Dosen Pengampu :
Dr. Harie Satiyadi Jaya, ST, MT
Airways Parlindungan Siahaan, ST, MT.
Disusun Oleh ;
Kelompok 4
Angga Yudha Prabowo Nim : ACE 118 035
Prinaldo Nim : ACE 118 040
Prayuga Nim : ACE 118 042
Indra Pratama Nim : ACE 118 041
Egis Jhoan Saputra Nim : ACE 118 043
Asrat Zaelani Nim : ACE 118 053
Satria Wibobo Nim : ACE 118 045
Andreas Jefry S S Nim : ACE 118 038
Agustinus Jhon Rais Nim : ACE 118 052
Rangga Saputra Nim : ACE 118 050
Dedi Hendra Kurniawan Nim : ACE 118 039
Renaldy Nim : ACE 118 047
Ari Yanto Nim : ACE 118 044
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat,
maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang
petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Makalah ini kami mengakui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang, oleh karena itu kami harapkan
Penyusun
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... I
KATA PENGANTAR...................................................................................... II
DAFTAR ISI.................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hidrolik................................................................... 2
2.2 Komponen Sistem Hidrolik....................................................... 6
2.3 Pengertian Excavator................................................................ 10
2.4 Bagian-bagian Dari Hidrolik Excavator.................................... 11
2.5 Sistem Penggerak Excavator..................................................... 12
2.6 Mekanisme Kerja Pada Hidrolik Excavator.............................. 13
2.7 Prinsip Kerja Hidrolik Excavator.............................................. 14
2.8 Sistem Hidrolik Pada Excavator............................................... 15
2.9 Sistem Kelistrikkan Pada Exacavator....................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrolik adalah sebuah sistem untuk mentransfer dan mengontrol tenaga
dengan mengguakan media cairan. Sistem hidrolik memanfaatkan sifat fisik
cairan sehingga memungkinkan untuk merubah gaya yang relatif kecil menjadi
gaya yang sangat besar. Hukum yang menjadi dasar prinsip sistem hidrolik adalah
hukum pascal. Dalam sebuah ruangan tertutup, tekanan yang bekerja pada fluida
akan merambat merata ke semua arah. Besarnya tekanan dalam fluida adalah (F)
dibagi dengan luas bidang (A). Tekanan pada suatu titik akan bekerja ke segala
arah dan sama besar.
Sistem hidrolik pada excavator digunakan untuk mengendalikan pengendalian
Boom Raise / Lower, Stik out / in, Bucket close / open, Swing Right / left, atau
kombinasi dari gerakan-gerakan di atas. Sistem tenaga hidrolik digerakkan oleh
main control valve (DCV). Sistem hidrolik digerakkan oleh dua buah variable
pump dengan jenis pompa piston (axial piston pump) dimana pompa ini
menyalurkan tenaga dari engine pada excavator.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah :
1. Mengetahui Pengertian Hidrolik
2. Mengetahui Pengertian Excavator Hyundai
3. Mengetahui Bagian-bagian Excavator Hyundai
4. Mengetahui Sistem Hidrolik Pada Excavator Hyundai
5. Mengetahui Prinsip Kerja Sistem Hidrolik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hydraulics
Kata hydraulics berasal dari bahasa Inggris hydraulic yang berarti cairan
atau minyak. Prinsip dari peralatan hydraulics memanfaatkan konsep tekanan,
yaitu tekanan yang diberikan pada salah satu silinder akan diteruskan ke
silinder yang lain., sesuai dengan hukum Pascal.
Hydraulics adalah ilmu terapan dan rekayasa yang bersifat mekanik
cairan. Pada tingkat dasar hydraulics adalah versi pneumatic dengan media zat
cair.Ilmu mekanika fluida menjadi dasar teori hydraulics yang fokus pada
penggunaan rekayasa fluida. Dalam tenaga fluida, hydraulics digunakan untuk
pembangkit, kontrol dan transmisi daya menggunakan cairan bertekanan.Topik
hydraulics berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan kebanyakan ke modul
teknik yang mencakup bahasan aliran pipa, fluida dan sistem kontrol cairan,
pompa, turbin, pembangkit listrik tenaga air, komputasi dinamika fluida,
pengukuran aliran, dan lain-lain.
Sistem hydraulics biasanya menggunakan tekanan 6,9 – 345 Mpa dan
untuk aplikasi khusus hydraulics bisa memerlukan tekanan lebih dari 69 Mpa.
Prinsip kerja yang digunakan adalah Hukum Pascal, yaitu benda cair yang ada
di ruang tertutup apabila diberi tekanan, maka tekanan tersebut akan
dilanjutnya ke segala arah dengan sama besar.
Sistem hydraulics adalah teknologi yang memenfaatkan zat cair, biasanya
oli, untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja
berdasarkan prinsip jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu
akan merambat kesegala arah dengan tidak bertambah atau berkurang
kekuatannya. Prinsip dalam rangkaian hydraulics adalah menggunakan fluida
kerja berupa zat cair yang dipindahkan dengan pompa hydraulics untuk
menjalankan suatu sistem tertentu.
Dalam sistem hydraulics fluida cair berfungsi sebagai penerus gaya.
Minyak mineraladalah jenis fluida cair yang umum dipakai.Pada prinsipnya
mekanika fluida dibagi menjadi 2 bagian yaitu.
a. Hidrostatik
Yaitu mekanika fluida dalam keadaan diam disebut juga teori persamaan
kondisi dalam fluida diam. Energi yang dipindahkan dari satu bagian ke
bagian lain dalam bentuk energi tekanan. Contohnya adalah pesawat tenaga
hydraulics.
b. Hidrodinamik
Yaitu mekanika fluida yang bergerak, disebut juga teori aliran fluida yang
mengalir. Dalam hal ini kecepatan aliran fluida cair yang berperan
memindahkan energi. Contohnya Energi pembangkit listrik tenaga turbin air
pada jaringan tenaga hidro elektrik. Jadi perbedaan yang menonjol dari
kedua sistem diatas adalah keadaan fluida itu sendiri.
Prinsip dasar dari hydraulics adalah sifat fluida cair yang sangat
sederhana dan sifat zat cair tidak mempunyai bentuk tetap, tetapi selalu
menyesuaikan bentuk yang ditempatinya. Karena sifat cairan yang selalu
menyesuaikan bentuk yang ditempatinya, sehingga akan mengalir ke berbagai
arah dan dapat melewati dalam berbagai ukuran dan bentuk, sehingga fluida
2
cair tersebut dapat mentranferkan tenaga dan gaya. Dengan kata lain sistem
hydraulics adalah sistem pemindahan dan pengontrolan gaya dan gerakan
dengan fluida cair dalam hal ini oli. Fluida yang digunakan dalam sistem
hydraulics adalah oli.
Syarat-syarat cairan hydraulics yang digunakan harus memiliki
kekentalan (viskositas) yang cukup, memiliki indek viskositas yang baik, tahan
api, tidak berbusa, tahan dingin, tahan korosi dan tahan aus.
3
hydraulics akan terhisap masuk, kemudian diteruskan ke ruang
kompresi. Oli yang bertekanan akan dialirkan ke sistim hydraulics.
2) Pompa Torak Aksial
Pompa hydraulics ini akan mengisap oli melalui pengisapan yang
dilakukan oleh piston yang digerakkan oleh poros rotasi. Gerak putar
dari poros pompa diubah menjadi gerakan torak translasi, kemudian
terjadi langkah hisap dan kompressi secara bergantian.Sehingga aliran
oli hydraulics menjadi kontinyu. C. Pompa Torak Radial
Pompa ini berupa piston-piston yang dipasang secara radial, bila
rotor berputar secara eksentrik, maka piston-piston pada stator akan
mengisap dan mengkompresi secara bergantian. Gerakan torak ini akan
berlangsung terus-menerus, sehingga menghasilkan aliran oli.
3) Pompa Sekrup
Pompa ini memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau
bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan
lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan fluida oli
secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang
roda gigi helix yang saling bertautan.
4
menanganinya, karena memiliki tekanan yang sangat besar, berbeda dengan
sistem pneumatic yang relatif lebih aman.
d. Persamaan kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah perhitungan pada luas
penampang pipa yang tidak b ertahap , ketika suatu penampang
5
dari kecil ke besar atau sebaliknya, d ebit(Q) yang masuk atau
mengalir melalui pipa tersebut akan mengalami perubahan
debit,yaitu kehilangan akibat tabrakan, maka dari itu penting u
ntuk diketahui seberapa besar kehilangan d ebit yang terjadi
pada suatu penampang.
V1.A1=V2.A2
Keterangan :
Q1 = debit pada penampang 1
V1 = kecepatan pada penampang 1
A1 = luas penampang 1
Q2 = debit pada pena mpang 2
V2 = kecepatan pada penampang 2
A2 = luas penampang 2
6
1. Cara kerja Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik bekerja dengan mengubah dan mengendalikan energi
ketika energi tersebut mengalir dari satu komponen ke komponen berikutnya.
Sistem hidrolik menerima input energi dari suatu sumber, biasanya dari mesin
atau putaran roda gigi. Pompa hidrolik mengubah energi mekanik menjadi energi
hidrolik dalam bentuk aliran dan tekanan. Control valve bekerja mengendalikan
pengalihan energi hidrolik melalui sistem dengan mengendalikan aliran zat cair
dan arahnya. Actuator (silinder atau motor hidrolik) mengubah energi hidrolik
menjadi energi mekanis dalam bentuk gerakan linear ataupun putaran, yang
dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan. Untuk melaksanakan kerja hidrolik,
dibutuhkan aliran maupun tekanan. Tekanan hidrolik merupakan gaya dan aliran
yang akan menyebabkan terjadinya gerakan.
7
permukaan oli dianggap sesuai jika oli terlihat berada di tengah gelas
pengukur. Ketinggian oli harus diperiksa ketika oli dingin. Lihat
spesifikasi dari pembuatnya untuk kesesuaian prosedur tentang bacaan
tinggi permukaan oli.
c. Supply dan return line, Saluran pengisian berfungsi untuk mengalirkan oli
dari tangki ke dalam sistem. Sedangkan saluran kembali memungkinkan
oli mengalir dari sistem ke tangki.
d. Drain line, Letaknya pada bagian bawah tangki, lubang drain ini berfungsi
untuk drain oli lama dari dalam tangki. Lubang drain ini juga berfungsi
untuk menyingkirkan air dan endapan kotoran dari dasar tangki. Kadang
drain plug mengandung magnet yang kuat untuk menangkap partikel pada
dasar tangki.
e. Filler Screen, Mencegah contaminant / pencemar berukuran besar masuk
ke dalam tangki .
f. Filler Tube, Mempermudah pengisian tangki sampai pada ketinggian
permukaan yang benar, namun tidak kelebihan mengisi.
g. Baffle, Mencegah pengembalian oli mengalir langsung ke outlet tank ,
sehingga ada waktu bagi buih untuk naik ke permukaan. Hal ini mencegah
oli tumpah sehingga mengurangi foaming / pembuihan oli.
h. Ecology Drain, Digunakan untuk mencegah tumpahan secara tidak sengaja
ketika menyingkirkan air dan endapan dari dalam tangki .
i. Return Lines, Menyalurkan kembali oli dari sirkuit hidrolik ke dalam
tangki.
j. Return Screen, Mencegah partikel kotoran berukuran besar masuk ke
dalam tangki , namun tidak dapat menyaring kotoran yang lebih halus.
k. Pump Pick-up Lines, Saluran pick-up pump menyalurkan oli ke inlet
pump. Pada umumnya, saluran ini tidak menyentuh dasar tangki . Ini
mencegah endapan yang ada di dasar tangki turut hanyut ke dalam pompa.
4) Actuator
Aktuator merupakan komponen output dari sistem hidrolik. Ada dua
macam aktuator, yaitu rotary actuator yang menyalurkan tenaganya dalam
gerakan melingkar atau memutar, dan linear actuator yang menyalurkan
tenaganya dalam garis lurus. Contoh actuator linear yaitu selinder hidrolik,
sedangkan contoh rotary actuator adalah gear motor, piston motor, vane motor.
8
5) Directional Control Valve
Directional control valve (DCV) digunakan untuk menyalurkan minyak
hidrolik ke berbagai sirkuit terpisah dalam sistem hidrolik.
b. Strainer
Inlet strainer biasanya dipasang pada bagian dalam reservoir dan
dibenamkan dalam oli hidrolik. oli hidrolik mengalir melalui elemen filter.
Jika filter terhambat, maka tekanan pada bagian dalam akan turun (pompa
mengisap) dan oli dapat mengalir melewati bypass valve.
9
2.3 Pengertian Excavator
Excavator adalah alat berat yang berfungsi sebagai penggali, pengangkut,
dan pemindah material. Di indonesia excavator terdapat beberapa merk
diantaranya Volvo, Komatsu, Caterpilat, Cobelco, Hyundai dan lainnya ( Hand
Out TAB ).
10
4. MRSX (Minimal Swing Radius Excavator)
Untuk excavator pada huruf belakang Modifikasi (Generasi) diluar LC
Long Track dengan istilah sperti dibawah ini:
HD = Heavy Duty (untuk speck Logging)
SP = Super Production (Mining)
SE = Super Earth Mover
US = Ultra Trail and Standart Boom
UU = Ultra Urban ( Minimal Swing Radius Excavator )
MR = Mighty Rubber Crawler Excavator (traveling aspal dan quarry mining)
Raie
Lower
Gambar: Boom
2. Swing
Swing adalah salah satu komponen excavator yang memiliki fungsi untuk
memungkinkan excavator berputar .
Gambar: Swing
3. Arm
Arm adalah komponen yang digunakan untuk membantu menarik material
dalam melakukan pengambilan material oleh bucket. Selain itu, arm juga berfugsi
untuk pemuat material ke dalam sebuah truck.
11
Gambar: Arm
Roll-out
Roll-in
4. Bucket
Bucket adalah bagian dari excavator yang berfungsi sebagai pengambil
material untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Gambar: Bucket
12
2.6 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pada Hydraulic Excavator yang digerakkan secara
hydraulic adalah:
1. Mesin Diesel memutar pompa yang kemudian mengalirkan fluida hydraulic
dari tangki ke dalam sistem dan kembali lagi ke tangki.
2. Komponen-komponen yang mendapat distribusi fluida hydraulic dan pompa
adalah Bucket Cylinder, Arm Cylinder, Boom Cylinder, Swing Motor dan
Travel Motor untuk menghasilkan suatu kondisi kerja tertentu. Kondisi kerja
Hydraulic Excavator dibagi menjadi enam (6), yaitu:
1) Swing
Pergerakan pada saat Bodydan Attachment Hydraulic Excavator
o
berputar sampai360 . Sistem gerakan ini adalahdengan menggerakan
lever yang membuka katup pada Control Valves yang berisi fluida
hydraulic agar mengalirke Swing Motor sehingga Hydraulic Excavator
akan berputar dengan putaran tertentu.
4) Boom (Raise-Down)
Pergerakan Boom dilakukan oleh Boom Cylinder. Sistem
gerakan ini dilakukan dengan menggerakkan lever di ruang operator
sehingga katup Boom Raise dan katup Boom Dowm pada Control Valve
yang berhubungan dengan Boom Cylinder akan membuka. Boom akan
melakukan gerakan mengangkat jika katup Boom Raise terbuka
sedangkan katup Boom Down tertutup. Fluida akan mengalir dari katup
Boom Raise dan menekan piston dari Cylinder Boom sedangkan untuk
gerakan arm.
5) Arm (In-Out)
Pergerakan Arm dilakukan oleh Arm Cylinder. Sistem gerakan
ini diatur oleh katup Arm In dan katup Arm Out. Arm akan melakukan
13
gerakan rnengangkat jika katup Arm out terbuka sedangkan katup Arm In
tertutup. Fluida akan mengalir dari katup Arm Out dan menekan piston
Arm Cylinder. Sedangkan untuk gerakan Arm turun, kondisi katup arm in
dan arm out berlaku sebaliknya.
6) Bucket (Crawl-Dump)
Pergerakan Bucket dilakukan oleh Bucket Cylinder. Sistem
gerakan ini diatur oleh pergerakan katup Bucket Crawl dan katup Bucket
Dump. Bucket akan melakukan gerakan mengangkat (dump) jika katup
Bucket dump terbuka sedangkan katup Bucket Crawl tertutup. Pada saat
itu, fluida akan mengalir dari katup Bucket dump dan menekan piston
Bucket Cylinder. Sedangkan gerakan Bucket menekuk (crawl) kondisi
katup bucketcrawl dan katup bucket dump adalah sebaliknya.
Mekanisme dan kondisi kerja Excavator secara Hydraulic dapat dilihat pada :
Engine
P1 P2 Pilot
C Valve
Main Pump P
Control
Valve
Pilot Valve
Pedal:
15
P=
16
mengecil maka tekanan dari luar sistem akan mendorong relief valve untuk
mengatur tekanan dalam tangki.
Tangki hidrolik juga di lengkapi dengan buffles. Buffles berfungsi sebagai
pengatur ketenangan oli dalam tangki saat alat berat berjalan atau mendapatkan
goncangan. Kondisi oli yang tenang akan menjamin suplai oli ke dalam sistem
baik. Buffles atau sparasi di buat beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut
memiliki jarak dan dimensi yang sama sehingga memiliki kinerja yang sama
untuk mengatur ketenangan oli dalam tangki.
Dalam tangki hidrolik juga terdapat return screen (saringan balik).
Komponen ini bertujuan untuk menyaring kotoran yang terbawa dari sistem oleh
oli hidrolik yang akan kembali kedalam tangki. Saringan balik memiliki interval
pergantian secara tersendiri, sehingga pada saat batas waktu service filter balik
juga harus dilakukan pengantian untuk menghindari terjadinya penumpukan
kotoran yang terbawa oleh oli hidrolik.
2. Pompa
Dari bermacam - macam komponen yang ada dalam sistem hidrolik,
boleh dikatakan bahwa pompa adalah komponen yang paling dominan. Fungsi
daripada pompa adalah untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik
dengan cara menekan fIuida hidrolik ke dalam sistem. Dalam sistem hidrolik,
pompa merupakan suatu alat untuk menimbulkan atau membangkitkan aliran
fluida (untuk memindahkan sejumlah volume fluida) dan untuk memberikan gaya
sebagaimana diperlukan. Apabila pompa digerakkan oleh motor (penggerak
utama), pada dasarnya pompa melaksanakan dua fungsi utama:
a. Pompa menciptakan kevakuman sebagian pada saluran masuk pompa.
Vakum ini memungkinkan tekanan atmospher untuk mendorong fluida dari
tangki (reservoar) ke dalam pompa.
b. Gerakan mekanik pompa mengisap fluida ke dalam rongga pemompaan,
dan membawanya melalui pompa, kemudian mendorong dan menekannya
ke dalam sistem hidrolik. “Pompa adalah pembangkit aliran bukannya
tekanan”.
Seringkali dianggap bahwa pompa adalah pembangkit tekanan fluida,
tetapi sebenarnya tujuan utama pemakaian pompa hidrolik adalah untuk
memproduksi aliran. Sedang tekanan adalah gaya persatuan luas dan ditimbulkan
oleh adanya hambatan untuk mengalir. Pompa direncanakan sebagai mekanik
pembangkit untuk menghasilkan aliran, sesuai dengan peningkatan tekanannya.
17
Tetapi pompa sendiri tidak bisa menghasilkan tekanan, karena pompa tidak
dapat memberikan perlawanan terhadap alirannya.
Tekanan akan hilang apabila seluruh aliran dan pompa ke luar melalui
torak pada elemen penggeraknya. Begitu pula kebocoran pada torak akan
mempengaruhi kecepatan torak elemen penggerak, karena dua pertiga aliran
pompa akan kembali ke tangki tanpa melakukan kerja. Dengan demikian,
kecepatan torak yang dimaksudkan juga terkurangi dua pertiganya. Dalam upaya
melakukan pemilihan jenis pompa yang sesuai untuk kerja sebuah sistem hidrolik,
ada beberapa pertimbangan penting agar pompa yang digunakan dapat tergunakan
sesuai dengan kebutuhan. Beberapa pertimbangan tersebut diataranya, besarnya
debit aliran yang mampu dihasilkan oleh pompa, dimensi, dan mekanisme
pengaturan.
4. Control Valve
Control valve merupakan komponen sistem hidrolik yang berfungsi untuk
mengontrol aliran hidrolik pada sistem secara parsial (sebagian) atau keseluruhan.
a. Pengaturan arah aliran (directional control valve ) oli dari pompa menuju
aktuator hidrolik.
b. Pengaturan tekanan pada sistem.
c. Fungsi-fungsi regenasi (pemanfaatn flow pengembalian oli).
d. Fungsi pengamanan beban kejut (shock dan kavitasi)
e. Pengaturan volume aliran (flow control valve).
1) Atom
Gambar Bentuk materi dan struktur Suatu benda bila kita pecah
tanpa meninggalkan sifat aslinya akan kita dapatkan partikel yang disebut
molekul. Molekul kalau kita pecah lagi akan kita dapatkan beberapa atom .
Jadi atom adalah bagian terkecil dari suatu benda/partikel.
18
Gambar 6.2. Struktur atom
Atom terdiri dari inti (nucleus) yang dikelilingi oleh elektron yang
berputar mengelilingi inti pada orbitnya masing-masing seperti susunan
tata surya. Inti atom sendiri terdiri dari proton dan netron. Proton dan
elektron ternyata mempunyai muatan listrik, dimana proton mempunyai
muatan (+) dan elektron mempunyai muatan (-). Sedangkan proton tidak
mempunyai muatan atau netral. Atom yang mempunyai jumlah proton dan
elektron sama, dikatakan bermuatan netral. Sesuai dengan hukum alam,
atom akan terjadi tarik menarik antara neucleus sehingga electron akan
tetap berada dalam orbitnya masing-masing.
2) Elektron Bebas
19
komponen sistem kelistrikan otomotif merupakan konversi energi listrik
menjadi energi yang dikehendaki.
3. Jenis Listrik
Listrik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:
1. Listrik Statis
2. Listrik Dinamis
Listrik dinamis merupakan suatu keadaan terjadinya aliran elektron bebas dimana
elektron ini berasal dari dari elektron yang sudah terpisah dari inti masing-masing.
Elektron bebas tersebut bergerak melewati suatu penghantar.
20
Gambar Listrik dinamis (a) Tipe DC ( b). Tipe AC
Listrik dinamis dikelompokkan menjadi dua yaitu listrik arus searah (Direct
Current) dan arus bolak-balik (Alternating Current). Listrik arus searah elektron
bebas bergerak dengan arah tetap, sedangkan listrik arus bolak- balik elektron
bergerak bolak-balik bervariasi secara periodik terhadap waktu. Baterai
merupakan sumber listrik arus searah, sedangkan alternator merupakan sumber
arus Teori Aliran Listrik
Terdapat dua teori yang menjelaskan bagaimana listrik mengalir: Teori electron
(Electron theory) Teori ini menyatakan listrik mengalir dari negatip baterai ke
positip baterai. Aliran listrik merupakan perpindahan elektron bebas dari atom
satu ke atom yang lain. Teori konvensional (Conventional theory)
Teori ini menyatakan listrik mengalir dari positip baterai ke negatip baterai.
3. Arus Listrik
1 Detik Besar arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor adalah
sama dengan jumlah muatan (elektron bebas) yang mengalir melalui suatu titik
penampang konduktor dalam waktu satu detik. Arus listrik dinyatakan dengan
simbol I (intensitas) dan besarnya diukur dengan satuan ampere (disingkat A).
Bila dikaitkan dengan elektron bebas,
1 Ampere = Perpindahan electron
sebanyak 6,25 x 1018 suatu titik
konduktor dalam waktu satu detik.
21
Gambar 6.8. Aliran listrik
4. Tegangan Listrik
Tabung A dan B berisi air, dimana permukaan air tabung A lebih tinggi
dari permukaan air tabung B, dihubungkan melalui sebuah pipa maka air akan
mengalir dari tabung A ke tabung B (gambar a). Besarnya aliran air ditentukan
oleh perbedaan tinggi permukaan air kedua tabung, ini disebut dengantekanan
air.
Hal yang sama juga akan terjadi bila kutub listrik A yang mempunyai muatan
positip dihubungkan dengan kutub B yang bermuatan negatif oleh
kabel C (gambar b), maka arus listrik akan mengalir dari kutub A ke kutub B
melalui kabel C. Hal ini terjadi karena adanya kelebihan muatan positip pada
kutub A dan kelebihan muatan negatif pada B yang menyebabkan terjadinya
beda potensial (tegangan listrik). Perbedaan ini menyebabkan tekanan
tegangan menyebabkan arus listrik mengalir. Beda tegangan ini biasa disebut
Voltage.
22
Gambar 6.12. Tahanan Listrik
BAB III
PENUTUP
23
3.1 Kesimpulan
Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk memindahkan material.
Yang mana material tersebuat sangat berat maka digunakanlah sitem hidrolik.
Sistem hidrolik adalah sebuah sistem yang sangat bisa diandalkan dalam
pengoperasian alat berat salah satunya excavator. Karena dengan adanya sistem
hidrolik kerja alat berat bisa lebih ringan dan mudah dikendalikan menggunakan
sirkuit hidrolik. Sistem hidrolik pada Excavator digunakan untuk
mengendalikan Boom Raise/Lower, Stik out/in, Bucket close/open, Swing
Right/left, atau kombinasi dari gerakan-gerakan di atas.
3.2 Saran
1) Dosen memberi dukungan baik secara informasi ataupun secara
langsung dalam membantu bibit unggul Mahasiswa yang ingin
berwirausaha.
2) Dosen dapat memperhatikan Mahasiswa tanpa adanya perbedaan.
3) Memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh Mahasiswa.
4) Dosen memberikan pelatihan tentang wirausaha.
5) Memberikan reward atas prestasi yang telah diraih mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/25421360/Sistem_Hidrolik_Pada_Excavator
https://www.academia.edu/25696609/SISTEM_HIDROLIK_PADA_EXCAVATOR
24
https://nurdian25dhee.wordpress.com/2015/06/19/makalah-alat-berat-_-ekskavator-
tugas-mata-kuliah-alat-berat-dan-pengangkat/
https://penambang.com/prinsip-kerja-sistem-hidrolik
http://eprints.polsri.ac.id/1640/3/bab%202.pdf
https://komponenalat-berat.blogspot.com/2016/09/komponen-sistem-hidrolik.html
25