Disusun Oleh :
Ridho Firdaus 121170094
Mualim Budi Cahyono 121170196
Muhammad Farhan Sururi 121170038
Adinda Fitri Lestari 121170029
Markus Ari Rezon Pasaribu 121170006
Pada sesi praktikum ini, ada dua topic utama yang akana dibahas.
Pertama, mengenai penggunaan mesin hydraulic bench, dan kedua,
mengenai pengoperasian. Kami akan mempelajari bagaimana masing-
masing mesin berfungsi ketika digunakan, serta mengidentifikasi faktor
eksternal yang memengaruhi kinerja keduanya. Contohnya, dengan
menganalisis aliran yang terjadi selama pengoperasian mesin dan mengenali
apakah itu aliran laminar atau turbulen.
Keterangan:
P1 = Tekanan pada pipa I (tunggal) (Pa)
P2 = Tekanan pada pipa II (rendah) (Pa)
P = Massa Jenis Fluida (kg/m3)
V1 dan V2 = Kecepatan fluida pada pipa I dan juga pipa II (m/s)
H1 dan H2 = ketinggian pada pipa I dan juga pada pipa II (m)
1.2. Fluida
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup
zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat
mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga
tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak pelumas, dan susu
merupakan contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam
fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang
lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat
mengalir dari satu satu tempat ke tempatlain. Hembusan angin merupakan
contoh udara yang berpindah dari satu tempat ketempat lainnya.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap hari fluida seing dihirup, diminum, terapung atau
tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan
kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat
mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang
dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh setiap saat meskipun sering tidak
disadari [2].
Penting untuk diingat bahwa fluida tidak hanya mempengaruhi
aktivitas sehari-hari, tetapi juga memainkan peran penting dalam industri
dan teknologi. Misalnya, dalam mesin-mesin industri, minyak pelumas
digunakan untuk mengurangi gesekan dan memastikan kinerja yang
optimal. Di bidang kedirgantaraan, pemahaman tentang perilaku fluida
penting untuk mendesain pesawat terbang yang efisien. Demikian pula,
dalam industri maritim, pengetahuan tentang prinsip fluida diperlukan untuk
merancang kapal yang stabil dan efektif.
Selain itu, ilmu fluida juga memainkan peran kunci dalam bidang
medis. Misalnya, dalam sistem peredaran darah manusia, darah berperan
sebagai fluida vital yang mengalir melalui pembuluh darah untuk memasok
nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Pemahaman tentang sifat-sifat fluida
membantu dalam diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi medis.
Secara keseluruhan, fluida memegang peran penting dalam berbagai
aspek kehidupan kita, dari aktivitas sehari-hari hingga industri dan bidang
kesehatan. Memahami sifat-sifat dan perilaku fluida memberikan wawasan
yang dalam tentang bagaimana dunia di sekitar kita bergerak dan berfungsi.
Fluida statis adalah dasar dari banyak prinsip dan aplikasi dalam
teknik sipil, hidrolika, dan mekanika fluida. Memahami perilaku
fluida dalam keadaan diam memungkinkan insinyur untuk merancang
struktur dan sistem yang dapat menangani tekanan dan kekuatan yang
bekerja pada fluida di berbagai kondisi.
Keterangan:
Re = bilangan reynolds
v = kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/det)
d = diameter dalam pipa (m)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
μ = viskositas dinamik fluida (kg/m.det)
1.4.2. Kehilangan Energi
Kehilangan energi (Headloss) merupakan faktor yang
mempengaruhi kapasitas pipa sebagai sarana penghantar aliran baik
air maupun pipa. Terdiri dari kemarem-kemaren yang ada dibagian
kehilangan energi seperti.
a. Mayor headloss
Major Losses adalah kehilangan pada aliran dalam pipa
yang disebabkan oleh friksi yang terjadi disepanjang aliran fluida
yang mengalir terhadap dinding pipa.
b. Minor headloss
Kehilangan-kehilangan yang terjadi dalam sistem pipa
dikarenakan oleh bends (tekukan-tekukan), elbows (siku-siku),
joints (sambungan-sambungan), valves (klep-klep) dan Lain-lain
disebut kehilangan minor.
1.4.3. Viskositas
Viskositas suatu fluida adalah ukuran resistensi terhadap laju
deformasi. Viskositas atau kekentalan suatu fluida sangat penting
dalam penganalisaan kondisi fluida dan gerakan fluida. Zat cair riil
adalah zat yang memiliki kekentalan, sedangkan zat cair ideal tidak
memiliki kekentalan. Hal ini terjadi karena adanya sifat kohesi
antara partikel zat cair. Perbedaan kecepatan partikel dalam medan
aliran terjadi karena adanya kekentalan zat cair. Partikel zat cair
yang berdampingan dengan dinding batas akan memiliki kecepatan
nol atau diam, sedang yang terletak pada suatu jarak tertentu dari
dinding akan bergerak. Perubahan kecepatan tersebut merupakan
fungsi jarak dari dinding batas. Aliran zat cair riil disebut aliran
viskos.
1.4.4. Tekanan
Fluida memegang peranan penting dalam penyelesaian
permasalahan. Tinjauan fluida statis dan fluida dinamis mutlak
diperlukan untuk mencari berbagai solusi yang diperlukan. Salah
satu hal yang diperhatikan dalam fluida statis adalah tekanan
(pressure). Fluida didefinisikan sebagai zat yang mengalami
perubahan bentuk bila mendapat tekanan, meskipun tekanan
tersebut sangat kecil. Tekanan pada fluida dipancarkan dengan
kekuatan sama besar ke semua arah dan bekerja tegak lurus pada
suatu bidang [5].
1.1. Venturimeter
Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur debit cairan
yang melalui pipa tertutup. Venturimeter menggunakan prinsip Bernoulli
dan Kontiunitas dengan mengandalkan perbedaan luas penampang yang
dapat mengakibatkan perbedaan kecepatan seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya. Perbedaan luas penampang dari diameter yang lebih besar
menjadi lebih kecil kemudian membesar lagi dilakukan seperlahan atau
seideal mungkin untuk menghindari terjadinya kehilangan tinggi tekan
akibat ekspansi atau kontraksi tiba-tiba. Jika dipasang piezometer pada
bagian-bagian penampang yang berbedabeda, akan terlihat perbedaan
ketinggian sebagai wujud dari perbedaan tekanan fluida yang melewati
penampang [6].
Keterangan:
D1 = Diameter hulu venturi
D2 = Diameter throat (leher venturi)
11 = Panjang hulu venturi (bagian masuk)
12 = Panjang bagian konvergen
13 = Panjang throat (leher venturi)
14 = Panjang bagian divergen (bagian keluar)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
d e
c f
h
b i
a j
3.1.2 SelangPenghubung
Selang penghubung berfungsi untuk menghubungkan aliran air
didalam tangki air ke pipa
Gambar1.3.4 SelangPenghubung
Sumber: laboratorium konversi energi
3.1.3 Aquadest
Aquadest adalah air suling yang diperoleh melalui proses
penyulingan dan biasanya memiliki kandungan mineral yang relatif
tinggi.
1.1. Hasil
Berdasarkan praktikum mengenai modul 1 Eksperimen Teorem
Bernaulli yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
1.1.1 Data Hasil Praktikum
Adapun data yang diperoleh setelah melakukan praktikum
percobaan teorema bernoulli adalah sebagai berikut
Tabel 1.4.1 Data hasil percobaan
Q1 Q2 Q3
Positio
(4 l/min) (8 l/min) (12 l/min)
n
h1(m) h2 (m) h1 (m) h2 (m) h1(m) h2 (m)
0 0,095 0,097 0,164 0,169 0,355 0,357
1 0,042 0,094 0,037 0,162 0,050 0,347
2 0,041 0,087 0,040 0,154 0,077 0,328
3 0,042 0,087 0,047 0,151 0,088 0,323
4 0,052 0,085 0,070 0,152 0,136 0,318
5 0,062 0,084 0,084 0,148 0,168 0,316
6 0,069 0,076 0,104 0,138 0,215 0,292
2
V 1=
2
√ 2 g (h2−h 1)
ρ
2
V 1 V2
+h1= + h2
2g 2g
2 2
V 1 V2
= + h −h
2g 2g 2 1
( )
2
V2
V 1= +h −h 2 g
2g 2 1
2
V 1=V 2 + ( h2−h1 ) 2 g
Dimana :
V 1 ,V 2 , dan V 3 = Kecepatan aliran (m/s)
h2 dan h1 = Ketinggian (m)
g = Gaya gravitasi (9,8 m/s2)
ρ = 1000 kg/m3
b. Luas venture
Q
A=
V
Dimana :
A = Luas venturi (m2)
Q = Kecepatan aliran (l/min)
V = Kecepatan Aliran pada setiap bagian (m/s)
c. Kinetic head
2
Q
h= 2
2gA
Dimana :
h1 = Kinetic head (m)
Q = Kecepatan aliran hydraulic bench (l/min)
𝑔 = Gaya gravitasi (9,81 m/𝑠2)
𝐴 = Luas venturi (𝑚2)
d. Piezometric head
hi
h=
ρg
Dimana :
hi = Kinetic head (m)
h = Piezometric head (m)
𝜌 = 1000 kg/m2
𝑔 = Gaya gravitasi (9,81 m/s2)
Q1(4 l/min)
Positi
on Kinetic Piezometric
h1−h2 v 1 (m/s) S1(m2) Total head
head (m) head (m)
0 0,002 0,1982 0,0003364 0,002002 0,0000099 0,0020119
1 0,052 1,0106 0,0000066 0,052052 0,0000096 0,0520616
2 0,046 0,9505 0,0000701 0,046046 0,0000089 0,0460549
3 0,045 0,9401 0,0000709 0,045045 0,0000087 0,450539
4 0,033 0,8051 0,0000828 0,033033 0,0000086 0,0330417
5 0,022 0,6573 0,0001014 0,022022 0,0000086 0,0220306
6 0,007 0,3708 0,0001798 0,007007 0,0000077 0,0070147
Q1(12 l/min)
Positi
on Kinetic Piezometri
h1−h2 v 1 (m/s) S1(m2) Total head
head (m) c head (m)
0 0,002 0,0063 0,001009 0,002002 0,0000364 0,0020384
1 0,297 0,0763 0,000083 0,297297 0,0000354 0,2973324
2 0,251 0,0702 0,000090 0,251251 0,0000334 0,2512844
3 0,235 0,0679 0,000093 0,235235 0,0000329 0,2352679
4 0,182 0,0598 0,000106 0,182182 0,0000324 0,1822144
5 0,148 0,0539 0,000106 0,148148 0,0000322 0,1481802
6 0,077 0,0389 0,000163 O ,O 77 O 770,0000298 0,0771068
1.2. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum diperoleh hasil percobaan, maka
diketahui bahwa data yang diperoleh dari beberapa percobaan yang mana
percobaan pertama dengan debit masing-masing yaitu 4 liter/menit, 8
liter/menit, dan juga 12 liter/menit. Dari data tersebut maka akan diperoleh
berapa ketinggian pada delapan tabung manometer. Pada praktikum kali ini
dilihat sampai pada tabung ketujuh dimana tabung 1-6 untuk mengukur h1
pada setiap posisi pitot dan tabung ke-7 untuk mengukur h2 setiap posisi
pitot sebagai, dan pada tabung ke delapan sudah tidak memiliki saluran
pembuangan lagi yang mana mengalami stuck.
3.50E-01
3.00E-01 0.297297
0.251251
2.50E-01
0.235235
2.00E-01
Kinetic Head (m)
0.182182
1.50E-01 0.1251250 0.148148
0.1141140
0.1041040
1.00E-01 0.0820820
0.052052 0.046046 0.077077
0.045045 0.0640640
5.00E-02 0.033033
0.002002 0.002002 0.022022 0.0340340
0.0050050 0.007007
0.00E+00
0 1 2 3 4 5 6
Position
0.0000400 0.0000354
0.0000364 0.0000334 0.0000329 0.0000324 0.0000322
0.0000350
0.0000298
0.0000300
0.0000250
Piezometric Head (m)
0.0000100
0.00000500.0000099 0.0000077
0.0000096 0.0000089 0.0000089 0.0000087 0.0000086
0.0000000
0 1 2 3 4 5 6
Position
0.3500000
0.3000000 0.2973324
0.2512844
0.2500000
0.2352679
0.2000000
Total Head (m)
0.1822144
0.1251415
0.1500000 0.1141297 0.1481802
0.1041194
0.0771068
0.10000000.0020384 0.0820975
0.0640791
0.0050222
0.0500000 0.0340481
0.0520616 0.0460549 0.0220306
0.0450539 0.0330417 0.0070147
0.0000000 0.0020119
0 1 2 3 4 5 6
Position
1.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan praktikum
mekanika fliuda tentang eksperimen teorema bernauli kali ini adalah sebagai
berikut:
1.1.1. Pratikan mampu mengoperasikan mesin atau alat bernoulli.
1.1.2. Pratikan mampu dan paham perubahan tekanan pada venturimeter
dan menghubungkannya dengan persamaan bernoulli.
1.1.3. Pratikan mengamati dan paham terhadap perubahan tekanan pada
pipa konvergen dan divergen.
1.1.4. Coefficient of discharge (c) merupakan yaitu koefisien yang
dikalikan dengan debit teoritik untuk mendapatkan debit aktual
karena diabaikannya perbedaan tekanan dan kecepatan aliran untuk
menghitung debit teoritik.
1.1.5. Pratikan mampu mengukur dan juga menghitung kinetic head, dan
piezometric head, serta head total.
1.2 Saran
Adapun saran yang diberikan setelah melakukan praktikum mekanika
fluida tentang eksperimen teorema bernaulli adalah sebagai berikut:
1.1.1. Praktikan diharap menggunakan alat pelindung diri terlebih dahulu
sebelum melakukan praktikum untuk mengantisipasi kecelakaan
kerja.
1.1.2. Praktikan diharap memahami prosedur praktikum terlebih dahulu
sebelum melakukan praktikum untuk mencegah kecelakaan kerja.
1.1.3. Praktikan diharap datang tepat waktu agar tidak mengganggu
jalannya kegiatan praktikum.
1.1.4. Pada saat praktikum dimulai, praktikum harus lebih memperhatikan
arahan dari asisten praktikum
1.1.5. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya ditambahkan alat penghitung
waktu atau stopwatch untuk menghitung waktu yang dibutuhkan
untuk mengisi wadah ukur.
DAFTAR PUSTAKA
PERHITUNGAN
Adapun hasil perhitungan data-data yang didapatkan dari hasil praktikum
eksperimen teorema Bernoulli sebagai berikut:
L
Perhitungan Q2=4
min
a. Perhitungan ∆ h
∆ h=h2 −h1
Posisi 0 → ∆ h=97−95=2 mm → 0,002 m
Posisi 1 → ∆ h=94−42=52mm → 0,052 m
Posisi 2 → ∆ h=87−41=46 mm → 0,046 m
Posisi 3 → ∆ h=87−42=45 mm →0,045 m
Posisi 4 → ∆ h=85−52=33 mm →0,033 m
Posisi 5 → ∆ h=84−62=22 mm → 0,022m
Posisi 6 → ∆ h=76−69=7 mm → 0,007 m
b. Perhitungan Kecepatan
V 2=
√ 2. g .(h 2−h1 )
ρ
√
V 1= V 22 + ( h 2−h1 ) 2. g
√√ ( )
m
2. 9.81 2
. ( 0,002 m)
Posisi 0 → V = s m
2 =0,0063
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,006 ) + ( 0,002 m ) .2.(9 ,81 2 )=0,198
s s s
√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,052m )
Posisi 1 → V = s m
2 =0,0319
kg s
1000 2
m
√
V 1= (0,0319
m 2
s
m
) + ( 0,052 m ) .2 .( 9 ,81 2 )=1,010
s
m
s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,046 m )
Posisi 2 → V = s m
2 =0 ,03
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0 , 03 ) + ( 0,046 m ) .2.(9 , 81 2 )=0,950
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,045 m)
Posisi 3 → V = s m
2 =0,0297
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0297 ) + ( 0,045 m ) .2. (9 , 81 2 )=0,940
s s s
√√ ( )
m
2. 9.81 2
. ( 0,033 m )
Posisi 4 → V = s m
2 =0,0254
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0254 ) + ( 0,033 m) .2 .(9 , 81 2 )=0,805
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,022m )
Posisi 5 → V = s m
2 =0,0208
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0208 ) + ( 0,022 m ) .2 .( 9 ,81 2 )=0,657
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,007 m )
Posisi 6 → V = s m
2 =0,0117
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0117 ) + ( 0,007 m ) .2 .(9 , 81 2 )=0,370
s s s
c. Perhitungan luas venturi
Q
A=
V
−5
(6,6667 × 10 )
→ A= =0,0003364 m2
Posisi 0 m
0,198
s
−5
(6,6667 × 10 )
→ A= =0,0000660 m2
Posisi 1 m
1, 01
s
−5
(6,6667 × 10 )
→ A= =0,0000701 m2
Posisi 2 m
0,950
s
−5
(6,6667 × 10 )
→ A= =0,0000709 m2
Posisi 3 m
0 , 94
s
−5
(6,6667 × 10 )
→ A= =0,0000828 m2
Posisi 4 m
0,805
s
−5
(6,6667 × 10 )
→ A= =0,0001014 m2
Posisi 5 m
0,657
s
−5
(6,6667 × 10 )
→ A= =0,0001798 m2
Posisi 6 m
0 ,37
s
d. Perhitungan kinetichead
2
Q
h= 2
2. g . A
2
( 6,6667 ×10−5 )
→ h= =0,002002 m
Posisi 0
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 . ( 0,0003364 m )
s
−5 2
(6,6667 ×10 )
→ h= =0,052052 m
Posisi 1
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0000660 m )
s
−5 2
(6,6667 ×10 )
→ h= =0,046046 m
Posisi 2
(m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0000701 m )
s
−5 2
(6,6667 ×10 )
→ h= =0,045045 m
Posisi 3
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0000709 m )
s
−5 2
(6,6667 ×10 )
→ h= =0,033033 m
Posisi 4
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0000828 m )
s
−5 2
(6,6667 × 10 )
→ h= =0,022022 m
Posisi 5
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0001014 m )
s
−5 2
(6,6667 ×10 )
→ h= =0,007007 m
Posisi 6
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0001798 m )
s
e. Perhitungan piezometrichead
h2
h=
ρ. g
0,097 m
→ h= =0,0000099 m
Posisi 0
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,094 m
→ h= =0,0000096 m
Posisi 1
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,087 m
→ h= =0,0000089 m
Posisi 2
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,087 m
→ h= =0,0000089 m
Posisi 3
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,085 m
→ h= =0,0000087 m
Posisi 4
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,084 m
→ h= =0,0000086 m
Posisi 5
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0 ,76 m
→ h= =0,0000077 m
Posisi 6
( kg
)( m
1000 3 . 9 , 81 2
m s )
f. Perhitungan total head
Total head=kinetichead + piezometrichead
Posisi 0 → Total head=0,002002+0,0000099=0,0020119 m
Posisi 1 → Total head=0,052052+0,0000096=0,0520616 m
Posisi 2 → Total head=0,046046+0,0000089=0,0460549 m
Posisi 3 → Total head=0,045045+0,0000089=0,0450539 m
Posisi 4 → Total head=0,033033+0,0000087=0,0330417 m
Posisi 5 → Total head=0,022022+0,0000086=0,0220306 m
Posisi 6 → Total head=0,007007+0,0000077=0,0070147 m
L
Perhitungan Q2=8
min
a. Perhitungan ∆ h
∆ h=h2 −h1
Posisi 0 → ∆ h=169−164=5 mm → 0,005 m
Posisi 1 → ∆ h=162−37=125 mm →0,125 m
Posisi 2 → ∆ h=154−40=114 mm → 0,114 m
Posisi 3 → ∆ h=151−47=104 mm→ 0,104 m
Posisi 4 → ∆ h=152−70=82 mm→ 0,082 m
Posisi 5 → ∆ h=148−84=64 mm →0,064 m
Posisi 6 → ∆ h=138−104=34 mm→ 0,034 m
b. Perhitungan Kecepatan
V 2=
√ 2. g .(h 2−h1 )
ρ
√
V 1= V 22 + ( h 2−h1 ) 2. g
√√ ( )
m
2. 9.81 2
. ( 0,005 m )
Posisi 0 → V = s m
2 =0,0099
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0099 ) + ( 0,005 m ) .2.( 9 , 81 2 )=0,313
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,125 m)
Posisi 1 → V = s m
2 =0,0495
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0495 ) + ( 0,125 m ) .2.( 9 , 81 2 )=1,566
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,114m )
Posisi 2 → V = s m
2 =0,0473
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0473 ) + ( 0,125 m ) .2.( 9 , 81 2 )=1,496
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,104 m )
Posisi 3 → V = s m
2 =0,0452
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0452 ) + ( 0,104 m ) .2. (9 , 81 2 )=1,429
s s s
√√ ( )
m
2. 9.81 2
. ( 0,082 m)
Posisi 4 → V = s m
2 =0,0401
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0401 ) + ( 0,082 m ) .2 .(9 , 81 2 )=1,269
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,064 m )
Posisi 5 → V = s m
2 =0,0354
kg s
1000 2
m
2
m m m
V 1= (0,0354 ) + ( 0,064 m ) .2 .(9 ,81 2 )=1,121
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,034 m )
Posisi 6 → V = s m
2 =0,0258
kg s
1000 2
m
2
m m m
V 1= (0,0258 ) + ( 0,034 m ) .2 .(9 , 81 2 )=0,817
s s s
d. Perhitungan kinetichead
2
Q
h= 2
2. g . A
2
( 13 , 33 ×10−5 )
→ h= =0,005005 m
Posisi 0
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 . ( 0,0004254 m )
s
−5 2
(13 , 33 ×10 )
→ h= =0,125125 m
Posisi 1
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0000851 m )
s
−5 2
(13 , 33 ×10 )
→ h= =0,114114 m
Posisi 2
(m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0000891 m )
s
−5 2
(13 , 33 ×10 )
→ h= =0,104104 m
Posisi 3
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0000933 m )
s
−5 2
(13 , 33 ×10 )
→ h= =0,082082 m
Posisi 4
(m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0001050 m )
s
−5 2
(13 , 33× 10 )
→ h= =0,064064 m
Posisi 5
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0001189 m )
s
−5 2
(13 , 33 ×10 )
→ h= =0,034034 m
Posisi 6
(m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,0001631 m )
s
e. Perhitungan piezometrichead
h2
h=
ρ. g
0,169 m
→ h= =0,0000172 m
Posisi 0
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,162 m
→ h= =0,0000165 m
Posisi 1
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,154 m
→ h= =0,0000157 m
Posisi 2
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,151 m
→ h= =0,0000154 m
Posisi 3
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,152 m
→ h= =0,0000155 m
Posisi 4
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,148 m
→ h= =0,0000151 m
Posisi 5
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,138 m
→ h= =0,0000141m
Posisi 6
( kg
)( m
1000 3 . 9 , 81 2
m s )
f. Perhitungan total head
Total head=kinetichead + piezometrichead
Posisi 0 → Total head=0,005005+0,0000172=0,0050222m
Posisi 1 → Total head=0,125125+0,0000165=0,1251415 m
Posisi 2 → Total head=0,114114+0,0000157=0,1141297 m
Posisi 3 → Total head=0,104104+0,0000154=0,1041194 m
Posisi 4 → Total head=0,082082+0,0000155=0,0820975 m
Posisi 5 → Total head=0,064064+0,0000151=0,0640791 m
Posisi 6 → Total head=0,034034+0,0000141=0,0340481 m
L
Perhitungan Q2=12
min
a. Perhitungan ∆ h
∆ h=h2 −h1
Posisi 0 → ∆ h=357−355=2 mm →0,002 m
Posisi 1 → ∆ h=347−50=297 mm → 0,297 m
Posisi 2 → ∆ h=328−77=251 mm →0,251 m
Posisi 3 → ∆ h=323−88=235 mm → 0,235 m
Posisi 4 → ∆ h=318−136=182 mm →0,182 m
Posisi 5 → ∆ h=316−148=148 mm → 0,148 m
Posisi 6 → ∆ h=1292−215=77 mm →0,077 m
b. Perhitungan Kecepatan
V 2=
√ 2. g .(h 2−h1 )
ρ
√
V 1= V 22 + ( h 2−h1 ) 2. g
√√ ( )
m
2. 9.81 2
. ( 0,002 m)
Posisi 0 → V = s m
2 =0,0063
kg s
1000 2
m
2
m m m
V 1= (0,0063 ) + ( 0,002 m ) .2 .( 9 ,81 2 )=0,198
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,297 m )
Posisi 1 → V = s m
2 =0,0763
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0763 ) + ( 0,297 m ) .2. (9 , 81 2 )=2,415
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,251m )
Posisi 2 → V = s m
2 =0,0702
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0702 ) + ( 0,251 m ) .2 .(9 , 81 2 )=2,220
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,235 m)
Posisi 3 → V = s m
2 =0,0679
kg s
1000 2
m
2
m m m
V 1= (0,0679 ) + ( 0,235 m ) .2.( 9 , 81 2 )=2,148
s s s
√√ ( )
m
2. 9.81 2
. ( 0,182 m)
Posisi 4 → V = s m
2 =0,0598
kg s
1000 2
m
2
m m m
V 1= (0,0598 ) + ( 0,182 m ) .2 .( 9 ,81 2 )=1,890
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,148 m)
Posisi 5 → V = s m
2 =0,0539
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0539 ) + ( 0,148 m ) .2.( 9 , 81 2 )=1,704
s s s
√√ ( )
m
2. 9 , 81 2
. ( 0,077 m )
Posisi 6 → V = s m
2 =0,0389
kg s
1000 2
m
m 2 m m
V 1= (0,0389 ) + ( 0,077 m ) .2. (9 , 81 2 )=1,229
s s s
h. Perhitungan kinetichead
2
Q
h= 2
2. g . A
2
( 20 ×10−5 )
→ h= =0,002002 m
Posisi 0
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 . ( 0,001009 m )
s
−5 2
(20 ×10 )
→ h= =0,297297 m
Posisi 1
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,000083 m )
s
−5 2
(20 ×10 )
→ h= =0,251251 m
Posisi 2
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,000090 m )
s
−5 2
(20 ×10 )
→ h= =0,235235 m
Posisi 3
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,000093 m )
s
−5 2
(20 ×10 )
→ h= =0,182182 m
Posisi 4
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,000106 m )
s
−5 2
(20 ×10 )
→ h= =0,148148 m
Posisi 5 m
( )
2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,000117m )
s
−5 2
(20 ×10 )
→ h= =0,077077 m
Posisi 6
( m
) 2 2
2. 9 , 81 2 .( 0,000163 m )
s
i. Perhitungan piezometrichead
h2
h=
ρ. g
0,357 m
→ h= =0,0000364 m
Posisi 0
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,347 m
→ h= =0,0000354 m
Posisi 1
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,328 m
→ h= =0,0000334 m
Posisi 2
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,323 m
→ h= =0,0000329 m
Posisi 3
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,318 m
→ h= =0,0000324 m
Posisi 4
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,316 m
→ h= =0,0000322 m
Posisi 5
( kg
) m
1000 3 .(9 , 81 2 )
m s
0,292 m
→ h= =0,0000298 m
Posisi 6
( kg
)( m
1000 3 . 9 , 81 2
m s )
j. Perhitungan total head
Total head=kinetichead + piezometrichead
Posisi 0 → Total head=0,002002+0,0000364=0,0020384 m
Posisi 1 → Total head=0,297297+0,0000354=0,2973324 m
Posisi 2 → Total head=0,251251+0,0000334=0,2512844 m
Posisi 3 → Total head=0,235235+0,0000329=0,2352679 m
Posisi 4 → Total head=0,182182+0,0000324=0,1822144 m
Posisi 5 → Total head=0,148148+0,0000322=0,1481802m
Posisi 6 → Total head=0,077077+0,0000298=0,0771068 m
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
0.200000
0.150000 0.1251250 0.1141140
0.100000
0.052052 0.046046
0.050000
0.0050050
0.002002
0.000000
0.500000 1.000000 1.500000 2.000000 2.500000 3.000000 3.500000
kinetic head (m)
Q3 Q2 Q1
0.0000400 0.0000354
0.0000364 0.0000334 0.0000329 0.0000324
0.0000322
0.0000350
0.0000298
0.0000300
Piezometric Head (m)
0.0000250
0.0000172
0.0000200 0.0000165 0.0000157 0.0000154 0.0000155 0.0000151
0.0000141
0.0000150
0.0000100
Position
0.3500000
0.3000000 0.2973324
0.2512844
0.2500000
0.2352679
Total Head (m)
0.2000000
0.1822144
0.1251415
0.1500000 0.1141297 0.1481802
0.1041194
0.0771068
0.1000000 0.0020384 0.0820975
0.0640791
0.0050222
0.0500000 0.0340481
0.0520616 0.0460549 0.0450539 0.0220306
0.0000000 0.0020119 0.0330417 0.0070147
0 1 2 3 4 5 6
Position
0.0000334
0.0000350
0.0000300
0.0000250
Q1
0.0000200 0.0000172 0.0000165 Q2
0.0000157
0.0000150 Q3
0.0000099 0.0000096 0.0000089
0.0000100
0.0000050
0.0000000
0.0001296 0.0001543 0.0002373
Luas Penampang (m^2)