Anda di halaman 1dari 5

MINYAK PELUMAS

Pengertian Minyak Pelumas

Minyak lumas adalah zat cair atau benda cair yang digunakan sebagai pelumasan dalam
suatu mesin untuk mengurangi keausan akibat gesekan dan sebagai pendingin serta peredam
suara. Menurut Maleev (1991), Pelumasan adalah pemberian minyak lumas antara dua
permukaan bantalan yaitu permukaan yang bersinggungan dengan tekanan dan saling bergerak
satu terhadap yang lain.

Menurut Maanen (1992) , Pelumasan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pelumasan hidrodinamis

Pada bentuk pelumasan ini, maka antara poros dan bantalan selalu terdapat suatu
lapisan pelumas.Lapisan pelumas tersebut mencegah hubungan langsung antara
material, poros dan material bantalan.

2. Pelumasan hidrostatis

Pelumasan hidrostatis hanya akan tercapai, bila kedua permukaan gesekan memiliki
kecepatan yang cukup tinggi satu terhadap yang lainnya. Pada waktu start jalan dan
setelah berjalan dari poros dalam bantalan, maka akan terjadi suatu periode
pelumasan batas dalam setiap hal .

3. Pelumasan batas

Pelumasan batas dalam mana terjadi hubungan langsung antara material poros dan
bantalan. Akan membawa keausan dengan cepat dari material bantalan akan tetapi
juga sering material poros.

Setiap jenis pelumas yang digunakan dalam suatu sistem tertentu selalu mempunyai fungsi
ganda.

Fungsi minyak pelumas tersebut antara lain:

a. Mengurangi gesekan

b. Mengurangi keausan

c. Menurunkan suhu

d. Sebagai isolasi

e. Membentuk sekat

f. Membersihkan kotoran
Sifat – Sifat Minyak Lumas

Menurut Maleev (1991), Menjelaskan bahwa sifat minyak lumas baik fisik maupun kimia,
ditentukan dengan penyajian yang sama dengan yang digunakan untuk menguji bahan bakar.

Pembahasannya akan diurutkan menurut pentingnya :

1. Viskositas adalah sifat yang paling penting yang menunjukkan kefluidaan relative dari minyak
tertentu. Jadi merupakan ukuran dari gesekan fluida, atau tahanannya, yang akan diberikan
oleh molekul atau partikel minyak satu sama lain kalau badan utama dari minyak sedang
bergerak, misalnya dalam sistem peredaran makin berat atau makin malas gerakannya, berarti
viskositas lebih tinggi.

a. Titik tuang adalah suhu pada saat minyak tidak mau mengalir ketika tabung diuji diletakkan
45 derajat dari horizontal.Titik tuang yang relative tinggi mempengaruhi kemampuan
untuk memompa minyak melalui sistem pelumasan mesin dengan sejumlah tabung dan
orifis yang berukuran kecil.

2. Residu karbon adalah jumlah karbon yang tertinggal setelah zat yang dapat menguap telah
diuapkan dan terbakar dengan pemanasan minyak. Ini akan menunjukkan jumlah karbon yang
dapat diendapkan dalam mesin yang akan mengganggu operasi.

3. Titik nyala adalah suhu pada saat uap minyak diatas minyak akan menyala kalau dikenai api
kecil. Titik nyala dari minyak lumas di tentukan dengan metode yang sama seperti yang
digunakan untuk minyak bahan bakar. Titik nyala dari berbagai minyak lumas diesel
bervariasi dari 340 sampai 430 F.

4. Air endapan adalah minyak diuji dengan pemusingan dan harus bebas dari air dan endapan,
Kotoran akan terikat dan masuk ke dalam minyak kemudian tinggal didalam saluran minyak.

5. Keasaman adalah minyak lumas harus menunjukkan reaksi netral kalau diuji dengan kertas
litmus. Minyak yang asam cenderung mengkorosi atau melubangi bagian mesin dan
membentuk emulsi dengan air serta membentuk lumpur dengan karbon..

6. Emulsi adalah campuran minyak dengan air yang tidak terpisah menjadi komponennya, yaitu
minyak dan air disebut disuatu emulsi. Minyak lumas tidak boleh membentuk emulsi dengan
air. Kalau dikocok dengan air harus segera terpisah darinya. Kemampuan untuk memisah ini
terutama penting setelah minyak digunakan untuk beberapa waktu.

7. Oksidasi adalah minyak tidak boleh memiliki kecenderungan yang kuat untuk teroksidasi,
karena oksidasi menyebabkan pembentukan lumpur. Oksidasi dan pembentukan lumpur
dalalm carter atau dimana saja dalam sistem pelumasan mesin diesel tidak dikehendaki,
karena kemungkinannya untuk mengganggu aliran minyak dan melemahkan pelumasan dalam
bagian yang penumpukan lumpur.yang
8. Abu (ASH) dalam minyak adalah ukuran benda yang dapat menyebabkan pengikisan atau
kemacetan dari bagian bergerak bersinggungan.

9. Belerang adalah belerang bebas atau campuran korosi dari belerang tidak diperbolehkan
dalam minyak lumas karena mereka mempunyai kecenderungan untuk membentuk asam
dengan uap air. Campuran bukan korosi dari belerang diperbolehkan sampai batas tertentu.

10. Warna minyak lumas tidak ada hubungannya dengan mutu pelumasannya.

11. Gravitasi adalah pada umumnya minyak yang viskositasnya tinggi maka gravitasinya tinggi,
tetapi tidak ada hubungannya antara kedua karakteristik minyak ini.

12. Oksidasi adalah minyak tidak boleh memiliki kecenderungan yang kuat untuk teroksidasi,
karena oksidasi menyebabkan pembentukan lumpur. Oksidasi dan pembentukan lumpur
dalam carter atau dimana saja dalam system pelumasan mesin diesel tidak di kehendaki,
karena kemungkinannya untuk mengganggu aliran minyak dan melemahkan pelumasan
dalam bagian yang penumpukan lumpur.

Tipe Tipe Minyak Pelumas

 Minyak Mesin: Digunakan untuk pelumasan mesin kendaraan bermotor dan mesin
lainnya.
 Minyak Transmisi: Dirancang khusus untuk transmisi otomatis atau manual guna
mengurangi gesekan antar komponen.
 Minyak Hidrolik: Digunakan dalam sistem hidrolik untuk mentransfer tenaga melalui
fluida dalam tekanan.
 Minyak Gigi: Diformulasikan untuk melumasi gigi-gigi dalam sistem gearbox atau
transmisi gigi.
 Minyak Gemuk: Sejenis pelumas tebal yang digunakan pada bantalan dan bagian yang
membutuhkan perlindungan ekstra.
 Minyak Transformator: Khusus digunakan dalam transformator untuk mendinginkan dan
mengisolasi peralatan.
 Minyak Turbin: Diperuntukkan untuk sistem turbin, seperti yang digunakan dalam
pembangkit listrik tenaga uap.
 Minyak Rem: Dirancang khusus untuk sistem rem kendaraan.
Jenis-Jenis Oli

Oli terbagi menjadi beberapa jenis yaitu Oli Mineral, Oli Synthetic dan Oli Semi Synthetic.

a. Oli Mineral

Oli Mineral terbuat dari bahan dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah
diolah dan disempurnakan kemudian ditambahkan dengan zat-zat aditif untuk meningkatkan
kemampuan dan fungsinya. Pada mesin berteknologi lama atau keluaran lama yang sudah
memiliki celah antar komponen mesin lebih renggang, maka lebih disarankan untuk
menggunakan oli jenis mineral. Beberapa ahli/pakar mesin memberikan saran apabila
menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya
dengan oli sintetis karena oli sintetis umumnya mengikis sisa komponen dan peertikel yang
ditinggalkan oli mineral sehingga sisa partikel tersebut terangkat dan mengalir ke celah-
celah mesin sehingga dapat mengganggu performa mesin.

b. Oli Synthetic

Oli Synthetic merupakan hasil campuran dari Poly Alpha Olefin dengan oli mineral. Pada
dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan
dengan oli mineral. Oli Synthetic lebih direkomendasikan untuk mesin teknologi baru seperti
mesin turbo, supercharge, DOHC (Double Over Head Camshaft) dimana mesin
tersebutmembutuhkan pelumasan lebih baik karena celah komponen mesin lebih kecil.

c. Oli Semi Synthetic

Synthetic Blend Oil atau oli Semi Synthetic yang merupakan oli dengan campuran antara
oli mineral dan oli sintetik. Kadar oli sintetik yang terdapat pada oli ini antara 10% hingga
25%. Kelebihan dari oli semi sintetik ini adalah harganya yang relatif lebih murah dari pada
oli sintetik dan kualitasnya juga lebih baik dari pada oli mineral. Untuk oli Semi Synthetic
sendiri penggunaanya berada diantara oli mineral dan Synthetic.

Faktor Yang Mempengaruhi Minyak Pelumas

 Viskositas: Kemampuan minyak untuk melumasi dan melindungi bergantung pada


viskositasnya. Minyak dengan viskositas yang tepat dibutuhkan untuk kondisi
operasional tertentu.
 Aditif Tambahan: Minyak pelumas sering kali diperkaya dengan aditif seperti antioksidan,
penstabil, pembersih, dan penambah indeks viskositas untuk meningkatkan kinerjanya
dalam kondisi ekstrem atau selama jangka waktu yang panjang.
 Suhu Operasional: Minyak pelumas harus mampu bekerja efektif dalam rentang suhu
yang berbeda. Suhu tinggi dapat menyebabkan degradasi minyak, sementara suhu rendah
dapat membuatnya terlalu kental.
 Tekanan: Minyak pelumas harus dapat mempertahankan sifat pelumasnya di bawah
tekanan tinggi, seperti dalam sistem mesin yang beroperasi di kondisi berat.
 Kontaminasi: Kotoran, air, atau partikel lain dapat mengurangi kinerja minyak. Sistem
filtrasi dan tindakan pencegahan lainnya diperlukan untuk mengurangi risiko kontaminasi.
 Kompatibilitas Material: Minyak harus kompatibel dengan bahan-bahan yang ada dalam
sistem, termasuk segel dan material lainnya, untuk mencegah korosi atau kerusakan.
 Kondisi Lingkungan: Faktor lingkungan seperti kelembaban, keasaman, dan keberadaan
bahan kimia tertentu di sekitar dapat mempengaruhi stabilitas dan kinerja minyak
pelumas.

Kelebihan Minyak Pelumas

Kelebihan minyak pelumas yaitu:

 Pelumasan
 Pendinginan
 Pembersihan
 Pencegahan Karat dan Korosi
 Penyegelan
 Amortisasi Shock
 Penyempurnaan Performa
 Stabilitas Kimia
 Penurunan Keausan
 Pelarutan Kontaminan

Kekurangan Minyak Pelumas

Kekurangan minyak pelumas yaitu :

 Keterbatasan Umur Pakai


 Kontaminasi
 Ketergantungan pada suhu
 Biodegradabilitas
 Biaya dan pemrosesan limbah
 Resiko pencemaran
 Kesesuaian dengan aplikasi tertentu
 Proses manufaktur

Anda mungkin juga menyukai