Anda di halaman 1dari 17

ABSTRAK

Didalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai macam zat yaitu


zat cair. Apabila suatu zat cair mengenai suatu penampang, penampang tersebut
akan terkena tekanan yang disebabkan oleh zat cair tersebut.Tekanan tersebut
sering disebut dengan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hair. Yang sering kita jumpai ada pada prinsip untuk
menghitung kekuatan suatu bendungan. Selain itu, digunakan pula dalam sistem
pengereman hidrolik.

Pada percobaan hidrostatis ini perlatan yang digunakan adalah beban,


mistar, air, bejana kaca, ember, selang air, dan benda uji. Sementara itu, langkah
yang dilakukan dalam praktikum ini adalah pertama ketinggian air diatur dari
batas bawah benda dengan tinggi 11 cm dengan cara membuka keran bejana kaca.
Kemudian posisi beban diatur sehingga barang benda uji kembali horizontal. Lalu
tinggi permukaan air dikurangi sejauh 0,5 cm dengan cara membuka keran pada
bejana kaca yang mengalirkan air menuju ember. Terakhir, posisi beban (r) dari
ketinggian air (h) dicatat pada lembar data. Langkah tersebut dilakukan dengan
variasi h= 0,1 cm sampai 0,0 cm.
Dengan praktikum ini diharapkan praktikan dapat mengetahui pengaruh
ketinggian terhadap torsi dan pengaruh ketinggian terhadap gaya. Dengan
memahami hal tersebut, diharapkan praktikan dapat mengaplikasikannya pada
kehidupan sehari-hari. dengan mengaplikasikan prinsip hidrostatis ini, tentu akan
memberi banyak manfaat. Hal tersebut disebabkan karena prinsip hidrostatis dapat
digunakan pada banyak hal. Prinsip hidrostatis juga banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari tanpa disadari.

Kata kunci : Hidrostatis, Torsi,Tekanan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zat cair, zat padat, dan zat gas sering kita temui didalam kehidupan sehari-
hari. Zat cair seperti air tergolong fluida yang memiliki sifat diantaranya yaitu
ketika berada di dalam wadah dan dalam keadaan diam, fluida akan selalu
memberikan tekanan ke segala arah. Tekanan inilah yang disebut tekanan
hidrostatis. Untuk memahami penjelasan ini, misalnya ketika sebuah benda padat
dimasukan ke dalam wadah yang berisi air maka benda tersebut akan mendapat
gaya oleh tekanan hidrostatis air.
Teori tentang tekanan hidrostatis sangat penting untuk dipelajari karena
cakupan pengaplikasiannya sangat luas dalam dunia engineering. Misalnya dalam
pembuatan bangunan air, seperti bendungan, pintu air, dan sebagainya, diperlukan
Analisa mengenai gaya dan tekanan hidrostatis air agar bangunan air tersebut
dapat menahan gaya dan tegangan yang diakibatkan oleh fluida tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan diadakannya praktikum hidrostatis ini yaitu:
1. Memahami fenomena hidrostatis
2. Memahami prinsip gaya fluida
3. Memahami persamaan tekanan hidrostatis

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada praktikum hidrostatis ini yaitu:
1. Permukaan fluida datar
Praktikum dilakukan dengan mempertimbangkan permukaan fluidanya
datar. Alasannya yaitu untuk mempermudah perhitungan.
2. Percobaan dilakukan pada suhu kamar yaitu 260C
Praktikum dilakukan pada suhu kamar (260), alasannya yaitu agar properti
fluidanya tetap.
3. Incompressible fluid karena variasi densitas
Praktikum dilakukan dengan menggunakan fluida tak termampatkan
(incompressible fluid). Alasannya yaitu karena incompressible fluid,
variasi density-nya kurang dari 5% sehingga variasi density dapat
diabaikan (massa jenis tetap).

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum Hidrostatis ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh ketinggian terhadap torsi?
2. Bagaimana pengaruh ketinggian terhadap gaya?
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Hidrostatis


Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada
pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan pada kedalaman tertentu. Besarnya
tekanan ini bergantung kepada kedalaman benda, massa jenis zat cair, dan
percepatan gravitasi. Tekanan hidrostatis hanya berlaku pada zat cair yang tidak
bergerak.

2.2 Penurunan Rumus Tekanan Hidrostatis

…………………………………(Rumus 2.1)
Dari Penjelasan penurunan rumus tekanan hidrostatik di atas diperoleh
kesimpulan beberapa hal:
1. Volume tidak mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik
2. Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh kedalaman, gravitasi dan
massa jenis zat cair (fluida)
Sehingga rumus tekanan hidrostatik fluida statis adalah:
…………………………………(Rumus 2.2)
2.3 Penurunan Rumus Gaya dan Torsi Hidrostatis
Dalam subbab ini, akan dijabarkan mengenai penurunan rumus untuk
persamaan gaya dan juga torsi. Berikut penjabarannya:
a. Gaya
𝑑𝐹 = 𝑃ℎ . 𝑑𝐴
∫ 𝑑𝐹 = ∫ 𝑃ℎ . 𝑑𝐴

𝐹 = ∫ 𝜌𝑔ℎ𝑤𝑑𝑦 (ℎ = 𝑦)

𝐹 = 𝜌𝑔𝑤 ∫ 𝑦𝑑𝑦
0
1
𝐹 = 𝜌𝑔𝑤[ 𝑦 2 ]ℎ0
2
𝜌𝑔𝑤ℎ2
𝐹= …………………………………………………….(Rumus 2.3)
2

b. Torsi
Dengan model aliran sebagai berikut

𝜏 = 𝐹𝑥𝑟
Persamaan torsi adalah
𝜌𝑔𝑤ℎ2
𝜏= [0,23 − 1⁄3 ℎ] ……………….……………………(Rumus 2.4)
2

2.4 Menentukan Letak Titik Kerja Gaya Resultan FR=(x’,y’)


Besar momen gaya resultan (FR) terhadap suatu titik=∑momen gaya
distribusinya terhadap suatu titik yang sama.

̅̅̅̅ = − ∫ 𝑟̅ 𝑥𝑃𝑑𝐴
⃑⃑⃑⃑𝑅 = ∫ 𝑟̅ 𝑥𝑑𝐹
𝑟⃗𝑥𝐹 ̅̅̅̅

Dimana
̅ = 𝑥′𝑖̂ + 𝑦′𝑗̂
𝑟′
̅̅̅ ̅̅̅
𝐹𝑅 = −𝐹 𝑅𝑘
̂
𝑟̅ = 𝑥𝑖̂ + 𝑦𝑗̂
Sehingga

𝑥 ′ 𝑥𝐹𝑅 = ∫ 𝑥𝑃𝑑𝐴
1
𝑥 ′ = 𝐹 ∫ 𝑥𝑃𝑑𝐴……………………(Rumus 2.5)
𝑅

𝑦′𝑦𝐹𝑅 = ∫ 𝑦𝑃𝑑𝐴
1
𝑦 ′ = 𝐹 ∫ 𝑦𝑃𝑑𝐴……………………(Rumus 2.6)
𝑅
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Peralatan yang diperlukan untuk melakukan praktikum Hidrostatis ini
yaitu:
1. Beban
2. Mistar
3. Air
4. Bejana kaca
5. Ember
6. Selang air
7. Benda uji

G
a
m
b
a
r

3
.
1
.
Skema Praktikum

3.2. Langkah Kerja


Langkah kerja untuk melakukan praktikum Hidrostatis ini yaitu:
1. Atur ketinggian air pada bejana kaca dengan tinggi permukaan air
mula-mula sebesar 11 cm dari batas bawah benda uji ketinggian air
diatur dengan cara membuka kran bejana kaca.
2. Atur posisi beban sehingga barang benda uji kembali horisontal.
3. Kurangi tinggi permukaan air dengan skala 0,5 cm.
4. Catat posisi beban (r) dari ketinggian air (h) pada lembar data.
5. Ulangi percobaan dengan menurunkan ketinggian air pada interval
h=0,5 cm hingga air berada pada ketinggian 1 cm dari batas bawah
benda uji.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan


(Terlampir)

4.2 Contoh Perhitungan


Contoh perhitungan dengan menggunakan data ke-10
4.2.1 Gaya Hidrostatis
Diketahui :
𝜌 = 997 kg/m3
g = 10 m/s2
h = 0.065 m
w = 0.1 m
𝜌𝑔𝑤ℎ2
Fh =
2

kg m
997 𝑥 10 𝑥 0.1 𝑚 𝑥 (0.065 𝑚 )2
m3 s2
= = 2.106163 N
2

4.2.2 Torsi Teori


Diketahui :
𝜌 = 997 kg/m3
g = 10 m/s2
h = 0.065 m
w = 0.1 m

𝜌𝑔𝑤ℎ2
τt = [0,23 − 1⁄3 ℎ]
2

= 𝐹ℎ [0,23 − 1⁄3 ℎ]

= 0.7976 N [0,23 − 1⁄3 (0.065 m)]

= 0.438784 Nm
4.2.3 Gaya Berat
Diketahui :
m = 0.2744 kg
g = 10 m/s2

W = m.g
= (0.2744 kg) x (10 m/s2)
= 2.744 N

4.2.4 Torsi Percobaan


Diketahui :
W = 2.744 N
R’ = 0.22 m

τp = W. R
= (2.744 N) x (0.22 m)
= 0.24696 Nm

4.3 Analisa Data


Setelah melakukan perhitungan, kita dapat memvisulakannya dalam
bentuk grafik. Grafik yang ada berupa grafik antara torsi teoritis terhadap
ketinggian, grafik antara torsi percobaan terhadap ketinggian, serta grafik antara
torsi teoritis dan torsi percobaan terhadap ketinggian. Berikut adalah pembahasan
dari grafik yang diperoleh. Pertama yang akan dibahas adalah grafik torsi teoritis.
Pembahasannya adalah sebagai berikut :
4.3.1 Torsi Teoritis Terhadap Ketinggian

Torsi Teoritis terhadap ketinggian


1.2

1
Torsi Teori (Nm)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Ketinggian (m)

Gambar 4.1 Grafik Torsi Teoritis terhadap Ketinggian

Dari grafik diatas dapat dilihat merupakan grafik torsi teoritis terhadap
ketinggian. Pada grafik 4.1 dapat dilihat bahwa trend line-nya mengalami
kenaikan seiring dengan bertambahnya ketinggian air. Torsi minimum terjadi
pada saat ketinggian air 0 cm yaitu sebesar 0 Nm, sedangkan torsi maksimum
terjadi pada saat ketinggian air 10 cm yaitu sebesar 0,98 Nm.
Rumus yang mendasari pada torsi teori ini adalah
1
𝜏 = 𝐹 × (0.23 − ℎ)
3
Dimana
𝜌𝑔𝑤ℎ2
𝐹=
2
Keterangan :
𝜏 = torsi teori (Nm)
𝐹 = gaya tekan hidrostatis (N)
ℎ = kedalaman air (m)
𝜌 = massa jenis (kg/m3)
w = lebar (m)
Dari persamaan diatas kita dapatkan bahwa Torsi teoritis akan meningkat
seiring bertambahnya ketinggian. Meningkatnya torsi teoritis merupakan fungsi
kuadratik dari ketinggian tersebut yang mana garis pada grafik membentuk sebuah
lengkungan keatas, dimana Grafik yang dibentuk ini merupakan perbandingan
antara torsi teoritis dengan ketinggian air dari batas bawah benda uji . Semakin
tinggi air yang merendam benda uji, torsi yang didapatkan juga akan semakin
besar. Dimana sumbu y menunjukkan nilai torsi teoritis dan sumbu x
menunjukkan nilai ketinggian (h). Hal ini sesuai dengan teori bahwa hubungan
antar torsi teori terhadap ketinggian merupakan fungsi kuadratik dari ketinggian
tersebut.

4.3.2 Torsi Percobaan Terhadap Ketinggian

Torsi percobaan terhadap ketinggian


0.8
0.7
Torsi percobaan (Nm)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Ketinggian (m)

Gambar 4.2 Grafik Torsi Percobaan Terhadap Ketinggian

Dari grafik diatas dapat dilihat merupakan grafik torsi percobaan terhadap
ketinggian. Pada grafik 4.2 dapat dilihat bahwa trend line-nya mengalami
kenaikan seiring dengan bertambahnya ketinggian air. Torsi minimum terjadi
pada saat ketinggian air 0 cm yaitu sebesar 0.04116 Nm, sedangkan torsi
maksimum terjadi pada saat ketinggian air 10 cm yaitu sebesar 0.696976 Nm.
Rumus yang mendasari pada torsi percobaan ini adalah
𝜏 = 𝐹𝑥𝑟
Keterangan :
𝜏 = torsi percobaan (Nm)
𝐹 = gaya hidrostatis (N)
𝑟 = jarak beban ke titik tumpu (m)
Untuk gaya hidrostatis percobaan, persamaannya yaitu
𝐹=𝑚𝑔
Keterangan :
F = gaya hidrostatis (N)
𝑚 = massa balok (kg)
𝑔 = gravitasi (m/s2)
Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa ketinggian berbanding lurus
dengan torsi. Semakin besar ketinggian (h) maka torsi yang dihasilkan semakin
besar. Grafik ini sesuai dengan teori yang ada karena fungsi dari persamaan yang
digunakan merupakan persamaan kuadrat sehingga grafik yang dihasilkan adalah
grafik kuadratik.
Dapat dibuktikan bahwa pada gambar 4.2 menunjukan gradien yang
positif (naik) dimana grafik torsi hidrostatis teori terhadap ketinggian cenderung
melengkung ke atas. Namun melengkungnya grafik tidak mengikuti pola fungsi
kuadratik sempurna. Hal ini disebabkan karena beberapa kesalahan pada saat
percobaan diantaranya kurang cermatnya praktikan dalam membaca skala pada
mistar dan juga kurang cermat dalam menentukan ketinggian nol sehingga pada
saat ketinggian nol, torsi percobaan mempunyai nilai.
4.3.3 Grafik Perbandingan Torsi Teori dengan Torsi percobaan Terhadap
Ketinggian

Grafik Perbandingan Torsi Teori dengan Torsi


Percobaan Terhadap Ketinggian
1.2
1
Torsi (Nm)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Ketinggian (m)

Torsi Teori Torsi Percobaan

Gambar 4.3 Grafik Grafik Perbandingan Torsi Teori dengan Torsi percobaan
Terhadap Ketinggian

Dari grafik diatas dapat dilihat merupakan grafik torsi teoritis dan torsi
percobaan terhadap ketinggian. Torsi teoritis minimum terjadi pada saat
ketinggian air 0 cm yaitu sebesar 0 Nm, sedangkan torsiteoritis maksimum terjadi
pada saat ketinggian air 10 cm yaitu sebesar 0,98 Nm. Sedangkan, Torsi
percobaan minimum terjadi pada saat ketinggian air 0 cm yaitu sebesar 0.04116
Nm, sedangkan torsiteoritis maksimum terjadi pada saat ketinggian air 10 cm
yaitu sebesar 0.696976 Nm.
Dari gambar 4.3 diketahui bahwa kedua grafik kurvanya menunjukan
gradian yang positif (naik). Trendline kedua grafik cenderung melengkung ke atas
yang berarti bahwa kedua torsi baik teori maupun percobaan mempunyai fungsi
kuadratik terhadap ketinggian. Hal ini sesuai dengan teori.
Bentuk grafik yang dihasilkan dari percobaan ini tidak saling berhimpit.
Nilai torsi antara teori dan percobaan yang dihasilkan tidak sama, tetapi selisih
dari keduanya tidak terlalu besar. Grafik torsi teori dan torsi percobaan ini sesuai
dengan teori yang menunjukkan bahwa grafiknya berbentuk kuadratik atau
parabolik. Perbedaan hasil antara teori dan percobaan disebabkan adanya human
eror. Hal ini disebabkan karena saat dilakukan praktikum saat pembacaan
praktikan pada mistar kurang teliti, adanya getaran saat praktikum, selain itu
ketidaktelitian praktikan dalam mengatur beban uji sehingga mistar tidak benar-
benar horizontal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari Praktikum Hidrostatis yang sudah dilakukan, didapat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Grafik hubungan antara torsi dengan ketinggian air, baik untuk torsi
teori maupun torsi perhitungan keduanya mempunyai trendline yang
naik dan melengkung ke atas.
2. Berdasarkan data percobaan, torsi teori maksimal pada saat ketinggian
10 cm yaitu sebesar 0.98 Nm dan torsi teori minimum pada saat
ketinggian 0 cm yaitu sebesar atau sebesar 0 Nm.
3. Berdasarkan data percobaan, torsi percobaan maksimal pada saat
ketinggian 10 cm yaitu sebesar 0.696976 Nm dan torsi percobaan
minimum pada saat ketinggian 0 cm yaitu sebesar 0.04116 Nm.
4. Semakin tinggi kedalaman air, maka semakin besar pula gaya
hidrosatis dan torsi yang bekerja pada benda.
5.2 Saran
Agar praktikum ke depannya menjadi lebih baik, saya menyarankan
beberapa hal sebagai berikut :
a. Untuk perlengkapan praktikum
1. Menggunakan penggaris yang lebih presisi agar tidak terjadi
kesalahan pengukuran.
2. Menggunakan garis lurus berwarna yang panjang dimana posisi
mistar tepat horizontal. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi
kesalahan penglihatan ketika mensejajarkan mistar.
b. Untuk praktikan
1. Untuk membaca skala pada mistar cukup dilakukan oleh satu orang
saja agar lebih akurat data yang diperoleh.
LAMPIRAN

H R ρ w W g Fh Tt Tp
No. 3 2
(m) (m) (kg/m ) (m) (N) (m/s ) (N) (Nm) (Nm)
1. 0.1 0.254 997 0.1 2.744 10 4.985 0.980383 0.696976
2. 0.095 0.23 997 0.1 2.744 10 4.498963 0.892294 0.63112
3. 0.09 0.212 997 0.1 2.744 10 4.03785 0.80757 0.581728
4. 0.085 0.18 997 0.1 2.744 10 3.601663 0.726335 0.49392
5. 0.08 0.17 997 0.1 2.744 10 3.1904 0.648715 0.46648
6. 0.075 0.152 997 0.1 2.744 10 2.804063 0.574833 0.417088
7. 0.07 0.135 997 0.1 2.744 10 2.44265 0.504814 0.37044
8. 0.065 0.117 997 0.1 2.744 10 2.106163 0.438784 0.321048
9. 0.06 0.107 997 0.1 2.744 10 1.7946 0.376866 0.293608
10. 0.055 0.09 997 0.1 2.744 10 1.507963 0.319185 0.24696
11. 0.05 0.082 997 0.1 2.744 10 1.24625 0.265867 0.225008
12. 0.045 0.062 997 0.1 2.744 10 1.009463 0.217034 0.170128
13. 0.04 0.054 997 0.1 2.744 10 0.7976 0.172813 0.148176
14. 0.035 0.046 997 0.1 2.744 10 0.610663 0.133328 0.126224
15. 0.03 0.039 997 0.1 2.744 10 0.44865 0.098703 0.107016
16. 0.025 0.03 997 0.1 2.744 10 0.311563 0.069063 0.08232
17. 0.02 0.024 997 0.1 2.744 10 0.1994 0.044533 0.065856
18. 0.015 0.02 997 0.1 2.744 10 0.112163 0.025237 0.05488
19. 0.01 0.019 997 0.1 2.744 10 0.04985 0.011299 0.052136
20. 0.005 0.017 997 0.1 2.744 10 0.012463 0.002846 0.046648
21. 0 0.015 997 0.1 2.744 10 0 0 0.04116
Tabel Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai