Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Dowel Kayu


Mesin dowel kayu merupakan salah satu alternatif konstruksi untuk
membuat kayu segi empat menjadi berbentuk silinder yang cepat dan mudah
dengan menggunakan penggerak motor listrik. Dan sebelum melakukan proses
rancang bangun mesin Dowel kayu ini, perlu nya untuk mengetahui getaran-
getaran yang terjadi pada komponen maupun konstruksi dari alat tersebut dengan
cara melakukan analisa vibrasi. Ada beberapa tinjauan pustaka yang melandasi
timbulnya gagasan untuk meneliti judul yang ditulis karena adanya dorongan
untuk melakukan analisa vibrasi terhadap mesin dowel kayu ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan Wijayanto dkk (2016) Rancang
bangun mesin dowel untuk pembuatan kayu silider dengan diameter 10mm
sampai 20mm untuk industry gagang sapu dan sangkar burung.
Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Ardhian Heru Saputra
dan Bambang Daryanto Wonoyudo (2012) dengan menguji pola vibrasi dari
tranmisi v-belt dibawah pengaruh parallel misalignment. Transmisi v-belt banyak
digunakan di industri karena mudah penanganannya dan murah harganya, tetapi di
samping itu dibanding sistem transmisi daya yang lain v-belt juga lebih sering
menunjukkan gejala fluktuasi transmisi. Diantara sekian metode condition
monitoring, vibrasi sering dipraktekkan di industri, karena vibrasi adalah
indikator yang sangat baik dari kondisi mesin, dan merupakan indikator dini
terjadinya kerusakan/ketidak normalan sebelum terlanjur tumbuh menjadi lebih
serius dan menyebabkan downtime yang tidak direncanakan. Pada studi ini
dilakukan kajian eksperimental guna mempelajari karakteristik vibrasi pada
sistem transmisi v-belt dengan adanya parallel misalignment antar pulley. Studi
dilakukan pada sebuah test bed sistem transmisi v-beltdengan belttunggal.
Pengambilan data dan pengolahan data dilakukan dengan Integrating Vibration
Meter BK-2513. Dari hasil yang didapat, ditemukan bahwa kecepatan rms vibrasi
bertambah seiring bertambahnya besar misalignment. Tendensi grafik cenderung

4
konsisten untuk tiap variasi kecepatan putaran input. Selain itu, gradient (slope)
dari kecepatan rms vibrasi semakin bertambah seiring dengan bertambahnya
misalignment dan kecepatan input pada pulley.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Diah Wulandari dan Muhammad
Mukafi Abdul Fatah (2017) melakukan pengujian Studi Eksperimental pengaruh
nilai getaran mekanis terhadap motor listrik induksi dengan variasi poros
tambahan. Pengukuran vibrasi saat ini semakin luas terutama di bidang industri
dan teknologi, seperti halnya dalam penerapan di bidang industri dalam negeri
untuk mengindikasikan tingkat gangguan yang terjadi pada mesin. Salah satu
contohnya adalah penerapan pengukuran vibrasi dengan variasi material poros
pada motor listrik sebagai penerus daya untuk proses permesinan dalam industri
sehingga dapat meminimalisir kerusakn pada motor listrik. Penelitian ini
dilakukan untuk mengkaji pengaruh nilai getaran mekanis dalam hal ini adalah
material poros terhadap motor listrik induksi sehingga didapatkan poros yang
lebih baik dan mampu meningkatkan produktivitas industri terkait. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Variasi yang digunakan
adalah material poros stainless steel, baja st 41, baja st 60, dan kuningan. Nilai
getaran terbaik atau terkecil didapatkan pada material poros stainless steel
diameter 6 mm, panjang 67 mm, massa 11,59 g, rpm 457,6 dengan hasil nilai
accerelometer 2,05 (m/s2), displacement 0,0013 mm, dan Vrms 1,45 (mm/s) serta
daya input motor listrik 100 watt.
Berdasarkan peneitian-penelitian diatas, penulis tergerak untuk melakukan
penelitian dengan cara menambahkan otomatis pada mesin dowel tersebut, dengan
bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memudahkan cara
pengoperasiannya. Alasan penulis memilih analisa vibrasi ialah untuk mengetahui
nilai vibrasi yang terjadi pada mesin dowel tersebut.

5
Tabel 2.1 TinjauanPustaka

No DATA SUMBER JURNAL PROPOSAL


KOMPARANSI TAHU PENGUJIAN METODE
N TENTANG
VIBRASI
1 Judul : Rancang 2016 -  Perancangan
bangun mesin dan perakitan
dowel untuk  Pengujian
pembuatan kayu
silinder dengan
diameter 10 samapi
20 mm untuk
industri gagang
sapu dan sangkar
burung
Penulis :
Kurniawan
Wijayanto dkk

2 Judul : 2012 Vibrasi dari  Perancangan


pola vibrasi dari transmisi V-Belt dan perakitan
tranmisi v-belt  Pengujian
dibawah pengaruh
parallel
misalignment
Penulis :
Ardhian Heru
Saputra dan
Bambang Daryanto
Wonoyudo
3 Judul : 2017 Motor listrik induksi  Perancangan
Studi dengan variasi poros dan perakitan
Eksperimental tambahan.  Pengujian
pengaruh nilai
getaran mekanis
terhadap motor
listrik induksi
dengan variasi
poros tambahan
Penulis :Diah
Wulandari dan
Muhammad
Mukafi Abdul
Fatah
(Sumber : telah diolah)

6
2.2 Prinsip Kerja Mesin Dowel Kayu

Gambar 2.1 Mesin Dowel Kayu


(Sumber: telah diolah)

Prinsip kerja dari alat ini yaitu sebagai berikut pertama motor dihidupkan,
setelah dihidupkan putaran dan daya dari motor ditransmisikan oleh pulley
penggerak yang terdapat pada motor ke pulley yang digerakkan. Kemudian dari
pulley inilah putaran motor diteruskan ke penyerut yang terpasang pada dudukan
pisau yang dibuat. Pulley ini didukung oleh dua buah bearing yang terpasang pada
poros berlubang yang dibaut kencang pada sebuah siku penyangga. Poros
berlubang ini juga berfungsi sebagai jalan keluarnya kayu yang sudah diserut.

Kayu yang berbentuk balok didorong masuk secara otomatis oleh mesin
dengan kecepatan yang stabil ke penyangga kayu. Saat kayu mulai masuk
penyerut. pisau penyerut yang berputar akan menyerut kayu tersebut yang semula
berbentuk balok menjadi berbentuk bulat. Kayu balok tersebut hanya didorong
sampai pangkal kayu balok itu mencapai penyangga kayu. Setelah kayu sampai
disitu maka operator mesin harus menyiapkan kayu yang selanjutnya yang akan
diserut.

2.3 Pengertian Kayu


Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam merupakan bahan mentah
yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi.
Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan
lain. Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan yang diperoleh dari hasil
pemungutan pohon-pohon di hutan yang merupakan bagian dari pohon tersebut.
Setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan

7
untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu
industry maupun kayu bakar. (Dumanau. J.F, 1990).
Ada beberapa macam sifat mekanisme kayu, yaitu :
a. Keteguhan Lentur Statis (Static Bending Strength)
Keteguhan lentur atau lentur adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-
gaya yang berusaha melengkungkan kayu. Pada balok sederhana yang dikenai
beban maka bagian bawah akan mengalami bagian tarik dan bagian atas
mengalami tegangan tekan maksimal. Tegangan ini secara perlahan-perlahan
menurun kebagian tengah dan menjadi nol pada sumbu netral. Kekuatan lentur
kayu biasanya dinyatakan dengan modulus patah.(Dumanauw. J.F, 2001: 26).

Gambar 2.2 Keteguhan lentur Kayu


(Sumber: Dumanauw. J.F, 2001)

a. Keteguhan Tekan (Compression Strength)


Keteguhan tekan suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan
muatan jika kayu itu dipergunakan untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini dibadakan
dua macam tekan, yaitu tekan tegak lurus arah serat dan yekan sejajar arah serat.
Keteguhan tekan tegak lurus serat menentukan ketahanankayu terhadap beban.
Ketegukan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan
geser. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat pada semua kayu lebih kecil
dibandingkan keteguhan sejajar arah serat.(Dumanauw. J.F, 2001: 26).

8
Gambar 2.3 Keteguhan Tekan Kayu
(Sumber: Dumanauw. J.F, 2001)

b. Keteguhan Geser
keteguhan geser adalah ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya
menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser kebagian
lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan tiga macam keteguhan yaitu,
keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegak lurus serat, dan
keteguhan geser miring. Keteguhan geser tegak lurus arah serat jauh lebih besar
dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.(Dumanauw. J.F, 2001: 26).

Gambar 2.4 Keteguhan Geser Kayu


(Sumber: Dumanauw. J.F, 2001)

2.4 Dasar-dasar Pemilihan Bahan


Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan
memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai
dengan kebutuhan baik itu secara dimensi ukuran ataupun secara sifat dan
karakteristik bahan yang akan digunakan. Berdasarkan pemilihan bahan yang
sesuai maka akan sangat menunjang keberhasilan dalam perencanaan tersebut,
adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan yaitu :
a. Fungsi dari Komponen
Dalam perencanaan ini, komponen-komponen yang direncanakan
mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan fungsinya
adalah bagian-bagian utama dari perencanaan atau bahan yang akan dibuat dan

