DI SUSUN OLEH ;
KELOMPOK I
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.2 Mesin..............................................................................................................2
3.1 Kesimpulan..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang sangat dominan dalam
menentukan unjuk kerja mesin .Suatu rangkaian mesin motor ,akan memberikan daya yang optimal
bila seluruh sistem yang bekerja pada motor tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja pada
sistem bahan bakar ,kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh besar pada efisiensi dan daya
kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan bakar bekerja dengan optimal yaitu dengan perawatan
dan perbaikan sistem bahan bakar.
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
3. Sebagai perapat, misal antara ring piston dengan dinding silinder
Digunakan pada kebanyakan mesin stasioner 2 Tak yang kecil dan kendaraan
ringan seperti : Vespa, Yamaha, Suzuki.
Sifat-sifat yang menonjol Selalu menggunakan oli baru, karena oli yang tercampur bensin ikut
terbakar dan habis. Timbul polusi dari gas buang Pemakaian oli boros Kandungan oli 2 ÷ 4 % dari
bensin ( menurut spesifikasi pabrik ) Pelumasan campur digunakan hanya untuk motor 2 Tak.
Sifat yang menonjol Pelumasan kontinyu, teratur dan merata Digunakan pada motor Otto (bensin)
dan Diesel 4 tak dan Diesel 2 Tak Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu Pada umumnya:
Motor Otto (bensin), oli diganti setiap 10.000 Km Motor Diesel , oli diganti setiap 5.000 Km
Di pasaran banyak oli motor yang ditawarkan pabrik. Bagaimana menentukan oli yang sesuai untuk
kebutuhan motor / engine ? Hal iItu dapat ditentukan melalui spesifikasi oli yang dapat dibaca pada
tulisan yang menempel pada kaleng oli.
annya encer SAE 30 tingkat kekentalannya sedang SAE 50 tingkat kekentalannya kental Motor
(engine) biasanya menggunakan oli SAE 40
1) Oli “multigrade”
Oli “multigrade” adalah oli yang telah diberi bahan aditif yang dapat
meningkatkan kemampuan oli untuk tidak cepat encer bila suhunya naik dan tidak cepat beku pada
temperatur rendah. Contoh : Mesran super SAE 20W-50
Pada temperatur dingin ( W = Winter), kekentalan seperti oli biasa SAE 20 Pada temperatur tinggi,
kekentalan sama seperti oli biasa SAE 50
Penggunaan oli “multigrade” tidak lebih menguntungkan pada hawa yang perubahannya tidak
banyak / merata seperti di Indonesia.
Ø Spesifikasi Kualitas
1) Motor bensin : SA, SB digunakan untuk tugas ringan SF digunakan untuk tugas berat
2) Motor Diesel : CA, CB digunakan untuk tugas ringan CF digunakan untuk tugas berat
Motor Otto (bensin) menggunakan oli dengan kualitas SC,SE Motor Diesel menggunakan oli dengan
kualitas CC, CD Contoh : oli Pertamina yang dapat memenuhi semua kebutuhan normal untuk motor
bensin dan motor Diesel adalah Mesran B40 (SAE 40, API SE/ CC)
Kadang-kadang mesin atau motor kendaraan menggunakan unit saringan oli dengan elemen saringan
yang dapat diganti sendiri. Cara mengganti elemen saringan : Lepas baut pada pusat rumah saringan.
Jika rumah saringan melekat/lengket, pukul sedikit dengan palu plastik untuk melepasnya Cuci
rumah saringan dan perlengkapannya. Elemen saringan dan seal nya 20’000 km. harus diganti
dengan yang baru .Perhatikan pada pengencangan rumah saringan apakah dudukannya pada flens
dapat memusat dengan benar. Setelah motor terisi oli, hidupkan mesin/motor dan kontrol kebocoran
oli.
5) Corong
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus
dipersiapkan sebelumnya adalah :
Lepas sarigan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, jangan sampai paking karetnya
tertinggal pada dudukan saringan oli.
Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir sarigan dan diameter paking karet. Kontrol apakah
saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -pass “ atau tidak
Kontrol perlu tidaknya katup anti balik di dalam saringan oli dengan melihat posisi pengikatan
saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan saringan oli horisontal atau sambungan saringan di
bawah, maka saringan oli harus dilengkapi dengan katup anti balik. Pasang kembali baut pembuang
oli. Jangan lupa gunakan paking baru. Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli
atau vet pada paking saringan oli baruPasang saringan oli baru dan keraskan dengan kekuatan
tangan saja. Isi oli pada motor. Gunakan corong supaya oli tidak tumpah. Perhatikan jumlah oli yang
sesuai spesifikasi. Ada perbedaan jumlah oli dengan/tanpa mengganti saringan oli.
Di dalam setiap sirkuit pelumasan sistem pompa terdapat katup “by-pass”. Katup ini terbuka pada
saat oli masih dingin ( kental ) atau apabila saringan oli tersumbat. Tempat katup terletak di dalam
saringan atau di rumah sambungannya.
Secara umum banyak sekali orang yang mengabaikan betapa pentingnya mengganti oli pada waktu
yang tepat. Maksud dari waktu yang tepat bukan bukan melihat bulan ganti olinya, tapi melihat sudah
berapa jauhkah speedo meter menunjukan kilometernya. Jika sudah menunjukan waktu ganti oli
maka segeralah ganti oli anda, karena jika moytor terus bergesek karena oli sudah tidak berfungsi
dengan baik akan menimbulkan kurangnya responsifitas pada si motor ketika di kendarai bermanufer
di jalan raya.
Periksalah kanvas kopling secara berkala agar meminimalisir ketidak maksimalan motor bekerja. Jika
setelah anda periksa ternyata tidak ada masalah pada bagian kanvas, maka cek yang lainya yaitu per
kopling. Mengapa pir kopling? Yap, karena jika ada masalah pada pir kopling, maka kinerja kanvas
akan ikut tergangu. Saya sarankan bila anda memiliki budget yang cukup, maka segeralah ganti bagian
tersebut dengan yang baru.
Kasarnya tarikan tali kopling dari dalam mesin yang melewati bagian dalam kabel adalah salah satu
hal yang membuat motor kopling bermasalah. Tapi tenang! Cara mengatasinya cukup mudah, yaitu
bersihkanlah tali kopling dan juga saluranya dengan cara memumasi pelumas atau mengunakan
cairan pembersih karat khusus untuk motor. Hal ini berguna untuk menghilangkan kotoran pada
kabel, yang dapat menghambat proses transmisi gigi motor.
Ketika anda sedang memulai berkendara atau start awal berkendara, maka usahakan untuk selalu
mengunakan gigi satu terlebih dahulu, karena jika kita langsung naik di atasnya maka akan ada resiko
nantinya, seperti terbebaninya kopling sehingga kan mempercepat proses keausan pada si motor dan
ujung-ujungnya kita harus menservis agar keausan pada motor dapat di perbaiki. Selain itu bagi riders
motor kopling harus rajin menetralkan tuas transmisi ketika berhenti. Misalkan ketika berhenti di
lampu merah. Hal in di lakukan agar motor anda tidak cepat rusak.
Memang banyak sekali perawatan yang harus kita lakukan pada sebuah kendaraan, terutama pada
bagian sistem karena memiliki peranan yang sangat penting untuk proses melajunya si motor nanti.
Selain itu, perawatan perlu dan sangat harus di lakukan secara berkala agar si motor tetap dalam
kondisi prima dan bagus performanya.
Satu kata yang tepat adalah mencegah lebih baik dari pada membenahi. Karena jika sudah terlanjur
terjadi kerusakan pada si motor al hasil akan repot juga akhirnya. Maka selalu rawat dan jaga mesin
motor anda, agar selalu awet dan prima. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Sekian dan terima
kasih atas kunjunganya.
Konstruksi SV memiliki ciri katup berdiri dan berada di samping blok motor serta poros kam terletak
di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin pendek/tidak memakan tempat, suara
tidak berisik, namun bentuk ruang bakar kurang menguntungkan bagi proses pembakaran yang ideal
dan penyetelan celah katup sulit.
1. Satu Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC)
Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros kam berada di kepala silinder dan
langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B). Keuntungannya sedikit komponen/
bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi.
Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas ayun
2. Dua Poros Kam di Kepala (Double Over Head Camshaft atau DOHC)
Agar supaya katup-katup dapat menutup dengan sempurna pada semua keadaan temperature
mesin.
Saat mesin hidup komponen mekanisme katup yang jumlahnya banyak bergerak bergesekan dan
mendapat gaya ke berbagai arah serta beban panas, maka semakin lama komponen semakin aus pada
sistem penekan katup dan pada daun katup dan dudukannya serta pengikat-pengikat menjadi kendor,
sehingga celah katup menjadi berubah besar, Karena keausan-keausan tersebut tidak merata, celah
katup berubah dan perlu distel, sekitar setiap 20.000 km
kendaraan berjalan. Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin,
seperti berikut :
Ø Gerak gunting juga lebih lama, kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang besar.
Akibatnya : putaran Idle kurang stabil (motor bergetar)
Ø Ada kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang, tenaga motor berkurang
Ø Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas pada daun katup tidak sempurna.
Pengukuran celah harus antara tuas ayun dan kam, bukan antara ujung tuas ayun dan ujung batang
katup.
1. Fuler
2. Mur penyetel ( mur stop yang mengunci sendiri )
3. Tuas katup dari pelat yang di pres
1. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus
dipersiapkan sebelumnya adalah : Peralatan servis dalam kotak alat Kunci sok Kunci momen
2. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus
dipersiapkan sebelumnya adalah :
Cari besar celah katup di dalam buku data / manual. Besarnya celah katup pada mesin panas / dingin
biasanya tidak sama. Lepas tutup kepala silinder. Kencangkan baut-baut kepala silinder dengan
kunci momen sesuai dengan urutan pengencangan yang benar seperti gambar. Data
kekuatan pengencangan baut lihat di Modul manual.
Kencangkan baut atau mur unit tuas penekan katup dengan kunci momen sesuai dengan urutan
pengencangan yang benar seperti gambar Pengencangan jangan terlalu keras. Data kekuatan
pengencangan baut lihat di buku manual.
Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA tepat. Tanda TMA terletak pada puli
motor (gambar) atau pada roda gaya.Tentukan posisi saat akhir langkah kompresi pada silinder
1.Ketika tanda TMA tepat maka torak silinder 1 (silinder yang posisinya terjauh dari roda gaya) pada
posisi TMA, namun terdapat 2 kemungkinan langkah/proses yang terjadi, yaitu akhir langkah
kompresi atau akhir langkah buang/awal langkah isap (katup overlaping). Akhir langkah kompresi
dapat diketahui dari adanya celah pada kedua katupnya, karena posisi kedua katup tertutup atau
tidak ada penekanan pada komponen penekan katup. Sementara untuk akhir langkah buang/awal
langkah isap dapat diketahui dari adanya penekanan pada komponen penekan katup isap dan buang
atau adanya pergerakan katup isap dan buang (overlaping) jika puli digerakkan
bolak-balik pada daerah sekitar TMA.
Jika silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang dapat disetel ( X ) adalah :
M Katup masuk
B Katup buang
X Katup yang dapat
distel
1...6 = Nomor urut
Kemudian penyetelan setengah dari jumlah katup yang belum distel dilakukan dengan cara yang
sama, yaitu setelah puli motor diputar satu putaran lagi / tanda TMA tepat. Pasang tutup kepala
silinder. Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder serta
sambungan-sambungan ventilasi karter.
Fuler harus dapat didorong dan ditarik dengan agak rapat/seret. Fuler yang tidak rata / berombak dan
tidak halus.
Pengukuran celah katup pada penggerak katup yang menggunakan tuas ayun harus antara tuas
dengan kam, bukan antara ujung tuas dengan ujung batang katup.
Pada sistem ini, penyetelan plat penyetel dilaksanakan melalui mengganti plat penyetel dengan
bermacam- macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu set plat penyetel,
mikrometer dan alat khusus untuk menekan mangkok penumbuk katup.
Untuk mencegah bercampurnya pelat penyetel dari sejumlah katup yang ada, stel katup satu persatu,
seperti berikut : Ukurlah besar celah katup yang ada (A) dan catat. Catatlah kesalahan celah (C),
yaitu perbedaan ukuran celah antara besar celah yang seharusnya (B) dan besar celah yang telah
diukur. Kesalahan celah ini ( C = B – A ) digunakan untuk menentukan pelat penyetel dengan tebal
yang tepat (D). Tekan mangkok penumbuk dengan alat khusus.Keluarkan plat penyetel dengan tang
khusus atau obeng. Ukurlah tebal plat yang telah dilepas (E) dengan mikrometer, kemudian
masukkan ke kotak set yang sesuai dengan ketebalannya.Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai (D)
untuk menghasilkan celah katup yang benar, yaitu D = E + C. Kontrol ketebalan plat baru dengan
mikrometer. Pasang plat penyetel yang baru pada mangkok. Kontrol celah katup kembali.
Tabel di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem pemindah tenaga yang sebaiknya
dilaksanakan demi kelancaran dan pemakaian yang hemat atas sepeda motor yang bersangkutan.
Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat jarak tempuh atau waktu, tinggal dipilih mana
yang lebih dahulu dicapai.
1 Oli Transmisi (khusus mesin Ganti setelah menempuh 1.000 km dan selanjutnya setelah
2 tak) 5.000 km
Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem Pemindah Tenaga yang umum
terjadi pada sepeda motor, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan
keluarnya atau penanganannya (solusinya).
Saat kerja Gaya berat kanvas kopling yang tidak sama Ganti kanvas kopling
pemindah gigi
terlalu cepat
a. Sepeda motor ini dilengkapi dengan kopling otomatis yang fungsinya diatur oleh putaran mesin
dan mekanis sentrifugal yang terletak di kopling. Untuk menjamin kemampuan daya tekan kopling
secara keseluruhan, maka sengatlah perlu kopling dapat bekerja dengan lancar dan halus
3. Duduklah di atas sepeda motor, naikan putaran mesin secara perlahan dan lihatlah digital engine
tachometer pada putaran berapa sepeda motor mulai bergerak maju.
c. Pemeriksaan saat kopling berfungsi untuk menentukan kopling dapat bekerja penuh dan tidak
terjadi selip.
2. Buka gas dengan singkat sampai habis dan perhatikan putaran
d. Jangan membuka gas sampai habis lebih dari 3 detik, karena dapat menyebabkan kopling atau
mesin cepat rusak
BAB III
KESIMPULAN
Agar membuat mesin sepeda motor tetap dalam keadaan baik, amak mesti dilaukan pemeliharaan
mulai dari :
DAFTAR PUSTAKA
http://totalotomotif.com/pemeriksaan-dan-perbaikan-sistem-pemindah-tenaga/
http://materismkotomotif.blogspot.com/2016/10/perawatan-berkala-mekanisme-katup_12.html
http://najamudinmt.blogspot.com/2015/05/cara-perawatan-dan-penggunaan-kopling.html
http://materismkotomotif.blogspot.com/2016/10/perawatan-berkala-sistem-pelumasan.html
http://sabiqptm.blogspot.com/2014/05/makalah-motor-bensin.html