MEKANIKA FLUIDA 1
Disusun oleh:
Nama : Budi Firmansyah
NIM : 3331220033
Mata kuliah : Mekanika Fluida 1
Kelas :C
Tanggal : 8 Juni 2023
Dosen Pengampuh:
Dr.MEKRO PERMANA PINEM,ST.,M.T & YUSVARDI YUSUF,ST.,M.T
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Aliran turbulen merupakan salah satu aliran fluida yang memiliki kecepatan yang
berubah-ubah dan mengandung partikel-partikel yang bergerak secara acak dan tidak
stabil. Garis alir pada masing-masing partikel dalam aliran turbulen saling berpotongan
satu sama lain. Aliran turbulen hanya terbentuk pada kecepatan fluida yang sangat
tinggi dengan nilai kecepatan yang berubah-ubah seiring waktu. Aliran turbulen
umumnya hanya terbentuk dalam waktu yang singkat. Setelahnya, aliran turbulen akan
menghilang akibat saling bertumbukan. Persamaan matematika yang digunakan untuk
menentukan status suatu aliran disebut aliran turbulen adalah bilangan Reynolds tak-
berdimensi. Suatu aliran fluida dinyatakan sebagai aliran turbulen ketika bilang
Reynolds mencapai lebih dari 4000. Perhitungan bilangan Reynolds pada aliran
turbulen memasukkan faktor gaya inersia dibandingkan dengan gaya kekentalan.
dengan:
vs - kecepatan fluida,
D - Diameter dalam pipa (cm),
μ - viskositas absolut fluida dinamis,
ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ - kerapatan (densitas) fluida.
Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika
penampang pipa bulat, atau diameter hidraulis, untuk penampang tak bulat.
Dimana: μ= kekentalan atau viskositas fluida sehingga dengan memasukan konsep angka
Reynolds maka head loss menjadi:
Untuk aliran turbulen, penurunan tekanan tidak dapat dihitung secara analitis karena
pengaruh turbulensi yang menimbulkan perubahan keacakan sifat fluida. Perubahan sifat
fluida yang acak tersebut belum dapat didekati dengan fungsi matematis yang ada saat ini.
Perhitungan head loss didasarkan pada hasil percobaan dan analisa dimensi. Penurunan
tekanan untuk aliran turbulen adalah fungsi dari angka reynolds, Re, perbandingan panjang
dan diameter pipa, L/D serta kekasaran relatif pipa, ε/D.
Head loss mayor dihitung dari persamaan Darcy-Weisbach:
Dimana: f= koefisien gesek Dengan menggunakan hasil percobaan dari L. F. Moody yang
memperkenalkan diagram Moody, yaitu diagram koefisien gesek fungsi angka Reynolds dan
kekasaran relatif pipa. Diagram Moody ditampilkan pada gambar 2.13. Nilai kekasaran relatif
pipa merupakan fungsi diameter pipa dan bahan pipa dapat ditentukan secara empiris dari
diagram Moody
Dari hasil eksperimen para ahli pada fluida dengan bilangan Re yang tinggi memperlihatkan
bahwa kerugian minor adalah sama dengan hasil kali energi kinetik persatuan berat fluida
dengan koefisien kerugian
Dengan:
hm = Kerugian minor (m)
K = koefisien kerugian
U = kecepatan aliran (m/s)
g = gaya gravitasi (m/s2 )
BAB III
PERHITUNGAN