Anda di halaman 1dari 7

Tekanan hidrostatis

Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik ke bawah. Semakin
tinggi zat cair dalam wadah, makin berat zat cair itu, sehingga makin besar pula tekanan zat cair
pada dasar wadahnya. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut
tekanan hidrostatis.

Suatu contoh, misalnya kita anggap zat cair terdiri dari beberapa lapis. Lapisan bawah ditekan
oleh lapisan-lapisan di atasnya sehingga menderita tekanan yang lebih besar. Lapisan paling atas
hanya ditekan oleh udara sehingga tekanan pada permukaan zat cair sama dengan tekanan
atmosfer. Telah kita ketahui tekanan atmosfer = 1 atm ( 1,01×105 Pa).

a. Penurunan rumus tekanan hidrostatis


Bayangkan luas penampang persegi panjang ( luas yang diarsir), p×l, yang terletak pada
kedalaman h dibawah permukaan zat cair (massa jenis =ρ) . volum permukaan zat cair didalam
balok = p×l×h, sehingga massa zat cair didalam balok adalah

m= ρ×V
= ρ× ρ ×l ×h
Berat zat cair didalam balok ,
F = m×g

Tekanan zat cair disembarang titik pada luas bidang yang diarsir adalah

jadi, tekanan hidrostatis zat cair (Ph) dengan massa jenis ρ pada kedalaman h dirumuskan dengan

Tekanan Hidrostatis
Ph = ρ× g ×h
Catatan : Fluida (zat cair atau gas) selalu mengerjakan tekanan kesegala arah. Karena itu
besaran tekanan tidak memiliki arah tertentu, sehingga tekanan termasuk besaran scalar. Berbeda
dengan itu, gaya selalu memiliki arah etrtentu, sehingga gaya termasuk besaran vector

b. Tekanan Gauge (Tekanan Mutlak) pada suatu kedalaman zat cair


Tekanan gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui dengan tekanan atmosfer
(tekanan udara luar). Nilai tekanan yang di ukur oleh alat pengukur tekanan adalah tekanan
gauge. Adapun tekanan sesungguhnya disebut tekanan mutlak.

Tekanan mutlak = tekanan gauge + tekanan atmosfer

P = P gauge + P atm
Sebagai contoh, sebuah ban yang mengandung udara dengan tekanan gauge 2 atm ( diukur
oleh alat ukur) memiliki tekanan mutlak kira-kira 3 atm. Ini karena tekanan atmosfer pada
permukaan laut kira-kira 1 atm.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa sebelumnya bahwa pada lapisan atas zat cair bekerja
tekanan atmosfer). Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Pada tiap bagian
atmosfer bekerja gaya tarik gravitasi. Makin kebawah, makin berat lapisan udara yang diatasnya.
Oleh karena itu, makin rendah suatu tempat, makin tinggi tekanan atmosfernya. Dipermukaan air
laut, tekanan atmosfer bernilai kira-kira 1 atm atau 1,01 ×105 Pa. tekanan pada permukaan zat
cair adalah tekanan atmosfer Po.
Tekanan hidrostatis zat cair pada kedalaman h adalah ρgh. Berapakah tekanan mutlak pada
kedalaman h ?
Tekanan hidrostatis zat cair ρgh dapat kita miripkan dengan tekanan gauge pada persamaaan P
= P gauge + P atm, dengan demikian tekanan mutlak pada kedalaman h dirumuskan dengan
P= Po + ρgh
Catatan: Jika disebut tekanan pada suatu kedalaman tertentu, yang dimaksud adalah tekanan
mutlak. Jika tidak diketahui dalam soal gunakan tekanan udara luar = 1 atm = 76 cmHg.

1.2. Hukum Pokok Hidrostatis

Apabila suatu wadah dilubangi di dua sisi yang berbeda dengan ketinggian yang sama dari dasar
wadah, maka air akan memancar dari ke kedua lubang tersebut dengan jarak yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa pada kedalaman yang sama tekanan air sama besar. Disamping itu kita juga
sudah mengetaahui bahwa tekanan hidrostatis di dalam suatu zat cair pada ke dalaman yang
sama memiliki nilai yang sama. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam fluida statik terdapat
sebuah hukum yang menyatakan tekanan hidrostatis pada titik – titik di dalam zat cair yang
disebut dengan Hukum Utama Hidrostatis.
Hukum Utama hidrostatis menyatakan bahwa : “Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya
bergatung pada tinggi kolom zat cair (h), massa jenis zat cair (r) dan percepatan grafitasi (g),
tidak bergantung pada bentuk dan ukuran bejana”, perhatikan gambar berikut :

Gambar : tiga buah bejana berbeda bentuk berisi zat cair yang sama dengan ketinggian yang
sama memiliki tekanan hidrostatis yang sama besar pada tiap bejana.
Kelima bejana di atas di isi dengan air yang sama dengan ketinggian yang sama. Tekanan
hidrostatis pada tiap dasar bejana sama besar, sedangkan berat zat cair pada tiap bejana berbeda.

I. Hukum Archimedes

Hukum Archimedes menyatakan bahwa, sebuah benda yang tercelup sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan
berat zat cair yang dipindahkannya.
Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan
mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida fluida yang
dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan
:
Fa = ρ v g
Keterangan :
Fa = gaya ke atas (N)
V = volume benda yang tercelup (m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari
hukum newton juga.
- Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya = 0 dan benda
melayang .
- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang.
- Bila FA<W maka benda akan terdorong kebawah dan tenggelam.
Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair
akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (Fa)
dari zat cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua
gaya tersebut yaitu seperti berikut.
• Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda
(w)lebih besar dari gaya ke atas (Fa).
w > Fa
ρb X Vb X g > ρa X Va X g
ρb > ρa
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ).
• Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda
(w)
sama dengan gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang.
w = Fa
ρb X Vb X g = ρa X Va X g
ρb = ρa
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(FA)tot = Wtot
rc . g (V1+V2+V3+V4+…..) = W1 + W2 + W3 + W4 +…..
• Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (w)
lebih kecil dari gaya ke atas (Fa).
w = Fa
ρb X Vb X g = ρa X Va X g
ρb < ρa
Misal : Sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus
tersebut akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :
FA > W
rc . Vb . g > rb . Vb . g
rc $rb
Selisih antara W dan FA disebut gaya naik (Fn).
Fn = FA - W
Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :
FA’ = W
rc . Vb2 . g = rb . Vb . g
FA’ = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair.
Vb1 = Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.
Vb2 = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.
Vb = Vb1 + Vb 2
FA’ = rc . Vb2 . g
Berat (massa) benda terapung = berat (massa) zat cair yang dipindahkan
Daya apung (bouyancy) ada 3 macam, yaitu :
1. Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.
2. Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.
3. Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama
bergerak dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral
bouyancy.
II. Hukum Pascal
Apabila suatu zat cair yang diam dalam suatu wadah tertutup kemudian dikerjakan
suatu gaya dari luar sebesar F/A , maka tekanan hidrostatik zat cair yang sebelumnya rhg,
menjadi rgh + F/A, rumus ini berlaku untuk semua nilai h. Perhatikan gambar di bawah ini.
Suatu wadah tertutup yang berisi zat cair diberi tekanan sebesar F/A
Gambar di atas dapat dijelaskan menggunakan hukum pascal yang berbunyi :
Tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup akan diteruskan
kesegala arah dan semua bagian ruang tersebut dengan sama besar.
Hukum Pascal dinyatakan oleh seorang ahli matematika dan fisika berkembangsaan
Prancis Blaise Pascal (1623 – 1662). Hukum ini terlahir dari suatu percobaan yang
dilakukan oleh Pascal menggunakan alat penyemprot atau pesawat Pascal seperti tampak
pada gambar di bawah ini .
Dari hasil percobaan , ketika batang penghisap ditekan , air yang berada di dalam
tabung tertekan ke segala arah sehingga air menyembur ke luar melalui lubang – lubang
pada tabung . Semburan air yang keluar dari lubang – lubang tersebut tekanannya sama
rata.
Prinsip hukum Pascal ini banyak digunakan untuk membuat peralatan hidrolik,
seperti dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, rem hidrolik dan mesin pengepres hidrolik.
Prinsip ini digunakan karena dapat memberikan gaya yang kecil untuk menghasilkan gaya
yang besar.
Sebuah contoh pemakaian hukum Pascal yaitu pada dongkrak hidrolik, yang
prinsipnya ditunjukkan pada gambar berikut.
Alat ini berupa bejana tertutup yang dilengkapi dengan dua buah penghisap pada
kedua kakinya. Misalnya luas penampang penghisap A1 dan luas penampang 2 adalah A2
dengan A1 < A2. Jika penghisap 1 diberi gaya F1 ke bawah, maka zat cair yang berada
dalam dalam bejana tersebut akan mengalami tekanan P1 sebesar F1/A1.
Berdasarkan hukum Pascal , tekanan P1 akan diteruskan kesegala arah dengan
sama besar ke penghisap 2 dengan luas penampang A2 menerima tekanan P1. Seandainya
gaya yang dihasilkan oleh tekanan P1pada penampang A2 adalah F2, maka akan diperoleh
persamaan sebagai berikut.

Karena A2 > A1 maka F2 > F1 , hal ini yang menyebabkan gaya yang bekerja pada
penampang A2 menjadi lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai