Anda di halaman 1dari 63

i

STUDI KERUSAKAN CYLINDER HEAD


PADA ENGINE C7 CATERPILLAR

TUGAS AKHIR

Oleh:

MOKHAMMAD YUSUF ANGGARA


NIM: 15610064

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT
SAMARINDA
2018
ii

STUDI KERUSAKAN CYLINDER HEAD


PADA ENGINE C7 CATERPILLAR
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md) pada
Program Studi Teknik Alat Berat
Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Samarinda

TUGAS AKHIR

Oleh:

MOKHAMMAD YUSUF ANGGARA


NIM : 15610064

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT
SAMARINDA
2018
iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : MOKHAMMAD YUSUF ANGGARA

NIM : 15 610 064

Jurusan : Teknik Mesin

Program Study : Teknik Alat Berat

Jenjang : Diploma III

Judul Tugas Akhir : Studi Kerusakan Cylinder Head Pada Engine C7

Caterpillar.

Dengan ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya

sendiri dan semua sumber baik di kutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan

benar.

Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam laporan Tugas

Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang undangan

yang berlaku.

Samarinda, 04 Juni 2018

Mokhammad Yusuf Anggara


iv

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

STUDI KERUSAKAN CYLINDER HEAD PADA ENGINE C7 CATERPILLAR

NAMA : Mokhammad Yusuf Anggara

NIM : 15 610 064

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI : TEKNIK ALAT BERAT

Laporan Tugas Akhir ini Telah Disahkan

Pada Tanggal, 4 JUNI 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Mangkona, M.T. Dr. Eng. Hidayat, S.T., M.T.


NIP.19610928 199203 1 001 NIP.19750519 200212 1 001

Mengesahkan:

Direktur Politeknik Negeri Samarinda,

Ir. H. Ibayasid, M.Sc.


NIP.19590303 198903 1 002
v

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

STUDI KERUSAKAN CYLINDER HEAD PADA ENGINE C7 CATERPILLAR

NAMA : Mokhammad Yusuf Anggara

NIM : 15 610 064

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI : TEKNIK ALAT BERAT

Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disahkan

Pada Tanggal, 4 JUNI 2018

Dewan Penguji:

Penguji I,
Ir. Abdul Muis, M.T.
NIP. 19640622 199303 1 003

Penguji II,
Faisal Umar, S.T., M.T.
NIP.19690217 1998082 1 001

Penguji III,
Faisal Backrie
NIP.

Mengetahui:

Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Program Studi

H. Baso Cante S.T., M.T. Faisyal Umar, S.T., M.T.


NIP.19691231 199512 1 001 NIP.19690217 199802 1 001
vi

ABSTRAK

Mokhammad Yusuf Anggara, 15 610 064. Tugas Akhir. “STUDI


KERUSAKAN CYLINDER HEAD PADA ENGINE C7 CATERPILLAR”. Laporan
Tugas Akhir Teknik Alat Berat D III Politeknik Negeri Samarinda. Latar belakang
penulisan laporan ini karena cylinder head adalah sebuah komponen yang sangat
berperan penting dalam sebuah engine. Pentingnya perawatan pada sebuah komponen
khususnya cylinder head karena fungsi dari cylinder head adalah sebagai penutup ruang
bakar, tempat mekanisme valve, tempat pemasangan injector, dan sebagai saluran
pendingin dan pelumasan pada engine.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang kadang terjadi
terhadap cylinder head pada C7 motor grader Caterpillar, sehingga perlakuan pada
cylinder head lebih baik guna optimalisasi operasi engine dalam proses industri.
Pada saat dilakukan pengambilan data pada cylinder head engine C7 caterpillar
didapat hasil dan membandingkan dengan literature yaitu GRPTS berat dari cylinder
head 175 Kg. Pada saat pengambilan data tersebut terdapat beberapa proses yang
dilakukan antara lain pelepasan, pembongkaran, pembersihan dan pengukuran. Proses
ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang akurat untuk menjadikan perbandingan
dengan literature yang sesuai dengan spesifikasi engine.
Pada proses pengukuran didapatkan hasil bahwa terjadi kerusakan pada
permukaan ruang bakar pada setiap cylinder, setelah dilakukan perbandingan dengan
GRPTS bahwa cylinder head masih dapat digunakan kembali karena kerusakan yang
terjadi masih bisa ditoleransi (masuk spesifikasi). Untuk menghindari kerusakan yang
lebih parah maka harus dilakukan perawatan berkala, karena kerusakan kecil pada
cylinder head bisa berdampak besar pada kinerja engine.

Kata Kunci : Cylinder head, Visual inspeksi, pengukuran, GRPTS


vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir

yang berjudul Studi Kerusakan Cylinder Head pada Engine C7 Caterpillar dengan

baik dan tepat pada waktunya sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan jenjang

pendidikan program Diploma III (D3) di jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri

Samarinda.

Pada kesempatan ini, tak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Ibayasid, M.S.c selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak Baso Cante, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Negeri Samarinda.

3. Bapak Faisyal Umar, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Alat Berat

Politeknik Negeri Samarinda.

4. Bapak Ir.Mangkona, M.T selaku pembimbing I yang telah bersedia memberikan

waktunya untuk membimbing, memeriksa serta memberikan masukan kepada

saya guna menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Dr. Eng. Hidayat, S.T., M.T selaku pembimbing II yang telah bersedia

memberikan waktunya untuk membimbing, memeriksa serta memberikan

masukan kepada saya guna menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

6. M. Arief Rosadi, A.Md dan Richie Feriyanto, A.Md yang turut membantu dalam

menyelesaikan penyususnan Laporan Tugas Akhir ini


viii

7. Rekan-rekan Alat Berat Angkatan 2015 khususnya kelas C yang seperjuangan

selalu senasib sepenanggungan dalam menjalani Kuliah selama 3 tahun di

Teknik Alat Berat Politeknik Negeri Samarinda.

8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun secara tidak

langsung.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibunda

Tri Mudjianti, Ayahanda Budiono, kepada kakak saya Okky Yudha Widjaya yang telah

mencurahkan perhatian dan memberikan banyak dukungan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat

kekurangan, dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulisan yang akan datang lebih

baik lagi. Semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi saya khususnya dan

pembaca pada umumya.

Samarinda 04 Juni 2018

Mokhammad Yusuf anggara


NIM. 15 610 064
ix

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. iv

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ......................................................... v

ABSTRAK................................................................................. ........................ vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 2

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2

1.5 Manfaat Penulisan ......................................................................... 2

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI................................ ........................................... 4

2.1 Definisi Engine .............................................................................. 4

2.2 Cylinder head................................................................................. 8


x

2.2.1 Fungsi Cylinder Head.................................................... 11

2.2.2 Komponen-komponen pada Cylinder Head .................. 11

2.2.3 Masalah yang sering terjadi pada Cylider Head............ 12

2.3 Contamination Control .................................................................. 13

2.3.1 Partikel Kontaminant ..................................................... 13

2.4 Macam-Macam Keausan ............................................................... 15

2.4.1 Abrasive Wear ............................................................... 16

2.4.2 Adhesive Wear ............................................................... 17

2.4.3 Erosive Wear ................................................................. 18

2.4.4 Cavitation Erosion......................................................... 19

2.4.5 Contact Stress Fatigue .................................................. 20

2.4.6 Corrosion ....................................................................... 21

2.4.7 Fretting Ccorrosion ....................................................... 22

BAB III MITODELOGI PENELITIAN ........................................................ 24

3.1 Metode Penelitian .......................................................................... 24

3.2 Waktu Dan Lokasi Penelitian ........................................................ 24

3.3 Data Spesifikasi Cylinder Head .................................................... 25

3.4 Komponen cylinder head .............................................................. 25

3.5 Procedure Remove Cylinder Head Peralatan ................................ 27

3.6 Procedure Install Cylinder Head Peralatan ................................... 30

3.7 Peralatan........................................................................................ 32

3.8 Prosedur Umum Cleaning,Visual Inspection Dan Measuring ...... 35

3.9 Diagram alir penelitian tugas akhir ............................................... 36


xi

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 37

4.1 Anlisa Kerusakan ........................................................................... 37

4.2 Pengukuran Data Aktual Komponent ........................................... 37

4.4.1 Ketebalan Cylinder Head .................................................... 38

4.4.2 Pengukuran Kerataan Permukaan Cylinder Head .............. 42

4.3 Analisa Area Pembakaran Dari Kerusakan ................................. 45

4.3.1 Ditemukan Kerusakan ................................................... 47

4.4 Mengukur diameter lubang Intake dan Exhaust Valve Seat .......... 47

4.5 Pengukuran diameter Valve Guide ................................................ 48

4.6 Ketinggian Valve Giude ................................................................ 49

4.7 Pengukuran Valve Thickness ........................................................ 50

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 52

5.1 Kesimpulan................................................................................... 52

5.2 Saran ............................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54

LAMPIRAN
xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Macam – Macam Engine Diesel Caterpillar ............................ 5

Gambar 2.2. Siklus Empat Langkah Engine Diesel ..................................... 5

Gambar 2.3. Cylinder Head Engine C7 Caterpillar ..................................... 8

Gambar 2.4. Cylinder Head OHV ................................................................. 9

Gambar 2.5. Cylinder Head OHC ................................................................ 9

Gambar 2.6. Cylinder Head DOHC ............................................................. 10

Gambar 2.7. Abrasive Wear .......................................................................... 16

Gambar 2.8. Adhesive Wear ......................................................................... 17

Gambar 2.9. Erosive Wear ............................................................................ 18

Gambar 2.10. Cavitation Erosion .................................................................. 19

Gambar 2.11. Contact Stress fatique.............................................................. 20

Gambar 2.12. Corrosion ................................................................................ 21

Gambar 2.13. Fretting Corrosion .................................................................. 22

Gambar 3.1. Spesifikasi Cylinder Head ....................................................... 24

Gambar 3.2. Componen Cylinder Head ....................................................... 25

Gambar 3.3 Engine C7 Caterpillar .............................................................. 27

Gambar 3.4 Pemasangan Alat Angkat ......................................................... 29

Gambar 3.5 Cylinder Block ......................................................................... 30

Gambar 3.6 Pemasangan Alat Angkat ......................................................... 30

Gambar 3.7 Install bolt & rocker shaft bolt................................................... 31

Gambar 3.8 Install push rod .......................................................................... 31

Gambar 3.9 Prosedur urutan pengencangan baut cylinder head ................... 31

Gambar 3.10 Diagram alur penelitian tugas akhir ......................................... 36


xiii

Gambar 4.1 Cylinder head ............................................................................. 37

Gambar 4.2 ilustrasi pengukuran ketebalan cylinder head ............................ 38

Gambar 4.3 hasil pengukuran cylinder No.1 ................................................. 40

Gambar 4.4 hasil pengukuran cylinder No.2 ................................................. 40

Gambar 4.5 hasil pengukuran cylinder No.3 ................................................. 40

Gambar 4.6 hasil pengukuran cylinder No.4 ................................................. 41

Gambar 4.7 hasil pengukuran cylinder No.5 ................................................. 41

Gambar 4.8 hasil pengukuran cylinder No.6 ................................................. 42

Gambar 4.9 Hasil pengukuran Kerataan Ruang Bakar cylinder No.1 ........... 43

Gambar 4.10 Hasil pengukuran Kerataan Ruang Bakar cylinder No.2 ......... 43

Gambar 4.11 Hasil pengukuran Kerataan Ruang Bakar cylinder No.3 ......... 44

Gambar 4.12 Hasil pengukuran Kerataan Ruang Bakar cylinder No.4 ......... 44

Gambar 4.13 Hasil pengukuran Kerataan Ruang Bakar cylinder No.5 ......... 44

Gambar 4.14 Hasil pengukuran Kerataan Ruang Bakar cylinder No.6 ......... 45

Gambar 4.15 ilustrasi pemeriksaan kerusakan erosi ...................................... 46

Gambar 4.16 (A) Gambar erosi yang terjadi aktual....................................... 46

Gambar 4.17 (B) Contoh erosi yang ada pada GRPTS SEBF9006-29.......... 46

Gambar 4.18 (A) gambar kerusakan yang terjadi aktual ............................... 47

Gambar 4.19 (B) gambar kerusakan yang didapat pada GRPTS SEBF9006-29 47

Gambar 4.20 Mengukur diameter intake ....................................................... 48

Gambar 4.21 Mengukur diameter exhaust ..................................................... 48

Gambar 4.21 Pengukuran diameter Valve guide exhaust .............................. 49

Gambar 4.22 Pengukuran diameter Valve guide intake ................................. 49

Gambar 4.23 Pengukuran ketinggian Valve guide Intake.............................. 50

Gambar 4.24 Pengukuran ketinggian Valve guide Exhaust ........................... 50


xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Komponen - Komponen Cylinder Head ................................... 11

Tabel 2.2. Masalah - Masalah Pada Cylinder Head .................................. 12

Tabel 3.1. Komponen Pada Cylinder Head ............................................... 27

Tabel 3.2. Peralatan Yang Digunakan ........................................................ 28

Tabel 4.1. Spesifikasi Tebal Pada Cylinder Head ..................................... 40

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Ketebalan Pada Cylinder Head ................... 40

Tabel 4.3. Spesifikasi Kerataan Pada Cylinder Head ................................ 43

Tabel 4.4. Hasil Data Pengukuran Pada Cylinder Head ............................ 44

Tabel 4.5. Pengukuran diameter lubang Intake dan Exhaust Valve Seat ... 48

Tabel 4.6. Pengukuran diameter Valve Guide............................................ 49

Tabel 4.7. Pengukuran ketinggian Valve Guide ......................................... 50

Tabel 4.8. Hasil pengukuran Valve Thickness yang terpasang pada

Cylinder Head........................................................................... 51

Tabel 5.1 Pengukuran Ketebalan Pada Cylinder Head ............................ 56


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada mesin diesel terdapat serangkaian komponen yang saling bekerjasama
untuk mengubah energi panas menjadi energi mekanikal. Udara yang dipanaskan,
dikombinasikan dengan tenaga induksi dari bahan bakar yang menghasilkan
pembakaran, yang menghasilkan tenaga yang diperlukan untuk memutar engine. Udara
yang berisikan oksigen, diperlukan untuk membakar bahan bakar. Bahan bakar
menghasilkan tenaga. Ketika dikabutkan, bahan bakar diesel dapat menyala dengan
mudah dan terbakar secara efisien. Bahan bakar harus terbakar dengan cepat, hal ini
dapat ditentukan dengan rumusan energy panas berikut ; Udara + Bahan Bakar + Panas
= Pembakaran.
Pembakaran ditentukan oleh tiga factor yaitu, volume udara, jenis bahan bakar
yang digunakan, banyaknya bahan bakar yang dicampurkan dengan udara.
Ruang pembakaran tersusun oleh cylinder liner, piston, intake valve, exhaust valve,
cylinder head.
Cylinder head adalah komponen yang sangat penting pada sebuah engine,
karena tanpa adanya kepala silinder sebuah engine tidak akan dapat hidup sebagaimana
mestinya. Cylinder head mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut ; sebagai
penutup ruang bakar, tempat mekanisme katup, tempat pemasangan injector / nozzle,
sebagai saluran pendingin dan pelumasan pada engine.
Untuk semua alasan tersebut diatas, maka dalam pembuatan tugas akhir ini
penulis mengambil judul. “Studi Kerusakan Cylinder Head Pada Engine C7
Caterpillar”. Sehingga dengan adanya proses analisa ini diharapkan dapat
memudahkan mengetahui kerusakan – kerusakan apa saja yang sering terjadi pada
cylinder head dan cara mengatasinya.

1.2 RumusanMasalah
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan tugas akhir ini dengan judul
“Studi Kerusakan Cylinder Head Pada Engine C7 Caterpillar” adalah untuk
mengetahui lebih mendalam tentang cylinder head dan gangguan – gangguan apa saja
yang sering terjadi pada cylinder head.

1
2

1.3 Batasan Masalah


Agar dalam penyusunan laporan tugas akhir ini menjadi lebih terarah, maka
ruangl ingkup pembahasan akan dibatasi, yaitu ;
1. Melakukan disassembly dan assembly sesuai SIS ( Service information
system ) atau manual book.
2. Menganalisa kerusakan pada cylinder headengine C7 Caterpillar.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Dapat melakukan analisa kerusakan pada cylinder head dan dampaknya
terhadap performa engine.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang proses kasus kerusakan cylinder
head pada engine C7 Caterpillar.
2. Dapat melakukan disassembly, assembly dan measuring cylinder head
pada engine C7 Caterpillar sesuai dengan prosedur.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang dasar diesel engine, pengertian cylinder head,
komponen pada cylinder head, beberapa masalah yang sering terjadi pada
cylinder head, dan contamination control pada cylinder head.
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang metode penelitian, waktu dan lokasi
penelitian, data spesifikasi cylinder head, komponen pada cylinder head,
peralatan, spesifikasi pengukuran komponen dan diagram penelitian tugas akhir.
3

BAB 4 PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang visual inspection, proses pembongkaran
cylinder head, proses inspeksi visual pada cylinder head, proses pembersihan,
proses pengukuran, analisa kerusakan, dan proses perakitan cylinder head.

BAB 5 PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Engine

Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi

panas yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak. Berdasarkan fungsinya

maka terminologi Engine pada Caterpillar biasa digunakan sebagai sumber tenaga atau

penggerak utama (Prime Power) pada Machine, Generator-Set, Kapal (Marine) ataupun

berbagai macam peralatan industri lainnya.

Pemanasan udara, digabungkan dengan induksi bahan bakar menghasilkan

pembakaran, yang menciptakan gaya yang diperlukan untuk menjalankan engine.

Udara, yang berisi oksigen, diperlukan untuk membakar bahan bakar. Bahan bakar

menghasilkan tenaga. Saat dikabutkan, bahan bakar terbakar dengan mudah dan dengan

efisien.

Bahan bakar harus terbakar dengan cepat, dalam proses yang teratur untuk

menghasilkan tenaga panas.

Udara + Bahan Bakar + Panas = Pembakaran

Pembakaran ditentukan oleh tiga hal, yaitu:

 Volume udara

 Jenis bahan bakar yang digunakan

 Jumlah campuran bahan bakar dan udara

4
5

Sumber: Product Line,2003 (10pt)

Gambar 2.1 Macam-macam Engine Diesel Caterpillar

Terdapat bermacam-macam Engine Diesel Caterpillar dari berbagai macam

bentuk dan juga ukuran (Gambar 2.1). Seluruh Engine Diesel Caterpillar menggunakan

sistem pembakaran dalam (Internal Combustion System) dengan prinsip kerja empat

langkah. Pengertian dari konsep empat langkah adalah untuk menghasilkan satu kali

kerja dibutuhkan empat kali langkah Piston dan dua kali putaran Crankshaft yaitu :

Langkah pemasukan (Intake Stroke), Langkah kompresi (Compression Stroke),

Langkah kerja (Power Stroke), dan Langkah pembuangan (Exhaust Stroke).

1 2 3 4
Sumber: Fundamental Engine,2000(10PT)

Gambar 2.2 Siklus Empat Langkah Pada Engine Diesel


6

Keterangan (Gambar 2.2) :

1. Langkah hisap (intake)

Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas menuju titik mati

bawah. Katup hisap/intake terbuka sehingga akibat kevakuman yang terjadi dari

ekspansi volume pada ruang bakar maka udara dari luar dapat masuk ke dalam

ruang bakar melalui katup hisap/intake yang terbuka.

2. Langkah kompresi (compression)

Setelah piston mencapai titik mati bawah maka arah piston akan

berbalik menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja pada langkah ini tidak ada

katup yang membuka. Sebagai akibat dari mengecilnya volume ruang bakar

maka udara yang ada di dalam ruang bakar menjadi terkompresi. Beberapa

derajat sebelum piston mencapai titik mati atas bahan bakar solar di-

injeksikan melalui nozzle ke dalam ruang bakar, penginjeksiannya harus

menggunakan tekanan yang tinggi sehingga solar yang di semprotkan ke dalam

ruang bakar berubah menjadi butiran-butiran cairan solar yang sangat halus

seperti kabut. Pada saat solar disemprotkan maka campuran antara solar dan

udara di dalam ruang bakar mulai terbakar akibat terkena panas yang dihasilkan

oleh heat compression.

3. Langkah kerja (power)

Proses pembakaran campuran solar dan udara terus berlangsung sampai

piston mencapai titik mati atas dan selanjutnya kembali berubah arah kembali

menuju titik mati bawah. Sebelum 10 derajat celsius piston sampai di titik mati

atas campuran udara dan bahan bakar akan terbakar sehingga menghasilkan

ledakan dan tekanan yang memaksa piston untuk bergerak kebawah.


7

4. Langkah pembuangan (exhaust)

Setelah energi ledakan panas pada langkah power telah berubah bentuk

menjadi energi mekanis maka sisa proses pembakaran yang ada harus dibuang.

Proses ini terjadi ketika piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati

atas dengan kondisi katup buang membuka. Gas sisa hasil pembakaran di dorong

keluar oleh piston melalui katup buang. Selanjutnya melalui muffler gas tersebut

akan dilepas ke udara bebas.

Demikian siklus ini terjadi secara terus menerus pada diesel engine untuk

menghasilkan tenaga. Gambaran dari siklus empat langkah pada Engine Diesel

dapat dilihat pada gambar di atas (Gambar 2.2), dengan urutan gambar dari kiri

ke kanan memperlihatkan kondisi : Langkah pemasukan (intake), Langkah

kompresi (compression), Langkah kerja (power) , dan Langkah pembuangan

(exhaust).

Untuk melakukan tugasnya Disel Engine beroperasi dengan didukung oleh

beberapa sistem, yaitu: sistem bahan bakar, sistem pendingin, sistem pelumasan, sistem

pemasukan udara dan pengeluaran gas buang, dan juga sistem elektrik.

2.2 Cylinder head

Cylinder head adalah komponen yang sangat penting pada sebuah engine karena

tanpa adanya silinder sebuah engine tidak akan dapat hidup sebagai mana mestinya.

Cylinder head adalah komponen yang di buat melalui proses pengecoran besi cair yang

dituang ke dalam cetakan dan setelah itu melewati proses pendinginan dan finishing

sehingga menjadi sebuah kepala silinder.


8

Gambar 2.3 Cylinder head engine C7 Caterpillar

Kepala silinder di pasangkan pada blok silinder, yang di ikat dengan baut – baut

dan terbuat dari besi tuang, dalam melepas baut ini ada urutan – urutan tertentu dan di

lakukan secara bertahap, lihat buku manual untuk lebih jelas lagi, tetapi pada umumnya

untuk melepas baut – baut kepala silinder adalah dari luar ke dalam secara urut dan

bertahap. Dan untuk pemasangan adalah kebalikan dari pelepasan.

Ada beberapa macam mekanisme katup yang di gunakan pada engine saat ini,

seperti ohv, ohc, dohc dan lain sebagainya.

Berikut pengertian dari istilah – istilah bahasa teknik diatas :

Gambar 2.4 cylinder head ohv

Cylinder head ohv (over head valve) adalah yang mekanisme katupnya

menggunakan komponen push rod, lifter, dan rocker arm assembly untuk meneruskan

gerak putar dari cam shaft menjadi gerak naik turun pada valve.
9

Gambar 2.5 cylinder head ohc (over head camshaft)

Camshaft di tempatkan di atas kepala cylinder dan cam, yang langsung

menggerakkan rocker arm tanpa melalui lifter dan push rod. Camshaft di gerakkan oleh

crankshaft melalui timing chain atau timing belt. Engine jenis ini sedikit lebih rumit di

bandingkan dengan OHV, namun tidak menggunakan lifter dan push rod

sehingga berat bagian yang bergerak menjadi berkurang.

Sumber: Https://en.m.wikipedia.org/wiki/Overhead_camshaft

Gambar 2.6 cylinder head dohc (double over head camshaft)

Double overhead camshaft. Atau dua camshaft pada cylinder head. Tiap

tonjolan pada camshaft langsung menekan satu mekanisme valve. Sistem DOHC sudah

tidak (perlu) lagi menggunakan rocker arm pada mekanisme kerjanya. Tujuan utama

lainnya agar penempatan posisi busi bisa berada tepat di tengah ruang bakar. Dua

camshaft di tempatkan pada kepala silinder, satu untuk menggerakkan katup masuk dan

yang lainnya untuk menggerakkan katup buang. Camshaft menbuka dan menutup katup
10

– katup secara langsung tanpa menggunakan rocker arm, sehingga berat komponen

menjadi berkurang, proses membuka dan menutup katup menjadi lebih presisi pada

putaran tinggi.

2.2.1 Fungsi cylinder head

Fungsi dari cylinder head adalah sebagai berikut :

1. Sebagai penutup ruang bakar


2. Tempat mekanisme katup
3. Tempat pemasangan injector
4. Sebagai saluran pendingin dan pelumasan pada engine

2.2.2 Komponen – komponen yang ada pada cylinder head

Pada cylinder head terdapat mekanisme valve yang mempunyai komponen –


komponen antara lain :

Tabel 2.1 komponen – komponen cylinder head

Sumber : Parts identification by SIS SEBP5008-04 ( Service information system)


11

.2.3 Beberapa masalah yang sering terjadi pada cylinder head

Berikut masalah yang umum terjadi pada cylinder head :

Table 2.2 masalah – masalah pada cylinder head.

No Masalah Indikasi Penyebab Cara mengatasi

1. Valve Engine susah Valve yang aus atau valve Sekur valve atau

bocor running. seat yang sudah aus karena ganti valve dan

benturan yang terjadi terus setting dengan

menerus saat engine yang baru.

running.

2. Cylinder Air pendingin Engine yang terlalu panas Meratakan

head bercampur dan mengakibatkan permukaan

memuai dengan kebocoran antara cylinder cylinder head

oli mesin. head dan block cylinder. dengan mesin

bubut atau

mengganti

cylinder head

dengan yg baru.

3. Gasket Air pendingin Gasket cylinder head Ganti gasket

cylinder bercampur sudah rusak faktor dengan yang

head rusak dengan oli tetapi pemakaian yang sudah baru.

cylinder head lama atau kesalahan proses

tidak memuai. pemasangan sebelumnya.


12

4. Cylinder Oli bercampur Panas berlebih karena Ganti cyilinder

head retak dengan air atau kurangnya pendingin pada head dengan
kebocoran engine. yang baru.
kompresi engine.

2.3 Contamination Control

CC (ContaminationControl) adalah suatu kegiatan yang di lakukan untuk

mengontrol pencemaran yang di sebabkan oleh masuknya material asing yang bersifat

merusak ke dalam sistem, hal ini di lakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih fatal.

Kebutuhan untuk mengontrol pencemaran di dasari oleh keinginan untuk memuaskan

kebutuhan costumer (pelanggan). Saat biaya naik dan bisnis memperoleh lebih

kompetitif, Alat – alat perlengkapan juga harus memberikan kinerja maksimal untuk

mempertahankan pelanggan seproduktif mungkin.

2.3.1 Partikel Kontaminan

Pencemaran dapat di definisikan sebagai material asing pada satu zat cair tidak

di inginkan. Hal ini meliputi zat – zat seperti debu, kotoran, pertikel bekas pengelasan,

cat, serpihan plastik dan partikel akibat keausan logam kontaminasi dapat bersumber

dari lingkungan tempat perbaikan, proses pembuatan dan perbaikan, fluida baru, operasi

unit dan dari dalam sistem engine, proses kontaminasi dari dalam sistem engine di

sebabkan oleh adanya panas, air udara beserta zat tercemar, kombinasi unsur ini

dapat memecah unsur kimia minyak pelumas, membentuk oksidasi dan asam, unsur –

unsur kimia tersebut dapat merusak oli.

Oli yang di pergunakan pada mesin memiliki efektifitas yang tinggi kecuali jika

mengandung sejumlah partikel kontaminan. Pencemaran adalah musuh paling utama


13

pada sistem yang menggunakan oli. Oli tetap bersih, dingin dan tertutup. Ada dua jenis

pencemaran yang memerlukan strategi berbeda dan pemahaman untuk mengurangi

akibat kerusakaannya :

1. Partikel kontaminan yang tidak dapat di lihat dengan mata biasa, yang paling

sering menyebabkan kerusakan. Partikel kekecilan ini lebih susah untuk di

saring dan menyebabkan kerusakan pada area yang membutuhkan

clearences (celah) yang lebih kecil. ( contoh : keausan logam, silica, pecahan

batuan, pecahan batubara dan kotoran yang tidak terlihat oleh mata ).

Kontaminasi dapat bersumber dari mana saja contohnya dari tempat

perbaikan unit, saat proses pembuatan komponen, dari fluida baru yang di

simpan, saat unit beroperasi dan dari dalam sistem itu sendiri. Hal ini

menyebabkan :

1. Umur komponen oli menjadi lebih pendek.


2. Performa alat dan produktifitasnya menurun.
3. Warranty dan redo job meningkat.
4. Terjadinya problem yang berulang ulang.
5. Downtime unit lama dan biaya operasi tinggi.
6. Kepercayaan customer (pelanggan) menurun dan hilangnya prospek
penjualan.
7.
2.4 Macam – macam keausan

Sering di temukan keausan abnormal pada komponen – komponen engine

terjadi karena lingkungan kurang bersahabat. Pada sistem dimana cairan seperti pada

cooling system, hydraulic system, lubrication system air intake dan exhaust system akan

berinteraksi dengan permukaan logam.

Selain daripada itu contaminant juga sangat berpengaruh besar dalam proses

terjadinya keausan pada komponen engine.


14

Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya keausan adalah :

1. Material atau bahan yang di gunakan dari komponen..


2. Temperature daripada komponen saat bekerja.
3. Pressure yang melewati komponen atau bersinggungan dengan komponen.
4. Kualitas dan kuantitas dari pelumasan.
5. Beban posisi dimana komponen itu di tempatkan.
6. Adanya contaminant dalam sistem.

Macam – macam tipe keausan yang terjadi pada komponen – komponen engine :

1. Abrasive wear.
2. Adhesive wear.
3. Erosi.
4. Cavitation erosion.
5. Contact sterss fatigue.
6. Corrosion.
7. Fretting corrosion.

2.4.1 Abrasive Wear

Abrasive wear (Keausan abrasive) diketahui merupakan jenis keausan

yang sering dijumpai. Keausan abrasive terjadi ketika terdapat partikel-partikel

keras yang berukuran lebih besar dari ketebalan film pelumas diantara dua

permukaan yang bergerak. Permukaan yang lebih lunak terpotong,

meninggalkan goresan yang dalam dan menghasilkan gram-gram.

Permukaan yang keras tidak akan mudah terpotong seperti permukaan yang

lunak, tetapi menimbulkan panas yang lebih banyak karena partikel keras

bergesekan terhadap permukaan keras yang lain.

Sumber:Applied failure analysis,2000(10pt)


Gambar 2.7 Abrasive Wear
15

2.4.2 Adhesive Wear r

Adhesive wear (Keausan adhesive) adalah keusan yang paling cepat

mengernbang. Di dalam adhesive wear dua permukaan yang bergerak membuat

kontak tanpa lubrikasi atau pendingin yang cukup. Permukaan yang bergerak ini

menghasilkan friksi, menaikkan temperatur permukaan sampai titik-lebur, dan

menyebabkan permukaan menempel satu sama lain.

Tanda pertama keausan adhesive adalah polishing (gosokan) atau

smearing (tergesek) pada permukaan yang lebih lemah. Ketika smearing terjadi,

maka melting temperature (temperatur leleh) tejadi pada pada permukaan.

Walaupun temperature akan turun dengan cepat melalui konduksi panas tapi

menyisakan tanda-tanda lelehan pada permukaan

Sumber; Applied Failure Analysis, 2000(10pt)


Gambar 2.8 Adhesive wear

2.4.3 Erosive Wear

Erosive wear (keausan erosi) terjadi dalam semua sistem engine. Filter

dan interval penggantian filter dirancang untuk megontrol erosive wear dan

abrasive wear masih dalam batasan-batasan yang di ijinkan. Apabila pelanggan

menggunakan filter yang tidak tepat fungsi kontrol masuknya kotoran tidak akan
16

bekerja sehingga erosive wear dan abrasive wear terjadi pada tingkatan yang

tidak di ijinkan.

Sumber: Applied Failure Analysis,2000(10pt)

Gambar 2.9 Erosive Wear


Erosive wear (keausan erosi) terjadi dalam semua sistem engine. Filter

dan interval penggantian filter dirancang untuk megontrol erosive wear dan

abrasive wear masih dalam batasan-batasan yang di ijinkan. Apabila pelanggan

menggunakan filter yang tidak tepat fungsi kontrol masuknya kotoran tidak akan

bekerja sehingga erosive wear dan abrasive wear terjadi pada tingkatan yang

tidak di ijinkan.

2.4.4 Cavitation Erosion

Sumber: Applied Failure Analysis,2000(10pt)

Gambar 2.10 Cavitation Erosion

Erosi kavitasi (Cavitation Erosion) terjadi ketika gelembung udara/

gelembung uap air pecah pada permukaan metal. Semua cairan berisi larutan gas
17

yang membentuk gelembung udara di area yang bertekanan rendah, dan kondisi-

kondisi sistem abnormal dapat memicu munculnya gelembung uap air

tambahan. Ketika gelembung ini masuk diarea bertekanan tinggi, mereka

meledak yang menghasilkan tekanan cairan dengan kecepatan sangat tinggi.

Cracks (retak) yang sangat kecil dan akan semakin banyak sampai

serpihan metal terjadi menghasilkan lubang-lubang kecil.

Gelembung udara dapat terbentuk karena kondisi-kondisi dibawah ini :

1. Ketika cairan mencapai titik didihnya.

2. Ketika cairan bergerak terlalu cepat melewati suatu celah (prinsip/hukum

Bernoully).

3. Ketika komponen bergerak pada daerah cairan yang bertekanan rendah

(seperti getaran liner).

4. Ketika tekanan sistem statis rendah (radiator cap yang jelek, operasi pada

daerah yang tinggi).

5. Ketika terjadi tahanan pada bagian inlet sehingga menimbulkan fluid pump

cavitation.

6. Ketika bocor pada suction line memicu timbulnya gelembung udara Ketika

level fluida menyebabkan fluid aeration.

2.4.5 Contact Stress Fatigue

Contact stress fatigue terjadi ketika dua permukaan saling bergesekan

atau saling menekan terhadap bagian yang lain, menghasilkan tekanan yang

tinggi, pergerakan permukaan, dan retak fatik di salah satu atau kedua

permukaan. Tekanan tinggi dapat terjadi jika :

1. Beban terlalu besar.


18

2. Keausan permukaan karena misaligment (pemasangan yang tidak benar)

tekanan normal yang terkonsentrasi.

3. Kualitas atau kwantitas pelumas yang tidak tepat menyebabkan tidak cukup

pelumasan.

Sumber: Applied Failure Analysis,2000(10pt)

Gambar 2.11 Contact Stress Fatigue

Pergerakan permukaan dapat terjadi jika tekanan yang diberikan terlalu

besar, atau jika part itu sendiri yang terlalu lemah dan tidak tahan tehadap

tekanan normal. Pergerakan permukaan yang terjadi terus menerus dapat

rnernicu terjadinya crack, pitting dan rnengelupas pada permukaan yang disebut

contact stress fatique.

Jika sliding (kontak sliding) terjadi, beban adalah kearah luncuran,

menciptakan suatu pergerakan “push-pull” pada permukaan. Jika pergerakan

adalah terlalu besar, akan terjadi crack (retak-retak) kecil pada permukaan dan

terus berkembang sampai terjadi pitting.

2.4.6 Corrosion

Corrision (korosi) adalah perubahan kimia pada permukaan metal.

Semua karatan di alam merupakan proses electro chemical. Aktivitas

electrochemical terjadi apabila ada katoda (area metal yang kurang aktif) dan
19

anoda (area metal yang lebih aktif yang dikelilingi elektrolit. Anoda, katoda dan

elektrolit juga merupakan komponen dasar baterai.

Jenis-jenis korosi meliputi :

1. Korosi umum di mana suatu metal bertemu dengan larutan elektrolit-korosi

terjadi pada permukaan yang terbuka.

2. Korosi Galvanis, di mana dua metal yang berbeda berada dalam larutan

elektrolit.

3. Temperatur yang tinggi, di mana permukaan metal yang panas terbuka

terhadap udara dan terjadi oksidasi.

Sumber: Applied Failure Analysis,2000(10pt)

Gambar 2.12 Corrosion

2.4.7 Fretting Corrosion

Fretting Corrosion terjadi bila dua part yang seharusnya diikat dengan

ketat mengalami pergerakan/getaran sehingga membuat masing-masing part

saling menekan, mengakibatkan benturan-benturan kecil di permukaan.

Pergerakan yang berlanjut menyebabkan potongan potongan kecil terlepas dan

masing-masing permukaan. Potongan-potongan kecil ini berkarat dan

membentuk oksida coklat kemerah-merahan (butiran karat).

Adakalanya oksida akan bertumpuk dan mengeras pada satu permukaan,

dan polanya tidak beraturan. Tumpukan deposit ini akan menyebabkan


20

clearence lebih besar dan menyebabkan pitted pada area tersebut. lnspeksi

terhadap komponen yang mengalami fretting korrosi sangat penting dilakukan

sebelum komponen tersebut dipasansg.

