Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN

OPTIMALISASI SISTEM PELUMASAN MESIN DISEL GENERATOR


PADA PENGOPERASIAN KAPAL MV.WAKABA

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Studi Diploma III Pelayaran
( Diklat Pelaut Tingkat III Pembentukan )

HABIB ALFARISY
NIT.123303191026
AHLI TEKNIK TINGKAT III

PROGAM STUDI DIPLOMA III PELAYARAN


(DIKLAT PELAUT TINGKAT III PEMBENTUKAN)
POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT
TAHUN 2021
PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : Optimalisasi System Pelumasan Mesin Disel


Generator pada Pengoperasian Kapal
MV.WAKABA
Nama : HABIB ALFARISY
NIT : 123303191026
Program Studi : Teknologi Nautika
Program Keahlian : D-III / ATT III PEMBENTUKAN

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk dilakukan ujian kelayakan.

Padang Pariaman, 2021


Menyetujui :

Pembimbing II Pembimbing I

M.Kurniawan, M.Pd.I Frenki Imanto, S.Si., M.Pd


NIP. 198210062010121001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Teknologi nautika

MARKUS ASTA PATMA NUGRAHA,S.Si.T.,MT.


NIP. 198412092009121003
A. JUDUL
Optimalisasi Sistem Pelumasan Mesin Disel Generator Pada
Pengoperasian Kapal MV.WAKABA

B. Latar Belakang
Kapal merupakan sarana transportasi laut yang berfungsi sebagai
pengangkut barang dalam bentuk curah, material, ataupun gas dan minyak.
Selain mengangkut barang, kapal laut juga merupakan kapal pengangkut
penumpang atau orang dari satu tempat ke tempat lain. Untuk melayani jasa
transportasi di laut, tentunya harus di dukung oleh permesinan kapal yang
memadai sesuai dengan muatan kapal. Maka dari itu perusahaan pelayaran
harus memiliki armada kapal laut yang tangguh dan selalu siap dalam melayani
jasa angkutan barang maupun penyebrangan di laut pada jarak tempuh dan
waktu yang ditentukan.
Seiring dengan teknologi yang sudah maju dan untuk menyambut era
perdagangan bebas di dunia internasional, maka diperlukan alat-alat angkut
sebagai sarana dalam kegiatan perdagangan, baik perdagangan nasional
maupun internasional, karena kapasitas volume muat barang yang di angkut
kapal jauh lebih besar, maka diperlukan pengoperasian kinerja kapal yang baik.
Pengoperasian kapal yang baik tidak lepas dari mesin Diesel Generator yang
dapat bekerja dengan baik dan lancar sehingga proses pengangkutan dapat
berjalan dengan cepat, aman dan hemat. Mesin Diesel Generator ini dapat
dipengaruhi oleh banyaknya tekanan minyak pelumas.
Agar pengoperasian kapal dapat berjalan dengan baik maka juga perlu
dilakukan perawatan yang baik terhadap permesinan di kapal, baik pada mesin
induk maupun permesinan bantu di kapal. Salah satu permesinan bantu yang
sangat penting di atas kapal adalah diesel generator.
Diesel generator merupakan komponen penting dalam pembangkit listrik
di atas kapal. Faktor penunjang untuk kelancaran jalannya mesin Diesel
Generator salah satunya adalah pelumasan, Pelumasan sangat berpengaruh
terhadap kelancaran kerja mesin Diesel Generator. kekurang pengoptimalan
pelumasan ini akan berdampak pada bagian yang bersinggungan atau
bergesekan. Jika hal tersebut terjadi maka akan mengakibatkan kerusakan fatal
yang akan mengganggu pengoperasian kapal.
Oleh karena itu sangat penting sekali melakukan pengoptimalam pada
kinerja system pelumas agar pengoperasian mesin kapal dapat bekerja dengan
baik.

C. Rumusan Masalah
Untuk mengarahkan peneliti pada tujuan penelitiannya maka
dirumuskan sebagai berikut :
A. Factor faktor apa saja yang mempegaruhi system pelumas ?
B. Dampak apa saja yang dapat terjadi jika system pelumas tidak optimal ?
C. Bagaimana cara mengoptimalkan kinerja system pelumas ?

D. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan persoalan diatas maka tujuan penelitian ini ialah:
A. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pelumasan.
B. Mengetahui dampak yang akan terjadi jika sistem pelumasan tidak
optimal.
C. Mengetahui upaya yang akan dilakukan untuk mengoptimalkan sistem
pelumasan.

E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan persoalan diatas maka tujuan penelitian ini ialah:
A. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sistim pelumasan
pada diesel generator.
B. Dapat Mengetahui dampak yang akan terjadi jika sistem pelumasan tidak
optimal.
C. Dapat bermanfaat langsung maupun tidak terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dibidang manajemen perawatan di atas kapal.
D. Dapat memberikan tambahan wawasan baik bagi penulis khususnya,
maupun para pembaca pada umumnya, sehingga akan lebih mengetahui,
memahami serta berhati-hati dalam dalam pengoperasian dan perawatan
sistim pelumasan diesel generator.

F. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan proposal karya ilmiah penulis membaca buku-buku,
jurnal, halaman blog dan mengutip dari para ahli ilmu pelayaran khususnya di
bidang teknika tentang mesin penggerak utama yang dapat dijadikan saran
penambah pengetahuan penulis. Adapun buku-buku, jurnal, halaman blog dan
pendapat para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
1. Optimalisasi.
Menurur Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 2012 bahwa
optimalisasi berasal dari kata optimal artinya terbaik atau tinggi.
Optimalisasi adalah proses mengoptimalkan sesuatu, dengan kata lain
proses menjadikan sesuatu menjadi paling baik atau paling tinggi.
Menurut S Rao, John Wiley dan Sons dalam bukunya Introduction
to optimization (2011:421), mengemukakan bahwa optimaIisasi sebagai
proses untuk mendapatkan keadiIan yang memberikan niIai maksimum
atau minimum dari suatu fungsi.
Menurut Oxford adalah definisi optimalisasi merupakan suatu
proses,cara,aktifitas untuk menemukan solusi paling baik dalam berbagai
masalah,dimana yang terbaik harus sesuai dengan kteria tertentu.
Menurut Winardi (Ali, 2014:49), mengemungkakan bahwa
“optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan yang
jika dipandang dari sudut usaha.Optimalisasi adalah usaha
memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang
diinginkan atau diketahui.
Dari beberapa defenisi kata optimalisasi menurut para ahli dan
kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) di atas tersebut, penulisan
menyimpulkan bahwa optimalisasi adalah usaha yang dilakukan seseorang
atau tim dalam upaya meningkatkan kinerja dari suatu mesin ataupun
system sehingga kinerja dari suatu mesin atau system tersebut obtimal,
sehingga tehindarnya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan

2. Minyak pelumas
Menurut Clark, G.H. (2004: 126) “Minyak pelumas adalah zat
kimia yang berupa cairan dan diberikan di antara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek”. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi
minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Minyak
pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu
penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada
mesin pembakaran dalam..
Menurut Anton, L.W. (1983: 4) “Bahan-bahan yang dapat dibuat
menjadi minyak pelumas adalah bahan yang berasal dari hewan,
tumbuhan, tambang bumi dan sintetis”. Pada minyak pelumas untuk mesin
disel, diolah dari tambang atau minyak bumi sehingga terdiri dari zat C-H
(Hidrocarbon). Zat tersebut memiliki struktur yang beraneka ragam dan
sangat menentukan sifat-sifat dari berbagai miyak pelumas. Pengolahan
minyak bumi mengandung bahan aromat yang tidak stabil dan akan
beroksidasi dengan cepat antara zat asam dengan udara. Minyak pelumas
pada dasarnya tidak dapat hanya dilihat dari fisik kimia saja, tetapi lebih
pada kinerjanya dalam mesin.
Dari beberapa defenisi kata pelumas menurut para ahli di atas
tersebut, penunis menyimpulkan bahwa pelumas adalah suatu zat kimia
yang berupa cairan dan diberikan pada dua benda yang begerak untuk
menguragi gesekan atau untuk memperpanjan masa pemakaian benda
tersebut.
A. Bentuk minyak pelumas
Ditinjau dari bentuk minyak pelumas, ada dua macam yaitu :
a) Cair (oil)
Menurut Anton, L.W. (1983: 6) “Minyak cair (Oil)
mempunyai berbagai macam kekentalan masing-masing
penggunaan kekentalan tertentu sesuai dengan petunjuk yang
diinginkan oleh pembuat mesin tersebut”. Satuan yang paling
umum adalah SAE (The Society of Automotif Engineer). Angka
SAE yang lebih besar menunjukan minyak pelumas yang lebih
kental. Didalam perdagangan terdapat minyak pelumas dengan
kekentalan SAE 40, masih terdapat minyak pelumas dengan
kekentalan SAE yang lain. Minyak pelumas dengan kekentalan
SAE 40 banyak digunakan pada mesin Diesel Generator karena
minyak pelumas SAE 40 memiliki kekentalan yang flexible dan
tidak mudah mengental saat keadaan mesin dingin.
b) Semi padat (Grease)
Menurut Hardjono, A. (2015: 110) “Minyak pelumas yang
telah ditebalkan mempunyai konsistensi berbeda-beda dari
keadaan setengah cair sampai padat disebut gemuk (Grease)”.
Grease memiliki daya lekat yang lebih tinggi dibanding minyak
lumas cair dan berfungsi dengan baik dalam waktu yang lama
tanpa pergantian. Pemakaian grease untuk masing-masing tujuan
dibedakan oleh sifat dan karakteristiknya.

B. Sistim pelumasan
Menurut boentaro (1992:8) mengkemukakan bahwa
“System pelumasan adalah suatu system pemeliharaan atau
perawatan terhadap perangkat mesin yang selalu menampilkan
masalah-masalah gerak, gesekan, dan panas, komponen utama dalam
system pelumasan adalah oil sebagai mesia pelumas, karena banyak
fungsi oil yang membantu kinerja mesin pada saat”.
system pelumasan pada mesin disel sangat diperlukan terutama
pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan, yaitu pada
bantalan roda gigi, dinding silinder, dan lain lain, Minyak pelumas
harus harus dapat didistribusikan pada bagian tersebut.

Menurut Endiro (2000:7) mengemukakan bahwa Tujuan


utama pelumasan adalah mengurangi terjadinya panas akibat
terjadinya gesekan sehingga bagian tersebut tidak cepat aus,
mendinginkan bagian yang bergesekan, menghindarkan adanya
bunyi yang dihasilkan mesin karena adanya gesekan sehingga suara
mesin akan lebih halus, menghindarkan kerugian tenaga akibat
terjadinya gesekan yang berarti memperbesar perendaman mekanis,
dan perlindungan permukaan terhadap korosi.

Sistem mesin Diesel Generator terdiri dari banyak sekali


bagian bagian yang bergerak bergesekan satu sama lainnya. Jika
dibiarkan maka dalam waktu beberapa menit saja mesin akan
menjadi panas. Sesuai dengan sifat fisik logam mesin tersebut akan
segera pecah atau meledak. Sangat membahayakan bagi crew yang
ada didekatnya dan dapat mengakibatkan kebakaran hebat serta
dapat mengakibatkan kapal dapat tenggelam. Apabila kapal sampai
tenggelam maka perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat
besar yaitu kehilangan kapal dan sumber daya manusia yang handal.
Untuk menghindari hal tersebut, maka gesekan harus dikurangi
dengan memberikan pelumasan antara kedua permukaan logam yang
bergesek.
Adapun tiga jenis sistem pelumasan yaitu :
a. Sistim percik
Sistem ini merupakan sistem yang sederhana dan dipakai
untuk mesin yang berukuran kecil. Pada batang penggerak
dilengkapi pada alat yang berbentuk pendek, sehingga pada waktu
bergerak bagian tersebut mencebur kedalam carter yang diberi
minyak pelumas dan melemparkan minyak pelumas pada bagian-
bagian yang memerlukan pelumasan. Bagian yang banyak
memerlukan pelumasan, yaitu bagian bantalan utama dari poros
engkol, diperlukan pompa yang mengantarkan minyak pelumas
melalui saluran -saluran.
b. Sistim tekan
Sistem tekan adalah sistem yang lebih sempurna dari sistem
percik. Minyak pelumas dialirkan pada bagian yang memerlukan
pelumasan dengan cepat dengan suatu tekanan dari pompa minyak
pelumas. Pompa minyak pelumas yang banyak dipergunakan
adalah dengan memakai pompa sistem roda gigi, dimana sistem
kerjanya dibantu oleh putaran poros engkol atau poros nok. Pompa
ini bekerja dengan suatu tekanan, minyak pelumas mengalir
melalui saluran dan pipa ke bagian-bagian seperti bantalan, roda
gigi, ring piston. Semakin cepat putaran pompa, tekanan dan
jumlah oli semakin besar. Sedangkan untuk melumasi dinding
silinder tetap menggunakan sistem percik.
c. Sistim kombinasi
Sistem ini adalah gabungan antara sistem tekan dan sistem
percik. Keuntungannya adalah apabila sistem tekan tidak bekerja
karena pompa oli rusak maka pelumasan pada batas-batas tertentu
masih berlangsung dengan sistem percik.

C. Jenis-jenis pelumasan
Jenis-jenis pelumasan yang digunakan dalam suatu permesinan
sangat penting untuk diperhatikan. Karena setiap tipe mesin berbeda-
beda jenis pelumasan yang digunakan, pada mesin Diesel dan mesin
bensin jenis pelumasannya tidak sama.
Seperti yang dikemukakan oleh P. Van Maanen, Motor Diesel
Kapal (2001: 21) “Minyak pelumas yang terdapat pada bagian benda
yang saling bergesekan akan membentuk lapisan minyak yang
berfungsi memisahkan bagian benda yang saling bergesekan.”
Beberapa bentuk jenis pelumasan yang digunakan di kapal sebagai
berikut :
a. Pelumasan hidrodinamis
Pelumasan hidrodinamis atau pelumasan lapis sempurna
yang memisahkan dua buah permukaan yang saling bergerak satu
terhadap yang lain, secara sempurna melalui sebuah lapisan
pelumas. Poros harus ditumpu oleh lapisan pelumas tersebut,
tekanan yang diperlukan untuk tujuan tersebut dihasilkan oleh
gerakan poros dalam bantalan. Jenis pelumasan ini sering
digunakan dalam mesin putaran rendah.
b. Pelumasan hidrostatis
Pelumasan hidrostatis menggunakan pompa tekanan tinggi
yang akan menekan minyak pelumas ke bagian-bagian yang
bergerak. Pelumasan jenis ini tidak memerlukan gerakan relatif dan
biasanya digunakan pada mesin-mesin yang bagian bergeraknya
terlalu berat seperti turbin dan mesin penggerak utama yang
berkapasitas besar sehingga tidak menggunakan jenis pelumasan
hidrodinamis pada saat start.
c. Pelumasan batas
Pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk tetap
menyelenggarakan sebuah lapisan pelumas yang tidak terputus.
Oleh karena itu terjadi hubungan antara metal dan metal, maka
gesekan dan pembentukan panas akan lebih besar dibandingkan
dengan pelumasan hidrodinamis dan pelumasan hidrostatis.

3. Mesin diesel generator


Mesin Diesel Generator adalah permesinan bantu yang
merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Mesin Diesel
Generator berperan penting di kapal karena sebagai sumber utama
arus listrik untuk kelancaran pengoperasian kapal.
Menurut Daryanto (2004: 11) “Motor diesel atau mesin
Diesel Generator dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin
pembakar dalam (internal combustion engine) biasanya disebut motor
bakar”. Prinsip kerja mesin Diesel Generator adalah merubah energi
kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia didapatkan melalui
proses kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan udara di
dalam ruang silinder.
Mesin Diesel Generator sangat berperan penting diatas
kapal mengingat bahwa mesin Diesel Generator sebagai penghasil
listrik yang diperlukan menunjang pengoperasian kapal. Mesin Diesel
Generator mempunyai mesin pendukung yang membuat kinerja
semakin baik diantaranya adalah turbocharger, pompa minyak
pelumas, pompa bahan bakar dan pompa air laut pendingin minyak
pelumas.
Faktor penunjang untuk kelancaran jalannya mesin Diesel
Generator salah satunya adalah pelumasan, karena kurang optimalnya
pelumasan akan berdampak pada bagian yang bergesekan, apabila hal
ini terjadi akan mengakibatkan kerusakan yang fatal. Pelumasan
sangat berpengaruh terhadap kelancaran kerja mesin Diesel Generator.
Sistem kerja mesin Diesel Generator tersebut juga didukung oleh
banyak komponen seperti sistem pendingin mesin, sistem udara
penjalan, sistem kompresi, selain komponen diatas juga ada beberapa
alat otomatis yang berfungsi untuk mengatur kapan mesin Diesel
Generator tersebut harus berhenti. Alat otomatisasi ini juga berfungsi
sebagai alat safety device saat terjadi kesalahan sistem pada kerja
mesin Diesel Generator.
Mesin Diesel Generator merupakan mesin diesel
bertekanan yang dilumasi oleh pompa roda gigi atau pompa gear yang
terletak di sisi mesin dan tertutup oleh cover mesin. Minyak pelumas
diambil dari bak atau sump tank melalui suction tube (Pipa hisap) oleh
pompa, kemudian minyak pelumas ditransfer dari pipa hisap oleh
pompa gear yang bertekanan. Katup pengatur tekanan mengalirkan
minyak pelumas langsung ke asupan pompa dari pada ke bak atau
sump tank. Dari pompa gear minyak pelumas di dinginkan oleh lube
oil cooler kemudian melewati blok, katub by-pass disediakan dalam
aliran minyak pelumas jika element filter tersumbat. Aliran minyak
pelumas membelah dua bagian, satu mengalir ke saluran mesin utama
dan yang lainnya ke saluran pendinginan piston, bantalan utama pada
mesin Diesel Generator dilumasi secara langsung dari saluran pipa
utama.
Perawatan terhadap sistim pelumasan mesin diesel
generator
a. Bak minyak pelumas
Bukalah plug minyak pelumas setiap 3000 jam dan bersihkanlah
bak tersebut, serta lakukan pergantian minyak pelumas secara total
dengan minyak pelumas sesuai spesifikasin mesin dan bersihkan
saringan isap dari pompa minyak pelumas dengan mempergunakan
minyak ringan atau minyak cuci.
b. Saringan minyak pelumas
Pada waktu mengganti kertas saringan minyak pelumas cucilah
rumah saringan (filter) sebersih-bersihnya dengan menggunakan
minyak ringan atau minyak cuci sementara ini periksalah keadaan
kertas saringan yang lama dan minyak pelumasnya. Apabila terlihat
adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih atau tembaga, maka hal
itu menunjukkan terjadinya keausan pada bantalan-bantalannya, jika
sudah parah, segera lakukan tindakan perbaikannya.
c. Tekanan minyak pelumas
Jika tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai bilangan yang
di syaratkan oleh pabrik pembuatnya, matikanlah mesin dan lakukan
pemeriksaan terhadap pompa minyak pelumas, sistem pendingin
seawater cooler karena sistem pendinginan juga berpengaruh terhadap
tekanan sistem pelumasan.

G. Metode Penelitian
Metodologi Penelitian adalah tahap-tahap yang akan dilakukan
dalam melakukan proses penelitian yang berfungsi untuk mendapatkan data-
data yang dibutuhkan pada suatu penelitan yang dibuat oleh peneliti. Secara
umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono. (2013:3) menyatakan
bahwa cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya,
proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis
1. Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif disebut sebagai metode baru dikarenakan
popularitasnya belum lama, metode ini disebut juga metode postpositivistik
karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga
sebagai metode artistik, karna proses penelitian lebih bersifat seni (kurang
terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian
lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan
dilapangan. Data kualitatif ini bisa didapatkan seperti dari wawancara,
diskusi, menganalisis dan observasi. Dalam penelitian kualitatif instrument
nya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri.
Sugiyono. (2013:15) mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawan
nya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal,
teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.
2. Penelitian deskriptif
kualitatif Menurut Sugiyono. (2017), metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kata kunci yang
perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Sehingga
peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mencari data,
mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisis data dari hasil
penelitian tersebut. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan
metode atau pendekatan studi kasus Sugiyono. (2017). Berdasarkan pada
masalah penilitian yang akan dilaksanakan, metode penelitian yang
digunakan oleh penulis dalam pembuatan karya ilmiah terapan ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan dan menguraikan
objek yang akan diteliti serta kaidah–kaidah yang diambil dari teori-teori
yang berhubungan dengan topik yang dibahas yaitu optimalisasi system
pelumasan pada mesin disel generator, selain itu menggunakan pendekatan
langsung terjun ke lapangan selama 1 tahun atau 12 bulan di kapal x.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu Penelitian
Pada penulisan karya ilmiah ini dilakukan pengkajian dengan
menggunakan fakta-fakta dari pengalaman juga pengetahuan yang telah
dipadukan dari permasalahan yang penulis lihat dan alami saat
melaksanakan praktek berlayar selama kurang lebih selama 1 tahun atau
12 bulan.
b. Tempat Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian yang penulis lakukan untuk
mengoptimalisasi system pelumasan pada mesin disel generator di kapal
X, milik perusahaan X.
4. Jenis Data
Data adalah sebuah informasi informasi yang didapat dari berbagai sumber
yang di mana data tersebut akan diolah oleh penulis sebagai bahan
penunjang penelitian yang sedang penulis lakukan. Dalam penelitian ini,
jenis dan sumber data yang digunakan ialah:
a. Data Primer
Menurut Sugiyono. (2017;193) yang dimaksud data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Data primer yang diperoleh dari sumber informan yaitu perwira mesin
melalui hasil wawancara dan observasi terhadap mesin disel generator
yang dilakukan oleh peneliti sebagai cadet yang berkaitan dengan
optimaslisasi system pelumasan pada mesin disel generator di kapal x.
b. Data Sekunder
Menurut Nanang Martono. (2012:113) data sekunder yaitu peneliti
cukup memanfaatkan data yang sudah matang yang dapat diperoleh oleh
instansi atau lembaga tertentu. Data ini digunakan untuk mendukung
informasi primer. Data ini juga dapat diperoleh oleh penulis melalui
informasi yang didapatkan dari studi pustaka, loog book dan manual
book yang berada di kapal MV. WAKABA yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan dibahas.Kemudian data yang sudah terkumpul
tersebut akan disusun oleh penulis dalam bentuk laporan penelitian
tentang optimalisasi system pelumasan pada mesin disel generator di
kapal MV.WAKABA
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan penulis
untuk mendapatkan informasi atau data dari berbagai sumber yang di
mana tujuannya adalah untuk memecahkan permasalahan yang sedang
penulis teliti yaitu optimalisasi system pelumasan pada mesin disel
generator di kapal MV. WAKABA. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini didasarkan pada suatu data,
fakta dan informasi yang didapat oleh penulis dalam melaksanakan
praktek laut selama kurang lebih 1 tahun atau 12 bulan, kemudian dari
data, fakta dan informasi yang ada tersebut menjadi bahan acuan dan
menjadi penguat penelitan dalam penyusunan karya ilmiah terapan, serta
didapat dari informasi yang diperoleh dari Masinis, Kepala Kamar Mesin
(KKM) dan para anggota kapal. Adapun beberapa metode pengumpulan
data yang dapat dilakukan berupa:
a. Dari data primer berupa:
1. Hasil Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan
data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi
adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti
mengumpulkan data langsung dari lapangan Semiawan. (2010).
Sedangkan menurut Zainal Arifin dalam buku Kristanto. (2018)
observasi adalah suatu proses yang didahului dengan pengamatan
kemudian pencatatan yang bersifat sistematis, logis, objektif, dan
rasional terhadap berbagai macam fenomena dalam situasi yang
sebenarnya, maupun situasi buatan.
Menurut penulis, observasi merupakan teknik yang di mana
pengumpulan data tersebut dialami secara langsung oleh peneliti di
lapangan saat melakukan praktek laut selama kurang lebih 1 tahun
atau 12 bulan, sehingga bisa mendapatkan data yang baik yang
berkaitan dengan judul penelitian yaitu optimaslisasi system
pelumasan pada mesin disel generator di kapal MV.WAKABA.
.2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik yang di mana dilakukan
oleh 2 orang atau lebih yang bertujuan untuk mengumpulkan data
untuk penelitan melalui interaksi secara langsung ataupun tidak
langsung melalui alat tambahan seperti internet dengan cara tanya
jawab. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara
(interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara
pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang
diwawancarai (interview) melalui komunikasi langsung yusuf.
(2014). Wawancara dilakukan dengan Masinis, Kepala Kamar Mesin
(KKM), para anggota kapal ataupun orang yang lebih ahli yang
berhubungan dengan optimalisasi system pelumasan pada mesin
disel generator.
b. Data dari sekunder berupa:
1. Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga
bisa diperoleh dari loog book, arsip foto dan jurnal kegiatan.
Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
informasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki
kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut
sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang
tertulis, yang mana berarti Teknik yang digunakan adalah
dengan cara melihat dokumentasi yang sudah pernah dilakukan
sebelumnya dari data-data yang sudah pernah diteliti dan
menelusuri data-data sebelumnya.
2. Studi Pustaka
Menurut Kartini Kartono. (2014:33), studi pustaka
bertujuan mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan
macam-macam material referensi yang berupa buku majalah,
naskah, catatan-catatan, kisah sejarah dan dokumen. Dalam
melakukan penulisan karya ilmiah ini penulis membaca dan
mencari buku-buku yang berkaitan dengan hal yang akan
penulis teliti yaitu optimalisasi system pelumasan pada mesin
disel generator. Bertujuan untuk menunjang penelitian dan
memperkuat data yang penulis sedang teliti yang tertuang dalam
karya ilmiah ini.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain Sugiyono.
(2014:244).
Teknik analisis data mempunyai prinsip yaitu untuk mengolah data
dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang sistematis,
teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. Miles dan Huberman dalam
Sugiyono. (2014:246-253) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan penulis untuk
menganalisis data yang ada dalam penelitian ini adalah metode analisa
deskriptif kualitatif untuk memaparkan suatu kejadian di atas kapal pada
saat bekerja dan beristirahat, mengorganisasikan data, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan dengan melihat
kejadian dan data yang ada di atas kapal. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu :
a. Reduksi Data
(Reduksi Data) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan semakin
banyak, kompleks dan rumit.untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, meneliti
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya.
b. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam hal
ini peneliti akan menyajikan data dalam bentuk teks, untuk memperjelas
hasil penelitian maka dapat dibantu dengan mencantumkan table atau
gambar.
c. Penarikan Kesimpulan /Verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin bisa menjawab
permasalahan yang sedang diteliti dan juga mungkin saja tidak bisa
menjawab permasalahn tersebut. Karena rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
ataupun ada perubahan setelah penelitian berada di lapangan untuk
melaksanakan praktek laut selama lebih kurang 1 tahun atau 12 bulan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah agar permasalahan-
permasalahan yang belum jelas atau remang-remang setelah diteliti
menjadi jelas.

H.JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dimulai dari melakukan pembuatan proposal
kemudian penulis melakukan praktek selama 12 bulan dia atas kapal
(lapangan) dan kemudian lanjut pembuatan karya ilmiah terapan selama
beberapa bulan. Berikut tabel kegiatan penulis :

Bulan

(2021)– 2022)
Juli - Agustus

Agustus - Juli
Rencana /

April - Juni

September
No Kegiatan

Agustus
(2021)

(2021)

(2022)

(2022)
Realisasi

Bimbingan dan pengajuan


1 judul proposal Realisasi V

2 Perbaikan judul proposal Realisasi V


3 Pengarahan dari Kaprodi Realisasi V
4 Pembuatan proposal Realisasi V
5 Ujian kelayakan proposal Rencana V
6 Melakukan penelitian Rencana V
Penyusunan hasil penelitian
7 dalam bentuk karya ilmiah Rencana V

8 Sidang komprehensif Rencana V


9 Perbaikan Rencana V
10 Penjilidan Rencana V
11 Pengesahan Rencana V
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin afid(2013).Pengumpulan data dan instrument penelitian (online)


https: //afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/pengumpulan-data-
dan-instrumen-penelitian-5/ diakses pada 23 Mei 2021

Fatah aden hillah(2020) Optimalisasi sistem pelumasan pada mesin diesel


generator untuk menunjang pengoperasian kapal di mt krasak(online)
https://docplayer.info/208056107-Optimalisasi-sistem-pelumasan-pada-
mesin-diesel-generator-untuk-menunjang-pengoperasian-kapal-di-mt-
krasak.html diakses pada 15 juni 2021

Mingseli(2020).Pengertian optimalisasi menurut para ahli (online) https://ww


w.mingseli.id/2020/11/pengertian-optimalisasi-menurut-para ahli.html
diakses pada 15 juni 2021

Niagakita(2019).Fungsi minyak pelumas pada mesin diesel(online) https: // niaga


kita.id/2019/04/24/fungsi-minyak-pelumas-pada-mesin-diesel/ diakses
pada 22 mei 2021

Sugiyono, 2006. Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung:


Alfabeta.Suzuki.(2019). Sistem pelumasan: pengertian, komponen dan
cara kerjanya (online) https://www.suzuki.co.id/tips-trik/sistem-
pelumasan-pengertian-komponen-dan-cara-kerjanya diakses pada 24
mei 2021

User34129. Contoh proposal metodologi penelitian(online)https://studylibid. Com


/doc/4302655/contoh-proposal-metodologi-penelitian diakses pada 23
mei 2021

Anda mungkin juga menyukai