Anda di halaman 1dari 17

Berikut adalah sejarah singkat penemuan grease hingga saat ini:

Zaman Kuno:

Grease alami, seperti lemak hewan dan minyak tumbuhan, digunakan sebagai pelumas oleh peradaban
kuno.

Zaman Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Romawi Kuno menggunakan lemak hewan untuk melumasi roda,
poros, dan peralatan lainnya.

Berikut adalah contoh-contoh lemak hewan dan minyak tumbuhan:

Lemak hewan:

Lemak sapi: Lemak sapi adalah lemak yang diperoleh dari daging sapi. Ini adalah lemak jenuh yang
umum digunakan dalam industri makanan dan pembuatan sabun.

Lemak babi: Lemak babi adalah lemak yang berasal dari babi. Ini sering digunakan dalam pembuatan
produk daging olahan, seperti sosis dan bacon.

Mentega: Mentega adalah lemak hewani yang diperoleh dari susu sapi. Ini digunakan dalam memasak,
pelelehan, dan pembuatan kue.

Minyak tumbuhan:

Minyak kelapa: Minyak kelapa diperoleh dari daging kelapa matang. Ini sering digunakan dalam
memasak, pembuatan produk perawatan kulit, dan industri kosmetik.

Minyak zaitun: Minyak zaitun adalah minyak tumbuhan yang diekstraksi dari buah zaitun. Ini digunakan
dalam memasak, pembuatan saus salad, dan sebagai bahan dalam produk perawatan tubuh.

Minyak biji bunga matahari: Minyak ini diekstraksi dari biji bunga matahari. Ini memiliki banyak
kegunaan dalam memasak, industri kosmetik, dan sebagai bahan baku dalam produksi biodiesel.

Abad ke-19:

Grease yang terbuat dari lemak hewan dan lemak mineral digunakan secara luas dalam industri
perkeretaapian dan industri lainnya.

Permintaan akan pelumas yang lebih efektif meningkat dengan perkembangan industri.

Abad ke-20:
Pada awal abad ke-20, pengembangan industri kimia membawa penemuan proses pengentalan minyak
pelumas menggunakan pengental, seperti sabun logam.

Grease dengan sifat yang lebih stabil dan dapat disesuaikan dikembangkan.

Aditif mulai digunakan dalam grease untuk meningkatkan sifat-sifatnya, seperti ketahanan terhadap
tekanan tinggi, suhu ekstrem, dan keausan.

Perang Dunia II:

Perkembangan grease dipercepat selama Perang Dunia II untuk memenuhi kebutuhan militer yang
semakin kompleks.

Grease yang tahan panas, tahan air, dan tahan tekanan tinggi dikembangkan untuk digunakan dalam
mesin pesawat terbang, kendaraan tempur, dan peralatan militer lainnya.

Era Modern:

Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian dan inovasi terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja
grease.

Penggunaan teknologi pengentalan yang lebih canggih, seperti pengental non-sabun, polimer, atau
kompleks lithium, membantu menghasilkan grease dengan karakteristik yang lebih baik.

Aditif yang lebih maju digunakan untuk memberikan sifat tambahan, seperti antioksidan, antiwear, dan
penurun kebisingan.

Fokus juga diberikan pada pengembangan grease yang ramah lingkungan dan memiliki dampak minim
terhadap lingkungan.

Seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan industri yang semakin kompleks, penelitian dan inovasi
terus dilakukan untuk menghasilkan grease yang lebih efektif, tahan lama, dan dapat memenuhi
persyaratan aplikasi yang beragam.

Analogi singkat dari grease adalah mentega yang digunakan pada permukaan roti. Seperti halnya
mentega yang melapisi roti untuk membuatnya lebih lezat dan mencegahnya menjadi kering, grease
juga melapisi permukaan logam untuk melumasi dan melindungi komponen mesin dari keausan dan
korosi. Dengan adanya grease, komponen mesin dapat bergerak dengan lancar dan terhindar dari
kerusakan yang disebabkan oleh gesekan dan faktor lingkungan.
Greses?

Thickener Wear Mech. Dropping Corrosion


Resist Stability Point Resistance

I. Introduction

A. Definition and significance of grease

pelumas padat atau semi-cair yang terdiri dari zat pengental dalam pelumas cair.

grease atau gemuk digunakan sebagai pelumas yang tetap pada posisinya

Grease digunakan untuk pelumasan berbagai peralatan seperti:

- Bearing /Bantalan

- Coupling

- Open gear/ persneling/roda gigi

- wire ropes/cable (tali kawat/kabel)

kapan gemuk digunakan?

Oli adalah pelumas pilihan pertama, tetapi gemuk digunakan saat:

- bagian yang akan dilumasi sulit dijangkau atau jarang membutuhkan pelumasan

- segel yang efektif terhadap masuknya kontaminan sangat penting

- sistem tidak dapat menahan minyak

aplikasi yang paling umum adalah bantalan, roda gigi dan sambungan

Perbedaan utama antara oli dan grease adalah sebagai berikut:

Konsistensi: Oli memiliki konsistensi cair dan lebih encer, sedangkan grease memiliki konsistensi yang
lebih padat dan seperti pasta. Oli dapat mengalir dengan mudah, sementara grease lebih kental dan
berbentuk semi-padat.
Penggunaan: Oli umumnya digunakan dalam sistem pelumasan yang mengharuskan pelumas dapat
mengalir dengan bebas, seperti pada mesin berputar tinggi atau pada bagian yang membutuhkan
pendinginan. Grease, di sisi lain, cocok untuk aplikasi yang membutuhkan pelumas yang melekat dan
bertahan lama pada permukaan logam, terutama pada aplikasi dengan kecepatan rendah atau beban
berat.

Penetrasi: Oli memiliki kemampuan penetrasi yang baik, sehingga dapat dengan mudah masuk ke celah
dan ruang kecil di antara komponen. Grease, di sisi lain, memiliki kemampuan penetrasi yang terbatas
dan biasanya tetap pada permukaan logam yang dilumasi.

Pelumasan jangka panjang: Grease lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan pelumasan jangka
panjang atau berjangka waktu lama, karena grease dapat tetap berada pada permukaan logam dalam
waktu yang lama. Oli, meskipun dapat memberikan pelumasan yang efektif, sering membutuhkan
pelumasan yang lebih sering karena kemampuannya untuk mengalir dan berkumpul.

Kemampuan peredaman: Oli memiliki kemampuan peredaman yang baik dalam mengurangi gesekan
dan panas yang dihasilkan oleh komponen yang bergerak. Grease juga dapat memberikan peredaman,
tetapi biasanya digunakan dalam aplikasi dengan kecepatan rendah atau beban berat.

Perbedaan-perbedaan ini membuat oli dan grease lebih sesuai untuk aplikasi yang berbeda. Oli lebih
cocok untuk aplikasi yang membutuhkan pelumasan berkelanjutan dan penggunaan pada sistem yang
memiliki komponen bergerak yang cepat, sedangkan grease lebih cocok untuk aplikasi dengan
kecepatan rendah, beban berat, atau membutuhkan pelumasan jangka panjang pada permukaan logam
yang
terpisah.
Translate

faktor Pelumasan Gemuk Pelumas Oli

Suhu hingga 120 C dengan pelumas khusus hingga 220 C hingga 120 C Hingga suhu tinggi dengan oli
khusus

Faktor Kecepatan Hingga kecepatan sedang Hingga kecepatan tinggi

Beban Hingga beban tinggi Hingga beban tinggi

Desain Bearing Relatif sederhana Mungkin perlu lebih kompleks dengan pengaturan umpan oli

Hentikan – mulai pengoperasian Ya Risiko kerusakan pada permukaan bantalan

Berjalan dalam waktu lama tanpa perhatian ya Tidak

Pelumas Sentral

pasokan untuk elemen mesin lainnya Ya

Gemuk tidak dapat mentransfer panas secara efisien atau mengoperasikan sistem hidrolik Ya

Kondisi Kotor Ya

Sifat penyegelan yang baik mencegah masuknya kontaminan Sistem sirkulasi dengan filter oli diperlukan

B. Purpose and scope of the presentation

Outline Presentation

II. Basics of Grease

A. Composition and components of grease


B. Types of grease and their characteristics

Berikut adalah beberapa jenis gemuk umum beserta sifat tipikalnya dalam hal titik jatuh, stabilitas
mekanis, ketahanan aus, anti-ketahanan, stabilitas air, masa pakai termal, kebisingan gemuk, biaya
gemuk, dan titik relatif:

tidak kompatibel, disarankan untuk membersihkan bantalan atau kotak persneling

Kompatibilitas batas, lebih sering regreasing direkomendasikan di awal untuk menghilangkan gemuk
lama dengan cepat

gemuk kompatibel, tidak ada tindakan khusus yang harus diambil

Harap dicatat bahwa properti ini adalah panduan umum dan dapat bervariasi tergantung pada formulasi
dan pabrikan gemuk tertentu. Penting untuk merujuk ke lembar data produk atau berkonsultasi dengan
pabrikan untuk sifat yang tepat dan karakteristik kinerja dari jenis gemuk tertentu.

gadus naming tells you if the grease is synthetic or not

S5 greases are full synthetics.


S4 grease are synthetic blends.

S3 and below grease

Gemuk sintetik mengacu pada jenis gemuk yang diformulasikan menggunakan minyak dasar sintetik,
bukan minyak mineral. Ada beberapa jenis minyak dasar sintetik yang biasa digunakan dalam produksi
gemuk sintetik. Beberapa jenis utama meliputi:

Secara umum, formula grease dan oil dapat mencakup beberapa komponen sebagai berikut:

Formula Grease:

Minyak dasar (base oil): Komponen utama dalam grease, yang dapat berupa minyak mineral atau
minyak sintetik seperti PAO (Polyalphaolefin), ester, atau poliglikol.

Thickener (pengental): Digunakan untuk memberikan konsistensi padat pada grease. Thickener yang
umum digunakan termasuk lithium, kalsium, polyurea, atau kompleks aluminium.

Additive (tambahan): Digunakan untuk memberikan sifat khusus pada grease, seperti antiwear/EP,
anticorrosion, antioxidant, dan sifat-sifat lainnya sesuai dengan aplikasi yang ditujukan.

Formula Oil:

Minyak dasar (base oil): Komponen utama dalam minyak, yang dapat berupa minyak mineral, minyak
sintetik seperti PAO, ester, atau polyglycol.

Additive (tambahan): Ditambahkan ke minyak untuk meningkatkan performa dan memberikan sifat
khusus sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Additive yang umum digunakan termasuk antiwear/EP,
anticorrosion, antioxidant, deterjen, dispersan, dan sifat-sifat lainnya yang diperlukan.

Perlu diingat bahwa formula grease dan oil dapat bervariasi tergantung pada produsen dan jenis aplikasi
yang ditujukan. Komposisi dan persentase masing-masing komponen dalam formula grease dan oil
dapat berbeda untuk memenuhi persyaratan dan performa yang diinginkan.

Berikut adalah beberapa contoh bahan pelumas yang sering digunakan dalam industri untuk
memberikan sifat antiwear/EP (Extreme Pressure), anticorrosion, antioxidant, peningkatan kemampuan
perekatan (adhesive ability), dan deaktivasi logam:

Antiwear / EP (Extreme Pressure):


Fosfat: Fosfat adalah aditif yang sering ditambahkan ke pelumas untuk memberikan sifat antiwear dan
EP. Fosfat membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam yang bersentuhan untuk mengurangi
gesekan dan keausan.

Anticorrosion:

Zinc Dialkildithiophosphate (ZDDP): ZDDP adalah aditif pelumas yang memiliki sifat antiwear dan
anticorrosion. Ini membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam untuk mencegah korosi.

Antioxidant:

Fenilena-diamina: Ini adalah contoh bahan aditif yang sering digunakan sebagai antioksidan dalam
pelumas. Fenilena-diamina membantu melindungi pelumas dari oksidasi yang dapat menghasilkan
endapan dan kerusakan pada suhu tinggi.

Increasing adhesive Ability:

Aditif perekat: Bahan aditif yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan perekatan pelumas ke
permukaan logam. Contoh aditif perekat meliputi polimer-pelarut, ester, dan asam lemak.

Metal deactivation:

Amina: Beberapa amina digunakan sebagai aditif pelumas untuk mengurangi korosi pada logam
tertentu. Mereka berfungsi dengan membentuk lapisan pelindung di permukaan logam dan
menghambat reaksi kimia yang dapat merusak logam.

Perlu dicatat bahwa ini hanya beberapa contoh bahan aditif pelumas yang umum digunakan. Ada
berbagai macam aditif lain yang tersedia di pasar dengan sifat dan fungsi yang berbeda untuk memenuhi
persyaratan khusus dalam aplikasi pelumas. Pemilihan aditif yang tepat harus mempertimbangkan
kondisi operasional dan persyaratan khusus dari sistem yang digunakan.

Polyalphaolefin (PAO): Gemuk berbahan dasar PAO banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena
stabilitas termalnya yang sangat baik, indeks viskositas yang tinggi, dan ketahanan oksidasi yang baik.
Mereka dapat beroperasi pada suhu tinggi dan rendah dan memberikan kinerja pelumasan yang baik.

Indeks Viskositas Sangat Tinggi Hidroisomerisasi (XHVI): Gemuk berbahan dasar XHVI adalah oli dasar
sintetik yang sangat halus yang menawarkan stabilitas viskositas yang luar biasa pada rentang suhu yang
luas. Mereka memberikan stabilitas geser dan kekuatan film yang sangat baik, menjadikannya cocok
untuk aplikasi beban tinggi dan tekanan ekstrem.
Gas-to-Liquid (GTL): Gemuk berbasis GTL diproduksi dari gas alam dan menawarkan stabilitas termal dan
oksidatif yang sangat baik. Mereka memiliki volatilitas rendah, ketahanan tinggi terhadap oksidasi, dan
sifat suhu rendah yang baik, membuatnya cocok untuk aplikasi yang menuntut.

Ester: Gemuk sintetik yang diformulasikan dengan oli dasar ester menunjukkan pelumasan yang sangat
baik dan perlindungan keausan. Mereka memiliki stabilitas geser yang tinggi, ketahanan yang baik
terhadap degradasi termal, dan sering digunakan dalam aplikasi dengan kecepatan tinggi, suhu tinggi,
atau tekanan ekstrem.

Poliglikol: Gemuk berbasis poliglikol dikenal karena ketahanannya yang luar biasa terhadap oksidasi dan
degradasi termal. Mereka memberikan pelumasan yang sangat baik di bawah kondisi suhu tinggi dan
biasanya digunakan dalam aplikasi di mana pencucian air atau paparan uap menjadi perhatian.

Selain minyak dasar sintetik yang biasa digunakan ini, ada minyak dasar sintetik khusus lainnya yang
tersedia untuk aplikasi khusus, seperti gemuk berbasis silikon, gemuk berfluorinasi, dan lain-lain.

Gemuk sintetik menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan gemuk berbahan dasar mineral,
termasuk kinerja suhu yang lebih baik, interval pelumasan yang lebih lama, ketahanan oksidasi yang
lebih baik, dan peningkatan kapasitas pengangkutan beban. Namun, pemilihan gemuk sintetik yang
sesuai bergantung pada persyaratan aplikasi khusus dan kompatibilitas dengan komponen peralatan.

Pelumas mineral diformulasikan menggunakan minyak dasar yang berasal dari minyak bumi, khususnya
minyak mentah. Dua jenis oli dasar mineral yang umum digunakan dalam produksi gemuk mineral
adalah:

Parafinik: Minyak dasar mineral parafinik berasal dari minyak mentah melalui proses pemurnian.
Mereka memiliki hidrokarbon jenuh tingkat tinggi, yang memberi mereka stabilitas oksidasi dan
ketahanan panas yang baik. Gemuk mineral parafin banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri
karena hemat biaya dan sifat pelumasannya untuk keperluan umum.

Naftenat: Minyak dasar mineral naftenat juga berasal dari minyak mentah tetapi memiliki konsentrasi
hidrokarbon naftenat yang lebih tinggi. Minyak dasar ini menawarkan solvabilitas dan kompatibilitas
yang baik dengan aditif, serta sifat suhu rendah yang sangat baik. Gemuk mineral naphthenic umumnya
digunakan dalam aplikasi yang sangat membutuhkan kinerja suhu rendah, seperti aplikasi otomotif dan
pendinginan.
Gemuk mineral parafin dan naftenat menawarkan pelumasan dan perlindungan yang baik untuk
berbagai peralatan dan mesin. Mereka memiliki karakteristik dan atribut kinerja yang berbeda,
membuatnya cocok untuk aplikasi yang berbeda.

Penting untuk diperhatikan bahwa minyak mineral naftenat dianggap sebagai bagian dari minyak dasar
Grup V, yang juga mencakup jenis minyak dasar khusus lainnya, seperti poliol ester, polialkilena glikol,
dan minyak silikon. Minyak dasar Grup V ini menawarkan sifat unik dan sering digunakan dalam aplikasi
khusus yang membutuhkan kinerja luar biasa, seperti suhu ekstrim, beban tinggi, atau kondisi
pengoperasian yang berat.

Pemilihan antara gemuk mineral parafinik dan naftenat bergantung pada faktor-faktor seperti kondisi
pengoperasian, kisaran suhu, persyaratan beban, dan kompatibilitas dengan komponen peralatan.
Sangat penting untuk berkonsultasi dengan rekomendasi pabrikan dan mempertimbangkan persyaratan
aplikasi khusus saat memilih gemuk mineral yang sesuai.

C. Importance of selecting the right grease for specific applications

memilih gemuk yang tepat untuk aplikasi tertentu sangat penting karena beberapa alasan:

Pelumasan Optimal: Aplikasi yang berbeda memiliki persyaratan pelumasan yang unik, seperti beban,
kecepatan, suhu, dan kondisi pengoperasian. Menggunakan gemuk yang tepat memastikan pelumasan
yang tepat, mengurangi gesekan dan keausan di antara bagian yang bergerak. Ini membantu
memaksimalkan kinerja dan masa pakai peralatan.

Perlindungan Peralatan: Gemuk bertindak sebagai penghalang pelindung terhadap kontaminan, seperti
kotoran, debu, dan kelembapan. Dengan memilih gemuk yang sesuai, Anda dapat melindungi komponen
peralatan secara efektif dari korosi, karat, dan kerusakan, terutama di lingkungan yang keras atau
aplikasi luar ruangan.

Stabilitas Suhu: Gemuk memiliki rentang suhu tertentu di mana mereka bekerja secara optimal. Memilih
gemuk dengan stabilitas suhu yang sesuai memastikan bahwa gemuk dapat menahan suhu
pengoperasian yang diantisipasi tanpa kehilangan sifat pelumasnya atau menjadi terlalu kental atau
encer.

Kompatibilitas: Kompatibilitas antara gemuk dan bahan yang digunakan dalam peralatan sangat penting.
Menggunakan gemuk yang tidak cocok dapat menyebabkan reaksi kimia, pembengkakan, atau degradasi
seal, gasket, atau komponen lainnya. Memilih gemuk yang kompatibel membantu menjaga integritas
dan umur panjang peralatan.

Pertimbangan Lingkungan: Aplikasi tertentu, seperti pada industri pengolahan makanan atau farmasi,
memerlukan gemuk yang memenuhi standar peraturan khusus untuk keselamatan dan dampak
lingkungan. Memilih gemuk yang mematuhi peraturan terkait memastikan kepatuhan dan mengurangi
risiko kontaminasi.

Hemat Biaya: Memilih gemuk yang tepat dapat menghasilkan penghematan biaya dalam jangka panjang.
Menggunakan gemuk dengan sifat dan kinerja optimal untuk aplikasi mengurangi kebutuhan perawatan,
memperpanjang umur peralatan, dan meminimalkan risiko kegagalan atau kerusakan yang tidak
terduga. Ini membantu mengurangi downtime dan biaya terkait.

Keselamatan dan Keandalan: Menggunakan gemuk yang tepat akan meningkatkan keselamatan dengan
memastikan pengoperasian peralatan yang mulus dan andal. Pelumasan yang tepat mengurangi risiko
panas berlebih, kerusakan mekanis, dan potensi kecelakaan. Ini juga membantu menjaga keandalan
peralatan, meminimalkan waktu henti yang tidak direncanakan, dan meningkatkan produktivitas secara
keseluruhan.

Berikut ini adalah beberapa poin yang perlu digaris bawahi dalam pentingnya memilih grease yang tepat
untuk aplikasi tertentu:

Kinerja yang Optimal: Memilih grease yang sesuai dengan aplikasi spesifik membantu memastikan
kinerja yang optimal dari peralatan. Grease yang tidak cocok dapat menyebabkan gesekan yang
berlebihan, keausan, dan penurunan efisiensi.

Perlindungan yang Efektif: Grease yang tepat memberikan perlindungan yang efektif terhadap korosi,
oksidasi, dan kontaminan lainnya. Ini membantu memperpanjang umur pakai peralatan dan menjaga
keandalan operasional.

Kondisi Lingkungan: Memilih grease yang sesuai dengan kondisi lingkungan di mana peralatan
beroperasi sangat penting. Grease yang tahan terhadap suhu ekstrem, kelembaban, atau bahan kimia
tertentu akan memberikan perlindungan yang optimal.

Kompatibilitas Bahan: Penting untuk memilih grease yang kompatibel dengan bahan-bahan yang
digunakan dalam peralatan. Grease yang tidak kompatibel dapat menyebabkan kerusakan atau korosi
pada permukaan yang berinteraksi dengannya.

Efisiensi Biaya: Dengan memilih grease yang sesuai, dapat dicapai efisiensi biaya jangka panjang. Grease
yang tahan lama dan memerlukan pelumasan yang lebih sedikit atau lebih jarang dapat mengurangi
biaya pemeliharaan dan penggantian.
Rekomendasi Produsen: Produsen peralatan sering memberikan rekomendasi mengenai jenis grease
yang tepat untuk digunakan dalam aplikasi mereka. Mengikuti rekomendasi ini akan membantu
memastikan pemilihan grease yang sesuai.

Keamanan dan Lingkungan: Beberapa aplikasi memiliki persyaratan keamanan atau lingkungan yang
ketat. Memilih grease yang memenuhi standar keamanan dan ramah lingkungan penting untuk
memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

Mengingat pentingnya memilih grease yang tepat, konsultasikan dengan ahli pelumas atau produsen
untuk mendapatkan rekomendasi yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik aplikasi Anda.

III. Grease Application Procedure

A. Equipment preparation and inspection

Pemilihan gemuk - peralatan

pemilihan gemuk ditentukan oleh peralatan yang akan dilindungi oleh gemuk tersebut dan kondisi
pengoperasiannya. Terminologi berkaitan dengan jenis shock loading yang paling mungkin terjadi.

- Beban Reguler = RL

* Kelancaran dan bantalan kecepatan tinggi yang paling sering ditemukan di motor listrik

* Minyak dasar viskositas IAO 100/150

-Tekanan ekstrim = EP

-Tugas Sedang = MD

* Bantalan dan roda gigi tunduk pada beberapa gerakan kejut. (stop/start) Kebanyakan Gears dan
beberapa bwaring yang lebih besar

* Minyak dasar viskositas ISO 150/220/320

B. Techniques for applying grease (manual and automatic)

C. Determining proper quantity and frequency of greasing

D. Considerations after grease application

IV. Troubleshooting and Maintenance

A. Common grease-related problems

B. Identifying signs of inadequate lubrication

C. Best practices for grease maintenance and troubleshooting


V. Conclusion

A. Recap of key points covered

B. Importance of proper grease selection, application, and maintenance

C. Closing remarks and invitation for questions

PRINSIP KERJA /CARA KERJA

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih grease meliputi:

Spesifikasi OEM masing-masing unit: Periksa panduan pemilik dan manual peralatan untuk mengetahui
rekomendasi grease dari produsen peralatan. Menggunakan grease yang disarankan oleh produsen akan
membantu menjaga jaminan peralatan dan kinerja optimal.

Kecepatan Operasi: Grease yang digunakan harus dapat bekerja dengan baik pada kecepatan operasi
yang diinginkan. Kecepatan tinggi atau tinggi RPM dapat memerlukan grease dengan stabilitas struktural
yang baik untuk menghindari perubahan viskositas atau kehilangan kemampuan pelumasan.

Suhu Kerja Komponen dan Temperatur Area Kerja: Perhatikan suhu operasi komponen dan lingkungan
kerja. Grease harus tahan terhadap suhu tinggi atau rendah yang dapat terjadi dalam operasi normal.
Grease dengan kisaran suhu yang luas atau grease khusus yang dirancang untuk suhu ekstrem mungkin
diperlukan.

Beban Kerja Komponen: Grease yang dipilih harus dapat menahan beban kerja yang diberikan pada
komponen peralatan. Beban yang tinggi atau tekanan yang berat memerlukan grease dengan sifat
tekanan tinggi (EP - Extreme Pressure) atau kemampuan pengurangan gesekan yang baik.

Lingkungan Operasi: Identifikasi lingkungan operasi, termasuk kelembaban, debu, kontaminan kimia,
atau bahan-bahan korosif. Grease yang dipilih harus tahan terhadap lingkungan tersebut untuk
melindungi peralatan dari korosi, oksidasi, atau pencemaran.

Metode Greasing: Pertimbangkan metode aplikasi grease yang digunakan, apakah secara manual,
pelumasan otomatis, atau menggunakan perangkat pelumas titik tunggal. Beberapa grease mungkin
lebih cocok untuk metode aplikasi tertentu, dan konsistensi grease harus sesuai dengan metode aplikasi
yang digunakan.

Interval Greasing: Perhatikan jadwal pemeliharaan dan interval pelumasan yang direkomendasikan.
Grease yang dipilih harus dapat mempertahankan performa pelumasnya dalam interval waktu yang
ditentukan tanpa terjadi degradasi kinerja.

Penting untuk berkonsultasi dengan produsen grease, spesialis pelumas, atau produsen peralatan untuk
mendapatkan rekomendasi yang tepat berdasarkan faktor-faktor di atas.

Fungsi utama grease adalah sebagai berikut:

Pelumasan: Grease digunakan sebagai media pelumasan untuk mengurangi gesekan dan keausan antara
permukaan logam yang bergerak satu sama lain. Grease membentuk lapisan pelindung yang melumasi
permukaan logam dan mencegah gesekan langsung antara mereka.

Perlindungan dari Karat dan Korosi: Grease dapat melindungi permukaan logam dari korosi dan oksidasi
dengan membentuk lapisan pelindung yang tahan terhadap air dan bahan kimia yang merusak.

Penahanan Debu dan Kotoran: Grease yang memiliki sifat adhesi dan kohesi yang baik dapat menahan
debu, kotoran, dan partikel-partikel lain yang dapat masuk ke dalam komponen mesin. Ini membantu
mencegah kerusakan dan keausan yang disebabkan oleh partikel abrasif.

Reduksi Keausan: Dengan melumasi permukaan logam yang bergerak satu sama lain, grease dapat
mengurangi gesekan dan keausan yang terjadi pada komponen mesin. Ini membantu meningkatkan
umur pakai dan efisiensi operasional peralatan.

Penahanan Suhu: Grease dapat melindungi komponen mesin dari suhu yang ekstrem. Grease yang
dirancang khusus dapat mempertahankan stabilitas strukturalnya pada suhu tinggi dan rendah, menjaga
performa pelumasan mesin dalam berbagai kondisi suhu.
Penahanan Air: Grease yang tahan terhadap air dapat melindungi komponen mesin dari kerusakan yang
disebabkan oleh kelembaban atau lingkungan yang lembap. Ini membantu menjaga integritas dan
performa peralatan dalam kondisi yang basah.

Penahanan Kejutan dan Beban Berat: Grease yang memiliki sifat adhesi dan kohesi yang baik dapat
membantu menahan kejutan dan beban berat pada komponen mesin. Ini membantu mencegah
kerusakan dan kegagalan yang disebabkan oleh tekanan yang berlebihan.

Fungsi-fungsi ini menjadikan grease sebagai komponen penting dalam pelumasan mesin dan peralatan,
membantu menjaga kinerja yang optimal, mengurangi gesekan dan keausan, serta memperpanjang
umur pakai peralatan.

Menggunakan grease sebagai pelumas memiliki beberapa manfaat atau keuntungan, antara lain:

Pelumasan yang lebih tahan lama: Grease memiliki kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
minyak pelumas, sehingga dapat memberikan pelumasan yang lebih tahan lama. Grease dapat
menempel dan melumasi permukaan logam dengan lebih baik, sehingga meminimalkan kebutuhan
untuk pelumasan ulang secara teratur.

Pelindung yang lebih baik: Grease memiliki kemampuan untuk membentuk lapisan pelindung pada
permukaan logam yang melumasi. Hal ini membantu melindungi permukaan logam dari keausan, korosi,
dan kerusakan akibat gesekan. Grease juga dapat memberikan perlindungan tambahan melalui aditif
antioksidan, anticorrosion, dan antiwear yang terkandung di dalamnya.

Stabilitas dalam berbagai kondisi: Grease memiliki stabilitas yang baik dalam berbagai kondisi
operasional, termasuk suhu tinggi, beban berat, getaran, dan lingkungan yang kotor. Grease mampu
menjaga integritas strukturalnya dan tetap melumasi dengan baik dalam kondisi yang menantang.

Kemampuan penetrasi: Grease memiliki sifat penetrasi yang baik, artinya dapat menembus celah-celah
kecil dan area yang sulit dijangkau. Hal ini memungkinkan grease mencapai dan melumasi komponen
yang membutuhkan pelumasan, bahkan dalam area yang sulit dijangkau oleh minyak pelumas cair.
Mengurangi kebocoran: Grease memiliki kekentalan yang tinggi, sehingga dapat membantu mencegah
kebocoran pelumas dari sambungan atau area yang tidak diinginkan. Grease dapat tetap berada pada
tempatnya dan tidak mudah terdorong atau tercuci oleh gerakan atau tekanan.

Penghematan biaya: Grease yang tahan lama dan stabil dapat mengurangi frekuensi pelumasan ulang,
sehingga mengurangi biaya perawatan dan pemeliharaan. Grease juga dapat melindungi komponen dari
kerusakan dan keausan, yang dapat mengurangi biaya penggantian dan perbaikan.

Kebersihan dan lingkungan: Grease memiliki kemampuan untuk menahan kotoran dan partikel kecil,
sehingga dapat membantu menjaga kebersihan dan kualitas lingkungan kerja. Grease juga dapat
membantu mengurangi kebocoran pelumas yang dapat mencemari lingkungan.

Penggunaan grease sebagai pelumas memiliki sejumlah manfaat ini, yang menjadikannya pilihan yang
baik untuk aplikasi yang membutuhkan pelumasan yang tahan lama, perlindungan yang baik, dan
stabilitas dalam berbagai kondisi operasional.

Prosedur aplikasi grease melibatkan beberapa langkah penting untuk memastikan pelumasan yang
efektif. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam prosedur aplikasi grease:

Persiapan permukaan: Pastikan permukaan yang akan dilumasi bersih dari kotoran, debu, atau sisa
pelumas sebelumnya. Gunakan pelarut atau pembersih yang sesuai untuk membersihkan permukaan
jika diperlukan.

Pemeriksaan peralatan: Inspeksi visual peralatan yang akan dilumasi untuk memastikan tidak ada
kerusakan atau keausan yang signifikan. Periksa juga sistem pelumasan untuk memastikan tidak ada
kebocoran atau masalah lain yang perlu diperbaiki sebelum pelumasan.

Pemilihan metode aplikasi: Tentukan metode aplikasi grease yang sesuai dengan peralatan dan aplikasi
yang akan dilumasi. Metode yang umum digunakan termasuk penggunaan grease gun, sistem
pelumasan otomatis, atau aplikasi manual menggunakan sikat atau spatula.

Aplikasi grease: Tempatkan grease pada permukaan yang membutuhkan pelumasan. Pastikan untuk
mendistribusikan grease secara merata dan memastikan bahwa semua komponen yang perlu dilumasi
tercakup dengan baik.
Jumlah yang tepat: Pastikan untuk menggunakan jumlah grease yang sesuai sesuai dengan rekomendasi
produsen atau spesifikasi peralatan. Terlalu sedikit grease dapat mengurangi efektivitas pelumasan,
sedangkan terlalu banyak grease dapat menyebabkan kelebihan grease yang tidak diinginkan.

Perawatan lanjutan: Monitor kondisi pelumas secara berkala dan lakukan pelumasan ulang sesuai
dengan interval yang ditentukan. Perhatikan perubahan suhu, beban kerja, dan lingkungan operasional
yang dapat mempengaruhi kebutuhan pelumasan.

Catat dan dokumentasikan: Catat penggunaan grease, tanggal aplikasi, jumlah yang digunakan, dan
informasi penting lainnya untuk pemantauan dan perawatan lanjutan.

Dengan mengikuti prosedur aplikasi grease yang tepat, kita dapat memastikan pelumasan yang efektif,
melindungi komponen dari keausan dan kerusakan, serta memperpanjang umur pakai peralatan.

Untuk kecepatan rendah, grease sebenarnya memerlukan viskositas yang LEBIH TINGGI, bukan
viskositas rendah.

Pada kecepatan rendah, grease dengan viskositas yang lebih tinggi memiliki manfaat yang lebih baik.
Viskositas yang tinggi akan membantu grease tetap berada di tempat dan mencegah pemindahan atau
aliran yang tidak diinginkan pada kecepatan rendah. Grease dengan viskositas tinggi dapat memberikan
perlindungan yang lebih baik melalui pembentukan lapisan tebal di antara permukaan logam yang
bersentuhan, mengurangi gesekan dan keausan yang terjadi.

Jadi, untuk kecepatan rendah, biasanya diperlukan grease dengan viskositas yang lebih tinggi. Tetapi,
seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan saat
memilih grease, termasuk beban, suhu, jenis persendian, dan persyaratan aplikasi khusus. Saran terbaik
adalah selalu mengacu pada petunjuk produsen atau berkonsultasi dengan ahli teknis untuk
memastikan pemilihan grease yang tepat untuk kebutuhan spesifik Anda.

Anda mungkin juga menyukai