Anda di halaman 1dari 38

PENGANTAR ALIGNMENT

Alignment adalah salah satu proses pemeliharaan


atau perawatan pada elemen mesin pemindah
putaran atau daya, agar perlengkapan yang digunakan
dapat bekerja semaksimal mungkin dan mencegah
kerusakan elemen-elemen mesin lainnya pada
perlengkapan mesin akibat pada saat pemasangan
atau pemeliharaan.
Alignment dilakukan untuk memelihara elemen mesin
pemindah putaran atau daya, seperti:
a. Kopling
b. Puli dan sabuk penggerak

c. Roda gigi rantai dan rantai penggerak


d. Roda gigi

e. Bantalan
Alignment merupakan suatu proses yang meliputi:
a. Kesatusumbuan seperti pada kopling
b. Kesajajaran sumbu poros dan kesebarisan elemen mesin
penggerak dengan sumbu porosnya ,seperti pada puli.
c. Ketidaklurusan antara elemen mesin penggerak
dengan sumbu porosnya, seperti pada roda gigi.
1. KOPLING
Kopling digunakan sebagai elemen pemindah putaran
atau daya dari suatu poros penggerak ke poros yang
digerakan, dimana kondisi sumbu poros tersebut:

a. Satu sumbu
b. Sejajar
c. Menyudut
Beberapa kopling selain digunakan untuk memindahkan
daya atau putaran juga dirancang untuk dapat beroperasi
dan menerima kondisi seperti:
a. Penyimpangan kesatusumbuan yang relatif kecil
b. Pergeseran arah aksial akibat pemuaian panas

c. Hentakan dan getaran


A. Jenis Kopling Tetap
1. Sleeve coupling atau Fixed bush coupling
Kopling ini digunakan untuk memindahkan beban yang
ringan pada putaran rendah dan biasanya pada poros
berukuran kecil. Untuk memindahkan beban digunakan
pena, pasak atau baut pengikat. Kualitas dari permukaan
lubang mempengaruhi masa penggunaan.
2. Split sleeve coupling
Kopling ini lebih mudah pemasangannya dan
pelepasannya dibandingkan sleeve coupling. Kopling ini
menekan poros melalui baut atau ring tirus sehingga
momen puntir dipindahkan melaui gesekan.
3. Flanged coupling
Bentuk permukaan dari sisi kopling ini bermacam-macam,
diantaranya berbentuk lingkaran, elipsa , segitiga ujung
radius, dan lain-lain. Sumbu diantara poros pada kopling ini
harus satu sumbu. Untuk meneruskan daya atau putaran
digunakan baut.
4. Gear coupling
Untuk memindahkan daya atau putaran pada poros
digunakan sepasang roda gigi yang berpasangan, yaitu
roda gigi luar dan roda gigi dalam. Sifat fleksibel didapat
dari hubungan roda gigi.
5. Disc coupling
Sebagai perantara diantara permukaan setengah kopling
digunakan piringan yang mempunyai beberapa lubang
sebagai dudukan pena. Kopling ini terdapat pula dengan
flexibel disc.
6. Jaws coupling
Rahang pada permukaan kopling mempunyai suaian dan
pembagian sudut yang teliti, sehingga beban terbagi secara
merata pada baian sisi samping dari rahang. Kopling jenis ini
terdapat juga dalam konstruksi yang fleksibel.
7. Spacer coupling
Kopling ini digunakan apabila jarak diantara poros
penggerak dan yang digerakan jauh. Sebagai patokan
apabila “gap” kopling lebih besar dari diameter kopling ,
maka kita sebut sebagai “spacer coupling”.
8. Floating shaft coupling
Pada kondisi tertentu poros penggerak atau yang
digerakan menerima beban atau pergerakan arah axial
secara pasti, untuk mengatasi pemuaian axial akibat
panas tinggi digunakan “floating shaft coupling”
9. Chain coupling
Kopling ini digunakan untuk meredam hentakan pada
putaran awal. Penutup pada kopling digunakan untuk
menghindari debu dan mempermudah perawatannya.
Penyimpangan sudut yang diijinkan ½ dan penyimpangan
paralel sebesar 0,01 sampai 0,02 inchi.
10. Pin and rubber bush coupling
Pada saat digunakan pemasangan harus sesuai dengan
instruksi pabrik pembuat, seperti posisi bagian setengah
kopling yang mana yang dipasang pada poros penggerak.
B. Jenis Penyimpangan Kesumbuan pada Kopling
1. Penyimpangan menyudut vertikal
Penyimpangan ini terjadi apabila antara sumbu poros
penggerak dan yang digerakkan menyudut. Perbaikan
dilakukan dengan menaikan atau menurunkan sumbu
poros.
2. Penyimpangan sejajar vertikal

Sumbu diantara dua poros sejajar, untuk memperbaiki


kondisi tersebut sumbu poros dinaikan atau diturunkan
dengan besar yang sama.
3. Penyimpangan menyudut horisontal
Untuk memperbaiki kondisi sumbu poros menyudut
maka sumbu poros harus digeser kearah kiri atau kanan
dengan besar yang berbeda.
4. Penyimpangan kesejajaran horisontal
Sumbu diantara dua poros sejajar, untuk memperbaiki
kondisi tersebut sumbu poros harus digeser ke arah kiri
atau kanan dengan besar yang sama.
C. Tanda Terjadinya Penyimpangan pada Kopling
1. Pada saat mesin beroperasi:
a. Terjadi getaran yang tidak normal di sekitar
komponen, terutama pada poros timbul suara yang
tidak normal
b. Poros beserta kopling terlihat mengayun, terutama
apabila jarak poros penggerak dan yang digerakan
jauh

c. Terjadi panas yang berlebihan pada kopling.


2. Pada saat mesin diam:
a. Kerusakan atau keausan pada kopling

b. Kerusakan pada bantalan


c. Kerusakan pada bantalan
D. Metode Pemeriksaan Penyimpangan Kesumbuan
pada Kopling
1. Menggunakan “staightedge” dan “Feeler gauge”
“staightedge” digunakan untuk memeriksa kerataan
suatu permukaan. Feeler gauge digunakan untuk
mengukur celah atau ruang antara
Untuk memeriksa penyimpangan paralel digunakan
“staightedge” pada permukaan diameter luar kopling.
Besar penyimpangan yang terjadi diukur dengan “feeler
gauge”.
Untuk memeriksa penyimpangan menyudut digunakan
“feeler gauge” pada jarak diantara permukaan sisi
kopling. Kedalaman “feeler gauge” pada empat posisi
harus sama.
2. Menggunakan jangka sorong dan mistar baja
Mistar baja digunakan untuk memeriksa penyimpangan
paralel dan sebagai pengganti “straightedge”.
Pada kopling yang memiliki jarak antara permukaan sisi
kopling yang agak besar, untuk memeriksa penyimpangan
menyudut digunakan jangka sorong pada empat posisi
dengan kedalaman yang sama.
3. Menggunakan “dial indicator”
Dial indicator digunakan untuk memeriksa penyimpangan
paralel dan menyudut secara bersamaan. Arah putaran
jarum pada dial indicator menunjukan posisi
penyimpangan sumbu kopling.
a. Metode :face and rim”
Metode ini sangat teliti apabila dilakukan pada kopling
dimana jarak antara permukaan kopling (gap) lebih kecil
dari diameter kopling.
Apabila dial indicator tidak dapat menunjukan posisi
pemasangan pada kopling, sepasang alat bantu harus
dibuat dan dipasang pada poros.
Hasil pengukuran didapat pada empat posisi (0 o , 90o ,
180o , dan 270o ) untuki masing-masing dial indicator.
Hasil tersebut akan menentukan posisi penyimpangan
paralel dan menyudut (horisontal dan vertikal).
Apabila konstruksi mesin menggunakan “journal bearing”
atau “bush” (memungkinkan poros bergeser kearah
aksial), maka poros harus dikunci, sehingga tidak
bergeser ke arah aksial yang akan mempermudah
pemeriksaan posisi menyudut.

Anda mungkin juga menyukai