Anda di halaman 1dari 20

Pembahasan

A. PENGERTIAN FLUIDA

Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan
gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu
dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak
pelumas, dan susu merupakan contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke
dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain
zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke
tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke
tempat lain.

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang
dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.

Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis (fluida
bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau berada dalam keadaan
setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika sedang dalam keadaan bergerak).

Fluida statis erat kaitannya dengan hidraustatika dan tekanan. Hidraustatika merupakan ilmu
yang mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang diam. Sedangkan
tekanan didefinisikan sebagai gaya normal per satuan luas permukaan.

 FLUIDA STATIS

B. TEKANAN HIDROSTATIK

Setiap benda selalu mendapat pengaruh gaya gravitasi bumi sehingga benda tersebut
mempunyai berat. Untuk zat cair, tekanan yang disebabkan oleh beratnya sendiri diebut
sebagai tekanan hidrostatik.Besarnya tekanan hidrostatis tidak bergantung pada bentuk bejana
1
dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada massa jenis zat cair, percepatan
gravitasi bumi dan kedalamannya. Secara matematis tekanan hidrostatis disuatu titik (misal
didasar balok) diturunkan dari konsep tekanan.

F W m. g
P = = = Maka berlaku juga rumus- rumus berikut :
A A A
m = ρ. V

V = h.A

m = ρ.h.A

m. g
P=
A

ρ .h . A
P=
A

P = ρ.g.h

Ket : Ph = Tekanan Hidrostatis (N/m2) ; h =kedalaman/tinggi diukur dari permukaan fluida


(m) ; g = percepatan gravitasi (m/s2)

Apabila tekanan udara luar ikut diperhitungkan , maka besarnya tekanan total pada satu titik
dalam fluida adalah PA = P0 + ρ.g.h

Dengan P0 = tekanan udara luar

Hukum utama hidrostatik ialah semua titik yang terletak pada bidang horisontal di dalam zat
cair yang tenang mempunyai tekanan hidrostatik yang sama. Dari sini dapa disimpulkan
bahwa:

PA = PB

P0 + ρ1.g1.h1 = P0 + ρ2.g2.h2

P1.h1 = p2.h2

2
C. HUKUM PASCAL

a. Pengertian Hukum Pascal

Bila ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada dasar wadah
tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya. Semakin ke bawah,
semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati permukaan atas
wadah, semakin kecil tekanan zat cair tersebut. Besarnya tekanan sebanding dengan pgh (p =
massa jenis, g = percepatan gravitasi dan h = ketinggian/kedalaman).

Setiap titik pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan yang sama. Hal ini berlaku
untuk semua zat cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah tersebut.
Apabila ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan permukaan zat cair tersebut,
pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di segala arah. Jadi,
jika diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat jatah
tekanan yang sama.

Jika seseorang memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki
banyak lubang maka air akan memancar dari setiap lubang dengan
sama kuat. Blaise Pascal (1623-1662) menyimpulkannya dalam hukum Pascal yang berbunyi,
“tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke
segala arah”.

Blaise Pascal (1623-1662) adalah fisikawan Prancis yang lahir di Clermount pada 19 Juli
1623. Pada usia 18 tahun, ia menciptakan kalkulator digital pertama di dunia. Ia
menghabiskan waktunya dengan bermain dan melakukan eksperimen terus-menerus selama
pengobatan kanker yang dideritanya. Ia menemukan teori hukum Pascal dengan
eksperimenya bermain-main dengan air.

b. Persamaan Hukum Pascal

Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah penghisap yang dapat bergerak maka
tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya ditentukan oleh berat
fluida di atas permukaan air tetapi juga oleh gaya yang
dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida

3
yang dilengkapi oleh dua penghisap dengan luas penampang berbeda. Penghisap pertama
memiliki luas penampang yang kecil (diameter kecil) dan penghisap yang kedua memiliki
luas penampang yang besar (diameter besar).

Gambar : Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas Permukaan Berbeda

Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang
tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah, maka tekanan yang masuk pada
penghisap pertama sama dengan tekanan pada penghisap kedua. Tekanan dalam fluida dapat
dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.

P=F:A sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut:

P1 = P2

F1 : A1 = F2 : A2

dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A = luas permukaan penampang (m2)

4
c. Penerapan Hukum Pascal

Hidraulika adalah ilmu yang mempelajari berbagai gerak dan keseimbangan zat cair.
Hidraulika merupakan sebuah ilmu yang mengkaji arus zat cair melalui pipa-pipa dan
pembuluh–pembuluh yang tertutup maupun yang terbuka. Kata hidraulika berasal dari bahasa
Yunani yang berarti air. Dalam teknik, hidraulika berarti pergerakan-pergerakan, pengaturan-
pengaturan, dan pengendalian-pengendalian berbagai gaya dan gerakan dengan bantuan
tekanan suatu zat cair

Semua instalasi hidraulika pada sistem fluida statis (tertutup) bekerja dengan prinsip
hidraustatis. Dua hukum terpenting yang berhubungan dengan hidraustatistika adalah

1. Dalam sebuah ruang tertutup (sebuah bejana atau reservoir), tekanan yang dikenakan
terhadap zat cair akan merambat secara merata ke semua arah.
2. Besarnya tekanan dalam zat cair (air atau minyak) adalah sama dengan gaya (F)
dibagi oleh besarnya bidang tekan (A).

Dari hukum Pascal diketahui bahwa dengan memberikan gaya yang kecil pada penghisap
dengan luas penampang kecil dapat menghasilkan gaya yang besar pada penghisap dengan
luas penampang yang besar. Prinsi inilah yang dimanfaatkan pada peralatan teknik yang
banyak dimanfaatkan manusia dalam kehidupan misalnya dongkrak hidraulik, pompa
hidraulik, dan rem hidraulik.

 Prinsip Kerja Dongkrak Hidraulik

Prinsip kerja dongkrak hidraulik adalah dengan memanfaatkan hukum Pascal. Dongkrak
hidraulik terdiri dari dua tabung yang berhubungan yang memiliki
diameter yang berbeda ukurannya. Masing- masig ditutup dan diisi
air. Mobil diletakkan di atas tutup tabung yang berdiameter besar.
Jika kita memberikan gaya yang kecil pada tabung yang berdiameter
kecil, tekanan akan disebarkan secara merata ke segala arah
termasuk ke tabung besar tempat diletakkan mobil. Jika gaya F1 diberikan pada penghisap
yang kecil, tekanan dalam cairan akan bertambah dengan F 1/A1. Gaya ke atas yang diberikan

5
oleh cairan pada penghisap yang lebih besar adalah penambahan tekanan ini kali luas A 2. Jika
gaya ini disebut F2, didapatkan

F2 = (F : A1) x A2

Jika A2 jauh lebih besar dari A1, sebuah gaya yang lebih kecil (F1) dapat digunakan untuk
menghasilkan gaya yang jauh lebih besar (F2) untuk mengangkat sebuah beban yang
ditempatkan di penghisap yang lebih besar.

Berikut ini contoh perhitungan tekanan pada sebuah dongkrak hidraulik. Misalnya, sebuah
dongkrak hidraulik mempunyai dua buah penghisap dengan luas penampang melintang A 1 =
5,0 cm2 dan luas penampang melintang A2 = 200 cm2. Bila diberikan suatu gaya F1 sebesar
200 newton, pada penghisap dengan luas penampang A2 akan dihasilkan gaya F2 = (F1 : A1) x
A2 = (200 : 5) x 200 = 8000 newton.

 Prinsip Kerja Rem Hidraulik

Dasar kerja pengereman adalah pemanfaatan gaya gesek dan


hukum Pascal. Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh
tenaga gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti. Rem
hidraulik paling banyak digunakan pada mobil-mobil
penumpang dan truk ringan. Rem hidraulik memakai prinsip
hukum Pascal dengan tekanan pada piston kecil akan
diteruskan pada piston besar yang menahan gerak cakram. Cairan dalam piston bisa diganti
apa saja. Pada rem hidraulik biasa dipakai minyak rem karena dengan minyak bisa sekaligus
berfungsi melumasi piston sehingga tidak macet (segera kembali ke posisi semula jika rem
dilepaskan). Bila dipakai air, dikhawatirkan akan terjadi perkaratan.

Gambar Gaya Gesekan pada Prinsip Kerja Rem Hidraulik

 Prinsip Kerja Pompa Hidraulik

Dalam menjalankan suatu sistem tertentu atau untuk membantu operasional dari sebuah
sistem, tidak jarang kita menggunakan rangkaian hidraulik. Sebagai contoh, untuk

6
mengangkat satu rangkaian kontainer yang memiliki beban beribu–ribu ton, untuk
memermudah itu digunakanlah sistem hidraulik.

Sistem hidraulik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk
melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip Pascal,
yaitu jika suatu zat cair dikenakan tekanan, tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan
tidak bertambah atau berkurang kekuatannya. Prinsip dalam rangkaian hidraulik adalah
menggunakan fluida kerja berupa zat cair yang dipindahkan dengan pompa hidraulik untuk
menjalankan suatu sistem tertentu.

Pompa hidraulik menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu kolom
dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk lain
(energi tekan). Pompa ini berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi energi
hidraulik. Pompa hidraulik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidraulik dan
mendorongnya kedalam sistem hidraulik dalam bentuk aliran (flow). Aliran ini yang
dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan. Tekanan dihasilkan dengan cara
menghambat aliran oli dalam sistem hidraulik. Hambatan ini dapat disebabkan oleh orifice,
silinder, motor hidraulik, dan aktuator. Pompa hidraulik yang biasa digunakan ada dua
macam yaitu positive dan nonpositive displacement pump. Ada dua macam peralatan yang
biasanya digunakan dalam merubah energi hidraulik menjadi energi mekanik yaitu motor
hidraulik dan aktuator. Motor hidraulik mentransfer energi hidraulik menjadi energi mekanik
dengan cara memanfaatkan aliran oli dalam sistem merubahnya menjadi energi putaran yang
dimanfaatkan untuk menggerakan roda, transmisi, pompa dan lain-lain.

D. HUKUM ARCHIMEDES

a. Prinsip Archimedes

Gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar
tekanan hidrostatiknya. Hal ini menyebabkan tekanan pada bagian
bawah benda lebih besar daripada tekanan ada bagian atasnya.
Gaya apung muncul karena selisih antar gaya hidrostatik pada
permukaan benda atas dan bawah. Perhatikan Gambar. Fluida
melakukan tekanan hidrostatik p1=ρfgh1 pada bagian atas benda.

7
Gaya yang berhubungan dengan tekanan ini adalah F1=p1A =ρfgh1A berarah ke bawah.
Dengan cara yang sama, pada permukaan bagian bawah diperoleh F2=p2A =rfgh2A berarah ke
atas.

Resultan kedua gaya ini adalah gaya apung Fa, yakni :

Fa = F2 – F1 keteranagan : Fa = gaya tekan keatas (N)

= ρfgA(h2 - h1)

= ρfgAh

= ρfgVb = mf g = wf

Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda sama
dengan berat fluida yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan fluida yang
dipindahkan di sini adalah volume fluida yang sama dengan volum benda yang tercelup
dalam fluida. Pada gambar di atas, kami menggunakan ilustrasi di mana semua bagian benda
tercelup dalam fluida (air). Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di
mana bagian benda yang tercelup hanya sebagian maka volume fluida yang dipindahkan =
volume bagian benda yang tercelup dalam fluida tersebut. Tidak peduli apapun benda dan
bagaimana bentuk benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah
karya Archimedes (287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal
dengan julukan Hukum Archimedes. Hukum Archimedes menyatakan bahwa : Ketika sebuah
benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya
ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan
berat zat cair yang dipindahkan. Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian
dalam suatu fluida akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat
fluida fluida yang dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis
dalam persamaan :

Fa = ρ v g
Keterangan :
8
Fa = gaya ke atas (N)
V = volume benda yang tercelup (m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)

Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum newton
juga.
- Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0 dan benda
melayang .
- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang
- Bila FA

Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok berada dalam
keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume
balok.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda
mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama
dengan volume balok dan rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda.
Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami
gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam.
Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan
mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (Fa) dari zat
cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya tersebut
yaitu seperti berikut.

b. Mengapung, Melayang dan Tenggelam

Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya tersebut yaitu
seperti berikut

9
 Tenggelam

Peristiwa tenggelamnya suatu benda di dalam fluida disebabkan oleh gaya berat benda (w)
lebih besar dari pada gaya ke atasnya (Fa). Pada keadaan tenggelam ,volume zat cair (V f)
yang dipindahkan oleh benda yang sama dengan volume benda tersebut (Vb).

W > Fa dengan w = mb.g dan Fa = mf.g , maka mbg > mfg

Vb. ρ b.g > Vf. ρ f.g

 Melayang

Peristiwa melayang terjadi jika berat benda (w) tepat sama dengan gaya atasnya (Fa). Pada
keadaan melayang, seluruh benda tercelup dalam fluida sehingga fluida (Vf) yang
dipindahkan benda tersebut dengan volume benda (Vb).

w = Fa

karena benda tercelup seluruhnya maka Vb = Vf sehingga persamaan ditulis sebagai

 Terapung

Peristiwa terapung terjadi jika seluruh bagian benda tercelup dalam fluida. Dengan
demikian ,volume fluida yang dipindahkan (Vf) lebih kecilndari pada volume total ( Vb).
Pada keadaan terapung, gaya berat benda (w) akan sama nilainya dengan gaya ke atas yang
disebabkan oeh bagian benda yang tercelup. .

W = Fa
Fa = mf.g
= Vf. ρ f.g mb.g = mf.g Vf
ρb = ρb
Vb
Vf. ρ f.g = Vb. ρ b.g
W = mb.g
= Vb. ρ b.g

Keterangan Vb > Vf diperoleh hubungan berikut :


ρb < ρb 10
Misal : Sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus
tersebut akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :

FA > Wrc . Vb . g  >  rb . Vb . grc Srb

Selisih antara W dan FA disebut gaya naik (Fn).

Fn =  FA - W

Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :

FA’ = Wrc . Vb2 . g  =  rb . Vb . g

Dengan :

ô FA’ = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair.
ô Vb1 = Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.
ô Vb2 = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.

Vb = Vb1 + Vb 2

FA’  =  rc . Vb2 . g

Berat (massa) benda terapung = berat (massa) zat cair yang dipindahkan

Daya apung (bouyancy) ada 3 macam, yaitu :

 Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.


 Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.
 Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.

Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak
dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.

c. Konsep Melayang, Tenggelam dan Terapung.

11
Kapankah suatu benda dapat terapung, tenggelam dan melayang ?

 Benda dapat terapung bila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(miskonsepsi).
 Benda dapat melayang bila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah)
 Benda dapat tenggelam bila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah).
 Terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh volume benda. (miskonsepsi).
 Terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh berat dan massa benda

d. Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari

» Kapal Laut

Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air laut, tetapi mengapa kapal laut yang
terbuat dari besi mengapung di atas air? Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga.
Ini menyebabkan volum air laut yang di pindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar.
Gaya apung sebanding dengan volum air yang dipindahkan, sehingga gaya apung menjadi
sangat besar. Gaya apung ini mampu mengatasi berat total kapal sehingga kapal laut
mengapung di permukaan laut. Jika dijelaskan berdasarkan konsep massa jenis, maka massa
jenis rata-rata besi berongga dan udara yang menempati rongga masih lebih kecil daripada
massa jenis air laut. Itulah sebabnya kapal laut mengapung.

 Titik penting dalam stabilitas kapal

Diagram stabilitas kapal, pusat gravitasi (G), pusat daya


apung (B), dan Metacenter (M) pada posisi kapal tegak dan
miring. Sebagai catatan, G pada posisi tetap sementara B
dan M berpindah kalau kapal miring. Ada tiga titik yang
penting dalam stabilitas kapal, yaitu:

~ G adalah titik pusat gravitasi kapal.


~ B adalah titik pusat apung kapal.

12
~ M adalah metacenter kapal (titik perpotongan garis vertikal B dengan garis pusat
kapal).

 Bagaimana kapal laut bisa tenggelam?

Jika M di bawah G, kopel menghasilkan torsi yang searah dengan jarum jam. Torsi ini justru
membuat kapal lebih miring lagi, dan keseimbangan menjadi tidak stabil sehingga dapat
membuat kapal tenggelam. Untuk kestabilan maksimal, haruslah G rendah dan M tinggi.

» Kapal Selam

Kapal selam adalah kapal laut yang dapat berada dalam tiga keadaan, yaitu mengapung,
melayang, dan tenggelam. Ketiga keadaan ini dapat dicapai dengan cara mengatur banyaknya
air dan udara dalam badan kapal selam.

Pada badan kapal selam terdapat tangki pemberat yang dapat diisi udara atau air. Tangki ini
terletak di antara lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Ketika kapal selam ingin
terapung maka tangki tersebut harus berisi udara. Ketika akan melayang, udaranya
dikeluarkan dan diisi dengan air sehingga mencapai keadaan melayang. Jika ingin tenggelam
maka airnya harus lebih diperbanyak lagi.

» Balon Udara

Balon udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Balon


udara harus diisi dengan gas yang massa jenisnya lebih kecil dari massa
jenis udara atmosfer sehingga balon udara dapat terbang karena
mendapat gaya ke atas, misalnya diisi udara yang dipanaskan.

Secara sepintas, mungkin kamu tidak melihat hubungan antara balon


udara yang naik tinggi di angkasa dengan kapal selam yang menyelam di lautan. Sebenarnya,
kapal selam maupun balon udara harus diatur beratnya untuk naik, turun, ataupun melayang
pada ketinggian atau kedalaman tertentu. Beratnya diatur berdasarkan besar gaya apungnya.

13
Catatan :

 Pada cairan bisa terjadi hanya sebagian benda yang tercelup dalam cairan, hingga V bf
belum tentu sama dengan Vb. Dalam udara, volum benda yang tercelup selalu sama
dengan volum benda (Vbf = Vb).
 Massa jenis gas panas lebih kecil daripada massa jenis udara

14
 FLUIDA DINAMIS

a. Persamaan Kontinuitas

Kita sering mendengar istilah debit air. Misalnya debit air PAM menurun di musim kemarau.
Apakah yang dimaksud dengan debit? Debit adalah besaran yang menyatakan banyaknya air
yang mengalir selama 1 detik yang melewati suatu penampang luas. Ambillah sebuah selang
dan nyalakan kran, air akan mengalir melalui penampang ujung selang itu. Jika selama 5
detik air yang mengalir adalah lewat ujung selang adalah 10 m3, maka kita katakan debit air
adalah (10/5) m3/detik = 2 m3/det.

Mari kita tinjau aliran fluida yang melalui pipa yang panjangnya L dengan kecepatan v. Luas
penampang pipa adalah A. Selama t detik volume fluida yang mengalir adalah V = AL,
sedang jarak L ditempuh selama t = L/v detik maka debit air adalah:

 dengan:V = volume fluida yang mengalir (m3),


 t = waktu (s),
 A = luas penampang (m2),
 v = kecepatan aliran (m/s), dan
 Q = debit aliran fluida (m3/s).

Debit merupakan laju aliran volume. Sebuah pipa dialiri air. Perhatikan kecepatan air yang
mengalir. Tutuplah sebagian permukaan selang dengan jari. Bagaimana kecepatan air? Mana
yang lebih deras saat permukaan selang tidak ditutup atau saat ditutup? Kita akan melihat
mengapa demikian.

Gambar 7.21 Pipa panjang luas penampang pipa A, panjang pipa L. Fluida mengalir dengan
kecepatan v.

15
Selama waktu t maka volume fluida mengalir lewat pipa sebanyak V. Debit fluida adalah Q =
A .v. Tinjau fluida yang mengalir di dalam pipa dengan luas penampang ujung-ujung pipa
berbeda. Fluida mengalir dari kiri masuk ke pipa dan keluar melalui penampang di sebelah
kanan seperti ditunjukkan Gambar

Air memasuki pipa dengan kecepatan v1. Volume air yang masuk dalam selang waktu Δt
adalah:

Fluida tak termampatkan, dengan demikian bila ada V1 volume air yang masuk pipa, sejumlah
volume yang sama akan keluar dari pipa. Luas penampang ujung pipa yang lain adalah A2.

Dengan demikian:

Persamaan ini disebut persamaan kontinuitas. Debit yang masuk pada suatu
penampang luasan sama dengan debit yang keluar pada luasan yang lain meskipun
luas penampangnya berbeda.

16
Gambar 7.23 Aliran air dalam fluida

Aliran air dalam pipa yang berbeda penampangnya dapat kita gambarkan sebagai berikut
(Gambar 7.23). Di tempat yang penampangnya luas, maka aliran air kurang rapat dibanding
bila melewati penampang yang lebih kecil.

17
b. Hukum Bernaoulli

Fluida diam memliki tekanan yang dinamakan tekanan hidrostatis, P = ρgh. Bagaimana
dengan tekanan oleh fluida dinamis? Besarnya sesuai dengan energi kinetik, P = ½ ρv2. Pada
suatu fluida ternyata berlaku kekekalan tekanan. Kekekalan tekanan ini pertama kali
dijelaskan oleh Bernoulli sehingga dikenal sebagai Hukum Bernoulli.

Hukum Bernoulli membahas mengenai hubungan antara kecepatan aliran fluida, ketinggian
dan dan tekanan menggunakan konsep usaha dan energi. Hukum Bernoulli dirumuskan
sebagai berikut:

 Penerapan Hukum Bernoulli

a. Tabung Venturi
Tabung Venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang menyempit.Dua contoh
tabung venturi adalah karburator mobil dan venturimeter.

1. Karburator
Karburator berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara, kemudian
campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-silinder mesin untuk tujuan pembakaran.

2. Venturimeter
Tabung venturi adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang dipasang di dalam suatu pipa
aliran untuk mengukur kelajuan cairan.

18
b. Tabung Pitot
Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas.

c. Penyemprot Parfum
Penyemprot Parfum adalah salah satu contoh Hukum Bernoulli. Ketika Anda menekan
tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet termampatkan melalui lubang sempit
diatas tabung silinder yang memanjang ke bawah sehingga memasuki cairan
parfum.Semburan udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas
tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke
atas tabung. Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan
parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.

d. Penyemprot Racun Serangga


Penyemprot Racun Serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan penyemprot parfum. Jika
pada penyemprot parfum Anda menekan tombol, maka pada penyemprot racun serangga
Anda menekan masuk batang penghisap

19
Daftar pustaka

1. Giancoli,Douglas C. 2000,physics for scientists & Erngineers with modern


physic,new jersey.
2. Giancoli, Douglas C. Physics fifth edition( terjemahan), Erlangga,jakarta
3. Tipler, P.A 1998,Fisika untuk sains dan Teknik jilid 1 ( terjemahan), jakarta:
Penerbit Erlangga.
4. Halliday- Resnick ( terjemahan) Edisi ketiga, Erlangga jakarta.
5. Sunardi,Etsa Indara Irawan.fisika bilingual.Yrama Widya.Bandung.

20

Anda mungkin juga menyukai