Anda di halaman 1dari 11

Pelumasan (Lubrication) Pelumasan adalah tindakan menempatkan pelumas antara permukaan yang saling bergeser untuk mengurangi keausan

dan friksi. Pengembangan dan uji pelumas merupakan aspek tribologi yang menerima perhatian sangat besar. Satu perusahaan pelumas bisa memasarkan ratusan jenis pelumas dan tidak ada. Penggunakan pelumas pada jaman kuno, seperti tergambar pada relief dinding batu di Mesir 4,000 yl., yaitu orang melumasi jalan saat menyeret patung batu yang berat. Pelumasan pada jaman modern, sistim pelumasan didesain untuk mengurangi keausan alat sehingg dapat beroperasi lama dan tanpa pemeliharaan. Alam menggunakan cairan yang disenbut synovial fluid pada pelumasan tulang sendi hewan dan manusia. Sedangkan manusia jaman prasejarah menggunakan lumpur untuk menarik seluncur. Pelumas dari lemak binatang dipakai untuk gerobak pertama, dan terus digunakan sampai abad 19 ketika industri minyak bumi ( petroleum) muncul, yang kemudian mejadi sumber utama pelumas mineral (mineral oil) atau pelumas petro (petroleum lubricant). Kemampuan pelumas petro terus dikembangkan untuk memenuhi bervariasi kebutuhan spesifik seperti sepeda motor, mobil, pesawat, mesin turbo, kereta api, mesin pembangkit tenaga dll. dan tuntutan bertambahnya kecepatan dan kapasitas mesin transportasi maupun mesin industri. Zaman jet dan ruang angkasa memperbaharui minat orang pada pelumas sintetik (synthetic lubricants) karena menawarkan unjuk kerja superior dibandingkan pelumas petro. Minyak lumas sintetik walaupun sudah banyak dipasarkan namun harganya masih beberapa kali lebih mahal dibandingkan dengan pelumas petro konvensional. Akhir-akhir ini kepedulian orang terhadap lingkungan memperbarui minat pada pelumas bio dari minyak nabati (vegetable oils) yang bersifat ramah lingkungan.

Viscosity (Kekentalan)
Assalamu'alaikum, Alhamdulillah pada kesempatan yang sangat sibuk seperti saat ini, yakni Praktikum di kampus, masih ada kesempatan buat berbagi lagi di blog sederhana ini. Kali ini saya mencoba merefresh kembali pelajaran waktu SMK dulu, dengan catatan-catatan yang mungkin masih sangat banyak kekurangannya. Tapi saya selalu berharap, semoga bermanfaat bagi kita semua. aamiin. Baiklah langsung saja ke pembahasan.

Definisi viskositas

Viscosity atau viskositas adalah hambatan terhadap oli untuk mengalir pada temperature tertentu. Jika zat cair mengalir dengan mudah, maka berarti mempunyai viskositas yang rendah, zat cair yang tidak mudah mengalir berarti mempunyai viskositas yang tinggi. Viskositas zat cair dipengaruhi oleh temperatur, bilamana zat cair menjadi lebih panas, maka viskositasnya akan menjadi lebih rendah, begitu juga bilamana zat cairnya menjadi lebih dingin maka viskositasnya akan naik. Contoh yang sangat mudah ialah minyak sayur, dimana viskositas akan berubah bila temperaturnya berubah, bila minyak sayur ada dalam kondisi dingin maka dia akan terasa ketal dan lambat untuk dituangkan. Setelah dipanaskan, maka minyak tersebut akan menjadi lebih encer dan mudah dengan cepat dituangkan. Viscosity Index Viscosity Index (VI) adalah ukuran kekentalan zat cair seiring dengan berubahnya temperature. Jika zat cair relative tetap di berbagai temperature, maka dikatakan zat cair tersebut mempunyai VI yang tinggi. Jika zat cair menjadi lebih kental pada temperature rendah dan sangat encer pada temperature tinggi, maka zat cair tersebut mempunyai VI yang rendah. Pada kebanyakan hydraulic system fluida dengan VI yang rendah. Fluida Tahan Api Ada 3 macam fluida tahan api: 1. 1. Water glycol 2. 2. Water air emulsion 3. 3. Synthetic Water glycol fluid berisi 35-50% air (water inhibit burning), glycol (synthetic chemical hamper menyerupai anti freeze) dan water thickener additive ditambahkan kedalam fluida untuk memperbaiki lubrikasi dan untuk mencegah korosi dan berbuih. Water glycol fluid lebih berat dibanding dengan oil dan bisa menyebabkan pump cavitation pada kecepatan tinggi. Fluida ini bisa bereaksi dengan metal tertentu dan seal. Selain itu juga tidak bisa digunakan / dicampur dengan beberapa cat. Water oil emulsion, paling mahal dari semua fluida tahan api. Maka tidak heran jika banyak perusahaan oli lebih memilih yang synthetic.

Oli mesin

Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin memang banyak ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri yang membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan usia pakai (life time) mesin.

Fungsi
Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsifungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.

Jenis
Oli Mineral

Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga

deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
Oli Sintetis

Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Kekentalan (Viskositas)

Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam. Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.

Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30. Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi. Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing. Sebagai contoh di bawah ini adalah tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
1. 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia 2. 10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan Inggris 3. 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan Indonesia Kualitas

Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama. Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai kategori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin bahkan merusaknya.
API Service Rating

Untuk rating API service, dapat pula dirunut dari mesin-mesin keluaran lama. Namun, pada saat ini bisa juga dirunut dari kategori SF mengingat banyaknya kategori yang akan keluar.

API mesin bensin SM (Current)

Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.

SL (Current)

Merupakan kategori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa mengonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya

SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya

API mesin diesel

CJ-4

Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 2007. Oli dengan kategori API CJ-4 memiliki kriteria performa lebih baik daripada yang dimiliki oleh oli-oli dengan kategori API CI-4 dengan CI-4 PLUS, CI-4, CH-4, CG-4 dan CF-4. Oli dengan kategori API CJ-4 juga mampu secara efektif melumasi mesin-mesin dengan kategori di bawahnya.

CI-4

Diperkenalkan sejak 5 September 2002. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 2004. Oli CI-4 diformulasikan menjaga durabilitas mesin dimana gas buangnya disirkulasi ulang. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4.

CH-4

Diperkenalkan sejak 1998. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 1998. . Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur lebih besar 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, dan CG-4.

CG-4

Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed, four stroke engines. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur kurang 0.5%. Cocok untuk standar emisi 1994 Bisa dipakai pada oli CD, CE, dan CF-4.

CF-4

Diperkenalkan sejak 1990. Untuk mesin high speed, four stroke engines, naturally aspirated dan mesin turbocharger. Bisa dipakai pada oli CD, dan CE.

CF-2

Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines. Bisa dipakai pada oli CD-II.

CF

Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin off road, indirect injected dan beberapa mesin yang memakai bahan bakar dengan kandungan belerang/sulfur di atas 0.5%. Bisa mengganti pada oli CD.

Lubricating system
Sistem pelumasan pada engine diesel merupakan hal yang penting mengingat tuntutan akan performa yang tinggi. Sistem pelumasan tidak saja berfungsi untuk

menyediakan oli yang bersih pada lokasi yang tepat pada engine, tetapi juga oli yang digunakan harus dapat bertahan pada suhu yang tinggi dan waktu penggantian oli yang lebih panjang serta pemakaian oli yang lebih rendah.

Komponen Komponen Sistem Pelumasan :

1. Oil pan atau sump 2. Oil pick-up tube dan suction bell 3. Oil pump 4. Oil pressure relief valve 5. Oil cooler dengan bypass valve 6. Oil filter dengan bypass valve 7. Oil gallery (penyuplai oli ke engine) 8. Piston cooling jet 9. Crankcase breather, line dan pipe

1. Oil Pan Oil pan adalah suatu wadah penampungan untuk oli engine. Oil pan juga membuang panas dari oli engine ke atmosfer. Oil pan berada pada bagian bawah engine.

2. Suction Bell dan Inlet Screen Dari oil pan, oli masuk melalui inlet screen menuju suction bell. Inlet screen mencegah masuknya kotoran-kotoran besar pada sistem. Dari sini oli terhisap menuju ke oil pump.

