Kelompok 2 (dua)
Laporan Kegiatan Praktik Motor Diesel Lanjutan: Job Overhaul Engine Lanjutan
Kelompok 3 (tiga) Kelas 3 B Program Studi Teknik Otomotif telah diperiksa dan
disetujui oleh Pembimbing Job pada tanggal 18 Oktober tahun Dua Ribu Dua Puluh
Satu.
Makassar, ................................2021
Mengetahui, Diperiksa/Disetujui,
Kepala Bengkel Otomotif Pembimbing Job
Mengetahui,
KoPS Teknik Otomotif
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................................5
A. Latar Belakang.............................................................................................................5
B. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
A. Landasan Teori.............................................................................................................6
B. Komponen Engine........................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................21
PEMBONGKARAN, PENGUKURAN, DAN PEMASANGAN..........................................21
A. Alat dan Bahan...........................................................................................................21
B. Langkah Kerja............................................................................................................21
C. Pengukuran................................................................................................................22
BAB IV..................................................................................................................................28
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................28
A. Kesimpulan................................................................................................................28
B. Saran..........................................................................................................................28
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Motor Diesel
Lanjutan yang berjudul “ Overhaul Mesin Diesel Lanjutan”
Semoga Laporan Praktek Motor Diesel Lanjutan ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.
Kelompok 3
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada motor diesel salah satu sistem terpenting adalah sistem aliran bahan bakar.
Sistem bahab bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari tangki hingga masuk
kedalam sistem. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang jalur aliran bahan bakar
tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada. Pada sistem bahan bakar juga
terdapat beberapa komponen – komponen penting yang menunjang kelancaran aliran
bahan bakar. Apabila terdapat masalah pada sistemnya, maka dapat mengganggu
kerja dari mesin. Maka penting juga untuk dapat menganalisis, memperbaiki dan
melakukan pengujian terhadap proses kerja dari masing – masing komponen sistem
bahan bakar motor diesel tadi.
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktek overhoul pada motor diesel adalah sbb:
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam, atau sebuah mesin pemicu
kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi.
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudoal Diesel yang menerima paten pada
23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan
berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukannya pada
Exposition Universelle (pameran dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak
kacang (lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F.
Kettering.
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran
dalam (internal combustion engine) Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi
kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia
(pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang
bakar). Pembakaran pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan temperatur campuran
udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.
Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung
pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak/.
Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak. Tekanan
gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat
bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi
gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft).Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol
juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. Berdasarkan
cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor
6
diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa
dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang
dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).
7
Injeksi dimulai pada saat piston dalam keadaan 62` sebelum TMA dan
langkah diakhiri 18` sesudah TMA. Diantara 60` sebelum TMA dan sesudah
TMA digunakan injector untuk injeksi kan bahan bakar didalam ruang bakar
itu sendiri.
Adapun jenis – jenis motor diesel adalah sebagai berikut :
1. Mesin Diesel Satu Garis
jenis mesin diesel Ini merupakan pengeturan yang paling sederhana,
dengan semua silinder sejajar, satu garis (inline) seperti dalam gambar 1-2 .
Konstruksi ini biasa digunakan untuk mesin diesel yang mempunyai silinder
sampai delapan. Mesin diesel satu baris biasanya mempunyai silinder vertikal.
Tetapi mesin diese ldengan silinder horisontal digunakan untuk bus. Mesin
diesel seperti ini pada dasarnya adalah mesin vertikal yang direbahkan pada
sisinya untuk mengurangi beratnya.
2. Mesin diesel Pengaturan –V
Kalau jenis mesin diesel mempunyai lebih dari delapan silinder, sulit
untuk membuat poros engkol dan rangka yang tegar dengan pengaturan satu
garis. Pengaturan –V (gambar 1-3 a) dengan dua batang engkol yang
dipasangkan pada pena engkol masing-masing, memungkinkan panjang mesin
dipotong setengahnya jhingga lebih tegar, dengan poros engkol lebih kaku.
