Prinsip pelumasan
Dengan terjadinya suatu pergeseran puncak-puncak tonjolan akan patah dan membuat tonjolan baru.
Hal ini dapat dicegah jika diantara kedua permukaan itu diberikan suatu lapisan minyak. Apabila
kedua bagian tadi bersentuhan (tidak ada jarak) maka luas bidang gesek akan menjadi besar, sehingga
koefisien gesekan juga bertambah besar. Akan tetapi jika diberi minyak ( apalagi jika minyak tersebut
memiiki tekanan) maka lapisan tadi akan membri jarak kepada kedua permukaan logam tersebut.
Dengan demikian luas bidang gesek akan berkurang sehingga koefisien gesek juga berkurang.
Kehilnagan permukaan logam akibat patahnya tonjolan-tonjolan pada kedua permukaan logam
tersebut yang dikenal sebagai keausan.
Pada gambar berikut ini diperlihatkan akibat minyak lumas terhadap sebuah balok yang diluncurkan
di atas sebuah lantai yang digenangi minyak.
Dengan adanya lapisan minyak bidang balok A cenderung bergerak dalam posisi mengambang pada
permukaan logam. Selama balok A tersebut beregerak, ia akan tetap mengambang. Akan tetapi pada
saat berhenti akan berusaha mencapai permukaan balok B. Dengan adanya salah satu sifat minyak
pelumas, sentuhan langsung antara balok tidak akan terjadi.
Kedudukan shaft dan bearing pada Saat diam Kedudukan shaft dan bearing pada saat Kedudukan shaft
dan bearing pada start, akan terjadi rolling effect saat berputar dengan distribusi gaya yang diberikan
pelumas
Agar minyak pelumas dapat dipakai pada kendaraan dengan baik dan dapat mencegah
kerusakan-kerusakan pada bagian-bagian yang bergesekan, maka diperlukan suatu additive yang
dicampur denagn minyak pelumas tersebut. Additive tersebut antara lain :
a. Detergent
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan dan biasanya digunakan bahan kimia
Sulfonat (Ba,Ca) , Phosphanat dan lain-lain.
b. Dispersant.
Untuk mendepres lumpur (sludge) yang terjadi dan biasanya digunakan bahan kimia polymer
dari acrylic, methacrylic.
c. Corrosion inhibitor
yang berfungsi untuk melindungi logam-logam non fero di dalam engine dan bahan kimia
yang digunakan adalah metal-dietophosphates dan metal dicarbonates.
d. Anti oxidant
yang berguna untuk mengurangi oksidasi minyak pelumas dan bahan kimia yang digunakan
adalah sulfides dan sulfarides.
Kekentalan adalah besarnya tahanan dalam suatu aliran minyak pelumas. Derajat kekentalan
menunjukkan tingkat kekentalan suatu minyak pelumas. Makin besar nilai derajat kekentalan tersebut,
maka makin kental pelumas tersebut.
Dalam percobaan SSU (second saybolt Unit) dilakukan penelitian terhadap waktu yang dibutuhkan
oleh jenis minyak yang dialirkan dalam suatu tabung pada diameter dan suhu tertentu. Derajat
kekentalan minyak pelumas dinyatakan dengan SAE. Sedang untuk menentukan derajat kekentalan
mana yang akan dipakai harus diketahui faktor-faktor sebagai berikut :
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, terdapat dua jenis minyak pelumas yaitu single grade dan
multi grade.
adalah minyak pelumas yang derajat kekentalannya tidak berubah akibat perubahan suhu. Tipe ini
cocok untuk semua engine atau disebut minyak untuk semua musim (all season oil). Minyak pelumas
multigrade dicantumkan huruf W di belakangnya.
Di Amerika serikat, klasifikasi dan kebutuhan akan engine oil ditentukan oleh suatu proses yang
dilakukan oleh API, AAMA, EMA dan CMA. Asosiasi ini, bersama dengan ILMA, menyediakan
suatu framework untuk kategori engine oil. Organisasi teknik seperti ASTM dan SAE menguji
kebutuhan teknis bagi kategori baru dan secara penuh dan merekomendasikan tes-tes serta batasan
performa untuk menggolongkannya ke dalam kategori-kategori tertentu.
Di Eropa, masing-masing OEM memberikan pengaruh utama terhadap kebutuhan performa dari
engine oil , baik untuk kendaraan penumpang maupun aplikasi heavy duty. Pada bulan desember
1995, ACEA memperkenalkan suatu sistem klasifikasi baru yang mencakup sembilan rangkaian yang
berbeda untuk mendefinisikan kualitas oli untuk penggunaan aplikasi otomotif di Eropa. Sistem
tersebut didasarkan pada suatu tes secara fisik, kimiawi dan tes engine yang digunakan baik bagi
amerika serikat yang menggunakan metode tes ASTM dan CEC. Perbedaan utama di antara rangkaian
tersebut dengan rangkaian CCMC yang mereka gantikan adalah bahwa semua klaim yang menyatakan
bahwa suatu produk yang memenuhi persyaratan ACEA harus didukung oleh data yang dihasilkan
oleh European Engine Lubricant Quality Management System (EELQMS). Sistem ini terdiri dari dua
kode praktek — satu dibuat oleh ATC dan yang lain oleh ATIEL — dan mendefinisikan proses
pembentukan, pengujian serta laporan mengenai data performa yang penting.
Test performa yang digunakan oleh sistem klasifikasi API dan US military didasarkan pada desain
engine buatan amerika. Untuk memastikan suatu pelumas sesuai dengan kebutuhan desain engine-
engine buatan eropa, CCMC (Committee of Common Market automobile Constructors) membentuk
klasifikasi servis engine-nya sendiri. Perlu diketahui bahwa klasifikasi CCMC dilengkapi dengan
kategori ACEA pada 1 Januari 1996. kualitas oli CCMC mengikuti serangkaian test performa dimana
pelumas-pelumas harus lulus untuk mendapatkan pengesahan kebutuhan minimum sesuai ketentuan
yang dibuat oleh industri otomotif Eropa. Sistem klasifikasi CCMC dibagi menjadi tiga kategori utama
: G untuk engine bensin, D untuk engine diesel heavy duty, dan PD untuk engine diesel pada
kendaraan penumpang.
Kualitas CCMC terdiri test laboratorium yang menguji unjuk kerja engine. Banyak tes unjuk kerja
engine sama seperti pada spesifikasi API, dengan tes tambahan hasil desain industri Eropa untuk
memastikan diperolehnya kesesuaian yang tepat dengan engine-engine Eropa.
Di tahun 1990 CCMC melebur diri dan sebuah organisasi baru yang dinamakan ACEA (Association
des Constructeurs Europeens d’Automobiles) didirikan. Anggota dari ACEA adalah semua industri
kendaraan bermotor Eropa, ACEA mencakup bidang aktivitas yang luas meliputi : keselamatan,
lingkungan dan peraturan yang berkaitan langsung terhadap industri otomotif di Eropa.
Persyaratan untuk mendapatkan pengakuan dari ACEA adalah bahwa suatu industri pelumas harus
dapat menunjukkan komitmennya terhadap ATIEL Code of Practice yang dibuat tanggal 1 Januari
1996, yang disahkan pada 1 Januari 1997.
Tes pelumas ACEA didasarkan pada tes laboratorium serta test performa engine. Beberapa tes adalah
sama dengan tes yang dilakukan oleh API, ditambah dengan tes-tes yang didesain khusus Eropa, yang
dibuat oleh CEC (Co-ordinating Europe Council) yang mencerminkan teknologi engine yang
diterapkan dan performa pelumas yang dibutuhkan. Test performa pelumas ACEA meliputi kebutuhan
akan : perlindungan keausan yang ditingkatkan, peningkatan kebersihan engine, peningkatan
kemampuan untuk untuk mencegah pengentalan pelumas, dan peningkatan kemampuan untuk
mencegah pengentalan pelumas akibat penimbunan jelaga.
Standar tes ACEA telah menggantikan standar CCMC yang digunakan sejak 1 Januari 1996.
Standar klasifikasi pelumas yang baru yaitu ACEA menggantikan CCMC berdampak pada perubahan
kode yang dipakai oleh klasifikasi CCMC ke kode klasifikasi ACEA. Berikut ini panduan perubahan
tersebut.
Di Amerika serikat, API membuat administasi mengenai lisensi dan sertifikasi dari engine oil melalui
suatu sistem yang mencakup garansi, perawatan, pelumasan dari pabrik pembuat komponen asli
(Original Equipment Manufacturers /OEM). Kebutuhan unjuk kerja dari engine oil, metode pengujian,
batasan untuk bermacam-macam klasifikasi dan proses pengujian ditetapkan secara bersama-sama
dengan OEM, pemasar pelumas (oil marketers), produsen additive (additive companies) dan
laboratorium pengujian. Sistem tersebut mencakup perjanjian lisensi formal yang dieksekusi oleh oil
marketers pada API.
Melalui program ini, API telah membuat standar pemberian label pada engine oil dengan mengadopsi
apa yang disebut logo donat (donut logo). Logo tersebut didesain untuk dipasangkan pada tutup dari
kemasan liter, dan dapat diaplikasikan pada posisi di bagian depan pada berbagai kemasan lain. Logo
tersebut menjelaskan pada pemilik kendaraan mengenai grade kekentalan oli (oil's viscosity grade),
klasifikasi servis dan kemampuan pelestarian energinya (energy conserving capabilities). Jika oli tidak
dapat melestarikan energi, sisi bagian bawah dari logo dikosongkan. Sebagai tambahan, API telah
membentuk suatu tanda sertifikasi berbentuk "starburst" untuk memudahkan konsumen untuk memilih
engine oil yang memenuhi standar unjuk kerja bahan bakar yang ditetapkan oleh International
Lubricant Standardization and Approval Committee (ILSAC), yang yang terdiri dari AAMA dan
Training & Development 7
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
JAMA. Tanda sertifikasi dapat digunakan untuk pelumas-pelumas yang memnuhi persyaratan ILSAC,
dan harus ditampilkan pada bagian depan dari kemasan pelumas tersebut. API membuat administrasi
mengenai pemberian lisensi tanda sertifikasi yang dibuat ILSAC sebagai tambahan pada simbol donat.
Namun, tidak terdapat standarisasi label yang dapat melindungi publik dari para pengoplos oli. Oleh
karena itu, untuk membatasi jumlah dari kesalahan pemberian label, API dan SAE telah mengadakan
bermacam-macam aturan kebijakan. API mengharapkan semua pemasar pelumas yang menggunakan
simbol servis API (API Service Symbol) memperoleh suatu lisensi untuk menggunakan simbol
tersebut symbol dan menandai suatu pernyataan resmi yang menyatakan bahwa data tes tersedia untuk
mendukung klaim unjuk kerja. Di tahun 1987, SAE membuat Oil Labeling Assessment Program
(OLAP), yang disponsori oleh U.S. Army, dan industri-industri petroleum dan otomotif. Program
tersebut mengambil sampel 300 oli yang dijual bebas setiap tahunnya yang telah memiliki API
Service Symbol dan penandaan API, dan memeriksa serta kekentalan dan sifat-sifat kimiawi pelumas
tersebut. Staf-staf SAE memberikan kode dan mengemas ulang sampel-sampel tersebut, dan jika
terdapat kesalahan pelabelan ditemukan , mereka akan menghubungi supplier pelumas tersebut secara
rahasia untuk mencari pemecahannya.
OLAP beroperasi hingga tahun 1993, ketika digantikan oleh Engine Oil Licensing and Certification
System (EOLCS), yang mencakup Aftermarket Audit Program (AMAP) yang telah ditingkatkan.
cakupannya, meliputi kebutuhan dalam unjuk kerja, metode tes dan batasan toleransi untuk AMAP
telah ditetapkan secara bersama oleh pabrik pembuat kendaraan dan engine, lingkungan teknis API
seperti ASTM dan SAE. Suatu Administrative Guidance Panel (AGP) terdiri dari anggota-anggota
API dan AAMA yang menyediakan panduan mengenai EOLCS. Suatu Interindustry Advisory Group
(IAG) yang mewakili API, ASTM, CMA, EMA, ILMA, AAMA, SAE dan U.S. Army memberikan
saran untuk peningkatan program tersebut. Produk-produk dianalisa di sesuai dengan batasan tes dan
toleransi dari pemeriksaan standar dan lanjutan. Alur panduan diperbaharui secara periodik dan
tercakup dalam API Publication 1509. Suatu metode kriteria statistik yang melaporkan kemampuan
pengulangan tes, seperti direkomendasikan oleh SAE Appendix K Task Force dan API Lubricants
Committee. Produk dipilih secara acak untuk dilakukan pengujian engine. Hanya pelumas yang
sepenuhnya memenuhi kriteria fisik dan kimiawi yang dapat dilanjutkan ke pemeriksaan engine test.
Jumlah dan jenis dari engine test ditentukan setiap tahun oleh API Lubricants Committee yang
dibantu oleh AGP. Tampilan label dari API Service Symbol (donut) dan API Certification Mark
(starburst) diperiksa ketepatan dan kesesuaiannya terhadap aturan dari API. Pemeriksaan label
memastikan bahwa tanda API ditampilkan secar benar dan menyajikan informasi yang akurat.
Kehadiran kode jejak juga diperiksa dan dicocokkan dengan pengidentifikasi formulasi (ramuan)
yang disediakan oleh penerima lisensi.
Pendahuluan
Grease dapat didefinisikan sebagai suatu material solid (padat) atau semi solid (semi solid) yang
dihasilkan oleh dispersi dari bahan pemadat (thickening agent) pada pelumas cair. Bahan penyusun
lainnya menghasilkan sifat-sifat khusus.
Regular Grease
Complex Grease
Training & Development 8
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
Complex grease sama dengan regular grease kecuali bahwa bahan pemadatnya mengandung dua asam
lemak (fatty acids) yang berbeda, salah satunya adalah complexing agent.
Additives
Sifat-sifat grease
Faktor yang paling utama yang mempengaruhi sifat-sifat dan karakteristik dari grease adalah :
Definisi Grease
a. Konsistensi
merupakan derajat kekerasan dari grease dan dapat bervariasi terhadap suhu. hal ini
telah diklasifikasikan oleh the National Lubricating Grease Institute (NLGI) menjadi
kategori berikut ini :
c. Oil Separation
merupakan persentase oli yang terpisah dari grease pada kondisi statis (misalkan pada saat
penyimpanan). Kecendrungan pemisahan sulit diprediksi pada kondisi dinamis.
Berikut ini terdapat lima (5) kategori untuk Automotive Service Greases yang telah dibuat
oleh NLGI. Cakupan dari klasifikasi ini (ASTM D 4950) meliputi grease yang didesain untuk
pelumasan komponen chassis dan bearing roda untuk kendaraan penumpang, truk dan kendaraan
lainnya. NLGI mengklasifikasikan automotive service grease menjadi dua (2) grup utama. Chassis
grease, yang ditandai dengan awalan huruf L dan Wheel Bearing grease ditandai dengan awalan huruf
awalan G. Tabel berikut menampilkan lima kategori tersebut :
CHASSIS SERVICE
Untuk komponen chassis dan universal joints pada kendaraan penumpang, truk, dan lainnya – yang
mendapat beban ringan, seperti pada kendaraan yang beroperasi dengan interval pemberian
pelumasan yang pendek dan penggunaan yang tidak kritis.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI LA adalah minimum 50 0 C. Terdapat tes-
tes lainnya yangg dapat mendefinisikan lebih jauh kategori ini.
Chassis Service LB
Digunakan pada komponen chassis dan universal joints pada kendaraan penumpang, truck, dan
kendaraan lain yang bekerja pada kondisi yang ringan dan berat seperti yang terjadi pada kendaran-
kendaraan yang beroperasi pada kondisi dimana interval pemberian pelumasnya panjang atau
mendapat beban berat, getaran yang besar, terkena air atau kontaminan lainnya.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI LB adalah minimum 150oC.
Digunakan pada wheel bearing yang digunakan pada kendaraan penumpang, truck, dan kendaraan lain
dengan beban ringan, seperti pada kendaraan yang beroperasi dengan interval pemberian pelumasan
ulang yang pendek.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI CA adalah 800 C minimum.
Bearing Service GB
Digunakan untuk wheel bearing yang digunakan pada kendaraan penumpang , truck, dan kendaraan
lain dengan beban ringan dan menengah, seperti pada kendaraan-kendaraan yang beroperasi di
daerah perkotaan, jalan raya, dan sekitarnya.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI GB adalah 175o C minimum.
Digunakan untuk wheel bearing yang digunakan pada kendaraan penumpang , truck, dan kendaraan
lain dengan beban ringan dan berat, seperti pada kendaraan-kendaraan yang beroperasi pada kondisi
yang menyebabkan suhu tinggi pada bearing. Juga termasuk pada kendaraan yang beroperasi yang
mendapat servis setiap saat atau yang mendapat beban pengereman berat.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI GB adalah 2200 C minimum.
Terkadang, penggantian grease pada penerapannya dapat dianggap perlu untuk memperbaiki
problerm yang muncul dri produk asli saat diadakan servis. Jika bahan pemadat (thickener) tidak
Training & Development 11
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
cocok, campuran kedua grease tersebut akan kehilangan sifat-sifat dari masing-masing grease. Sangat
dianjurkan di semua kasus, grease lama dibersihkan terlebih dahulu dari dalam sistem sebelum grease
baru dimasukkan. Kecocokan antara grease-grese tidak tergantung pada suhu. Saat suhu meningkat,
problem yang berikatan dengan ketidakcocokan juga meningkat. Chart berikut ini menunjukkan
ketidakcocokan pada grease. Untuk setiap produk dari produsen yang berbeda, anggaplah selalu
grease-grease tersebut tidak cocok.
Catatan :
API secara internasional tidak menggunakan huruf "SI" dalam urutan kategorinya
untuk menghindari hurus tersebut biasa digunakan untuk satuan unit pengukuran.
Service
kategori Status Service Kategori Status
ISTILAH-ISTILAH
Training & Development 15
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
Anti-wear (AW) Agent Additive aktif yang dapat mencegah kerusakan yang
disebabkan adanya solid phase welding diantara permukaan
yang bergesek tanpa terjadi pelelehan setempat.
API Service Classification Sistem yang digunakan yang disetujui oleh API, SAE dan
ASTM untuk mendefinisikan seluruh kelas-kelas dari engine
service. Juga merupakan sistem klasifikasi servis dari
pelumas gear pada bidang otomotif.
Base Number (BN) Jumlah asam hydrochloric (ASTM D974) atau perchloric
(ASTM D2896) dalam milligrarn dari KOH equivalent yang
dibutuhkan untuk menetralkan semua unsur pokok produk
petroleum berukuran 1 gram. Komponen ini digunakan untuk
mengindikasikan kapasitas suatu oli untuk mengatasi efek
korosi dari zat-zat yang bersifat asam hasil pembakaran.
Cetane Number Ukuran kualitas penyalaan dari bahan bakar diesel, yang
diperoleh dari hasil pengujian engine bersilinder tunggal.
Makin tinggi Cetane Number, makin mudah engine diesel
berkecepatan tinggi distart, dan lebih sedikit “White
smoking" atau asap putih yang terbentuk dan “diesel knock'
setelah start.
Cetane Number lrnprover Additive yang digunakan untuk menaikkan Cetane Number
dari bahan bakar diesel
Cloud Point Suhu dimana sejumlah awan kristal atau material solid lain
terbentuk saat sampel produk petroleum didinginkan hingga
kondisi tertentu.
Corrosion Inhibitor Additive yang melindungi permukaan logam dari gangguan
kimiawi air atau kontaminan lain.
Foam Inhibitor Additive yang digunakan pada minyak pelumas untuk
mencegah pecahnya lapisan busa yang disebabkan oleh
olakan ( agitasi )atau lepasnya udara yang terjebak dalam oli.
Demulsibility Kemampuan pelumas untuk memisahkan diri dari air
Density Besarnya massa cairan tiap satu satuan volume pada suhu
150 C.
Distillate Fuel Fuel yang terbentuk dari uap yang muncul saat distilasi
minyak mentah (crude oil)
Dropping Point Suhu dimana tetesan pertama jatuh saat grease dipanaskan
pada kondisi tertentu.
Emission Control System Satu atau bebarapa sistem yang digunakan untuk
menurunkan jumlah polusi yang dihasilkan oleh engine.
End Point Suhu uap tertinggi yang tercatat selama proses pengujian
distilasi (penyulingan ) dari suatu produk petroleum.
Exhaust Gas Recirculation Sistem yang digunakan untuk menurunkan emisi engine yang
(ECR) meliputi nitrogen oksida (NOx). Sistem ini mengalirkan
kembali sebagian gas buang ke dalam intake manifold yang
akan mengurangi atau mempertipis perbandingan campuran
bahan bakar dengan udara (airlfuel ratio). Hal ini akan
menurunkan suhu pembakaran, mengurangi kecendrungan
terbentuknya nitrogen oksida.
Extreme Pressure (EP) Senyawa kimia yang yang menambah karakterisik ketahanan
Additive tinggi pada pelumas yang ditekankan pada pencegahan
keausan pada bagian-bagian yang bergeseran dengan
tekanan, seperti pada gear-gear yang mendapat beban berat,
khususnya tipe hypoid.
Fiber Grease grease yang berserat dan memiliki struktur yang berserabut,
terlihat saat sebagian grease tersebut diuraikan.
Flash Point Suhu terendah dimana uap terbentuk dari sampel yang akan
menyala dalam waktu singkat saat terkena api pada kondisi
tertentu.
Hydrolytic Stability Kemampuan dari zat additive dan pelumas sintetis tertentu
untuk bertahan terhadap penguraian kimiawi akibat
Training & Development 17
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
kehadiran air.
Kinematic Viscosity Ukuran resistansi dari fluida untuk mengalir dengan gaya
gravitasi pada suhu tertentu (biasanya 400 C atau 1000 C)
load Wear Index Index kemampuan dari pelumas untuk mencegah keausan
pada beban tertentu.
lubrication Pengendalian keausan dan gesekan dengan pemberian
lapisan tipis (film) yang dapat mengurangi gesekan pada
permukaan yang bergerak film tersebut dan dapat berupa
fluida, zat padat atau plastik.
Metal Deactivator Tipe organis dari additive yang memiliki sifat-sifat yang
mampu menekan proses aksi katalistis pada permukaan
logam atau material yang bersifat logam yang terkena
produk petroleum. Karena hal tersebut dapat menyebabkan
terjadinya oksidasi.
Molybdenum Disuifide Senyawa kimia dari molybdenum dan sulfur (belerang) yang
memiliki sifat-sifat yang baik sebagai pelumas padat,
berkaitan dengan struktur molekul dari partikelnya. Moly –
biasanya digunakan sebagai singkatan untuk molybdenum
disuifide.
Pour Point Suhu terendah dimana produk petroleum cair akan mengalir
saat didinginkan pada kondisi-kondisi tertentu selama
pengujian standar.
Pour Point Depressant Suatu additive yang dapat menurunkan pour point dari
produk petroleum dengan menurunkan kecenderungan
berkumpulnya wax menjadi material padat.
Residual Fuel Bahan bakar yang terbentuk dari sisa zat yang tidak menguap
pada distilasi crude oil (minyak mentah).
Rust and Oxidation (R&O) Additives yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan
terhadap karat dan oksidasi pada oli dan grease.
Viscosity Index (VI) Suatu skala yang tidak tetap yang digunakan untuk
menunjukkan besaran relatif dari perubahan kekentalan
akibat pengaruh suhu. Oli dengan VI yang lebih tinggi lebih
sulit mengalami perubahan kekentalan akibat pengaruh suhu.
SINGKATAN-SINGKATAN