengan
menggunakan multimeter.
11. Ukur hambatan beberapa kawat √
nikrom dengan luas penampang (A)
tetap dan panjang (L) beda dengan
menggunakan multimeter.
12. Ukur hambatan kawat nikrom dan
tembaga dengan penampang (A) dan
panjang (L) yang sama.
Pertanyaan dan Diskusi :
Apakah yang dapat Anda simpulkan dari
aktivitas tersebut? Buat laporan
mengenai aktivitas yang telah Anda
lakukan. Kemudian, tampilkan di depan
kelas dengan menggunakan media

199
presentasi.

Penyelesaian:
Berdasarkan definisi “besar hambatan
kawat dalam setiap satu satuan panjang
dan satuan penampang kawa adalah
hambatan jenis (ρ)” maka setiap
perubahan panjang dan luas penampang
akan mempengaruhi besar hamabtan
kawat. Dapat dilihat berdasarkan
persamaannya :

13. IIB.13 Aktivitas Ilmiah 3.3


hal.63 Alat dan Bahan :
1. 3 buah amperemeter
2. Dua buah baterai 1,5 volt
3. 2 buah lampu 3 watt dan 5 watt
4. Kabel secukupnya
Langkah Kerja : √
1. Susunlah rangkaian listrik seperti
Gambar 3.7
2. Apakah semua lampu menyala ?
3. Jika semua lampu menyala, lihat dan
catat kuat arus yang ditunjukkan oleh
amperemeter A1, A2, dan A3.

200
Pertanyaan dan Diskusi :
Bagaimanakah hubungan antara besar
kuat arus yang ditunjukkan oleh A1, A2,
dan A3?
Penyelesaian:
Besar arus yang ditunjukan A1, A2, dan
A3 adalah sama.
14. IIB.14 Aktivitas Ilmiah 3.3
hal.63 Alat dan Bahan :
5. 3 buah amperemeter
6. Dua buah baterai 1,5 volt
7. 2 buah lampu 3 watt dan 5 watt
8. Kabel secukupnya
Langkah Kerja :
4. Susunlah rangkaian listrik seperti
Gambar 3.7
5. Apakah semua lampu menyala ? √
6. Jika semua lampu menyala, lihat dan
catat kuat arus yang ditunjukkan oleh
amperemeter A1, A2, dan A3.
Pertanyaan dan Diskusi :
Apa yang dapat Anda simpulkan dari
aktivitas tersebut? Buat laporan dan
tampilkan di depan kelas dengan
menggunakan media presentasi.
Penyelesaian:

201
Berdasarkan hukum I Kirchoff yang
menyatakan bahwa jumlah arus yang
masuk pada sebuah titik cabang sama
dengan jumlah arus yang ke luar dari titik
cabang tersebut.
15. IIB.15 Aktivitas Ilmiah 3.4
hal.66 Alat dan Bahan :
1. Catu daya
2. Tiga buah baterai dengan tegangan
berbeda
3. sakelar
Langkah Kerja :
1. Susunlah
peralatan seperti
pada Gambar
3.12 √
2. Ukur kuat arus
yang melalui masaing-masing lampu
3. Ukur tegangan pada masing-masing
lampu.
4. Ukur tegangan total ujung-ujung
ketiga lampu
Pertanyaan :
Kesimpulan apakah yang Anda peroleh
dari percobaan ini.
Penyelesaian:

202
Percobaan ini adalah lampu yang
dirangkai seri, sehingga kuat arus listrik
yang melalui tiap-tiap komponen sama
besar, walaupun nilai setiap hambatan
berbeda.
16. IIB.16 Aktivitas Ilmiah 3.5
hal.68 Alat dan Bahan :
1. Catu daya
2. Tiga buah baterai dengan
tegangan berbeda
3. sakelar
Langkah Kerja :
1. susunlah
peralatan seperti
pada Gambar
3.14. √
2. ukur kuat arus
yang melalui
masaing-masing lampu
3. ukur tegangan pada masing-
masing lampu
4. ukur tegangan total ujung-ujung
ketiga lampu
Pertanyaan :
Kesimpulan apakah yang Anda peroleh
dari percobaan ini.

203
Penyelesaian:
Percobaan ini adalah lampu yang
dirangkai paralel, sehingga tegangan
pada setiap lampu sama besar, walaupun
setiap hambatan lampu berbeda.
17. IIB.17 Perhatikan gambar rangkaian Jembatan
hal.71 Wheatstone dengan menggunakan
bantalan kawat sepanjang .


Jika pada saat kontak C kedudukannya
seperti gambar, dan galvanometer
menunjukkan kuat arus sama, maka
buktikan bahwa

Diketahui bahwa batang AB memiliki


hambatan jenis kawat serba sama, serta
luas penampang yang juga serba sama.
Penyelesaian:

204
Awal rumus

18. IIB.18 Aktivitas Ilmiah 3.6


hal.72 1. susun tiga baterai seperti gambar

2. ukur tegangan masing-masing baterai


3. ukur tegangan total baterai secara seri √
Kesimpulan apakah yang Anda peroleh ?

Penyelesaian:
Jika sejumlah sumber tegangan atau
elemen disusun secara seri, berlaku:

205
19. IIB.19 Aktivitas Ilmiah 3.6
hal.72 1. susun tiga baterai seperti gambar

2. ukur tegangan masing-masing baterai √


3. ukur tegangan total baterai secara seri.
Apakah yang dimaksud rangkaian baterai
secara seri?
Penyelesaian:
Rangkaian listrik yang disusun secara
sejajar yang dapat dilihat pada lampu
senter dan remote control televisi.
20. IIB.20 Aktivitas Ilmiah 3.7
hal.73 1. Susun tiga baterai
seperti gambar.
2. Ukur tegangan
masing-masing
baterai. √
3. Ukur tegangan total baterai secara
paralel.
Kesimpulan apakah yang Anda peroleh ?
Penyelesaian:
Jika sejumlah sumber tegangan atau

206
elemen disusun secara paralel, berlaku:

21. IIB.21 Aktivitas Ilmiah 3.7


hal.73 1. Susun tiga baterai
seperti gambar.
2. Ukur tegangan
masing-masing
baterai.
3. Ukur tegangan total baterai secara

paralel.
Apakah yang dimaksud rangkaian baterai
secara paralel?
Penyelesaian:
Rangkaian listrik yang tidak disusun
secara sejajar contohnya seperti lampu
lalu lintas.
22. IIB.22 Perhatikan gambar berikut dengan baik.
hal.74

207
Bagaimana cara menentukan besar dan
arah kuat arus pada setiap percabangan
dengan menggunakan Hukum I Kirchhoff
dan Hukum II Kirfchhoff.
Penyelesaian:
Loop I:

Loop II:

Pertanyaan Pada Soal Seleksi Dan Tugas


Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Bukan
No. Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci Menilai
KBK
(Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalution)
1. IIC1 Bahan konduktor memiliki
hal. 61 hambatan kecil, terdapat juga bahan
isolator dan semikonduktor. Carilah
informasi, apa itu bahan isolator dan
bahan semikonduktor.
Penyelesaian:
Isolator adalah bahan atau zat yang √
tidak dapat dialiri arus listrik atau sukar
menghantarkan arus listrik, misalnya
kayu, karet, dan plastik. Semikonduktor
adalah sebuah bahan dengan
konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator (isolator) dan

208
konduktor. Semikonduktor disebut juga
sebagai bahan setengah penghantar
listrik. Bahan semikonduktor yang
sering digunakan adalah silikon,
germanium, dan gallium arsenide
2. IIC.2 Apa perbedaan antara ggl dan
hal.65 tegangan jepit?
Penyelesaian:
Perbedaannya adalah ggl diukur saat √
sumber tidak mengalirkan arus
sedangkan tegangan jepit sumber
mengalirkan arus.
3. IIC.3 Bagimanakah cara mengukur ggl
hal.65 baterai ?
Penyelesaian: √
Tegangan jepit = kuat arus listrik x
hambatan.
4. IIC.4 Jenis rangkaian apa yang digunakan
hal.69 pada lampu merah lalu lintas ?
Penyelesaian: √
Komponen utamanya 4017 dan IC
NE 555.
5. IIC.5 Jika nilai R3 R1 R2 RX , bagaimana
hal.72 cara menentukan besar hambatan

Rx? Dapatkah Anda
menghitungnya? Diskusikanlah hal

209
tersebut bersama teman Anda. Jika
Anda mengalami kesulitan,
konsultasikanlah hal tersebut kepada
guru Fisika Anda.
Penyelesaian:

Untk mencari Rx
perlu diketahui R
totoal.

( )( )
( ) ( )

210
( )( )
(( ) ( )
).

Pertanyaan Pada Contoh Soal


Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Bukan
No. Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci Menilai
KBK
(Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalution)
1. IID.1 Tentukanlah jumlah elektron (
hal.57 ) yang melintasi
penampang kawat penghantar selama
satu jam jika kawat tersebut dialiri arus
listrik sebesar 0,8 A.
Penyelesaian:
Diketahui:

Jumlah electron yang melintas (n) sama
dengan jumlah muatan yang mengalir
( ) dibagi dengan besarnya muatan
electron
( )( )

2. IID.2 Tiga buah resistor masing-masing 10 Ω,


hal.67 6 Ω, dan 8 Ω disusun seri dan ujung-

ujungnya dihubungkan dengan baterai 48
V. Tentukanlah tegangan pada resistor:

211
a. 10 Ω b. 6 Ω d. 8 Ω
Penyelesaian:
Diketahui:

Langkah pertama, menentukan besarnya


hambatan total untuk rangkaian seri.

Langkah kedua, menentukan arus listrik


yang melalui setiap hambatan.

Langkah ketiga, tentukan tegangan setiap


hambatan.
a. ( )( )
b. ( )( )
c. ( )( )
3. IID.3 Perhatikan rangkaian listrik berikut.
hal.69

a) Tentukanlah besar hambatan


pengganti dari seluruh susunan
hambatan p

212
b) ada rangkaian tersebut.
c) Jika diketahui Vab = 6V, tentukan
besarnya I1 dan I2.
Penyelesaian:
a. Perhitungan dapat Anda mulai
dari rangkaian yang paling
sederhana, yaitu R1 dan R2 yang
dirangkaikan parallel.

sehingga rangkaiannya menjadi


Kemudian, R3 dan R12
dirangkaian seri

sekarang, rangkaiannya menjadi


sederhana
Dari kedua hambatan tersebut,
didapatkan

Jadi, hambatan penggantinya 3Ω.


b. Arus yang mengalir pada
rangkaian

213
Selanjutnya,tugas Anda untuk
menghitung arus listrik yang
melalui hambatan R1 dan
hambatan R2.
4. IID.4 Dari gambar suatu
hal.71 jembatan hambatan
ABCD disamping
ini, AB adalah
batang tembaga
serba sama yang
panjangnya 1 meter. Saat panjang CB =
60 cm, rangkaian jembatan hambatan
√ √
mencapai kesetimbangan.
Jika pada x ditambahkan hambatan seri
10 Ω, kesetimbangan baru yang akan
tercapai dengan menggeser kontak C
sejauh 30 cm ke arah B. Tentukanlah
nilai hambatan x dan y.
Penyelesaian:
Keseimbangan awal:

214
( ) ( )
( ) ( )
(1)
Jika pada hambatan diserikan dengan
hambatan 10Ω, kontak C harus
digeserkan mendekati B (agar hasil
perkalian silangnya sama) sejauh 30 cm
sehingga
( )( ) ( )( )
( )( ) ( )
( )( ) ( )

(2)
Substitusikan Persamaan (1) ke
Persamaan (2) sehingga diperoleh

Jadi, diperoleh y = 6Ω, dan dengan


memasukkan harga ke dalam
Persamaan (2) diperoleh nilai x = 4Ω.
5. IID.5 Perhatikan gambar di samping ini.
hal.75 Kemudian, tentukanlah besar tegangan √
listrik antara titik a dan b (Vab).

215
Penyelesaian:
Tahapan penyelesaian:
1. Gambarkan arah arus pada setiap
loop.
Hukum I Kirchhoff pada titik P.
(1)
2. Persamaan Hukum I Kirchhoff
pada setiap loop. Loop I (Arah
loop searah putaran jarum jam)

( ) ( )
(1)
(2)
Loop II (Arah loop searah putaran jarum
jam)

216
( ) ( )
( )( )
ruas kanan dan kiri
dikalikan 2, sehingga
(3)
3. Kemudian, eliminasi Persamaan
(2) dan Permasaan (3) untuk
memperoleh nilai I1
Persamaan ( )

Persamaan ( )

Ini berarti, arah I1 berlawanan dengan


arah I1 yang Anda gambarkan.
4. Untuk memperoleh nilai I2,
substitusikan nilai I1 ke dalam
Persamaan (2)
( )

5. Menghitung nilai I3 dari


Persamaan (1)

217
6. Menghitung tegangan listrik
antara titik a dan b
( )
( )
Dari hasil perhitungan diperoleh
nilai I1=-1A, artinya arah arus
listrik I1 berlawanan dengan
asumsi yang digunakan. Jadi,
arah arus listrik yang benar
adalah
Walaupun demikian, tidak perlu
dilakukan perhitungan ulang
karena nilai arusnya sudha benar,
hanya penentuan arah arus I1
yang berbeda.

Pertanyaan Pada Uji kompetensi dan Evaluasi


Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Bukan
No. Kode Pertanyaan Kelancaran Keluwesan Keaslian Merinci Menilai
KBK
(Fluency) (Flexibility) (Originality) (Elaboration) (Evalution)
1. IIE.1 Jelaskan bagaimana cara mengukur kuat arus
hal.56 dan tegangan listrik.
Penyelesaian:

Cara mengukur kuat arus adalah posisikan
saklar selector, cari skala yang sesuai dengan
perkiraan arus yang akan diukur, putuskan jalur

218
catu daya yang terhubung ke beban, hubungkan
probe multimeter ke terminal jalur yang
diputuskan tersebut, terakhir baca hasil
pengukur. Sedangkan cara mengukur tegangan
listrik adalah atur posisi saklar selector, pilihlah
skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang
akan diukur, hubungkan probe ke terminal
tegangan yang akan diukur, hubungkan probe
ke terminal tegangan yang akan diukur, terakhir
baca hasil pengukuran.
2. IIE.2 Apakah yang dimaksud dengan hukum Ohm?
hal.56 Penyelesaian:
Suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang

mengalir melalui sebuah pengantar selalu
berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya.
3. IIE.3 Tuliskan bunyi Hukum I Kirchhoff.
hal.56 Penyelesaian:
Arus total yang masuk melalui suatu titik

percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama
dengan arus total yang keluar dari titik
percabangan tersebut.
4. IIE.4 Bagaimanakah sifat-sifat rangkaian hambatan
hal.56 yang disusun secara seri dan paralel?

Penyelesaian:
Sifat-sifat rangkaian hambatan secara seri;

219
 arus yang mengalir pada masing beban
adalah sama.
 tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah
tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam
rangkaian seri dari masing-masing tahanan
seri adalah sama dengan tegangan total
sumber tegangan.
 banyak beban listrik yang dihubungkan
dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan
arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus
yang mengalir tergantung pada jumlah besar
tahanan beban dalam rangkaian
 jika salah satu beban atau bagian dari
rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.
Sifat-sifat rangkaian hambatan secara seri;
 Tegangan pada masing-masing beban listrik
sama dengan tegangan sumber.
 Masing-masing cabang dalam rangkaian
paralel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung
besar tahanan cabang.
 Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam
rangkaian paralel, tahanan total rangkaian

220
mengecil, oleh karena itu arus total lebih
besar. (Tahanan total dari rangkaian paralel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil
dalam rangkaian).
 Jika terjadi salah satu cabang tahanan
paralel terputus, arus akan terputus hanya
pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian
cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang
terputus tersebut.
5. IIE.5 Perhatikan gambar berikut.
hal.76

Tentukanlah besar tegangan antara titik a dan b


(Vab)
Penyelesaian: √
Loop I1

(I)
Loop II2

(II)

221
Eliminasi

( )

6. IIE.6 Perhatikan
hal.77 gambar berikut.

222
Tentukanlah kuat arus yang melalui kawat ab.
Penyelesaian :
Kita misalkan arus yang melewati kawat ab
adalah I2, dan I1 = I2 + I3

Loop 1 (Searah jarum jam)


 + IR = 0
-12 + I1(6 + 2) + I2(4) = 0
-12 + 8I1 + 4I2 = 0
8I1 + 4I2 = 12 … (1)

Loop 2 (Searah jarum jam)


 + IR = 0
6 + 4I2 + 0I3 = 0
6 + 4I2 + 0(I1 – I2) = 0
6 + 4I2 + 0I1 = 0

223
4I2 + 0I1 = -6 … (2)

Eliminasikan I2, maka didapat I1 = 2,25 A.


Kemudian masukkan nilai I1 kedalam salah satu
persamaan :
8(2,25) + 4I2 = 12
18 + 4I2 = 12
4I2 = 12 – 18
4I2 = -6
I2 = -1,5 A (Arah loop terbalik).
7. IIE.7 Perhatikan gambar berikut.
hal.77

Tentukanlah kuat arus yang melalui hambatan


R1 , R2 , dan R3.

Penyelesaian :
Diketahui : R1 = 4  ; R2 = 2  ; R3 = 6 
Ditanya : I1, I2, dan I3 = …?
Dijawab :
Misalkan arus yang melewati R1 adalah I1, arus
yang melewati I2 adalah I2, dan arus yang
melewati I3 adalah I3, dan I1 = I2 + I3

224
Loop 1 (Searah jarum jam)
 + IR = 0
(6 + 3 + 3) + I1(1 + 4 + 1) + I2 (1 + 2) = 0
12 + 6I1 + 3I2 = 0
6I1 + 3I2 = -12 … (1)

Loop 2 (Searah jarum jam)


 + IR = 0
-3 + I2(2 + 1) + (I1 – I2)6 = 0
-3 + 3I2 + 6I1 – 6I2 = 0
-3 + 6I1 – 3I2 = 0
6I1 – 3I2 = 3 … (2)

Eliminasikan I1, didapat I2 = -2,5 A (Arah loop

225
terbalik). Kemudian masukkan I2 ke dalam
salah satu persamaan :
6I1 – 3I2 = 3
6I1 – 3(-2,5) = 3
6I1 + 7,5 = 3
6I1 = -4,5
I1 = -0,75 A (Arah loop terbalik).

I3 = I1 – I2
I3 = -0,75 – (-2,5)
I3 = 1,75 A.
8. IIE.8 Sebuah lampu senter menggunakan dua baterai
hal.80 1,5 V dirangkaikan seri. Jika hambtan dalam
setiap baterai baru 0,1 ohm dan lampu pijar
memunyai hambatan 0,8 ohm. Tentukanlah
daya listrik yang digunakan oleh lampu.
Penyelesaian :
Diketahui : V1 = 1,5 V ; V2 = 1,5 V
r1 = 0,1  ; r2 = 0,1  √
R = 0,8 
Ditanya : P = …?
Dijawab :
I= Ampere
P = I2R = (1)2  0,8 = 0,8 Watt.

226
9. IIE.9 Sebuah kendaraan menyalakan dua lampu
hal.80 depan dengan daya setiap lampu 90 W, dan dua
lampu belakang masing-masing dengan daya 10
W. Jika tegangan akumulatornya 12 V,
tentukanlah besarnya energi listrik yang harus
diberikan oleh akumulatornya untuk √
menyalakan keempat lampu tersebut.
Penyelesaian :
P = 2 . Pdepan + 2 . Pbelakang
= 2 . 90 W + 2 . 10 W
= 200 W.
10. IIE.10 Daya listrik 20 MW akan ditransmisikan
hal.80 dengan menggunakan kawat berhambatan 0,005
ohmm-1 sejauh 20 km dengan menggunakan
tegangan tinggi 200 kV. Tentukanlah
perbandingan daya listrik yang hilang selama
transmisi. (dalam%).
Penyelesaian :
Diketahui : P = 20 MW = 20.000.000 Watt √
V = 200 kV = 200.000 Volt
R = 0,005   20.000 m = 100 
Ditanya : P1 (Daya awal) : P2 (Daya Hilang)...?
Diketahui :
P2 = 400.000.000 Watt
P1 : P2 = 20.000.000 : 400.000.000 = 1 : 20

