Pelumas adalah cairan atau padatan yang terbuat dari campur base oil (bahan dasar pelumas) dan additive Additive oil adalah zat tambahan yang digunakan untuk menambah performance dari base oil menjadi lebih baik dalam penggunaan di beberapa aplikasi. Base oil yang banyak digunakan umumnya berasal dari minyak bumi (dihasilkan dari proses destilasi minyak mentah di kilang). Sedangkan base oil yang tidak berasal dari minyak bumi dihasilkan dari proses reaksi kimia di pabrik atau dihasilkan dari minyak nabati yang biasanya disebut dengan Pelumas Sintetik. Pelumas yang menggunakan base oil dari minyak bumi, sering disebut dengan Pelumas Mineral.
Hewani
Sapi
Babi
Lumba-lumba
Minyak hewani diperoleh dengan cara merebus atau memeras tulang belulang atau lemak dari hewan tersebut di atas. Minyak hewan yang terpenting untuk keperluan teknik ialah minyak tulang dan ikan. Minyak hewan dan minyak tumbuh-tumbuhan keduanya memiliki daya lumas yang baik, Oleh sebab itu minyak hewan dan tumbuhan sangat baik untuk melumasi mesin.
Tumbuhan
Buah Jarak
Kelapa Sawit
b. Bahan Hasil Tambang Bahan yang lazim digunakan saat ini adalah fraksi pelumas yang berasal dari pengolahan minyak bumi, biasanya disebut minyak mineral.
c.
Bahan Sintetik Bahan sintetik adalah bahan kimia yang bukan hasil langsung pengolahan minyak bumi. Bahan ini merupakan hasil rekayasa ahli kimia dan ahli pelumas didalam pembuatan minyak pelumas.
Ester
Fluor
Pelumas Sintetis
Silikon
Klor
Glikol
Jenis-jenis Pelumas:
Pada dasarnya pelumas terbagi menjadi tiga jenis yaitu: a. Pelumas cair (oli)
b. Pelumas semi-solid Penambahan additive seperti sabun yang dicampur dengan pelumas mineral dapat menghasilkan gemuk. Jenis-jenis sabun tersebut ada beberapa macam, antara lain: Lithium, Calcium, Sodium, Aluminium, dan adapula yang bahan dasarnya sintetik.. Gemuk pelumas memiliki daya lekat yang baik pada permukaan logam, sehingga dapat melindungi dari pengaruh udara lembab dan air, serta daya tahan terhadap beban kejut pada bantalan. Sifat-sifat khusus gemuk, antara lain; Menyekat kotoran-kotoran yang masuk atau keluar Tidak terpengaruh oleh temperature Sukar mengalir dan menguap Mencegah masuknya air, dan meskipun ada molekul-molekul air, daya lumas tidak berubah Mempunyai sifat menahan benturan yang besar Mempunyai sifat anti korosi dan oksidasi
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, gemuk pelumas dapat digunakan untuk melumasi bagianbagian yang tidak dapat dilumasi oleh pleumas cair (oli), seperti: Bagian yang mudah terkena debu dan air
c.
Bagian yang tidak rapat Bagian yang mempunyai tekanan tinggi Bagian yang sukar dicapai
Pelumas Gas Pelumas gas memenuhi syarat sebagai pelumas pada 100.00 rpm atau lebih dan dimana poros harus berputar di tempat yang tidak mungkin dihampiri. Digunakan pada penerapan energi nuklir.
mutu ditandai dengan pencantuman kata API Service, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh: Penzoil GT Perforance Plus, API Service SJ. Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan lapisan di antara dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam, Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Jika kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Jika kekentalan pelumas rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis. Jika standar API digunakan untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE Society of American Engineers. Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu: - Pelumas denga kekentalan tunggal (mono grade) Mono grade ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll. - Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade) Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50,dll. Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperature. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas Multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relative luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperature. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunukkan bahwa bila peluas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 50. Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut dingin tidak beku, panas tidak cair. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu, maka pelumas ini relative cocok dipakai untuk semua mesin. Jadi apakah Anda sudah dapat mengetahui jenis spesifikasi pelumas seperti apa yang baik untuk kendaraan Anda? Cermatlah memilih pelumas untuk kendaraan Anda, maka hal itu akan menambah umur kendaraan Anda.. Semoga pengetahuan yang Author dapatkan bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.. Wassalam..