Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Hukum

Bernoulli pada Helikopter

Oleh:
1. Dimas Teddi Hartawan
2. Khairul Imam
3. Rahmad Akbar Ferdiansyah
Kelas : XI Mipa 1

SMA NEGERI 2 MEDAN


2017
Kata Pengantar
Ucapan rasa syukur dan puji selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena setiap curahan rahmat serta anugerah-Nya, sehingga kami mampu
menyelesaikan laporan percobaan dengan judul “Penerapan Hukum Bernoulli pada
Helikopter”.
Berkaitan dengan perihal ini, penulis disertai keikhlasan hati menghaturkan
ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk Ibu Pengajar Mata Pelajaran Fisika
yang telah membina penulis untuk penyelesaian laporan ini.
Terkait membuat laporan percobaan ini, penulis menyadari ditemukan banyak
keterbatasan yang ada pada laporan ini. Dengan sebab itu, penulis sungguh-sungguh
meminta saran beserta kritik yang membangun supaya laporan percobaan ini
bertambah baik dan dapat berguna bagi khalayak umum.
Medan, 28 November 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan transportasi udara saat ini sudah maju, ditunjukkan dengan
salah satunya yaitu, helikopter. Helikopter terlihat terbang hanya menggunakan
baling-baling diatasnya. Dalam pembuatannya, helikopter yang dapat terbang
dibuktikan dengan menggunakan hukum bernoulli.

B. Tujuan
1. Memahami prinsip hukum bernoulli melalui prinsip kerja helikopter
2. Membuat helikopter dengan bahan yang mudah ditemukan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli menyatakan “Tekanan dari fluida yang bergerak seperti
udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat”. Hukum Bernoulli
ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss yang
menemukannya pada 1700-an.
Pesawat terbang dapat terangkat karena kelajuan udara yang melalui sayap
pewasat mengakibatkan perbedaan tekanan udara dibagian bawah dan atas sayap
pesawat, sehingga menyebabkan gaya angkat sebesar (F1 – F2) pada pesawat,
seperti ditunjukan pada gambar berikut.

Besar gaya (F1 – F2) berdasarkan turunan dari persamaan Bernoulli adalah :
Keterangan :
(F1 – F2) : Gaya angkat (N)
P1 : Tekanan pada permukaan 1 (N/m2)
P2 : Tekanan pada permukaan 2 (N/m2)
V1 : Kecepatan aliran pada permukaan 1 (m/s)
V2 : Kecepatan aliran pada permukaan 2 (m/s)
A : Luas penampang sayap (m2)
ρ : Massa jenis fluida udara (kg/m3)
Pesawat tebang terangkat keatas jika : F1 – F2 > Wpesawat
Untuk pesawat dengan ketinggian tetap : F1 – F2 = Wpesawat
Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu contoh
Hukum Bernoulli. Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada
sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa..
1. Berat Pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi Bumi.
2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat
3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara.
B. Pembuatan Helikopter dengan Hukum Bernoulli.
a. Alat dan bahan:
1. 2 buah dinamo
2. 2 gir (gear)
3. 2 batang besi kecil
4. Baterai 9 volt
5. 1 meter kabel
6. Lem
7. Karton
8. Saklar
9. Gabus (Sterofoam)
10. Solder
11. Pisau (cutter)
b. Cara pembuatan:
1. Buatlah kerangka kubus dengan ukuran:
a. 1 buah 4 cm x 4,7 cm
b. 1 buah 4 cm x 6 cm
2. Buatlah baling-baling menggunakan karton berlapis-lapis dalam bentuk
persegi panjang dengan ukuran 2,5 cm x 15 cm, kemudian ukuran selanjutnya
semakin mengecil.
3. Buatlah kedua bentuk gambar di bawah menggunakan karton untuk
menyatukan setiap baling-baling dengan seimbang. Bentuk tersebut
disatukan dengan menimpa gambar 1 dan 2 sejajar.

0,5

2
1,5
2

Gambar 1 Gambar 2
4. Satukan baling-baling dengan kerangka (no.3) menggunakan lem.
5. Sambungkan bahan-bahan yang telah disediakan sehingga membuntuk
seperti rangkaian berikut. Dinamo disambung parallel agar arus yang
mengalir setara. Buat tempat dudukan dinamo menggunakan gabus agar
getaran dapat di minimalisir.

Baling-baling
Dinamo

gear
saklar

Baterai
Dinamo
0
Kesimpulan
1. Pesawat terbang dapat terangkat karena kelajuan udara yang melalui sayap
pewasat mengakibatkan perbedaan tekanan udara dibagian bawah dan atas sayap
pesawat, sehingga menyebabkan gaya angkat sebesar (F1 – F2) pada pesawat.
2. Pada kegiatan percobaan ini helikopter tidak dapat terbang dimungkinkan karena:
a. Dinamo yang digunakan tidak sesuai untuk menghasilkan kecepatan putaran
baling baling yang dibutuhkan.
b. Baling-baling yang digunakan masih tergolong berat.
c. Dibutuhkannya arus yang besar. Apabila diberikan arus yang besar maka akan
menambah beban dari helikopter tersebut.

Anda mungkin juga menyukai