PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari perilaku fluida baik dalam keadaan
diam (static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan media batasnya (zat
padat atau fluida dengan γang lain) . Seperti kebanyakan disipilin ilmu lainnya, mekanika
fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju ke era
modern seperti sekarang ini. Mekanika fluida berkembang sejalan dengan perjalanan
perkembangan peradaban manusia. Banyak aspek kehidupan manusia yang terkait dengan
mekanika fluida, seperti transportasi, industri, aerodinamik bangunan, mesin-mesin fluida,
dan kesehatan.
Ilmu mekanika fluida sudah terfikirkan sejak zaman pra sejarah. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan fluida. Seperti
adanya kapal layar yang dilengkapi dengan dayung dan system pengairan.
Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah
salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya
lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida
yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.
fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan
menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan
siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air tempayan. Berdasarkan
uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida statis.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk membuat mahasiswa dapat lebih
memahami segala hal mengenai mekanika fluida, jenis-jenisnya, atau bahkan
pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Fluida
Ilmu mekanika fluida sudah terfikirkan sejak zaman pra sejarah. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan fluida. Seperti
adanya kapal layar yang dilengkapi dengan dayung dan system pengairan. Mekanika fluida
adalah suatu ilmu yang memelajari perilaku fluida baik dalam keadaan diam (static) maupun
bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan media batasnya (zat padat atau fluida
dengan γang lain) . Seperti kebanyakan disipilin ilmu lainnya, mekanika fluida mempunyai
sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju ke era modern seperti
sekarang ini. Mekanika fluida berkembang sejalan dengan perjalanan perkembangan
peradaban manusia. Banyak aspek kehidupan manusia yang terkait dengan mekanika fluida,
seperti transportasi, industri, aerodinamik bangunan, mesin-mesin fluida, dan kesehatan.
Adapun para nama-nama yang dapat kita sebut diantaranya adalah.
Yang pertama mempelajari hidrolika adalah Leonardo Da Vinci (pertengahan abad XV)
dengan karya tulisnya : On The Flow Of Water And River Structures. Setelah itu ia
melakukan observasi dan memperoleh pengalaman membangun instalasi hidrolika di MILAN
( ITALIA ) dan juga di Florence dsb.
Berikutnya muncul Galileo dengan studi sistematik mengenai dasardasar hidrostatika.
Pada 1643 seorang murid Galileo bernama Torricelli memperkenalkan hukum tentang aliran-
bebas zat cair melewati lobang (celah).
Pada 1650 diperkenalkan hukum distribusi tekanan dalam zat cair yang dikenal dengan
hukum Pascal. Hukum tentang gesekan dalam fluida yang mengalir; yang sangat terkenal
sampai saat ini dirumuskan oleh Isaac Newton. Selain itu ia juga dikenal sebagai penemu
teori viskositas, dan pula dasar teori mengenai similaritas hidrodinamik. Salah satu ilmu
berharga dari Newton adalah Hukun Newton Akan tetapi hukum -hukum tersebut sampai
dengan pertengahan abad XVIII statusnya masih ngambang karena tak ada ilmu yang betul-
betul mendalam tentang sifat fluida. Dasar teori mekanika fluida dan hidrolika kemudian
menjadi baku setelah Daniel Bernouli dan Leonhard Euler memperkenalkan ilmunya dalam
abad XVIII. Daniel Bernoulli seorang pakar kelahiran SWISS (1700 – 1780)
Pada masa prasejarah, kebudayaan-kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan yang
cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan aliran tertentu. Sebagai contoh perahu layar
yang sudah dilengkapi dengan dayung dan sistem pengairan untuk pertanian sudah dikenal
pada masa itu. Pada abad ketiga sebelum Masehi, Archimedes dan Hero dari Iskandariah,
memperkenalkan hukum jajaran genjang untuk penjumlahan vektor. Selanjutnya Archimedes
(285-212 SM) merumuskan hukum apung dan menerapkannya pada benda-benda terapung
atau melayang, dan juga memperkenalkan bentuk kalkulus differensial sebagai dasar dari
model analisisnya.
Sejak awal Masehi sampai zaman Renaissance telah terjadi perbaikan dalam rancangan
sistem-sistem aliran seperti: kapal, saluran, dan talang air. Akan tetapi tidak ada bukti-bukti
adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis alirannya. Akhirnya kemudian Leonardo da
Vinci (1452-1519) menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-
dimensi. Leonardo da Vinci adalah ahli ekspremen yang ulung, dan catatancatatannya berisi
deskripsi mengenai gelombang, jet atau semburan, loncatan hidraulik, pembentukan pusaran
dan rancangan-rancangan seretan-rendah (bergaris-alir) serta seretan-tinggi (parasut). Galileo
(1564-1642) memperkenalkan beberapa hukum tentang ilmu mekanika. Seorang Perancis
Edme Moriotte (1642-1684) membangun terowongan angin yang pertama dan menguji
model-model di dalam eksperimenya.
Soal-soal mengenai permasalahan momentum fluida akhirnya dapat dianalisis oleh Isaac
Newton (1642-1727) setelah memperkenalkan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan
untuk fluida linear yang sekarang dinamakan fluida Newton. Teori itu mula-mula didasarkan
pada asumsi fluida ideal (sempurna) dan tanpa gesekan dan para ahli matematikawan abad
kedelapan belas seperti: Daniel Bernoulli dan Leonhard Euler (Swiss), Clairaut dan
D’Alembert? (Perancis), Joseph-Louis? Lagrange (1736-1813), Pierre-Simon? Laplace
(1749-1827), dan Gerstner (1756-1832), mengembangkan ilmu matematika untuk mekanika
fluida (Hidrodinamika) dan banyak menghasilkan penyelesaian-penyelesaian dari soal-soal
aliran tanpa gesekan. Sedangkan Euler mengembangkan persamaan gerak diferensial dan
bentuk integralnya yang sekarang disebut persamaan Bernoulli.
D’Alembert?. memakai persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu
benda yang terbenam di dalam fluida tanpa gesekan mempunyai seretan nol, sedangkan
Gerstner memakai persamaan Bernoulli untuk menganalisis gelombang permukaan.
Para ahli teknik mulai menolak teori yang sama sekali tidak realistik dan mulai
mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada ekperimen. Ahli-ahli eksperimen seperti
Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806), Weber (1804-1891), Francis (1815-
1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889), Frenchman Poiseuille (1799-1869),
Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897), Bazin (1829-1917) dan Saxon
Weisbach (18061871) banyak menghasilkan data tentang beraneka ragam aliran seperti
saluran terbuka, hambatan kapal, aliran melalui pipa, gelombang, dan turbin.
Pada akhir abad kesembilan belas hidraulika eksperimental dan hidrodinamika teoritis
mulai dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert (1842-1924)
mengembangkan hukum-hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919) mengusulkan
metode analisis dimensional, N.P. Petrov (1836-1920) yang menyelidiki aplikasi teori
Newton tentang gesekan dalam fluida ; sehingga dianggap sebagai penemu teori Pelumas
Mesin (lubrication), dan Osborne Reynolds (1842-1912) memperkenalkan bilangan Reynolds
takberdimensi yang diambil dari namanya sendiri. Sementara itu, sejak Navier (1785-1836)
dan Stokes (1819-1903) menambahkan suku-suku kental newton pada persamaan gerak dan
dikenal dengan persamaan Navier-Stokes ? yang belum dapat digunakan untuk aliran
sembarang. Selanjutnya pada tahun 1904 setelah seorang insinyur Jerman Ludwig Prandtl
(1875-1953) menerbitkan makalah yang paling penting yang pernah ditulis orang di bidang
mekanika fluida yaitu bahwa aliran fluida yang kekentalannya rendah seperti aliran air atau
aliran udara dapat dipilah menjadi suatu lapisan kental (lapisan batas) di dekat permukaan zat
padat dan antar muka dan lapisan luar yang hampir encer yang memenuhi persamaan Euler
dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata merupakan salah satu alat yang paling penting dalam
analisis-analisis aliran modern disamping teori yang dikembangkan oleh Theodore von
Karman (1881-1963) dan Sir Geofrey I. Taylor (1886-1975).
Perkembangan ilmu mekanika fluida dewasa ini sangat dipercepat dengan perkembangan
metode pengukuran / instrumentasi yang dldukung dengan erkembangan komputer, baik
dalam hal perangkat keras maupun perangkat lunak (software). Selain ilu, perkembangan
metode komputasi flluida sangat membantu untuk menganalisa hasil-hasil eksperimen di
laboratorium. Metode komputasi ini bersifat sebagai counter part dari hasil eksperimen.
Berbagai studi eksperimen dan numerik/komputasi fluida telah diusahakan untuk
meningkatkan peran mekanika fluida didalam peningkatan efisiensi energi. Usaha penurunan
gaya drag akibat sifat kentalnya fluida merupakan satu contoh konkrit dalam usaha
peningkatan unjuk kerja sebuah peralatan yang menggunakan fluida sebagai media kerja.
Didalam sistem pengajaran di perguruan tinggi, mekanika fluida diajarkan di berbagal
jurusan, terutama jurusan-jurusan yang terkait dengan ilmu pengetahuan alam, khususnya
ilmu keteknikan. Sebagai contoh, ilmu mekanika fluida selain diajarkan di Jurusan Teknik
Mesin juga diajarkan di Jurusan Teknik Fisika, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Teknik
Kelautan
3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu
kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat
naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah
juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.
Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil
(pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita
mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam
tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah
yang disebut dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala
kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang
berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang
berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk
cembung disebut meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel
air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala
kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel
air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga
dinding rumah lembab.
4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis",
memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang
lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu
disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut
fluide ideal.
BAB 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara ideal, semua fluida adalah kompressibel, sehingga densitas akan
berubah terhadap tekanan, tetapi dalam kondisi aliran steady dan apabila perubahan
densitaas adalah kecil. Maka pendeakatan yang mempermudah untuk menganalisa
permasalahan ini adalah sering menggunakan pendekataan fluida inkompressibel dan
mempunyai densitas konstan. Fluida gas adalah sangat mudah sangat mudah dikompres,
kecuali apabila perubahan tekanan dan densitas adalah sangat kecil. Sehingga sudah barang
tentu fluida gas akan lebih logis apabila dipakai pendekatan fluida dan alirang kompressibel.
Sekarang membicarakan tentang regim aliran. Karakter aliran dalam fluida bisa dikenali dan
dikelompokkan dalam dua bentuk aliran yakni aliran Laminar dan aliran Turbular. Tabung
gelas ditidurakan dalam reservoir air, ujung satu tertutup didalam reservoir sedangkan ujung
yang lain diluar tabung gelas yang dihubungkan dengan katup. Tinta berwarna di Injeksikan
dalam tabung melalui ujung tertutup di dalam reservoar.
Dengan mengatur perubahan permukaan kutub, maka akan terjadi perubahan aliran
air dalam tabung. Apabila pintu katup dibuka hanya dengan sedikit air yang mengalir, maka
yang terjadi adalah pergerakkan filament tinta pewarnna akan lurus dengan tanpa terjadi
pencampuran dengan air. Ketika kecepatan air yang mengalir dalam pipadiperbesar dengan
cara membuka katub lebih lebar, maka akan terjadi derajat pencampuran membesar beserta
berubahnya aliran yakni tidak membentuk lintasan garis lurus dan membentuk gelombang.
Apabila kecepatan ditambah lagi maka bentuk gelomabang sebagai lintasan aliran akan
semakin tampak, tetapi dengan kecepatan yang lebih besar lagi akan memperlihatkan derajat
pencampuran yang lebih besar sehingga pola gelembung akan semakimn tidak tampak dan
pola aliran menjadi komplek.
Reynold membuat kesimpulan bahwa dengan aliran yang kecepatannya relative
rendah maka lintasan aliran akan membentuk lintasan lurus dan membentuk lapisan datar
atau laminar. Sedangkan dengan kecepatan aliran yang relative besar akan menghasilkan
aliran yang tidak laminar melinkan komplek (lintasan gerak partikel individual adalah
komplek dan saling tidak teratur antara satu dengan yang lain), pada term ini disebut juga
aliran turbulen. sehingga cirri khas dari aliran turbbulen adalah tidak adanya ketelaturan
dalam lintasannya pada skala kecil.
kinematika adalah tinjauan gerak partikel zat cair tanpa memperhatikan gaya yang
menyebabkan gerak tersebut. Kinematika mempelajari kecepatan di setiap titik dalam medan
aliran pada setiap saat.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui bagian-bagian dari
fluida, kinematika aliran fluida dan macam-macam aliran fluida.
BAB 2
PEMBAHASAN
Fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias
laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa sebut sebagai aliran mulus, karena setiap
partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan. Salah satu contoh aliran laminar
adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap naik secar teratur
(mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi berubah
menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya lingkran-lingkaran kecil dan
menyerupai pusaran dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen
adalah pusaran air. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-
steady). Maksudnya aliran fluida dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suatu
titik sesalu sama. Katakanlah partikel fluida dengan kecepatan tertentu di titik B. Ketika
partikel fluida lainnya yang nyusul dari belakang melewati titik A, kecepatan alirannya sama
dengan partikel fluida yang bergerak mendahului mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran
fluida rendah. Contohnya adalah aliran air yang mengalir dengan tenang. Lalu bagaimanakah
dengan aliran tak-tunak? aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi kecepatan
partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan partikel fluida yang duluan
berbeda dengan kecepatan partikel fluida yang belakang.
1. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran tak-
termapatkan (incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan volume (atau
massa jenis) ketika ditekan, maka aliran fluida tersebut dikatakan tak termampatkan.
Kebanyakan zat cari yang mengalir bersifat tak-termampatkan.
2. Aliran fluidaa bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak bertolak
(irrotational).
3. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (non-viscous).
Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat. Makin kental fluida,
gesekan antara partikel fluida makin besar. Mengenai viskositas atau kekentalan akan kita
kupas tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.
Dalam aliran dua dimensi (2-D), semua partikel dianggap mengalir dalam bidang
sepanjang aliran, sehingga tidak ada aliran tegak lurus pada bidang tersebut. Untuk aliran di
saluran yang sangat lebar, misalnya di pantai, maka anggapan aliran dua dimensi mendatar
adalah lebih sesuai. Aliran dua dimensi jika dapat diasumsikan bahwa parameter aliran
bervariasi dalam arah aliran dan dalam satu arah di sudut kanan ke arah ini. Arus dalam aliran
dua dimensi melengkung garis pada pesawat dan adalah sama pada semua pesawat paralel.
Contohnya adalah aliran atas musuh bendung arus yang khas.
Aliran tiga dimensi (3D) komponen kecepatan ditinjau pada koordinat ruang X,Y,Z
yaitu u,v,w.
DAFTAR PUSTAKA