227
Persentase hilang =  100% = 5%.
11. IIE.11 Anda telah ketahui bahwa rangkaian listrik AC
hal.80 yang dipasang di rumah merupakan rangkaian
paralel. Mungkinkah rangkaian tersebut diubah
menjadi rangkaian seri? Jelaskan alasan Anda.
Penyelesaian :
Rangkaian parallel lebih menguntungkan
dikarenakan jika salah satu lampu atau salah

satu komponen listrik mati, maka tidak
mempengaruhi lampu atau komponen listrik
lainnya. Namun jika disusun menjadi rangkaian
seri, jika rangkaian listrik diubah menjadi
rangkaian seri, maka jika lampu atau salah satu
komponen listrik mati, maka lampu dan
komponen listrik lainnya akan ikut mati.
12. IIE.12 Keluarga Jhoni menempati rumah sederhana
hal.80 dengan berlangganan daya listrik dari PLN 450
W. Rata-rata menggunakan 5 lampu W, 6 jam
sehari; setrika listrik 100 W, 2 jam sehari;
lemari es 40 W, sepanjang hari; dan sebuah
televisi 60 W, 4 jam sehari. Tentukanlah √
pemakaian daya listrik selama 1 bulan (30 hari).
Penyelesaian :
Lampu Daya Total
Nama Jumlah
Pakai (W) (W)

228
Lampu 5 6 10 300
Setrika 1 2 100 200
Kulkas 1 2 80 80
TV 1 4 240 240
Jumlah 820

Daya Pemakaian = 820 W. 30 hari


= 24600 W = 24,6 kWh.
13. IIE.13 Dalam seutas kawat mengalir muatan listrik
hal. sebesar 6μC setiap detik. Kuat arus listrik rata-
82 rata yang melalui penampang kawat adalah...
a. 6 μA
b. 10 μA
c. 60 μA √
d. 100 μA
e. 600 μA
Penyelesaian :
Diketahui : Q = 6 C ; t = 1 s
Ditanya : I = 6 A.
14. IIE.14 Dalam waktu satu jam terjadi perpindahan
hal. elektron sebanyak 9 x 1020 elektron melalui
82 suatu penampang kawat. Besarnya kuat arus

rata-rata yang melalui penampang kawat
tersebut adalah .... (1 e = -1,6 x 10-19 C).
a. 4 mA

229
b. 8 mA
c. 16 mA
d. 20 mA
e. 40 mA
Penyelesaian :
Diketahui : n = 9  1020 elektron
Ditanya : I ... ?
Dijawab :
q = ne = (9  1020)(-1,6  10-19 C) = 14,4  101
C = 144 C.
I = q/t = 144 C/3600 s = 0,04 A = 40 mA.
15. IIE.15 Seutas kawat memiliki panjang dan
hal. diameternya d. Setelah dialiri arus listrik
82 sebesar 10 mA, beda potensial antara kedua
ujungnya sama dengan 0,4 V. Jika kawat
tersebut diganti dengan kawat lain yang terbuat
dari bahan yang sama dan panjangnya sama,
tetapi diameternya 2d dilewatkan arus yang
sama pula, beda potensialnya menjadi ... √
a. 0,1 V d. 0,8 V
b. 0,2 V e. 1,4 V
c. 0,4 V
Penyelesaian :
Diketahui : l1 = l2
d1 = d  r1 = 1/2d1
d2 = 2d  r2 = d

230
A1 = 4r1 = 4(1/2) = 2
A2 = 4r2 = 4(1) = 4
V1 = 0,4 V
Ditanya : V2 = … ?
Dijawab :
Gunakan rumus dimana , gunakan
perbandingan :
⁄ ⁄

⁄ ⁄

Karena l1 = l2, I1 = I2, dan 1 = 2, maka


perbandingannya menjadi :

Maka :

V2 = 0,4/2 = 0,2 V.
16. IIE.16 Untuk mengukur hambatan Rx dapat digunakan
hal. bantalan, seperti gambar berikut ini. √
82

231
Diketahui panjang
bantalan hamabtan
AB = 25 cm. Ketika
galvanometer G
menunjukkan angka
nol, Nilai hambatan Rx adalah ...
a. 8 ohm d. 18 ohm
b. 10 ohm e. 24 ohm
c. 15 ohm
Penyelesaian :
Diketahui : R2 = 12  ; L1 = 10 cm
L2 = 25 cm – 10 cm = 15 cm
Ditanya : R1 = Rx = … ?
Dijawab :
Rx = = 8 .
17. IIE.17 Suatu sumber tegangan dengan hambatan dalam
hal. nol mempunyai ggl e = 120 volt dan
82 dihubungkan secara seri dengan tiga buah
hambatan: R1 = 2 ohm, R2 = 4 ohm, dan R3 = 6
ohm. Beda potensial di ujung-ujung hambatan

R2 adalah ....
a. 20 volt d. 80 volt
b. 40 volt e. 100 volt
c. 80 volt
Penyelesaian :

232
Diketahui : R1 = 2 ohm ; R2 = 4 ohm
R3 = 6 ohm ;  = 120 volt
Ditanya : V2 = …?
Dijawab :
Pertama, cari kuat arus total :
I = /(R1 + R2 + R3) = 120 volt/(2  + 4  + 6
) = 10 A.
Kemudian, cari beda potensial pada hambatan
R2 :
V2 = IR2 = 10 A  4  = 40 Volt.
18. IIE.18 Kuat arus yang mengalir pada hambatan 3 W
hal. pada rangkaian berikut adalah ...
82

a. 1,15 A d. 0,65 A
b. 0,96 A e. 0,50 A √
c. 0,75 A
Penyelesaian :
Diketahui Ptot = 3 Watt ; Vtot = 6 V
r = 0,25 ; R1 = 2 
R2 = 2  ; R3 = 3  ; R4 = 2 
Ditanya : I = …?
Dijawab : I = Ptot/Vtot = 3/6 = 0,5 A.
19. IIE.19 Tiga buah resistor memiliki hambatan 1 Ω, 3 Ω, √

233
hal. dan 6 Ω, dirangkaikan secara paralel. Kedua
82 ujungnya dihubungkan dengan sebuah baterai 6
volt dengan hambatan dalam 1 ohm. Besar
tegangan jepit antara kedua ujung baterai adalah
...
a. 1,5 volt
b. 2,0 volt
c. 2,4 volt
d. 3,0 volt
e. 4,5 volt
Penyelesaian :
Diketahui : R1 = 1 ohm ; R2 = 3 ohm
R3 = 6 ohm ; ε = 6 volt
r = 1 ohm
Ditanya : V = .. ?
Dijawab :
Karena hambatan disusun paralel :

234
Maka :

Sehingga :
.
20. IIE.20 Perhatikan rangkaian berikut ini.
hal.82 Sebuah amperemeter
(A) ideal dipasang
antara kawat a dan b,
seperti pada gambar
tersebut.
Amperemeter akan menunjukkan angka ...
a. Nol d. 1,5 A
b. 0,5 A e. 2,0 A √
c. 1,0 A
Penyelesaian :
Diketahui :  = 12 volt ; R1 = 4 Ohm
R2 = 6 Ohm ; R3 = 4 Ohm
R4 = 3 Ohm
Ditanya : I = …. ?
Dijawab :

235
Dari gambar, dapat diketahui bahwa I = Ix – Iy
Sehingga :

I = Ix – Iy = 1,7 – 1,2 = 0,5 A.


21. IIE.21 Perhatikan gambar berikut ini.
hal.
83


Titik b dihubungkan ke tanah. Besar tegangnan
listrik V adalah...
a. 2,0 V d. 5,0 V
b. 2,5 V e. 6,0 V

236
c. 3,0 V
Penyelesaian :
Diketahui : R₁ = 2 ohm ; R2 = 3 ohm
R3 = 6 ohm ; r = 1 ohm
 = 6 volt
Ditanya : I = ... ?

Dijawab :
Hukum II Kirchoff

∑ ∑

-6 + I (1 + 2 + 3 + 6) = 0
-6 + 12I = 0
12I = 6

I = 0,5 A
Sehingga :
Va – Vb =  + IRab
Va – 0 = 0 + (0,5  6)
Va = 3 Volt.

237
22. IIE.22 Besar kuat arus listrik yang melalui kawat pada
hal. soal nomor 9 adalah...
83 a. 1,50 A dari a ke b
b. 1,25 A dari a ke b
c. 1,25 A dari a ke b
d. 0,5 A dari a ke b
e. 0,5 A dari a ke b √
Penyelesaian :
Ralat soal : seharusnya ditulis pada soal nomor
9, karena nomor 14 gambar dan pertanyaannya
tidak berhubungan.
Lihat nomor 9, maka didapat I = 0,5 A dari b
ke a.
23. IIE.23 Dua baterai bertegangan 1,5 V; 1 ohm
hal. dirangkaikan secara paralel, kemudian
83 dihubungkan dengan sebuah lampu yang
memiliki hambatan 7 W. Kuat arus listrik yang
melalui lampu adalah...
a. 0,20 A d. 0,37 A
b. 0,25 A e. 0,40 A √
c. 0,30 A
Penyelesaian :
Ralat soal : Satuan hambatan adalah ohm ().
Diketahui :  = 1,5 V ; r = 1 
R=7 ;n=2
Ditanya : I ... ?

238
Dijawab :
0,20 A.
24. IIE.24 Sebuah lampu senter menggunakan tiga baterai
hal. masing-masing 1,5 V; 0,5Ω yang disusun seri.
83 Lampu senter tersebut menggunakan sebuah
lampu pijar berhambatan 21 ohm. Beda
potensial pada lampu pijar tersebut adalah...
a. 1,4 V d. 4,2 V
b. 2,0 V e. 4,5 V
c. 3,6 V
Penyelesaian : √
Diketahui :  = 1,5 V ; r = 0,5 
R = 21  ; n = 3
Ditanya : V = … ?
Dijawab :
Pertama, kita mencari I terlebih dahulu :
0,2 A
( ) ( )
Maka :
0,2 A  21  = 4,2 Volt.
25. IIE.25 Perhatikan rangkaian berikut ini.
hal.83

239
Jika, ;
besar nilai I adalah...
a. 1 A d. 4 A
b. 2 A e. 5 A
c. 3 A
Penyelesaian :
Diketahui : 1 = 6 V ; 2 = 9 V
r1 = 1  ; r2 = 1,5 
R = 7,5 
Ditanya : I = …?
Dijawab :

pengganti(1) = 6 V + 6 V + 6 V = 18 V
rseri1 = 1  + 1  + 1  = 3 
pengganti(2) = 9 V + 9 V = 18 V
rseri2 = 1,5  + 1,5  = 3 

I=  2 A.

240
26. IIE.26 Besar arus listrik yang melalui lampu pada
hal.83 rangkaian arus listrik searah seperti pada
gambar adalah...

a. 0,75 A d. 3,00 A
b. 2,50 A e. 3,75 A
c. 2,25 A
Penyelesaian :

Diketahui : RL = 2  ; R1 = 2 
R2 = 2  ; 1 = 6 V ; 2 = 9 V
Ditanya : I yang melewati lampu (IL) = … ?
Dijawab :

( ) ( )
( ) ( ) ( )

= 2,5 Ampere.
27. IIE.27 Tiga buah lampu pijar yang masing-masing

hal.83 dibuat untuk dipakai adalah 15 watt dan 12 volt,

241
dirangkai secara paralel. Ujung-ujung rangkaian
itu dihubungkan dengan jepitan sebuah
akumulator dengan GGL 12 volt dan hambatan
dalam 0,8 ohm. Arus listrik yang melalui
akumulator itu besarnya ...
a. 3,75 ampere
b. 3,00 ampere
c. 2,25 ampere
d. 1,50 ampere
e. 1,25 ampere
Penyelesaian :
Diketahui : 3 buah lampu ; P = 15 W
V = 12 V ;  = 12 V ; r = 0,8 Ω
Ditanya : I =...?
Dijawab :
Hambatan sebuah lampu
P = V²/R
15 = 12² / R
R = 12²/15 = 9,6 Ω

Hambatan luar 3 lampu yang disusun parallel :

Maka :
= 3 Ampere.

242
28. IIE.28
hal.84

Untuk rangkaian seperti pada gambar, bila


saklar S1 dan S2 ditutup, maka voltmeter akan
menunjukkan harga...
a. 0 d. 12
b. 4,8 e. 24
c. 9,6
Penyelesaian : √
(Nomor 16 tidak bisa dijawab. Soalnya ada satu
hambatan yang nilainya gak diketahui)

29. IIE.29 Sebuah lampu dilalui arus sebesar 0,8 A.


hal.84 Jumlah elektron (muatan listrik satu elektron: - √
1,6 x 10-19 coulomb) dalam satu jam adalah ...

243
a. 1,8 x 1022
b. 5 x 10-18
c. 7,2 x 10-16
d. 1,28 x 10-19
e. 2 x 10-19
Penyelesaian :
Diketahui : I = 0,8 A ; q = -1,6  10-19 C
t = 3600 s
Ditanya : n = …?
Dijawab :
Q = I  t = 0,8  3600 = 2880 C
n = Q/q = 2880/-1,6  10-19 C = 1800  1019 C
= 1,8  1022 C.
30. IIE.30 Tersedia tiga lampu pijar, yang masing-masing
hal.84 bertanda 110 V, 100 W, dan suatu sumber
tegangan 220 V. Agar dihasilkan nyala lampu
200 W, maka lampu-lampu itu harus
dihubungkan dengan sumber tegangan dengan
cara...
a. Dua lampu disusun paralel. √
b. Dua lampu disusun seri
c. Tiga lampu disusun seri
d. Tiga lampu disusun paralel
e. Satu lampu disusun paralel dengan dua
lampu lain yang disusun seri
Penyelesaian :

244
Diketahui : P 3 lampu = 110 V , 100 W ;
Vsumber=220 V ; Plampu = 200 W
Ditanya : Tiga lampu disusun ?
Dijawab :
Susunan paralel = V = V1 = V2 = V3
3 lampu = 110 V, 100 W
Daya naik 200 W , tegangan menjadi 220 V.
Jadi, Tiga lampu disusun paralel.
31. IIE.31 Sebuah ampermeter yang berhambatan 0,006
hal.84 ohm, tiap pembagian skalanya menunjukkan
arus 1 A. Agar tiap pembagian skala
menunjukkan arus 5 A, maka perlu diberi
hambatan paralel sebesar...
a. 15 ohm
b. 0,15 ohm
c. 0,03 ohm √
d. 0,024 ohm
e. 0,0015 ohm
Penyelesaian :
Rd = Ra/(n – 1)
Ra = 0,006 
n = 5 A/1 A = 5
Rd = 0,006/(5 – 1) = 0,0015 .
32. IIE.32 Tiga buah hambatan: 3 Ω, 2 Ω, dan 6 Ω disusun
hal.84 paralel kemudian dipasang pada sumber √
tegangan, ternyata arus yang keluar dari elemen

245
3 A. tetapi jika disusun seri dan dipasang pada
elemen yang sama ternyata arus yang keluar 0,5
A. Maka GGL elemen dan hambatan dalam
elemen adalah...
a. 4 volt; 1 ohm
b. 6 volt; 1 ohm
c. 3,6 volt; 0,4 ohm
d. 1,5 volt; 1,5 ohm
e. 8 volt; 1,5 ohm
Penyelesaian :
Diketahui : R1 = 2  ; R2 = 3 
R3 = 6  ; IP = 3 A ; IS = 0,5 A
Ditanya :  = …? ; r = …?
Diketahui :
Rs = R1 + R2 + R3
Rs = 2  + 3  + 6  = 11 

Rp = 1 

246
Is (Rs + r) = Ip (Rp + r)
0,5(11 + r) = 3(1 + r)
5,5 + 0,5r = 3 + 3r
5,5 + 0,5r – 3 – 3r = 0
2,5 – 2,5r = 0
r = 1 .

 = Ip (Rp + r)
= 3 (1 + 1)
= 6 V.
33. IIE.33 Mengapa bahan konduktor mudah dilalui arus
hal.84 listrik, sedangkan bahan isolator sukar atau
bahkan tidak dapat menghantarkan arus listrik?
Penyelesaian :
Karena isolator memiliki gap yang besar antara
pita valensi dan pita konduksi sehingga elektron

tidak derdistribusi secara sempurna sehingga
sukar menghantarkan listrik. Sedangkan bahan
konduktor memiliki gap yang sangat kecil
antara pita valensi dan pita konduksinya
sehingga elektron mudah terdistribusi secara
sempurna.
34. IIE.34 Perhatikan rangkaian listrik berikut.

hal.84

247
Bila saklar S ditutup selama 40 menit, hitunglah
energi yang timbul pada R3.
Penyelesaian :
(Nomor 2, ada satu resistor yang tidak diketahui
besar hambatannya, maka tidak dapat dijawab)

35. IIE.35 Perhatikan rangkaian berikut.


hal. √
85

248
E1 = 12 V; r1 = 0,2 Ω
E2 = 20 V; r2 = 0,3 Ω
E3 = 10 V; r3 = 0,2 Ω
E4 = 18 V; r4 = 0,3 Ω
R1 = 10 Ω; R1 = 5 Ω
R3 = 10 Ω; R1 = 6 Ω
Tentukanlah beda potensial antara titik a dan b.
Penyelesaian :
Tidak ada jawabannya, titik a dan titik b tidak
tercantum sehingga soal tidak jelas
36. IIE.36 Perhatikan gambar berikut ini.
hal.
85

Tentukanlah:

249
a. Besar arus listrik yang melalui hambatan R =
8 Ω; dan
b. Tegangan jepit seluruh rangkaian (Vba).
Penyelesaian :
a) I8 
b) Vba  ...?

GGL paralel
p  15 V

Kemudian p dan   10 V diserikan


s  25 V
rs  1,5 

I8  25 V/(1,5   8 )  2,63 A


Tegangan jepit (Vba)  s  25 V.
37. IIE.37 Sebuah amperemeter terdiri dari galvanometer
hal.85 yang dapat dilalui arus listrik maksimum 1 mA
dengan resistansi 2 ohm dan dirangkai paralel
dengan resistor sebesar 0,0002 ohm. Dengan √
demikian, berapa besar arus yang dapat diukur
oleh amperemeter tersebut?
Penyelesaian :

250
IA= 1mA = 0,001 A
Rsh= 0,0002 ohm
RA= 2 ohm

I = ....?

Jawab
Rsh = RA/(n - 1)
0,0002 = 2/(n - 1)
0,0002(n - 1) = 2
0,0002n - 0.0002 = 2
0,0002n = 2 + 0.0002
n = 2.0002/0.0002
n = 10001

n = I/IA  I = n × IA
I = 10001 × 0.001
I = 10,001 A.
38. IIE.38 a. Perhatikan gambar berikut.
hal.
86

Tentukanlah beda tegangan antara titik a dan


b (Vab).

251
b. Pada rangkaian berikut ini, tentukan kuat
arus yang melalui setiap sumber tegangan.

Penyelesaian :
A.

I.

II.

B. Diketahui rangkaian berikut :

252
Misalkan arus yang melewati GGL 6 V adalah
I1, arus yang melewati GGL 3 V adalah I2, dan
arus yang melewati GGL 3 V adalah I3, I1 = I2 +
I3

Loop 1 (Searah jarum jam)


 + IR = 0
(-6 + (-3)) + (2 + 2)I1 + 3I2 = 0
-9 + 4I1 + 3I2 = 0
4I1 + 3I2 = 9 … (1)

Loop 2 (Berlawanan arah jarum jam)


 + IR = 0
(-3 + (-3)) + 3I2 + (2 + 2)(I1 – I2) = 0
-6 + 3I2 + 4I1 – 4I2 = 0
-6 + 4I1 – 1I2 = 0

253
4I1 – 1I2 = 6 … (2)

Eliminasikan I1, maka didapat I2 = 0,75 A.


Kemudian, masukkan I2 kedalam salah satu
persamaan :

4I1 – 1(0,75) = 6
4I1 – 0,75 = 6
4I1 = 6,75
I1= 1,6875 A.