Sumber: Applied Failure Analysis,2000(10pt)

Gambar 2.13 Fretting Corrosion


BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif, yaitu studi

terlebih dahulu diadakan perbaikan terhadap suatu keadaan. Penelitian dilakukan

terhadap suatu permasalahan yang ada dengan tujuan untuk memperoleh hasil lebih baik

sebelumnya. Penelitian dilakukan dalam rangka untuk mencari dan mengumpulkan data

guna mendapatkan suatu gambaran fakta – fakta yang jelas tentang kerusakan pada

Cylinder head engine C7 Caterpillar.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di workshop Teknik Alat Berat Politeknik Negeri

Samarinda. Cylinder head yang digunakan untuk pengambilan data penelitian ini adalah

Engine C7 Caterpillar pada bulan Mei – Juli 2018.

Gambar 3.1 Spesifikasi Cylinder Head

24
25

3.3 Data Spesifikasi Cylinder Head

Adapun data-data yang diperoleh dari cylinder head yang digunakan pada

engine C7 Caterpillar adalah, sebagai berikut :

Data Spesifikasi Cylinder Head :

a. Unit model : Motor Grader


b. Engine model : C7 Caterpillar
c. Serial Number : KHX35184
d. Jenis cylinder head : OHV (Over Head Valve)
e. Jumlah cylinder : 6 Cylinder
f. Berat cyilinder head : 175 kg (385 lb)
g. Tipe ruang bakar : Direct Injection
h. Firing order : 1-5-3-6-2-4

3.4 Komponen Cylinder Head

Sumber : Parts identification by SIS ( Service information system SEBP5008-11)

Gambar 3.2 Komponen cylinder head


26

Tabel 3.1 Komponen Cylinder Head

No. Part Number Keterangan Qty

1 1W-2715 Lock Retainer (Inlet) 24

2 2A-4429 Lock Retainer (Exhaust) 12

3 137-6715 Seat Valve Spring 6

4 137-6718 Spring Valve (Exhaust) 6

5 140-6188 Spring Valve (Inlet) 12

6 147-8214 Seal Valve Stem (Inlet) 12

7 147-8220 Guide Valve (Exhaust) 6

8 163-2478 Seal Valve Stem Exhaust) 6

9. 252-7801 Valve Inlet 12

10 314-4184 Cylinder Head AS 1

11 134-4483 Retainer Spring ( Exhaust) 6

12 140-9670 Guide Valve (Inlet) 12

13 147-8211 Valve Exhaust 6

14 7E-7779 Retainer Spring (Inlet) 12

15 133-4995 Gasket Cylinder Head 1


27

3.5 Procedure Remove Cylinder Head Peralatan

Sebelum melakukan prosedur pelepasan cylinder head pada engine C7

Caterpillar, selalu utamakan prosedur keselamatan kerja. Gunakan APD (Alat Pelindung

Diri) yang tepat seperti safety shoes, safety glass, safety helmet dan safety gloves.

Pasang LOTO (Log Out and Tag Out) pada engine yang akan dikerjakan. Setelah semua

prosedur keamanan dilakukan, mulailah proses remove cylinder head sesuai urutan

pengerjaan dari SIS (Service Information System) atau manual book. Berikut langkah-

langkah remove cylinder head engine C7 CAT :

Gambar 3.3 Engine C7 Caterpillar


28

1. Kuras coolant dari sistem pendingin

2. Remove fuel lines

3. Remove coolant tube

4. Remove water temperature regulator housing

5. Remove after cooler

6. Remove cover atas cylinder head (6)

7. Remove rocker arm

8. Remove turbocharge (8)

9. Remove intake manifold

10. Remove exhaust manifold

11. Lepas baut 1 dan 2 yang mengikat cylinder head dan cylinder block. Berhati

– hatilah saat pelepasan cylinder head dari cylinder block. Berat cylinder

head untuk engine C7 Caterpillar 175 kg (385 lb).

12. Letakkan alat angkat pada posisi yang pas untuk proses pengangkatan.

Gambar 3.4 pemasangan alat angkat


29

13. Lepas cylinder head gasket

3.6 Procedure Install Cylinder Head Peralatan


Pada proses install cylinder head menjaga kontaminasi adalah hal yang paling
penting dan paling diutamakan. Sebelum melakukan kerja perhatikan area kerja yang
bersih dan tidak banyak kontaminan yang akan merusak komponen cylinder head.
Berikut adalah langkah-langkah assembly cylinder head :

Gambar 3.5 Cylinder block

1. Bersihkan permukaan cylinder head yang bersentuhan dengan cylinder block.

2. Pastikan permukaan bersih dan kering.

3. Pasang gasket baru diatas cylinder block. (3)

Gambar 3.6 Pemasangan alat angkat


30

4. Pasang alat angkat pada cylinder head.

5. Letakkan diatas cylinder block.

6. Kemudian lepas alat angkat.

7. Oleskan anti size compound di semua cylinder head bolt dan rocker shaft bolt.

Gambar 3.7 Install bolt & rocker shaft bolt

8. Pasang bolt dan washer, jangan kencangkan bolt pada saat ini.

Gambar 3.8 Install push rod

9. Install push rod & rocker shaft pada cylinder head, pastikan dowel pada

bracket assembly sejajar dengan cylinder head.

10. Install bolt dan washer rocker shaft assembly pada tempatnya.
31

11. Kencangkan head bolt seperti :

Sumber: Guidelines For Reuseble Part SEBF8162-21, 2001

Gambar 3.9 Prosedur urutan pengencangan baut cylinder head

a. Kencangkan baut sesuai nomor urutannya dengan torque 300 ± 15 N·m (221 ±

11 lb ft).

b. Kencangkan baut kembali sesuai dengan nomor urutannya dengan torque 130

± 15 N·m (95 ± 11 lb ft).

c. Kencangkan baut sesuai dengan urutan huruf dengan torque 130 ± 15 N·m

(95 ± 11 lb ft).

d. Kencangkan baut kembali sesuai dengan urutan huruf dengan torque 55 ± 7


N·m (41 ± 5 lb ft).

3.7 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam proses pembongkaran, pengukuran, dan


pemasanagan adalah sebagai berikut :

Table 3.2 Peralatan yang digunakan

No Gambar Alat Nama Alat Keterangan


1
Untuk membongkar
Combination Set dan memasang
Wrench komponen cylinder
head.
32

2
Untuk membongkar
Socket Set dan memasang
Wrench komponen cylinder
head.

Digunakan untuk
Ball Pen
memasang
Hammer
komponen.

Untuk membongkar
dan memasang
Soft Hammer
komponen cylinder
head.

Digunakan untuk
mengeluarkan dan
Punch
memasukkan pin
ataupun shaft.

6
Untuk
mengencangkan baut
Torque Wrench
sesuai torsi yang telah
ditentukan.
33

Untuk mengukur
Vernier Caliper
komponen.

Untuk mengukur
Feeler Gauge
komponen.

Untuk membersihkan
Majun
komponen.

10

Untuk membersihkan
Kuas
komponen.

11

Bak atau Sebagai tempat


Container pencucian komponen.

12
Untuk membersihkan
Solar dan mencuci
komponen.
34

13
Untuk membersihkan
Wire Brush
komponen.

Sumber;DTSC NENG 2500

3.8 Prosedur umum melakukan Cleaninng, visual inspection, dan measuring

Berikut adalah cara-cara melakukan cleaning, visual inspection dan measuring


cylinder head:

1. Bersihkan cylinder head dari sisa gasket yang menempel.


2. Ukur ketebalan cylinder head pada setiap ruang bakar.
3. Ukur kerataan permukaan area ruang bakar.
4. Periksa area pembakaran dari retakan atau kebocoran.
5. Periksa area pembakaran dari kerusakan dan erosi.
6. Rekondisi komponnen yang membutuhkan perbaikan dan ganti bagian-
bagian yang tidak memenuhi spesifikasi.
35

3.9 Diagram Alir Penelitian Tugas Akhir

Gambar 3.10 Diagram alur penelitian tugas akhir.


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kerusakan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada cylinder head engine C7

Caterpillar menunjukkan bahwa cylinder head mengalami kerusakan pada bagian

permukaan ruang bakar, dikarenakan terjadinya erosi. Cylinder head adalah komponen

yang sangat vital pada sebuah engine. Karena terdapat beberapa sistem yang sangat

penting didalamnya.

Gambar 4.1 Cylinder head

Pada saat dilakukan proses pembongkaran cylinder head pada engine C7

Caterpillar, ditemukan bukti bahwa sebagian permukaan ruang bakar sudah mengalami

erosi. Karena itu cylinder head harus di bongkar kemudian di lakukan inspeksi ulang

untuk memastikan spesifikasi actual pada cylinder head yang mengacu pada GRPTS.

4.2 Pengukuran Data Aktual Komponen

Langkah ini membutuhkan panduan seperti GRPTS untuk mengetahui prosedur

pengukuran dan spesifikasi komponen itu sendiri. Dalam proses ini diperlukan beberapa

alat ukur untuk mendapatkan hasil ukur yang maksimal.

Alat ukur yang di gunakan dalam pengukuran cylinder head adalah sebagai berikut:

37
38

1. Feeler gauge
2. Vernier caliper
3. Steel ruler
Data actual komponen diambil dengan metode visual inspection dan

pengukuran komponen yang mengacu pada SIS (service information system). Metode

ini akan mengacu pada literature yaitu GRPTS (guideline for reusable parts and

salvage operation) dan specification yang sesuai di rekomendasikan. Yang mana akan

diuraikan sebagai berikut.

4.4.1 Ketebalan Cylinder Head

Pengukuran ini di lakukan agar didapat hasil untuk perbandingan dengan

GRPTS dan untuk mengetahui kerusakan secara visual. Karena kerusakan pada area ini

bisa berdampak besar bagi kinerja engine. Dampak dari kerusakan pada area ini antara

lain bocornya kompresi, masuknya oli kedalam ruang bakar, yang mengakibatkan

pembakaran yang tidak sempurna.

Acuan dari pengukuran ini adalah GRPTS. Pada langkah pengukuran

digunakan alat ukur vernier caliper dengan ketelitian 0,5 mm. Hasil pengukuran aktual

dengan spesifikasi pada GRPTS menunjukan ketebalan dari setiap permukaan ruang

bakar tidak terjadi kerusakan yang parah.

Sumber: Guidelines For Reuseble Part SEBF9006-29


Gambar 4.2 ilustrasi pengukuran ketebalan cylinder head

(2).Permukaan gasket valve cover


39

(8) Permukaan ruang bakar

(A) Ketebalan cylinder head

Berikut adalah tabel – tabel spesifikasi pengukuran pada cylinder head

Tabel 4.1 Spesifikasi tebal pada cylinder head

No. Jenis Pengukuran Spesifikasi

New head 158 ± 0.15 mm


1 Pengukuran tebal pada cylinder head
Minimum 157.60 mm

Tabel 4.2 hasil pengukuran ketebalann cylinder head :


Model Thickness New Minimum Thickness (A) Actual Result Ket
Cylinder Head Cylinder Head

1. 158.10 mm Good

2. 158.05 mm Good

C7 158 ± 0.15 mm 157.60 mm 3. 158.10 mm Good

CAT 4. 158.05 mm Good

5. 158.05 mm Good

6. 158.10 mm Good

Sumber: Guidelines For Reuseble Part SEBF9006-29


40

Berikut adalah hasil gambar pengukuran ketebalan cylinder head :

Gambar 4.3 hasil pengukuran cylinder No.1 Gambar 4.4 hasil pengukuran cylinder No.2

Gambar 4.10 hasil pengukuran cylinder No.3 Gambar 4.5 hasil pengukuran cylinder No.4

Gambar 4.6 hasil pengukuran cylinder No.5 Gambar 4.7 hasll pengukuran cylinder No.6
41

4.4.2 Pengukuran Kerataan Permukaan Cylinder Head

Pengukuran ini dilakukan karena hasil dari pengukuran nantinya akan

menentukan status cylinder head apakah reuse atau ganti. Karena kerataan dari setiap

ruang bakar pada cylinder head sangat berpengaruh terhadap umur dan kinerja engine

itu sendiri. Karena apabila terjadi lengkungan pada permukaan cylinder head yang

terjadi sudah terlalu jauh dari spesifikasi akan mengakibatkan kerusakan yang fatal

yaitu:

1. Coolant akan masuk kedalam sistem pelumasan sehingga pelumas tidak

akan bekerja secara benar sebagaimana mestinya.

2. Terjadi kebocoran kompresi sehingga udara yang di kompresikan akan

masuk kedalam cooling system atau sebaliknya yang bisa mengakibatkan

terjadinya hydraulic block pada ruang bakar dan mengakibatkan kerusakan

yang lebih parah.

3. Merusak komponen yang ada pada cylinder head karena adanya perubahan

posisi.

Pada langkah ini pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur berupa feeler

gauge dan mistar baja. Hasil pengukuran actual dengan spesifikasi pada GRPTS

SEBF9006-29 menunjukan kerataan dari setiap permukaan ruang bakar tidak terjadi

kerusakan yang parah.

Tabel 4.3 Spesifikasi kerataan pada cylinder head

No. Jenis Pengukuran Spesifikasi

Pengukuran kerataan pada cylinder 0.15 mm overall


1
head 0.05 mm for any

Tabel 4.4 hasil data kerataan pada cylinder head


42

Model Spesifikasi Kerataan Permukaan Hasil Aktual Lapangan Ket

C7
0.15 mm Over All 0.05 mm good
CAT

Berikut adalah gambar hasil pengukuran kerataan permukaan ruang bakar pada
cylinder head :

Gambar 4.8 Hasil pengukuran cylinder No.1 Gambar 4.9 Hasil pengukuran cylinder No.2

Gambar 4.10 Hasil pengukuran cylinder No.3 Gambar 4.11 Hasil pengukuran cylinder
No.4
43

Gambar 4.12 Hasil pengukuran cylinder No.5 Gambar 4.13 Hasil pengukuran cylinder
No.6

4.5 Analisa Area Pembakaran Dari Kerusakan

Proses ini dilakukan untuk mengetahui jenis dari kerusakan dan penyebab dari

kerusakan yang terjadi. Pada saat langkah ini harus dilakukan inspeksi visual di daerah

pembakaran untuk memeriksa kerusakan dan erosi. Erosi pada daerah-daerah tersebut

akan memiliki efek negative pada kinerja engine.

Berikut ilustrasi pemeriksaan kerusakan erosi :

Periksa daerah diindikasikan untuk kerusakan dan erosi.

(16) Firering (area ruang bakar)

(17) Seat area

(18) Daerah antara lubang nozzle injector dan valve seat.

Erosi didaerah lain pada permukaan tidak akan mempengaruhi operasi mesin.
44

Sumber : Guedelines for reusable part - SEBF9006-29


Gambar 4.14 ilustrasi pemeriksaan kerusakan erosi

4.5.1 Ditemukannya Kerusakan

Pada saat dilakukan proses cleaning component ditemukan kerusakan di setiap

permukaan ruang bakar pada cylinder head. Ciri-ciri kerusakan tersebut menunjukan

bahwa telah terjadinya “erosi” pada permukaan ruang bakar, erosi terjadi pada

permukaan ruang bakar karena adanya gelembung udara yang pecah atau meledak saat

langkah usaha (power) pada siklus empat langkah engine. Erosi di tandai dengan

permukaan yang berlubang – lubang kecil.


45

Berikut gambar erosi yang terdapat pada permukaan ruang bakar di cylinder head
engine C7 CAT :

A B
Gambar 4.21 (A) Gambar erosi yang terjadi aktual.

Gambar 4.22 (B) Contoh erosi yang ada pada GRPTS SEBF9006-29

Kerusakan pada valve seat.

A B
Gambar 4.23 (A) gambar kerusakan yang terjadi aktual.

Gambar 4.24 (B) gambar kerusakan yang didapat pada GRPTS SEBF9006-29

Dari hasil inspeksi visual dan pengukuran telah dilakukan bahwa cylinder head

bisa dinyatakan reuse part karena perbandingan actual dan GRPTS masih masuk pada

toleransi yang telah ditetapkan pada literature.


46

4.6 Mengukur diameter lubang Intake dan Exhaust Valve Seat

tabel 4.5 pengukuran diameter lubang Intake dan Exhaust valve seat

NO Diameter Visual Sesuai Hasil Keterangan


yang diukur GRPTS pengukuran
SEBF9006-
29
1 Intake Diamati secara 35.80 ± 0.13 35.80 mm Good
langsung mm
2 Exhaust Diamati secara 42.00 ± 42.00 mm Good
langsung 0.13mm

Gambar 4.15 Mengukur diameter intake Gambar 4.16 Mengukur diameter exhaust

4.7 Pengukuran diameter Valve guide

Tabel 4.6 Pengukuran diameter Valve guide

No Diameter yang Maksimum diameter Hasil Ket


diukur Lubang pengukuran
1 Intake 8.15 ± 0.13 mm 8.10 mm Good

2 Exhaust 9.60 ± 0.51 mm 9. 50 mm Good

Sumber: Guidelines For Reuseble Part SEBF9006-29


47

Gambar 4.17 Pengukuran diameter Valve guide exhaust

Gambar 4.18 Pengukuran diameter Valve guide intake

4.8 Ketinggian Valve guide


Tabel 4.7 Pengukuran ketinggian Valve guide

No Diameter yang Maksimum diameter Hasil Ket


diukur Lubang pengukuran
1 Intake 8.15 ± 0.13 mm 8.10 mm Good

2 Exhaust 9.60 ± 0.51 mm 9. 50 mm Good

Sumber: Guidelines For Reuseble Part SEBF9006-29


48

Gambar 2.19 Pengukuran ketinggian Valve guide Intake

Gambar 2.20 Pengukuran ketinggian Valve guide Exhaust

4.9 Pengukuran valve thickness yang terpasang pada cylinder head


Spesifikasi Valve thickness
Intake : 1, 87 mm
Exhaust : 1, 63 mm
Tabel 4.8 hasil pengukuran Valve thickness yang terpasang pada Cylinder head
Cylinder Valve Valve thickness
1. Intake 1 1, 92 mm
Intake 2 1, 77 mm
Exhaust 1, 81 mm
2. Intake 1 1, 61 mm
Intake 2 1, 87 mm
Exhaust 1,78 mm
3 Intake 1 1, 87 mm
Intake 2 1, 78 mm
Exhaust 1,52 mm
49

4 Intake 1 1, 77 mm
Intake 2 1,69 mm
Exhaust 1, 54 mm
5 Intake 1 1, 59 mm
Intake 2 1, 76 mm
Exhaust 1,65 mm
6 Intake 1 1, 71 mm
Intake 2 1, 69 mm
Exhaust 1, 40 mm
Sumber: Guidelines For Reuseble Part SEBF9006-29
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Cylinder head merupakan salah satu komponen Engine yang berfungsi sebagai

tempat kedudukan mekanisme valve, saluran masuknya udara bersih menuju ruang

bakar dan saluran keluarnya gas sisa dari hasil pembakaran. Cylinder head dirancang

dengan struktur yang memiliki kekakuan yang tinggi, karena pada dasarnya komponen

ini sangat berperan penting terhadap system pembakaran.

Dari analisa yang dilakukan oleh penulis dan dari hasil yang diperoleh pada data

aktual lapangan bahwa:

1. Telah terjadi keausan pada setiap permukan ruang bakar.

2. Hasil pengukuran ketebalaan cylinder head

Tabel 5.1 Pengukuran ketebalan cylinder head :

Mode Spesifikasi Data aktual Ket


1. 158,10 mm Good

2. 158,05 mm Good

C7 158 ± 0.15 mm 3. 158,10 mm Good

CAT 157,60 mm 4. 158,05 mm Good

5. 158,05 mm Good

6. 158,10 mm Good

50
51

Dari hasil yang didapat keausan masih dapat ditoleransi karena telah

dilakukan perbandingan antara data aktual lapangan dengan literature yang

sesuai (GRPTS) SEBF9006-29. Dengan semua hasil yang dikumpulkan bahwa

cylinder head masih dapat digunakan kembali.

3. Bersihkan komponen yang mengalami korosi dengan menggunakan rano

clean (solar) dan gunakan alat buat menghilangkan korosi.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan penulis dari kesimpulan diatas adalah sebagai

berikut

1. Gunakan standar safety dan cotamination control dengan benar sebelum

bekerja.

2. Untuk meminimalisir kesalahan maka persiapkan literature atau panduan

kerjadengan lengkap sebelum melakukan perbaikan.

3. Segera melakukan penggatian komponen yang rusak pada cylinder head.

4. Lakukan preventive maintenance pada unit dan mengacu pada operation

dan maintenance manual agar masalah – masalah dapat diketahui secara

dini.

Dengan demikian pembuatan tugas akhir ini berjalan dengan baik. Jika dalam

penulisan terdapat kata – kata yang kurang baik, maka diharapkan untuk memberikan

saran dan kritikan yang dapat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA

Caterpillar, 2015. SEBF9006-29 Reuse and Salvage Guidelines

Measuring Procedures and Salvage Proseduresfor Cylynder Head Assemblies and

Related Component Publication Date – 10/02/2015 Service Informtion System.

Caterpillar, 2015. RENR8645-13 Disassembly and assembly C7 VEHICULAR ENGINE

FOR 160K MOTOR GREADER, Publication Date – 10/02/2015 Service Information

System.

Trakindo Training Center, 2012. Fundamental Engine.

Trakindo Training Center, 2012. Applied Failure Analisis (AFA).

Muhammad Farits Usman-Analysys kerusakan cylinder head,TA polnes, samarinda


2015.
FM-POLNES-07-007

FORM PERSETUJUAN MAJU SIDANG TUGAS AKHIR

UJIAN SIDANG TUGAS AKHIR


MAHASISWA PRODI TEKNIK ALAT BERAT
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

STUDI KERUSAKAN CYLINDER HEAD PADA ENGINE C7 CATERPILLAR


Oleh :
MOKHAMMAD YUSUF ANGGARA
NIM :
15 610 064

Telah medapat persetujuan untuk maju sidang


Tugas Akhir Prodi Teknik Alat Berat

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Mangkona, M.T. Dr.Eng.Hidayat., S.T.,M.T.


NIP.196902171998021 NIP. 197550519200212100

Mengetahui,
Prodi Teknik Alat Berat

Faisyal Umar,ST., M.T.


NIP. 196902171998021001

Anda mungkin juga menyukai