Anda di halaman 1dari 13

DIAGRAM P-V ENGINE DIESEL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Motor Bakar yang diampu
oleh Dr. Amay Suherman, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 7

Bakthiar Ahmad Jaelani (1804442)

Fikri Rizqulloh (1800830)

Muhammad Muhsin Alamsyah (1800491)

Teddy Satriady (1805660)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Diagram p-v Engine Diesel " dengan baik.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, selain mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME, penulis juga ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan Makalah ini.
Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat dan meningkatkan pengetahuan tentang Diagram p-v Engine Diesel.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan
permohonan maaf atas segala kekurangan dalam makalah ini. Penulis menyambut
baik segala upaya untuk memperkuat makalah ini melalui saran yang membangun

Bandung, 6 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1. Pengertian Diagram P-V Engine Diesel.............................................................3
2.2 Engine Diesel 2 Langkah.....................................................................................5
2.3. Engine Diesel 4 Langkah....................................................................................6
2.4. Engine Diesel Gabungan.....................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siklus diesel yang merupakan siklus dari mesin penyalaan kompresi
(compression-ignition) ditemukan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1890.
Perbedaan mesin diesel dengan mesin otto terletak pada permulaan
pembakarannya. Pada motor bensin, campuran udara-bensin dikompresi
dibawah temperatur pembakaran bahan bakar dan proses pembakarannya
dimulai dari percikan bunga api pada busi. Sedangkan pada mesin diesel,
udara murni diisap dan dikompresi diatas temperatur pembakaran bahan
bakar. Jadi, pada mesin diesel tidak terdapat karburator dan busi tetapi diganti
oleh injektor bahan bakar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Diagram P-V Engine Diesel?
2. Apa itu Diagram P-V Engine Diesel 2 tak?
3. Apa itu Diagram P-V Engine Diesel 4 tak?
4. Apa saja siklus Engine Diesel?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui penjelasan tentang Engine Diesel
2. Mengetahui perbedaan siklus engine diesel 2 tak dan 4 tak
3. Mengetahui cara siklus Engine Diesel

1
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi Engine Diesel
2. Dapat mengetahui Siklus engine diesel 2 tak dan 4 tak.
3. Dapat memahami prinsip kerja dari siklus Diesel

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Diagram P-V Engine Diesel

Prinsip kerja mesin diesel mirip seperti mesin bensin. Perbedaannya terletak
pada langkah awal kompresi atau penekanan adiabatik (penekanan adiabatik =
penekanan yang dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor atau panas tidak
sempat mengalir menuju atau keluar dari sistem. Sistem untuk kasus ini adalah
silinder. Kalau dalam mesin bensin, yang ditekan adalah campuran udara dan uap
bensin, maka dalam mesin diesel yang ditekan hanya udara saja. Penekanan secara
adiabatik menyebabkan suhu dan tekanan udara meningkat.Selanjutnya injector atau
penyuntik menyemprotkan solar. Karena suhu dan tekanan udara sudah sangat tinggi
maka ketika solar disemprotkan ke dalam silinder dan solar langsung terbakar. Tidak
perlu memakai busi lagi. Perhatikan besarnya tekanan yang ditunjukkan pada diagram
di bawah.

3
Diagram ini menunjukkan siklus diesel ideal atau sempurna. Mula-mula udara
ditekan secara adiabatik (a-b), lalu dipanaskan pada tekanan konstan - penyuntik atau
injector menyemprotkan solar dan terjadilah pembakaran (b-c), gas yang terbakar
mengalami pemuaian adiabatik (c-d), pendinginan pada volume konstan - gas yang
terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan udara yang baru, masuk ke silinder (d-a).

Zat kerja untuk mesin diesel adalah udara dan solar. Zat kerja biasanya
menyerapkalor pada suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha alias kerja (W), lalu
membuang kalor sisa pada suhu yang lebih rendah (QL). Karena energi kekal, maka
QH = W + QL.

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran
dalam (internal combustion engine) (biasanya disebut sebagai “motor bakar” saja).
Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis.
Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar
(solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Penggunaannya dan
dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada umumnya dalam satu
silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.Tekanan gas hasil pembakaran bahan
bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol
menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak  bolak-balik
(reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros
engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi
gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. Karena prinsip penyalaan bahan
bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut Compression Ignition
Engine.

4
dalam (internal combustion engine) (biasanya disebut sebagai “motor bakar”
saja). Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi
mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran)
dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar).
Penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada
umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.Tekanan gas
hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan
dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat
bergerak  bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi
gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros
engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. Karena
prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut
Compression Ignition Engine.

