Seiring berkembangnya zaman, jasa angkutan menjadi sarana dalam
berbisnis yang dapat dikatakan cukup menguntungkan. Di negara Indonesia populasi perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan sangat banyak di jumpai mulai dari skala kecil, menengah, hingga besar. Maka tak heran jika setiap hari banyak moda transportasi yang sebagian besar bergerak di sektor jasa angkut berlalu-lalang demi menggerakkan roda perekonomian. Jasa angkutan dapat dipilih sesuai kebutuhan dari pihak pengirim atau penumpang dengan pilihan melaui darat, laut, atau udara. Dari pilihan tersebut dapat ditemui kelebihan dan kekurangan yang melekat pada moda transportasi yang digunakan. Untuk menggerakkan roda perekonomian di negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan, maka moda transportasi laut masih menjadi pilihan yang dominan dan cukup efisien bagi masyarakat dikarenakan kapasitas angkut yang cukup besar dengan biaya yang relatif terjangkau. Meningkatnya penggunaan jasa angkutan laut menuntut perusahaan penyedia wajib memberikan pelayanan yang optimal sehingga dapat berkompetisi dengan perusahaan penyedia jasa angkut lainnya. Pengoperasian kapal yang baik tidak lepas dari peran permesinan sebagai tenaga penggerak sehingga diperlukan permesinan yang baik. Jika salah satu komponen yang terdapat dalam permesinan kapal mengalami kerusakan maka dapat menyebabkan terganggunya proses pelayaran. Salah satu unsur utama kelancaran operasional kapal adalah kelancaran kerja mesin induk. Pada umumnya mesin yang digunakan pada mesin induk adalah mesin diesel. Karakteristik utama dari mesin diesel adalah metode penyalaan bahan bakar. Pada mesin diesel bahan bakar diinjeksikan ke dalam silinder berisi udara bertekanan tinggi. Cylinder merupakan jantung mesin dan tempat bahan bakar dibakar dan daya ditimbulkan. Daya yang dihasilkan main engine diperoleh melalui pembakaran bahan bakar yang terjadi di dalam silinder. Mesin diesel mempunyai beberapa konstruksi utama diantaranya adalah cylinder liner, piston, piston rod, crank shaft, valve, fuel oil high pressure pump dan mekanisme penggerak lainnya. Exhaust valve atau katup gas buang memegang peran sangat penting di dalam mesin, karena exhaust valve adalah komponen mesin yang dipasang pada cyinder head yang berfungsi sebagai katup untuk membuka jalan keluar dari gas sisa hasil dari pembakaran keluar dari dalam ruang kompresi ke exhaust manifold. Kelancaran kerja mesin induk adalah faktor utama dalam penunjang kegiatan operasional kapal, apabila komponen main engine mengalami kerusakan dapat mengakibatkan menurunnya kinerja mesin induk. Dalam menjamin kinerja mesin induk yang bekerja secara terus-menerus dan aman dalam pengoperasiannya, harus dilakukan pengawasan, pemeriksaan, dan perawatan dari komponen mesin induk guna menghasilkan kelancaran kerja dari mesin induk tersebut .
Pada tanggal 20 Nopember 2021 Penulis pernah mengalami keadaan
pada saat kapal berlayar dari Pontianak menuju Tuban, mesin induk mengalami kerusakan yaitu pecahnya katup udara exhaust sehingga mengakibatkan piston berlubang dan pecah. Sesuai dengan instruction manual book YANMAR 6EY26W, jarak normal clearance valve exhaust adalah 0,9 mm dan kondisi pada saat pecah katup exhaust adalah kurang dari 0,9 mm. Suhu gas buang hampir mendekati batas maksimum yang diijinkan yaitu 460oC, sedangkan dalam keadaan normal suhu gas buang rata-rata 390oC- 420oC. Akibat dari tingginya suhu gas buang yang terjadi, beresiko terhadap daya kerja dari mesin induk kapal dan material bahan yang berhubungan langsung dengan sistem saluran gas buang akan mengalami kelemahan pada bahan akibat pemanasan berlebih dan perbedaan suhu dikarenakan adanya kebocoran air pendingin di exhaust valve . Dari kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang dapat menyebabkan suhu gas buang melebihi dari batas normal adalah terlambatnya perawatan komponen-komponen yang menunjang kinerja main engine dan juga penggunaan spare part yang tidak sesuai standar sehingga diperlukan perencanaan perawatan yang terjadwal dan perawatan yang benar dan teratur agar dapat membantu kelancancaran operasional kapal dan dapat meringankan kerja dari masinis-masinis di atas kapal, sehingga kapal dapat beroperasi dengan lancar dan tidak ada kendala yang menghambat operasional. 1.2 Ruang Lingkup Berdasarkan permasalahan diatas bahwa kerusakan exhaust valve dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan kinerja dari main engine dan bisa menyebabkan penurunan daya dan kerusakan lain pada mesin induk. Supaya penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan semula yang direncanakan, maka ruang lingkup dari penulisan tugas akhir ini adalah tentang pengaruh perawatan exhaust valve yang tidak maksimal terhadap kinerja main engine. Kapal yang dijadikan obyek adalah MV. Dian Cordelia dengan mesin induk YANMAR tipe 6EY26W. Fokus permasalahan yang akan dianalisa adalah perawatan exhaust valve yang tidak maksimal pada mesin induk.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup, maka permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan pada exhaust valve pada mesin induk? 2. Apakah dampak yang di akibatkan oleh kerusakan exhaust valve pada mesin induk? 3. Bagaimana upaya untuk mengatasi kerusakan exhaust valve pada mesin induk?
1.4.Tujuan dan Kegunaan Tugas Akhir
1.4.1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kerusakan pada exhaust valve 2. Untuk mengetahui dampak yang di akibatkan oleh kerusakan exhaust valve 3. Untuk mengetahui upaya mengatasi kerusakan exhaust valve. 1.4.2. Kegunaan Tugas Akhir Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan, adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Secara Teoritis Pembaca diharapakan lebih mengerti dan mampu meningkatkan kesadarannya sehingga lebih memahami penyebab dan cara mengatasi kerusakan yang terjadi pada exhaust valve dalam mesin induk. 2. Secara Praktis a. Bagi Perusahaan Sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam pola atau sistem yang sama dalam mengatasi masalah yang terjadi di kapal untuk mendukung kelancaran operasional kapal. b. Bagi Institusi Sebagai sumbangan langsung maupun tidak langsung untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi taruna di lingkungan kampus Politeknik Maritim Negeri Indonesia yang sedang melaksanakan pendidikan pada umumnya dan khususnya dibidang manajemen perawatan di atas kapal. c. Bagi Penulis Sebagai pembelajaran dalam meningkatkan kesadaran anak buah kapal untuk mengadakan perawatan yang berlangsung secara terus menerus terhadap semua peralatan dan perlengkapan yang mendukung sehingga apabila terjadi masalah pada exhaust valve dapat segera di tanggulangi dan tidak menimbulkan masalah yang lebih besar.