3. Oil Pump Oil pump merupakan komponen dimana oli yang terkumpul dalam oil pan dihisap ke dalam oil pump melalui suction bell dan inlet screen kemudian dialirkan keseluruh komponen yang membutuhkan pelumasan. Oil pump digerakkan dengan gear yang terhubung dengan crankshaft.

Oil pump merupakan pompa positive displacement gear. Pompa ini memiliki dua buah gear yang saling bertautan. Satu gear sebagai gear penggerak sementara gear lainnya sebagai idler. Kedua gear berputar berlawanan dan menampung oli engine pada bagian luar gigi-giginya dan meneruskannya ke luar pompa dan seterusnya menuju komponen-komponen sistem pelumasan.

4. Oil Pressure Relief valve Sistem pelumasan menggunakan beberapa bypass dan relief valve untuk melindungi engine. Pressure relief valve membatasi tekanan dan bypass valve memungkinkan oli mengalir ke komponen sekitar, ketika filter tsersumbat. relief valve tidak terpisahkan dari pompa yang akan mengatur tekanan kerja maksimum pada sistem. Dengan membatasi tekanan maka akan dapat membantu mengurangi kebocoran sehingga seal dapat tahan lama. Valve akan tetap pada posisi menutup sampai tekanan oli dari pompa naik melebihi tekanan spring pada valve. Saat tekanan pada sistem mencapai tekanan maksimum, oli akan mendorong valve dan membuka aliran oli kembali ke oil pan

sehingga tekanan oli tidak terus meningkat. Bila tekanan oli masih terus naik, plunger akan bergerak lebih jauh sehingga aliran oli menuju oil pan lebih banyak.

5. Oil Cooler Dari oil pump, oli mengalir menuju oil cooler yang berguna memindahkan panas dari oli. Di dalam housing oil cooler terdapat tube - tube untuk mengalirkan cairan pendingin engine (coolant). Proses ini disebut penukaran panas oli engine dengan coolant. Panas dari oli engine masuk melalui elemen pendingin yang memindahkan panas ke coolant engine.

- Oil Cooler Bypass Valve Pada saat engine dihidupkan dalam kondisi dingin, oli yang dingin akan sulit mengalir melalui oil cooler. Untuk mencegah hambatan ini, yang nantinya akan menyebabkan sistem kekurangan oli, pada sistem dipasang oil cooler bypass valve (yang terdapat pada oil cooler. Komponen ini merasakan tekanan oli pada sisi masuk dan sisi keluar cooler dan dirancang untuk membuka dan mengalir kan oli tanpa melewati cooler saat oli dingin dan kental. Ketika valve terbuka, memungkinkan oli tetap mengalir menuju komponen engine yang bergerak tanpa melalui oil cooler.

6. Oil Filter Oli mengalir dari cooler menuju ke oil filter. Oil filter dapat dipasang satu atau lebih tergantung pada rancangan engine. Pada Oil filter base paling sedikit terdapat satu elemen filter. Kebanyakan engine diesel menggunakan filter oli tipe spin-on style

yang menyaring aliran secara menyeluruh untuk membuang material asi ng dari oli engine. Umumnya filter membutuhkan penggantian setiap 250 jam operasi.

- Oil Filter Bypass Valve Oil filter bypass valve merupakan directional valve. Oli engine mengalir menuju bagian luar filter, melalui filter dan kemudian keluar melalui lubang dibagian tengah filter dalam kondisi kerja normal. Akan tetapi, elemen filter menghambat aliran oli terutama pada saat oli dingin atau filter dalam keadaan kotor. Untuk mencegah kerusakan pada elemen dan kemungkinan kekurangan oli menuju sistem, pada filter base dipasang filter bypass valve.

7. Oil Gallery

Oli mengalir dari oil filter menuju main oil galleri yang teletak pada engine block melalui oil manifold, oil passage to main and cam bearing, camshaft and main bearing oil passage, lifters, rocker shaft, piston cooling jet , oil supply to turbocharger untuk melumasi komponen komponen dari engine yang perlu untuk diberi pelumasan.

Anda mungkin juga menyukai