Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK

MOTOR BAKAR
“Pengukuran Silinder Blok”

Disusun Oleh:

Fitri Pramushintha

K2515030

Dosen Pengampu:

Ir. Husin Bugis, M.Si.

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek ini dengan
baik.Laporan praktek ini berjudul “Pengkuran Katup” laporan ini berisi tentang
hasil yang diperoleh dari pengukuran katup pada mesin mobil suzuki.Laporan
disusunguna melaksanakan tugas mata kuliah Praktek Motor Bakar, program studi
Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


bapak Ir. Husin Bugis, M.Si.sebagai dosen pembimbing mata kuliah Praktek
Motor Bakar yang telah memberikan tugas dan bimbinganya sehingga dapat
membantu kelancaran perkuliahan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu penulis megharapkan kritik dan saran dari pembaca guna mencapai tahap yang
lebih baik.

Surakarta, 20Maret 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Praktek Motor Bakar.............................................................. iv


B. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar............................................ iv
C. Tujuan Praktek.......................................................................................... iv
D. Waktu dan Tempat................................................................................... v

BAB II DASAR TEORI

A. Dasar Teori................................................................................................. 1
B. Keselamatan Kerja......................................................................................3
C. Alat dan Bahan.......................................................................................... 3

BAB III DATA

A. Data Mesin.................................................................................................5
B. Langkah Pembongkaran........................................................................... 5
C. Cara Kerja.................................................................................................6
D. Langkah Pemasangan................................................................................8
E. Hasil Praktek.............................................................................................8
F. Analisis......................................................................................................11

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................12
B. Saran ....................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Praktek Motor Bakar


Praktek motor bakar merupakan sebuah kegiatan mengoperasikan atau
membongkar mesin motor atau mobil untk mengetahui cara membongkar dan
menyetel motor sesuai dengan jobsheet yang telah ditentukan oleh pengampu.
Dalam hal ini praktek motor bakar dapat dilakukan di bengkel-bengkel atau di
sekolah. Praktek motor bakar dilakukan dalam rangka mensinkronkan antara
teori motor bakar yang lebih dahulu dipelajari kemudian diaplikasikan teori
tersebut agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan serta
menjadi bekal nantinya apabila mahasiswa tersebut sudah
mengaplikasikannya dalam dunia kerja, baik sebgaia guru praktek maupun
sebagai mekanik. Di bidang industri mekanik motor bakar sangat berperan
terutama pada perusahaan yang bergerak pada bidang otomotif.
B. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mengetahui dan dapat melakukan pembongkaran serta
pemasangan dan mengidentifikasi mesin pada motor bakar secara baik dan
benar
Kompetensi Dasar :
 Mengidentifikasi tahapan dan siklus kerja motor bensin
 Mengidentifikasi proses kerja motor 4 tak dan 2 tak
 Mengidentifikasi komponen utama motor bensin
 Memeriksa /mengukur komponen utama motor
 Menyimpulkan kondisi komponen utama motor bensin
C. Tujuan Praktek
Praktikum motor bakar ini dimaksudkan agar mahasiswa tahu tentang
macam-macam motor bakar, tentang proses kerja motor bakar dan bagian-

iv
bagian motor bakar. Dalam pelaksanaannya mahasiswa tidak langsung
melakukan pembongkaran mesin tetapi terlebih dahulu diberikan teori motor
bakar oleh dosen pembimbing.

Setelah mahasiswa tahu dan mengerti tentang motor bakar dan cara kerja
motor bakar, maka tujuan dari praktek ini adalah :

a. Mahasiswa trampil membongkar dan memasang mesin.


b. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran blok silinder.
c. Mahasiswa mempunyai pengalaman dan keahlian.
d. Mahasiswa mampu mengukur diameter suatu piston
e. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur saat pengukuran kerataan blok
sinder dan diameter silinder serta piston
D. Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal :Senin, 20 Maret 2017
Pukul : 13.00- 15.30 WIB
Tempat : Ruang Praktik motor bakar, kampus V Pabelan

v
BAB II

DASAR TEORI

A. Dasar Teori
Blok silinder merupakan bentuk dasar dari mesin dan blok silinder ini terdapat
beberapa silinder ,pada setiap silinder terdapat sebuah torak(piston) yang di
pasangkan pada ujung batang torak,sedangkan ujung torak lainnya
berhubungan langsung dengan poros engkol(crankshaft).
Di bagian atas kepala silinder pada bagian dalam berbentuk sebuah ruang bakar
dan du lengkapi dengan katup hisap dan buang katup-katup ini di gerakan oleh
sunbu nok (camshaft) untuk membuka dan menutup salluran pembuangan
untuk memperoleh tenaga ini udara dan bahan bakar telah di campur di
salurkan kedalam silinder dan gas yang telah terbakar di dorong keluar.

1) Fungsi blok silinder :


 sebagai dudukan kepala silinder.
 sebagai dudukan silinder liner.
 sebagai dudukan mekanisme poros engkol.

2) Fungsi silinder :
 sebagai langkah bakar torak.

3) Blok silinder harus memenuhui persyaratan :


 kaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan
perubahan elastisitas pada bentuk.
 ringan dan kuat.
 konstruksi memungkinkan pendinginan yang rata.
 pemuaian panas harus sesuai dengan bagian-bagian yang terpasang
pada blok tersebut (seperti ; poros engkol, kepala silinder).
4) Silinder harus memenuhui persyaratan :

1
 memiliki sifat luncur yang baik, sehingga tahan aus.
 Tidak mudah berubah bentuk.
 kuat terhadap tekanan.
 mudah di overhaul.
TabungSilinder
Penggunaan tabung silinder memungkinkan silinder diganti setiap saat
diperlukan, umpamannya karena aus atau sebab-sebab lain. Hal ini akan
menghemat waktu maupun biaya. Tabung tersebut di buat dari besi tuang dan
mendapatkan perlakuan panas (heatreatment) untuk memperoleh ketahanan
terhadap keausan yang lebih tinngi.
Perlakuan Pemanasan (heatreatmant) pada tabung silinder tekanannya pada
temperatur yang sesuai sekitar 5200C bagaimanapun juga dibawah perubahan
bentuk titik dan pengaturan pendinginan hingga 3000C pada suhu pendinginan
sekitar 300C - 400C/jam. Setelah tungku dingin selanjutnya pendinginan
dilakukan dengan pemberian sirkulasi udara.
Ada dua jenis tabung silinder yang digunakan, yaitu tabung
basah dan tabung kering.Tabung kering umumnya dibuat dari baja dan dinding
luar maupun dinding dalam nya dikerjakan dengan teliti. Tabung ini ditekan ke
dalam blok silinder sehingga terbentuk lapisan pada silinder. Paking untuk
mencegah kebocoran air pendingin tidak diperulkan.
Tabung jenis basah langsung berhubungan dengan air pendingin.Berbeda
dengan tabung jenis kering, pemasangannya memerlukan paking untuk
mencegah kebocoran air pendingin.
Bila mesin digunakan dalam waktu yang cukup lama, dinding silinder akan
sedikit menjadi aus, ini dapat diperbaiki dengan jalan mengebor kembali
dinding silinder, silinder yang telah dibor memerlukan torak dengan ukuran
lebih besar disebabkan bertambahnya diameter linier silinder.Bila dinding
silinder yang terbuat dari besi tuang aus dan pengeboran tidak dapat dilakukan
maka silinder masih dapat diperbaiki dengan jalan memasangkan pelapis
silinder (tabung silinder).
Jenis Konstruksi Bloksilinder

2
Pada umumnya, bentuk dan kontruksi blok silinder pada beberapa faktor .
Faktor-faktor itu antara lain jumlah silinder, susunan silinder, diameter silinder,
langkah torak, volume langkah, perbandingan kompresi, susunan katup, cara
pendinginan silinder, bahan yang digunakan, bentuk tuangan, cara penungan
dan penyelesaian benda tuang.

Jenis konstruksi berdasarkan susunan silinder

a.) Sebaris.
- kontruksi sederhana
- baik untuk 2 silinder sampai 6 silinder

b.) Bentuk“V”

- kontruksi lebih pendek

- baik untuk 6 silinder sampai 12 silinder

- sifat getaran paling buruk sehingga jarang digunakan untuk 2atau 4 silinder

c.) Boxer ( Tidur )


- konstruksi lebih rendah tapi lebar
- baik untuk 2 silinder sampai 12 sil

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Dalam praktikum ini diperlukan keselamaan kerja sebagai berikut:
- Memakai wearpack
- Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya
- Mengikuti prosedur sesuai SOP
- Mengikuti tata tertib pada bengkel
- Mengikuti peirntah instruksi / dosen
C. Alat dan Bahan
1. Alat
 Dial gauge
 Micrometer sekrup
 Jangka sorong

3
 Mistar baja
 Fuller gauge
 Cracker torak
 1 set kuci pas
 kunci shock
 1 set kunci ring
2. Bahan
 Engine Stand

4
BAB III
DATA

A. Data Mesin

Jenis : Motor Bensin 4 langkah

Merek : SUZUKI

Jumlah Silinder : 4 Buah

Bahan Bakar : Bensin

Pendinginan : Air

Pelumas : Oli

Buatan : Jepang

B. Langkah Pembongkaran
a. Lepaskan tutup pada atas katup atau klep
b. Lepaskan intake manifold atau saluran buang juga yang menempel pada
kepala silinder.
c. Lepaskan baut yang mengikat kepala silinder, sebagai tips dalam
membuka baut kepala silinder pastikan membuka dengan arah bersilang
agar kekuatan daya tekan tetap seimbang pada semua sisi kepala silinder,
misal pertama kita lepas baut pada bagian kanan bawah, selanjutnya lepas
baut pada bagian kiri atas, untuk lebih jelas silahkan perhatkan gambar di
bawah ini.
d. Setelah semua baut pada kepala silinder terlepas, langkah berikutnya
adalah melepas kepala silinder dari dudukannya, sehingga katup dan
pushroad juga ikut terlepas. Ingat di kepala silinder ada packing maka
lepaslah dengan hati-hati agar tidak rusak packingnya.

5
e. Langkah berikutnya adalah melepas timing chain atau timing belt yang ada
pada bagian samping, namun sebelumnya lepas terlebih dahulu baut pulley
hingga pulley menjadi terlepas.
f. Setelah pulley terlepas, lalu lepas rumah timing chain, namun untuk
melepas rumah timing chain ini karena ada baut yang menahan dan tidak
dapat dilepas kecuali harus melepas karter. Lepas terlebih dahulu karter
dan juga lepas packingnya.
g. Setelah terlepas, lalu lepas rumah timing chain, kemudian lepaslah rantai
timingnya dan juga sepatu yang menekan rantainya. Lepas juga poros cam
atau camshaft dari dudukannya.
h. Lepas komponen-komponen seperti pompa bensin, filter oli yang
menempel pada bagian samping mesin.
i. Lepas saringan oli yang ada di dalam carter
j. Lepas juga piston dari tempatnya, lepaskan dulu baut yang mengikat dan
juga connecting rod cup. Untuk memudahkan dalam melepas piston,
caranya posisikan piston pada titik mati atas, lalu dorong piston dari dalam
hingga piston keluar
C. Cara Kerja
Pengukuran ini dilakukan saat mesin telah dibongkar atau overhaul
1. Pengukuran kerataan Blok Silinder
a. Letakkan mistar baja pada permukaan blok silinder (posisi berdiri dan
pada bagian yang kecil diletakkan dibawah)
b. Lihat celah antara blok dengan mistar baja kemudian masukkan bilah
feeler gauge yang dapat masuk.
c. Lihat/ukur bilah tersebut dengan mikrometer, besarnya penyimpangan
kerataan blok silinder adalah sebesar tebal bilah tersebut.
d. Lakukan pengukuran seperti diatas pada delapanposisi yaitu: Membujur
(kiri, tengah dan kanan) dan melintang (depan, tengah dan belakang)
diagonal 1 dan diagonal 2.
e. Dari beberapa pengukuran ambilah nilai penyimpangan kerataan yang
tertinggi dan bila penyimpangan kerataannya sudah melebihi batas

6
maksimum maka blok silinder harus diperbaiki dengan jalan di gerinda
sampai kerataannya nol atau dilakukan pembubutan
2. Pengukuran diameter piston
a. Memegang piston yang akan diukur
b. Menggunakan micrometer sekrup untuk mnegukur kepala piston sumbu
X dan Y. serta mengukur agak kebawah piston pada sumbu X dan Y
c. Catat hasil pengukuran tersebut
3. Pengukuran tabung silinder

a. Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring
torak
b. Ambil micrometer yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut
c. Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan micrometer sesuai dengan
hasil pengukuran dengan jangka sorong (untuk memudahkan
penghitungan dapat dibulatkan ketasa atau kebawah).
d. Rakit Dial Bore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba
masukkan dalam silinder) kemudian kalibrasi silinder bore dengan
micrometer tersebut (pada saat silinder bore diukur dengan micrometer
dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi
micrometer).
e. Ukur diameter silinder dengan dial bore gauge pada enam posisiyaitu
bagian yang terkena gesekan ring torak bagian atas (melintang dan
membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y), dan Bagian bawah (X
dan Y) .
f. Hitung besarnya diameter silinder tiap pengukuran dan catat hasilnya ,
dimana besarnya diameter silinder adalah besarnya ukuran settingan
micrometer ditambah atau dikurangi besarnya penyimpangan jarum dial
pada Dial Bore Gauge (bila jarum dial bergerak berlawanan jarum jam
berate ditambah dan bila dial bergerak searah jaru jam berarti
dikurangi).

7
D. Langkah Pemasangan

a. Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring
torak
b. Ambil micrometer yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut
c. Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan micrometer sesuai dengan
hasil pengukuran dengan jangka sorong (untuk memudahkan
penghitungan dapat dibulatkan ketasa atau kebawah).
d. Rakit Dial Bore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba
masukkan dalam silinder) kemudian kalibrasi silinder bore dengan
micrometer tersebut (pada saat silinder bore diukur dengan micrometer
dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi
micrometer).
e. Ukur diameter silinder dengan dial bore gauge pada enam posisiyaitu
bagian yang terkena gesekan ring torak bagian atas (melintang dan
membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y), dan Bagian bawah (X
dan Y) .
f. Hitung besarnya diameter silinder tiap pengukuran dan catat hasilnya ,
dimana besarnya diameter silinder adalah besarnya ukuran settingan
micrometer ditambah atau dikurangi besarnya penyimpangan jarum
dial pada Dial Bore Gauge (bila jarum dial bergerak berlawanan jarum
jam berate ditambah dan bila dial bergerak searah jaru jam berarti
dikurangi).

E. Hasil Praktek
1. Pengukuran kerataan blok silinder
Alat yang digunakna pada pengukuran kerataan blok silinder adalah mistar
baja dan fuller gauge. Cara pengukurannya adalah :
a. Letakkan blok silinder (yang akan diukur) ditempat yang rata.
b. Letakkan mistar baja di permukaan benda secara diagonal 1, diagonal
2, horizontal atas, tengah, dan bawah serta secra vertikal atas, tengah,
dan bawah.

8
c. Masukkan fuller yang pas (sesuai) dengan celah antara permukaan
blok silinder dengan mistar baja.
 Hasil Pengukuran
No Letak Lebar celah (mm)
1 Horisontal atas 0,05
2 Horisontal tengah 0,05
3 Horisontal bawah 0,05
4 Vertikal kiri 0
5 Vertikal tengah 0,05
6 Vertikal kanan 0,05
7 Diagonal 1 0,05
8 Diagonal 2 0,05

2. Pengukuran Diameter Piston


Alat yang digunakan pada pengukuran diameter piston adalah micrometer
sekrup. Caranya :
a. Kalibrasi terlebih dahulu micrometer sekrup yang akan digunakan
b. Ukur piston dari sumbu X atas dan sumbu X bawah, kemudian ukur
dari sumbu Y atas dan sumbu Y bawah
 Hasil Pengukuran
Piston 1
Bagian Sumbu
X Y
Atas 65,18 65,12
Bawah 65,18 65,10

9
Piston 2
Bagian Sumbu
X Y
Atas 65,24 65,21
Bawah 65,11 65,03

3. Pengukuran Tabung Silinder


Alat yang digunakan untuk pengukuran diameter tabung silinder yaitu
menggunakan jangka sorong dan dial gauge. Cara pengukurannya adalah:
a. Ukur terlebih dahulu diameter dalam tabung silinder menggunakan
jangka sorong, dan diperoleh hasil 65,70 mm
b. Dan menetapkan nilai dial gauge menggunakan replacement rod 65mm
dan ditambah dengan replacement washer dengan ukuran 1 mm
c. Kalibrasikan terlebih dahulu dial gauge dengan memposisikan jarum
pada dial gauge pada posisi nol
d. Masukkan dial gauge ke dalam tabung silinder untuk mengukur
diameter dalam tabung silinder dengan cara menggoyang-goyangkan
dial gauge pada bagian atas, tengah dan bawah silinder
 Hasil pengukuran
Diameter silinder menggunakan jangka sorong : 65,70mm
Standar dial gauge : 66 mm
Rumusnya : 66mm – selisih yang didapat (dari dial gauge)

