Wujud zat secara umum dibedakan menjadi tiga, yaitu zat padat, cair, dan gas.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, zat padat mempunyai bentuk dan volume tetap, zat cair
memiliki volume tetap, akan tetapi bentuknya berubah sesuai wadahnya, sedangkan gas tidak
memiliki bentuk maupun volume yang tetap. Karena zat cair dan gas tidak mempertahankan
bentuk yang tetap sehingga keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir.
Fluida merupakan istilah untuk zat alir. Zat alir adalah zat yang mengalirkan seluruh
bagian-bagiannya ke tempat lain dalam waktu yang bersamaan. Zat alir mencakup zat dalam
wujud cair dan gas. Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat
dimampatkan) jika diberi tekanan. Perbedaan antara zat cair dan gas terletak pada
kompresibilitasnya atau ketermampatannya. Gas mudah dimampatkan, sedangkan zat cair
tidak dapat dimampatkan.
Ditinjau dari keadaan fisisnya, fluida terdiri atas fluida statis atau hidrostatika, yaitu
ilmu yang mempelajari tentang fluida atau zat alir yang diam (tidak bergerak) dan fluida
dinamis atau hidrodinamika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat alir atau fluida yang
bergerak. Hidrodinamika yang khusus membahas mengenai aliran gas dan udara disebut
aerodinamika. Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalami perpindahan bagian-
bagiannya.
A. Massa Jenis
Massa jenis suatu benda didefenisikan sebagai massa zat dibagi dengan volume zat.
Dapat dirumuskan sebagai berikut.
=
dimana
: massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
m : massa (kg atau g)
v : volume (m3 atau cm3)
Massa jenis berbagai zat berbeda-beda walaupun benda-benda tersebut jumlah atau
volumenya sama. Massa jenis zat yang umum digunakan sebagai patokan adalah massa
jenis air dan massa jenis raksa. Massa jenis air dalam wujud cair, yaitu 1000 kg/m3 atau
1 g/cm3, sedangkan raksa atau mercury memiliki massa jenis 13.600 kg/m3 atau 13,6
g/cm3. Berikut adalah tabel beberapa jenis bahan beserta besar massa jenisnya.
B. Tekanan Hidrostatis
1. Pengertian Tekanan
Tekanan dalam fisika didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang
persatuan luas bidang tersebut. Bidang atau permukaan yang dikenai gaya disebut
bidang tekan, sedangkan gaya yang diberikan pada bidang tekanan disebut gaya
tekan. Secara matematis tekanan dirumuskan dengan persamaan berikut.
=
dimana:
P : tekanan (Pa)
Satuan tekanan yang lain adalah pascal (Pa), atmosfer (atm), cm raksa (cmHg),
dan milibar (mb). Penggunaan satuan untuk tekanan disesuaikan.
1 N/m2 = 1 Pa
1 atm = 76 cmHg
1 mb = 0,001 bar
1 bar = 105 Pa
2. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah tekanan di dalam fluida tak bergerak yang diakibatkan
oleh adanya gaya gravitasi. Tekanan adalah suatu besaran skalar. Satuan
internasional (SI) dari tekanan adalah pascal (Pa). Satuan ini dinamai sesuai
dengan nama ilmuwan Prancis, Blaise Pascal. Satuan-satuan lain adalah bar ( 1
bar = 1,0 x 105 Pa), atmosfer (1 atm = 101,325 Pa) dan mmHg (760 mmHg = 1
atm). Tekanan pada fluida statis zat cair dikelompokkan menjadi dua, yaitu
tekanan pada ruang tertutup dan ruang terbuka.
Penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada pisau dan
paku. Ujung paku dibuat runcing dan pisau dibuat tajam untuk mendapatkan
tekanan yang lebih besar, sehingga lebih mudah menancap pada benda lain.
Untuk memahami tekanan hidrostatis, anggap zat terdiri atas beberapa lapisan.
Setiap lapisan memberi tekanan pada lapisan di bawahnya, sehingga lapisan
bawah akan mendapatkan tekanan paling besar. Karena lapisan atas hanya
mendapat tekanan dari udara (atmosfer), maka tekanan pada permukaan zat cair
sama dengan tekanan atmosfer.
F mg
P = =
A A
. . . . .
= =
dimana
h = kedalaman (m)
Untuk mengukur tekanan udara pada ketinggian tertentu kita tidak menggunakan
rumus diatas. Hal ini disebabkan karena kerapatan udara tidak sama di semua
tempat. Makin tinggi suatu tempat, makin kecil kerapatan udaranya. Untuk
tekanan total yang dialami suatu zat cair pada ketinggian tertentu dapat dicari
dengan menjumlahkan tekanan udara luar dengan tekanan hidrostastis.
= 0 +
dimana
Semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat cair yang
sejenis memiliki tekanan yang sama
Contoh Soal
Dalam sebuah bejana diisi air ( = 100 kgm2 ). Ketinggian airnya adalah 85 cm. Jika
g = 10 m/s2dan tekanan udara 1 atm, maka tentukan :
Penyelesaian
h = 85 cm = 0,85 m
= 1000 kg/ m3
Pu = 1 atm = 105Pa
g = 10 m/s2
Jika massa jenis air 100 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2, tentukan
tekanan hidrostatis yang dialami ikan?
Diketahui:
h = 14 cm 4 cm = 10 cm = 0,1 meter
= 100 kg/m3
g = 10 m/s2
Ditanya:
P..?
Jawab :
P =.g.h
P = 100 . 10 . 0,1
P = 100 N/m2 (Pa)
Ikan berenang pdaa kedalaman 15 m di bawah permukaan air laut . Tentukan tekanan
hidrostatis ikan jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan ika massa jenis air laut
adalah 1.000 kg/m3 !
Diketahui:
h = 15 m
g = 10 m/s2
= 1000 k g/m3
Ditanyakan:
ph .?
Jawab:
P= . g . h
P = 1000 . 10 . 15
P= 150000 N/m2
Seorang penyelam berada pada 1000 m di bawah permukaan air. Jika massa jenis air
sebesar 1,03 x 103 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi dit empat itu 10 m/s2.
Tentukan tekanan hidrostatis penyelam jika tekanan udara di atas permukaan air 105 Pa
!
Diketahui :
h = 1000 m
= 1,03 x 103 kg/m3
P0 = 105 Pa
Ditanya :
P...?
Jawab :
P = P0 + gh
P = 105 Pa + (1,03 x 103 kg/m3) (10 m/s2) (100 m)
P = 105 Pa + 10,3 x105
P = 11,3 x 105 Pa
P = 1,13 x 106 Pa
Sebuah botol di isi air sampai dengan ketinggian 50 cm dari dasar botol. jika botol
dilubangi 10cm dari dasar botol, tentukan tekanan hidrostatis pada lubang jika
percepatan gravitasi bumi 10 m/s dan dan massa jenis air 4200 kg/m3 !
Diketahui :
h : 50 cm 10 cm = 40 cm = 0.4 m
air = 4200 kg/m3
g = 10 m/s2
ditanya :
P....?
Jawab :
P=gh
P = 4200 10 0.4
P = 16.800 Pa
Sebuah drum di isi bensin hingga penuh. Tentukan tekanan hidrostatis pada dasar drum
jika massa jenis bensin 7,35103 kg/m3 dan tinggi drum 1 m.
Diketahui :
bensin = 7,35103 kg/m3
h=1m
g = 10 m/s2
ditanya :
P....?
Jawab :
P=gh
P = 7,35103 x 10 x 1
P = 7,35 x 10 4 Pa
Perhatikan gambar di bawah ini!. Terdapat emat ekor ikan di dalam air. Ikan yang
manakah yang menerima tekanan hidrostatis yang paling besar dan yang paling kecil?
Pembahasan :
Tekanan hidrostatis tergantung dari kedalaman suatu benda. Jika semakin dalam benda,
maka tekanan hidrostatis yang diterima semakin besar. Demikian juga jika letak benda
semakin dekat dengan permukaan air, maka tekanan hidrostatisnya semakin kecil.
Pada soal ini, ikan yang paling dalam adalah ikan Z sehingga tekanan hidrostatis yang
diterima ikan Z paling besar.
Ikan yang mengalami tekanan hidrostatis paling kecil adalah ikan W karena terletak
paling dekat dengan permukaan air.
Perhatikan gambar berikut!. Jika kedalaman airnya 100 cm dan letak mulut ikan dari
dasar kolam adalah 15 cm. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada mulut ikan! Jika
massa jenis air = 1 g/cm3, g = 10 m/s2.
Pembahasan :
Diketahui : ketinggian dihitung dari permukaan air sehingga:
h = 100 cm 15 cm = 85 cm = 0,5 m
= 1 g/cm3 = 1000 kg/m3, g = 10 m/s2
Ph = .g.h
Ph = 1000 x 10 x 0,85
Ph = 8500 Pa.
Jadi tekanan hidrostatis yang diterima oleh ikan itu 8500 pascal.
C. Hukum Pascal
Seorang ilmuan Prancis, Blaise Pascal, menyatakan bahwa tekanan yang diberikan di
dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah. Pernyataan ini akhirnya
dikenal sebagai Hukum Pascal yang menyatakan bahwa
Tekanan yang diberikan kepada fluida diam dalam ruang tertutup akan
diteruskan dengan besar yang sama keseluruh fluida.
Berdasarkan hukum ini diperoleh prinsip bahwa dengan gaya yang kecil dapat
menghasilkan suatu gaya yang lebih besar. Sistem kerja rem hidrolik merupakan salah
satu contoh pengaplikasian hukum Pascal. Selain itu, hukum Pascal juga dapat di
jumpai pada sistem alat pengangkat air, alat pengepres, dongkrak hidrolik, rem hidrolik,
dan drum hidrolik.
Gambar 1. Sistem Pompa Hidrolik
Sesuai dengan gambar dongkrak hidrolik diatas, apabila pengisap 1 ditekan dengan
gaya F1 , maka zat cair menekan ke atas dengan gaya PA1. Tekanan ini akan diteruskan
ke penghisap 2 yang besarnya PA2. Karena tekanannya sama kesegalah arah, maka
didapatkan persamaan sebagai berikut.
1 = 2
1 2
1
=
1 = 2
1
2
2
1 1
Untuk pengisap berbentuk silinder, maka 1 = 12 dan 2 = 22 , sehingga
4 4
1
2
=
1 2 1 2
4 1 4 2
1
2
2 =
1 12
Contoh Soal
Sebuah pengangkat hidrolik bekerja berdasarkan tekanan air. Dari gambar, tentukan
besarnya gaya F yang dibutuhkan untuk mengangkat sebuah mobil yang massanya
1.200 kg jika g= 10 m/s2, A1= 20 cm2 dan A2 = 400cm2. Abaikan massa pengisap dan
massa alas tempat mobil.
Penyelesaian
m = 1.200 kg
g = 10 m/s2
A1 = 20 cm2
A2 = 400 cm2
1
2
(1.200) (10 2 )
=
20 cm2 4002
(12.000)(20 2 )
= = 600
400 2
Besarnya gaya yang dibutuhkan adalah 600 N atau jika diganti dengan sebuah beban
dibutuhkan beban dengan massa 60 kg. Jadi, mobil yang massanya 1.200 kg dapat
didirong dengan sebuah beban bermassa 60 kg.
Ada dua buah tabung yang berbeda luas penampangnya saling berhubungan satu
sama lain. Tabung ini diisi dengan air dan masing-masing permukaan tabung
ditutup dengan pengisap. Luas pengisap A1 = 50 cm2 sedangakan luas
pengisap A2 adalah 250 cm2. Apabila pada pngisap A1 diberi beban seberat 100
N. Berpakah besar gaya minimal yang harus bekerja pada pada A2 agar beban
tersebut dapat diangkat?
Jawab
Diketahui
A1 = 50 cm2
A2 = 250 cm2
F1 = 100 N
Ditanya F2 = ?
Jawab
F1/A1 = F2/A2
100/50 = F2/100
F2 = 100. 100 /50 = 200 N
D. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes
Apabila benda dicelupkan ke dalam zat cair, sesungguhnya berat benda itu tidak
berkurang. Gaya tarik bumi terhadap benda itu besarnya tetap. Akan tetapi zat
cair mengadakan gaya yang arahnya keatas kepada setiap benda yang tercelup
didalamnya. Ini menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang. Menurut
Archimedes,
=
=
=
=
dimana
Fa : gaya Archimedes
Diketahui massa jenis air 1000 kg/m3 dan gravitasi bumi 9,8 m/s2. Jika ada benda yang
tercelup ke dalam air terebut dengan volume benda yang tercelup 20 m3, maka
berapakah gaya tekan ke atas?
Penyelesaian
= 1000 kg/m3
g = 9,8 m/s2
Vc = 20 m3
= 196000 N
Keadaan Benda
Ada tiga keadaan benda yang tercelup kedalam fluida yaitu terapung, melayang, dan
tenggelam. Seperti terlihat pada gambar, dari kiri ke kanan, benda dalam keadaan
terapung, melayang, dan tenggelam.
Terapung
Pada saat terapung besarnya gaya apung lebih besar dari berat benda = . Pada
peristiwa ini, hanya sebagian volum benda yang tercelup didalam fluida sehingga
volum fluida yang dipindahkan lebih kecil dari volum total benda yang mengapung.
= 0
=
=
=
Karena (volum benda yang tercelup) sama dengan (volum benda total), maka
syarat benda terapung adalah
<
Artinya, massa jenis benda harus lebih besar daripada massa jenis fluida.
Melayang
Pada saat melayang, besarnya gaya apung sama dengan berat benda = . Pada
peristiwa ini, volum fluida yang dipindahkan (volum benda yang tercelup) sama dengan
volum total benda yang melayang.
= 0
=
=
Karena (volum benda yang tercelup) sama dengan (volum benda total), maka
syarat benda melayang adalah
Artinya, massa jenis benda harus sama dengan massa jenis fluida.
Tenggelam
Pada tenggelam, besarnya gaya apung lebih kecil daripada berat benda = .
Pada peristiwa ini, volum benda yang tercelup di dalam fluida sama dengan volum total
benda yang mengapung, namun benda tertumpu pada dasar bejana pada benda sebesar
N.
= 0
+ =
=
=
Karena (volum benda yang tercelup) sama dengan (volum benda total), maka
syarat benda tenggelam adalah
>
Artinya, massa jenis benda harus lebih besar daripada massa jenis fluida.
Vh c g = berat hidrometer
(Ahh )c g = w
w m
hh = =
Ac g Ac
Panjang hidrometer hh jika c cairan besar maka hh akan rendah dan menunjukan
angka yang lebih besar. Skal pada hidrometer diberi angka kecil di ujung atas
hidrometer dan di beri angka yang lebih besar di bagian bawah hal ini menunjukan
makin besar kerapatan cairan maka skala yang ditunjukan hidrometer juga besar.
Jembatan ponton
Jembatan ponton adalah kumpulan drum-drum kosong
yang berjajar sehingga menyerupi jembatan dan dibuat
berdasarkan prinsip benda terapung. Drum tersebut
harus tertutup rapat sehingga tidak ada air yang masuk
ke dalamnya. Apabila air pasang, jembatan naik. Jika
air surut, maka jembatan turun. Jadi, tinggi rendahnya
jembatan ponton mengikuti pasang surutnya air.
Gambar 5. Contoh
Jembatan Ponton
E. Meniskus
Pada saat zat cair dituangkan ke dalam tabung, permukaannya akan berbentuk cekung atau
cembung. Bentuk permukaan zat cair dalam tabung disebut meniskus. Dengan demikian,
meniskus ada dua macam, yaitu meniskus cekung dan meniskung cembung.
Permukaan air dalam tabung reaksi berbentuk cekung. Hal ini disebabkan terjadinya adhesi
(gaya tarik-menarik antar molekul) antara molekul-molekul air dalam tabung dengan
molekul-molekul tabung reaksi.
class="MsoNormal"> Air yang berada dalam tabung reaksi yang telah diolesi minyak goreng
tidak akan membasahi dinding tabung. Permukaan air dalam tabung tersebut membentuk
meniskus cembung.
Hal ini terjadi karena kohesi antara molekul-molekul air lebih besar daripada adhesi antara
molekul-molekul air dengan molekul-molekul minyak goreng, sehingga sebagian molekul air
terlepas dari dinding tabung.
Akibatnya, permukaan air membentuk meniskus cembung. Raksa (merkuri) yang digunakan
sebagai pengisi termometer juga tidak membasahi dinding/tabung kaca sehingga raksa yang
ada di dalam kaca juga membentuk meniskus cembung.
F. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair ( y ) dalam pipa kapiler yang
dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengaruh adhesi dan kohesi. Peristiwa
kapilaritas terjadi jika jika rongga (diameter) pipa sangat kecil.
Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair. Di dalam zat cair
molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi. Gaya kohesi adalah tarik-
menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair, sedangkan gaya adhesi adalah tarik
menarik antara molekul dengan molekul lain yang tidak sejenis, yaitu bahan wadah di mana
zat cair berada.
Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan permukaan gelas, air akan
berinteraksi kuat dengan permukaan gelas, sehingga air membasahi kaca dan juga permukaan
atas cairan akan melengkung (cekung). Keadaan ini dapat menyebabkan cairan dapat naik ke
atas oleh tegangan permukaan yang arahnya ke atas sampai batas keseimbangan gaya ke atas
dengan gaya berat cairan tercapai. Jadi air dapat naik ke atas dalam suatu pipa kecil yang
biasa disebut pipa kapiler. Inilah yang terjadi pada saat air naik dari tanah ke atas melalui
tembok.
Gejala alam kapilaritas ini memungkinkan kita menghitung tinggi kenaikan air dalam suatu
pipa kapiler berbentuk silinder/tabung dengan jari-jari r.
y = 2 g cos q / r g r
Contoh efek kapilaritas adalah naiknya minyak pada sumbu kompor, air menyebar dikertas
penghisap, air dapat merembes ke atas melalui retakan tembok sehingga membasahi tembok
dan naiknya air dari akar ke daun pada tumbuh-tumbuhan.
G. Hukum Stokes dan Viskositas
Hukum Stokes
Gaya gesek antara permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida akan sebanding
dengan kecepatan relatif gerak benda ini terhadap fluida. Hambatan gerak benda di dalam
fluida disebabkan oleh gaya gesek antara bagian fluida yang melekat ke permukaan benda
dengan bagian fluida di sebelahnya. Gaya gesek itu sebanding dengan koefisien viskositas ()
fluida. Menurut Stokes, gaya gesek adalah:
Fs = 6 r v
Keterangan:
Persamaan di atas dikenal sebagai hukum Stokes. Penentuan dengan mengunakan hukum
Stokes dapat dilakukan dengan percobaan kelereng jatuh. Sewaktu kelereng dijatuhkan ke
dalam bejana kaca yang berisi cairan yang hendak ditentukan koefisien viskositasnya,
kecepatan kelereng semakin lama semakin cepat. Sesuai dengan hukum Stokes, makin cepat
gerakannya, makin besar gaya geseknya. Hal ini menyebabkan gaya berat kelereng tepat
setimbang dengan gaya gesek dan kelereng jatuh dengan kecepatan tetap sebesar v sehingga
berlaku persamaan:
w = Fs
m.g=6rv
Viskositas fluida
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan
di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir
dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas
dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul
sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara
kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien
viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika Anda berbicara viskositas Anda
berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak 0mempunyai koefisien viskositas. Apabila
suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien
viskositasnya, maka benda tersebut akan mengalami
gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris
benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes
menunjukkan bahwa untuk
benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6 r. Bila nilai k dimasukkan ke
dalam persamaan, maka diperoleh persamaan seperti berikut:
Perhatikan sebuah bola yang jatuh dalam. Gaya-gaya yang bekerja pada bola adalah gaya
berat w, gaya apung Fa, dan gaya lambat akibat viskositas atau gaya stokes Fs. Ketika
dijatuhkan, bola bergerak dipercepat. Namun, ketika kecepatannya bertambah, gaya stokes
juga bertambah. Akibatnya, pada suatu saat bola mencapai keadaan seimbang sehingga
bergerak dengan kecepatan konstan yang disebut kecepatan terminal. Pada kecepatan
terminal, resultan yang bekerja pada bola sama dengan nol. Misalnya sumbu vertikal ke atas
sebagai sumbu positif, maka pada saat kecepatan terminal tercapai berlaku berlaku persamaan
:
Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung suhu. Pada
kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya.
a. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contoh : air
b. Fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contoh : minyak goreng