Anda di halaman 1dari 22

Pelumas

Training title : Pelumas


Duration :
Objective :
1. Peserta mengetahui jenis-jenis pelumas
2. Peserta mengetahui fungsi pelumas
3. Peserta mengetahui klasifikasi pelumas
4. Peserta mengetahui standar minyak pelumas yang telah ditetapkan
oleh organisasi dunia
5. Peserta mengetahui istilah-istilah dalam sistem pelumas

Prinsip pelumasan

Training & Development 1


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
Tujuan utama pelumasan adalah untuk mencegah kontak langsung dari dua bagian yang bergeser. Di
dalam engine terdapat banyak bagian yang bergesekan. Apabila permukaan logam yang bergesekan
tersebut diperbesar, akan tampak seperti gambar berikut.

Dengan terjadinya suatu pergeseran puncak-puncak tonjolan akan patah dan membuat tonjolan baru.
Hal ini dapat dicegah jika diantara kedua permukaan itu diberikan suatu lapisan minyak. Apabila
kedua bagian tadi bersentuhan (tidak ada jarak) maka luas bidang gesek akan menjadi besar, sehingga
koefisien gesekan juga bertambah besar. Akan tetapi jika diberi minyak ( apalagi jika minyak tersebut
memiiki tekanan) maka lapisan tadi akan membri jarak kepada kedua permukaan logam tersebut.
Dengan demikian luas bidang gesek akan berkurang sehingga koefisien gesek juga berkurang.
Kehilnagan permukaan logam akibat patahnya tonjolan-tonjolan pada kedua permukaan logam
tersebut yang dikenal sebagai keausan.

Pada gambar berikut ini diperlihatkan akibat minyak lumas terhadap sebuah balok yang diluncurkan
di atas sebuah lantai yang digenangi minyak.

Dengan adanya lapisan minyak bidang balok A cenderung bergerak dalam posisi mengambang pada
permukaan logam. Selama balok A tersebut beregerak, ia akan tetap mengambang. Akan tetapi pada
saat berhenti akan berusaha mencapai permukaan balok B. Dengan adanya salah satu sifat minyak
pelumas, sentuhan langsung antara balok tidak akan terjadi.

Efek pelumasan pada shaft dan bearing

Training & Development 2


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas

Kedudukan shaft dan bearing pada Saat diam Kedudukan shaft dan bearing pada saat Kedudukan shaft
dan bearing pada start, akan terjadi rolling effect saat berputar dengan distribusi gaya yang diberikan
pelumas

Additive pada minyak pelumas

Agar minyak pelumas dapat dipakai pada kendaraan dengan baik dan dapat mencegah
kerusakan-kerusakan pada bagian-bagian yang bergesekan, maka diperlukan suatu additive yang
dicampur denagn minyak pelumas tersebut. Additive tersebut antara lain :

a. Detergent
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan dan biasanya digunakan bahan kimia
Sulfonat (Ba,Ca) , Phosphanat dan lain-lain.

b. Dispersant.
Untuk mendepres lumpur (sludge) yang terjadi dan biasanya digunakan bahan kimia polymer
dari acrylic, methacrylic.

c. Corrosion inhibitor
yang berfungsi untuk melindungi logam-logam non fero di dalam engine dan bahan kimia
yang digunakan adalah metal-dietophosphates dan metal dicarbonates.

d. Anti oxidant
yang berguna untuk mengurangi oksidasi minyak pelumas dan bahan kimia yang digunakan
adalah sulfides dan sulfarides.

e. Viscosity Index Improver :


berguna agar kekentalan minyak pelumas tidak banyak terpengaruh oleh suhu.

f. Pour point depressant :


berguna untuk mencegah terjadinya kristalisasi parafin wax pada suhu rendah dan bahan
kimia yang digunakan adalah Polymethacrylates dan Polycrylamides.

g. Extreme pressure (EP) :


berguna untuk mencegah kerusakan akibat sentuhan logam dengan logam dan bahan kimia
yang digunakan adalah persenyawaan sulfur atau halogen.

Tingkat kekentalan pelumas

Kekentalan adalah besarnya tahanan dalam suatu aliran minyak pelumas. Derajat kekentalan
menunjukkan tingkat kekentalan suatu minyak pelumas. Makin besar nilai derajat kekentalan tersebut,
maka makin kental pelumas tersebut.

Dalam percobaan SSU (second saybolt Unit) dilakukan penelitian terhadap waktu yang dibutuhkan
oleh jenis minyak yang dialirkan dalam suatu tabung pada diameter dan suhu tertentu. Derajat
kekentalan minyak pelumas dinyatakan dengan SAE. Sedang untuk menentukan derajat kekentalan
mana yang akan dipakai harus diketahui faktor-faktor sebagai berikut :

a. Besar clearance yang akan ditempati oleh pelumas.


Training & Development 3
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
b. Besar beban yang harus didukung oeh pelumas.
c. Suhu operasi.

d. Luas bidang gesek.


e. Kecepatan gerakan.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, terdapat dua jenis minyak pelumas yaitu single grade dan
multi grade.

Multi grade oil

adalah minyak pelumas yang derajat kekentalannya tidak berubah akibat perubahan suhu. Tipe ini
cocok untuk semua engine atau disebut minyak untuk semua musim (all season oil). Minyak pelumas
multigrade dicantumkan huruf W di belakangnya.

Klasifikasi engine oil

Di Amerika serikat, klasifikasi dan kebutuhan akan engine oil ditentukan oleh suatu proses yang
dilakukan oleh API, AAMA, EMA dan CMA. Asosiasi ini, bersama dengan ILMA, menyediakan
suatu framework untuk kategori engine oil. Organisasi teknik seperti ASTM dan SAE menguji
kebutuhan teknis bagi kategori baru dan secara penuh dan merekomendasikan tes-tes serta batasan
performa untuk menggolongkannya ke dalam kategori-kategori tertentu.

Di Eropa, masing-masing OEM memberikan pengaruh utama terhadap kebutuhan performa dari
engine oil , baik untuk kendaraan penumpang maupun aplikasi heavy duty. Pada bulan desember
1995, ACEA memperkenalkan suatu sistem klasifikasi baru yang mencakup sembilan rangkaian yang
berbeda untuk mendefinisikan kualitas oli untuk penggunaan aplikasi otomotif di Eropa. Sistem
tersebut didasarkan pada suatu tes secara fisik, kimiawi dan tes engine yang digunakan baik bagi
amerika serikat yang menggunakan metode tes ASTM dan CEC. Perbedaan utama di antara rangkaian
tersebut dengan rangkaian CCMC yang mereka gantikan adalah bahwa semua klaim yang menyatakan
bahwa suatu produk yang memenuhi persyaratan ACEA harus didukung oleh data yang dihasilkan
oleh European Engine Lubricant Quality Management System (EELQMS). Sistem ini terdiri dari dua
kode praktek — satu dibuat oleh ATC dan yang lain oleh ATIEL — dan mendefinisikan proses
pembentukan, pengujian serta laporan mengenai data performa yang penting.

Spesifikasi pelumas berdasarkan CCMC

Test performa yang digunakan oleh sistem klasifikasi API dan US military didasarkan pada desain
engine buatan amerika. Untuk memastikan suatu pelumas sesuai dengan kebutuhan desain engine-
engine buatan eropa, CCMC (Committee of Common Market automobile Constructors) membentuk
klasifikasi servis engine-nya sendiri. Perlu diketahui bahwa klasifikasi CCMC dilengkapi dengan
kategori ACEA pada 1 Januari 1996. kualitas oli CCMC mengikuti serangkaian test performa dimana
pelumas-pelumas harus lulus untuk mendapatkan pengesahan kebutuhan minimum sesuai ketentuan
yang dibuat oleh industri otomotif Eropa. Sistem klasifikasi CCMC dibagi menjadi tiga kategori utama
: G untuk engine bensin, D untuk engine diesel heavy duty, dan PD untuk engine diesel pada
kendaraan penumpang.

Kualitas CCMC terdiri test laboratorium yang menguji unjuk kerja engine. Banyak tes unjuk kerja
engine sama seperti pada spesifikasi API, dengan tes tambahan hasil desain industri Eropa untuk
memastikan diperolehnya kesesuaian yang tepat dengan engine-engine Eropa.

Training & Development 4


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
Tidak seperti API, untuk mendapatkan lisensi dari CCMC hampir tidak mungkin dilakukan. Tidak ada
sistem yanng baku yang mengatur dan menguji program tes sesuai CCMC, sekali tes telah dilakukan,
suatu industri pelumas akan melakukan sertifikasi untuk grade pelumasnya sendiri. CCMC akan
digunakan sebagai referensi sejak tahun 1996 dan seterusnya.

Klasifikasi servis untuk pelumas engine berdasarkan ACEA

Di tahun 1990 CCMC melebur diri dan sebuah organisasi baru yang dinamakan ACEA (Association
des Constructeurs Europeens d’Automobiles) didirikan. Anggota dari ACEA adalah semua industri
kendaraan bermotor Eropa, ACEA mencakup bidang aktivitas yang luas meliputi : keselamatan,
lingkungan dan peraturan yang berkaitan langsung terhadap industri otomotif di Eropa.

Training & Development 5


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
ACEA bekerja sama dengan industri lainnya untuk membuat sistem klasifikasi pelumas engine
sendiri. Sebagai tambahan urutan tes yang relevan, ACEA bekerja sama dengan ATIEL (Association
Technique de I’industrie Europeens des Lubricants yaitu perusahaan pelumas eropa), dan ATC
(komite teknik dari pabrik-pabrik additive petroleum Eropa) telah membentuk suatu sistem
manajemen kualitas tersendiri, yang terdiri dari kode yang dapat diaudit pada praktek pengujian
pelumas. Tujuannya adalah untuk memastikan semua pelumas diuji dengan tes standar yang sama, dan
perubahan additive serta base oil selama program tes tetap terkontrol. Sistem manajemen kualitas
tersebut menuntut semua pelumas yang mengklaim memiliki performa sebagai pelumas ACEA untuk
memiliki pabrik yang yang telah diakreditasi / mendapat pengakuan dari sistem manajemen kualitas
seperti ISO 9002. sistem klasifikas ACEA oleh karena itu lebih terkontrol dibandingkan pendahulunya
yaitu CCMC dan bertujuan untuk memastikan bahwa pelumas yang yang mendapat pengakuannya
memenuhi persyaratan kualitas minimum yang dibutuhkan oleh industri motor Eropa.

Persyaratan untuk mendapatkan pengakuan dari ACEA adalah bahwa suatu industri pelumas harus
dapat menunjukkan komitmennya terhadap ATIEL Code of Practice yang dibuat tanggal 1 Januari
1996, yang disahkan pada 1 Januari 1997.

Tes pelumas ACEA didasarkan pada tes laboratorium serta test performa engine. Beberapa tes adalah
sama dengan tes yang dilakukan oleh API, ditambah dengan tes-tes yang didesain khusus Eropa, yang
dibuat oleh CEC (Co-ordinating Europe Council) yang mencerminkan teknologi engine yang
diterapkan dan performa pelumas yang dibutuhkan. Test performa pelumas ACEA meliputi kebutuhan
akan : perlindungan keausan yang ditingkatkan, peningkatan kebersihan engine, peningkatan
kemampuan untuk untuk mencegah pengentalan pelumas, dan peningkatan kemampuan untuk
mencegah pengentalan pelumas akibat penimbunan jelaga.

Standar tes ACEA telah menggantikan standar CCMC yang digunakan sejak 1 Januari 1996.

Training & Development 6


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas

Penggantian kode CCMC menjadi ACEA

Standar klasifikasi pelumas yang baru yaitu ACEA menggantikan CCMC berdampak pada perubahan
kode yang dipakai oleh klasifikasi CCMC ke kode klasifikasi ACEA. Berikut ini panduan perubahan
tersebut.

Klasifikasi pelumas berdasarkan API

Di Amerika serikat, API membuat administasi mengenai lisensi dan sertifikasi dari engine oil melalui
suatu sistem yang mencakup garansi, perawatan, pelumasan dari pabrik pembuat komponen asli
(Original Equipment Manufacturers /OEM). Kebutuhan unjuk kerja dari engine oil, metode pengujian,
batasan untuk bermacam-macam klasifikasi dan proses pengujian ditetapkan secara bersama-sama
dengan OEM, pemasar pelumas (oil marketers), produsen additive (additive companies) dan
laboratorium pengujian. Sistem tersebut mencakup perjanjian lisensi formal yang dieksekusi oleh oil
marketers pada API.

Melalui program ini, API telah membuat standar pemberian label pada engine oil dengan mengadopsi
apa yang disebut logo donat (donut logo). Logo tersebut didesain untuk dipasangkan pada tutup dari
kemasan liter, dan dapat diaplikasikan pada posisi di bagian depan pada berbagai kemasan lain. Logo
tersebut menjelaskan pada pemilik kendaraan mengenai grade kekentalan oli (oil's viscosity grade),
klasifikasi servis dan kemampuan pelestarian energinya (energy conserving capabilities). Jika oli tidak
dapat melestarikan energi, sisi bagian bawah dari logo dikosongkan. Sebagai tambahan, API telah
membentuk suatu tanda sertifikasi berbentuk "starburst" untuk memudahkan konsumen untuk memilih
engine oil yang memenuhi standar unjuk kerja bahan bakar yang ditetapkan oleh International
Lubricant Standardization and Approval Committee (ILSAC), yang yang terdiri dari AAMA dan
Training & Development 7
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
JAMA. Tanda sertifikasi dapat digunakan untuk pelumas-pelumas yang memnuhi persyaratan ILSAC,
dan harus ditampilkan pada bagian depan dari kemasan pelumas tersebut. API membuat administrasi
mengenai pemberian lisensi tanda sertifikasi yang dibuat ILSAC sebagai tambahan pada simbol donat.

Namun, tidak terdapat standarisasi label yang dapat melindungi publik dari para pengoplos oli. Oleh
karena itu, untuk membatasi jumlah dari kesalahan pemberian label, API dan SAE telah mengadakan
bermacam-macam aturan kebijakan. API mengharapkan semua pemasar pelumas yang menggunakan
simbol servis API (API Service Symbol) memperoleh suatu lisensi untuk menggunakan simbol
tersebut symbol dan menandai suatu pernyataan resmi yang menyatakan bahwa data tes tersedia untuk
mendukung klaim unjuk kerja. Di tahun 1987, SAE membuat Oil Labeling Assessment Program
(OLAP), yang disponsori oleh U.S. Army, dan industri-industri petroleum dan otomotif. Program
tersebut mengambil sampel 300 oli yang dijual bebas setiap tahunnya yang telah memiliki API
Service Symbol dan penandaan API, dan memeriksa serta kekentalan dan sifat-sifat kimiawi pelumas
tersebut. Staf-staf SAE memberikan kode dan mengemas ulang sampel-sampel tersebut, dan jika
terdapat kesalahan pelabelan ditemukan , mereka akan menghubungi supplier pelumas tersebut secara
rahasia untuk mencari pemecahannya.

OLAP beroperasi hingga tahun 1993, ketika digantikan oleh Engine Oil Licensing and Certification
System (EOLCS), yang mencakup Aftermarket Audit Program (AMAP) yang telah ditingkatkan.
cakupannya, meliputi kebutuhan dalam unjuk kerja, metode tes dan batasan toleransi untuk AMAP
telah ditetapkan secara bersama oleh pabrik pembuat kendaraan dan engine, lingkungan teknis API
seperti ASTM dan SAE. Suatu Administrative Guidance Panel (AGP) terdiri dari anggota-anggota
API dan AAMA yang menyediakan panduan mengenai EOLCS. Suatu Interindustry Advisory Group
(IAG) yang mewakili API, ASTM, CMA, EMA, ILMA, AAMA, SAE dan U.S. Army memberikan
saran untuk peningkatan program tersebut. Produk-produk dianalisa di sesuai dengan batasan tes dan
toleransi dari pemeriksaan standar dan lanjutan. Alur panduan diperbaharui secara periodik dan
tercakup dalam API Publication 1509. Suatu metode kriteria statistik yang melaporkan kemampuan
pengulangan tes, seperti direkomendasikan oleh SAE Appendix K Task Force dan API Lubricants
Committee. Produk dipilih secara acak untuk dilakukan pengujian engine. Hanya pelumas yang
sepenuhnya memenuhi kriteria fisik dan kimiawi yang dapat dilanjutkan ke pemeriksaan engine test.
Jumlah dan jenis dari engine test ditentukan setiap tahun oleh API Lubricants Committee yang
dibantu oleh AGP. Tampilan label dari API Service Symbol (donut) dan API Certification Mark
(starburst) diperiksa ketepatan dan kesesuaiannya terhadap aturan dari API. Pemeriksaan label
memastikan bahwa tanda API ditampilkan secar benar dan menyajikan informasi yang akurat.
Kehadiran kode jejak juga diperiksa dan dicocokkan dengan pengidentifikasi formulasi (ramuan)
yang disediakan oleh penerima lisensi.

Pendahuluan

Grease dapat didefinisikan sebagai suatu material solid (padat) atau semi solid (semi solid) yang
dihasilkan oleh dispersi dari bahan pemadat (thickening agent) pada pelumas cair. Bahan penyusun
lainnya menghasilkan sifat-sifat khusus.

Regular Grease

Thickener Lubricating Oil Additives


5 - 20% + 75 - 95% + 0 - 15%
(Fatty acid, animal fat plus
Metal Hydroxide - calcium,
lithium or aluminum)

Complex Grease
Training & Development 8
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
Complex grease sama dengan regular grease kecuali bahwa bahan pemadatnya mengandung dua asam
lemak (fatty acids) yang berbeda, salah satunya adalah complexing agent.

Additives

Bahan additive yang terdapat pada grease adalah sebagai berikut :

 Oxidation Inhibitors Memperpanjang usia grease


 EP Agents Melindungi terjadinya scoring dan kerusakan
 Anti-Corrosion Melindungi logam dari serangan masalah air, sulfida atau elemn yang
Agents korosif
 Anti-Wear Agents Mencegah abrasi (pengikisan) dan kontak antar logam

Sifat-sifat grease

Faktor yang paling utama yang mempengaruhi sifat-sifat dan karakteristik dari grease adalah :

 Jumlah dan tipe bahan pemadat (thickener)


 Kekentalan oli dan karakteristik fisiknya
 Bahan Additive

Suatu grease diharapkan untuk dapat :

 Mengurangi gesekan dan keausan


 Menyediakan perlindungan terhadap korosi
 Menyekat bearing dari air dan kontaminan
 Mencegah kebocoran, peresapan
 Mencegah perubahan struktur konsistensi selama servis
 Mempertahankan mobilitas pada kondisi aplikasi
 Cocok dengan seal/perapat
 Menolak masuknya cairan lain

Definisi Grease

a. Konsistensi

merupakan derajat kekerasan dari grease dan dapat bervariasi terhadap suhu. hal ini
telah diklasifikasikan oleh the National Lubricating Grease Institute (NLGI) menjadi
kategori berikut ini :

NLGI GRADE PENETRASI @ 25°C (1/10th mm)


000 445 - 475
00 400 - 430
0 355 - 385
1 310 - 340
2 265 - 295
3 220 - 250
4 175 - 205
5 130 - 160
6 85 - 115
Training & Development 9
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
b. Shear Stability

merupakan kemampuan grease untuk mencegah perubahan konsistensi selam melakukan


kerja mekanis. Pada geseran taraf tinggi, struktur grease cenderung berubah konsistensinya
(biasanya lebih lembek).

c. Oil Separation

merupakan persentase oli yang terpisah dari grease pada kondisi statis (misalkan pada saat
penyimpanan). Kecendrungan pemisahan sulit diprediksi pada kondisi dinamis.

c. High Temperature Stability

merupakan kemampuan grease untuk mempertahankan konsistensi, struktur dan performanya


pada suhu di atas 125°C.

Klasifikasi servis grease

Berikut ini terdapat lima (5) kategori untuk Automotive Service Greases yang telah dibuat
oleh NLGI. Cakupan dari klasifikasi ini (ASTM D 4950) meliputi grease yang didesain untuk
pelumasan komponen chassis dan bearing roda untuk kendaraan penumpang, truk dan kendaraan
lainnya. NLGI mengklasifikasikan automotive service grease menjadi dua (2) grup utama. Chassis
grease, yang ditandai dengan awalan huruf L dan Wheel Bearing grease ditandai dengan awalan huruf
awalan G. Tabel berikut menampilkan lima kategori tersebut :

Klasifikasi grease berdasarkan NLGI

Category Service Performance


Frequent relubrication
LA intervals (<3200 km). Mild Oxidation resistant, shear stable, and
chassis duty (non-critical corrosion and wear protective.
applications).
Prolonged relubrication Oxidation resistant, shear stable, and
intervals (>3200km). Mild to corrosion and wear protective even
LB
severe duty (high loads, under heavy loads and in presence of
chassis
vibration, exposure to aqueous contamination. Temperature
water). range –400 C to 1200 C.
GA Frequent relubrication
wheel intervals. Mild duty (non- Temperature range –200 C to 700 C.
bearings critical applications).
Oxidation and evaporation resistant,
GB Mild to moderate duty (cars, shear stable, and corrosion and wear
wheel trucks in urban and protective. Temperature range –400 C to
bearings highway service.) 1200 C with occasional excursions to 1600
C.
GC Mild to severe duty (vehicles Oxidation and evaporation resistant,
wheel in frequent stop and go shear stable, and corrosion and wear

Training & Development 10


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas

protective. Temperature range –400 C to


service, trailer hauling,
bearings 1200 C with frequent to 1600 C and
mountain driving, etc.)
occasional excursions to 2000 C.

CHASSIS SERVICE

NLGI Chassis Service LA

Untuk komponen chassis dan universal joints pada kendaraan penumpang, truk, dan lainnya – yang
mendapat beban ringan, seperti pada kendaraan yang beroperasi dengan interval pemberian
pelumasan yang pendek dan penggunaan yang tidak kritis.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI LA adalah minimum 50 0 C. Terdapat tes-
tes lainnya yangg dapat mendefinisikan lebih jauh kategori ini.

Chassis Service LB

Digunakan pada komponen chassis dan universal joints pada kendaraan penumpang, truck, dan
kendaraan lain yang bekerja pada kondisi yang ringan dan berat seperti yang terjadi pada kendaran-
kendaraan yang beroperasi pada kondisi dimana interval pemberian pelumasnya panjang atau
mendapat beban berat, getaran yang besar, terkena air atau kontaminan lainnya.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI LB adalah minimum 150oC.

WHEEL BEARING SERVICE

NLGI Wheel Bearing Service GA

Digunakan pada wheel bearing yang digunakan pada kendaraan penumpang, truck, dan kendaraan lain
dengan beban ringan, seperti pada kendaraan yang beroperasi dengan interval pemberian pelumasan
ulang yang pendek.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI CA adalah 800 C minimum.

Bearing Service GB

Digunakan untuk wheel bearing yang digunakan pada kendaraan penumpang , truck, dan kendaraan
lain dengan beban ringan dan menengah, seperti pada kendaraan-kendaraan yang beroperasi di
daerah perkotaan, jalan raya, dan sekitarnya.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI GB adalah 175o C minimum.

NLGI Wheel Bearing Service GC

Digunakan untuk wheel bearing yang digunakan pada kendaraan penumpang , truck, dan kendaraan
lain dengan beban ringan dan berat, seperti pada kendaraan-kendaraan yang beroperasi pada kondisi
yang menyebabkan suhu tinggi pada bearing. Juga termasuk pada kendaraan yang beroperasi yang
mendapat servis setiap saat atau yang mendapat beban pengereman berat.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI GB adalah 2200 C minimum.

Grease Compatibility (kecocokan grease)

Terkadang, penggantian grease pada penerapannya dapat dianggap perlu untuk memperbaiki
problerm yang muncul dri produk asli saat diadakan servis. Jika bahan pemadat (thickener) tidak
Training & Development 11
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
cocok, campuran kedua grease tersebut akan kehilangan sifat-sifat dari masing-masing grease. Sangat
dianjurkan di semua kasus, grease lama dibersihkan terlebih dahulu dari dalam sistem sebelum grease
baru dimasukkan. Kecocokan antara grease-grese tidak tergantung pada suhu. Saat suhu meningkat,
problem yang berikatan dengan ketidakcocokan juga meningkat. Chart berikut ini menunjukkan
ketidakcocokan pada grease. Untuk setiap produk dari produsen yang berbeda, anggaplah selalu
grease-grease tersebut tidak cocok.

Klasifikasi kekentalan berdasarkan SAE

Engine Oil Viscosity Classification J300 APR 1997


SAE Low- Low- Kinemati Kinematic High Approx. Equiv. ISO
Viscos Temperatur Temperat c Viscosity4 Shear Rating
ity e (°C) ure (°C) Viscosity (cSt) at Viscosity5
Grade Cranking Pumping 4 (cSt) at 100°C (cP) at
2 3
Viscosity , Viscosity 100°C Max 150°C and
cP Max , cP Max Min 106s-1 Min
With No
Yield
Stress
0W 3250 at -30 60 000 at 3.8 - - 15-22
-40
5W 3500 at -25 60 000 at 3.8 - - 22
-35
10W 3500 at -20 60 000 at 4.1 - - 22-32
-30
15W 3500 at -15 60 000 at 5.6 - - 32-46
-25
20W 4500 at -10 60 000 at 5.6 - - 46-68
-20
25W 6000 at -5 60 000 at 9.3 - - 100
-15
20 - - 5.6 <9.3 2.6 46-68
30 - - 9.3 <12.5 2.9 100
6
40 - - 12.5 <16.3 2.9 150
40 - - 12.5 <16.3 3.77 150
50 - - 16.3 <21.9 3.7 220
60 - - 21.9 <26.1 3.7 320
"70" Some Oil
Companies
market "70"
grade motor
oils. This is a
non-SAE
grade used to
denote oils
with a
viscosity

Training & Development 12


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
higher than
SAE 60.

Note: 1cP = 1mPas; 1cSt = 1mm2/s

Klasifikasi kekentalan berdasarkan SAE

Engine Oil Viscosity Classification J300 APR 1997


SAE Viscosity Maximum Viscosity (cSt) @ 100°C Approx. Equivalent
Grade Temperature for
Viscosity of Max ISO Grading
150,000 cP, °C
70W -55 4.1 NR 22-32
75W -40 4.1 NR 22-46
80W -26 7.0 NR 46-100
85W -22 11.0 NR 100-150
80 NR 7.0 <11.0 45-100
85 NR- 11.0 <13.5 100
90 NR- 13.5 <24.0 150-320
140 NR 24.0 <41.0 320-680
250 NR 41.0 NR 1000
NR - No Requirement

Klasifikasi untuk petrol engine

Kategori Status Service

Untuk semua engine otomotif yang saat ini beredar. Dikeluarkan


SJ Current dengan API Service Symbol pada tahun 1996.
SH Obsolete Untuk tahun keluaran 1996 dan engine yang lebih tua.
SG Obsolete Untuk tahun keluaran 1993 dan engine yang lebih tua.
SF Obsolete Untuk tahun keluaran 1988 dan engine yang lebih tua.

Training & Development 13


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
SE Obsolete Untuk tahun keluaran 1979 dan engine yang lebih tua.
SD Obsolete Untuk tahun keluaran 1971 dan engine yang lebih tua.
SC Obsolete Untuk tahun keluaran 1967 dan engine yang lebih tua.
Untuk engine yang lebih tua. Hanya digunakan bila
SB Obsolete
direkomendasikan secara khusus oleh pabrik pembuat.
Untuk engine yang lebih tua. Hanya digunakan bila
SA Obsolete
direkomendasikan secara khusus oleh pabrik pembuat.

Catatan :

API secara internasional tidak menggunakan huruf "SI" dalam urutan kategorinya
untuk menghindari hurus tersebut biasa digunakan untuk satuan unit pengukuran.

Kategori untuk engine diesel

Service
kategori Status Service Kategori Status

Dikeluarkan pada 1 Dikeluatkan pada tahun


Desember 1998. untuk 1987. untuk engine empat
engine empat langkah langkah kecepatan tinggi,
dengan kecepatan tinggi dengan, naturally aspirated
yang didesain untuk (pemasukan udara
memenuhi persyaratan 1998 langsung) dan
exhaust emission standards. Obsolet turbocharged. Dapat
CH-4 Current
Oli CH-4 dikhususkan untuk CE e digunakan untuk
diesel engine yang memiliki menggantikan oli CC dan
kandungan sulfur di atas CD.
0.5% dari beratnya. Dapat
digunakan untuk
menggantikan oli CD, CE,
CF-4, dan CG-4.
CG-4 Current Dikeluarkan pada tahun CD-II Obsolet Dikeluarkan pada tahun
1995. untuk engine empat e 1987. untuk engine dua
langkah kecepatan tinggi langkah.
dengan beban berat yang
menggunakan bahan bakar
dengan kandungan sulfur
kurang dari 0.5% dari
beratnya. Oli CG-4

Training & Development 14


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
dibutuhkan oleh engine-
engine yang harus
memenuhi persyaratan 1994
emission standards. Dapat
digunakan untuk
menggantikan oli CD, CE,
dan CF-4.
Dikeluarkan pada tahun Dikeluarkan pada tahun
1990. untuk engine empat 1955. untuk engine dengan
langkah dengan kecepatan naturally aspirated
tinggi dan naturally aspirated Obsolet (pemasukan udara
CF-4 Current CD
(pemasukan udara langsung) e langsung) dan
and turbocharged. Dapat turbocharged tertentu.
digunakan untuk
menggantikan oli CE.
Dikeluarkan pada tahun Untuk engine yang
1994. untuk engine dua dikeluarkan tahun 1961.
Obsolet
CF-2 Current langkah dengan beban berat. CC
e
Dapat digunakan untuk
menggantikan oli CD-II.
Dikeluarkan pada tahun Untuk engine dengan
1994. untuk diesel engine beban menengah yang
off-road, indirect-injected diproduksi antara tahun
(injeksi tidak langsung) dan 1949 hingga 1960.
diesel engines lain termasuk Obsolet
CF Current CB
yang menggunakan dengan e
kandungan sulfur lebih dari
0.5% dari beratnya. Dapat
digunakan untuk
menggantikan oli CD.

ISTILAH-ISTILAH
Training & Development 15
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas

Additive Material yang disertakan ke dalam suatu produk dalam


konsentrasi yang relatif kecil untuk memberikan sifat-sifat
baru atau menambah sifat-sifat yang ada.

Anti-foam Agent Additive yang digunakan untuk menekan kecendrungan


berbusa pada produk petroleum. Menggunakan oli silikon
untuk memecah permukaan busa atau berupa polimer yang
dapat mengurangi busa yang dapat timbul.

Anti-wear (AW) Agent Additive aktif yang dapat mencegah kerusakan yang
disebabkan adanya solid phase welding diantara permukaan
yang bergesek tanpa terjadi pelelehan setempat.

API Service Classification Sistem yang digunakan yang disetujui oleh API, SAE dan
ASTM untuk mendefinisikan seluruh kelas-kelas dari engine
service. Juga merupakan sistem klasifikasi servis dari
pelumas gear pada bidang otomotif.
Base Number (BN) Jumlah asam hydrochloric (ASTM D974) atau perchloric
(ASTM D2896) dalam milligrarn dari KOH equivalent yang
dibutuhkan untuk menetralkan semua unsur pokok produk
petroleum berukuran 1 gram. Komponen ini digunakan untuk
mengindikasikan kapasitas suatu oli untuk mengatasi efek
korosi dari zat-zat yang bersifat asam hasil pembakaran.

Cetane Number Ukuran kualitas penyalaan dari bahan bakar diesel, yang
diperoleh dari hasil pengujian engine bersilinder tunggal.
Makin tinggi Cetane Number, makin mudah engine diesel
berkecepatan tinggi distart, dan lebih sedikit “White
smoking" atau asap putih yang terbentuk dan “diesel knock'
setelah start.

Cetane Number lrnprover Additive yang digunakan untuk menaikkan Cetane Number
dari bahan bakar diesel
Cloud Point Suhu dimana sejumlah awan kristal atau material solid lain
terbentuk saat sampel produk petroleum didinginkan hingga
kondisi tertentu.
Corrosion Inhibitor Additive yang melindungi permukaan logam dari gangguan
kimiawi air atau kontaminan lain.
Foam Inhibitor Additive yang digunakan pada minyak pelumas untuk
mencegah pecahnya lapisan busa yang disebabkan oleh
olakan ( agitasi )atau lepasnya udara yang terjebak dalam oli.
Demulsibility Kemampuan pelumas untuk memisahkan diri dari air

Density Besarnya massa cairan tiap satu satuan volume pada suhu
150 C.

Detergency Kemampuan dari minyak pelumas untuk menurunkan atau


menghindari terbentuknya deposit pada suhu tinggi atau
sebagai akibat reaksi oli dengan kontaminan yang bersifat
asam.

Detonation Pembakaran sisa yang tidak terkendali dari sejumlah


campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder engine
bensin. Juga disebut "knock” atau “ping".
Training & Development 16
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas

Dispersancy Kemampuan oli untuk menguraikan dan memperlambat


terbentuknya material deposit yang berpotensi sehingga zat
tersebut dapat ikut terbuang bersama oli.

Distillate Fuel Fuel yang terbentuk dari uap yang muncul saat distilasi
minyak mentah (crude oil)

Dropping Point Suhu dimana tetesan pertama jatuh saat grease dipanaskan
pada kondisi tertentu.

Emission Control System Satu atau bebarapa sistem yang digunakan untuk
menurunkan jumlah polusi yang dihasilkan oleh engine.

Emulsifier Suatu additive yang menaikkan pembentukan larutan yang


stabil, biasanya pada oli dan air.

End Point Suhu uap tertinggi yang tercatat selama proses pengujian
distilasi (penyulingan ) dari suatu produk petroleum.

Exhaust Gas Recirculation Sistem yang digunakan untuk menurunkan emisi engine yang
(ECR) meliputi nitrogen oksida (NOx). Sistem ini mengalirkan
kembali sebagian gas buang ke dalam intake manifold yang
akan mengurangi atau mempertipis perbandingan campuran
bahan bakar dengan udara (airlfuel ratio). Hal ini akan
menurunkan suhu pembakaran, mengurangi kecendrungan
terbentuknya nitrogen oksida.

Extreme Pressure (EP) Senyawa kimia yang yang menambah karakterisik ketahanan
Additive tinggi pada pelumas yang ditekankan pada pencegahan
keausan pada bagian-bagian yang bergeseran dengan
tekanan, seperti pada gear-gear yang mendapat beban berat,
khususnya tipe hypoid.

Fiber Grease grease yang berserat dan memiliki struktur yang berserabut,
terlihat saat sebagian grease tersebut diuraikan.

Film Strength Kemampuan lapisan film dari pelumas untuk bertahan


terhadap kejutan beban, kecepatan dan suhu.

Flash Point Suhu terendah dimana uap terbentuk dari sampel yang akan
menyala dalam waktu singkat saat terkena api pada kondisi
tertentu.

Gaseous Fuels Gas Hydrocarbon (seperti methane, ethane, propane, butane)


yang digunakan sebagai bahan bakar engine pembakaran
dalam. Juga termasuk bahan bakar yang dihasilkan dari
sampah yang digunakan untuk pembangkitan tenaga.

Gasohol Campuran gasoline (bensin) dengan methanol atau ethanol


untuk digunakan pada motor bakar dengan penyalaan busi.

Hydrolytic Stability Kemampuan dari zat additive dan pelumas sintetis tertentu
untuk bertahan terhadap penguraian kimiawi akibat
Training & Development 17
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
kehadiran air.

Kinematic Viscosity Ukuran resistansi dari fluida untuk mengalir dengan gaya
gravitasi pada suhu tertentu (biasanya 400 C atau 1000 C)

Knock Bunyi yang dihasilkan karena penyalaan campuran bahan


bakar dan udara yang terlalu dini di dalam ruang bakar.

load-Carrying Capacity Ukuran kualitatif untuk menggambarkan kemampuan


pelumas untuk bertahan terhadap kejutan dan mencegah
keausan dan kerusakan permukaan pada kecepatan tinggi,
beban berat, suhu tinggi atau kombinasi semua itu.

load Wear Index Index kemampuan dari pelumas untuk mencegah keausan
pada beban tertentu.
lubrication Pengendalian keausan dan gesekan dengan pemberian
lapisan tipis (film) yang dapat mengurangi gesekan pada
permukaan yang bergerak film tersebut dan dapat berupa
fluida, zat padat atau plastik.

Metal Deactivator Tipe organis dari additive yang memiliki sifat-sifat yang
mampu menekan proses aksi katalistis pada permukaan
logam atau material yang bersifat logam yang terkena
produk petroleum. Karena hal tersebut dapat menyebabkan
terjadinya oksidasi.

MIL Awalan yang menerangkan U.S. Military Specifications


( spesifikasi militer Amerika ).

Molybdenum Disuifide Senyawa kimia dari molybdenum dan sulfur (belerang) yang
memiliki sifat-sifat yang baik sebagai pelumas padat,
berkaitan dengan struktur molekul dari partikelnya. Moly –
biasanya digunakan sebagai singkatan untuk molybdenum
disuifide.

Motor Octane Number Indikasi angka kemampuan gasoline untuk mencegah


(MON) terjadinya detonasi pada kondisi kerja engine yang berat.

Multigrade Suatu oli yang memenuhi persyaratan batas kekentalan pada


suhu rendah dari salah satu angka SAE W seperti pada batas
kekentalan 1000C dari oli dengan angka non-W.

Multipurpose Grease Grease pelumas yang cocok untuk berbagai penggunaan


seperti untuk chassis, wheel bearings, universal joints dan
water pumps pada otomotif.

NLGI Classification Deretan angka yang digunakan untuk mengklasifikasikan


Numbers konsistensi ( kemampuan bertahannya kekenyalan) atau
kekerasan dari suatu grease, didasarkan pada uji penetrasi
kerucut standar oleh ASTM.
NLGI Service Classification Sistem yang digunakan untuk mendefinisikan kelas-kelas
System dari grease chassis dan wheel bearing yang dipakai pada
bidang otomotif.

Training & Development 18


PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
Octane Number Istilah yang digunakan untuk mengindikasikan secara
numerik nilai relatif zat antiknocking pada gasoline. Octane
number dari gasoline pada dasarnya bergantung pada
komposisi hidrokarbon-nya dan dapat ditingkatkan dengan
penambahan antiknock compounds.

Oxidation Stability Kemampuan pelumas untuk bertahan terhadap oksidasi dan


peluruhan yang disebabkan oleh suhu yang tinggi dan atau
karena terkena udara terus-menerus.
PCV System Singkatan untuk Positive Crankcase Ventilation system,
suatu sistem pada internal combustion engines yang didesain
untuk memungkinkan terjadinya pembilasan positif dari uap-
uap crankcase dan memasukkannya ke intake manifold.

Penetration konsistensi, yang dinyatakan dengan jarak penembusan


jarum atau kerucut standar yang menembus secara vertikal
pada sampel material pada kondisi yang telah ditentukan
dalam kaitannya dengan beban, waktu dan suhu.

Pour Point Suhu terendah dimana produk petroleum cair akan mengalir
saat didinginkan pada kondisi-kondisi tertentu selama
pengujian standar.

Pour Point Depressant Suatu additive yang dapat menurunkan pour point dari
produk petroleum dengan menurunkan kecenderungan
berkumpulnya wax menjadi material padat.

Preignition Penyalaan yang terjadi pada campuran bahan bakar dan


udara sebelum busi menyala. Sering disebabkan oleh deposit
yang menyala di dalam ruang bakar.

Residual Fuel Bahan bakar yang terbentuk dari sisa zat yang tidak menguap
pada distilasi crude oil (minyak mentah).

Rust and Oxidation (R&O) Additives yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan
terhadap karat dan oksidasi pada oli dan grease.

SAE Grade Grade yang mengindikasikan jangkah (range) kekentalan


dari pelumas untuk engine, transmission atau rear axle,
sesuai dengan sistem yang dibuat oleh SAE.

Shear Stability Kemampuan pelumas seperti grease atau VI improved oil


untuk bertahan terhadap gesekan mekanis tanpa mengalami
penurunan konsistensi atau kekentalan.

Sludge Deposit lembut, biasanya berwarna gelap, terbentuk di dalam


sistem pelumasan, mengandung komponen oli yang telah
teroksidasi , air, dan pada internal combustion engine ,
termasuk endapan karbon dari hasil pembakaran.

Smoke Point Istilah yang mengindikasikan secara numerik karakteristik


pembakaran dari kerosene atau bahan bakar turbin pesawat
terang.
Training & Development 19
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas

Synthetic lubricant Pelumas yang terbuat secara kimiawi dengan mereaksikan


material-material dari komposisi kimia tertentu untuk
menghasilkan sifat-sifat kimia dan fisik tertentu yang telah
direncanakan.

Thermal Stability Sifat-sifat bahan bakar atau pelumas yang mengindikasikan


kemampuannya bertahan terhadap cracking (pemutusan
rantai hidrocarbon yang panjang) dan penguraian akibat
mengalami suhu tinggi untuk waktu yang lama.

Viscosity Ukuran resistansi alir , atau gesekan internal pada suatu


fluida. Viskositas berubah oleh suhu , oleh karena itu suhu
saat pengukuran dilakukan harus dirinci.

Viscosity Index (VI) Suatu skala yang tidak tetap yang digunakan untuk
menunjukkan besaran relatif dari perubahan kekentalan
akibat pengaruh suhu. Oli dengan VI yang lebih tinggi lebih
sulit mengalami perubahan kekentalan akibat pengaruh suhu.

Viscosity Index lmprover Additive pelumas, biasanya merupakan polimer bermolekul


(VII) berat, yang digunakan untuk mengurangi kecenderungan oli
mengalami perubahan kekentalan akibat perubahan suhu.

Wetting Agent Senyawa yang memiliki sifat-sifat yang dapat mempercepat


proses pembasahan permukaan benda padat.

SINGKATAN-SINGKATAN

AAMA American Automobile Manufacturers Association formerly the MVMA


(motor Vehicle Manufacturers Association) - USA
AAR Association of American Railroads.
ACEA Association of American Railroads Association des Constructeurs
Europeens d'Automobiles (Association of Automobile Constructors in
Europe), formerly CCMC (Committee of Common Market Automobile
Manufacturers)
AFNOR Association Francaise de Normalisation (France)
AGMA American Gear Manufacturers Association
AHEM Association of Hydraulic Equipment Manufacturers
ANSI American National Standards Institute
API American Petroleum Institute
ASME American Society of Mechanical Engineers
ASTM American Society for Testing and Materials
ATC Technical Committee of Petroleum Additive Manufacturers in Europe
ATF Automatic transmission fluid
ATIEL Association Technique de I'Industrie Europeenne des lubricants
BMEP Brake Mean Effective Pressure
BOCL Ball On Cylinder lubricant Evaluator (ASTM DSOOI)
BP British Pharmacopoeia
BSI British Standards Institution
BTC British Technical Council of the Motor and Petroleum Industries
CAFE Corporate average fuel economy (USA)
CARB California Air Resources Board
CCMC Committee of Common Market Automobile Constructors - now called
Training & Development 20
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
ACEA (Association of Automobile Constructors in Europe)
CCS Cold cranking sirnulator
CEC Coordinating European Council
CFC Chlorofluorocarbon
CFPP Cold filter plugging point
CI Compression ignition (engine)
CMA Chemical Manufacturers Association (USA)
CNG Compressed natural gas
COC Cleveland Open Cup
CRC Coordinating Research Council (USA)
CVT Continuously variable transmission
DEO Diesel engine oil
DIN Deutsches lnstitut fur Normung (Germany)
DOT Department of Transport (USA)
EMA Engine Manufacturers Association (USA)
EOLCS Engine Oil licensing and Certification System
EP Extreme pressure
EPA Environmental Protection Agency (USA)
FDA Food and Drug Administration (US Government Authority)
FZG Forschungsstelle fur Zahnrader und Getriebebau (Research Institute for
Gears and Gear Design) (Germany)
GC Gas chromatography
GLC Gas liquid chromatography
HDDO Heavy duty diesel engine oil
HDEO Heavy duty engine oil
HDEOCP Heavy Duty Engine Oil Classification Panel
HFC Hydrochlorofluorocarbon
HPLC High performance (or pressure) liquid chromatography
HTHS High temperature high shear rate viscosity
HVAC Heating, ventilation air conditioning (building services)
ICP Inductively coupled plasma
IDI Indirect diesel injection
ILMA Independent lubricant Manufacturers Association
ILSAC International lubricant Standardization and Approval Committee
IP The Institute of Petroleum (UK)
ISO International Standards Association
JAMA Japanese Automobile Manufacturers Association
JASO Japanese Automobile Standards Organization
JIS Japan Industry Standard
LC liquid chromatography
LFG Landfill gas
LFGEO Landfill gas engine oil
LMOA Locomotive Maintenance Officers Association
LNG Liquefied natural gas
LPG Liquefied petroleum gas
MCL Marine cylinder lubricant
MIL U.S. Military specifications
MON Motor Industry Research Association (UK)
MRV Mini rotary viscosimeter
MSDS Material safety Data Sheet
MSO Marine System Oil
MTAC Multiple Test Acceptance Criteria
MTBE Methyl Tertiary Butyl Ether
MVMA Motor Vehicle Manufacturers Association (USA) now AAMA (Arnerican
Automobile Manufacturers Association)
Training & Development 21
PT. Intraco Penta, Tbk.
Pelumas
NGEO Natural gas engine oil
NLGI National Lubricating Crease Institute
NMMA National Marine Manufacturers Association (USA)
NPRA National Petroleum Refiners Association (USA)
OEM Original equipment manufacturer
OPEC Organization of Petroleum Exporting Countries
ORI Octane requirement increase
PAG Polyalkalene glycol synthetic fluid (used in some non-CFC refrigeration
systems)
PAH Polynuclear aromatic hydrocarbon
PAJ Petroleum Association of Japan
PAO Polyalphaolefin
PCEOCP Passenger Car Engine Oil Classification Panel
PCMO Passenger car motor oil
PIB Polyisobutylene
PPD Pour point depressant
PT Permanent type antifreeze coolants
PTF Powershift transmission flui
RON Research Octane Number
RVP Reid Vapor Pressure
SAE Society of Automotive Engineers, lnc
SHPD Super high performance diesel (oil)
SI Spark ignition (engine) , or Systeme International d'Unites (international
System for Units)
SSI Shear stability index
STLE Society of Tribologists and lubrication Engineers
STOU Super tractor oil universal
TAME Tertiary amyi methyl ether
TDH Transmission, differential and hydraulic
THF Tractor hydraulic fluid
TOST Turbine oil stability test
TPEO Trunk piston engine oil
USDA US Department of Agriculture
USP United States Pharmacopia
UTTO Universal tractor transmission oil
VHVI Very high viscosity index
VI Viscosity index
VII Viscosity index improver
ZDDP Zinc dialkyl (or diaffi) dithiophosphate

Training & Development 22


PT. Intraco Penta, Tbk.

Anda mungkin juga menyukai