Silinder 1 Sumbu Hasil (mm)


𝑋𝑎𝑡𝑎𝑠 66 - 1,28 = 64,72
𝑋𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 66 – 1,28 = 64,72
𝑋𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 66 – 1,29 = 64,71
𝑌𝑎𝑡𝑎𝑠 66 – 1,27 = 64,73
𝑌𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 66 – 1,28 = 64,72
𝑌𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 66 – 1,28 = 64,72

10
Silinder 4 𝑋𝑎𝑡𝑎𝑠 66 – 1,30 = 64,70
𝑋𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 66 – 1,29 = 64,29
𝑋𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 66 – 1,29 = 64,29
𝑌𝑎𝑡𝑎𝑠 66 – 1,29 = 64,29
𝑌𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 66 – 1,29 = 64,29
𝑌𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 66 – 1,29 = 64,29

F. Analisis

Dari hasil pengukuran tersebut di dapatkan analisis sebagai berikut :

1. Pada pengukuran kerataan blok silinder didapatkan hasil bahwa blok


silinder sudah tidak rata sehingga diperlukan adanya perataan pada bagian
blok silinder agar tetap rata dengan cara misalnya dibubut menggunakan
celah yang terlebar yaitu 0,05mm. Jadi blok silinder dibubut rata sedalam
0,05mm agar rata kembali, karena jika tidak rata maka akan terjadi oli
proses mekanisme motor bakar tidak berjalan sempurna karena adanya
celah
2. Pada pengukuran diameter piston juga demikian mengalami perubahan
diameter antara diameter atas dan diameter bawah. Sehingga harus
disamakan atau diratakan diameter tersebut
3. Pada pengukuran diameter tabung silinder didapatkan hasil bahwa pada
silinder 1 sumbu X dimameter mengalami tirus kebawah, silinder 1 sumbu
Y diameter mengalami tirus ke bawah. Sedangkan silinder 2 sumbu X
diameter mengalami tirus ke atas dan silinder 2 sumbu Y diameter normal
atau lurus.

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Blok silinder merupakan bentuk dasar dari mesin dan blok silinder ini
terdapat beberapa silinder ,pada setiap silinder terdapat sebuah torak(piston)
yang di pasangkan pada ujung batang torak,sedangkan ujung torak lainnya
berhubungan langsung dengan poros engkol(crankshaft).

Dari hasil pengukuran, di dapatkan analisis sebagai berikut :

1. Pada pengukuran kerataan blok silinder didapatkan hasil bahwa blok


silinder sudah tidak rata sehingga diperlukan adanya perataan pada bagian
blok silinder agar tetap rata dengan cara misalnya dibubut menggunakan
celah yang terlebar yaitu 0,05mm. Jadi blok silinder dibubut rata sedalam
0,05mm agar rata kembali, karena jika tidak rata maka akan terjadi oli
proses mekanisme motor bakar tidak berjalan sempurna karena adanya
celah
2. Pada pengukuran diameter piston juga demikian mengalami perubahan
diameter antara diameter atas dan diameter bawah. Sehingga harus
disamakan atau diratakan diameter tersebut
3. Pada pengukuran diameter tabung silinder didapatkan hasil bahwa pada
silinder 1 sumbu X dimameter mengalami tirus kebawah, silinder 1 sumbu
Y diameter mengalami tirus ke bawah. Sedangkan silinder 2 sumbu X
diameter mengalami tirus ke atas dan silinder 2 sumbu Y diameter normal
atau lurus.

12
B. Saran

Mahasiswa diharapkan selalu menerapkan SOP agar tidak terjadi kecelakaan


kerja dan menjaga peralatan praktik agar tidak hilang atau rusak serta
meningkatkan kedisilpinan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bugis, Husin. 2014. Dasar-dasar Motor Bensin Konvensional. Surakarta : UNS


Press

Buku Manual (Panduan Reparasi)

http://www.guruotomotif.com/2016/03/cara-overhaul-mesin-mobil-dan-
langkah.html

http://mrobbiesaputra.blogspot.com/2016/06/alat-untuk-mengukur-block-
cylinder.html

14
LAMPIRAN

15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai