Anda di halaman 1dari 26

TENTANG MEKANIKA FLUIDA Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat padat

dengan fluida adalah pada karakteristik deformasinya. Zat padat pada umumnya memiliki
karakteristik deformasi yang terbatas ketika menerima atau mengalami suatu gaya geser
(shear). sedangkan fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang terus menerus berubah
bentuk apabila mengalami tekanan geser, dengan kata lain fluida adalah suatu zat yang tidak
dapat menahan tekanan geser tanpa berubah bentuk. Fluida juga dipelajari secara analitik,
numerik (komputer), maupun eksperimen tentang aliran, struktur turbulensi dan sebagainya.
FLUIDA SEBAGAI CONTINUUM fluida merupakan zat yang terdiri dari molekul molekul
dengan gerakan yang konstan molekul-molekul tersebut memiliki pengaruh dan akibat, dan
kita dapat mengukurnya dengan mengambil rata-ratanya. Karena fluida diperlakukan sebagai
zat yang dapat dipecah-pecah menjadi tak hingga banyaknya (sebagai continuum) dan kita
tidak berurusan dengan satu molekul asumsi bahwa suatu fluida dianggap sebagai continuum
maka fluida memiliki harga tertentu disetiap titik dalam ruang. Sehingga, properti seperti
density, temperatur, kecepatan, dan sebagainya merupakan fungsi posisi dan waktu Misal : a.
Density Density b. Kecepatan Kecepatan Jika bukan merupakan fungsi dari waktu, maka
disebut steady state steady state Menurut Hukum Bernoulli (Hukum Bernoulli, Konsep Dasar
Mekanika Fluida) – Dalam ilmu fisika, dikenal salah satu konsep mengenai mekanika fluida
atau secara sederhana dapat dikatakan sebagai konsep yang membahas gerak (aliran) zat cair
dan gas. Pada konsep mekanika fluida terdapat salah satu hukum (konsep dasar) yang dikenal
dengan nama hukum Bernoulli. Hukum Bernoulli merupakan sebuah konsep dasar dalam
mekanika fluida yang disampaikan oleh seorang ahli matematika yang dilahirkan di
Goningen, Belanda sekitar tahun 1700 bernama Daniel Bernoulli. Ia adalah anak seorang ahli
matematika bernama Johann Bernoulli, dua dari tiga orang turunan keluarga Bernoulli yang
terkenal ahli matematika. Hanya saja, Daniel Bernoulli memiliki minat yang sangat besar
mengembangkan aplikasi konsep matematika di bidang mekanika fluida sehingga lahirlah
hukum Bernoulli. SEJARAH MEKANIKA FLUIDA Pada masa prasejarah, kebudayaan-
kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk memecahkan persoalan-
persoalan Aliran tertentu, sebagai contoh perahu layar yang sudah di lengkapi dengan dayung
dan system pengairan untuk pertanian sudah di kenal pada masa itu. Pada abad ketiga
sebelum masehi , Archimedes dan hero dari iskandariah memperkenal kan Hukum Jajaran
genjang untuk penjumlahan vector. Selanjutnya Archimedes ( 285-212 SM ) merumuskan
Hukum Apung dan mmenerapkan pada benda-benda terapung Atau Melayang, dan juga
memperkenalkan bentuk kalkulus Differensial sebagi bagian analisis Nya. Sejak pemulaan
masehi, sampai jaman Renaissance terus menerus terjadi perbaikan dalam rancangan system-
sistem Aliran, Seperti Kapal , Saluran, dan Talang air.akan tetapi tidak ada bukti-bukti
Adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis aliran. Akhirnya Leonardo da Vinci ( 1452-
1519 ) menjabarkan persamaan kekekalan Masa dalam aliran tunak Satu demensi, Leonardo
da vinci Adalah ahli eksperimen ulung.dan catatan-catatanya berisi diskripsi Yang seksama
dengan gelombang, jet atau semburan, loncatan hidraulik, pembentuk pusaran , dan
rancangan-rancangan seretan rendah ( bergaris aliran ) serta seratan tinggi ( Parasut ). Galileo
( 1564-1642 ) memperkenal kan beberapa hukum tentang mekanik.seorang perancis, Edme
Moriotte ( 1642-1684 ) membangun terowongan angin yang pertama dan menguji model-
model di dalam nya. Soal-soal yang menyangkut momentum fluida akhirnya dapat di analisis
setelah Isaac Newton ( 1642-1727 ) memperkenal kan hukum-hukum gerak dan hukum
kekentalan untuk fluida linear yang sekarang di namakan fluida Newton, teori itu mula-mula
didasarkan atas asumsi fluida ideal (sempurna ) dan Tampa gesekan, dan para
matematikawan abab ke delapan belas seperti: Daniel Bernoelidan Leonhrad Euler ( Swiss ),
Clairaut dan D’Alembert (Perancis), Joseph-LouisLagrange (1736-1813), Pierre-Simon
Laplace (1749-1827), dan Gerstner (1756-1832), mengembangkan ilmu matematika untuk
mekanika fluida (Hidrodinamika), dan banyak menghasilkan penyelesaian-penyelesaian dari
soal-soal aliran tanpa gesekan.Euler Mengembangkan persamaan gerak diverensial dan
bentuk integral nya.yang sekarang disebut persamaan bernoelli. D’Alembret memakai
persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang terbenamdi dalam
fluida tampa gesekan mempunyai seretan nol. sedangkan Gerstner memakai persamaan
Bernoelli untuk menganalisis gelombang permukaan. Hasil-hasil ini merupakan hal yang
berlebihan, karena asumsi fluida sempurna dalam praktek hanya mempunyai penerapan yang
sangat terbatas dan kebanyakan aliran di bidang teknik sangat dipengaruhi oleh efek
kekentalan. Para ahli teknik mulai menolak teori yang sama sekali tidak realistik itu, dan
mulai mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada ekperimen. Ahli-ahli eksperimen
seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806), Weber (1804-1891), Francis
(1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889), Frenchman Poiseuille (1799-1869),
Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897), Bazin (1829-1917), dan Saxon
Weisbach (1806-1871) banyak menghasilkan data tentang beraneka ragam aliran seperti
saluran terbuka, hambatan kapal, aliran melalui pipa, gelombang, dan turbin. Pada akhir abad
kesembilan belas, hidraulika eksperimental dan hidrodinamika teoritis mulai dipadukan.
William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert (1842-1924) mengembangkan hukum-
hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919) mengusulkan metode analisis
dimensional, dan Osborne Reynolds (1842-1912) memperkenalkan bilangan Reynolds
takberdimensi yang diambil dari namanya sendiri. Sementara itu, sejak Navier. (1785-1836)
dan Stokes (1819-1903) menambahkan suku-suku kental newton pada persamaan gerak dan
dikenal dengan persamaan Navier-Stokes, belum dapat digunakan untuk aliran sembarang.
Selanjutnya pada tahun 1904, setelah seorang insinyur Jerman, Ludwig Prandtl (1875-1953),
menerbitkan makalah yang barangkali paling penting yang pernah ditulis orang di bidang
mekanika fluida. Prandtl menunjukan bahwa aliran fluida yang kekentalannya rendah, seperti
aliran air atau aliran udara, dapat dipilah menjadi suatu lapisan kental (lapisan batas) di dekat
permukaan zat padat dan antar muka, dan lapisan luar yang hampir encer yang memenuhi
persamaan Euler dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata merupakan salah satu alat yang
paling penting dalam analisis-analisis aliran modern, disamping teori yang dikembangkan
oleh Theodore von Karman (1881- 1963) dan Sir Geofrey I. Taylor (1886-1975).

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2013/05/tentang-mekanika-fluida-dan-


sejarahnya.html

FLUIDA STATIK DAN DINAMIS

FLUIDA

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat
tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir
dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang
dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis

1. FLUIDA STATIS

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam
keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh
gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut
bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar
sungai.
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu
tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari
atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar
Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak
mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
Sifat- Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan
diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan permukaan,
kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa
besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang
tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu.
Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda
serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas)
benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda,
maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.

dengan: m = massa (kg atau g),


V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)

Air 1,00 Gliserin 1,26

Aluminium 2,7 Kuningan 8,6

Baja 7,8 Perak 10,5

Benzena 0,9 Platina 21,4

Besi 7,8 Raksa 13,6

Emas 19,3 Tembaga 8,9

Es 0,92 Timah Hitam 11,3

Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012

2. Tegangan permukaan

Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan air
sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh
interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah
molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada
molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih
yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang
ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet,
molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas,
sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air
tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian
koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi
oleh suatu lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu
kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat
naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah
juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.

Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa
kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita
mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam
tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah
yang disebut dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas
adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk
cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk
cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung
disebut meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air
dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala
kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel
air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-
hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga
dinding rumah lembab.
4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan
maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah
"Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas
lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari
fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan
mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu
disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut
fluide ideal.
Tekanan Hidrostatis

Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis,
persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
p= F/ A
dengan: F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan
bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan
mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis
disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di
dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika
besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p
dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi
Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A)
dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat
fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= ρ(Ah) g / A = ρ h g
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.
Ph = ρ g h
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang. Sebaliknya,
semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan
semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang
dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin
tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan
berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar
seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan
bertambah jika kedalaman bertambah.
Contoh menghitung tekanan hidrostatis
Tabung setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar
tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi:
a. air,
b. raksa, dan
c. gliserin.
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya : a. Ph air
b. Ph raksa
c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air:
Ph = ρ gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2
b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:
Ph = ρ gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2
c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2

Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur
tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini
berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p
(dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan
atmosfir (p0).
b. Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika
dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer
umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan
cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Ia
mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A Unit of Measurement, The
Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang
tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
c. Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder
panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan
udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan
yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan
dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan
udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.
MEKANIKA FLUIDA
Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida (yang
dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida
dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis
mempelajari fluida yang bergerak.
Fluida Newtonian vs. non-Newtonian
Sebuah Fluida Newtonian (dinamakan dari Isaac Newton) didefinisikan sebagai fluida yang
tegangan gesernya berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak
lurus dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida newtonian akan mengalir
terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida
Newtonian karena air memiliki properti fluida sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya,
bila fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan terisi seiring
dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada material-material seperti
puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk adalah penurunan
viskositas yang menyebabkan fluida tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat). Ada banyak
tipe fluida non-Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah pada
keadaan tertentu.
Persamaan pada fluida Newtonian
Konstanta yang menghubungkan tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier dikenal
dengan istilah viskositas. Persamaan yang menggambarkan perlakuan fluida Newtonian
adalah:
di mana
τ adalah tegangan geser yang dihasilkan oleh fluida
μ adalah viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas
adalah gradien kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran
Viskositas pada fluida Newtonian secara definisi hanya bergantung pada temperatur dan
tekanan dan tidak bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Jika fluida bersifat
inkompresibel dan viskositas bernilai tetap di seluruh bagian fluida, persamaan yang
menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat kartesian) adalah
di mana
τij adalah tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth
vi adalah kecepatan pada arah ith
xj adalah koordinat berarah jth
Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-Newtonian.
ALIRAN FLUIDA
Aliran fluida dapat diaktegorikan:
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan – lapisan, atau lamina – lamina dengan
satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk
meredam kecendrungan terjadinya gerakan relative antara lapisan. Sehingga aliran laminar
memenuhi hukum viskositas Newton
2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling
tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar.
Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser
yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
KONSEP DASAR
Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu
Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds) diasumsikan/dikategorikanlaminar bila
aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2300, Untuk aliran transisi berada pada
pada bilangan Re 2300 dan 4000 biasa juga disebut sebagai bilangan.
Viskositas
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju
perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan
seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya – gaya kohesi pada zat
cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur
pada zat cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut.
Rapat jenis (density )
Density atau rapat jenis (ρ) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan
dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nilai
density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu
fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul – molekul fluida
semakin berkurang.
Koefisien Gesek
Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar
dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk masing – masing jenis
aliran. Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
TEKANAN DALAM FLUIDA
Misalkan kita sedang berendam di dalam air, apa yang kita rasakan? Seolah-olah air menekan
seluruh tubuh kita yang bersentuhan dengan air. Tekanan ini semakin besar apabila kita
masuk lebih dalam ke dalam air. Fenomena apa yang ada dibalik peristiwa ini. Pernyataan ini
mengandung pengertian bahwa fluida memberikan tekanan terhadap benda yang berada di
dalamnya. Pengertian ini diperluas menjadi tekanan pada fluida tergantung pada
ketebalannya atau lebih tepatnya kedalamannya. Udara/atmosfer terdiri dari gas-gas yang
juga merupakan bentuk dari fluida. Maka udara juga akan memiliki tekanan seperti definisi di
atas. Tekanan udara kita anggap sama untuk ketinggian tertentu di atas bumi namun untuk
ketinggian yang sangat tinggi di atas permukaan bumi besarnya menjadi berbeda.
FLUIDA ELEKTRO-REOLOGI
Mungkin, yang pertama kali melakukan percobaan pembuatan dan penerapan cairan fluida
yang merespon kondisi luarnya adalah Pak Winslow pada tahun 1940. Kenapa saya awali
dengan “mungkin”? Sebab ide atau niatan membuat fluida pintar ini sudah ada sejak 150
tahun yang lalu. Lalu Pak Winslow lah yang berhasil melakukan percobaan pembuatannya.
Kebanyakan fluida elektro-reologi merupakan dispersi dari partikel dielectric yang
tersuspensi pada non-conducting liquid (cairan yang bersifat bukan konduksi, alias tidak
mampu hantar listrik). Mudahnya, anda punya partikel (bulet kecil-kecil) dari bahan
dielectrik kemudian dicampur dengan cairan tak mampu hantar listrik, misal silicone-oils,
hingga sifat campuran seperti suspensi. Itulah fluida elektro-reologi.
Yield stress, tegangan geser, yaitu gaya luar yang diperlukan untuk menggeser fluida
tersebut, dari keadaan diam kemudian mengalir. Fluida elektro-reologi mula-mula
mempunyai nilai yield stress relatif kecil, ya iyalah…cairan gitu loh… Namun ketika medan
listrik dari luar diaplikasikan, nilai yield stress-nya menjadi meningkat dengan drastis, alias
susah untuk mengalir. Mekanisme yang sering digunakan untuk menjelaskan fenomena ini
adalah ketika medan listrik luar (ordenya sekitar kV/mm) diaplikasikan kepada fluida elektro-
reologi, menimbulkan efek dipole (pe-dua-kutub-an) dari dielektrik partikel yang tersuspensi
dalam cairan tsb. Berubahnya sifat dialektrik partikel hingga mempunyai kutub ini
menyebabkan partikel kecil-kecil saling mendekat satu sama lainnya, sesusai sifat kutub
masing-masing.
Sehingga terciptalah rantai/susunan partikel searah dengan medan listrik. Lihat animasi
diawal artikel. Bentuk daripada susunan rapi jajaran partikel yang berbentuk seperti rantai
inilah yang menyebabkan nilai yield stress menjadi naik secara dramatis. Definisi
pendahuluan tentang fluida pintar jenis ini dicukupkan sampai disini, ntar disambung lagi
yang lebih dalam jika memungkinkan.
Kini, aplikasi dari fluida elektro-reologi telah mempunyai pangsa pasar tersendiri,
diantaranya:
- controllable valve and shakers
- controllable machinery and engine mount
- controllable clutch and brakes
- controllable dampers
Mungkin ada sebagian peralatan ini pernah anda lihat, sekilas lihat, bahkan anda pakai dan
operasikan terutama di perusahaan-perusahaan besar. Namun yang tampak nyata di depan
anda hanyalah kemudah-aturan dan kecanggihan peralatan tersebut. Siapa sangka dibalik
produk-produk tersebut tersimpan keruwetan dan keunikan aspek science dan teknologi yang
membikin dahi berkerut, kening melebar, dan otak berputar sekian banyak peneliti dan sekian
lama waktu yang diperlukan.
FLUIDA BERMAGNET
Pada tahun 1960-an, Pak Rosensweig menjadi pelopor penelitian pembuatan dan aplikasi dari
fluida bermagnet. Kemudian setelah beberapa saat setelah penelitiannya berkembang, beliau
mendirikan perusahaan yang dikenal dengan Perusahaan Ferrofluidics. Fluida bermagnet
terdiri atas partikel bermagnet (superparamagnetic particle) berukuran sangan kecil (skala
nano, < 10 nm) yang terdispersi dalam cairan pembawa. Tahukan seberapa kecil ukuran
nano-meter itu? Iya benar, sepersejuta meter. Suangaat kecil bukan. Campuran dispersi antara
partikel magnet dan cairan pembawa cenderung bersifat stabil (tidak terjadi
sedimentasi/pengendapan), disebabkan pergerakan Brownian (Brownian motion) yang terjadi
ketika kita mencampur partikel sangat kecil kedalam suatu cairan. Mudahnya, ketika anda
mengaduk gula dalam segelas air, gulanya tidak akan mengendap dibawah jika adukannya
merata. Artinya gula berubah jadi partikel sangat kecil sekali lalu tersuspensi kedalam air,
dan cenderung stabil. Para peneliti juga berhasil menaikkan performa stabilitas fluida
bermagnet dengan menambahkan surfactant, suatu zat yang mencegah menempelnya partikel
magnet satu sama lainnya, sehingga penggumpalan bisa dihindari. Sehingga stabilitas fluida
bermagnet dapat dipertahankan lebih lama lagi.
Fluida bermagnet akan berubah sifat dan karakternya ketika dikenakan medan magnet.
Viskositas adalah salah satu parameter yang bisa diatur pada fluida bermagnet. Karena waktu
respon yang diperlukan sangat pendek (dalam orde mili-second), maka kemampuan mudah-
aturnya cepat mendapat perhatian pangsa pasar. High-pressure seal dan media pendingin
loudspeaker adalah salah dua produk yang digemari pasar saat ini.
FLUIDA MAGNET-REOLOGI
Tibalah saatnya kita mengenal fluida pintar jenis ketiga yaitu fluida magnet-reologi. Secara
umum komposisinya sama dengan fluida bermagnet, yaitu: partikel magnet + cairan
pembawa + surfactant. Cuma bedanya adalah ukuran partikel magnet dalam orde mikro-
meter (seperseribu meter) dan peran surfactant yang sangat besar untuk mencegah proses
pengendapan. Pergerakan Brownian tidak terjadi pada fluida jenis ini, karena ukuran partikel
relatif besar. Hal yang menakjubkan dari sifat fluida magnet-reologi ini adalah
kemampuannya berubah fase menjadi semi-padat bahkan cukup padat hingga dapat
dikategorikan fase padat (solid phase).

2. FLUIDA DINAMIS
Pengertian Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan
dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan
terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak
turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.
Besaran-besaran dalam fluida dinamis
Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)

Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang
titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :

Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik
per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada
setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :

Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air

Penerapan dalam teknologi


Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena
laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil
daripada tekanan pesawat di bawah.

Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah
di kali dengan luas efektif pesawat.

Keterangan:
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F = Gaya angkat pesawat (N)

Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk

Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas
selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah.
Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan
menyembur keluar.

A. Defenisi Tentang Fluida

Dalam konsep mekanika fluida semua bahan nampak berada dalam dua keadaan, yaitu
sebagai zat padat dan cair (fluida). Kebanyakan bahan bisa disebut entah sebagai zat padat,
zat cair, atau gas. Walaupun sebahagian diantaranya mempunyai sifat-sifat yang
memungkinkan diperolehnya sebutan ganda. Sebuah zat padat umumnya mempunyai bentuk
yang tertentu, sedangkan zat cair dan gas mempunyai bentuk yang ditetapkan oleh wadahnya
sendiri (masing-masing). Perbedaan dasar antara zat cair dan gas (keduanya digolongkan
sebagai fluida) adalah bahwa gas akan menyebar dan mengisi seluruh wadah yang
ditempatinya. Defenisi yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah
dari krateristik deformasi bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan yang
menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima suatu gaya geser (shear).
Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus berubah bentuk apabila
mengalami tegangan gesar fluida tidak mampu menahan tegangan geser tanpa berubah
bentuk. Kendatipun demikian ada bahan-bahan seperti oli, cat, ter dan larutan polimer yang
menunjukkan karakteristik entah zat padat atau fluida tergantung dari tegangan geser yang
dialami. (White, M.Frank, 1988)

Umumnya makin besar laju deformasi fluida, makin besar pula tegangan geser untuk fluida
tersebut. Viskositas atau kekentalan adalah ukuran untuk menyatakan hambatan atau
kekentalan fluida terhadap deformasi.

Defenisi tentang fluida ini mengingatkan bahwa tegangan geser ada bila sebuah fluida sedang
mengalami deformasi. Air dalam ssebuah wadah yang digerakkan atau dirotasikan dengan
kecepatan atau percepatan konstan tidak akan menunjukkan deformasi sehingga tidak
mengalami tegangan geser. Namun agar tegangan geser itu ada, fluida harus viskos sebagai
mana karateristik yang ditunjukkan oleh semua fluida sejati. Fluida ideal boleh didefenisikan
sebagai fluida yang tidak viskos. Jadi tegangan geser pada fluida ideal tidak ada, bahkan
meskipun fluida itu mengalami deformasi.Walaupun fluida yang tidak viskos tidak pernah
ada studi tentang fluida seperti ini penting sekali untuk rekayasa karena perilaku fluida
viskos sering ideal dapat dijabarkan analisis terhadap gerak fluida yang ideal tersebut.

B. Aliran Fluida

1. Aliran laminar dan aliran turbulen

Ditinjau dari jenis aliran,dapat diklasifikasikan menjadi aliran laminar dan aliran turbulen.
Aliran fliuida dikatakan laminar jika lapisan fluida bergerak dengan kecepatan yang sama dan
dengan lintasan partikel yang tidak memotong atau menyilang, atau dapat dikatakan bahwa
aliran laminar di tandai dengan tidak adanya ketidak beraturan atau fluktuasi di dalam aliran
fluida. Karena aliran fluida pada aliran laminar bergerak dalam lintasan yang sama tetap
maka aliran laminar dapat diamati. Partikel fluida pada aliran laminar jarang dijumpai dalam
praktek hidrolika. Sedangkan aliran dikatakan turbulen, jika gerakan fluida tidak lagi tenang
dan tunak (berlapis atau laminar) melainkan menjadi bergolak dan bergejolak (bergolak atau
turbulen). Pada aliran turbulen partikel fluida tidak membuat fluktuasi tertentu dan tidak
memperlihatkan pola gerakan yang dapat diamati. Aliran turbulen hampir dapat dijumpai
pada praktek hidrolika. Dan diantara aliran laminar dan turbulen terdapat daerah yang dikenal
dengan daerah transisi.

jenis-jenis aliran fluida

Gambar 1. Skema Aliran Dalam Pipa

Sumber : Streeter (1988)

Untuk menganalisa kedua jenis aliran ini diberikan parameter tak berdimensi yang dikenal
dengan nama bilangan Reynolds (Giles. V, 1984) sebagai berikut:

Re = ρ . D . v / μ

Dimana : Re = Bilangan Reynolds

r = massa jenis (kg/m3)


m = viskositas dinamis (N.s/m2)

D = Diameter (m)

v = kecepatan aliran (m/s)

Transisi dari aliran laminar dan aliran turbulen karena diatas bilangan Reynolds yang tertentu
aliran laminar menjadi tidak stabil, jika suatu gangguan kecil diberikan pada aliran, pengaruh
aliran ini semakin besar dengan bertambahnya waktu. Suatu aliran dikatakan stabil bila
gangguan–gangguan diredam. Ternyata bahwa dibawah bilangan Reynolds yang tertentu
aliran pipa yang laminar bersifat stabil untuk tiap gangguan yang kecil.

Karena transisi terganting pada gangguan-gangguan yang dapat berasal dari luar atau karena
kekasaran permukaan pipa,transisi tersebut dapat terjadi dalam selang bilangan Reynolds.
Dan telah diketahui bahwa aliran laminar pada kondisi dimana bilangan Reynolds lebih kecil
dari 2000 (>2000) dan turbulen jika bilangan Reynolds lebih besar 4000 (>4000). Dan jika
bilangan Reynolds berada diantara 2000 dan 4000 adalah merupakan daerah transisi.

2. Aliran Steady dan Aliran Uniform

Aliran disebut steady (tenang) apabila aliran semua tempat disepanjang lintasan aliran tidak
berubah menurut waktu. Sedangkan aliran Uniform dapat diartikan sebagai suatu keadaan
aliran yang tidak berubah diseluruh ruang. Kedua defenisi ini sering dipakai pada keadaan
aliran turbulen dan biasanya dianggap aliran steady yang berarti aliran steady rata-
rata.Demikian pula aliran uniform berarti uniform rata-rata.

Venturimeter

Venturimeter adalah alat untuk mengukur kelajuan cairan dalam pipa. Ada dua jenis
venturimeter, yaitu : venturimeter tanpa manometer dan venturimeter menggunakan
manometer yang berisi cairan lain. Prinsip keduanya hampir sama. Tabung venturi
merupakan tabung atau pipa yang mempunyai penyempitan di salah satu bgiannya. Karena
kedudukan tabung mendatar maka h1 = h2, sehingga persamaan Bernoulli cukup ditulis:
P1 – P2 = (1/2 〖PV_2〗^2- 1/2 〖PV_1〗^2 ) …………………………… (1)
Menurut persamaan hidrostatis
P1 = P0 + gh1
P2 = P0 + gh2
P0 = tekanan atmosfer
Selisih tekanan antara p1 dan p2 adalah:
P1 – P2 = Pgh1 – Pgh2 atau P1 –P2 = Pg (h1 – h2) …………………………….......... (2)

Persamaan menunjukkan bahwa selisih tekanan p1 dan p2 sama dengan tekanan hidrostatis
zat cair setinggi h. selanjutnya masukkan persamaan (2) ke persamaan (1) maka diperoleh:

Pgh = ½PV22 - ½PV12


gh = ½ V22 - ½ V12

Tabung Pitot

Tabung pitot adalah alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari tabung gas. Gas
(misalnya udara) mengalir melalui lubang-lubang. Lubang-lubang ini sejajar dengan arah
aliran yang dibuat cukup jauh dibelakang sehingga kelajuan dan tekanan gas diluar lubang-
lubang tersebut mempunyai nilai seperti halnya dengan aliran bebas. Lubang dari lengan
kanan manometer tegak lurus terhadap aliran sehingga kelajuan gas berkurang sampai kenol
di b. Pada titik ini gas berada dalm keadaan diam. Tekanan pada kaki manometer sama
dengan tekanan di b.
Perhatikan gambar berikut ini :

Lubang pada titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat cukup jauh
dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang sama seperti laju dan
tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju aliran udara yang mengalir
bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) =
tekanan udara yang mengalir bebas (P1). Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer,
tegak lurus dengan aliran udara. Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian
tengah) berkurang dan udara berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan
pada kaki kanan manometer sama dengan tekanan udara di titik 2 (P2).

Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga bisa
diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip
seperti si venturi meter, bedanya si tabung petot ini dipakai untuk mengukur laju gas alias
udara. Karenanya, kita tetap menggunakan persamaan efek venturi.

Penyemprot Parfum

Prinsip kerja penyemprot parfum atau yang sejenisnya, juga menggunakan prinsip Bernoulli.
Perhatikan gambar di bawah (gambaran umum saja, bagaimanapun setiap pabrik mempunyai
rancangan yang berbeda).
Secara garis besar, prinsip kerja penyemprot parfum bisa
digambarkan sebagai berikut. Ketika bola karet diremas, udara yang ada didalam bola karet
meluncur keluar melalui pipa 1. Karenanya, udara dalam pipa 1 mempunyai laju yang lebih
tinggi. Karena laju udara tinggi, maka tekanan udara pada pipa 1 menjadi rendah. Sebaliknya,
udara dalam pipa 2 mempunyai laju yang lebih rendah. Tekanan udara dalam pipa 2 lebih
tinggi. Akibatnya, cairan parfum didorong ke atas. Ketika cairan parfum tibadi pipa 1, udara
yang dihasilkan dari dalam bola karet mendorongnya keluar, cairan parfum akhirnya keluar
membasahi tubuh.

Biasanya lubang berukuran kecil, sehingga parfum dapat keluar dengan cepat (persamaan
kontinuitas, seandainya luas penampang kecil, maka fluida bergerak lebih cepat. Sebaliknya,
seandainya luas penampang pipa besar, maka fluida bergerak pelan).

Alat Penyemprot Nyamuk

Prinsip kerja penyemprot nyamuk mirip dengan prinsip kerja karburator bahkan lebih
sederhana. Ketika pengisap pompa ditekan, udara dari tabung silinder dipaksa keluar melalui
lubang sempit. Pancaran udara yang kecepatannya besar itu menurunkan tekana dibagian atas
nosel. Tekanan dibagian itu lebih kecil daripada tekanan atmosfer pada permukaan cairan di
dalam wadah, sehingga cairan mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan
rendah atau menyemprot keluar dalam bentuk kabut. Cara kerja alat penyemprot nyamuk
adalah Jika gagang pengisap (T) ditekan maka udara keluar dari tabung melalui ujung pipa
kecil A dengan cepat, karena kecepatannya tinggi maka tekanan di A kecil, sehingga cairan
insektisida di B terisap naik lalu ikut tersemprotkan keluar.

Gaya Angkat Pesawat Terbang

Timbunya gaya angkat ada pesawat tebang disebabkan oleh adanya aliran udara yang melalui
sayapnya yang dibentuk sedemikian. Gambar 1.32 melukiskan bentuk umum penampang
sayap pesawat terbang. Pada waktu pesawat bergerak maju, dibagian bawah sayap hampir
tidak jadi pemampatan garis arus, tetapi dibagian atas sayap terjadi pemampatan garis arus.
Udara dibagian atas harus bergerak lebih cepat daripada udara dibagian bawah sayap (V2 >
V1). Perbedaan kecepatan ini menyebabkan perbadaan tekanan diata dan dibawah sayap.
Sesuai azas Bernoulli, bila V2 > V1 maka P2 < P1 (tekanan diatas sayap lebih kecil dari pada
tekanan dibawah sayap). Selisih gaya yang bekerja dari bawah dengan gaya yang bekerja dari
atas merupakan gaya angkat bagi pesawat.

Pada waktu pesawat tinggal landas gaya angkat harus lebih besar dari pada berat pesawat.
Sedangkan pada waktu pesawat melayang di udara sekurang-kurangnya gaya angkat harus
sama dengan berat pesawat. Besar dan kecilnya gaya engkat ini tentu bergantung pada besar
kecilnya kecepatan pesawat dari hasil gayan dorong mesinnya (motor jet). Bila kecepatan
pesawat tidak cukup menghasilkan gaya angkat yang lebih besar dari pada beratnya, maka
pesawat tak dapat terbang. Atau pesawat akan jatuh dari keadaan terbangnya bila gaya
angkatnya lebih kecil dari pada beratnya.

Salah satu faktor yang menyebabkan pesawat bisa terbang adalah adanya sayap. Bentuk
sayap pesawat melengkung dan bagian depannya lebih tebal dari pada bagian belakangnya.
Bentuk sayap seperti ini dinamakan aerofoil. Ide ini ditiru dari sayap burung. Bentuk sayap
burung juga seperti itu (sayap burung melengkung dan bagian depannya lebih tebal).
Bedanya, sayap burung bisa dikepakkan, sedangkan sayap pesawat tidak. Burung bisa
terbang karena ia mengepakkan sayapnya, sehingga ada aliran udara yang melewati kedua
sisi sayap. Agar udara bisa mengalir pada kedua sisi sayap pesawat, maka pesawat harus
digerakkan maju. Manusia menggunakan mesin untuk menggerakan pesawat (mesin baling-
baling atau mesin jet).

Bagian depan sayap dirancang melengkung ke atas. Udara yang mengalir dari bawah
berdesak-desakan dengan udara lainnya yang ada diatas. Mirip seperti air yang mengalir dari
pipa yang penampangnya besar ke pipa yang penampangnya sempit. Akibatnya, laju udara di
atas sayap meningkat. Karena laju udara meningkat, maka tekanan udara menjadi kecil.
Sebaliknya, laju aliran udara di bawah sayap lebih rendah, karena udara tidak berdesak-
desakan (tekanan udaranya lebih besar). Adanya perbedaan tekanan ini, membuat sayap
pesawat didorong ke atas. Karena sayapnya menempel dengan badan pesawat, maka badan
pesawat ikut terangkat. Prinsip Bernoulli ini hanya salah satu faktor yang menyebabkan
pesawat terangkat. Penyebab lain adalah momentum. Biasanya, sayap pesawat dimiringkan
sedikit ke atas. Udara yang mengenai permukaan bawah sayap dibelokkan ke bawah. Karena
pesawat punya dua sayap, yakni dibagian kiri dan kanan, maka udara yang dibelokkan ke
bawah tadi saling bertumbukan. Perubahan momentum molekul udara yang bertumbukkan
menghasilkan gaya angkat tambahan. Kalau kita perhatikan, bentuk dasar sebuah sayap
pesawat terbang adalah seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Perhatikan bahwa
dasar sayap adalah datar. Sedangkan permukaan atas sayap melengkung dengan sudut
tertentu. Bentuk ini yang menyebabkan perbedaan tekanan antara bagian atas dan bagian
bawah sayap mendorong pesawat ke atas.

