Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM MS3134 MEKANIKA FLUIDA 2

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................4
1.1.Latar Belakang..............................................................................................4
1.2.Tujuan praktikum..........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
2.1 Definisi Mesin Hidrolik.............................................................................6
2.2 Laju Aliran Fluida.....................................................................................8
2.3 Pompa Pada Fluida..................................................................................10
2.4 Hydraulic Bench......................................................................................13
BAB III..................................................................................................................16
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................16
3.2 Prosedur Praktikum.................................................................................19
BAB IV..................................................................................................................20
4.1 Hasil.........................................................................................................20
4.2 Pembahasan.............................................................................................21
BAB V....................................................................................................................24
5.1 Kesimpulan..............................................................................................24
5.2 Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26
LAMPIRAN……………………………………………………………………...27
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fluida merupakan zat yang dapat berubah bentuk secara terus –
menerus jika terkena tegangan geser meskipun tegangan geser itu kecil.
Tegangan geser adalah gaya geser dibagi dengan luas permukaan tempat
adanya gaya geser tersebut. Gaya geser adalah komponen gaya yang
menyinggung permukaan. Fluida mempunyai dua sifat fisik yaitu viskositas
dan densitas. Dimana viskositas adalah sifat fluida yang diberikannya
tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Besar kecilnya
viskositas fluida tergantung pada suhu fluida tersebut. Untuk fluida cair,
makin tinggi suhunya, maka viskositasnya makin kecil, sedang untuk fluida
gas, makin tinggi suhunya, maka viskositasnya makin besar.

Fluida adalah zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri


dengan wadahnya. Setiap zat atau materi yang mengalami gerakan atau
berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain akan
menghasilkan energi dan energi ini sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik
dari fluida yang merupakan sumber dari energi tersebut. Aliran fluida di
dalam media berpori telah menarik banyak perhatian para peneliti serta
kalangan industri seperti menghitung gaya-gaya dan momen pada pesawat
terbang, menemukan laju aliran massa minyak bumi di dalam pipa.
Pengetahuan tentang aliran fluida ini juga telah diterapkan dalam banyak hal
seperti pemanfaatan reservoar, penanganan sampah, rekayasa material,
rekayasa biomedis, dan lain-lain. Aliran fluida tersebut tidak hanya melalui
pori mikroskopik tetapi juga melalui rekahan yang secara geometri
ukurannya lebih besar daripada pori dan memiliki batas dan permukaan
internal yang kasar. Banyak sekali fenomena fisis yang menggambarkan
aliran fluida dalam media rekahan, misalnya aliran minyak bumi dalam
reservoir
Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan fluida (zat
cair) untuk melakukan gerakan segaris atau putaran. Dalam sistem hidrolik,
fluida digunakan sebagai penerus gaya. Prinsip dasar hidrolik adalah jika
suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala
arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya. Di era sekarang
ini teknologi semakin maju, terkhususnya dalam industri alat berat. Dengan
kemajuan teknologi saat ini banyak unit alat berat menggunakan system
hidrolik atau yang disebut dengan hidrostatis. Prinsip dasar kerja sistem
hydraulic adalah suatu sistem gaya dan tenaga dipindahkan melalui cairan.
Prinsip dasr kerja sistem hydraulic dibagi menjadi dua yaitu hidrostatik dan
hidrodinamik. Hidrostatik adalah mekanika fluida diam yang di dalamnya
adalah pemindahan gaya dalam fluida sedangkan hidrodinamik adalah
mekanika fluida yang bergerak yang biasa disebut juga teori aliran (Fluida
yang mengalir). Fluida adalah zat atau materi yang memiliki kemampuan
untuk mengalir fluida dapat berupa cairan udara ataupun gas hidrogen ciri
utama dari fluida adalah bahwa mereka tidak memiliki bentuk atau volume
tetap mereka dapat mengalir dan mengambil bentuk wadah yang mereka isi.
Dalam ilmu fisika studi tentang fluida dikenal sebagai ilmu fluida
ilmu ini mencakup sifat-sifat perilaku fluida termasuk prinsip-prinsip dasar
seperti hukum bernoulli hukum Pascal dan hukum Archimedes ilmu fluida
juga digunakan dalam berbagai aplikasi praktik seperti dalam mereka yaitu
sipil untuk desain bangunan dan jembatan dalam teknik mesin untuk
perancangan pompa dan turbin serta dalam ilmu kedokteran untuk
memahami aliran darah dalam tubuh manusia.

1.1. Tujuan praktikum


Pada praktikum kali ini terdapat tujan praktikum pada modul
hydraulic bench, berikut adalah tujuan dari praktikum:
1.2.1 Mengetahui komponen-komponen dan fungsi dari mesin Hydraulic
bench.
1.2.2 Dapat mengoperasikan mesin Hydraulic bench.
1.2.3 Dapat mengukur debit aliran air pada Hydraulic bench.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Mesin Hidrolik


Pekerjaan pekerjaan berat yang dilihat di sekitar kita seperti
jembatan, gedung-gedung pencakar langit dan sebagainya semuanya
merupakan hasil pekerjaan manusia. Sebelum ditemukannya alat-alat berat
ini pekerjaan ini dikerjakan oleh manusia dengan alat bantu sederhana.
Jangka waktu pengerjaan konstruksi ini dilakukan sampai bertahun tahun,
dengan ditemukan sistim hidraolik ini maka pekerjaan pekerjaan ini dapat
dilakukan menjadi lebih mudah. Pekerjaan pembangunannya menjadi
lebih cepat dan efisien. Sisi keselamatan kerja juga memberikan dampak
terhadap keselamatan dan keamanan pekerja, peralatan dan lingkungan
dimana konstruksi ini dibangun. Sehingga dari pekerjaan itu tidak banyak
yang menjadi korban akibat kecelakaan. Pekerjaan konstruksi bangunan
baja yang baik tidak hanya hasil yang berkualitas tetapi yang paling utama
adalah zero kecelakaan. Sistem Mechanical Analogy ini dapat diterapkan
untuk memudahkan manusia dalam pekerjaan-pekerjaan berat. Artinya
dengan sistem gaya yang kecil dapat digunakan untuk memimdahkan atau
mengangkat beban yang lebih besar dengan menggunakan mechanical
analogy hidrolik.

Secara prinsip sistim hidrolik adalah sistim yang memanfaatkan


tekanan fluida menjadi kerja mekanik. Sistim mekanik analogi hidrolik ini
menggunakan kerja tekanan aliran fluida menjadi kerja mekanik lainnya.
Tekanan aliran fluida ini dibangkitkan dari pompa hidrolik, kemudian
dialirkan menggunakan penghubung slang (hose) ke actuator silinder
menjadi energy gerak linear atau gerak rotary. Sistim hidrolik ini
memanfaatkan fulida oli yang bersifat imcompressible dan dialirkan
kesemua sistem hidrolik dengan tekanan yang sama. Sistem aliran yang
terjadi pada hidrolik ini dapat dikontrol dengan tekanan yang sam
Sistem aliran yang terjadi pada hidrolik ini dapat dikontrol sesuai dengan
aliran yang diinginkan. Salah satu keunggulan sistem hidrolik ini mudah
dikontrol, gerak linear dan rotary ini dapat mudah dikontrol dengan sistem
elektronik. [1].
Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan
menggunakan fluida cair. Minyak mineral adalah jenis fluida yang sering
dipakai. Prinsip dasar dari sistem hidrolik adalah memanfaatkan sifat
bahwa zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, namun menyesuaikan
dengan yang ditempatinya. Zat cair bersifat inkompresibel. Karena itu
tekanan yang diterima diteruskan ke segala arah secara merata. Sistem
hidrolik biasanya diaplikasikan untuk memperoleh gaya yang lebih besar
dari awal yang dikeluarkan. Fluida penghantar ini dinaikkan tekanannya
oleh pompa yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa
saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja
yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan
untuk gerak maju dan mundur maupun naik dan turun sesuai dengan
pemasangan silinder yaitu arah horizontal maupun vertikal [2].
Prinsip dasar dari sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal, pada
dasarnya menyatakan dalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat
beberapa lubang yang sama maka akan dipancarkan kesegala arah dengan
tekana dan jumlah aliran yang sama.
Sistem hidrolik adalah suatu sistim yang memanfaatkan tekanan
fluida menjadi kerja mekanik. Tekanan fluida dibangkitkan dari Pompa
yang digerakkan menggunakan motor listrik atau motor penggerak
lainnya. Umumnya penggerak pompa hidrolik menggunakan motor listrik
sebagai penggerak. Alasan penggunaan motor listrik sebagai penggerak ini
adalah motor listrik mudah dikontrol sistim operasinya, putaran motor
listrik stabil artinya putaran motor yang direncanakan 1500 rpm, maka dari
mulai operasi sampai akhir putaran motor relative tetap atau tidak
mengalami perobahan. Jika dibandingkan dengan penggerak motor bakar
maka kecenderungannya motor bakar tidak mempunyai putaran yang
stabil, sebab putaran motor bakar sangat dipengaruhi oleh bahan bakar
yang masuk kedalam silinder. Bertambah banyak bahan bakar yang masuk
ke sistem pembakaran dalam silinder maka putarannya akan menjadi lebih
tinggi. Motor bakar ini juga mempunyai kelemahan dengan sistim
operasinya yang sulit untuk dikoneksikan dengan sistim operasi hidrolik.
Sistem hidrolik ini didukung oleh 3unit komponen utama, yaitu:
2.1.1 Unit Tenaga
berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid atau minyak
hidrolik. Unit penggerak ini terdiri dari penggerak mula, pompa
hidrolik dan tangka hidrolik
2.1.2 Unit Penggerak (Actuator)
berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik.
Pada unit biasasnya disusun oleh katup (valve)
2.1.3 Flow Control Valve
katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti
mengatur kecepatan gerak actuator (piston). Selain itu fungsi lain
dari katup ini adalah untuk membatasi kecepatan maksimum dan
daya kerja pada sistem, serta menyeimbangkan aliran yang
mengalir.

2.2 Laju Aliran Fluida


Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan
bentuknya secara continue atau terus-menerus bila terkena tekanan/gaya
geser walaupun relatif kecil atau bisa juga dikatakan suatu zat yang
mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat
ini dapat mengalir. Sebaliknya batu dan benda-benda keras (seluruh zat-zat
padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak
bisa mengalir secara continue). Laju alir adalah banyaknya zat yang
mengalir dengan kecepatan tertentu persatuan waktu. Laju alir suatu fluida
dapat dibedakan ke dalam 3 macam pola aliran, yaitu aliran laminar, aliran
turbulen dan aliran dari campuran keduanya (transisi) [3].

Aliran laminar sendiri adalah aliran dimana gerak atau alirannya


sejajar mengikuti garis alirannya, sehingga tidak terjadi percampuran
antara bidang bidang geser fluida. Untuk aliran turbulen itu sendiri adalah
komdisi aliran yang garis alirannya saling bersilangan sehingga terjadi
percampuran antara bidang -bidang fluidannya. Dan yang terakhir adalah
aliran campuran dimana aliraan ini adalah penggabungan dari aliran
laminar dan turbulen, aliran campuran ini sering disebut juga dengan
aliran transisi

Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan
dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih
mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari
ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan
yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat
mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu
gaya yang besar diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah
berubah bentuk maupun volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair
tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair mengikuti bentuk
wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya
yang sangat besar. Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang
tetap,gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan
gas tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai
kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian kedua – duanya sering
secara kolektif disebut sebagai fluida.

Fluida sendiri sering dibedakan menjadi dua macam yaitu fluida


statis dan fluida dinamis. Yang mana fluida dinamis inilah yang sering kita
lihat dan dapat kita hitung. Fluida dinamis sendiri adalah fluida yang
bergerak yang artinya hanya fluida yang bergerak yang dapat kita hitung
kecepatan geraknya tersebut. Kecepatan gerak fluida itu sendiri sering
disebut sebagai debit. Berikut ini adalah rumus kecepatan aliran fluida atau
debit:

v
Q= ……………………………………..(1)
t
Dimana:

Q = Debit aktual air (l/min)

v = Volume air (liter)

t = Waktu (s)

Dalam penggunaannya banyak faktor yang dapat mempengaruhi


laju aliran sebuah fluida. Berikut adalah faktor utama yang mempengaruhi
laju alirn sebuah fluida:
2.2.1 Viskositas
Viskositas atau disebut juga kekentalan adalah tingkat
ketahanan suatu fluida terhadap tegangan yang diterimanya.
Viskositas itu disebabkan oleh adanya gaya kohesi antar partikel
fluida. Gaya kohesi adalah gaya tarik antar partikel sejenis.
Semakin tinggi viskositas suatu fluida, semakin lama gerakan suatu
benda di dalam fluida tersebut. Sebaliknya, semakin rendah
viskositas fluida, semakin cepat gerakan suatu benda di dalam
fluida. Contoh, masukkan kelereng ke dalam oli dan air secara
bersamaan.
2.2.2 Kecepatan aliran fluida
Kecepatan fluida adalah besaran fisika yang mengukur
seberapa cepat suatu fluida atau cairan bergerak melalui suatu
ruang atau saluran kecepatan aliran ini diukur dalam satuan jarak
per waktu kecepatan aliran fluida dapat berbeda-beda di berbagai
titik dalam sistem aliran tergantung pada faktor seperti viskositas
fluida geometri saluran dan gaya yang bekerja pada fluida tersebut.
Semakin tinggi viskositas suatu fluida maka akan semakin lambat
pula fluida tersebut bergerak.
2.2.3 Gaya Gesek
Gaya gesek dalam fluida adalah gaya yang bertindak pada
suatu objek ketiga objek tersebut bergerak melalui fluida seperti
cairan ataupun gas gaya gesek ini dapat mempengaruhi laju aliran
fluida terutama dalam konteks aliran flui dialaminer gaya gesek ini
dijelaskan oleh hukum hambatan stokes yang berlaku untuk
partikel-partikel kecil yang bergerak dalam aliran tersebut dengan
kecepatan rendah semakin besar gaya gesek yang terjadi maka akan
semakin lambat pula fluida tersebut bekerja atau bergerak
2.2.4 Densitas
Densitas fluida adalah istilah dalam bahasa latin yang dapat
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai fluid density dalam
konteks ilmiah dan teknis dan situs fluida merujuk pada seberapa
padat atau berat sebuah cairan persatuan volume tertentu densitas
biasanya diukur dalam satuan massa per satuan volume densitas
fluida adalah parameter penting dalam banyak aplikasi terutama
dalam ilmu fluida teknik kimia dan teknik mesin densitas cairan
dapat mempengaruhi perilaku aliran fluida perhitungan tekanan
dalam sistem dan banyak aspek lain dari rekayasa dan ilmu alam
dalam perhitungan teknis densitas sering digunakan bersama
dengan viskositas tekanan dan suhu untuk menggambarkan sifat-
sifat fluida secara lebih rinci

2.3 Pompa Pada Fluida


Pada umumnya pompa digunakan untuk menaikkan fluida dari
tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan menggunakan
pipa. Prinsip kerja pompa adalah membuat tekanan rendah pada saluran
isap, sehingga fluida akan terisap masuk dan mengeluarkannya pada sisi
tekan atau sisi keluar dengan tekanan yang lebih tinggi. Pompa memiliki
kegunaan yang sangat luas baik dikalangan rumah tangga ataupun industri.
Desain sistem perpipaan menjadi sangat penting dan mempunyai efek
yang sangat besar dalam kinerja pompa. Beberapa penelitian tentang
pompa telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja pompa yang terbaik,
diantaranya penelitian tentang analisis pengaruh variasi diameter pipa
tekan pvc pada pompa aksial untuk kecepatan gaya dorong air. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh ukuran pipa pvc yang
menyatakan bahwa semakin kecil ukuran pipa pvc yang diambil maka
semakin cepat gaya dorong air yang dihasilkan. Penelitian lain membahas
tentang pengaruh volume tabung tekan terhadap unjuk kerja pompa
hidram yang menyatakan bahwa volume tabung tekan berpengaruh
terhadap unjuk kerja pompa yang meliputi debit dan efisiensi. Penelitian
tentang analisis tekanan pompa terhadap debit air menyatakan bahwa
semakin besar tekanan pompa yang diberikan maka debit air yang
dihasilkan makin banyak. Penelitian tentang optimasi tinggi tekan dan
efisiensi pompa sentrifugal dengan perubahan jumlah sudu impeler dan
sudut keluar impeler (β2) menggunakan simulasi computational fluida
dynamics menyatakan bahwa makin besar jumlah sudu impeler maka
makin besar pula efisiensi pompa yang dihasilkan. Dalam penelitian yang
sama juga dinyatakan bahwa makin besar head maka semakin besar
efisiensi pompa yang dihasilkan. Selain untuk meningkatkan kinerja
pompa, hal yang juga harus diperhatikan adalah efisiensinya. Efisiensi
merupakan parameter yang sangat penting dalam merencanakan pompa
karena berhubungan dengan penggunaan energi. Efisiensi pompa
merupakan perbandingan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa
dengan daya yang diberikan pompa kepada fluida. Berkenaan dengan hal
tersebut di atas, maka penulis ingin melakukan kajian terhadap efisiensi
instalasi pompa seri dan paralel. Debit pompa menunjukan kapasitas fluida
yang mampu dialirkan pompa dalam satu satua waktu. Untuk menentukan
debit yang dihasilkan oleh pompa dilakukan secara analitis [4].
Gambar 1.2.1 pompa fluida
Sumber: Aplikasi Pompa Sentrifugal dalam Industri, Soffya Ranti, 2001-2023
https://tinyurl.com/46uh4ztd

Pompa fluida adalah suatu alat transportasi fluida cair yang mana
alat ini juga sudah umum dipakai dalam kehidupan sehari-hari manfaatnya
yang cukup baik dalam membantu pemindahan air atau fluida cair
menjadikan pompa air umum digunakan dalam dunia industri maupun
rumah tangga untuk memilih jenis pompa yang dipakai itu didasari dari
nilai ekonomis dan jarak fluida yang akan dipindahkan dilihat dari
mekanisme kerja pompa terbagi menjadi tiga jenis antara lain pompa
thorak pompa rotary dan juga pompa sentrifugal pompa sentrifugal adalah
salah satu jenis pompa pemindah fluida dengan sistem kerja mengubah
energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi fluida melalui impeller
yang berputar di dalam casing di mana impeller pompa berfungsi sebagai
memberi kerja kepada zat cair sehingga energi yang didapat menjadi besar
[5].

Dalam penggunaannya tiap jenis pompa memiliki tugas dan


fungsinya masing masing yang jelas saja berbeda. Prinsip kerja dari setiap
pompapun jelas berbeda pula. Untuk pompa thorak sendiri memiliki
prinsip kerja yaitu perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya jarum
piston. Pompa reciprocating hanya digunakan untuk pemompaan cairan
kental dan sumur minyak. Sedangkan untun pompa rotary perpindahan
dilakukan oleh gaya putaran sebuah gir, cam atau baling-baling dalam
sebuah ruangan bersekat pada casing yang tetap. Pompa rotary selanjutnya
digolongkan sebagai gir dalam, gir luar, lobe, dan baling-baling dorong dll.
Pompa-pompa tersebut digunakan untuk layanan khusus dengan kondisi
khusus yang ada dilokasi industri. Pada seluruh pompa jenis perpindahan
positif, sejumlah cairan yang sudah ditetapkan dipompa setelah setiap
putarannya. Sehingga jika pipa pengantarnya tersumbat, tekanan akan naik
ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat merusak pompa. Dan yang
terakhir adalah pompa setrifugal dengan prinsip kerja yaitu impeler yang
berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang
diperlukan untuk memompa fluida. Pompa sentrifugal merupakan salah
satu peralatan yang paling sederhana dalam berbagai proses pabrik. Cairan
dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau dalam hal jet
pump oleh tekanan buatan. Baling-baling impeler meneruskan energi
kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan
meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi. Impeler dikelilingi oleh
volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan cincin diffuser
stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah energi kinetik
menjadi energi tekanan. Dengan begitu fluida atau cairan inilah yang
menjadi sumber utama sekaligus penggerak bagi alat hydraulic bench ini
sendiri agar dapat digunakan secara sempurna.

2.4 Hydraulic Bench


Hydraulic Bench adalah alat yang digunakan sebagai tempat
sumber air dan pengaturan aliran air agar kita tahu debit aliran tersebut.
Mekanisme yang digunakan pada alat hydraulic bench ini adalah tuas
keseimbangan. Prinsip kerja hyraulic bench ini adalah penggunaan beban
untuk mengukur debit yang dihasilkan (debit aktual) dan juga
memperhitungkan waktu yang diperlukan oleh debit air dari awal aliran
hingga tuas yang diberi beban terangkat karena beban air dalam bak
penampung. Massa debit air tiga kali massa beban yang digunakan pada
percobaan. Perbandingan ini didapatkan dan perbandingan antar lengan
pada Hydraulic bench, yaitu 1 (jarak ke air) dan 3 (jarak ke beban) [6].
Gambar 1.2.2 Hydraulic bench

Sumber: Laboratorium Konversi Energi ITERA

Hydraulic Bench digunakan untuk mengukur debit hasil


pengukuran dalam percobaan (debit aktual) dimana debit aktual bernilai
lebih kecil dari pada debit teoritis. Hydraulic bench dilengkapi dengan tuas
yang berbentuk seperti jungkat-jungkit. Tuas tersebut menghubungkan
beban dengan bak penampungan debit air. Tuas tersebut dapat bergerak
naik-turun berdasarkan massa beban dan debit yang mengalir. Hydraulic
Bench juga dilengkapi dengan Calm Lever yang berguna untuk menaik-
turunkan tuas pada saat akan membuang air yang ada dalam bak hingga
keadaan setimbang kembali. Mekanisme yang digunakan pada alat
Hydraulic Bench ini adalah tuas keseimbangan. Prinsip kerja hyraulic
bench ini adalah penggunaan beban untuk mengukur debit yang dihasilkan
(debit aktual) dan juga memperhitungkan waktu yang diperlukan oleh
debit air dari awal aliran hingga tuas yang diberi beban terangkat karena
beban air dalam bak penampung. Debit aliran fluida berbanding dengan
massa jenis fluida, massa debit air tiga kali massa beban yang digunakan
pada percobaan. Perbandingan ini didapatkan dari perbandingan antar
lengan pada Hydraulic bench, yaitu 1 (jarak ke beban) dan 3 (jarak
keseluruhan).
Prinsip atau cara kerja dalam penggunaan Hydraulic Bench, yaitu
memutarkan valve untuk mengalirkan air ke saluran hingga tertampung di
weight tank, valve ini berfungsi untuk mengatur variasi debit yang akan
dialirkan. Dalam pengukuran debit ini harus mengetahui waktu maka dari
itu ketika air sudah dialirkan ke weight tank tutup calm lever agar weight
tank bisa menampung air, pada saat lengan beban sudah bergerak ke atas,
nyalakan stopwatch dan beri beban lalu hentikan stopwatch ketika lengan
beban sudah terangkat kembali ke atas. Suhu juga perlu diukur ketika awal
dan akhir percobaan karena suhu diperlukan untuk mengetahui massa jenis
air. Dan berat beban yang dipakai pada saat menurunkan lengan beban
digunakan untuk perhitungan berat air (mAir=3.mBeban) karena
Hydraulic Bench ini menggunakan prinsip torsi. Prinsip kerja dari mesin
hydraulis bench ini sendiri bergantung pada gerakan fluida. Maka dari itu
laju kecepetan alira fluid aini sangat berpengaruk dalam system hidrolik,
apabila gaya yang di hasilkan dari fluid aini besar maka itu akan mampu
membuat mesin hidrolik berjalan dengan baik atau mampu mengalirkan
fluida tersebut dengan baik. Namum apabila si fluida tersebut memiliki
viskistas tinggi serta gaya gesek yang tinggi maka dapat dipastikan fluid
aitu akan sulit bergerak dan dapat mempengaruhi kinerja mesin hydraulic
bench itu sendiri [7].

Gambar 1.2.3 Bagian Hydraulic bench


Sumber: hydraulic bench tools in hydraulics science as well as research
functions and processes, Aguess 2017 https://tinyurl.com/bt4h2ses
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah sebagai berikut:

3.1.1 Hydraulic Bench

Gambar 1.3.1 Hydraulic bench


Sumber: Laboratorium Konversi Energi ITERA

a. Pengukur silinder dengan satuan liter (ruler)


Fungsi dari ruler ini sendiri adalah untuk mengukur volume
debit air pada saat praktikum
b. Katub air untuk mengalirkan air dari tangka penampung
Katub ini berfungsi untuk mengalirkan air dari tangka
penampung menuju bagian atas mesin
c. Tombol power on/off
Sesuai dengan Namanya fungsi dari tombol ini adalah untuk
menyalakan atau mematikan pompa yang berada di bagia
bawah mesin
3.1.2 Power Supply Connection

Gambar 1.3.2 Power supply connection


Sumber: Laboratorium Konversi Energi ITERA

Power supply concetion ini berfungsu untuk menghubungkan


selang dari mesin hydraulic bench ke mesin Bernoulli

3.1.3 Sambungan Selang dan Pipa

Gambar 1.3.3 Sambungan Pipa dan Selang


Sumber: Laboratorium Konversi Energi ITERA

Selang penghubung berfungsi untuk menghubungkan aliran air


didalam tangki air ke pipa
3.1.4 Gelas ukur

Gambar 1.3.4 Gelas ukur (5liter)


Sumber: Laboratorium Konversi Energi ITERA

Gelas ukur ini berfungsi untuk menakar atau mengukur volume


debit air yang digunakan pada saat praktikum

3.1.5. Stopwatch

Gambar 1.3.5 stopwatch


Sumber: Laboratorium Konversi Energi ITERA

Stopwatch ini berfungsi untuk mencatat waktu selama pengukuran


debit aliran fluida pada saat praktikum
3.1.6. Aquadess

Gambar 1.3.6 aquadess


Sumber: Laboratorium Konversi Energi ITERA

Aquadess adalah air suling yang diperoleh melalui proses


penyulingan dan biasanya memiliki kandungan mineral yang relatif
tinggi.

3.2 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur praktikum yang harus dipahami pada saat proses
praktikum modul Hydraulic Bench ini adalah sebagai berikut:

3.2.1. Memastikan katub air tebuka


3.2.2. Menghubungkan hydraulic bench dengan sumber arus listrik
3.2.3. Memutar kekanan tombol power untuk menghidupkan pompa air
3.2.4. Mengatur debit aliran air dengan cara memutar katub air
3.2.5 Menghitung waktu dengan stopwatch debit air yang diinginkan 4
l/m, 8 l/m, 12 l/m
3.2.6. Mematikan tombol power agar pompa mati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil
Setelah melakukannya praktikum mekanika fluida tentang hydraulic
bench diperoleh data sebagai berikut, yaitu:
1.1.1 Data Lapangan
Adapun data lapangan yang diperoleh dari dilaksanakan
praktikum hydraulic bench adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4 1 Data Hasil Pratikum hydraulic bench
Volume air (liter) Waktu (s)
4 60

8 60

12 60

1.1.2 Rumus
Adapun rumus atau persamaan dalam perhitungan yang
digunakanuntuk mengolah data lapangan pada praktikum
hydraulic bench diantranya:
a. Untuk menghitung debit aktual suatu aliran air didalam mesin
hydraulic bench digunakan persamaan atau rumus sebagai
berikut:
v
Q= ........................................................(1)
t

Keterangan:
3
m
Q = Debit aktual air ( )
s
v = Volume air (m3)
t = waktu (s)

b. Untuk menghitung kecepatan suatu aliran air didalam mesin


hydraulic bench digunakan persamaan atau rumus sebagai
berikut ini, yaitu :
Q Q
v= = ...................................................(2)
A π r2

Keterangan:
v = Volume air (m3)
3
m
Q = Debit aktual air ( )
s
π = Kontanta (3,14)
r = Jari-jari pipa (m)

Tabel 1.4.2 Data Hasil perhitungan


Volume (m3 Qactual
Variasi Waktu (s) 3
Kecepatan(m/s)
) (m / s )
−3 −5
1 4 ×10 60 6 , 66 ×10 0,235239
−3 −5
2 8 ×10 60 13 , 33× 10 0,470478
−3
3 12 ×10 60 22 ×10−4 0,705716

1.2 Pembahasan
Hydraulic bench dipergunakan untuk mengukur sebuah debit
dalam praktikum kali ini yang mana debit aktualnya memiliki nilai lebih
kecil daripada debit teoritis. Hydraulic bench ini dilengkapi dengan calm
lever yang berguna untuk menaikkan dan menurunkan kapasitas tuas pada
saat membuang air yang berada dalam bak hingga dalam keadaan
setimbang kembali. Prinsip kerja hydraulic bench yaitu penggunaan beban
untuk mengukur debit yang dihasilkan dan memperhitungkan waktu yang
diperlukan oleh debit air dari awal aliran hingga tuas yang diberi beban
terangkat karena beban air dalam bak penampung.
Pada praktikum kali ini kita melakukan beberapa pengujian yaitu
pengukuran laju aliran fluida pada mesin hydraulic bench, didapatkan
berdasarkan data yang diperoleh praktikum kali ini dan telah dilakukan
dengan menggunakan volume dan variasi waktu yaitu t 1sebesar 60 sekon,
t 2sebesar 60 sekon, dan t 3sebesar 60 sekon sehingga didapatkan debit
3 3
m m
aktual yaitu Q1 sebesar 6 , 66 x 10−5 , Q2sebesar 1 ,33 x 10−4 dan Q3
s s
3
m
sebesar 2 x 10−4 ,
s

Grafik Debit Terhadap Waktu


0.00025

0.0002
0.0002

0.00015 0.0001333
Debit (m3/s)

0.0001
0.0000666

0.00005

0
60 3060 6020
Waktu (s)

Gambar 1.4.1 Grafik Hubungan Debit Terhadap Waktu

Grafik hubungan antara debit dan waktu menunjukkan bahwa debit


konstan terhadap waktu dalam percobaan. Karena pada saat melakukan
percobaan dilakukan beberapa variasi pada perbedaan debit tetapi tidak
melakukan variasi pada waktu saat melakukan praktikum hydraulic bench.
Variasi debit yang dilakukan dalam praktikum hydraulic bench kali ini
yaitu 4 liter per menit, 8 liter permenit, dan 12 liter permenit.
Didapatkan juga nilai laju aliran pada hydraulic bench yaitu v 1sebesar
2 2 2
m v 2sebesar 0,470478 m v 3 sebesar 0,705716 m . Berikut
0,235239 ,
s s, s
merupakan grafik debit terhadap kecepatan aliran fluida yang telah
didapatkan.
Grafik Hubungan Debit Kecepatan Aliran
terhadap waktu
0.8
0.7
0.7
0.6
0.5 0.47
Kecepatan Aliran (m/s)

0.4
0.3 0.23
0.2
0.1
0
0.0000666
60 0.0001333
60 0.0002
60
Debit aktual (m^3/s)

Gambar 1.4.2 Grafik Hubungan Debit dengan Kecepatan Aliran

Hubungan antara kecepatan fluida dan debit pada mesin hydraulic


bench saling berhubungan hal tersebut dipengaruhi oleh prinsip dasar
hukum kontinuitas fluida. Mesin hydraulic bench merupakan alat yang
digunakan untuk mengamati berbagai aspek aliran fluida, debit merupakan
jumlah volume fluida yang melewati suatu titik dalam sistem per unit
waktu, sedangkan kecepatan fluida merupakan kecepatan rata-rata
partikel-fluida yang melewati titik tersebut. Hubungan antara kecepatan
fluida dan debit pada mesin hydraulic bench saling berbanding lurus
semakin besar kecepatan aliran fluida dalam pipa dengan ukuran yang
sama maka semakin besar debit dari fluida tersebut. Bangku hidrolik
biasanya terdiri dari beberapa komponen dan perangkat untuk mengukur
berbagai parameter hidrolika seperti aliran, tekanan, dan perbedaan
tekanan. Komponen-komponen tersebut dapat mencakup reservoir air,
pompa, perangkat pengukur aliran, manometer, katup, modul
eksperimental, serta sistem akuisisi data jika dilengkapi. Biasanya, bangku
hidrolik digunakan dalam pelajaran dan penelitian dalam bidang mekanika
fluida dan hidrolik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum perpindahan
panas dan massa modul Hydraulic Bench kali ini sebagai berikut:
a. Pada praktikum kali ini dapat kita ketahui bahwa mesin hydraulic
bench ini memiliki tiga bagian utama yaitu ruler yang berfungsi untuk
mengukur volume debit air, katub air yang berfungsi untuk mengslirkan
air dari tangka penampung, dan yang terakhir adalah tombol power
on/off yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan mesin
b. Praktikum kali ini terdapat Langkah-langkah untuk mengiperasikan
mesin hydraulic bench ini sendiri yaitu dengan cara memastiakn katub
terbuk, kemudian mesin dihubungkan kesumber listrik, Langkah
selanjutnya yaitu memutar kekanan tombol power agar pompa mesin
menyala, setelah pompa menyala kemudian atur debit aliran air sesuai
ketentuan pada saat praktikum dan dilanjutkan mengambil data dengan
stopwatch, setelah selesai kemudian mematikan pompa mesin dengan
cara memutar kembali tombol power
c. Pada praktikum kali ini menggunakan mesin Hydraulic Bench kami
mendapatkan hasil perhitungan debit aliran alir dengan variasi 4 l/min
3
m
yang mendapatkan debit sebesar 6,66667 , pada variasi 8 l/min
s
3
m
mendapatkan hasil sebesar 1,333334 , dan pada variasi 12 l/min
s
3
m
mendapatkan hasil sebesar 2 ×10 . Dan untuk perhitungan kecepatan
s
aliran air didapatkan hasil dengan variasi 4 l/min yang mendapatkan
2
m
kecepatan sebesar 0,235239 , pada variasi 8 l/min mendapatkan hasil
s
2
m
sebesar 0,470478 , dan pada variasi 12 l/min mendapatkan hasil
s
2
m
sebesar 0,705716
s
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum perpindahan
panas dan massa modul Hydraulic Bench kali ini sebagai berikut:
a. Praktikan diharapkan untuk mempelajari modul terlebih dahulu
sebelum melakukan praktikum agar praktikum berjalan dengan lancar
b. Praktikan diharapkan mematuhi peraturan yang telah diberikan
c. Disaat memulai praktikum, praktikan harus mengikuti arahan asprak
agar bisa memahami cara pemakaian alat.
d. Praktikan diharapkan memakai jaslab dan menerapkan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
e. Diharapkan untuk pratikum selanjutnya jadwal praktikum tidak
bertabrakan dengan praktikum yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Z. A. Purwanto, "Dasar-Dasar Mesin Hidrolik," UNP PRESS, Padang, 2019.

[2] U. Khasanah, "Pemesinan Sitem Hidrolik," Universitas Diponegoro,


Semarang, 2017.

[3] I. Suryani, "Laju Aliran Fluida," Universitas Lambung Mangkurat,


Kalimantan Selatan, 2013.

[4] D. P. Imam Syahrizal, "Kajian eksperimen instalasi pompa seri dan paralel
terhadap efisiensi penggunaan energi," Jurnal Program Studi Teknik
Mesin UM Metro, vol. 8, pp. 194-200, 2019.

[5] P. Eko, "ANALISIS HEAD POMPA SENTRIFUGAL PADA RANGKAIAN


SERI DAN PARALEL," Jurnal Teknik Mesin, pp. 45-54, 2020.

[6] R. Z. A. Rafif, "Hydraulic Bench," Institut Teknologi Bandung, Bandung,


2020.

[7] L. F. Fitriani, "Hidrolika Hydraulic Bench," Intitut Teknologi Bandung,


Bandung, 2018.

[8] A. Halik, "PENGUJIAN dan SISTEM KERJA TEST BENCH HYDRAULIC


PUMP GEAR TYPE," Jurnal Teknologi, 2021.
LAMPIRAN

I. Perhitungan
Setelah melakukan praktikum dan didapatkan data, kemudian
dilakukan perhitungan berdasarkan data lapangan.
a. Debit aktual
Diketahui:
v 1= 4 liter = 4 ×10−3 m3
v 2= 8 liter = 4 ×10−3 m3
v 3= 12 liter = 4 ×10−3 m3

t 1= 60 s
t 2= 60 s
t 3= 60 s

v 1 4 × 10−3 m3 m
3
Q 1= = = 6,66667 ×10−5
t1 60 s s
v 2 8 ×10−3 m3 m
3
Q 2= = = 1,333334 ×10−4
t2 60 s s
v3 12× 10−3 m3 m
3
Q 3= = = 2 ×10−4
t3 60 s s

b. Kecepatan Aliran
Diketahui:
D = 19 mm
A = 3,14 (9 , 52)
= 283,4 mm 2
= 0,0002834 m2

3
Q1= 6,66667 ×10−5 m
s
3
Q2=¿ 1,333334 ×10−3 m
s
3
−3 m
Q 3=2 ×10
s
3
−5 m 2
6,66667 x 10 m
Q1 s 0,235239
v 1= = 2
=¿ s
A 0,0002834 m
3
−4 m 2
1,333334 x 10 m
Q2 s 0,470478
v 2= = 2
=¿ s
A 0,0002834 m
3
m −4 2
2 x 10 m
Q3 s 0,705716
v 3= = =¿ s
A 0,0002834 m2

Tugas setelah praktikum modul 1

1. Jelaskan apa hubungan antara kecepatan fluida dengan debit yang


dihasilkan pada mesin hydeaulic bench
Kecepatan fluida dan debit dalam mesin hydraulic bench memiliki
hubungan yang erat mesin hidrolik Bens adalah perangkat yang digunakan
untuk menguji dan memahami berbagai karakteristik aliran fluida seperti
debit kecepatan tekanan dan lainnya hubungan antara kecepatan fluida dan
debit dalam mesin hydraulic bench dapat dijelaskan dalam persamaan
kecepatan dan debit dalam persamaan ini jika kecepatan v dia meningkat
debit juga akan meningkat jika luas penampang (A) tetap sebaliknya jika
kecepatan menurun maka debit juga akan ikut menurun asalkan luas
penampang aliran tetap
2.

28
Grafik Hubungan Debit dengan
3. Kecepatan Aliran
0.8
0.7
0.7
0.6
Kecepatan Aliran (m/s)

0.5 0.47

0.4
0.3 0.23
0.2
0.1
0
0.0000666 0.0001333 0.0002
Debit aktual (m^3/s)

Jelaskan apa saja komponen penting pada alat hydraulic bench sehingga bisa
mempengaruhi debit yang dihasilkan

Komponen yang utama pada hydraulic bench yaitu pompa fluida dan katu,
yang mana pompa inilah yang bertugas untuk mengalirkan fluida dari
dalam tangki penampung ke mesin bagian atas apabila kinerja pomp aini
tidak bagus atau buruk maka akan sangat mempengaruhi debit air yang aka
dihasilkan nantinya, yang kedua adalah katub yang bertugas untuk
mengalirkan fluida dari tangka penampung yang berada dibawah sekaligus
untuk mengatur kecepatan aliran fluida yang akan digunakan, jadi apabila
katub kita atur untuk aliran fluida cepat maka akan makin cepat dan
banyak pula debit fluida yang mengalir begitu pula sebaliknya, apabila
katub kita atur agar kecepatan aliran lambat makan akan lama dan semakin
sedikit pula debit fluida yang dihasilkan

28
28
28

Anda mungkin juga menyukai