Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENEGASAN ARTI JUDUL

1.1.1 Perawatan adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang perlu dilaksanakan

terhadap seluruh obyek baik nonteknik meliputi manajemen dan sumber daya

manusia agar dapat berfungsi dengan baik, maupun teknik meliputi suatu

material atau benda yang bergerak ataupun benda yang tidak bergerak

sehingga material tersebut dapat dipakai dan berfungsi dengan baik serta

selalu memenuhi persyaratan standar internasional. (Jusak J.H., 2005: 1).

1.1.2 Sistem adalah suatu unsur perawatan yang secara teratur saling berkaitan

sehingga membentuk suatu totalitas (Depdikbud, 1990:840).

1.1.3 Bahan bakar adalah suatu benda (yang berbentuk padat cair atau gas ) yang

merupakan sumber energi dan mengandung panas yang bisa diubah menjadi

tenaga (Nur Iskandar, 2004:45).

1.1.4 Mesin Diesel adalah motor torak dengan pembakaran dalam, sifat-sifat

khasnya terutama ditentukan oleh cara percampuran bahan bakar dengan

udara yang diperlukan untuk pembakaran. (P. Van Maanen, 1997:14).

1.1.5 Mesin penggerak utama adalah merupakan suatu alat atau mesin yang

digunakan sebagai motor penggerak kapal sehingga kapal dapat bergerak dari

tempat yang satu ke tempat yang lain. (P.Van.Maanen 1997:15 )

1.1.6 Kapal adalah kendaraan air dalam bentuk dan jenis yang mengapung di atas

air atau pesawat air yang tidak memindahkan air dan pesawat-pesawat yang

dipakai sebagai alat pengangkut di atas air (Tim BPLP Semarang, 1981:3).

1
1.1.7 KM. Karya Nusantara 88 adalah nama salah satu kapal milik perusahaan PT

Pelayaran Karya Jaya

1.1.8 PT. Pelayaran Karya Jaya adalah salah satu nama perusahaan pelayaran

tempat penyusun melaksanakan praktek kerja.

Dari arti judul di atas dapat diartikan bahwa Perawatan Sistem Bahan Bakar

pada Kapal adalah suatu proses, pemeliharaan dan merawat sistem bahan bakar

sehingga membentuk suatu totalitas dari bahan bakar yang diubah menjadi sumber

tenaga, pada kapal KM. Karya Nusantara 88 milik PT. Pelayaran Karya Jaya yang

terletak di Jakarta.

1.2 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

1.2.1 Alasan Ilmiah

Memperdalam ilmu pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan

kemaritiman khususnya tentang perawatan sistem bahan bakar mesin penggerak

utama yang mana mampu melakasanakan perawatan jika terjadi masalah pada

sistem bahan bakar mesin penggerak utama.

1.2.2 Alasan Praktis

Penyusun ingin mempelajari tentang perawatan sistem bahan bakar mesin

penggerak utama dengan mengikuti perkembangan mesin diera modern sekarang

ini.

1.2.3 Alasan Lain

Karena kondisi sistem bahan bakar mesin penggerak utama harus baik maka

penyusun harus mengerti tentang cara perawatan sistem bahan bakar mesin

2
penggerak utama yang benar, sehingga suatu saat penulis dapat memecahkan

masalah yang timbul di lapangan pekerjaan nantinya.

1.3 LATAR BELAKANG MASALAH

Untuk menjaga mesin utama kapal beroperasi secara optimal dibutuhkan suatu

perawatan yang berkelanjutan, salah satunya pada perawatan sistem bahan bakar

guna menunjang agar mesin utama dapat beroperasi dengan baik. Bila perawatan

mesin utama berjalan dengan baik maka mesin utama dapat digunakan untuk jangka

waktu tertentu. Namun kenyataan masih banyak mesin utama kapal yang

digunakan dalam waktu yang tidak sesuai target. Salah satu penyebabnya adalah

kurangnya perawatan sistem bahan bakar pada mesin utama yang tidak sesuai

standar perawatan yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat mengakibatkan sistem

bahan bakar menjadi rusak karena dilakukanya perawatan yang tidak sesuai standar

perawatan.

Apabila pada jadwal perawatan dilaksanakan dengan baik dan benar oleh tenaga

profesional akan mempengaruhi masa operasi komponen-komponen mesin utama

lebih lama, dapat menekan biaya operasional yang kecil dan tidak merugi terlalu

besar, maka dari itu mengantisipasi kerusakan yang parah dan menjaga agar tidak

terjadi kerusakan atau gangguan-gangguan pada waktu operasional. Pengoperasian

mesin utama tanpa didukung dengan perawatan sistem bahan bakar yang baik,

maka mesin akan cepat rusak dikarenakan supply bahan bakar yang tidak sesuai

dengan standar. Maka dari itu perlunya melakukan perawatan dengan benar karena

pentingnya peranan dari perawatan sistem bahan bakar pada mesin utama kapal di

perusahaan tersebut, maka penulis ingin mengetahui dan memperdalam tentang

3
aktivitas perawatan sistem bahan bakar pada kapal KM. Karya Nusantara 88 milik

PT. Pelayaran Karya Jaya.

1.4 RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas maka dapat diambil permasalahan bagaimana

cara pelaksanaan perawatan pada sistem bahan bakar mesin penggerak utama di

kapal KM. Karya Nusantara 88 ?

1.5 TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN

1.5.1 Dari Segi Akademik

Sebagai salah satu kewajiban untuk memenuhi kurikulum yang diprogramkan

oleh Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta dalam mendapatkan ijazah Diploma III.

1.5.2 Dari Segi Ilmiah

Menambah serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di

akademi dan dipadukan dengan kegiatan sebenarnya yang berada di lapangan.

1.5.3 Dari Segi Umum

Dengan praktek kerja taruna dilatih agar lebih terampil dalam menangani

masalah permesinan khususnya mengenai sistem bahan bakar mesin diesel dan

sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja yang profesional.

1.6 MANFAAT PENYUSUNAN LAPORAN

1.6.1 Bagi Lembaga Pendidikan

1.6.1.1 Menambah pengetahuan di bidang permesinan kapal.

1.6.1.2 Menambah referensi yang akan berguna bagi taruna untuk melaksanakan

praktek.

4
1.6.2 Bagi Penulis

1.6.2.1 Menambah pengetahuan yang bersifat umum pada setiap perawatan dan

perbaikan system bahan bakar mesin diesel.

1.6.2.2 Membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul pada mesin

diesel dikapal.

1.6.3 Bagi Pembangunan

1.6.3.1 Menambah pengetahuan yang bersifat umum pada setiap perawatan sistem

bahan bakar mesin penggerak utama.

1.6.3.2 Membantu dalam mengatasi masalah-masalah mengenai sistem bahan

bakar mesin penggerak utama pada kapal.

1.7 TINJAUAN TEORITIS

1.7.1 Mesin Diesel

Pengertian Mesin Diesel adalah mesin kalor dimana gas panas diperoleh dari

pembakaran di dalam mesin itu sendiri dan langsung dipakai untuk melakukan kerja

mekanis yaitu menjalankan mesin tersebut.

Daya yang diperoleh dari mesin diesel berasal dari gerakan torak bolak-balik

dalam silinder yang di hubungkan dengan pena engkol dari poros engkol yang

berputar pada bantalannya dengan perantara batang penggerak. Pembakaran bahan

bakar minyak yang terjadi dalam ruang bakar yaitu ruangan yang dibatasi oleh

dinding silinder. Pada kepala silinder terdapat katup buang dan katup isap. Katup

isap berfungsi untuk memasukkan udara bilas kedalam silinder, sedangkan katup

buang berfungsi untuk mengeluarkan gas sisa hasil pembakaran yang sudah tidak

terpakai (Wiranto Aris Munandar, 2002:3).

5
Mesin diesel dipandang dari segi teknisnya merupakan jenis mesin yang

cara penyalaan bahan bakar dilakukan dengan penyemprotan bahan bakar ke dalam

kompresi dan udara bertekanan inilah kerja dilakukan dalam mesin. Dibandingkan

motor bensin, motor diesel merniliki beberapa kelebihan dan kekurangan.kelebihan

dari motor diesel dibandingkan dengan motor bensin yaitu; Jangka waktu yang

lebih lama karena tidak menggunakan komponen pengapian seperti busi, koil,

kondensor, karena ini peka terhadap panas yang tinggi dan lama. Perawatan mesin

diesel relatif lebih mudah karena jika sistem bahan bakar tidak mengalami

gangguan, motor diesel tidak mengalami kemacetan. Kekurangan dari motor diesel

antara lain; Karena tekanan kompresi pada mesin diesel lebih tinggi dari pada motor

bensin, getaran yang ditimbulkan motor diesel relatif lebih keras sehingga suara

mesin diesel lebih kasar. Bobot mesin diesel untuk satuan motor yang sama lebih

besar karena bahan yang digunakan dalam pembuatan lebih berat untuk

mengimbangi kompresi yang lebih tinggi.

1.7.2 Prinsip Kerja Mesin Diesel

Berdasarkan cara kerjanya mesin disel dapat digolongkan menjadi :

1.7.2.1 Mesin diesel 2 langkah adalah motor bakar torak yang proses pembakaran

memerlukan 2 langkah torak atau satu kali putran poros engkol dan ditunjukan pada

gambar no 1. Proses pemasukan bahan bakar kedalam silinder tidak dilakukan oleh

gerakan hisap dari torak seperti pada mesin diesel 4 langkah melainkan oleh pompa

pembilasan. (P.Van Maanen, 1997:1.14).

6
Motor diesel 2 langkah mempunyai 2 katup yang kedua-duanya merupakan

katup buang. Lubang pada dinding silinder dibuka dan ditutup oleh gerakan torak.

Udara murni dimasukan kedalam silinder melalui lubang tersebut. Pada saat torak

di TMB (Titik Mati Bawah) saluran terbuka dan udara dimasukan ke dalam lubang

silinder pada tekanan yang tinggi menggunakan pompa pembilas. Pada saat

bersamaan gas buang dikeluarkan melalui katup buang yang terbuka yang terdapat

pada kepala silinder.

Pada saat piston bergerak keatas saluran masuk tersebut akan langsung

terbakar karena suhu kompresi sangat tinggi, dan gas mengembang mendorong

torak kebawah dan melakukan usaha. Buangan yang terbuka oleh piston yang

bergerak dari TMB (Titik Mati Bawah) ke TMA (Titik Mati Atas) setelah langkah

buang selesai siklus di mulai lagi dari langkah hisap dan seterusnya. Adapun skema

gerak torak 2 langkah ditunjukan pada gambar no.1 :

Sumber : (P.Van Maanen,1997:1.14)


Gambar 1 : Skema Gerak Torak 2 Langkah

7
1.7.2.2 Mesin diesel 4 tak adalah suatu motor dimana untuk menghasilkan langkah

kerja diperlukan 4 kali langkah torak atau 2 kali putaran poros engkol. (P.Van

Maanen, 1997:1.9).

Pembakaran bahan bakar minyak pada mesin diesel 4 tak berbeda dengan

mesin diesel 2 tak,dimana pada mesin diesel 4 tak pembakaran bahan bakar

memerlukan 2 tak putaran poros engkol untuk 4 langkah kerja piston sehingga

bahan bakar dapat terbakar dan menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kapal,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah ini dengan jalan kerja piston

mesin diesel 4 tak.

Adapun langkah-langkah yang dimaksud ialah sebagai berikut:

1.7.2.2.1 Langkah Hisap

Piston (torak) bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk membuka dan

katup buang tertutup. Udara murni terhisap masuk ke dalam silinder diakibatkan

oleh dua hal. Pertama, karena kevakuman ruang silinder akibat semakin

memperbesar volume karena gerakan torak dari TMA ke TMB, dan keduanya

karena katup masuk (hisap) yang terbuka.

1.7.2.2.2 Langkah Kompresi

Poros engkol berputar, kedua katup tertutup rapat piston (torak) bergerak

dari TMB ke TMA. Udara murni yang terhisap ke dalam silinder saat langkah hisap,

dikompresi hingga tekanan dan suhunya naik mencapai 35 atm dengan temperatur

500-800˚C (pada perbandingan kompresi 20).

8
1.7.2.2.3 Langkah Usaha (pembakaran)

Poros engkol terus berputar, beberapa derajat sebelum torak mencapai

TMA, injektor bahan bakar menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar (di atas

torak). Bahan bakar yang di injeksikan dengan tekanan tinggi (150-300 atm) akan

membentuk partikel-partikel kecil (kabut) yang akan menguap dan terbakar

dengancepat karena adanya ternperatur ruang bakar yang tinggi (500-800˚C).

Pembakaran maksimal tidak terjadi langsung saat bahan bakar diinjeksikan tetapi

mengalami keterlambatan pembakaran (ignition delay). Dengan demikian

meskipun saat injeksi terjadi sebelum TMA tetapi tekanan maksimum tetap terjadi

setelah TMA akibat adanya keterlambatan pembakaran (ignition delay). Proses

pembakaran ini akan menghasilkan tekanan balik kepada torak sehingga piston

akan terdorong ke bawah beberapa saat setelah mencapai TMA sehingga bergerak

dari TMA ke TMB. Gaya akibat tekanan pembakaran yang mendorong piston ke

bawah diteruskan oleh batang torak untuk memutar poros engkol. Poros engkol

inilah yang berfungsi sebagai pengubah gerak naik turun torak menjadi gerak putar

yang menghasilkan tenaga putar pada motor diesel.

1.7.2.2.4 Langkah Pembuangan

Katup buang terbuka dan piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena

adanya gaya kelembaban yang dimiliki oleh roda gila (fly wheel) yang seporos

dengan poros engkol, maka saat langkah usaha berakhir, poros engkol tetap

berputar. Hal tersebut menyebabkan torak bergerak dari TMB ke TMA. Karena

katup buang terbuka, maka gas sisa pembakaran terdorong keluar oleh gerakan

torak dari TMB ke TMA. Setelah langkah ini berakhir, langkah kerja motor diesel

9
4 langkah (4 tak) akan kembali lagi ke langkah hisap. Proses yang berulang-ulang

tersebut di atas disebut dengan siklus diesel. (P.Van Maanen, 1990 : 1.9-1.12).

Penjelasan langkah kerja mesin diesel 4 tak ditunjukan pada gambar no.2

dan no.3 :

Sumber : (P.Vaan Maanen, 1997)


Gambar 2 : Skema Gerak Torak 4 Langkah.

Sumber : (P Van Maanen, 1997)


Gambar 3 : Diagram kerja katup motor diesel 4 langkah

10
1.7.3 Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel

Secara sederhana sistem bahan bakar pada motor diesel berfungsi untuk

menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar dengan takaran yang sesuai dengan kerja

motor diesel tersebut. Komponen utama sistem saluran bahan bakar (Suharto.

1991:12).

Sumber : Suharto. 1991


Gambar 4 : Skema Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel dikapal

11
Komponen utama dari sistem bahan bakar motor diesel 4 tak yaitu :

1.7.3.1 Tangki Bahan bakar (Double Bottom) berfungsi sebagai tempat penampung

bahan bakar mesin diesel.

1.7.3.2 Valve (Kran) berfungsi untuk membuka dan menutup aliran bahan bakar

dari tangki ke saringan bahan bakar.

1.7.3.3 Saringan (Filter) berfungsi untuk menyaring kotoran atau partikel-partikel

kecil yang mengalir bersama bahan bakar, agar bahan bakar yang dialirkan ke

pompa injeksi bahan bakar benar-benar bersih.

1.7.3.4 Pompa transfer (Transfer Pump) berfungsi untuk memompa atau menghisap

bahan bakar dari tangki penampung bahan bakar menuju tangki harian yang sudah

melalui alat pencatat banyaknya bahan bakar yang telah masuk ketangki harian

(Flow Meter).

1.7.3.5 Pompa bahan bakar (Fuel pump) berfungsi menghisap atau memompa

bahan bakar dari tangki bahan bakar harian yang menekan bahan bakar ke fuel filter

kemudian ke injector pump.

1.7.3.6 Pompa injeksi (Injection Pump) berfungsi menggabungkan bahan bakar dan

udara untuk di injeksikan kedalam silinder secara sempurna dan sendiri-sendiri.

Mekanisme governor berfungsi untuk mengatur jumlah suplay bahan bakar ke

injektor sesuai dengan beban kerja mesin (putaran mesin).

1.7.3.7 Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menaikkan tekanan bahan bakar

sehingga bahan bakar mampu mernbuka katup injeksi (melawan pegas penekan

12
katup), sehingga proses penyemprotan bahan bakar dalam selinder berlangsung

sempurna (bahan bakar berbentuk kabut/partikel kecil).

1.7.3.8 Injektor (katup injeksi bahan bakar) berfungsi untuk menyemprotkan bahan

bakar bertekanan tinggi ke dalam ruang bakar sehingga proses pembakaran

(langkah usaha) dapat berlangsung dengan baik.