I3 = I1 – I2
I3 = 1,6875 – 0,75
I3 = 0,9375 A.
39. IIE.39 Manakah yang akan menghasilkan panas lebih
hal. banyak, sebuah resistansi kecil atau sebuah
86 resistansi besar yang dihubungkan ke sumber
GGL yang konstan. Jelaskan.
Penyelesaian : √
Rumus energi :
Energi listrik berbanding terbalik dengan
resistansi. Maka energi panas dapat dihasilkan
lebih besar bila resistansinya besar
40. IIE.40 Sebuah pembangkit tenaga listrik memiliki daya

hal.86 40 MW. Energi listrik yang dibangkitkan akan

254
disalurkan dengan empat kawat tegangan 400
kV, 200 kV, 100 kV dan 50 kV dengan panjang
kawat berbeda-beda, yaitu 40 km, 20 km, 10 km
dan 5 km, serta hambatan kawat per meter
adalah 5 x 10-3 ohm, tentukanlah perbandingan
energi yang hilang per satuan waktu untuk
setiap kawat. (dalam %).
Penyelesaian :
P = 40 MW = 40  106 Watt
V1 = 400 kV = 400  103 V
V2 = 200 kV = 200  103 V
V3 = 100 kV = 100  103 V
V4 = 50 kV = 50  103 V
l1 = 40 km = 40000 m
l2 = 20 km = 20000 m
l3 = 10 km = 10000 m
l4 = 5 km = 5000 m

R = 5  10-3 /m
R1 = 5  10-3   40000 = 200 
R2 = 5  10-3   20000 = 100 
R3 = 5  10-3   10000 = 50 
R4 = 5  10-3   5000 = 25 

255
Philang1 = I12R1
Philang1 = 1002  200 = 2000000 Watt
Philang1 = 2 MW

Philang2 = I22R2
Philang2 = 2002  100 = 4000000 Watt
Philang2 = 4 MW

Philang3 = I32R3
Philang3 = 4002  50 = 8000000 Watt
Philang3 = 8 MW

Philang4 = I42R4

256
Philang4 = 8002  25 = 16000000 Watt
Philang4 = 16 MW

Presentase daya yang hilang :


%Daya 1 = (2/40)  100% = 5%
%Daya 2 = (4/40)  100% = 10%
%Daya 3 = (8/40)  100% = 20%
%Daya 4 = (16/40)  100% = 40%.

257
258

Lampiran C
Dokumentasi Penelitian

1. Lembar Kesepakatan Antar Pengamat


(Buku I)
2. Lembar Kesepakatan Antar Pengamat
(Buku II)
3. Tabel Kontingensi Kesepakatan Antar
Pengamat
259

Lembar Kesepakatan Antar Pengamat Pengamat Rekapitulasi Hasil


Pengamatan Buku I
Penulis : Marthen Kanginan
Penerbit : Erlangga

No.
No. Kode Indikator KBK P.I P.II
Sel
Kelancaran
1 IA.1 Ya Ya 1
(Fluency)
Kelancaran
2 IA.2 Ya Ya 1
(Fluency)
Keluwesan
3 IA.3 Ya Ya 1
(Flexibility)
Kelancaran
4 IA.4 Ya Ya 1
(Fluency)
Menilai
5 IA.5 Ya Ya 1
(Evalution)
6 IA.6 - Ya Ya 1
Keaslian
7 IA.7 Ya Ya 1
(Originality)
Menilai
8 IA.8 Ya Ya 1
(Evalution)
9 IA.9 - Ya Ya 1
10 IA.10 - Ya Ya 1
11 IB.1 - Ya Ya 1
Menilai
12 IB.2 Ya Ya 1
(Evalution)
13 IB.3 - Ya Ya 1
14 IB.4 - Ya Ya 1
15 IB.5 - Ya Ya 1
Keluwesan
16 IB.6 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keaslian
17 IB.7 Ya Tidak 2
(Originality)
18 IB.8 - Tidak Ya 2
Kelancaran
19 IB.9 Ya Ya 1
(Fluency)
Kelancaran
20 IB.10 Ya Ya 1
(Fluency)
Kelancaran
21 IB.11 Ya Ya 1
(Fluency)
Kelancaran
22 IB.12 Ya Ya 1
(Fluency)
260

Kelancaran
23 IB.13 Ya Ya 1
(Fluency)
Menilai
24 IB.14 Ya Ya 1
(Evalution)
Keluwesan
25 IB.15 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
26 IB.16 Ya Ya 1
(Flexibility)
Menilai
27 IB.17 Ya Ya 1
(Evalution)
Menilai
28 IB.18 Ya Ya 1
(Evalution)
Keaslian
29 IB.19 Ya Ya 1
(Originality)
Menilai
30 IB.20 Ya Ya 1
(Evalution)
Keluwesan
31 IB.21 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
32 IB.22 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keaslian
33 IB.23 Ya Ya 1
(Originality)
Keaslian
34 IB.24 Ya Ya 1
(Originality)
Menilai
35 IB.25 Ya Ya 1
(Evalution)
Menilai
36 IB.26 Tidak Ya 2
(Evalution)
Menilai
37 IB.27 Ya Ya 1
(Evalution)
38 IB.28 - Ya Ya 1
Kelancaran
39 IC.1 Ya Tidak 2
(Fluency)
Merinci
40 IC.2 Ya Ya 1
(Elaboration)
41 ID.1 - Ya Ya 1
42 ID.2 - Ya Ya 1
Keluwesan
43 ID.3 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
44 ID.4 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
45 ID.5 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
46 ID.6 Ya Ya 1
(Flexibility)
261

47 ID.7 - Ya Ya 1
48 ID.8 - Tidak Ya 2
49 IE.1 - Ya Ya 1
50 IE.2 - Tidak Ya 2
51 IE.3 - Ya Tidak 2
Keluwesan
52 IE.4 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
53 IE.5 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
54 IE.6 Ya Ya 1
(Flexibility)
55 IE.7 - Ya Ya 1
Keluwesan
56 IE.8 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
57 IE.9 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
58 IE.10 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
59 IE.11 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
60 IE.12 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
61 IE.13 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
62 IE.14 Ya Ya 1
(Flexibility)
Merinci
63 IE.15 Ya Ya 1
(Elaboration)
Keluwesan
64 IE.16 Ya Ya 1
(Flexibility)
Menilai
65 IE.17 Ya Ya 1
(Evalution)
Keluwesan
66 IE.18 Tidak Ya 2
(Flexibility)
Keluwesan
67 IE.19 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
68 IE.20 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
69 IE.21 Tidak Ya 2
(Flexibility)
Keluwesan
70 IE.22 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
71 IE.23 Tidak Ya 2
(Flexibility)
72 IE.24 Merinci Ya Ya 1
262

(Elaboration)
73 IE.25 - Ya Ya 1
Keluwesan
74 IE.26 Ya Ya 1
(Flexibility)
75 IE.27 - Ya Ya 1
Keluwesan
76 IE. 28 Ya Ya 1
(Flexibility)
Merinci
77 IE. 29 Ya Ya 1
(Elaboration)
Merinci
78 IE. 30 Ya Ya 1
(Elaboration)
Keluwesan
79 IE.31 Ya Ya 1
(Flexibility)
Merinci
80 IE. 32 Ya Ya 1
(Elaboration)
Kelancaran
81 IE. 33 Ya Ya 1
(Fluency)
Keluwesan
82 IE. 34 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
83 IE.35 Ya Ya 1
(Flexibility)
Merinci
84 IE. 36 Ya Ya 1
(Elaboration)
Keluwesan
85 IE. 37 Ya Ya 1
(Flexibility)
Merinci
86 IE. 38 Ya Ya 1
(Elaboration)
Keluwesan
87 IE. 39 Ya Ya 1
(Flexibility)
88 IE. 40 - Ya Ya 1
Merinci
89 IE. 41 Ya Ya 1
(Elaboration)
Merinci
90 IE. 42 Ya Ya 1
(Elaboration)
Merinci
91 IE. 43 Ya Ya 1
(Elaboration)
Merinci
92 IE. 44 Ya Ya 1
(Elaboration)
Merinci
93 IE. 45 Ya Ya 1
(Elaboration)
94 IE. 46 - Ya Ya 1
Keluwesan
95 IE. 47 Ya Ya 1
(Flexibility)
Merinci
96 IE. 48 Ya Ya 1
(Elaboration)
263

Merinci
97 IE. 49 Ya Ya 1
(Elaboration)
Keluwesan
98 IE. 50 Ya Ya 1
(Flexibility)
99 IE. 51 - Ya Ya 1
Keluwesan
100 IE. 52 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
101 IE. 53 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
102 IE. 54 Ya Ya 1
(Flexibility)
Keluwesan
103 IE. 55 Ya Ya 1
(Flexibility)
264

Lembar Kesepakatan Pengamat Rekapitulasi Hasil Pengamatan Buku II


Penulis : Ketut Kamajaya dan Wawan Purnama
Penerbit : Grafindo
No. Kode Indikator KBK P.I P.II No.Sel
1 IIA.1 Kelancaran Ya Ya 1
(Fluency)
2 IIA.2 - Ya Ya 1
3 IIA.3 Menilai Tidak Ya 2
(Evalution)
4 IIA.4 - Ya Ya 1
5 IIA.5 - Ya Ya 1
6 IIA.6 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
7 IIB.1 - Ya Ya 1
8 IIB.2 - Ya Ya 1
9 IIB.3 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
10 IIB.4 - Ya Ya 1
11 IIB.5 - Ya Ya 1
12 IIB.6 - Ya Ya 1
13 IIB.7 Keaslian Ya Ya 1
(Originality)
14 IIB.8 Keaslian Ya Ya 1
(Originality)
15 IIB.9 Menilai Ya Ya 1
(Evalution)
16 IIB.10 Menilai Ya Ya 1
(Evalution)
17 IIB.11 Menilai Ya Ya 1
(Evalution)
18 IIB.12 Keaslian Ya Ya 1
(Originality)
19 IIB.13 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
20 IIB.14 Keaslian Ya Ya 1
(Originality)
21 IIB.15 Keaslian Ya Ya 1
(Originality)
22 IIB.16 Keaslian Ya Ya 1
(Originality)
23 IIB.17 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
24 IIB.18 Keaslian Ya Ya 1
(Originality)
25 IIB.19 Keaslian Ya Ya 1
265

(Originality)
26 IIB.20 Keaslian Ya Ya 1
(Originality)
27 IIB.21 - Ya Ya 1
28 IIB.22 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
29 IIC1 Kelancaran Ya Ya 1
(Fluency)
30 IIC.2 - Ya Ya 1
31 IIC.3 - Ya Ya 1
32 IIC.4 - Ya Ya 1
33 IIC.5 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
34 IID.1 - Ya Ya 1
35 IID.2 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
36 IID.3 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
37 IID.4 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
38 IID.5 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
39 IIE.1 - Ya Ya 1
40 IIE.2 - Ya Ya 1
41 IIE.3 - Ya Ya 1
42 IIE.4 Kelancaran Ya Ya 1
(Fluency)
43 IIE.5 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
44 IIE.6 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
45 IIE.7 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
46 IIE.8 - Ya Ya 1
47 IIE.9 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
48 IIE.10 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
49 IIE.11 Menilai Ya Ya 1
(Evalution)
50 IIE.12 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
51 IIE.13 - Ya Ya 1
52 IIE.14 - Ya Ya 1
53 IIE.15 Keluwesan Ya Ya 1
266

(Flexibility)
54 IIE.16 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
55 IIE.17 - Ya Ya 1
56 IIE.18 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
57 IIE.19 - Ya Ya 1
58 IIE.20 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
59 IIE.21 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
60 IIE.22 - Ya Ya 1
61 IIE.23 - Ya Ya 1
62 IIE.24 - Ya Ya 1
63 IIE.25 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
64 IIE.26 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
65 IIE.27 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
66 IIE.28 - Ya Ya 1
67 IIE.29 - Ya Ya 1
68 IIE.30 - Ya Ya 1
69 IIE.31 - Ya Ya 1
70 IIE.32 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
71 IIE.33 Menilai Ya Ya 1
(Evalution)
72 IIE.34 - Tidak Ya 2
73 IIE.35 - Ya Ya 1
74 IIE.36 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
75 IIE.37 Keluwesan Ya Ya 1
(Flexibility)
76 IIE.38 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
77 IIE.39 Menilai Ya Ya 1
(Evalution)
78 IIE.40 Merinci Ya Ya 1
(Elaboration)
267

TABEL KONTINGEN KESEPAKATAN PENGAMAT I DAN


PENGAMAT II

Buku I
Pengamat I
Pengamat II

Ya Tidak Jumlah
Ya 92 7 99
Tidak 3 0 3
Jumlah 95 7 102

Buku II
Pengamat I
Pengamat II

Ya Tidak Jumlah
Ya 76 2 78
Tidak 0 0 0
Jumlah 76 2 78

Buku Kesepakatan Kontingensi Kategori


I Sangat bagus

II Sangat bagus

Rata-rata 0,93

Keterangan :
KK = Koefisien Kesepakatan
S = Kecocokan dua pengamat, (I: Ya- II:ya) dan (I:Tidak-II:Tidak)
N1 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II
268

Lampiran D
Surat Keterangan Dan Lain-Lain

1. Hasil Wawancara dan Kuesioner


2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Pernyataan Pengamat
4. Lembar Uji Referensi
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286

Lampiran E
Riwayat Hidup

1. Riwayat Hidup
287

BIODATA PENULIS
Alika Karunia, anak kelima dari lima bersaudara
pasangan Drs. Harman, S dan Yanti Ainah. Lahir di
Pasar Madang pada tanggal 22 Juni 1994 dan beralamat
di Jl. Srikandi, Gg. Arjuna Rt 10 Rw 02, Desa Baros,
Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus,
Provinsi Lampung.

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis


diantaranya SD Negeri 1 Kota Agung lulus pada 2006, MTs Negeri 1 Kota Agung
lulus pada 2009, MA Negeri 1 Bandar Lampung lulus pada 2012. Penulis tercatat
sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Fisika melalui jalur
SPMB-PTAIN.

Anda mungkin juga menyukai