Oleh:
1806100074
KUPANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata Latin yang
berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika
mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik, dan magnet. Semua
gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara materi dan energi.
Perubahan global berlangsung cukup cepat menempatkan fisika sebagai salah satu ilmu
pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi terutama teknologi manufaktur dan
teknologi modern. Teknologi modern seperti teknologi informasi, elektronika, komunikasi, dan
teknologi transportasi memerlukan penguasaan fisika yang cukup mendalam.
Salah satu visi pendidikan sains adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang
handal dalam sains dan teknologi serta memahami lingkungan sekitar melalui pengembangan
keterampilan berpikir, penguasaan konsep esensial, dan kegiatan teknologi. Kompetensi rumpun
sains salah satunya adalah mengarahkan sumber daya manusia untuk mampu menerjemahkan
perilaku alam.
Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida. Fluida
diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena
zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi tidak
dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air merupakan salah satu contoh
zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua
zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain.
Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan hidraustatis.
Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep tekanan
hidraustatis, salah satunya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes. Hukum Pascal diambil
dari nama penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang berasal dari Perancis. Sedangkan
hukum Archimedes diambil dari nama penemunya yaitu Archimedes (287-212 SM) yang berasal
dari Italia.
Hukum-hukum fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan
manusia dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip hokum
Archimedes. Namun, belum banyak masyarakat yang mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan studi yang lebih
BAB 11
PEMBAHASAN
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari prilaku fluida baik dalam keadaan
diam (static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan media batasnya (zat padat
atau fluida dengan γ lain ). Seperti kebanyakan disipilin ilmu lainnya, mekanika fluida
mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju ke era modern
seperti sekarang ini.
Sejak permulaan Masehi sampai zaman Renaissance terus menerus terjadi perbaikan
dalam rancangan sistem-sistem aliran, seperti: kapal, saluran, dan talang air. Akan tetapi tidak
ada bukti-bukti adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis alirannya. Akhirnya kemudian
Leonardo da Vinci (1452-1519) menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak
satu-dimensi. Leonardo da Vinci adalah ahli ekspremen yang ulung, dan catatan-catatannya
berisi diskripsi yang seksama tentang gelombang, jet atau semburan, loncatan hidraulik,
pembentukan pusaran, dan rancangan-rancangan seretan-rendah (bergaris-alir) serta seretan-
tinggi (parasut). Galileo (1564-1642) memperkenalkan beberapa hukum tentang ilmu mekanika.
Seorang Perancis, Edme Moriotte (16421684) membangun terowongan angin yang pertama dan
menguji model-model di dalamnya.
Soal-soal yang menyangkut momentum fluida akhirnya dapat dianalisis setelah Isaac
Newton (1642-1727) memperkenalkan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk fluida
linear yang sekarang dinamakan fluida Newton. Teori itu mula-mula didasarkan atas asumsi
fluida ideal (sempurna) dan tanpagesekan, dan para matematikawan abab kedelapan belas
seperti: Daniel Bernoulli dan Leonhard Euler (Swiss), Clairaut dan D’Alembert (Perancis),
Joseph-Louis Lagrange (1736-1813), Pierre-Simon Laplace (1749-1827), dan Gerstner
(17561832), mengembangkan ilmu matematika untuk mekanika fluida (Hidrodinamika), dan
banyak menghasilkan penyelesaian-penyelesaian dari soalsoal aliran tanpa gesekan. Euler
mengembangkan persamaan gerak diferensial dan bentuk integralnya, yang sekarang disebut
persamaan Bernoulli. D’Alembert memakai persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya
bahwa suatu benda yang terbenam di dalam fluida tanpa gesekan mempunyai seretan nol,
sedangkan Gerstner memakai persamaan Bernoulli untuk menganalisis gelombang permukaan.
Hasil-hasil ini merupakan hal yang berlebihan, karena asumsi fluida sempurna dalam
praktek hanya mempunyai penerapan yang sangat terbatas dan kebanyakan aliran di bidang
teknik sangat dipengaruhi oleh efek kekentalan. Para ahli teknik mulai menolak teori yang sama
sekali tidak realistik itu, dan mulai mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada ekperimen.
Ahli-ahli eksperimen seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806), Weber (1804-
1891), Francis (1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889), Frenchman Poiseuille
(1799-1869), Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897), Bazin (1829-1917), dan
Saxon Weisbach (1806-1871) banyak menghasilkan data tentang beraneka ragam aliran seperti
saluran terbuka, hambatan kapal, aliran melalui pipa, gelombang, dan turbin.
Pada akhir abad kesembilan belas, hidraulika eksperimental dan hidrodinamika teoritis
mulai dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert (1842-1924)
mengembangkan hukum-hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919) mengusulkan
metode analisis dimensional, dan Osborne Reynolds (1842-1912) memperkenalkan bilangan
Reynolds takberdimensi yang diambil dari namanya sendiri. Sementara itu, sejak Navier (1785-
1836) dan Stokes (1819-1903) menambahkan suku-suku kental newton pada persamaan gerak
dan dikenal dengan persamaan Navier-Stokes, belum dapat digunakan untuk aliran sembarang.
Selanjutnya pada tahun 1904, setelah seorang insinyur Jerman, Ludwig Prandtl (1875-1953),
menerbitkan makalah yang barangkali paling penting yang pernah ditulis orang di bidang
mekanika fluida. Prandtl menunjukan bahwa aliran fluida yang kekentalannya rendah, seperti
aliran air atau aliran udara, dapat dipilah menjadi suatu lapisan kental (lapisan batas) di dekat
permukaan zat padat dan antar muka, dan lapisan luar yang hampir encer yang memenuhi
persamaan Euler dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata merupakan salah satu alat yang paling
penting dalam analisis-analisis aliran modern, disamping teori yang dikembangkan oleh
Theodore von Karman (18811963) dan Sir Geofrey I. Taylor (1886-1975).
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak
digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air
merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena
sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga
termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan
angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Fluida
merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia
menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara
terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat
mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga
bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Fluida ini dapat
kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
2.2.1 Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut
bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan
tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang
tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang
mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana
adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai
lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang
sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya
dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M
menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada
seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan
statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke
bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
Sifat- Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah
pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya
kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah
bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut,
yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda
memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari
benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut
massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran
massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang
memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3) Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis
yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di
permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan
permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat
cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain
disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas
molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik
molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada
di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi
jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih
yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum
atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam. Gaya ke atas untuk menopang
jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan
permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan
yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan
permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena
menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah
minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah
kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.
4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu,
air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal",
memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas
suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas
menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat
dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Tekanan Hidrostatis
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas
permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
p= F/ A dengan:
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2), da
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas
permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang
kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis
disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam
fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan
hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari
perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi,
ditulis :
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan
tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida
setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= ρ(Ah) g / A = ρ h g
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.
Ph = ρ g h
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa
silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban,
tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya
tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan
dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara
luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.
KONSEP DASAR
Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu Dilihat
dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds) diasumsikan/dikategorikanlaminar bila aliran
tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2300, Untuk aliran transisi berada pada pada
bilangan Re 2300 dan 4000 biasa juga disebut sebagai bilangan.
Viskositas
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan
bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju perpindahan
momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya
kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya – gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan
mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut.
Rapat jenis (density )
Density atau rapat jenis (ρ) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan
dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nilai density dapat
dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu fluida semakin
berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul – molekul fluida semakin berkurang.
Koefisien Gesek
Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan
aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk masing – masing jenis aliran.
Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
MEKANIKA FLUIDA
Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida
(yang dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida
dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis
mempelajari fluida yang bergerak.
Fluida Newtonian vs. non-Newtonian
Sebuah Fluida Newtonian (dinamakan dari Isaac Newton) didefinisikan sebagai fluida
yang tegangan gesernya berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak
lurus dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida newtonian akan mengalir terus
tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida
Newtonian karena air memiliki properti fluida sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya, bila
fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan terisi seiring dengan
berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada material-material seperti puding.
Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk adalah penurunan viskositas yang
menyebabkan fluida tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-
Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah pada keadaan tertentu.
ALIRAN FLUIDA
Aliran fluida dapat diaktegorikan:
1. Aliran Laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan – lapisan, atau lamina – lamina dengan
satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk
meredam kecendrungan terjadinya gerakan relative antara lapisan. Sehingga aliran laminar
memenuhi hukum viskositas Newton.
2. Aliran Turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling
tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar.
Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan
geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran.
3. Aliran Tansisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.
Besaran-besaran dalam fluida dinamis
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)
Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik.
Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per
satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik
sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
Partikel – partikel yang mengendap dari arus horizontal masuk kedaerah dimana jigging
bekerja yaitu daerah antara arus horizontal dan ayakan. Mekanisme jigging seperti
percepatan differensial hindered settling dan trickling bekerja didaerah tersebut yang
dapat dibedakan antara daerah roughing sebelah atas dan daerah separating dibawahnya.
Partikel – partikel didaerah roughing terutama terdiri dari partikel middling dan partikel
mineral ringan yang berusaha masuk kedaerah separating. Mineral ringan didorong
keatas memasuki daerah tertransportasi dan terbawa arus horizontal. Middling memiliki
peluang masuk kedaerah separating, daerah separating dengan mudah menerima mineral
berat dan berusaha mendorong keatas middling. Consolidation trickling terjadi didaerah
ini, mineral berat dan besar dengan cepat mencapai permukaan ayakan diikuti mineral
berat kecil melalui daerah roughing dan separating, dan dengan mekanisme
consolidation trickling melewati mineral berat besar.
Ventilasi yang baik akan mampu memberikan supply udara bersih dan baik serta
mengeluarkan udara kotor dan gas berbahaya (toxic) lain di dalam tambang sehingga
memberikan ruang kerja yang nyaman. Ventilasi menjadi kebutuhan pokok bagi tiap aktivitas
tambang bawah tanah. Tanpa system ventilasi yang memadai, niscaya sulit untuk meneruskan
aktivitas tambang.
Ada beberapa prinsip pengaturan jaringan ventilasi di tambang bawah tanah, yaitu:
1. Udara akan mengalir dari suhu rendah ke tinggi, dari tekanan tinggi ke rendah.
2. Udara akan lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan resistansi yang lebih kecil
dibandingkan dengan jalur dengan resistansi yang besar.
3. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam ventilasi
tambang.
d. Shaking Table
Salah satu metode Konsentrasi Gravitasi adalah Tabling. Tabling merupakan
pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja
bergoyang, denghan menggunakan media aliran tipis dari air (Flowing Film
Concentration). Alat yang digunakan disebut “Shaking Table” atau “Meja Goyang”.
Mekanisme : sulicing effect + gaya tegak lurus dengan aliran fluida hentak
HeadMotion
Pada prinsipnya, ada tiga macam gaya yang bekerja pada Shaking Table, yaitu:
https://docplayer.info/30718249-Bab-i-pendahuluan-mekanika-fluida-adalah-suatu-ilmu-yang-
memelajari-prilaku-fluida-baik.html
http://iqbalgamers007.blogspot.com/2016/10/makalah-fluida.html
http://fisikadedek.blogspot.com/2013/05/fluida-statik-dan-dinamis.html
https://id.scribd.com/document/359225962/Fluida-Dan-Implementasinya-Dalam-Pertambangan