1.7.4 Perawatan Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel

Menurut J.Trommel Mans, 1991. Memeriksa jumlah bahan bakar pada

tangki bahan bakar dengan cara melihat indikator / gelas duga yang ada di samping

setiap tangki bahan bakar. Apabila diketahui tidak mencukupi maka kita harus

menambah jumlah bahan bakar sesuai kebutuhan dengan cara memompa bahan

bakar dari tangki double bottom ke tangki harian. Cara memompa bahan bakar dari

tangki double bottom ke tangki harian yaitu sebagai berikut :

1.7.4.1 Membuka semua kran saluran bahan bakar dari tangki double bottom secara

berurutan ke tangki harian (salah satu tangki dibuka terlebih dahulu).

1.7.4.2 Melihat pada indikator yang ada di samping tangki harian.

1.7.4.3 Setelah volume bahan bakar sesuai yang dibutuhkan, selanjutnya membuka

kran yang menuju tangki harian nomor dua.

1.7.4.4 Kemudian menutup kran yang menuju tangki harian nomor satu dengan

tujuan aliran bahan bakar masuk ke tangki harian nomor dua.

1.7.4.5 Saringan bahan bakar

Membersihkan saringan terhadap debu, air atau endapan lainnya setiap 60 jam.

Mengganti elemen saringan dengan yang baru setiap 1.000 jam.

13
1.7.4.6 Saringan/strainer isap pompa bahan bakar

Saringan tersebut harus dibersihkan 120 jam.

1.7.4.7 Pembuangan udara

Adanya pembuangan di dalam bahan bakar yang sangat mengganggu kelancaran

mesin dan saluran menyebabkan mesin sukar distar.

1.7.4.8 Pemeriksaan dan perawatan alat penyetelan penyemprotan bahan bakar.

1.7.4.9 Memeriksa peryemprotan bahan bakar setiap 250 jam. Namun setiap saat

gas buang menunjukkan warna yang tidak normal atau apabila pembakaran

berlangsung tidak baik, maka penyemprotan bahan bakar diperiksa setelah 120 jam

yang pertama.

1.7.4.9.1 Melakukan hal-hal sebagai berikut :

1.7.4.9.2 Pengujian penyemprotan bahan bakar dilakukan dengan

mempergunakan alat penguji penyemprot (nozzle tester) dalam hal ini

penyemprotan bahan bakar dipasang pada ujung pipa akan dari alat penguji

tersebut. Tekanlah kuas penekannya perlahan-lahan, sementara itu perhatikanlah

tekanan yang dapat dibaca pada manometer yang terpasang pada alat penguji justru

pada saat bahan bakar keluar dari penyemprot bahan bakar.

14
Jika penyemprotan tersebut tidak sesuai dengan yang disarankan, maka keadaan

tersebut dapat diatasi dengan menyetel pegas pengatur tekanan penyemprotan yang

ada pada penyemprotan bahan bakar, dengan prosedur oleh pabrik pembuatnya,

seperti yang dijelaskan pada gambar no.5 :

Sumber : (Karianto , 2001)


Gambar 5 : Bentuk pengabutan pada injcetor nozzle

1.7.4.9.3 Pada waktu tuas penekan ditekan perlahan-lahan, maka pada suatu

tekanan tertentu penyempotan akan mengeluarkan kabut bahan bakar secara

terputus-putus. Pancaran kabut bahan bakar yang tidak normal merupakan bentuk

selubung kerucut yang terpecah, terpuntir atau miring ke satu arah.

1.7.4.9.4 Apabila tuas penekan ditekan dengan tiba-tiba, maka penyemprot bahan

bakar akan menyemprotkan bahan bakar serupa dengan keadaan yang terjadi di

dalam mesin. Penyemprotan bahan bakar yang rusak tidak dapat mengabutkan

bahan bakar dalam keadaan tersebut.

1.7.4.9.5 Bahan bakar keluar dalam bentuk titik-titik yang relatif besar, disamping

itu akan terlihat bahwa pemutusan pancaran bahan bakar tidak dapat dilakukan

sekaligus dan pada ujung penyemprot terlihat adanya tetesan bahan bakar. Bentuk

15
semprotan bahan bakar yang baik dan tidak baik dari penyemprotan yang akan

direncanakan bentuk kerucut kabut bahan bakar dengan sudut puncak.

1.7.4.9.6 Apabila pengkabutnya tidak baik lepaskanlah kabut yang ada di dalam

nozzle dan cucilah kabut dan nozzle tersebut dengan mesin yang baik. Sesudah itu

pasangkan kembali setelah kedua bagian itu dibasahi dengan minyak diesel (solar).

Jika anda membersihkan beberapa penyemprot sekaligus, jangan sampai keliru

memasang katub pada nozzle yang lain.

1.7.4.9.7 Kalau nozzle yang telah dibersihkan itu tidak juga menghasilkan pengabut

yang baik, sebaiknya nozzle dan kabut tersebut ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan :

1.7.4.9.8 Pada waktu hendak melepaskan penyemprot dari kepala silinder, terlebih

dahulu membersihkan bagian-bagian di sekitar penyemprot tersebut sesudah itu

lepaskan pipa bahan bakar dari penyemprot dan tutuplah ujung pipa tersebut. Dan

lubang ke seluruh bahan bakar supaya debu dan kotoran tidak masuk ke dalamnya.

1.7.4.9.9 Melepas penyemprot dari kepala silinder kemudian membersihkan

kotoran yang ada pada permukaan kotak antara penyemprot dan kepala silinder

supaya debu dan kotoran tidak masuk ke dalam silinder.

1.7.4.9.10 Membersihkan penyemprot dengan alat tersebut dari bahan yang lunak

misalnya kayu.

1.7.5 Jenis Dan Teknik Perawatan

Jenis kegiatan-kegiatan perawatan mesin diesel dapat dibedakan atas dua

macam, yaitu preventive maintenance (perawatan pencegahan) dan corrective

maintenance (perawatan untuk penanggulangan atau perbaikan).

16
1.7.5.1 Preventive maintenance (perawatan pencegahan)

Preventive maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan

untuk mencegah timbulnya kerusakan, dengan mempelajari terlebih dahulu

penyebab kerusakan, apabila motor di operasikan atau di gunakan. Preventive

maintenance (perawatan pencegahan) ini juga dilakukan untuk menjaga peralatan

dalam situasi kerja yang tetap dengan perawatan melalui pemeriksaan dan

perbaikan pada tahap awal operasi sedini mungkin. Sedangkan corrective

maintenance (perawatan untuk penanggulangan atau perbaikan) adalah perawatan

yang dilakukan pada saat motor sedang berjalan atau pada waktu sedang berhenti.

Menurut (J.Trommel Mans,1991) perawatan ini meliputi :

1.7.5.1.1 Perawatan rutin harian, kegiatan yang dilakukan mencakup kebersihan

ruangan mesin dan mesinnya sendiri, dan merapikan tempat, hal ini dilakukan

setiap hari.

1.7.5.1.2 Perawatan rutin mingguan, perawatan secara mingguan untuk peralatan

yang bergerak atau selalu berubah, untuk itu perlu adaanya pelumasan pengecekan

peralatan tersebut.

1.7.5.1.3 Perawatan berkala, kegiatan ini mencangkup perawatan motor untuk saat-

saat tertentu, dimana dilakukan pengukuran dan penganalisaan lebih lanjut agar

diketahui keadaan atau kondisi peralatan tersebut. Seandainya dari pengecekan

ditemui adanya penyimpangan, maka perlu dilakukan perbaikan seperlunya

menurut kadar kerusakannya.

Perawatan dan pemeriksaan harian pada saat kapal operasi meliputi:

1.7.5.1.3.1 Memeriksa jumlah bahan bakar dan persediaan bahan bakar

17
1.7.5.1.3.2 Membuang endapan pada tangki harian bahan bakar

Perawatan dan pemeriksaan setiap 50 jam pada saat kapal operasi :

1.7.5.1.3.4 Membuang kotoran dari filter bahan bakar pelumas

1.7.5.1.3.5 Memeriksa jumlah bahan bakar pada tangki besar

1.7.5.1.3.6 Memeriksa oli didalam pompa injeksi bahan bakar

1.7.5.1.3.7 Membuang kotoran tangki dari udara

Perawatan dan pemeriksaan setiap 250 jam pada saat kapal operasi :

1.7.5.1.3.8 Membersihkan filter bahan bakar dan pelumas

1.7.5.1.3.9 Mengganti minyak pelumas

1.7.5.1.3.10 Mengganti minyak pelumas didalam pompa bahan bakar

1.7.5.1.3.11 Memeriksa bentuk semprotan injeksi

Perawatan dan pemeriksaan setiap 500 jam pada saat kapal operasi :

1.7.5.1.3.12 Memeriksa waktu injeksi dari bahan bakar

1.7.5.1.3.13 Memeriksa jarum pengkabut injektor

1.7.5.1.3.14 Membongkar dan membersihkan saringan bahan bakar

Perawatan dan pemeriksaan setiap 1000 jam pada saat kapal operasi:

1.7.5.1.3.15 Memeriksa dan mengganti seng anti korosif

1.7.5.1.3.16 Membersihkan ruang pembakaran

1.7.5.1.3.17 Menyekur klep isap dan buang

1.7.5.1.3.18 Memeriksa bagian-bagian dari torak

1.7.5.1.3.19 Mengganti minyak hidrolik

18
1.7.5.2. Perawatan Penanggulangan (Corrective Maintenance)

Perawatan penanggulangan (Corrective maintenance) adalah kegiatan

perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan pada motor. Kegiatan ini juga

sering disebut kegiatan reparasi atau perbaikan. Arti lainnya adalah kegiatan yang

dilakukan untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan, yang diperoleh

selama control perawatan pencegahan agar mesin selalu siap operasi.

Kegiatan ini seperti reparasi kecil, adapun tujuan sebenarnya adalah

untuk melakukan perbaikan apabila terjadi gangguan-gangguan atau kerusakan

mendadak pada pengoperasian motor atau saat motor tersebut sedang beroperasi,

yang mana sifat aslinya mengganggu, tetapi motor tersebut tetap dapat dioperasikan

sehingga harus diadakan perawatan atau perbaikan secara mendadak. Misalnya

kelonggaran pada katup atau gangguan lain pada saat mesin beroperasi. Gangguan

pada katup ini dapat kita baca atau ketahui dengan indicator pada suara yang

ditimbulkan dari mesin itu sendiri, kenaikan suhu pada air pendingin atau minyak

pelumas, warna dari gas buang yang dihasilkan, rasa dari minyak pelumas yang

terasa asin dan sebagainya. Dari indikator tersebut sehingga dapat diketahui adanya

gangguan-gangguan atau kerusakan yang terjadi pada motor, sehingga dapat segera

dilakukan penanganan perawatan/perbaikan. Memeriksa jumlah bahan bakar pada

tangki bahan bakar dengan cara melihat selang duga yang ada di samping setiap

tangki bahan bakar. Apabila diketahui tidak mencukupi maka kita harus menambah

bahan bakar sesuai kebutuhan dengan cara memompa bahan bakar dari tangki

double bottom ke tangki harian (J.H Jusak 2005 : 50-51).

19
1.7.5.2.1 Perawatan tak terduga

Perawatan yang dilakukan saat terjadi kerusakan yang tak terduga atau tidak

direncanakan, salah satu contoh yang sering terjadi adalah tersumbatnya pipa-pipa

dan saluran-saluran pendinginan oleh kerak-kerak, sehingga dilakukan perawatan

tak terduga berupa pembersihan pipa-pipa dan saluran-saluran pendingin yang

tersumbat oleh kerak-kerak (Sukoco,2008:23).

1.8 METODOLOGI

1.8.1 Data yang diperoleh

1.8.1.1 Sejarah singkat perusahaan

1.8.1.2 Lokasi perusahaan

1.8.1.3 Stuktur organisasi

1.8.1.4 Fasilitas perusahaan

1.8.1.5 Data-data kapal

1.8.2 Cara mengumpulkan data

1.8.2.1 Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu upaya untuk mengumpulkan data secara

langsung mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek dan mencatat semua yang

telah diamati sesuai kenyataan di lapangan (Mardalis, 2003:63).

1.8.2.2 Metode Interview

Metode interview (wawancara) adalah suatu upaya mengumpulkan data

dengan jalan wawancara untuk mendapatkan informasi atau pendapatan dengan

cara bertanya kepada responden secara lisan dan tatap muka langsung (Mardalis,

2003:64).

20
1.8.2.3 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu upaya mengumpulkan data yang kita perleh

dari data yang berkaitan dengan obyek penelitian seperti dta perusahaan, Lembaga,

dokumen kapal dan lain-lain (Mardalis, 2003:67).

1.8.3 Cara Menganalisis Data

Dalam menganalisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu

bentuk analisis data penilitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian

berdasarkan suatu sampel. Analisa deskriptif ini dilakukan sesuai dengan keadaan

lapangan yang sebenarnya (Iqbal Hasan, 2004:185).

21

Anda mungkin juga menyukai