Anda di halaman 1dari 12

Basic Machine Element

BAB III

MATERIAL

Tujuan Bab 3:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada BAB 3, siswa mampu menjelaskan
pengetahuan dasar bahan bakar diesel, pelumas, pendingin (coolant) dan
electrolyte battery.

Referensi :
TheGoldBook

Basic Mechanic Course 34


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

Pelajaran 1: Bahan Bakar Diesel (Diesel Fuel)

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan pengetahuan tentang
dasar bahan bakar diesel.

Pengetahuan Umum Bahan Bakar Diesel


Diesel fuel merupakan hasil proses distilasi terhadap crude oil, dengan cara memanaskan crude oil.
Gambar berikut menunjukkan proses distilasi sehingga diperoleh diesel fuel. Crude oil dituangkan dari
bagian atas tower pemisah dan dipanaskan pada bagian bawah. Akibat proses pemanasan diperoleh
berbagai tingkatan hasil distilasi berdasar boiling point yang berbeda.

Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel oil yang memiliki boiling Point 240º C-350º C dan
dihasil dari proses distilasi setelah karosene. Field dari jenis light diesel oil ini sesuai dipergunakan
untuk diesel engine kecil maupun besar kecepatan tinggi. Komatsu merekomendasikan light diesel oil
untuk engine Komatsu. Hal – hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi fuel adalah :
• Specific Gravity
Fuel dengan viskositas dan boiling point tinggi memiliki specific gravity yang lebih tinggi dari pada
fuel dengan viskositas dan boiling point rendah. Pada temperatur konstan dan panjang langkah
injeksi yang sama diperoleh jumlah bahan yang diijinkan lebih banyak dibanding dengan specific yang
tinggi.
• Flash Point
Fuel dengan flash point rendah lebih mudah penyalaannya (ignition), perlu penanganan yang hati-
hati terhadap fuel dengan point rendah. Flash point merupakan nilai yang lebih menunjukkan
temperatur penyalaan bahan bakar.
Basic Mechanic Course 35
Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

• Kandungan sulfur
Kandungan sulfur pada fuel akan bereaksi dengan oksigen pada saat pembakaran sehingga
menghasilkan Asam Sulfat (Sulfuric Acid). Asam sulfat ini akan bersifat korosif terhadap engine.
Maksimum kandungan sulfur pada fuel 0.5 % dengan jadwal penggantian oli setiap 250 Hm. Bila
kandungan sulfur pada fuel lebih tinggi dari 0.5 % jadwal penggantian oli harus dipercepat.
• Pour Point
Pour point menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir. Pour point yang tinggi
mengakibatkan fuel susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan starting menjadi buruk.
• Cetane Number
Cetane number merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran fuel. Cetane number
sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. Cetane number rendah mengakibatkan
pembakaran yang kurang bagus misalnya terjadi pembakaran tunda (detonasi), sulit start, pada
temperatur rendah tercampurnya oli oleh fuel yang tidak terbakar. Sedangkan Cetane number yang
terlalu tinggi mengakibatkan pembakaran terlalu mudah sehingga terjadi knocking pada ruang bakar.
• Ash Content
Ash pada fuel sebenarnya terdiri dari tiga tipe yaitu particle padat (solid particle), campuran garam
inorganic (in organic salt solution) dan oli soluble organic. Rata-rata kandungan ash (ash content)
pada fuel di Diesel oil adalah 0.02 – 0.03 %. Kenaikan kanduingan ash disebabkan oleh debu dan
kotoran dari luar. Masing-masing produk engine memiliki spesifikasi fuel yang dipersyaratkan dalam
penggunaan. Gunakan spesifikasi fuel sesuai rekomendasi dalam mengoperasikan engine.

Penanganan Fuel
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani fuel adalah:
• Fuel harus ditangani secara hati–hati agar tidak terjadi kontaminasi terhadap air, debu, kotoran
atau minyak tanah.
• Jangan menggunakan pompa dan hose bergantian untuk diesel fuel, karosene dan oli.
• Bila fuel disimpan dalam drum, maka:
 Tempatkan drum terlindung dari sinar matahari atau panas.
 Tumpuk drum pada posisi mendatar dan posisikan tutup drum tertutup oleh fuel (tutup fuel
pada posisi jam 3 atau jam 9).
• Gunakan fuel resevoir (fuel tank) untuk penyimpanan fuel dalam skala besar dan pastikan adanya
drain cek untuk membuang endapan atau air.

Basic Mechanic Course 36


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

Pelajaran 2: Pelumas

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan pengetahuan dasar
pelumas yaitu oli dan grease.

Oli
Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari-hari yaitu Solid Lubricant
dan Liquid Lubricant. Oli merupakan jenis liquid lubricant sedangkan grease merupakan salah satu
bentuk solid lubricant.
Oli ( Oil ) dibuat dari “base oil“ dan “additive“ (bahan tambahan). Terdapat tiga jenis base oil yang
digunakan :
 Crude oil (minyak bumi):
• Parrafinis base oil
• Naptanic base oil
• Aromatic base oil
 Natural oil (Minyak nabati)
 Syntetic oil (Bahan Kimia)
• Additive
Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat mutu oli seperti :
 Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.
 Viskositas Index (VI) improves memperbaiki nilai viskositas oli.
 Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah keausan.
 Anti Rust/corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi.
 Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi
 Dipersant
 Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.
Oli terbuat dari 80 – 85 % based oil dan 15 – 20 % additive. Mutu oli tidak dapat dengan melihat
bentuk fisik maupun merasakannya dengan panca indra. Oli diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis
oli :
 Engine oil.
 Hydraulic oil.
 Gear oil.
 Brake oil.
 Automotatic Transmission Fluida ( ATF ).
Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan yang diukur berdasar atas angka kekentalan
kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa metode uji, salah satunya

Basic Mechanic Course 37


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis yang dinyatakan dalam centi stoke
(cST).
Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade–grade tertentu
dalam viskositas grade. Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan
pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai
pedoman standard kekentalan pelumas. Badan yang mengeluarkan standard tersebut diantaranya
adalah:
 SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20, SAE30, SAE40, SAE20W-
50, SAE90 dst.
 AGMA (American Gear Manufaturer Association) dengan skala AGMA1, AGMA2, AGMA3,
AGMA4, 5, 6, 7, 8, 8A.
 ISO (International Standardization Organization) dengan skala 32 – 1500.
 API (American Petroleum Institute)
• Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, SE and SF
• Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, CE and CF
• Viskositas Index.
Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil terhadap
perubahahn temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh panas atau temperatur oli akan
menjadi encer akibat panas. Oli berdasar viskositas indexnya dikelompokkan menjadi empat
golongan, yaitu:
 Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29.
 Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79.
 Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100.
Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya
berbeda. Perbedaannya ada dibawah tabel ini :
Tabel
Oli dan Viskositas Index

Nama Oli No SAE Viskositas Viskositas Viskositas Cinematic


Index Cinematic 40°°C 1000°°C
Mesran B-30 30 103 91 cST 10.79 cST
Mesran 30 30 107 98 cST 11.63 cST

No SAE menunjukkan viskositas grade yang dikeluarkan SAE. Mesran 30 memiliki viskosiats index
yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik.
Pelumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh
pembuat mesin. Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.

Basic Mechanic Course 38


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

Tabel
Jenis Produk Pelumas dan Spesifikasi Pemakaian

No Jenis Produk Pelumas Spesifikasi Pemakaian

1 Mesran Dianjurkan untuk melumasi kendaraan dengan bahan


bakar bensin dengan menghendaki pelumasan yang
sempurna.
2 Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran tinggi
beban ringan dengan turbocharge dan mesin bensin
yang memerlukan pelumas jenis ini.
3 Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non
turbocharge yang memakai bahan bakar solar dan
mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
4 Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang
dilengkapi dengan supercharge dan menggunakan
bahan bakar solar.

Grease
Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak pelumas yang didapatkan dengan
campuran sabun metalic atau non sabun metalic dan additive. Berikut skema beban yang digunakan
pada pembuatan grease.

• Klasifikasi Grease
Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kekerasaan (consistency). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan oleh National
Lubricating Institute (NLGI), yang membagi tingkat kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasaan
(000-6). Penentuan kekerasan ini diuji berdasarkan persyaratan uji ASTM D217 (American Standard
Too Testing and Material) dengan mengukur jarak penetrasi grease (1/10 mm). Pada temperatur
25ºC dengan alat one quarter scale cone equipment. Table berikut menunjukkan klasifikasi tingkat
kekentalan grease yang ditetapkan oleh NLGI.

Basic Mechanic Course 39


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

Tabel
Grease Standar NLGI

• Spesifikasi Grease.
Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menentukan kemampuan grease sebagai
pelumas.
 Penetration atau penetrasi adalah kemampuan grease melakukan penetrasi dipengaruhi oleh
kekentalan grease. Semakin kental/keras grease angka penetrasinya semakin kecil. Grease
dengan kemampuan penetrasi tinggi akan mampu memberikan pelumasan pada celah yang
kecil dengan baik.
 Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.
Drop point menentukan suhu kerja maksimum grease yang biasanya ditentukan dibawah
drop point.
Pokok-Pokok Pelumasan yang Benar
 Pastikan bahwa jenis pelumas yang digunakan sesuai untuk setiap titik/bagian pelumasan
sesuai rekomendasi pembuat mesin.
 Berikan pelumasan atau penggantian pada selang waktu yang tetap sesuai rekomendasi
pembuat mesin.
 Berikan pelumasan atau penggantian pelumas dengan cara yang tepat dan sesuai petunjuk
OMM.
 Berikan pelumasan dalam jumlah yang tepat sesuai petunjuk perawatan dan pengoperasian.
 Jaga agar pelumas tetap bersih dengan cara menutup tempatnya dan menjaga kebersihan
ruang penyimpanannya.
 Berikan pelumasan dengan peralatan yang bersih dan cegah terjadinya kontaminasi pelumas.
Penyimpanan dan Penanganan Pelumas
Pelumas sedapat mungkin di bawah atap sehingga tidak terpengaruh cuaca. Apapun bentuk
kemasan/tempat pelumas bila sudah pernah dibuka dan isinya sudah dipakai haruslah ditutup
kembali. Bila penyimpanan drum yang belum dibuka diluar tidak dapat dihindarkan maka beberapa
tindakan pencegahan harus dilakukan.

Basic Mechanic Course 40


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

 Drum sebaiknya disimpan dengan posisi tidur, dengan posisi tutup membentuk garis
horizontal (jam tiga atau sembilan).
 Apabila oleh suatu sebab drum harus disimpan berdiri, drum harus terlepas dari tanah dan
dilepaskan dengan posisi terbalik (tutup dibawah). Bila tidak mungkin posisikan drum miring
agar air hujan tidak mengenai tutup.
 Gunakan lap untuk membersihkan hose atau peralatan lain, tetapi jangan gunakan lap dari
bahan katun wool lepas yang cenderung meninggalkan serat pada saat digunakan lap.

Basic Mechanic Course 41


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

Pelajaran 3: Pendingin (Coolant)

Tujuan Pelajaran 3
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu menjelaskan tentang pengetahuan
dasar pendingin (coolant).

Pengertian Umum
Coolant adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama coolant adalah
sebagai penyerap panas, pada bagian-bagian engine seperti cylinder block & cylinder head. Sifat-sifat
yang harus dimiliki coolant diantaranya sebagai berikut:
• Memiliki sifat penyerap panas/sebagai media pemindah panas.
• Mencegah terjadinya/timbulnya endapan pada sirkuit sistem pendingin.
• Tidak berakibat korosif logam besi tembaga ataupun aluminum.
Air merupakan media praktis sebagai penyerap panas walaupun demikian lambat laun air dapat
menyebabkan korosi dan karena kandungan mineral dalam air dapat mengakibatkan timbulnya
endapan pada permukaan saluran pendingin. Clorida, sulfat, magnesium dan calsium pada air dapat
menyebabkan scale deposit dan sludge deposit atau korosi. Air yang telah mengalami distilasi atau
detonisasi direkomendasikan penggunaannya untuk mengurangi efek yang dibutuhkan oleh
kandungan mineral pada air. Kandungan maksimum mineral dalam air pendingin ditunjukkan dalam
tabel berikut :
Nilai maksimum yang diijinkan

Minerals Parts per Million Grains per Galon


Chloride 40 2.5
Sulfates 100 5.8

Total Dissolved 340 20

Magnesium & Calsium 170 10

Selain batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam atau bersifat basa atau
memiliki pH 7, selain itu air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.

Basic Mechanic Course 42


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

Pelajaran 4: Electrolyte Battery

Tujuan Pelajaran 4
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 4, siswa mampu menjelaskan tentang pengetahuan
dasar electrolyte battery.

Pengertian Umum
Battery menghasilkan arus berdasarkan reaksi kimia antara material aktif seperti plate dan asam
sulfat (sulfuric acid) dari larutan electrolyte. Larutan electrolyte tersebut dari campuran antara air
suling (H2O) dan asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi larutan H2O 64% dan H2SO4 36%. Skema
berikut menggambarkan komposisi larutan electrolyte.

64 % Water 36 % Acid Electrolyte


(Sp. Gr = 1.00) (Sp. Gr = 1.835) (Sp. Gr = 1.270)

Electrolyte pada saat kondisi battery fuel charge merupakan campuran dari concentrate asam sulfat
pada air seperti pada skema diatas yang memiliki specific gravity 1.270 pada 27ºC. Tegangan pada
cell battery tergantung pada perbedaan kimia antara plate (aktif material) dan konsentrasi atau
kandungan electrolyte. Battery terdiri dari Plate positif yang terbuat dari peroksida timbal (PbO2),
plate negatif yang terbuat dari timbal (Pb) dan larutan electrolyte (H2SO4). Pada saat discharge arus
battery dihasilkan dan peristiwa reaksi kimia sbb: Plate positif (PbO2) terbuat dari campuran antara
timbal (Pb) dan Oksigen (O2) sedangkan asam sulfat ( S ) dan oksigen. Oksigen pada plat positif dan
hydrogen pada asam sulfat bereaksi membentuk air (H2). Saat yang sama timbal (Pb) pada plate
positif maupun negatif beraksi dengan SO4 sehingga menjadi PbSO4.

Basic Mechanic Course 43


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

Pada saat proses charging terjadi reverse proses kimia pada larutan electrolyte battery. Timbal sulfat
(PbSO4) terurai menjadi Pb dan SO4. Sedangkan air (H2O) terurai menjadi hydrogen dan bereaksi
dengan SO4 menjadi asam sulfat (H2SO4). Pada saat yang sama oksigen (O2) terurainya H2O diikat
oleh timbal (Pb). Plate positif membentuk timbal (PbO2).

Pada saat proses discharging, specific gravity electrolyte battery mengalami penurunan karena pada
saat tersebut sulfuric acid (asam sulfat) diikat oleh timbal sehingga menjadi timbalk sulfat (PbSO4)
sehingga yang tersisa dari electrolyte adalah air. Pada peristiwa charging specific, gravity larutan
electrolyte akan naik karena pada saat tersebut terbentuk larutan asam sulfat (H2SO4). Specific
gravity dan tegangan battery.
Tabel
Spesific grafity dan Voltage pada Kondisi Charge

0.25
Kondisi Charge (%) 100 95 0.75 0.5

1,175
Spesific grafity 1,265 1,230 1,230 1,2

12,2
Voltage (V) 12,6 12,5 12,5 12,4

Pada proses charging H2O terurai H2 dan O2 untuk bereaksi dengan Pb dan SO4. Gas H2 bersifat
mudah terbakar dan explosive sehingga perlu terdapat ventilasi yang cukup dan dari api. Bila
melakukan charging dengan charger tutup battery harus dibuka dan pastikan lubang ventilasi tutup
battery selalu bersih, battery yang mengalami over charging ditandai dengan penambahan air battery
yang berlebihan, karena H2O menguap pada saat reaksi charging yang berlebihan sehingga
temperatur mengalami kenaikan yang berlebih pula. Untuk menambah level electrolyte battery
gunakan air suling (H2O).

Basic Mechanic Course 44


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Basic Machine Element

Ringkasan

Diesel fuel
Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel oil yang memiliki boiling Point 240º C-350º C dan
dihasil dari proses distilasi setelah korosene. Komatsu merekomendasikan light diesel oil untuk engine
Komatsu. Hal–hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi fuel adalah :
• Specific Gravity
• Flash Point
• Kandungan sulfur
• Pour Point
• Cetane Number
• Ash Content

Pelumas
Oli merupakan jenis liquid lubricant dan diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli yaitu engine oil,
hydraulic oil, gear oil, brake oil dan automotatic transmission fluida (ATF). Viskositas grade adalah
angka yang menunjukkan tingkat kekentalan oli. Standard kekentalan oil dikeluarkan beberapa badan
sebagai pedoman standard kekentalan pelumas. Badan yang mengeluarkan standard tersebut
diantaranya adalah SAE, AGMA, ISO dan API.
Grease merupakan pelumas berbentuk padat (solid lubricant). Grease diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kekerasaan (consistency). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan oleh National
Lubricating Institute (NLGI) yang membagi tingkat kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasaan.
Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menentukan kemampuan grease sebagai
pelumas. Ciri fisik tersebut adalah penetration atau penetrasi dan drop point atau titik leleh.

Pendingin
Pendingin (coolant) adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama
coolant adalah sebagai penyerap panas, pada bagian-bagian engine seperti cylinder block & cylinder
head. Batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam, basa dan memiliki pH 7.
Selain itu air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.

Electrolyte Battery
Electrolyte battery membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi
kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. Larutan electrolyte tersebut terdiri dari campuran
air suling (H2O) dan asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi larutan H2O 64% dan H2SO4 36%. Jika
larutan elektrolit berkurang maka untuk menambah level electrolyte battery hanya menggunakan air
suling (H2O).

Basic Mechanic Course 45


Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada

Anda mungkin juga menyukai