Disusun Oleh :
MS-4B / Kelompok 2
1. Muhammad Fahrizal 4.21.18.0.19
2. Raynaldi Saputro 4.21.18.0.22
3. Rizqi Nur Rohmat 4.21.18.0.23
4. Abdur Rohman Hasan 4.21.18.1.01
5. Akhmad Zuber 4.21.18.1.04
6. Ardien Devri Karuniawan 4.21.18.1.07
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan praktik perawatan dan
perbaikan mesin dengan baik.
Laporan yang berjudul “Laporan Praktik Perawatan dan Perbaikan Mesin Industri 2 –
Mekanisme Katup Motor Diesel” berisi tentang pengamatan pada mekanisme katup mesin
diesel. Faktor yang mempengaruhi hasil analisis data digunakan untuk membandingkan teori
dengan data hasil praktik.
Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Supandi, M. M. selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktik
Perawatan dan Perbaikan Mesin Industri.
2. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan secara moral
maupun materil dalam penyelesaian laporan ini.
3. Teman-teman kelas MS 4B yang telah memberikan dukungan dan semangat tiada
hentinya.
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan ini,
baik dari segi penyusunan, tata bahasa, maupun data-data yang dilaporkan. Oleh karena itu,
penulis memohon saran dan kritik yang membangun guna melengkapi dan
menyempurnakan laporan ini.
Atas semua perhatian dari segala pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun laporan ini, penulis ucapkan terima kasih.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB IV
BAB V PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA LAMPIRAN
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktik ini adalah sebagai berikut :
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktik ini adalah sebagai berikut :
TEORI
Motor diesel merupakan mesin yang banyak digunakan untuk alat transportasi
kendaraan bermotor, namun motor diesel merupakan salah satu pencemar udara. Hal ini
disebabkan karena pembakaran yang terjadi dengan memanfaatkan panas hasil kompresi
udara. Untuk memperolah pembakaran yang optimal, periode penundaan pembakaran
terjadi dengan singkat, sehingga segera terjadi pembakaran. Pada putaran tinggi, injeksi
bahan bakar perlu dimajukan sehingga pembakaran dapat berlangsung optimal, dengan
demikian emisi gas buang yang dihasilkan akan lebih baik , jadi injeksi bahan bakar
harus dilakukan dengan tepat, sehingga kondisi udara dalam silinder sesuai dengan
kebutuhan pembakaran bahan bakar.
(Audri, 2018)
Emisi motor diesel antara lain hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO),
karbon dioksida (CO2), dan NOx serta partikulat. Kandungan emisi gas buang
tergantung pada kondisi disain dan operasi, namun secara umum terdiri dari4):
(Markus, 2008)
(Arismunandar, 1997)
Gambar 1. Motor Diesel
Motor empat langkah ialah motor yang setiap siklus kerjanya diselesaikan
dalam empat kali gerak bolak-balik langkah piston atau dua kali putaran poros engkol.
Langkah piston adalah gerak piston tertinggi atau TMA sampai yang terendah TMB.
Sedangkan siklus kerja adalah rangkaian proses yang dilakukan oleh gerak bolak–
balik piston yang membentuk rangkaian siklus tertutup.
(Hidayat, 2012)
Pada motor bakar empat langkah terdapat empat langkah kerja piston yaitu
langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha, dan Langkah buang. Berikut akan
dibahas langkah dari piston :
1. Langkah Hisap
Langkah hisap ditandai dengan piston bergerak dari TMA menuju TMB dengan
tanda katup masuk terbuka dan katup buang tertutup. Saat langkah hisap di dalam
silinder terjadi kevakuman negatif yang mengakibatkan campuran bahan bakar dan
udara masuk ke silinder.
(Hidayat, 2012)
Katup masuk pada langkah hisap sudah terbuka sebelum piston bergerak dari
TMA dengan tujuan untuk menghasilkan lubang masuk bahan bakar yang lebih lama.
Waktu piston bergerak menuju TMB maka akan terjadi kevakuman sehingga akan
terjadi tahanan aliran campuran bahan bakar dan udara yang mengakibatkan volume
silinder dibawah 100%. Pada putaran mesin yang tinggi maka kevakuman tersebut
akan rendah sehingga volume bahan bakar dan udara yang masuk juga sedikit
sehingga daya mesin akan berkurang pada putaran yang tinggi. Mesin dengan
menggunakan pemasukkan bahan bakar dan udara dengan tekanan maka kevakuman
yang rendah saat putaran tinggi dapat dapat dihilangkan.Kelemahan dari cara ini
adalah sebagian dari gas buang akan mengeruhkan dari gas baru yang masuk. Hal
tersebut disebabkan karena gas buang yang berada pada ruang bakar hanya dapat
dibuang oleh energi gerakan.
(Hidayat, 2012)
2. Langkah Kompresi
Langkah kompresi secara teori terjadi ketika piston bergerak dari TMB menuju
TMA dengan posisi katup masuk dan katup buang dalam keadaan tertutup. Kenyataan
yang terjadi langkah kompresi dimulai saat katup masuk tertutup. Langkah kompresi
mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar dikompresi atau ditekan akibatnya
tekanan dan temperaturnya naik sehingga mudah dalam proses pembakaran. Tekanan
kompresi akan naik bila ruang bakar diperkecil. Ruang bakar yang semakin kecil
terhadap panjang langkah torak maka perbandingan kompresi akan naik.
Keterangan:
ϵ : perbandingan kompresi.
vc : volume ruang bakar.
vs : volume langkah piston
(Arends, 1980)
3. Langkah Usaha
Penghentian kebakaran gas sebaiknya terjadi pada TMA atau sedikit
sesudahnya, ini disebabkan oleh pengembangan gas tersebar akibat suhu tertinggi
harus terjadi pada volume terkecil sehingga piston mendapat tekanan terbesar.
Ekspansi terjadi di atas piston selama terjadi Langkah kerja. Hal tersebut akan
mengakibatkan tekanan dan suhu akan sangat menurun.Hubungan ini tampaknya
menarik bila diadakan perbandingan antara motor Otto dan motor Diesel.
Diumpamakan tekanan pembakaran motor Otto adalah 4 MPa dan pada motor Diesel
7,2 MPa. Perbandingan pemampatannya masing-masing adalah 8 : 1 dan 18 : 1.
Tekanan pada motor Otto dengan mengesampingkan pengaruh lainnya, pada akhir
langkah ekpansi menjadi : 0,5 MPa, sedangkan untuk motor diesel berlaku 0,4 MPa
(Arends, 1980)
4. Langkah Buang
Gerakan piston yang menuju TMA akan mempertinggi tekanan dari gas buang
yang akan mengalir melalui katup buang yang akan menuju saluran buang. Seperti
apa yang telah dijelaskan pada Langkah hisap, sisa dari gas buang tidak akan
semuanya terbuang, masih ada yang tertinggal di ruang bakar. Overlapping katup
dapat menggurangi peristiwa tersebut
(Arends, 1980)
Katup adalah alat dinamis yang terbuat dari logam yang tahan suhu tinggi dan
terletak di kepala silinder. Katup yang dipasang pada kepala silinder terdiri dari katup
masuk dan katup buang. Katup masuk adalah katup yang digunakan untuk membuka dan
menutup saluran masuk sehingga udara dapat masuk silinder sedangkan katup buang
adalah katup yang digunakan untuk membuka dan menutup saluran pembuangan
sehingga gas buang dapat keluar dari dalam ruang bakar.
a. Poros Cam
Poros cam merupakan proyeksi eksentrik pada poros yang berputar yang
digunakan untuk mengatur pembukaan dan penutupan katup dengan berbagai
perantara mekanik seperti yang disebutkan diatas. Bentuk atau profil dari cam
menentukan titik pergerakan, kecepatan pembukaan dan penutupan katup, serta
besarnya pengangkatan katup dari dudukannya. Profil dari cam umumnya ada tiga
macam yaitu, sisi lurus (tangensial), sisi cekung, dan sisi cembung.
(Syarif S dkk, 2010)
b. Penggerak Cam
Sumbu nok berputar sesuai dengan putaran dari poros engkol. Putaran dari sumbu
nok setengah dari putaran poros engkol, sesuai dengan sistem kerja motor empat
langkah. Metode yang menggerakan poros cam ada berbagai macam, diantaranya
menggunakan timing gear, menggunakan timing chain, menggunakan timing belt.
(Syarif S dkk, 2010)
c. Katup
Katup merupakan bagian utama dari mekanisme katup yang menjadi saluran
masuk campuran udara dan bahan bakar dan saluran buang untuk gas sisa
pembakaran. Katup juga diharuskan mampu menutup rapat saat langkah kompresi.
Katup harus kuat menerima pembebanan pada ujung batang katup dari pelatuk
ataudari cam, dan harus kuat pada batang katup karena menerima keausan saat
bekerja. Daun katup harus kuat dari tumbukan dan harus dapat menahan panas dengan
suhu ±8000C.
(Syarif S dkk, 2010)
Kontruksi dari katup hisap adalah daun katup hisap dibuat lebih besar dengan
tujuan untuk memperbaiki sistem pengisian campuran bahan bakar dan udara
sedangkan daun katup buang dibuat lebih kecil dengan tujuan untuk mempercepat laju
pembuangan dari gas bekas pembakaran, katup terbuat dari baja krom dan silikon,
pada bagian ujung batang dan daun katup diperkeras untuk mengurangi atau
memperkecil keausan.
(Syarif S dkk, 2010)
d. Pelatuk
Pelatuk bekerja untuk menekan batang katup agar membuka melawan gaya
pegas. Pelatuk akan menekan ketika tonjolan poros cam mengenai pelatuk. Ketika
tonjolan pada poros cam tidak menyentuk katup maka posisi katup dalam keadaaan
tertutup. Perkembangan pelatuk pada sisi sentuhnya dipasang roller agar
pengangkatan katup lebih cepat dan ringan karena rol dapat berputar sehingga dapat
meningkatkan efektivitas kerja mekanik katup.
(Hidayat, 2012)
e. Pegas
Pegas berfungsi untuk mengatur agar katup rapat dengan dudukannya dan
sebagai pengembali katup. Pegas katup ada yang menggunakan tunggal dan ada yang
menggunakan ganda. Pegas katup tunggal mempunyai jarak kisar yang berbeda yang
berfungsi untuk mengurangi getaran. Pegas katup ganda mempuyai keunggulan saat
pegas katup patah maka katup tidak akan masuk ke ruang bakar karena masih
mempunyai pegas cadangan dan pegas katup ganda juga mempunyai frekuensi redam
yang berbeda antara pegas sehingga dapat meredap getaran katup. Pegas katup yang
lemah akan berakibat katup tidak akan menutup rapat dan pada putaran tinggi katup
meloncat loncat sehingga tenaga mesin akan berkurang dan juga akibat yang fatal
adalah rusaknya komponen seperti katup atau torak karena bertabrakan.
(Hidayat, 2012)
2.3 Derajat Kerja Katup atau LSA (Lobe Separation Angle)
Derajat kerja katup adalah angka derajat jarak antara titik tengah puncak
bubungan lobe-in dan puncak bubungan lobe-exhoust. Operasi kerja motor yang
maksimal membutuhkan perhatian dan pengamatan terhadap profil dan kontur poros
cam. Kontur dari cam dapat menentukan efektifitas kerja katup sehingga dapat
meningkatkan kerja motor makin optimal. Angka LSA yang rendah diantara 1000-
1100akan semakin baik untuk proses overlap. Overlap yang baik akan mempengaruhi
proses pembilasan yang baik pada putaran tinggi. LSA juga akan menentukan tenaga
motor dan dapat memberikan daya tahan dan akselerasi mesin cepat.
