Prinsip pelumasan
Dengan terjadinya suatu pergeseran puncak-puncak tonjolan akan patah dan membuat
tonjolan baru. Hal ini dapat dicegah jika diantara kedua permukaan itu diberikan suatu lapisan
minyak. Apabila kedua bagian tadi bersentuhan (tidak ada jarak) maka luas bidang gesek
akan menjadi besar, sehingga koefisien gesekan juga bertambah besar. Akan tetapi jika diberi
minyak ( apalagi jika minyak tersebut memiiki tekanan) maka lapisan tadi akan membri jarak
kepada kedua permukaan logam tersebut. Dengan demikian luas bidang gesek akan
berkurang sehingga koefisien gesek juga berkurang. Kehilnagan permukaan logam akibat
patahnya tonjolan-tonjolan pada kedua permukaan logam tersebut yang dikenal sebagai
keausan.
Agar minyak pelumas dapat dipakai pada kendaraan dengan baik dan dapat mencegah
kerusakan-kerusakan pada bagian-bagian yang bergesekan, maka diperlukan suatu additive
yang dicampur denagn minyak pelumas tersebut. Additive tersebut antara lain :
a. Detergent
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan dan biasanya digunakan bahan
kimia Sulfonat (Ba,Ca) , Phosphanat dan lain-lain.
b. Dispersant.
Untuk mendepres lumpur (sludge) yang terjadi dan biasanya digunakan bahan kimia
polymer dari acrylic, methacrylic.
c. Corrosion inhibitor
yang berfungsi untuk melindungi logam-logam non fero di dalam engine dan bahan
kimia yang digunakan adalah metal-dietophosphates dan metal dicarbonates.
d. Anti oxidant
yang berguna untuk mengurangi oksidasi minyak pelumas dan bahan kimia yang
digunakan adalah sulfides dan sulfarides.
Kekentalan adalah besarnya tahanan dalam suatu aliran minyak pelumas. Derajat kekentalan
menunjukkan tingkat kekentalan suatu minyak pelumas. Makin besar nilai derajat kekentalan
tersebut, maka makin kental pelumas tersebut.
Dalam percobaan SSU (second saybolt Unit) dilakukan penelitian terhadap waktu yang
dibutuhkan oleh jenis minyak yang dialirkan dalam suatu tabung pada diameter dan suhu
tertentu. Derajat kekentalan minyak pelumas dinyatakan dengan SAE. Sedang untuk
menentukan derajat kekentalan mana yang akan dipakai harus diketahui faktor-faktor
sebagai berikut :
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, terdapat dua jenis minyak pelumas yaitu single
grade dan multi grade.
adalah minyak pelumas yang derajat kekentalannya tidak berubah akibat perubahan suhu.
Tipe ini cocok untuk semua engine atau disebut minyak untuk semua musim (all season oil).
Minyak pelumas multigrade dicantumkan huruf W di belakangnya.
Klasifikasi engine oil
Di Amerika serikat, klasifikasi dan kebutuhan akan engine oil ditentukan oleh suatu proses
yang dilakukan oleh API, AAMA, EMA dan CMA. Asosiasi ini, bersama dengan ILMA,
menyediakan suatu framework untuk kategori engine oil. Organisasi teknik seperti ASTM dan
SAE menguji kebutuhan teknis bagi kategori baru dan secara penuh dan merekomendasikan
tes-tes serta batasan performa untuk menggolongkannya ke dalam kategori-kategori tertentu.
Test performa yang digunakan oleh sistem klasifikasi API dan US military didasarkan pada
desain engine buatan amerika. Untuk memastikan suatu pelumas sesuai dengan kebutuhan
desain engine-engine buatan eropa, CCMC (Committee of Common Market automobile
Constructors) membentuk klasifikasi servis engine-nya sendiri. Perlu diketahui bahwa
klasifikasi CCMC dilengkapi dengan kategori ACEA pada 1 Januari 1996. kualitas oli CCMC
mengikuti serangkaian test performa dimana pelumas-pelumas harus lulus untuk mendapatkan
pengesahan kebutuhan minimum sesuai ketentuan yang dibuat oleh industri otomotif Eropa.
Sistem klasifikasi CCMC dibagi menjadi tiga kategori utama : G untuk engine bensin, D
untuk engine diesel heavy duty, dan PD untuk engine diesel pada kendaraan penumpang.
Kualitas CCMC terdiri test laboratorium yang menguji unjuk kerja engine. Banyak tes unjuk
kerja engine sama seperti pada spesifikasi API, dengan tes tambahan hasil desain industri
Eropa untuk memastikan diperolehnya kesesuaian yang tepat dengan engine-engine Eropa.
Tidak seperti API, untuk mendapatkan lisensi dari CCMC hampir tidak mungkin dilakukan.
Tidak ada sistem yanng baku yang mengatur dan menguji program tes sesuai CCMC, sekali
Basic Mechanic Course Pelumas
tes telah dilakukan, suatu industri pelumas akan melakukan sertifikasi untuk grade
pelumasnya sendiri. CCMC akan digunakan sebagai referensi sejak tahun 1996 dan
seterusnya.
Di tahun 1990 CCMC melebur diri dan sebuah organisasi baru yang dinamakan ACEA
(Association des Constructeurs Europeens d’Automobiles) didirikan. Anggota dari ACEA
adalah semua industri kendaraan bermotor Eropa, ACEA mencakup bidang aktivitas yang
luas meliputi : keselamatan, lingkungan dan peraturan yang berkaitan langsung terhadap
industri otomotif di Eropa.
ACEA bekerja sama dengan industri lainnya untuk membuat sistem klasifikasi pelumas
engine sendiri. Sebagai tambahan urutan tes yang relevan, ACEA bekerja sama dengan
ATIEL (Association Technique de I’industrie Europeens des Lubricants yaitu perusahaan
pelumas eropa), dan ATC (komite teknik dari pabrik-pabrik additive petroleum Eropa) telah
membentuk suatu sistem manajemen kualitas tersendiri, yang terdiri dari kode yang dapat
diaudit pada praktek pengujian pelumas. Tujuannya adalah untuk memastikan semua pelumas
diuji dengan tes standar yang sama, dan perubahan additive serta base oil selama program tes
tetap terkontrol. Sistem manajemen kualitas tersebut menuntut semua pelumas yang
mengklaim memiliki performa sebagai pelumas ACEA untuk memiliki pabrik yang yang
telah diakreditasi / mendapat pengakuan dari sistem manajemen kualitas seperti ISO 9002.
sistem klasifikas ACEA oleh karena itu lebih terkontrol dibandingkan pendahulunya yaitu
CCMC dan bertujuan untuk memastikan bahwa pelumas yang yang mendapat pengakuannya
memenuhi persyaratan kualitas minimum yang dibutuhkan oleh industri motor Eropa.
Basic Mechanic Course Pelumas
Persyaratan untuk mendapatkan pengakuan dari ACEA adalah bahwa suatu industri pelumas
harus dapat menunjukkan komitmennya terhadap ATIEL Code of Practice yang dibuat
tanggal 1 Januari 1996, yang disahkan pada 1 Januari 1997.
Tes pelumas ACEA didasarkan pada tes laboratorium serta test performa engine. Beberapa tes
adalah sama dengan tes yang dilakukan oleh API, ditambah dengan tes-tes yang didesain
khusus Eropa, yang dibuat oleh CEC (Co-ordinating Europe Council) yang mencerminkan
teknologi engine yang diterapkan dan performa pelumas yang dibutuhkan. Test performa
pelumas ACEA meliputi kebutuhan akan : perlindungan keausan yang ditingkatkan,
peningkatan kebersihan engine, peningkatan kemampuan untuk untuk mencegah pengentalan
pelumas, dan peningkatan kemampuan untuk mencegah pengentalan pelumas akibat
penimbunan jelaga.
Standar tes ACEA telah menggantikan standar CCMC yang digunakan sejak 1 Januari
1996.
Standar klasifikasi pelumas yang baru yaitu ACEA menggantikan CCMC berdampak pada
perubahan kode yang dipakai oleh klasifikasi CCMC ke kode klasifikasi ACEA. Berikut ini
panduan perubahan tersebut.
Basic Mechanic Course Pelumas
Di Amerika serikat, API membuat administasi mengenai lisensi dan sertifikasi dari engine oil
melalui suatu sistem yang mencakup garansi, perawatan, pelumasan dari pabrik pembuat
komponen asli (Original Equipment Manufacturers /OEM). Kebutuhan unjuk kerja dari
engine oil, metode pengujian, batasan untuk bermacam-macam klasifikasi dan proses
pengujian ditetapkan secara bersama-sama dengan OEM, pemasar pelumas (oil marketers),
produsen additive (additive companies) dan laboratorium pengujian. Sistem tersebut
mencakup perjanjian lisensi formal yang dieksekusi oleh oil marketers pada API.
Melalui program ini, API telah membuat standar pemberian label pada engine oil dengan
mengadopsi apa yang disebut logo donat (donut logo). Logo tersebut didesain untuk
dipasangkan pada tutup dari kemasan liter, dan dapat diaplikasikan pada posisi di bagian
depan pada berbagai kemasan lain. Logo tersebut menjelaskan pada pemilik kendaraan
mengenai grade kekentalan oli (oil's viscosity grade), klasifikasi servis dan kemampuan
pelestarian energinya (energy conserving capabilities). Jika oli tidak dapat melestarikan
energi, sisi bagian bawah dari logo dikosongkan. Sebagai tambahan, API telah membentuk
suatu tanda sertifikasi berbentuk "starburst" untuk memudahkan konsumen untuk memilih
engine oil yang memenuhi standar unjuk kerja bahan bakar yang ditetapkan oleh
International Lubricant Standardization and Approval Committee (ILSAC), yang yang
terdiri dari AAMA dan JAMA. Tanda sertifikasi dapat digunakan untuk pelumas-pelumas
yang memnuhi persyaratan ILSAC, dan harus ditampilkan pada bagian depan dari kemasan
pelumas tersebut. API membuat administrasi mengenai pemberian lisensi tanda sertifikasi
yang dibuat ILSAC sebagai tambahan pada simbol donat.
Basic Mechanic Course Pelumas
Namun, tidak terdapat standarisasi label yang dapat melindungi publik dari para pengoplos
oli. Oleh karena itu, untuk membatasi jumlah dari kesalahan pemberian label, API dan SAE
telah mengadakan bermacam-macam aturan kebijakan. API mengharapkan semua pemasar
pelumas yang menggunakan simbol servis API (API Service Symbol) memperoleh suatu
lisensi untuk menggunakan simbol tersebut symbol dan menandai suatu pernyataan resmi
yang menyatakan bahwa data tes tersedia untuk mendukung klaim unjuk kerja. Di tahun 1987,
SAE membuat Oil Labeling Assessment Program (OLAP), yang disponsori oleh U.S.
Army, dan industri-industri petroleum dan otomotif. Program tersebut mengambil sampel 300
oli yang dijual bebas setiap tahunnya yang telah memiliki API Service Symbol dan penandaan
API, dan memeriksa serta kekentalan dan sifat-sifat kimiawi pelumas tersebut. Staf-staf SAE
memberikan kode dan mengemas ulang sampel-sampel tersebut, dan jika terdapat kesalahan
pelabelan ditemukan , mereka akan menghubungi supplier pelumas tersebut secara rahasia
untuk mencari pemecahannya.
OLAP beroperasi hingga tahun 1993, ketika digantikan oleh Engine Oil Licensing and
Certification System (EOLCS), yang mencakup Aftermarket Audit Program (AMAP) yang
telah ditingkatkan. cakupannya, meliputi kebutuhan dalam unjuk kerja, metode tes dan
batasan toleransi untuk AMAP telah ditetapkan secara bersama oleh pabrik pembuat
kendaraan dan engine, lingkungan teknis API seperti ASTM dan SAE. Suatu Administrative
Guidance Panel (AGP) terdiri dari anggota-anggota API dan AAMA yang menyediakan
panduan mengenai EOLCS. Suatu Interindustry Advisory Group (IAG) yang mewakili API,
ASTM, CMA, EMA, ILMA, AAMA, SAE dan U.S. Army memberikan saran untuk
peningkatan program tersebut. Produk-produk dianalisa di sesuai dengan batasan tes dan
toleransi dari pemeriksaan standar dan lanjutan. Alur panduan diperbaharui secara periodik
dan tercakup dalam API Publication 1509. Suatu metode kriteria statistik yang melaporkan
kemampuan pengulangan tes, seperti direkomendasikan oleh SAE Appendix K Task Force
dan API Lubricants Committee. Produk dipilih secara acak untuk dilakukan pengujian
engine. Hanya pelumas yang sepenuhnya memenuhi kriteria fisik dan kimiawi yang dapat
dilanjutkan ke pemeriksaan engine test. Jumlah dan jenis dari engine test ditentukan setiap
tahun oleh API Lubricants Committee yang dibantu oleh AGP. Tampilan label dari API
Service Symbol (donut) dan API Certification Mark (starburst) diperiksa ketepatan dan
kesesuaiannya terhadap aturan dari API. Pemeriksaan label memastikan bahwa tanda API
ditampilkan secar benar dan menyajikan informasi yang akurat. Kehadiran kode jejak juga
diperiksa dan dicocokkan dengan pengidentifikasi formulasi (ramuan) yang disediakan oleh
penerima lisensi.
Pendahuluan
Grease dapat didefinisikan sebagai suatu material solid (padat) atau semi solid (semi solid)
yang dihasilkan oleh dispersi dari bahan pemadat (thickening agent) pada pelumas cair. Bahan
penyusun lainnya menghasilkan sifat-sifat khusus.
Regular Grease
Complex grease sama dengan regular grease kecuali bahwa bahan pemadatnya mengandung
dua asam lemak (fatty acids) yang berbeda, salah satunya adalah complexing agent.
Additives
Sifat-sifat grease
Faktor yang paling utama yang mempengaruhi sifat-sifat dan karakteristik dari grease adalah :
Definisi Grease
a. Konsistensi
merupakan derajat kekerasan dari grease dan dapat bervariasi terhadap suhu. hal ini
telah diklasifikasikan oleh the National Lubricating Grease Institute (NLGI) menjadi
kategori berikut ini :
b. Shear Stability
c. Oil Separation
merupakan persentase oli yang terpisah dari grease pada kondisi statis (misalkan pada
saat penyimpanan). Kecendrungan pemisahan sulit diprediksi pada kondisi dinamis.
Berikut ini terdapat lima (5) kategori untuk Automotive Service Greases yang telah
dibuat oleh NLGI. Cakupan dari klasifikasi ini (ASTM D 4950) meliputi grease yang didesain
untuk pelumasan komponen chassis dan bearing roda untuk kendaraan penumpang, truk dan
kendaraan lainnya. NLGI mengklasifikasikan automotive service grease menjadi dua (2) grup
utama. Chassis grease, yang ditandai dengan awalan huruf L dan Wheel Bearing grease
ditandai dengan awalan huruf awalan G. Tabel berikut menampilkan lima kategori tersebut :
CHASSIS SERVICE
Untuk komponen chassis dan universal joints pada kendaraan penumpang, truk, dan lainnya –
yang mendapat beban ringan, seperti pada kendaraan yang beroperasi dengan interval
pemberian pelumasan yang pendek dan penggunaan yang tidak kritis.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI LA adalah minimum 50 0 C.
Terdapat tes-tes lainnya yangg dapat mendefinisikan lebih jauh kategori ini.
Chassis Service LB
Digunakan pada komponen chassis dan universal joints pada kendaraan penumpang, truck,
dan kendaraan lain yang bekerja pada kondisi yang ringan dan berat seperti yang terjadi pada
kendaran-kendaraan yang beroperasi pada kondisi dimana interval pemberian pelumasnya
panjang atau mendapat beban berat, getaran yang besar, terkena air atau kontaminan lainnya.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI LB adalah minimum 150oC.
Digunakan pada wheel bearing yang digunakan pada kendaraan penumpang, truck, dan
kendaraan lain dengan beban ringan, seperti pada kendaraan yang beroperasi dengan interval
pemberian pelumasan ulang yang pendek.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI CA adalah 800 C minimum.
Bearing Service GB
Digunakan untuk wheel bearing yang digunakan pada kendaraan penumpang , truck, dan
kendaraan lain dengan beban ringan dan menengah, seperti pada kendaraan-kendaraan yang
beroperasi di daerah perkotaan, jalan raya, dan sekitarnya.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI GB adalah 175o C minimum.
Basic Mechanic Course Pelumas
Digunakan untuk wheel bearing yang digunakan pada kendaraan penumpang , truck, dan
kendaraan lain dengan beban ringan dan berat, seperti pada kendaraan-kendaraan yang
beroperasi pada kondisi yang menyebabkan suhu tinggi pada bearing. Juga termasuk pada
kendaraan yang beroperasi yang mendapat servis setiap saat atau yang mendapat beban
pengereman berat.
Sebagai indikasi servis, dropping point untuk grease NLGI GB adalah 2200 C minimum.
Terkadang, penggantian grease pada penerapannya dapat dianggap perlu untuk memperbaiki
problerm yang muncul dri produk asli saat diadakan servis. Jika bahan pemadat (thickener)
tidak cocok, campuran kedua grease tersebut akan kehilangan sifat-sifat dari masing-masing
grease. Sangat dianjurkan di semua kasus, grease lama dibersihkan terlebih dahulu dari dalam
sistem sebelum grease baru dimasukkan. Kecocokan antara grease-grese tidak tergantung
pada suhu. Saat suhu meningkat, problem yang berikatan dengan ketidakcocokan juga
meningkat. Chart berikut ini menunjukkan ketidakcocokan pada grease. Untuk setiap produk
dari produsen yang berbeda, anggaplah selalu grease-grease tersebut tidak cocok.
Catatan :
API secara internasional tidak menggunakan huruf "SI" dalam urutan kategorinya
untuk menghindari hurus tersebut biasa digunakan untuk satuan unit pengukuran.
service
kategori Status Service Kategori Status
digunakan untuk
menggantikan oli CE.
Dikeluarkan pada tahun Untuk engine yang
1994. untuk engine dua dikeluarkan tahun 1961.
Obsolet
CF-2 Current langkah dengan beban berat. CC
e
Dapat digunakan untuk
menggantikan oli CD-II.
Dikeluarkan pada tahun Untuk engine dengan
1994. untuk diesel engine beban menengah yang
off-road, indirect-injected diproduksi antara tahun
(injeksi tidak langsung) dan 1949 hingga 1960.
diesel engines lain termasuk Obsolet
CF Current CB
yang menggunakan dengan e
kandungan sulfur lebih dari
0.5% dari beratnya. Dapat
digunakan untuk
menggantikan oli CD.
ISTILAH-ISTILAH
Anti-wear (AW) Agent Additive aktif yang dapat mencegah kerusakan yang
Basic Mechanic Course Pelumas
disebabkan adanya solid phase welding diantara
permukaan yang bergesek tanpa terjadi pelelehan
setempat.
API Service Classification Sistem yang digunakan yang disetujui oleh API, SAE
dan ASTM untuk mendefinisikan seluruh kelas-kelas
dari engine service. Juga merupakan sistem klasifikasi
servis dari pelumas gear pada bidang otomotif.
Base Number (BN) Jumlah asam hydrochloric (ASTM D974) atau
perchloric (ASTM D2896) dalam milligrarn dari KOH
equivalent yang dibutuhkan untuk menetralkan semua
unsur pokok produk petroleum berukuran 1 gram.
Komponen ini digunakan untuk mengindikasikan
kapasitas suatu oli untuk mengatasi efek korosi dari zat-
zat yang bersifat asam hasil pembakaran.
Cetane Number Ukuran kualitas penyalaan dari bahan bakar diesel, yang
diperoleh dari hasil pengujian engine bersilinder
tunggal. Makin tinggi Cetane Number, makin mudah
engine diesel berkecepatan tinggi distart, dan lebih
sedikit “White smoking" atau asap putih yang terbentuk
dan “diesel knock' setelah start.
Distillate Fuel Fuel yang terbentuk dari uap yang muncul saat distilasi
minyak mentah (crude oil)
Emission Control System Satu atau bebarapa sistem yang digunakan untuk
menurunkan jumlah polusi yang dihasilkan oleh engine.
Flash Point Suhu terendah dimana uap terbentuk dari sampel yang
akan menyala dalam waktu singkat saat terkena api
pada kondisi tertentu.
Metal Deactivator Tipe organis dari additive yang memiliki sifat-sifat yang
mampu menekan proses aksi katalistis pada permukaan
logam atau material yang bersifat logam yang terkena
produk petroleum. Karena hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya oksidasi.
Pour Point Depressant Suatu additive yang dapat menurunkan pour point dari
produk petroleum dengan menurunkan kecenderungan
berkumpulnya wax menjadi material padat.
Viscosity Index (VI) Suatu skala yang tidak tetap yang digunakan untuk
menunjukkan besaran relatif dari perubahan kekentalan
akibat pengaruh suhu. Oli dengan VI yang lebih tinggi
lebih sulit mengalami perubahan kekentalan akibat
pengaruh suhu.
SINGKATAN-SINGKATAN