Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN
ABSTRAK
Pentingnya mesin induk dalam sebuah kapal perlu dilakukan upaya-upaya dalam
menangani sistem pelumasan mesin diesel sebagai alat penggerak utama pada sebuah
kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang sistem pelumasan
mesin induk di atas kapal a) proses pelumasan mesin induk b) memaparkan kendala
yang terjadi pada saat pelaksanaan pelumasan mesin. Metode penelitian deskriktif
analisis dengan menjelaskan aspek- aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati
yaitu pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk. Berdasarkan hasil
penelitian dan temuan di lapangan sistem pelumasan pada mesin induk diatas kapal
menggunakan sistem pelumasan carter kering, penggantian minyak pelumas selalu
dilakukan setelah 1200 jam kerja, tekanan dari minyak lumas harus mencapai tekanan
5kg/cm atau yang telah ditentukan. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kerusakan
pada minyak lumas dengan pemeriksaan dan penggantian saringan/filter penggantian
minyak lumas dapat memperkecil kerusakan pada mesin tersebut dan berikan minyak
lumas sesuai dengan tipe dan jam kerja pada kapal.
Kata kunci : Mesin induk, sistem pelumasan, carter kering, sarinan minyak
1.1 PENDAHULUAN
Semakin banyak mesin diesel digunakan maka diperlukan tempat servis mesin
induk dan tenaga ahli mekanik perbaikan mesin. Untuk melakukan perbaikan mesin
Mekanik mesin induk harus dapat memiliki keahlian memperbaiki mesin induk yang
bermacam–macam kontruksinya sehingga setiap merek komponen mesin induk
memiliki kekhususan yang perlu di pelajari. Sampai saat ini mesin kapal laut tetap
menggunakan mesin induk sebagai alat utama penggerak kapal. Agar supaya
pengoperasian kapal laut berjalan dengan lancar maka perlu di perhatikan untuk
masalah system pelumasan yang di gunakannya.
Jika memperhatikan petunjuk sistem lumas pada mesin induk kapal laut maka
sistem pelumasan harus dilaksanakan secara rutin dan dilakukan minimal sebulan
sekali. Pengaruh sistem pelumasan terhadap mengoperasian mesin induk di atas kapal
KM. DJO pada PT. Dharma Bahari Riau. Mengingat semakin meningkatnya
pengoperasian kapal di pelabuhan Cirebon dari tahun ke tahun sehingga membawa
pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan PT. Dharma Bahari Riau. Untuk
hal penerimaan perbaikan dan perawatan kapal – kapal yang akan dilakukan diatas
kapal, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Setelah
memperhatikan pentingnya mesin induk sebagai mesin penggerak utama dan alat yang
paling vital dalam sebuah kapal serta luasnya komponen – komponen mesin. Untuk itu
harus di lakukan upaya– upaya dalam menangani sistem pelumasan mesin diesel
sebagai alat penggerak utama pada sebuah kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah
ingin mengetahui tentang sistem pelumasan Mesin Induk di atas kapal Yang mencakup:
a) proses pelumasan mesin induk b) memaparkan kendala yang terjadi pada saat
pelaksanaan pelumasan mesin dan c) upaya apa saja untuk mencapai tekanan minyak
lumas pada tekanan yang diharapkan
1.2 Latar Belakang Masalah

Kapal adalah sarana transportasi yang sangat efisien. Mengikuti


perkembangan jaman yang dewasa ini semakin maju dan modern serta canggih,
kapal juga dirancang dengan sedemikian rupa yang sehingga dapat memenuhi
kebutuhan yang diinginkan.
Untuk menunjang Operasional kapal tersebut, diperlukan pula Anak Buah
Kapal yang terampil dan siap kerja diatas kapal. Lancarnya kinerja dari mesin
induk tidak lepas dari peran serta peralatan seperti Sistem Pelumasan. mesin
diesel ini salah satu diantaranya adalah pelumasan, karena kurang sempurnanya
pelumasan pada mesin diesel akan berdampak pada bagian-bagian yang
bersinggungan atau bergesekan karena apabila hal ini terjadi maka akan
meakibatkan kerusakan yang fatal sehingga akan mengganggu pengoperasian
kapal. Oleh karena itu pelumasan sangat berpengaruh terhadap kelancaran kerja
diesel generator. Maka dari itu peneliti sangat tertarik pada masalah ini terutama
tentang tekanan minyak pelumas serta akibat yang akan ditimbulkan Untuk itu
diperlukan suatu sistem pelumasan yang teratur dan sistematis. Hal ini sangat
diperlukan pada mesin diesel sebagai penggerak utama, beserta instalasi
pendukungnya.
Penggunaan minyak pelumas yang tepat dan sesuai dengan putaran diesel
generator akan memberi manfaat yang besar bagi pengoperasian kapal. Yang
perlu diperlukan dalam sistem pelumasan ini adalah bagaimana menghasilkan
pelumasan yang optimal dari dan dalam berbagi keadaan , baik itu dari jenis
bahan pelumas atau sistem kerja diesel generator. Bila sistem pelumasan kurang
memuaskan akan mengakibatkan kerusakan pada lapisan minyak pelumas dan
mengakibatkan keausan serta memperpendek usia pakai diesel generator. Hal ini
terjadi karena tidak ada pelumasan yang sempurna untuk menghindari gesekan.
Pada sistim pelumasan tergantung juga pada dua faktor yaitu :

1. Faktor bahan pelumas

2. Faktor bahan yang dilumasi itu sendiri.

Oleh karena itu mutu dan kebersihan minyak lumas perlu dijaga supaya
menjamin kelancaran kinerja dari mesin induk, karena sering terjadi kinerja mesin
induk terganggu disebabkan pada bahan minyak lumas banyak terdapat endapan.
Minyak pelumas adalah campuran hidrokarbon ditambah zat-zat kimia yang
terpilih yang disebut zat aditif. Aditif yang stabil dapat mencegah atau
mengurangi sifat-sifat korosi dan oksidasi yang terdapat pada minyak pelumas.
Kotoran atau endapan pada minyak lumas dapat dihindari dengan suatu alat
yaitu Lubricating Oil Separator karena kerja dari alat tersebut untuk memisahkan
air dan kotoran-kotoran lainya yang telah tercampur dengan minyak
lumas. Dengan pentingnya fungsi dari Sistem Pelumasan maka penulis memilih
judul :
”PENTINGNYA PERAWATAN SISTEM PELUMASAN UNTUK MENUNJANG
KINERJA MOTOR INDUK KAPAL”
2

1.3 Rumusan Masalah

Dari berbagai permasalahan pada sisitim pelumasan sehingga


mengakibatkan tidak lancarnya pengoperasian mesin induk terletak pada pokok
permasalahan perawatan Sistem Pelumasan. Setelah di identifikasi pada
perawatan peralatan Sistem Pelumasan terdapat pokok permasalahan sebagai
berikut :
1.3.1 Kerja Sistem Pelumasan Kurang Optimal.

1.3.2 Kurangnya Perawatan yang Terencana Sistem Pelumasan.

1.3.3 Kondisi Minyak Lumas Menurun.

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penulisan

1.4.1 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui kerja dari sistem pelumas yang kurang optimal, cara perawatan
terencana dan , penyebab kondisi minyak lumas yang menurun sistem pelumasan
sehingga diharapkan dapat menunjang pengoperasian mesin induk lebih optimal di kapal
1. Kegunaan Penulisan.

Adapun manfaat dari hasil pembahasan ini adalah :

a. Khususnya bagi penulis sebagai tugas mata pelajaran Karya tulis ilmiah
SMK YAHARI SIDOARJO
b. Memberikan pemahaman para Anak Buah Kapal mengerti akan
pentingnya perawatan peralatan Sistem Pelumasan guna menunjang
kinerja mesin induk
c. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan kepada pembaca yang akan
bekerjadikapal.
3

1.2 Sistematika Penulisan

Dalam menyusun Karya Tulis ini, agar dalam pembahasan terfokus pada pokok
permasalahan dan tidak melebar ke masalah yang lain, maka penulis membuat
sistematika penulisan Karya Tulis sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Berisi spesifikasi pokok permasalahan yang akan di bahas dalam Karya
Tulis. Dalam latar belakang masalah juga di awali dengan penjelasan
mengenai apa yang di harapkan/di kehendaki oleh penulis dalam
penilaiannya terhadap objek riset yang di ambil sebagai pembuatan
Karya Tulis.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ditulis secara detail permasalahan yang akan
diselesaikan dalam penulisan Karya Tulis. Rumusan masalah merupakan
rangkuman permasalahan yang telah di ulas dalam latar belakang.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Tujuan dan kegunaan penulisan Karya Tulis di harapkan merupakan


gambaran hasil akhir yang di harapkan oleh penulis. Apa yang di
kehendaki untuk menyelesaikan masalah yang sudah di ulas di bagian
pertama, dapat memperjelas tujuan yang ingin di capai penulis dalam
penyusunan Karya Tulisnya.
1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan gambaran banyaknya pembahasan


yang ada dalam Karya Tulis. Dalam hal ini, sistematika penulisan terdiri
dari (5) BAB pembahasan. (Prosentase penyusunan Pendahuluan
sebesar 10%)
4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berisi teori-teori yang di gunakan dalam penyusunan Karya Tulis. Baik


teori yang berasal dari buku-buku, jurnal ilmiah maupun media cetak
dan online.(prosentase penyusunan Tinjauan Pustaka sebesar 25%)
BAB 3 METODE PENGUMPLAN DATA

Berisi gambaran umum objek penelitian (tempat observasi saat


pelaksanaan Prada baik di perusahaan ataupun di atas kapal, di lengkapi
dengan str uktur organisasi dan gambaran kondisi perushaan kapal yang
di sesuaikan dengan tema yang di pilih sesuai dengan jurusan)
BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Metodologi Penelitian

Dalam penulisan Karya Tulis, metodologi penelitian merupakan factor


penting demi keberhasilan penyusunan Karya Tulis. Hal ini berkaitan
dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa
alat yang di gunakan.
4.2 Pembahasan

Tahap pembahasan sebuah Karya Tulis merupakan titik puncak dari


sebuah laporan akhir Karya Tulis. Hal ini di karenakan pada bagian ini
seluruh rumusan masalah maupun tujuan telah terjawab. Dengan
menggunakan tinjauan pustaka yang telah di ulas pada BAB 2, maka solusi
serta penyelesaian masalah telah di bahas secara tuntas.
5

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan merupakan bagian akhir di mana penulis Karya Tulis


menyimpulkan seluruh pembahasan beserta solusi yang di hasilkan.
5.2 Saran

Saran adalah harapan penulis yang di tujukan kepada perusahaan


pengambil data. Untuk memperbaiki permasalahan yang muncul sesuai
dengan judul dan tema Karya

Anda mungkin juga menyukai