Ini adalah aplikasi dari ide Bernoulli (1700-1782). Memang kalau kita mempelajari
aerodinamika lebih dalam, teori ini mungkin tidak berlaku lagi pada kecepatan tertentu, tapi
ide Bernoulli masih merupakan prinsip dasar dari cara kerja sebuah sayap pesawat. Seorang
penerbang tidak memerlukan aplikasi rumit dari persamaan Bernoulli, tapi dapat memahami
cara kerja pesawat dengan memahami hukum fisika dari persamaan tersebut. Bernoulli
mengatakan bahwa, dalam sebuah streamline perbandingan antara tekanan fluida (udara
dalam hal ini juga adalah fluida), dan kecepatannya adalah konstan.

Jadi dalam gambar kedua, terlihat bahwa di dalam pipa di atas titik B dengan kecepatan yang
lebih rendah maka tekanannya akan lebih tinggi.Sedangkan di atas titik A, karena pipa yang
dilewati fluida lebihsempit maka kecepatan menjadi lebih tinggi dan ternyata tekanannya
menjadi lebih rendah.Jika anda membutuhkan rumus teori ini dapat dicaridi Internet dengan
mudah dengan kata kunci Bernoulli.

Aplikasi Pada Sayap Pesawat

Dengan teori di atas, maka sayap pesawat dibuat seperti gambar dibawah ini.

Udara akan mengalir melewati bagian atas sayap dan bagian bawah sayap. Sebenarnya bukan
udara yang mengalir melewati sayap pesawat, tapi sayap pesawatlah yang maju menembus
udara. Tapi kita akan mengasumsikan aliran ini dengan gambar sayap yang diam. Dengan
bentuk yang melengkung di atas, maka aliran udara di atas sayap membutuhkan jarak yang
lebih panjang dan membuatnya mengalir lebih cepat dibandingkan dengan aliran udara di
bawah sayap pesawat. Karena kecepatan udara yang lebih cepat di atas sayap, maka
tekanannya akan lebih rendah dibandingkan dengan tekanan udara yang mengalir dibawah
sayap. Tekanan di bawah sayap yang lebih besar akan mengangkat sayap pesawat dan disebut
gaya angkat/ lift.
Karena itu, kecepatan pesawat harus dijaga sesuai dengan rancangannya. Jika kecepatannya
turun maka liftnya akan berkurang dan pesawat akan jatuh, dalam ilmu penerbangan disebut
STALL. Kecepatan minimum ini disebut Stall Speed. Jika kecepatan pesawat melebihi
rancangannya maka juga akan terjadi stall yang dinamakan HIGH SPEED STALL. Tapi
perlu juga diingat, bahwa hukum ini bukanlah satu-satunya hukum yang bekerja untuk
menghasilkan lift. Hukum Bernoulli tidak bisa menjelaskan kenapa pesawat kertas yang kita
buat bisa terbang. Pesawat terbang dirancang sedemikian rupa sehingga hambatan udaranya
sekecil mungkin. Pesawat pada saat terbang akan menghadapi beberapa hambatan,
diantaranya hambatan udara, hambatan karena berat badan pesawat itu sendiri, dan hambatan
pada saat menabrak awan. Setelah dilakukan perhitungan dan rancangan yang akurat dan
teliti, langkah selanjutnya adalah pemilihan mesin penggerak pesawat yang mampu
mengangkat dan mendorong badan pesawat. Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang
bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa.

1. Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.


2. Gaya angkat yang disebabkan oleh bentuk pesawat.
3. Gaya ke depanyang disebabkan oleh gesekan udara.
4. Gaya hambatanyang disebabkan oleh gesekan udara.

Jika pesawat hendak bergerak mendatar dengan suatu percepatan,maka gaya ke depan harus
lebih besar daripada gaya hambatan dan gayaangkat harus sama dengan berat pesawat. Jika
pesawat hendak menambahketinggian yang tetap, maka resultan gaya mendatar dan gaya
vertical harussama dengan nol. Ini berarti bahwa gaya ke depan sama dengan gayahambatan
dan gaya angkat sama dengan berat pesawat.

Hal yang menarik dari kendaraan yang bernama pesawat terbang adalah terbang ke atas
melawan gravitasi bumi. Ini di sebut lift atau gaya angkat.
Pembahasan dalam aerodinamika ini dibatasi pada pesawat berbaling-baling dan bermesin
piston. Aneka kombinasi letak mesin tidak dibahas. Pesawat dengan model seperti ini
mempunyai mesin piston yang memutar baling-baling di depan pesawat. Seperti halnya kipas
angin, baling-baling ini meniup udara ke belakang dengan kuat sehingga terjadi reaksi dari
pesawat itu sendiri untuk bergerak ke depan. Gaya dorong dari baling-baling ini disebut
THRUST dan gaya ini bekerja ke depan.

Pada waktu bergerak ke depan, udara yang dilewati oleh pesawat menghasilkan gesekan yang
menahan gerakan pesawat tersebut. Gaya gesek ini disebut DRAG. Dengan adanya DRAG
maka dibutuhkan lebih banyak THRUST untuk menggerakkan pesawat. Pada waktu pesawat
digerakkan ke depan dengan kecepatan tertentu, sayap menghasilkan gaya angkat yang
disebut LIFT. LIFT ini bertambah seiring dengan bertambahnya kecepatan pesawat. Tapi jika
kecepatan pesawat terus ditambah, maka DRAG yang terjadi akan terlalu besar dan sayap
pesawat akan berhenti menghasilkan LIFT. Gaya yang terakhir adalah gaya yang kita kenal
dengan berat, yang dalam tulisan ini selanjutnya disebut WEIGHT.

Perahu Layar

Perahu layar biasanya berlayar melawan angin. Cara menggerakkan perahu dengan
memanfaatkan angin itu, namanya prinsip Bernoulli.

 Hull adalah bagian dari kapal layar yang berisi semua komponen internal.
 Tiller adalah bagian dari dalam
 Hull. Rudder adalah bagian yang melekat padatiller (kemudi air).
 Main sail adalah layar yang menangkap sebagian besar angin untuk mendorong kapal
layar.
 Mast adalah sisi vertikal yang menempel pada mainsail untuk mengamankan sisi
horizontal pada boom.
 Boom adalah sejajar tiang panjang dek yang berguna untuk memanfaatkan angin
sebaik mungkin.
 Jib adalah layar segitiga kecil yang menambahkan kekuatan tambahan untuk main
sail.
 Keel adalah menyeimbangkan kapal agar tidak terbalik.

Ketika angin mengalir, disisi lain kapal layar bergerak dengan cepatdan mendorong
dengan keras, dengan demikian layar menerima kekuatan yang tegak lurus terhadap
arah angin di dukung oleh keel kapal yang melakukan gerak lateral sehingga kapal
hanya bisa bergerak maju yang membuat kekuatan kapal layar lebih besar dari pada
kekuatan angin. Kapal layar dapat bergerak berlawanan dengan arah angin dengan
memanfaatkan hukum Bernoulli. Untuk dapat bergerak ke arah yang diinginkan maka
kapal layar harus mempunyai dua buah layar yang dapat diatur-atur. Gaya Bernoulli
(akibat perbedaan tekanan) mendorong kapal dengan dalam arah tegak lurus dengan
arah angin. Namun, pada saat bersamaan, air laut menarik sirip kapal dalam arah yang
hampir tegak lurus dengan sumbu kapal. Jadi, ada dua gaya sekaligus yang bekerja
pada kapal, yaitu gaya Bernoulli yang bekerja pada layar dan gaya oleh air pada sirip
kapal. Dua gaya tersebut memiliki arah yang hampir berlawanan dengan arah angin
dan kapal layar bergerak dalam arah yang hampir berlawanan dengan arah datangnya
angin.

Minuman Dengan Pipet atau Penyedot

Prinsip Bernoulli berlaku juga ketika menghisap atau menyedot air menggunakan
pipet, sebenarnya kita membuat udara dalam pipet bergerak lebih cepat. Dalam hal
ini, udara dalam pipet yang nempel ke mulut kita mempunyai laju lebih tinggi.
Akibatnya, tekanan udara dalam bagian pipet itu menjadi lebih kecil. Nah, udara
dalam bagian pipet yang dekat dengan minuman mempunyai laju yang lebih kecil.
Karena lajunya kecil, maka tekanannya lebih besar. Perbedaan tekanan udara ini yang
membuat air atau minuman yang kita minum mengalir masuk ke dalam mulut kita.
Dalam hal ini, cairan itu bergerak dari bagian pipet yang tekanan udaranya tinggi
menuju bagian pipet yangHome
 Daftar Isi
 Tentang
 Kontak
 Writing for Us
 Privacy
 Tutorial Hijab

Home » Fluida bergerak » Fluida Bergerak: Persamaan Kontinuitas

Fluida Bergerak: Persamaan Kontinuitas


Makanan ini musuh terburuk lemak! Turun 23 kg dalam satu bulan! Di pagi hari

LEMAK LENYAP SEKETIKA! -11kg seminggu! Cukup makan 3 produk ini setiap hari

Cara menurunkan berat TERCEPAT di rumah. Turunkan hingga 25 kg dalam 30 hari

Buah ini membuat berat badan turun! Hati-hati, berat turun hingga 1 kg per hari

Pada saat Anda akan menyemprotkan air menggunakan selang, Anda akan melihat sebuah
fenomena fisik yang aneh tapi nyata. Cobalah untuk menekan lubang selang, air yang keluar akan
dipancarkan cukup jauh. Sebaliknya ketika selang dikembalikan ke normal maka pancaran air akan
berkurang. Fenomena fisik itu dapat dijelaskan dengan mempelajari pembahasan berikut tentang
persamaan kontinuitas.
Gambar: Aliran fluida dalam tabung

Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dalam dari satu
tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda harus memahami beberapa istilah
dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan sebagai jalur aliran fluida ideal (aliran lunak).
Garis singgung di suatu titik pada garis memberikan kita arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak
berpotongan satu sama lain. Tabung air adalah kumpulan dari garis-garis aliran.

Dalam aliran tabung, fluida masuk dan keluar melalui mulut tabung. Untuk itu, semua fluida tidak
boleh dimasukkan dari sisi tabung karena dapat menyebabkan persimpangan/perpotongan garis-
garis aliran. Hal ini akan menyebabkan aliran tidak tunak lagi.

Persamaan di atas adalah persamaan kontinuitas. Karena sifat fluida yang inkonpresibel atau massa
jenisnya tetap, maka persamaa itu menjadi:

A1.v1 = A2.v2

Menurut persamaan kontinuitas, perkalian antara luas penampang dan kecepatan fluida pada setiap
titik sepanjang tabung aliran adalah konstan. Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan
fluida berkurang ketika melalui pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa sempit. Karena itulah
ketika kita sedang berperahu disebuah aliran sungai, perahu akan melaju semakin cepat ketika celah
hujan semakin menyempit.

Bilangan Froude adalah sebuah bilangan tak bersatuan yang digunakan untuk mengukur
resistensi dari sebuah benda yang bergerak melalui air, dan membandingkan benda-benda
dengan ukuran yang berbeda-beda. Dinamakan sesuai dengan penemunya William Froude.
Bilangan ini didasarkan pada kecepatan/beda jarak.

Bilangan froude biasanya digunakan dalam pekerjaan yang mengenai drainase dll

Anda mungkin juga menyukai