2.2 Engine Diesel 2 Langkah


Mesin diesel dua tak, adalah mesin pembakaran dalam (internal combustion
engine) yang hanya memiliki dua langkah kerja dalam satu siklus mesin untuk
membuat mesin bekerja secara berkesinambungan.
Prinsip kerja mesin diesel 2 tak, yakni dengan hanya menggunakan dua langkah
dimana setiap langkah berlangsung selama setengah putaran engkol. Dengan kata
lain, mesin diesel 2 tak menghasilkan satu siklus sempurna dengan hanya satu putaran
engkol.

 Gambar Diagram P-V Motor Diesel 2 langkah:

5
Keterangan:
1-2 = Langkah kompresi tekanan bertambah, Q = c (adiabatic)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja V bertambah, P turun (adiabatic)
4-5 = Awal Pembuangan
5-6 = Awal Pembilasan
6-7 = Akhir Pembilasan

2.3. Engine Diesel 4 Langkah


Mesin diesel 4 tak adalah internal combustion engine yang memiliki empat
langkah (4-stroke) dalam satu siklusnya. Ini sangat mirip dengan mesin bensin 4 tak,
sehingga sulit untuk membedakan dalam keadaan bongkaran mana mesin bensin dan
mana mesin diesel.
Prinsip kerja mesin diesel 4 tak, yakni menghasilkan satu pembakaran tiap siklus
dimana persiklus terdapat empat langkah. Setiap langkah berlangsung selama
setengah putaran engkol, sehingga bisa dikatakan mesin diesel 4 tak menghasilkan
satu putaran dalam dua kali putaran engkol.

 Gambar Diagram P-V Motor Diesel 4 langkah:

6
 Keterangan:
1.1 = Langkah isap pada P = c (isobarik)
1.2 = Langkah kompresi , P bertambah, Q = c (adiabatik)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja P bertambah, V = c (adiabatik)
4-1 = Pengeluaran kalor sisa pada V = c (isokhorik)
1-0 = Langkah buang pada P = c

2.4. Engine Diesel Gabungan

 Diagram P-V Motor Gabungan dan Supercharger


Siklus gabungan merupakan siklus udara pada tekanan terbatas. Apabila
pemasukan kalor pada siklus dilaksanakan baik pada volume konstan maupun
tekanan konstan, siklus tersebut dinilai sebagai siklus tekanan terbatas atau siklus
gabungan. Dalam siklus ini gerak isap (0-1) dimisalkan berimpit dengan garis
buang (1-0) sedangkan proses pemasukan kalor berlangsung selama proses (2-3a)
dan (3-3a). Sebenarnya kedua gris tersebut tidak perlu berimpit, garis buang
berada diatas atau dibawah garis isap. Pada Naturally Aspirated Engine garis
buang berada diatas garis isap. Pada Engine Supercharger udara pada waktu
langkah isap dipaksa masuk ke silinder oleh pompa udara yang digerakkan oleh
mesin itu sendiri, disitu
garis buang akan berada
dibawah garis isap.

7
Untuk kompresi rasio yang sama siklus diesel mempunyai efisiensi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siklus otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi siklus
diesel adalah:

  Efisiensi siklus diesel yang tinggi


menyebabkan siklus ini digunakan
untuk mesin-mesin dengan kapasitas
besar. Seperti yang terdapat pada truk,
lokomotif, mesin kapal, dan pembangkit tenaga listrik darurat (genset).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diagram p-v engine diesel adalah gambaran siklus yang terjadi pada proses
siklus diesel yaitu perbedaan tekanan dan volume bebarapa siklus yaitu siklus
ishokhorik, adiabatic dan isobaric

Diagram p-v engine diesel 2 tak yaitu diagram yang menjelaskan siklus diesel
engine 2 langkah dan Diagram p-v engine diesel 4 tak yaitu diagram yang
menjelaskan siklus diesel engine 4 langkah. Dan diagram p-v engine diesel gabungan
adalah gabungan siklus pada udara terbatas.

Siklus yang terjadi pada siklus diesel adalah siklus adiabatic, ishokhorik dan
isobaric.

3.2 Saran
1. Pahami diagram p-v engine diesel ketika anda memakai atau memperbaiki
engine diesel.
2. Hati-hati pada tekanan sehingga engine diesel tidak kehilangan kompresi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. BAB II Kajian Pustaka. Universitas Sumatera Utara


(www.google.com/diakses tanggal 2 Mei 2020)
Mitsubishi Motor. 2003. Training Manual . Sole Distribution of Mitsubishi Motors,
Jakarta.

Mitsubishi Motor, 2007,  Part Sales Training I , Sole Distribution of Mitsubishi


Motors, Jakarta.

Panjaitan M Subaja, 2004, Engine Colt Diesel FE 3 dan 4 Series, Yogyakarta. Toyota


Astra Motor, 1998, Service Division, PT. Toyota Astra Motor, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai