Anda di halaman 1dari 16

PEMBUATAN ROKET AIR

MATA PELAJARAN FISIKA

Oleh :
- Adhitya
- Chandra
- Hadiyan
- Lintang
- Mutiara
- Naura
- Nurlaita
- Rista
- Suflyvia

SMA NEGERI 1 SUMBER Jalan Sunan Malik Ibrahim No. 04 Kec. Sumber,
Kab. Cirebon, Jawa Barat 45611
Telp (0231) 321261
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongan-
Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “PEMBUATAN ROKET
AIR”. Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui cara membuat roket air dan
bagaimana proses membuat saat membuat roket air.

Sumber, Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah kita pelajari sejak duduk pada
tingkat sekolah dasar (SD). Di dalamnya memuat banyak teori yang telah
diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak pernah lepas dari teori fisika
dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah pembuatan pesawat ulang-alik,
roket, pesawat terbang, balon udara dan masih banyak lagi. Karya tulis ini akan
disajikan mengenai roket air dengan judul “PEMBUATAN ROKET AIR”.
B. Rumusan Masalah
 Apa itu roket air?
 Bagaimana cara membuatnya?
 Bagaimana cara kerjanya?
 Faktor apa saja yang menentukan keberhasilan roket air?
 Apa konsep IPA yang berhubungan dengan roket air?
C. Tujuan
 Untuk mengetahui hubungan antara beberapa konsep IPA dengan roket air
sederhana.
 Untuk membuktikan kebenaran beberapa konsep IPA dalam roket air
sederhana.
BAB II
ISI
A. Pengertian dan Teori Roket Air
Roket air disebut juga water rocket, merupakan sebuah benda yang bias terbang
dengan memanfaatkan air dan udara. Roket air mulai popular di Indonesia sekitar
tahun 2005/2006. Roket air sering dilombakan baik pada tingkat kabupaten, provinsi,
bahkan nasional. Peserta perlombaan kebanyakan pelajar baik yang duduk di bangku
sekolah menengah bahkan mahasiswa.
Teori fisika yang menjelaskan bagaimana roket air bias terbang adalah hukum III
Newton. Hukum III Newton mengatakan bahwa “Jika benda A memberikan gaya
pada benda B (gaya aksi), maka benda B akan memberikan gaya pada benda A (gaya
reaksi). Kedua gaya ini memiliki besar yang sama tetapi arahnya berlawanan”.
B. Cara Membuat Roket Air dan Stand
Alat dan Bahan :
1. 2 botol bekas sprite 1 liter
2. Pipa paralon
3. Sambungan pipa bentuk T dan L
4. Penutup paralon
5. Kertas karton
6. Kardus
7. Pentil ban
8. Pompa
9. Air
10. cat
11. Gunting, gergaji, lakban, cutter, kuas, dan lem pipa

Proses pembuatan roket air :


1. Ambil satu botol kemudian potong bagian atas. Masukan alas botol yang belum
dipotong ke dalam botol yang sudah berlubang dan rekatkan dengan lakban.
2. Buatlah sayap menggunakan kertas karton dengan bentuk sesuai selera dan ukurannya
sama. Kemudian rekatkan pada ujung botol yang tidak dipotong menggunakan
lakban.
3. Lalu masukan pemberat pada botol bagian atas yang telah dipotong tadi bisa
menggunakan batu atau lain sebagainya
4. Setelah semuanya selesai cat roket dan bagian yang lainnya sesuai selera

Cara membuat Stand Roket dari pipa :


 Siapkan pipa berukuran 1/2
 Siapkan pipa penyambung
- PIPA L (2)
- PIPA T (4)
- PENUTUP PIPA (5)
 Siapkan lem pipa
 Dan yang terakhir pentil ban Sepeda/Motor
 Sambungkan Pipa pipa tersebut sesuai selera point utama untuk bagian bawah
berbentuk Kotak untuk menyeimbangkan
 Lubangi salah satu penutup menggunakan bor atau lainnya sesuai ukuran pentil
 Setelah semuanya siap lem semua pipa agar kuat dan rekat

Tunggu hingga kering agar tidak terjadi kebocoran pada pipa pada saat
memasukan angin atau air.

C. Cara Kerja Roket Air


1. Masukkan air sebanyak 400ml kedalam botol
2. Siapkan stand
3. Masukkan ujung tutup botol kedalam ujung stand dengan hati-hati agar air tidak tumpah
4. Masukkan pompa kedalam pentil di stand
5. Pompa sekuat mungkin sambil menahan roket di ujung stand sehingga bertekanan tinggi
6. Apabila tekanan sudah berat, lepaskan roket.
7. Roket terbang, wuush
D. Faktor yang Menentukan Keberhasilan Roket Air
1. Wings (sayap)
Ukuran wings yang bagus adalah yang tidak terlalu lebar atau tidak terlalu
sempit, karena dapat berpengaruh pada kestabilan roket saat meluncur. Makin lebar
sayap maka makin lebar pula luas penampang roket. Makin lebar luas penampang
roket, makin mudah bagi roket untuk mengalirkan udara tetapi juga makian besar
hambatan yang diterima roket. Bahannya bisa dari polycarbonate (dipakai untuk pintu
kanopi), fiber atau bisa juga menggunakan sterofoam. Tetapi apabila kita
menggunakan sterofoam, bisa cepat rusak karena tidak kuat.Jumlah sayap dapat tiga
atau empat buah tetapi yang bagus adalah tiga buah. Apabila roket meluncur di udara
berbelok atau berputar-putar seperti baling-baling, mungkin terjadi kesalahan pada
jumlah sayap, bentuk dan ukuran yang tidak sama, sehingga akan menyebabkan roket
jatuh sebelum mencapai jarak yang maksimal. Fungsi dari wings adalah sebagai
pengarah aliran udara dari ujung roket menuju belakang. Selain itu juga, sebagai
penyeimbang ketika roket meluncur di udara agar tetap stabil.
2. Body (Botol)
Body roket terdiri dari satu atau dua botol air minum bekas baik yang bersoda
maupun air minum biasa. Tetapi botol yang bagus di gunakan untuk membuat roket
adalah botol bersoda ukuran besar (1 liter). Alasannya karena mampu menampung
lebih banyak udara dan air serta mempunyai tekanan yang lebih kuat, sehingga roket
akan meluncur lebih jauh. Dalam pembuatan roket seringnya ruang kompresi
digunakan sebagai body roket pula. Alur pada permukaan botol juga berpengaruh
pada hambatan angin yang diterima roket.
3. Nose cone
Nose cone adalah bagian paling ujung dari roket. Bentuknya bermacam-
macam, mulai dari bentuk kerucut, kerucut tumpul, sampai yang tidak mempunyai
nose cone (hanya ujung botol saja). Bentuk Nose cone yang bagus adalah bentuk
kerucut, karena lebih mudah membelah udara saat roket meluncur. Bahan untuk
membuat nose cone hendaknya lebih lunak dari pada bahan untuk membuat wings
supaya lebih mudah untuk dibentuk, seperti bahan fiber. Sebelum nose cone dipasang
pada botol, masukkan pemberat ke dalamnya. Pemberatnya bisa dari kerikil atau yang
lainya, kemudian rekatkan pada ujung kerucut. Tujuannya adalah supaya apabila roket
mendarat maka bagian nose cone berada di bawah.
4. Volume Air
Bahan bakar dari roket air adalah air. Volume air dalam botol yang paling
ideal adalah 1/3 volume botol. Apabila volumenya terlalu banyak maka akan
membutuhkan waktu pemompaan yang lama dan roket biasanya menjadi tidak stabil.
Sebaliknya jika volumenya kurang dari 1/3 maka roket akan meluncur sebelum
waktunya sehingga jarak tempuh roket kurang maksimal.
5. Cara Memompa
Pompa yang digunakan adalah pompa sepeda yang memiliki tekanan udara
yang kuat. Teknik memompa diawali dengan pelan-pelan kemudian cepat, hingga
botol terlepas dari peluncurnya. Apabila proses memompa berhenti dan botol belum
terlepas atau tidak segera diluncurkan maka udara dalam botol akan habis, sehingga
roket tidak dapat meluncur secara maksimal.
6. Sudut Peluncuran
Sudut peluncuran yang mampu membuat roket mencapai jarak maksimal
adalah 45°. Apabila sudutnya lebih dari itu maka roket akan meluncur ke atas dan
jarak yang di tempuh jadi kurang maksimal. Begitu juga sebaliknya apabila sudutnya
kurang dari itu, roket akan jatuh dalam jarak yang masih lumayan dekat.

E. Konsep IPA yang Berhubungan Dengan Roket Air

1. Udara Memiliki Tekanan


Udara yang dipompakan ke dalam botol mengakibatkan botol semakin  keras.
Hal ini berarti udara memiliki tekanan. Semakin banyak udara yang kita pompakan ke
dalam botol semakin besar pula  tekanan yang diterima botol tersebut, sebaliknya
semakin sedikit udara semakin kecil pula tekanan yang diterimanya.
2. Udara Menempati Ruang
Seperti hal tersebut di atas udara yang dipompakan ke dalam botol membuat
botol sedikit mengembang dan menjadi keras. Hal ini berarti  udara mengisi seluruh
ruangan yang ditempatinya.
3. Perubahan Energi
Energi potensial → energi gerak → energi potensial grafitasi → energi gerak.
Udara yang dipompakan ke dalam botol disimpan menjadi energi potensial.
Ketika udara dilepaskan melalui mulut botol, energi potensial ini diubah menjadi
energi gerak, sehingga roket meluncur ke atas. Energi gerak ini akan diubah lagi
menjadi energi potensial grafitasi sehingga roket mencapai tempat paling tinggi.
Ketika roket turun, energi potensial grafitasi diubah lagi menjadi energi gerak.
4. Gaya Gesek
Ujung roket dibuat runcing atau kerucut adalah untuk memperkecil gaya gesek
dengan udara ketika meluncur. Karena dengan gaya gesek yang besar akan
menghambat laju roket, sebaliknya dengan gaya gesek yang lebih kecil menjadikan
roket meluncur dengan mudah.
5. Gaya Gravitasi Bumi
Gaya gravitasi dapat kita lihat ketika roket meluncur ke bawah karena adanya
gaya grafitasi bumi.
6. Sifat Bahan dan Kegunaannya
Sirip roket dibuat dari bahan kertas karton. Karton memiliki sifat ringan dan
agak kaku tetapi tidak mudah robek sehingga tidak membebani roket serta dapat
menjaga keseimbangan roket ketika meluncur di udara. Badan roket memakai botol
dari bahan plastik. Plastik memiliki sifat ringan dan sedikit lentur serta tahan terhadap
tekanan udara yang terdapat dalam botol.
BAB III
DOKUMENTASI
1. Bahan-bahan dan Alat untuk membuat Roket Air
2. Proses Pembuatan dan Peluncuran Roket
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Roket air adalah roket yang berbahan bakar atau lebih tepatnya berbahan pendorong air dan
udara bertekanan. Seperti kita ketahui bersama bahwa udara dalam suatu ruangan akan
menekan ke segala arah dan akan mengalir menuju tekanan yang lebih rendah. Dengan dasar
tersebut jika suatu botol diisi dengan udara dengan tekanan tertentu maka udara dalam botol
akan menekan ke segala arah dan jika botol dilubangi pada suatu titik maka udara akan keluar
dari lubang tersebut dan akan menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari keluarnya udara.
Roket bekerja karena ada aksi dan reaksi (hukum Newton ketiga). Perubahan momentum
pada lubang pengeluaran sama dengan perubahan momentum yang dialami roket, jadi air dan
udara yang keluar dari dalam botol menyebabkan botol terdorong berlawanan arah dari
keluarnya air dan udara.

Anda mungkin juga menyukai