Gambar Derajat Sudut LSA Pada poros Cam
(Hidayat, 2012)
Besar kecil overlap bisa dibaca dengan lebih mudah dengan menggunakan
diagram cam. Daerah dimana sudut katup hisap dan sudut katup buang berhimpitan
adalah daerah overlap.
(Hidayat, 2012)
BAB III
METODOLOGI
5. Palu karet
Diamter Katup 1 2 3 4
IN 40,1 40,1 40,1 40,1
EX 33 33 33 33
4.2 Pembahasan
Berdasarkan Data Praktikum diatas dikethaui untuk derajat kemiringan katup berbeda
beda hal ini dikarenakan pengaruh dari berbagai factor yaitu : Keausan Karena masa
pakai, Umur mesin yang cukup lama , Pemakaian dan pemuaian dari mesin
Kemudian diameter dari katup in adalah 40,1 mm untuk keseluruhan katup dan diameter
dari katup ex adalah 33 mm untuk keseluruhan katup. Lebar persinggungan katup untuk
in 3,7 mm dan untuk ex 3,6 mm hal ini terdapat selisih dikarenakan katup in lebih besar
daripada katup ex dikarenakan untuk menghindari kehilangan tenaga saat proses
pembuangan. Diameter tangkai untuk in 8,94 dan ex 8,96 hal ini ddikarenakan untuk
menghindari resiko terjadinya kebongkokan karena efek dari pembuangan gas buang pada
mesin yang memiliki tekanan yang besar sehingga diameter tangkai dibuat lebih kokoh.
Tebal katup untuk in lebih tebal dan ex kemudian untuk panjang katup in lebih 136,3 dan
katup ex 135,75 dapat dilihat lebih panjang katup In. Hal ini dapat diakibatkan oleh
beberapa factor yaitu :
1. Untuk setiap mesin memiliki spesifikasi yang berbeda – beda yag disesuaikan oleh
pabrkan
2. Factor life time untuk umur mesin sangat mempengaruhi kondisi dan komponen dari
mesin tersebut
3. Perawatan pada mesin yang kurang optimal akan membuat komponen mesin lebih
cepat mengalami keauan pada komponen bahkan sampai dengan penggantian total
dari komponen karna kerusakan yang cukup parah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data Praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa untuk Praktikum
Pembongkaran katup terdapat beberapa data yang memiliki perbedaan pada masing
masing data tersebut hal ini dipengaruhi oleh bebarapa factor yaitu :
1. Umur pakai mesin
2. Mekanisme Perawatan yang dilakukan
3. Spesifikasi Mesin
Faktor diatas sangat mempengaruhi data data pengukuran. Dengan ini dapat diketahui
untuk penagan mesin yang lebih lanjut agar menghindari kerusakan komponen yang
lebih berat dan biaya perawatan yang lebih besar.
5.2 Saran
Sebelum melakukan Pengukuran lakukan hal hal tersebut yaitu :
1. Mengetahaui spesifikasi Mesin sebelum pembongkaran
2. Melakukan Pendataan / pencatatan hasil Praktikum yang dilakukan
3. Menggunakan alat ukur yang sesuai dengan ketelitian / toleransi komponen yang
diukur
DAFTAR PUSTAKA
Audri D Cappenberg. 2017. Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Solar, Biosolar, dan
Pertamina
Dex terhadap Prestasi Motor Diesel Silinder Tunggal. Jurnal Konversi Energi dan
Manufaktur UNJ. Edisi terbit II : 64-70
Markus Sumarno. 2008. Analisa Pengaruh Campuran Bahan Bakar Solar - Minyak
Jarak Pagar pada Kinerja Motor Diesel dan Emisi Gas Buang. Balai Besar
Teknologi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Jakarta. No 2.
Volume 9 : 141-148.
Toyota. 1981. Pedoman Reparasi Mesin Seri 5K. PT Toyota-Astra Motor :
INDONESIA.
Usman, R. 2016. Analisis Kerusakan Katup pada Mesin Diesel 9 L21/31.