Iini merupakan pengaturan yang paling umum untuk mesin diesel dengan
derlapan sampai enambelas silinder. Silinder yang terletak pada satu bidang
disebut sebuah bank; sudut a antara dua bank bervariasidari 30 sampai 120
derajat, sudut yang paling umum adalah antara 40 dan 70 derajat
3. Mesin diesel Radial
jenis mesin diesel radial Mempunyai silinder yang semuanya
terletakpada satu bidang dengan garis tengahnya berada pada sudut yang sama
dan hanya ada satu engkol untuk tempat memasangkan semua batang engkol.
Mesin jenis mesin diesel ini dibangun dengan lima, tujuh, sembilan dan
sebelas silinder
8
4. Mesin diesel Datar.
Pengaturan jenis mesin diesel semacam ini digunakan untuk bus dan
truk.
5. Unit Mesin diesel Jamak.
Berat tiap daya kuda, yang disebut berat mesin diesel spesifik, makin besar
dengan makin bertambahnya ukuran mesin diesel , lubang dan langkah mesin
diesel. Untuk mendapatkan mesin dengan keluaran daya sangat tinggi tanpa
menambah berat spesifiknya, maka dua dan empat mesin lengkap, yang
memiliki enam atau delapan silinder masing-masing dikombinasikan dalam
satu kesatuan dengan menghubungkan tiap mesin diesel kepada poros
penggerak utama s (gb1- 4a dan b) dengan bantuan kopling dan rantai rol atau
kopling dan roda gigi.
6. Mesin diesel torak berlawanan
Mesin diesel derngan dua torak tiap silinder yang menggerakkan doa
poros engkol digunakan dalam kapal dan ketreta rel. Disainya menunjukan
banyak keuntungan dari pembakaran bahan bakar, menyeimbangkan masa
ulak-alik, pemeliharaan mesin dan mudah dicapai.
B. Komponen Engine
1. Penutup kepala silinder
9
• Sebagai tempat pembakaran mesin
• Sebagai tolakan piston saat terjadi pembakaran
• Sebagai tempat untuk proses intake dan exhaust
• Sebagai tempat menempelnya intake manifold dan
exhaustmanifold
2. Intake manifold
3. Exhaust manifold
10
Pengerian exhaust manifold adalah saluran yang dibuat khusus yang
digunakan pada mesin untuk media pelepasan gas sisa pembuangan, saluran
ini akan menghubungkan kepala silinder dengan knalpot atau katalitik
converter. Memang fungsi exhaust manifold itu hanya satu yakni seperti yang
disebutkan diatas untuk media pengaliran gas sisa pembuangan. Gas ini
terbentuk saat mesin selesai melakukan proses usaha, untuk melanjutkan
siklus mesin maka gas sisa tersebut harus dibuang keluar. Karena gas ini
memiliki suhu yang cukup tinggi maka tidak bisa sembarangan dibuang
begitu saja, perlu adanya perlakuan khusus yang ditujukan agar gas sisa
pembakaran mesin lebih ramah lingkungan dan juga suara pembakaran mesin
bisa lebih tenang. Fungsi ini di atur oleh knalpot yang memiliki rangkaian
mufler, sementara saluran exhaust menghubungkan mesin dengan mufler pada
knalpot. Pada mesin empat silinder kita akan melihat beberapa konfigurasi
seperti konfigurasu exhaust 4-2-1 yang artinya 4 saluran dari masing-masing
silinder disatukan menjadi dua saluran kemudian disatukan lagi menjadi satu
saluran, ada pula konfigurasi 4-2 dimana ada dua buah saluran yang menuju
mufler. Kelebihan penggunaan exhaust manifold dengan konfigurasi 4-2-1
adalah lebih ideal untuk digunakan pada segala kondisi karena untuk
menyalurkan gas buang sudah di atur sedemikian rupa sehingga tidak ada gas
yang menumpuk. Sementara model exhaust 4-2 digunakan untuk mesin sport
dimana kecepatan menjadi kebutuhan utama, dalam hal ini aliran gas buang
dibuat sebebas mungkin sehingga putaran mesin tidak terhambat langkah
buang.
4. Roker arm
11
rocker arm maka campuran udara dan bahan bakar dapat masuk ke dalam
ruang bakar, sedangkan ketika katup buang tertekan oleh rocker arm maka gas
hasil pembakaran dapat keluar melalui katup buang
Rocker arm ini terpasang pada bagian rocker arm shaft atau poros
rocker arm. Pada kendaraan dengan mekanisme katup tipe OHV (Over Head
Valve), rocker arm ini dihubungkan dengan poros pendorong (push rod). Bila
poros nok (cam shaft) berputar dan poros nok menekan pengangkat katup
(valve lifter) maka akan mendorong batang pendorong sehingga batang
mendorong akan menekan rocker arm dan akhirnya rocker arm akan menekan
katup agar katup membuka.
Pada mesin dengan mekanisme katup tipe SOHC (Single Over
Head Cam shaft), rocker arm terhubung langsung dengan poros nok sehingga
ketika poros nok berputar dan bagian tonjolan poros nok menekan rocker arm
maka tekanan tersebut akan diteruskan oleh rocker arm untuk menekan katup.
5. Alternator
12
penting agar komponen-komponen kelistrikan di dalam mobil tetap berfungsi
dan memiliki daya listrik yang cukup.
Mobil yang tidak dilengkapi alternator akan memiliki performa
yang rendah. Saat aki mobil habis, mobil akan mengalami mogok mesin
karena tidak memiliki pembangkit energi listrik. Udah kebayang, kan,
Sahabat, pentingnya alternator mobil? Nah, pada dasarnya cara kerja
alternator adalah mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Caranya
dengan mengubah putaran mesin menjadi energi listrik dengan memanfaatkan
prinsip kerja elektromagnetik tadi.
Alternator terhubung ke mesin mobil dengan menggunakan belt
atau tali kipas. Saat mesin mobil berputar, belt tersebut juga akan memutar
roda pulley pada alternator. Putaran tersebut dimanfaatkan alternator untuk
menghasilkan energi listrik. Satu putaran mesin mobil akan menghasilkan dua
kali putaran roda pulley pada alternator.
6. Pulley
Pada mesin mobil, puli/pulley adalah roda atau piringan pemutar yang
memiliki jalur pemegang belt untuk mentransfer perputaran dari satu as ke as
lainnya. Dan fungsinya berkaitan signifikan terhadap kinerja mesin serta
perangkat-perangkat yang terhubung dengan presisi. Pada mobil-mobil
modern, umumnya puli digunakan untuk memutar kruk as, alternator, power
steering, dan kompressor A/C.
13
7. Camshaft
14
c. Menggerakkan Fuel Pump
Fungsi camshaft berikutnya adalah sebagai alat penggerak fuel
pump mesin mobil. Saat ini tidak semua mobil menggunakan fuel pump dan
khusus fungsi ini berlaku untuk mesin mobil dengan fuel pump jenis
mekanikal. Secara umum, kegunaan fuel pump adalah untuk memasok bahan
bakar ke bagian karburator mobil. Seiring perkembangan teknologi, fungsi ini
mulai beralih ke fuel pump elektrik yang bergerak tanpa dorongan camshaft.
d. Tempat Sensor Yang Mendeteksi Putaran
Fungsi terakhir dari poros nok adalah tempat penyensoran untuk
mendeteksi setiap putarannya sendiri. Melalui fungsinya yang ini poros nok
bisa dengan mudah memastikan setiap sudut putaran yang akan dilakukan
tanpa menimbulkan kecacatan dan kerusakan bagian lainnya.
Fungsi poros nok ini juga tidak selalu berlaku pada setiap mesin mobil
karena khusus untuk mesin jenis EFI. Mesin mobil jenis EFI sendiri adalah
mesin yang mempunyai desain dengan gigi pokok untuk menyatukan blade
sensor. Hal inilah yang membuat poros nok mudah menentukan sensornya
sendiri. Cara kerja fungsi ini adalah gigi-gigi dari mesin akan membantu
poros nok mendeteksi setiap sudut secara tepat dalam setiap putaran yang
dilakukan.
15
Fungsi water pump mobil adalah memompa air pada radiator agar
dapat bersirkulasi secara baik. Dengan begitu, suhu mesin saat bekerja akan
tetap terjaga dan tidak akan mengalami overheat.
9. Kepala silinder
10. Gasket
16
11. Klep dan Per
Jika dibahas lebih spesifik lagi maka ada dua fungsi klep yaitu:
Memasukan material pembakaran (campuran udara + bahan bakar) yang
sudah tersedia di intake manifold ke ruang bakar. Mangeluarkan gas sisa
pembakaran dari ruang bakar menuju exhaust manifold.
Fungsi komponen ini adalah untuk memastikan klep (valve) membuka
dan menutup dengan waktu yang sangat cepat dan tepat. Per klep juga
berfungsi untuk menahan valve pada saat kondisi membuka, selain itu valve
spring berfungsi sebagai komponen pengembali valve ke posisi semula.
Fungsi oil pan di dalam mobil adalah sebagai penampung oli mesin.
Merupakan salah satu komponen mesin yang posisinya tepat berada di bagian
bawah silinder mesin, oil pan umumnya terbuat dari plat baja tebal.
17
13. Pompa injector
14. Piston
18
15. Filter oli
Untuk itulah fungsi filter oli di dalam mobil. Alat penyaring ini akan
memisahkan kotoran dan zat kontaminasi lainnya sebelum nantinya oli yang
tersaring sudah lebih bersih dari yang ada.
16. Crankshaft
Fungsi utama dari poros engkol pada kendaraan roda empat digunakan
untuk mengubah gerak piston. Proses inilah yang akan menjadi gerak putar
sehingga dapat menjalankan flywheel dengan tepat.
19
Fungsi blok silinder yang utama adalah sebagai tempat piston
bergerak. Pada mesin, piston bergerak naik turun untuk menerima tekanan
dari pembakaran campuran gas, sekaligus meneruskan tekanan tersebut agar
poros engkol (crank shaft) dapat berputar.
20
BAB III
B. Langkah Kerja
1. Menyiapkan mesin, alat dan bahan yang diperlukan
2. Melepas tutup rocker arm
3. Melepas rocker arm
4. Melepas push rod, letakkan di tempat yang bersih dan jangan diacak.
5. Melepas intake dan exhaust manifold
6. Melepas baut kepala silinder dengan prosedur yang benar
7. Melepas kepala silinder
8. Melepas karter (oil pan)
9. Melepas poros nok
10. Melepas roda gila
11. Melepas pompa oli.
12. Melepas tutup bantalan batang piston
13. Mengeluarkan unit piston dan batang piston
21
14. Melepas tutup bantalan utama (metal duduk)
15. Melepas poros engkol
16. Membersihkan semua komponen yang telah dilepas
17. Memeriksa dan mengukur semua komponen yang telah dilepas
18. Merakit kembali semua komponen yang telah dilepas.
Perhatian: semua bagian yang bergerak agar dilumasi oli.
19. Menghidupkan mesin
20. Membersihkan training object, alat, dan tempat kerja.
C. Pengukuran
a. Kepala Silinder
Sisi blok a b c d
silinder 0,05 0,05 0,05 0,05
spesifikasi 0,05 mm
kesimpulan Masih dalam keadaan standar
b. Blok silinder
Sisi blok a b c d
0,05 0,05 0,05 0,05
silinder
spesifikasi 0,05 mm
kesimpulan Masih dalam keadaan standar
22
Mengukur diameter silinder
Silinder 1
Posisi A B C
Silinder 2
Posisi A B C
1 92 mm 91,08 mm 91,07 mm
Silinder 3
Posisi A B C
1 91,9 mm 91,07 mm 91,07 mm
2 91,09 mm 91.06 mm 91,05 mm
Silinder 4
Posisi A B C
1 91,8 mm 91,08 mm 91,08 mm
2 91,24 mm 91,03 mm 91,06 mm
23
24
c. Torak dan Ring Torak
Diameter luar torak
25
d. Poros engkol
26
e. Poros nok
27
f. Katup dan Pegas
Pengukuran Tebal Margin :
28
BAB IV
B. Saran
Berdasarkan hasil praktek yang telah penulis laksanakan, maka penulis ingin
mengajukan saran-saran yang bersifat membangun:
a. Prodi
Kepada pihak prodi, agar melengkapi sarana dan prasarana. Terlebih lagi,
agar melengkapi peralatan-paralatan yang sifatnya khusus (Special Service
Tool).
b. Umum
Pemilik kendaraan harus belajar untuk merawat kendaraan secara teratur,
sesuai dengan batas yang diizinkan oleh pabrik.
29
30
LAPORAN PRAKTIK BODY
Disusun Oleh: