TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
NO. ABSEN: 11
NISN:
2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir berjudul “Jenis-jenis minyak Pelumas Di Kapal” ini telah disetujui
pembimbing untuk diajukan ke tim penilai uji kompetensi keahlian SMK SUPM
NISN :
Panitia
Ketua,
Sekretaris(…………)
(………….)
Penguji 1 penguji 2
(…………) (………….)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini guna melaksanakan tugas fungsi pompa dikapal penangkapan ikan dan untuk
memperdalam materi yang kami pelajari ini. Adapun makalah fungsi pompa dikapal
penangkapan ikan ini membahas mengenai bagaimana tujuan dan fungsi pompa kapal
penangkapan ikan dari dulu , sekarang , hingga yang akan datang. Materi yang kami bahas
dilengkapi dengan data-data terbaru yang kami dapat dari berbagai macam sumber.
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk menambah
pengetahuan mengenai fungsi pompa dikapal penangkapan ikan. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan pada penyusunan makalah ini. Oleh karena itu segala bentuk
kritik dan saran yang konstruktif akan kami terima guna menjadi acuan untuk penyusunan
makalah selanjutnya.
Penyusun,
Fauzi Syah Pahlevy
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pelumas adalah zat kimia yang umumnya cairan dan diberikan di antara dua
benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi
minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Umumnya pelumas terdiri
dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas
paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam
(Wikipedia).
Mengurangi gesekan serta mencegah keausan dan panas, dengan cara oli
dapat membentuk suatu lapisan tipis (oil film) untuk mencegah kontak
Sebagai bahan pembersih, yaitu dengan mengeluarkan kotoran pada bagianbagian mesin.
yaitu cair (liquid) atau biasa disebut oli, dan setengah padat (semi solid) atau biasa di sebut gemuk.
Pelumas mineral (pelikan) yang berasal dari minyak bumi. Mineral yang
industri.
Pelumas nabati, yaitu yang terbuat dari bahan lemak binatang atau tumbuhtumbuhan. Sifat penting
yang dipunyai pelumas nabati ini ialah bebas
sulfur atau belerang, tetapi tidak tahan suhu tinggi, sehingga untuk
bahan pelumas yang berasal dari bahan minyak mineral, biasa disebut
Pelumas sintetik, yaitu pelumas yang bukan berasal dari nabati ataupun
mineral. Minyak pelumas ini berasal dari suatu bahan yang dihasilkan dari
pengolahan tersendiri. Pada umumnya pelumas sintetik mempunyai sifatsifat khusus, seperti daya tahan
terhadap suhu tinggi yang lebih baik
daripada pelumas mineral atau nabati, daya tahan terhadap asam, dll
Oli monograde, yaitu oli yang indeks kekentalannya dinyatakan hanya satu
angka.
Pelumas sintetis
2.2.4.1 Berdasarkan Pengawasan Mutu
d. Pelumas khusus
Tabel 1. Data Standar Nasional Indonesia ( SNI ) tentang Pelumas Motor Putaran
Tingkat
Viskositas
SAE
Viskositas ( CP
) maks. CCS
pada suhu oC
Pemompaan (CP
) maks
berupa tegangan
pada suhu oC
Viskositas
Kinematik (cSt
) pada 100 oC
Viskositas (
CP ) min
HTHS pada
0W-40, 5W-
40, 10W-40)
15W-40, 20W-
40, 25W-40)
1. Densitas 0.8867
Oli atau Minyak pelumas memiliki ciri-ciri fisik yang penting, antara lain:
Viscosity
mengalirnya bahan cair dari minyak pelumas, dihitung dalam ukuran standard. Makin
sebaliknya.
Viscosity Index
terhadap perubahan suhu. Makin tinggi angka indeks minyak pelumas, makin kecil
perubahan viscosity-nya pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai viscosity index ini
Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah pada waktu minyak
pelumas menyala seketika. Pengukuran titik nyala ini menggunakan alat-alat yang
standar, tetapi metodenya berlainan tergantung dari produk yang diukur titik
nyalanya.
Pour Point
Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa mengalir dan
kemudian menjadi beku. Pour point perlu diketahui untuk minyak pelumas yang
dalam pemakaiannya mencapai suhu yang dingin atau bekerja pada lingkungan udara
yang dingin.
pengasaman, biasanya pada minyak pelumas baru (fresh oil). Setelah minyak pelumas
tersebut dipakai dalam jangka waktu tertentu, maka nilai TBN ini akan menurun.
Untuk mesin bensin atau diesel, penurunan TBN ini tidak boleh sedemikian rupa
hingga kurang dari 1, lebih baik diganti dengan minyak pelumas baru, karena
ketahanan dari minyak pelumas tersebut sudah tidak ada.
Carbon Residue
Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila oli diuapkan pada
Density
Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan temperatur tertentu.
Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu diperhatikan terhadap oli yang
Selain ciri-ciri fisik yang penting seperti telah dijelaskan sebelumnya, minyak
Untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar (gas
penyumbatan.
menjadi semacam lumpur (sludge). Dengan sifat dispersancy ini, kotorankotoran tadi dipecah menjadi
partikel-partikel yang cukup halus serta diikat
minyak pelumas dan dapat dibawa di dalam peredarannya melalui sistem penyaringan. Partikel yang
bisa tersaring oleh filter, akan tertahan dan dapat
Untuk mencegah minyak pelumas cepat beroksidasi dengan uap air yang pasti
ada di dalam karter, yang pada waktu suhu mesin menjadi dingin akan berubah
menjadi embun dan bercampur dengan minyak pelumas. Oksidasi ini akan
mengakibatkan minyak pelumas menjadi lebih kental dari yang diharapkan, serta
dengan adanya air dan belerang sisa pembakaran maka akan bereaksi menjadi
Aditif adalah senyawa kimia yang apabila ditambahkan ke dalam pelumas akan
menaikkan unjuk kerja pelumas seperti yang diharapkan. Aditif ini dapat menentukan
mutu pelumas yang akan digunakan karena dapat merubah sifat kimia maupun sifat
fisik dari oli. Tujuan dari aditif untuk campuran pelumas yaitu untuk melindungi dan
memperbaiki mutu pelumas terhadap perubahan sifat kimia atau penuruan mutu
untuk memperbaiki sifat suatu pelumas atau memberikan sifat baru terhadap sifat
pelumas yang sesuai dengan penggunaannya. Aditif dapat terdiri dari unsur – unsur
kimia seperti barium, calsium, phosporus, sulfur, chlorine, zinc, lead, polymer dan
sebagainya. Komposisi antara satu aditif dengan yang lainnya harus dapat
digabungkan sebaik mungkin dalam suatu formasi tertentu. Hal ini berkaitan dengan
pesatnya perubahan pada rancang bangun mesin serta tuntutan kerja mesin yang
meningkat.
Untuk memilih aditif yang tepat diperlukan analisis yang kompleks serta cukup
memakan waktu. Hal ini disebabkan penambahan aditif dalam pelumas dapat
menimbulkan reaksi katagonis baik dengan base oil sendiri atau dengan aditif-aditif
lainnya. Pada dasarnya suatu penelitian pengembangan produk pelumas adalah untuk
memilih komposisi yang tepat antara base oil dan aditif. Seleksi aditif yang
dimaksudkan di sini adalah seleksi awal dari banyaknya aditif yang ditawarkan oleh pabrik pembuat
aditif. Pada tahap ini factor harga dan kontinuitas suplai dari pembuat
aditif merupakan hal yang paling utama diperhatikan. Disamping itu ada beberapa
sifat yang menjadi kriteria untuk dipilih tidaknya suatu aditif diantaranya :
Kelarutan dalam base oil adalah sifat yang utama yang harus dimiliki oleh
Aditif harus tidak larut dalam air, karena antara base oil dan air adalah dua
dalam air, maka apabila pelumas tercampur dengan air maka komponenkomponen pelumas masih
dapat dipertahankan.
Volatilitas
Kondisi operasi mesin yang akan dilumasi menuntut agar setiap komponen
dalam pelumas tidak mudah menguap, baik karena panas maupun karena
waktu.
Stabilitas
Compatibility
Aditif yang digunakan dalam satu jenis pelumas harus saling tidak bereaksi,
karena hal ini akan mempengaruhi bahkan merusak unjuk kerja yang
diharapkan.
Warna
Fleksibilitas
aplikasi sangat luas. Saat ini, aditif jenis inilah yang terus dikembangkan
terpaksa digunakan juga, maka bau aditif ini harus dihilangkan dengan
Pembagian Aditif Pelumas Berdasarkan Fungsi dan Kinerja di bagi menjadi tiga
jenis diantarnya :
1. Aditif Utama
a. Anti foam
kinerja mesin terutama di poros engkol dan efek pemberian aditif detergent. Sehingga
b. Anti Oxidant
hidrocarbon dalam pelumas dan oksigen dari udara. Oksidasi merupakan mekanisme
mengentalnya oli secara berlebihan yang dapat mengakibatkan tertimbunnya oli yang
mengental (sludge).
c. Anti Wear
Berfungsi mencegah panas yang berlebihan pada oli yang ditimbulkan dari gesekan
antar metal pada mesin, sehingga oli tetap berfungsi sebagai pembawa dan penyebar
panas mesin
d. Anti Corrosion
Mencegah korosi dan karat akibat reaksi asam dan oksidasi udara dengan cara
e. Detergent
f. Dispersant
Mengendalikan timbulnya lumpur yang terbentuk dari suhu rendah pada
mesin bensin. Lumpur tersebut terbentuk dari campuran karbon, kumpulan hasil
pembakaran, bahan bakar yang tidak terbakar dan air. Dispersant juga berfungsi
g. Friction Modifier
Berfungsi mencegah oli membeku atau mengental pada saat suhu dingin. Pour
Point Depressants (PPD) dapat mencegah pembentukan krital pada suhu rendah.
Contoh PPD adalah poly-metacrilates, etylen vynil-acetate copolimers, polyfumarates. Penekanan pour
point tergantung terutama pada karakterisitik base oil dan
konsentrasi polimer. PPD lebih efektif jika dipergunakan dalam minyak dasar
viskositas rendah.
mulai tinggi, sehingga pelumas tidak gampang encer pada suhu tinggi. Pelumas yang
Aditif ini berfungsi memperlancar aliran pelumas, terutama pada saat mesin
start pagi hari. Sehingga mesin tidak mengalami kesulitan pada saat start
Aditif Pelumas digunakan secara luas untuk berbagai tujuan, namun secara
umum aditif ini bisa digolongkan menjadi empat kelompok besar, yaitu :
1. Engine Performance
2. Fuel Handling
3. Fuel Stability
4. Contaminant Control
Kelas aditif ini dapat meningkatkan kemampuan mesin. Efek dari masing –
masing anggota kelas aditif ini dilihat dari perbedaan jangka waktu. Keuntungan yang
dihasilkan oleh cetane number improver langsung bisa didapatkan, namun
keuntungan dari aditif detergent dan aditif lubricity dilihat dalam jangka waktu yang
lama, sering kali baru terlihat haasilnya dalam puluhan ribu mil.
yang dihasilkan. Tingkat keuntungannya bervariasi dalam berbagai desain mesin dan
model operasi, mulai dari tidak ada efek sama sekali hingga peningkatan yang sangat
banyak digunakan. EHN kadang kala juga disebut octyl nitrate. EHN secara termal
tidak stabil dan terdekomposisi sangat cepat pada suhu tinggi dalam ruang bakar.
dan, karenanya, memperpendek periode penundaan pengapian (ignition delay) dari bahan bakar yang
tanpa aditif. Peningkatan cetane number dari jumlah tertentu EHN
bervariasi dari satu jenis bahan bakar dan lainnya. Peningkatan akan makin besar
untuk bahan bakar yang cetane number-nya secara alami sudah relatif tinggi.
Peningkatan inkremental akan semakin mengecil dengan semakin banyak EHN yang
ditambahkan, jadi tidak akan menjadi keuntungan dengan menambahkan konsentrasi
EHN yang telah optimal. EHN biasanya digunakan dalam jangkauan konsentrasi
0,05% hingga 0,4% massa dan dapat meningkatkan 3 hingga 8 cetane number. Alkyl
nitrate yang lain, seperti halnya ether nitrate dan beberapa senyawa nitroso, telah
diketahui juga efektif menjadi cetane number improver, namun mereka belum
digunakan secara komersil. Di-tertiary butyl peroxide diperkenalkan baru – baru ini
sebagai cetane number improver secara komersial. Kekurangan dari EHN adalah
EHN mengurangi stabilitas termal dari beberapa bahan bakar. Efek dari cetane
number improver lain pada stabilitas termal belum diketahui, namun nampaknya akan
sama seperti kekurangan EHN. Sekarang beberapa labolatorium sedang meneliti hal
ini.
dalam area saluran injektor – area yang berhubungan dengan suhu injektor yang
tinggi. Tingkat pembentukan deposit bervariasi dengan jenis mesin, komposisi bahan
bakar, komposisi pelumas, dan kondisi operasi. Deposit yang berlebihan bisa
merusak aliran spray injector yang pada gilirannya dapat menghambat proses
pencampuran udara dengan bahan bakar. Pada beberapa mesin, hal ini bisa
menyebabkan penurunan efisiensi bahan bakar dan meningkatkan emisi gas buang.
Aditif detergen ashless polimer dapat membersihkan deposit saluran injektor dan
memelihara injektor tetap bersih. Jenis aditif ini tersusun dari molekul polar yang
terikat pada deposit dan deposit ―precursors‖, dan molekul non polar yang terlarut
dalam bahan bakar. Dengan demikian, aditif ini dapat melarutkan deposit yang telah
Aditif detergen biasanya digunakan dalam range konsentrasi 50 hingga 300 ppm.
c. Lubricity Additives
dari beberapa hydrotreated minyak solar. Aditif ini mengandung molekul polar yang
tipis. Lapisan film ini bertindak sebagai lapisan (boundary) pelumas ketika dua
permukaan logam bertemu. Dua aditif kimia, fatty acids dan eter, secara umum
banyak digunakan. Fatty acids digunakan dalam range konsentrasi 10 hingga 50 ppm.
Sedangkan eter yang kurang polar, penggunaannya dalam range konsentrasi 50
d. Smoke Suppressant
Menambahkan kenis senyawa ini pada bahan bakar dapat menurunkan emisi asap
hitam yang dihasilkan dari pembakaran minyak solar yang tidak sempurna. Pada
tahun 1960-an, sebelum ―the Clean Air Act‖ dan kebijakan dari EPA, organometallic
penggunaan senyawa ini karena terdapat potensi yang membahayakan kesehatan dari
barium pada emisi gas keluarannya. Smoke suppressant yang dibentuk dari unsur
logam lainnya, seperti besi, serium, atau platinum, digunakan di sebagaian besar
Negara di dunia; namun penggunaannya belum disahkan oleh EPA untuk digunakan
di Amerika Serikat. Aditif jenis ini sering sekali digunakan pada kendaraan yang
emisinya.
b. De-Icing Additives
Air bebas yang terdapat dalam bahan bakar dapat membeku pada suhu yang
rendah. Kristal es yang dihasilkan bisa menyumbat aliran bahan bakar atau filter.
Alkohol atau glikol dengan berat molekul rendah dapat ditambahkan pada minyak
solar untuk mencegah pembentukan es. Alkohol atau glikol terlarut sempurna dalam
air, menghasilkan campuran yang mempunyai titik beku lebih rendah daripada air
murni.
Ada beberapa aditif yang dapat menurunkan pour point (gel point) atau cloud
point minyak solar, atau memperbaiki sifat – sifat pada aliran suhu dingin. Sebagian
besar dari aditif ini adalah polimer yang tertarik pada kristal lilin yang terbentuk
dalam minyak solar pada saat didinginkan dibawah cloud point. Polimer ini
mengubah efek dari kristal lilin pada aliran bahan bakar dengan memodifikasi
umumnya spesifik, jadi aditif tertentu umumnya tidak akan berfungsi dengan baik
pada semua bahan bakar. Untuk mengefektifkannya, aditif harus dicampur ke dalam
bahan bakar sebelum lilin terbentuk, sebagai contoh ketika bahan bakar di atas cloud
point-nya. Aditif terbaik dan konsentrasi aditif untuk bahan bakar tertentu tidak bisa
diprediksi; hal ini harus ditentukan dengan eksperimen. Keuntungan yang dapat
didapatkan untuk tipe yang bermacam – macam dari aditif low temperature
meningkatkan volume produk mereka yang dapat dikirimkan pada aliran pipa.
Polimer dengan berat molekul tinggi dapat menurunkan turbulensi pada aliran fluida
dalam pipa, yang dapat meningkatkan laju alir maksimum 20% hingga 40%. Aditif
Instabilitas bahan bakar hasil dari pembentukan ―gums‖ yang dapat mengarah
pada pembentukan deposit pada injektor atau partikel kecil (particulates) yang dapat
menyumbat filter bahan bakar atau sistem injeksi bahan bakar. Kebutuhan akan aditif
fuel stability bervariasi secara luas dari berbagai bahan bakar. Itu tergantung pada
bagaimana bahan bakar itu dibuat – sumber minyak bumi dan proses pengilangannya
dan pencampurannya. Aditif fuel stability secara umum bekerja dengan menghalangi
satu langkah reaksi dalam sebuah jalur reaksi berantai (multi langkah). Dikarenakan
banyak reaksi kimia yang kompleks terlibat, aditif yang efektif pada satu bahan bakar
bisa jadi tidak dapat bekerja dengan baik pada bahan bakar jenis lain. Jika sebuah
bahan bakar perlu distabilkan, maka bahan bakar tersebut harus diuji terlebih dahulu
untuk menentukan aditif mana yang efektif. Hasil yang baik akan didapat ketika aditif
a. Antioxidants
Salah satu model dari instabilitas pelumas adalah oksidasi, yang mana oksigen
dalam jumlah kecil dalam udara terlarut menyerang komponen reaktif dalam bahan
bakar. Serangan pertama ini memicu reaksi berantai yang kompleks. Antioksidan
bekerja dengan menghentikan reaksi rantainya. Senyawa fenol dan amina tertentu,
b. Stabilizer
Reaksi dengan basis asam adalah salah satu bentuk instabilitas bahan bakar.
Stabilizer yang digunakan untuk menghindari reaksi seperti itu umumnya dibentuk
dari basis amina keras dan digunakan dalam range konsentrasi 50 hingga 150 ppm.
Stabilizer bereaksi dengan senyawa asam lemah untuk membentuk produk yang tetap
c. Metal Deactivator
Ketika sejumlah kecil logam tertentu, terutama tembaga (copper) dan besi (iron),
dilarutkan dalam minyak solar, mereka memacu reaksi yang terlibat dalam
instabilitas bahan bakar. Metal deactivators mengikat logam – logam ini, menetralkan
efek katalisis dari logam – logam tersebut. Metal deactivators digunakan umumnya
d. Dispersants
ini tidak mencegah reaksi instabilitas bahan bakar, namun mendispersikan partikel –
gumpalan yang besarnya cukup untuk menyumbat filter bahan bakar atau injektor.
4. Contaminant Control
(housekeeping).
a. Biocides
Suhu tinggi yang terlibat dalam proses pengilangan secara efektif mensterilkan
termasuk bakteri dan jamur (yeasts dan molds). Sebagian besar mikroorganisme
membutuhkan air bebas untuk tumbuh, pertumbuhan biologis biasanya terkonsentrasi
pada lapisan air dan bahan bakar. Dalam penambahan pada bahan bakar dan air,
konsentrasinya mungkin sangat rendah dalam bahan bakar yang dapat membatasi
pertumbuhan biologis. Suhu ambient yang lebih tinggi juga membantu pertumbuhan.
lain dapat tumbuh tanpa kehadiran udara (anaerobik). Waktu yang tersedia untuk
pertumbuhan juga sangat penting. Beberapa, atau bahkan beberapa ribu, organisme tidak
waktu untuk tumbuh lebih besar lagi sehingga cukup untuk memproduksi produk
samping untuk mempercepat korosi tangki bahan bakar atau memproduksi cukup
biomassa untuk menyumbat saluran bahan bakar. Walaupun pertumbuhan bisa terjadi
dalam tangki bahan bakar yang bekerja, tangki yang diam (static tank) – dimana
bahan bakar disimpan untuk rentang waktu yang lama – merupakan tempat
pertumbuhan yang lebih baik jika terdapat air. Biocides dapat digunakan ketika
yang dapat larut dalam bahan bakar dan dalam air sehingga aditif dapat menyerang
mikroba dalam kedua media tersebut. Biocides umumnya digunakan dalam range
konsentrasi 200 hingga 600 ppm. Sebuah biocides bisa jadi tidak bekerja jika biofilm
tebal telah terakumulasi pada permukaan tangki atau pada permukaan peralatan
lainnya, karena aditif tidak dapat menembus untuk membunuh mikroba yang tinggal
jauh didalam lapisan biofilm. Pada kasus seperti ini, tidak ada cara lain selain
atau cairan yang mengandung biocides harus dibuang dengan semestinya. Pendekatan
yang paling baik untuk mengatasi kontaminasi mikroba adalah tindakan pencegahan.
Dan langkah preventif yang paling penting adalah menjaga kandungan air dalam
tangki seminimal mungkin, lebih disukai tidak ada air sama sekali.
b. Demulsifiers
Normalnya, hidrokarbon dan air terpisah dengan cepat dan benar – benar
terpisah. Namun jika bahan bakar mengandung komponen polar yang berprilaku
seperti surfaktan dan jika terdapat air bebas, maka bahan bakar dan air dapat
membentuk emulsi. Operasi dan perlakuan apapun yang melibatkan ―shear force‖
yang tinggi, seperti memompa bahan bakar, dapat menstabilkan emulsi. Demulsifier adalah surfaktan
yang menghancurkan emulsi dan membuat fasa bahan bakar dan air
c. Corrosion Inhibitors
Karena sebagian besar pipa – pipa minyak dan tangki – tangki minyak terbuat
dari logam (steel), korosi yang paling umum terjadi adalah pembentukan karat
dengan keberadaan air. Semakin lama, karat yang parah dapat menyebabkan lubang
pada dinding logam, menyebabkan kebocoran. Selain dari kebocoran, bahan bakar
yang terkontaminasi oleh partikel karat dapat menyebabkan penyumbatan filter bahan
bakar dan meningkatkan keausan pompa dan injektor bahan bakar. Inhibitor korosi
No Nama Kegunaan
tanin
1.Flavonoida
dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh tumbuhan.
a.Struktur Flavonoida
karbon, dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3)
sehingga bentuk susunan C6-C3-C6. susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur
kata flavon, yaitu nama dari salah satu flavonoid yang terbesar jumlahnya dalam
posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B dari 1.3-
heterosiklik yang baru (cincin C). Senyawa-senyawa flavonoid terdiri dari beberapa
jenis tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propana dari sistem 1,3-
diarilpropana. Flavon, flavonol dan antosianidin adalah jenis yang banyak ditemukan
flavonoida ini disebabkan oleh berbagai tingkat alkoksilasi atau glikosilasi dari
satu gugus fungsi oksigen pada posisi para atau dua pada posisi para dan meta atau
tiga pada posisi satu di para dan dua di meta. Cincin A selalu mempunyai gugus hidroksil yang letaknya
sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan untuk
c.Biosintesa Flavonoida
Pola biosintesis pertama kali disarankan oleh Birch, yaitu : pada tahap
pertama biosintesa flavonoida suatu unit C6-C3 berkombinasi dengan tiga unit C2
diperlukan. Cincin A dari struktur flavonoida berasal dari jalur poliketida, yaitu
kondensasidari tiga unit asetat atau malonat, sedangkan cincin B dan tiga atom
karbon dari rantai propana berasal dari jalur fenilpropanoida (jalur shikimat).
Sehingga kerangka dasar karbon dari flavonoida dihasilkan dari kombinasi antara dua
jenis biosintes utamadari cincin aromatik yaitu jalur shikimat dan jalur asetatmalonat. Sebagai akibat
dari berbagai perubahan yang disebabkan oleh enzim, ketiga
atom karbon dari rantai propana dapat menghasilkan berbagai gugus fungsi seperti
d.Identifikasi Flavonoida
suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatanmelalui ikatan glikosida. Pada
prinsipnya, ikatan glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alkohol beradisi
kepada gugus karbonil dari gula sama seperti adisi alkohol kepada aldehida yang
dikatalisa oleh asam menghasilkan suatu asetal. Pada hidrolisa oleh asam, suatu glikosida terurai
kembali atas komponen-komponennya menghasilkan gula dan
alkohol yang sebanding dan alkohol yang dihasilkan ini disebut aglokin. Residu gula
dari glikosida flavonoida alam adalah glukosa, ramnosa, galaktosa dan gentiobiosa
dan gentiobiosida. Flavonoida dapat ditemukan sebagai mono-, di- atau triglikosida
dimana satu, dua atau tiga gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula.
Poliglikosida larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut organik seperti eter,
e.Kegunaan Flavanoida
Antioksidan alami terdapat dalam bagian daun, buah, akar, batang dan biji
dan polifenol. Polifenol dan turunannya telah lama dikenal memiliki aktivitas
antibakteri, antimelanogenesis, antioksidan dan antimutagen. Sebagai antioksidan
polifenol berperan sebagai penangkap radikal bebas penyebab peroksidasi lipid yang
dapat menimbulkan kerusakan pada bahan makanan, selain itu senyawa antioksidan
berfungsi mencegah kerusakan sel dan DNA akibat adanya senyawa radikal bebas.
Senyawa flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat
ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih digunakan secara terbatas. Hal ini
cahaya, dan perubahan kimia, sehingga apabila teroksidasi strukturnya akan berubah
dan fungsinya sebagai bahan aktif akan menurun bahkan hilang dan kelarutannya
rendah. Kestabilan dan kelarutan dapat ditingkatkan dengan cara mengubah senyawa
flavonoid menjadi bentuk glikosida melalui reaksi kimia maupun enzimatik dengan
yang telah digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku obat-obatan. Bahkan,
karena molekul isoflavon bersifat antioksidan maka tempe merupakan sumber pangan
yang baik untuk menjaga kesehatan, selain kandungan gizinya tinggi. Senyawa-senyawa flavonoid dan
turunannya dari tanaman nangka-nangkaan memiliki fungsi
fisiologi tertentu. Ada dua kategori fungsi fisiologi senyawa flavonoid tanaman
yang tumbuh di Indonesia bagian barat, produksi senyawa flavanoid diduga berfungsi
sebagai bahan kimia untuk mengatasi serangan penyakit (sebagai antimikroba atau
menguji efektifitas antikanker dari ekstrak etanol propolis (EEP) pada mencit yang
diinduksi dengan ehrlich carcinoma cells menunjukkan, mencit yang bisa bertahan
hidup lebih banyak setelah diberi EEP. Efek antikanker EEP terhadap Ehrlich
cara menghambat penggabungan timidin, uridin, dan leucin dengan sel kanker
tersebut sehingga dapat menghambat sintesis DNA sel kanker. Peranan flavonoid
sebagai antikanker juga diperkuat oleh eksperimen lain yang menggunakan
merupakan sua tu zat yang banyak terdapat pada tumbuhan, tetapi dalam propolis
lebih efektif. Jadi lebah seolah-olah menjadi perantara flavonoid dengan manusia dan
hewan. Senyawa flavonoid yang ditemukan pada EEP antara lain betulinol, quersetin,
2.Saponin
Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air
dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah
larut dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun yang
dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin bersifat racun
bagi hewan berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan.
Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin. Saponin
saraponin. Tipe saponin ini memiliki efek anti jamur. Pada binatang menunjukkan
dengan asamglukoronida dan digunakan sebagai bahan baku pada proses biosintesis
Steroid saponin tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat.
Hidrolisis steroid saponin akan memberikan aglikon yang dikenal sebagai sarsaponin.
triterpenoid akan memberikan aglikon yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin
ini merupakan derivat dari β-amirin. Beberapa contoh saponin triterpenoid adalah
Saponin terdapat pada hampir semua tanaman, tetapi dalam tiap tanaman
terdapat beberapa jenis saponin yang sifatnya berbeda satu sama lain. Oleh karena itu,
saponin dapat dikatakan sebagai nama umum yang diberikan pada suatu kelompok
senyawa, sehingga saponin dari satu tanaman akan berbeda dari saponin dari tanaman lain baik dalam
struktur kimianya, maupun dalam sifat fisika-kimia serta
fisiologisnya.
Sifat-sifat dari senyawa saponin, yaitu berasa pahit, berbusa dalam air, mempunyai
sifat detergen yang baik, beracun bagi binatang berdarah dingin dan mempunyai
aktivitas hemolisis. Senyawa ini tidak beracun bagi binatang berdarah panas,
mempunyai sifat anti eksudatif, mempunyai sifat anti inflamatori, dan mempunyai
Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman , seperti daun,
buah yang belum matang , batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang
,tanin digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi
Sifat-sifat Tanin :
1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat .
BAB 3
PEMBAHASAN
Pada system transmisi pada kapal sebenarnya adalah suatu system dimana daya yang dikeluarkan dari
mesin utama (prime mover) supaya dapat digunakan untuk menggerakkan suatu kapal dengan thrust
yang sesuai dengan diharapkan, dan untuk memindahkan daya dari prime mover tersebut maka
dibutuhkan suatu system transmisi pada kapal.
Transmission system pada suatu kapal terdiri atas berbagai macam komponen dimana komponen
tersebut nantinya akan saling berhubungan satu dengan yang lain, komponen komponen tersebut
seperti shafting, coupling atau clutch , gearbox dan bearings. Komponen komponen tersebut memiliki
peranan masing masing pada system transmisi pada suatu kapal. Perlakuan pada setiap komponen
harus diperhatikan dengan detail supaya transmisi daya yang dihasilkan maksimal dan sesuai dengan
kebutuhan.
Pada shafting misalnya, shafting pada main engine kapal berguna untuk mengkonversikan daya rotasi
yang dihasilkan dari main engine/prime mover kapal menjadi thrust yang nantinya digunakan untuk
menggerakkan suatu kapal. Propeller juga termasuk salah satu komponen penting pada proses shafting
ini, dimana nantinya propeller inilah yang digunakan untuk menggerakkan suatu kapal.disini yang harus
diperhatikan adalah bagaimana kita mengurangi getaran getaran yang terjadi di poros yang dapat
menghilangkan daya yang dihasilkan dari suatu prime mover, bagaimana system pelumasannya dan
sebagainya dan untuk mendukung shafting maka diperlukan lah bearings atau bantalan yang menjaga
suatu shaft tetap pada porosnya. Sedangkan gearbox disinilah tempat perubahan daya yang dihasilkan
oleh suatu prime mover diubah dan disesuaikan dengan putaran propeller yang dibutuhkan agar tidak
terjadi kavitasi dan daya dapat dipergunakan secara maksimal untuk menggerakkan kapal.didalam suatu
gearbox pada kapal terdapat suatu reduction gear yang digunakan untuk menurunkan putaran dari
mesin utama. Perlu diperhatikan desain roda gigi tersebut dan di sesuaikan dengan bentuk propeller
Setiap propeller digerakkan dengan sistim roda gigi dengan perbandingan reduksi yang sesuai dengan
karakteristik baling-baling. Sistim roda gigi adalah dari reversing reduction gear type. Setiap roda gigi
dilengkapi dengan pompa minyak pelumas, thermometer, dan Thrust bearing yang dipasang menyatu
dengan rumah roda gigi, berapa rasio ukuran tiap gear yang tepat dan lain sebagainya.pada clutch atau
coupling sebenarnya clutch atau coupling ini berfungsi menghubungkan antara gear dengan shaft.
Maka melihat uraian diatas maka perlu kita memahami apa itu daya dan thrust pada kapal terlebih
dahulu sebelum masuk ke dalam masalah system transmisi pada kapal.
Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang
berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi
listrik, sebagai penggerak propeler kapal dan lain-lain. Pada suatu engine dapat menghasilkan daya dan
energi maksimal namun tidak semua daya dan energi tersebut nantinya akan digunakan untuk
menggerakkan kapal karena terdapat gaya gaya lain yang tedapat pada suatu kapal.
Gaya-gaya ini diteruskan ke poros engkol melalui connecting rod dan melalui main bearing gaya-gaya ini
di berikan ke rumah bantalan (engine body). Bearing utama dan journal bearing pada komponen engine
bekerja dengan beban yang tinggi. Beban impulsif akibat kompresi dan pembakaran menyebabkan
adanya beban kontak yang akan terjadi ketika engine beroperasi. Batang penghubung (shaft) menjadi
faktor yang sangat dominan dalam penelitian ini karena berfungsi sebagai alat untuk memindahkan daya
indikatur Ni yang dihasilkan dalam cambustion chamber ke poros engkol. Daya ini akan berubah menjadi
daya efektif Ne setelah memperhitungkan kerugian mekanis ηm. Teknik yang digunakan untuk
mendeteksi kondisi keausan bantalan termasuk pengukuran ketebalan lapisan film, pengukuran
kesesumbuan poros, analisis signal getaran, dan lain-lain sudah dilakukan.
- Daya Efektif (PE) adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat dari badan
kapal (hull), agar kapal dapat bergerak dengan kecepatan servis sebesar Vs.
P = R xVs
- Daya Dorong (PT) adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh kerja dari alat gerak kapal (propulsor)
untuk mendorong badan kapal.
P = TxVa
- Daya Yang Disalurkan ( PD ) adalah daya yang diserap oleh baling-baling kapal guna menghasilkan
Daya Dorong sebesar Pt
P = 2π Qd n
dimana Q adalah torsi yang disalurkan dari main engine dan n adalah jumlah propeller.
- Daya Poros (PS) adalah daya yang terukur hingga daerah di depan bantalan tabung poros (stern
tube) dari sistem perporosan penggerak kapal. Effisieiensi shaft sekitar 98% dari Daya Rem / Brake
Power .
- Sistim kekedapan menggunakan seal baik didepan maupun dibelakang dilengkapi dengan pompa
untuk sirkulasi minyak lumas
Salah satu penyebab kesalahan dalam memilih bahan pelumas untuk permesinan kapal adalah
kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bahan pelumas, yang dapat berakibat fatal karena
dapat merusak komponen-komponen mesin yang tidak sesuai dengan standar spesifikasi pabrik
pembuat bahan pelumas. Pengetahuan bahan pelumas mutlak harus dimiliki oleh awak kapal dalam
bekerja di atas kapal. disamping itu awak kapal juga diharuskan mengetahui dan memahami tentang
bahan pelumas yang sering digunakan dalam bidang permesinan di kapal untuk menghindari kesalahan
dalam pemilihan bahan pelumas yang digunakan di kapal.
Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organic, terutama
hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin (CnH2n-2), naftena (CnH2n) dan
aromatik (CnHn), jumlah susunan tergantung sumber minyaknya. Aromatik mempunyai sifat pelumasan
yang baik tetapi tidak tahan oksidasi. Paraffin dan naftena lebih stabil tetapi tidak dapat menggantikan
aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu bertindak sebagai penghalang oksidasi dan
parafin murni tidak mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai viskositas
sedang, dan paraffin mempunyai viskositas tinggi. Oksidasi minyak mineral umumnya menyebabkan
meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tidak dapat larut.
Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan menyebabkan korosi dan bahkan merusak logam yang
dilumasi, kemudian oli harus diperbaharui. Daya tahan oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi.
Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas
yang baik, oksidasi masih akan tetap berlangsung perlahan-lahan pada suhu 80 0 C. diatas suhu tersebut
kecepatan oksidasi meningkat dengan cepat.
Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara dan macam bahan bantalan (bearing). Oleh karena itu
sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas (oli) harus
diganti.
Fungsi terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi
hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Hal yang diinginkan adalah apabila gesekan logam
dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh film pelumas, disini gesekan metal betul-
betul diganti dengan gesekan dalam pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi,
kecepatan rendah, pelumas tidak cukup dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas
akan disebut dalam kondisi boundary dan masih menyebabkan gesekan logam.
Disamping itu gesekan juga tergantung dari kehalusan dan keadaan logam, selain kemampuan pelumas.
Bahan yang tidak sejenis biasanya kurang menyebabkan kerusakan permukaan dibandingkan bahan
yang sejenis. Dalam kenyataan molekul pelumas yang berhubungan langsung dengan logam akan
diserap permukaan logam. Kemampuan dan adhesi penyerapan molekul-molekul ini memberikan daya
tahan pada logam.
Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus tahan lama, tahan panas dan tahan oksidasi. Minyak
mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang atau gemuk sebagai pelumas mempunyai kemampuan
pelumas tetapi tidak cukup tahan oksidasi.
Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak
pelumas. Beberapa pengujian telah dikembangkan untuk menentukan viskositas, antara lain pengujian
Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. Viskositas semua cairan tergantung pada suhu. Bila
suhu meningkat maka daya kohesi antar molekul berkurang. Sebagai jenis minyak perubahan
viskositasnya sangat drastis dibandingkan yang lainnya. Titik beku suatu minyak adalah suhu dimana
minyak berhenti mengalir atau dapat juga disebut titik cair yaitu suhu terendah dimana minyak masih
mengalir. Pengetahuan mengenai hal ini penting dalam pemakaian minyak pada suhu yang rendah
Gesekan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang bersinggungan digerakkan terhadap satu sama
lain, gesekan itu menyebabkan keausan, dengan melumas berarti memasukkan bahan pelumas antara
dua bagian yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gesekan dan keausan.
a. Gesekan Kering
Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas. Jadi antara bagian-bagian yang bergerak
terjadi kontak langsung. Perlawanan gesekan adalah akibat dari kaitan berturut-turut dari puncak
bagianbagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis permukaan yang saling
bergeser, koefisien gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan kering tidak diperbolehkan dalam peralatan
teknik.
Gesekan zat cair terjadi jika antara permukaan terdapat suatu lapisan bahan pelumas yang demikian
tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata itu tidak saling bersinggungan lagi. Jadi dalam hal ini
tidak terdapat gesekan kering antara bagian-bagian yang bergerak melainkan suatu gerakan zat cair
antara lapisan-lapisan bahan pelumas. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan
pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu lebih kecil dari 0,03. pelumasan yang terjadi karena gesekan
zat cair dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan hidro dinamis. Keuntungan yang terpentingdari
pelumasan penuh ialah pengausan yang sangat kecil.Terjadinya pelumasan penuh tergantung dari
banyak faktor , yaituviskositas dari bahan pelumas, garis tengah poros, kecepatan putarporos, beban,
suhu kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antara poros dan bantalan, jenis dan sebagainya.
Minyak pelumas yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Minyak tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dengan cara memeras biji atau buah. Pada minyak tumbuh-
tumbuhan yang terpenting dalam teknik ialah minyak lobak (rape oil), minyak biji katun dan biji risinus.
b. Minyak hewan
Minyak hewan diperoleh dengan cara merebus atau memeras tulang belulang atau lemak babi. Minyak
hewan yang terpenting untuk keperluan teknik ialah minyak tulang dan minyak ikan. Minyak tersebut
masing-masing diperoleh dari kaki hewan dan ikan. Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan
keduanya mempunyai daya lumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan minyak
berlemak. Keburukan dari minyak itu ialah cepat menjadi tengit yang berarti bahwa minyak menjadi
cepat rusak. Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan hampir tidak digunakan secara tersendiri
sebagai minyak pelumas. Akan tetapi karena daya lumasnya baik sekali maka ditambahkan pada minyak
mineral.
c. Minyak mineral
Minyak mineral diperoleh dengan cara distilasi (penyulingan) minyak bumi secara bertahap. Minyak
mineral lebih murah dari pada minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan, akan tetapi lebih tahan
lama dari kedua macam minyak tersebut. Hanya saja daya lumas dari minyak mineral tidak sebaik
minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan.
d. Minyak kompon
Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengan sedikit minyak tumbuh-tumbuhan
atau minyak hewan. Campuran ini mempunyai daya lumas yang lebih sempurna dari pada minyak
mineral.
1.9 Bahan Aditif
Bahan tambahan aditif itu ialah zat kimia yang ditambahkan pada minyak dengan tujuan untuk
memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak yang bersangkutan. Berbagai macam bahan tambahan itu
diberi nama menurut sifat yang diperbaikinya dalam minyak.
Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang tetap tinggal melayang layang dan mencegahnya
melekat pada logam, dengan demikian pesawat yang bersangkutan tetap dalam kondisi bersih. Aditif
antioksidan mengurangi ketuaan minyak, jadi minyak yang diberiaditif antioksidan tidak cepat
mengoksida sehingga pengasaman dapat dicegah. Aditif antikorosi memberi lapisan pelindung pada
bagian mesin dengan demikian dapat dicegah termakanya oleh asam yang terjadi dalam minyak.
Aditif dapat mencegah dua bagian permukaan logam yang saling bersinggungan berpadu dan juga
meningkatkan daya lumas minyak. Minyak yang diberi aditif peningkat nilai tekanan batas, tahan
terhadap tekanan tinggi.
2.1 Gemuk
Gemuk adalah produk padat agak cair, umumnya tersusun dari minyak dan sabun disamping metode
lain membuat gemuk. Kandungan minyak umumnya antara 75-95%. Gemuk lebih tahan karat, tahan
oksidasi, tahan udara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan gemuk apabila pemakaian oli
mengalami kesulitan karena tidak ada penutupnya. Gemuk bantalan mempunyai struktur halus atau
butiran, sedangkan gemuk roda gigi ulet dan berserabut. Untuk roda gigi harus mempunyai adhesi yang
kuat pada logam sehingga tidak terlempar keluar dari antara gigi-gigi. Gemuk roda gigi pada kotak roda
gigi yang tidak tertutup adalah agar cair sehingga gemuk dapat kembali pada posisi semula. Sesuai
dengan jenis logam yang digunakan untuk pelumasan, kita membedakan gemuk sebagai berikut ini.
Gemuk ini tahan air tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak antara 90 – 1500 C. gemuk
sabun kalsium digunakan untuk pelumasan umum terutama untuk bantalan luncur.
Gemuk ini tahan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada 900 C. Gemuk ini
sesuai untuk penggunaan khusus yang memerlukan perlawanan terhadap daya lempar keluar.
Gemuk ini tahan air dan tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada180 0 C. gemuk sabun litium
digunakan sebagai gemuk serba guna yang berarti bahwa gemuk ini dapat digunakan untuk banyak
macam keperluan.
Gemuk ini mengandung sabun kalsium dan sabun natrium, sifat gemuk ini tentu saja berada diantara
sifat sabun kalsium dan sifat sabun natrium. Gemuk basa campuran digunakan sebagai gemuk
serbaguna, akan tetapi tidak mungkin ditempat yang ada air. Suhu kerja maksimum kira-kira 400 C, lebih
rendah dari pada titik tetes.
Penggunaan Pelumas
Pelumas dapat digunakan untuk beberapa keperluan antara lain sebagai berikut.
Tersedia dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan tinggi. Bermutu rendah diperuntukkan untuk
bagian-bagian yang dapat dilumas dari tempat minyak lumas. Kualitas yang lebih tinggi diperuntukan
untuk system sirkulasi (pelumasan bantalan, roda gigi transmisi beban ringan) dimana oli harus
berfungsi dalam jangka waktu yang lama, bermutu dan tahan oksidasi. Viskositas yang diberikan untuk
bantalan tergantung beberapa factor yaitu; beban, suhu, kecepatan, diameter poros dan system
pelumasan.
Minyak lumas mineral murni tidak tahan lama untuk pelumas padabeban berat dan beban hentakan
transmisi roda gigi dan minyak lumas. Untuk system roda gigi, beban ringan yang terbuka diperlukan
minyak lumas yang adhesi dengan logam dan tidak terlempar dari roda gigi. Untuk roda gigi beban berat
terbuka, campuran yang mengandung aspal ulet sering digunakan pada suhu yang tinggi.
Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih untuk mencegah mengendapnya kotoran padat
dengan menjaganya tetap dalam kondisi bersih.
Dengan alasan keselamatan cairan hidrolik tidak mudah menyala, dan mempunyai kekentalan yang
rendah, apalagi untuk system hidrolik yang bekerja di dekat api.
a. Bahan pelumas berasal dari minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organic, terutama
hidrokarbon.
b. Fungsi pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya
tenaga, dan mengurangi timbulnya panas.
c. Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak
pelumas.
d. Pengujian untuk menentukan viskositas minyak pelumas adalah pengujian Saybolt, Redwood,
Engler, dan Viscosity Kinematic.
e. Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas pada permukaan logam atau metal.
f. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan pelumas dan oleh viskositas.
g. Minyak pelumas yang digunakan dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu minyak tumbuh-
tumbuhan, minyak hewan, minyak mineral, dan minyak kompon.
h. Bahan tambahan aditif adalah zat kimia yang ditambahkan pada minyak pelumas dengan tujuan
untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak yang bersangkutan.
i. Gemuk adalah produk padat agak cair, dengan kandungan minyak umumnya antara 75-95%.
j. Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara lembab dan sebagainya.
Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada
permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga
berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang
digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka system
pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini
digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston.
Pada marine engine lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi operasi kapal seperti trim,
roll and pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu
section 11 rules volume 3.
- Jika diperlukan pompa dengan self priming harus dipakai (section 11 H.1.3)
- Filter utama aliran harus disediakan system control untuk memonitor perbedaan tekanan (section
11.H.2.3.1)
Lubrication oil system (sistem pelumasan mesin) didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada
over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang berlangsung.
Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter
dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan
keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentikan mesin. Untuk itu dapat digunakan
filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai
pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang
dibelakang filter dan filter dapat dibersihkan selama operasi, untuk keperluan ini sebuah shutt off valve
by-pass dengan manual operasi.
Suatu sistem pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan
pada lapisan silinder, torak dan cincin torak.
- Tidak meninggalkan endapan carbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang
buang serta lubang bilas.
- Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan dan saringan, atau meninggalkan
endapan dalam pendingin minyak
Minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal melalui
suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil cooler.
Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk
memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian
lubcrating oil dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lubricating oil sump tank.
Perawatan pelumasan yang tepat pada semua bagian yang bergerak merupakan masalah yang penting
sekali dari sebuah mesin. Fungsi dari pelumasan adalah untuk menurunkan atau mengurangi terjadinya
keausan antara bagian-bagian yang saling bergesekan, sehingga dapat meningkatkan output tenaga dan
service life dari mesin. Bila mesin pelumasannya kurang baik, maka dapat mengakibatkan keausan dan
kerusakan pada mesin
Fungsi lain dari minyak pelumas adalah bahan pendingin, menyerap panas dari bantalan-bantalan,
silinder dan bagian-bagian lainnya. Selain itu juga lapisan film minyak pelumas pada dinding silinder
(cylinder liner) juga harus berfungsi sebagai sebuah seal, sehingga dapat mencegah keluarnya gas-gas
pembakaran melewati pegas torak yang akhirnya menentukan sekali terhadap kerja mesin maupun
service life dari mesin tersebut.
Seperti kita ketahui bersama fungsi dari suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan minyak
pelumas yang cukup dan bersih ke dalam mesin untuk melumasi secara efektif dan cukup terhadap
semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang terjadi di dalam mesin itu sendiri.
Sistem pelumasan ini terdiri dari dua jenis yang biasa digunakan pada motor bakar, yaitu sistem
pelumasan karter basah yang pada umumnya digunakan pada mesin-mesin yang berukuran kecil dan
sistem pelumasan karter kering yang banyak digunakan pada mesin-mesin stasioner yang berukuran
besar. Sistem pelumasan yang dipakai di MV. KARTINI BARUNA adalah jenis pelumasan karter kering,
seperti terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Sistem Pelumasan Mesin Induk pada MV. KARTINI BARUNA
Dalam sistem pelumasan sump kering terdapat dua buah tangki pelumas, yaitu tangki edar / sump tank
dan karter / crankcase. Tangki edar ditempatkan di luar mesin induk. sebuah pompa minyak lumas dari
jenis roda gigi menghisap minyak lumas dari dalam tangki edar, sebelum minyak lumas melewati pompa,
terlebih dahulu melewati katup dan filter dari jenis elemen. Setelah dihisap oleh pompa, kemudian
minyak lumas ditekan menuju sebuah pendingin sebelum dialirkan ke dalam mesin induk. Di dalam
mesin induk minyak lumas ditekan oleh sebuah pompa yang menyatu dengan mesin itu menuju ke
semua bagian-bagian yang perlu dilumasi. Setelah itu minyak lumas turun ke dalam karter dan akhirnya
kembali menuju tangki edar melewati sebuah pipa. Siklus minyak lumas tersebut berlangsung selama
mesin beroperasi.
Pada kondisi lingkungan tertentu dimana suhu air laut sangat dingin, ketika mesin tidak dijalankan,
minyak lumas tidak disimpan di dalam tangki edar, melainkan dihisap ke dalam LO. Setting Tank.
Hal ini untuk mencegah terjadinya pembekuan pada minyak lumas.
Pompa merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk memindahkan minyak lumas dalam sistem
pelumasan. Jenis pompa yang biasa digunakan adalah pompa roda gigi dan pompa jenis trikoida (pompa
bintang), tetapi pompa dari jenis roda gigi yang paling banyak digunakan. Pompa ini digunakan untuk
pelumasan awal / priming dan sebagai pompa sirkulasi minyak di dalam mesin.
Pompa untuk pelumasan awal dioperasikan secara manual dan terpisah dari mesin induk. Pompa ini
disebut sebagai pompa transfer karena mampu menghisap atau memindahkan minyak dari tangki edar
ke dalam karter. Setelah minyak lumas mengalami siklus dan kembali ke dalam tangki edar, pompa
tersebut dimatikan dan secara otomatis peranan pompa ini digantikan oleh pompa sirkulasi yang
terdapat pada mesin induk.
Mengingat peranan pompa ini sangat penting dalam sistem pelumasan, maka perawatan sangat
diperlukan untuk menjaga agar pompa dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. Berikut ini adalah
pekerjaan yang harus diperhatikan dalam merawat pompa minyak lumas :
a. Periksa permukaan gigi-giginya terhadap keausan, gejala kavitasi dan kerusakan lainnya.
c. Periksa apakah porosnya sudah aus. Dalam hal ini digunakan serat minyak pelumas, pada umumnya
keausan terbesar terdapat pada bagian porosnya yang dikenai sekat tersebut.
d. Periksa permukaan kontak poros dengan bantalannya. Dalam hal ini dipergunakan bantalan peluru,
periksalah bantalannya.
e. Apabila menggunakan paking, gantilah pakingnya dengan paking yang baru dengan tebal dan dari
jenis yang sama, ukurlah dengan teliti.
f. Periksalah permukaan dalam rumah pompa terhadap kemungkinan korosi, keausan dan kerusakan
lainnya.
g. Periksa katup pengatur tekanan minyak lumas terhadap kelainan yang mungkin terjadi pada
dudukan katup-katup, jalan katup dan pegas katup.
b. Berilah tanda pada gigi yang berpasangan untuk menghindari kesalahan dalam pemasangan.
c. Perhatikan apakah katup pengatur tekanan minyak bekerja sesuai dengan tekanan yang diminta,
tanpa kebocoran dan hal lain yang tidak normal.
(a) tampak depan (b) tampak samping
(c) gambar detail
Keterangan :
001. Casing
105. Key
106. Key
107. Key
301. Coupling
302. Coupling
504. Gland
523. O – Ring
714. O – Ring
900. Gasket
970. Gasket
971. Gasket
Gambar 3. Pompa minyak lumas jenis trikoida
Fungsi dari pendingin ini adalah untuk mendinginkan minyak lumas yang keluar dari mesin setelah
melumasi dan menyerap panas dari dalam mesin. Konstruksi dari pendingin ini adalah berbentuk silinder
dan di dalamnya terdapat banyak sekali pipa-pipa dari bahan material tembaga. Material tembaga
dipilih karena mudah dalam menyerap / menghantarkan panas dan tidak mudah berkarat.
Media pendingin yang digunakan adalah air laut yang dialirkan ke dalam pipa tembaga tadi, sedangkan
minyak lumas mengalir di luar pipa. Air laut yang sudah mendinginkan minyak lumas langsung dibuang
ke laut, sedangkan minyak lumas yang sudah dingin masuk kembali ke dalam mesin melalui pompa
sirkulasi. Sistem pendinginan dengan cara ini disebut pendinginan terbuka. Suhu minyak lumas yang
diperbolehkan masuk ke dalam mesin induk setelah mendapatkan pendinginan adalah 50°C - 55°C.
Perawatan atau pemeliharaan dari pendingin minyak lumas ini tidaklah serumit dari perawatan pada
pompa minyak lumas, karena perawatan khusus dan berkala yang harus dilakukan pada pendingin ini
hanya pada pipa tembaga tempat air laut mengalir dari sumbatan lumpur dan kebocoran.
Untuk menghilangkan sumbatan lumpur di dalam pipa cukup dibersihkan dengan udara tekan dari
kompresor atau disogok dengan menggunakan rotan. Material besi tidak boleh digunakan apabila akan
dibersihkan dengan cara disogok, karena resikonya terlalu besar terhadap kebocoran yang akan terjadi
apabila tidak hati-hati.
Untuk menjaga pendingin minyak lumas agar tidak mengalami gangguan, maka periode tertentu perlu
diadakan perawatan terhadap bagian-bagiannya. Hal ini dimaksudkan agar pendingin tersebut benar-
benar siap pakai serta dapat berfungsi dengan baik. Perawatan dan pemeriksaan ini dilakukan sesuai
dengan jam kerja dari pendingin itu sendiri, pengerjaan tersebut diantaranya :
a. Buka tutup dari pendingin dan bersihkan pipa-pipa dengan cara disogok dengan menggunakan
rotan
b. Memasang zink anode pada tutup pendingin dan afexior sebagai perlindungan terhadap korosi.
Apabila diketahui ada pipa pendingin yang bocor, maka harus segera diambil tindakan perbaikan
secepatnya yaitu dengan cara menyumbat saluran masuk dan keluar dari pipa pendingin agar minyak
pelumas tidak tercemar dengan air pendingin karena perbedaan tekanan. Berikut adalah cara
memeriksa kebocoran yang terjadi dan cara mengatasinya.
3) Buka cerat dibagian air, bila terdapat minyak yang keluar dari cerat ini, berarti ada pipa pendingin
yang bocor.
b. Cara memperbaiki :
1) Jalankan pompa minyak lumas, beberapa saat kemudian stop. Pompa air laut tetap dalam keadaan
stop.
Minyak lumas yang keluar dari mesin dalam keadaan panas dan kemungkinan mengandung kotoran besi
atau lainnya. Oleh karena itu, untuk membersihkan minyak pelumas dari kotoran-kotoran padat
tersebut digunakan sebuah saringan / filter. Saringan ini hanya bisa memisahkan minyak lumas dari
kotoran-kotoran padat saja, sedangkan air tidak bisa.
Jenis saringan minyak lumas yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA adalah jenis elemen. Saringan ini
dibersihkan dari kotoran-kotoran setiap 50 jam kerja dengan cara dicuci menggunakan oil dispersant
yang dicampur dengan air atau bisa juga dibersihkan dengan menggunakan minyak ringan atau minyak
cuci. Selain dari elemen yang harus dibersihkan, rumah saringannya pun harus dicuci, sementara itu
periksalah keadaan dari elemen dan minyak pelumasnya. Apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam
berwarna putih atau warna tembaga, maka hal itu menunjukkan terjadinya keausan pada bantalan-
bantalannya. Kalau diperkirakan sudah parah, maka segeralah lakukan perbaikan.
Minyak lumas yang berada dalam sump tank dihisap oleh pompa, lalu masuk ke pemanas, untuk
dipanaskan. Pemanas disini dipergunakan apabila memasuki daerah pelayaran yang bersuhu rendah.
Karena MV. KARTINI BARUNA hanya bertugas pada daerah beriklim tropis, maka pemanas tidak
dipergunakan. Temperatur minyak lumas dari sump tank kira-kira 50°C sudah bisa dibersihkan oleh
purifier MV. KARTINI BARUNA memakai minyak pelumas SAE 40.
Spesifikasi purifier yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA adalah sebagai berikut :
K.W : 6.0KW
Perawatan Purifier ini dilakukan menurut jam kerja yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
3) Bersihkan lubang pengatur air pada bowl / mangkuk dari kotoran yang menyumbat.
b. Pemeriksaan Purifier
c. Perbaikan Purifier
Pemilihan minyak lumas haruslah berdasarkan buku petunjuk yang diberikan oleh pembuat minyak
lumas tersebut, juga disesuaikan dengan putaran dan beban kerja dari mesin induk. Pengontrolan
pemakaian dan pemilihan dimulai dari penerimaan berapa jumlah dan sifat-sifatnya. Data-data ini
dijadikan pedoman sebagai pemilihan dan pemakaian yang akurat. Pada pelaksanaan pemakaian minyak
lumas untuk mesin induk kapal haruslah dikontrol, sejauh mana dan berapa banyak pemakaian yang
sebenarnya. Jika terjadi penyimpangan, perlu diteliti dan diperiksa secepat mungkin.
Pemilihan dan jumlah pemakaian minyak lumas dimasukkan dalam jurnal pemakaian minyak lumas (Oli
Record Book) sebagai pedoman untuk pemesanan pada periode berikutnya. Dengan adanya pemakaian
dan tindakan-tindakan perbaikan apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Jenis-jenis minyak lumas dapat digolongkan berdasarkan bahan dasar (Base On), bentuk maupun tujuan
penggunaan bahan pelumas. Hal ini pun tergantung dari beban kerja yang terjadi di dalam mesin.
Pemilihan minyak lumas harus disesuaikan dengan kondisi dan beban kerja mesin agar pemakaian tidak
merugi.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka minyak pelumas digolongkan menjadi beberapa
jenis, sesuai dengan berat tugasnya masing-masing. Menurut American Petroleum Industries (API).
Minyak lumas dengan klasifikasi DG menunjukkan kebolehannya melayani beban biasa, DM untuk beban
sedang dan DS untuk beban berat. Sedangkan kekentalan minyak lumas yang dianjurkan dipakai untuk
berbagai temperatur lingkungan ditunjukkan pada tabel berikut ini.
,°C
Vd (Poise)
Min.
Max.
0W
-30
32,5
35
3,8
5W
-25
35
30
3,8
10 W
-20
35
25
4,1
15 W
-15
35
20
5,6
20 W
-10
45
15
5,6
25 W
-5
60
10
9,3
20
5,6
<9,3
30
9,3
<12,5
40
12,5
<16,3
50
16,3
<21,9
60
21,9
<26,1
Nama
Spesifikasi
No. SAE
Grafitasi Spesifik
Minyak Lumas
Pada 60 F
10
0,8894
20
0,9036
20
0,9254
30
0,925
40
0,9275
0,9285
60
0,8927
110
0,9328
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem pelumasan yang dipakai pada adalah sistem pelumasan sump kering.
2. Jenis pompa minyak lumas yang digunakan adalah pompa roda gigi dan pompa jenis trikoida
3. Jenis pendingin minyak lumas yang digunakan adalah jenis tabung (tube) dengan media air laut
sebagai pendinginnya.
6. Pemilihan minyak pelumas berdasarkan kegunaan dan SAE dari minyak lumas tersebut.
B. Saran
1. Sebelum menjalankan mesin induk lakukan pemeriksaan terhadap jumlah minyak lumas pada tanki
pengumpul / sump tank.
2. Segera lakukan penambahan apabila minyak lumas berkurang serta cari penyebabnya.
3. Lakukan pemeriksaan terhadap kondisi minyak lumas yang bercampur kotoran dan air.
4. Lakukan penggantian minyak lumas bila diperlukan atau pada periode yang ditentukan.
6. Lakukan perawatan pada pompa minyak lumas serta purifier secara rutin.
7. Gunakan minyak lumas sesuai dengan putaran dan beban kerja dari mesin.
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 1983, Motor Diesel Putaran Tinggi, Paramudya Paramita, Jakarta.
Karyanto E, 1986, Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble Shooting Motor Diesel,
Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta.
PRIAMBODO IR.BAMBANG,1995,Operasi Dan Pemeliharaan Mesin Diesel,JAKARTA,PENERBIT ERLANGGA
V.L Maleev, M.E. Dr.A.M dan Priambodo B, 1986, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Erlangga,
Jakarta.
Yanmar Diesel, 1980. Buku Petunjuk Mesin Diesel Yanmar, PT. Yanmar Indonesia, Jakarta.