9
dibeli harus sesuai dengan fungsi dan kegunaan dari bagian-bagian bahan
masing-masing. Namun pada bagian-bagian tertentu atau bagian bahan yang
mendapat beban yang lebih besar, bahan yang dipakai tentunya lebih keras.
Oleh karena itu penulis memperhatikan jenis bahan yang digunakan sangat
perlu untuk diperhatikan.

b. Sifat Mekanis Bahan


Dalam perencanaan perlu diketahui sifat mekanis dari bahan, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan bahan. Dengan
diketahuinya sifat mekanis dari bahan maka akan diketahui pula kekuatan dari
bahan tersebut. Dengan demikian akan mempermudah dalam perhitungan
kekuatan atau kemampuan bahan yang akan dipergunakan pada setiap komponen.
Tentu saja hal ini akan berhubungan dengan beban yang akan diberikan pada
komponen tersebut. Sifat-sifat mekanis bahan yang dimaksud berupa kekuatan
tarik, tegangan geser, modulus elastisitas dan sebagainya.

c. Sifat Fisis Bahan

Sifat fisis bahan juga perlu diketahui untuk menentukan bahan apa yang
akan dipakai. Sifat fisis yang dimaksud disini seperti : kekasaran, kekakuan,
ketahanan terhadap korosi, tahan terhadap gesekan dan lain sebagainya.

d. Bahan Mudah Didapat

Bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk komponen suatu mesin


yang akan direncanakan hendaknya diusahakan agar mudah didapat dipasaran,
karena apabila nanti terjadi kerusakan akan mudah dalam penggantiannya.
Meskipun bahan yang akan direncanakan telah diperhitungkan dengan baik,
akan tetapi jika tidak didukung oleh persediaan bahan yang ada dipasaran,
maka pembuatan suatu alat tidak akan dapat terlaksana dengan baik, karena
terhambat oleh pengadaan bahan yang sulit. Oleh karena itu perencana harus
mengetahui bahan-bahan yang ada dan banyak dipasaran.

10
e. Harga Relatif Murah
Untuk membuat komponen-komponen yang direncanakan maka
diusahakan bahan-bahan yang akan digunakan harganya harus semurah
mungkin dengan tanpa mengurangi karakteristik dan kualitas bahan tersebut.
Dengan demikian dapat mengurangi biaya produksi dari komponen yang
direncanakan.

2.4.1 Motor Penggerak


Motor listrik adalah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi gerak mekanik, dimana energi mekanik tersebut berupa
putaran dari motor. (Sumanto: 1995: 1).

Energi Medan Energi

Listrik Magnet Mekanis

Gambar 2.5 Alur proses motor listrik


(Sumber: Sumanto, 1995)

Terdapat berbagai jenis motor listrik, yang dapat digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu mesin arus searah (DC) dan mesin arus bolak-balik (AC). Motor
arus bolak-balik, terutama motor induksi terbanyak dipakai dalam industri,
sedangkan motor arus searah dipergunakan untuk tujuan-tujuan
khusus.(Kadir2000 : 192).

Duajenis motor listrik, yaitu :

a) Motor arus searah (DC)


b) Motor arus bolak-balik (AC)

11
Gambar 2.6 Motor Listrik
(Sumber: indonetwork)

Motor adalah elemen mesin yang digunakan sebagai sumber penggerak


untuk menggerakan sesuatu menentukan daya motor dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti pulley dan lain-lain. Daya yang dibutuhkan untuk memutar pulley.

P= ( ) (2.1)

Keterangan :

P = daya yang diperelukan (kw)

T = torsi (N mm)

N = putaran mesin (rpm)

Jika factor koreksi nya adalah (fc), maka daya yang direncanakan adalah :

Pd = P. Fc (watt) (2.2)

Keterangan :

Pd = daya rencana (watt)

Fc = factor koreksi

12
Tabel 2.2 Faktor-faktor koreksi daya

Daya yang direncanakan Fc


Daya rata-rata yang diperlukan 1,2-2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1,2
Daya normal 1,0-1,5
(sumber tabel : Ir. Sularso, MSME)

2.4.2 Pulley dan Sabuk (Belt)


Merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan putaran
dari motor ke benda yang digerakan dengan dihubungkan oleh sabuk (belt).
Umumnya ukuran pulley merupakan suatu ukuran standar internasional, maka
untuk menentukan putaran dan poros penggerak (n1) dan putaran yang
direncanakan untuk poros (n2) menggunakan perbandingan.

(2.3)

Keterangan :

D1 diameter pulley penggerak (Driver)

D2 diameter pulley yang digerakkan (Driven)

N1 putaran motor penggerak

N2 putaran pulley yang digerakkan (driven)

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk V-belt karena mudah


penangannya dan harganya murah. Macam- macam sabuk lainnya yaitu, 1 sabuk
datar (Flat Belt), sabuk gilir (timing belt) dan sabuk V (V-belt).

Sabuk V-belt klasik terdiri dari matriks lunak dan anyaman kawat logam di
dalam matriks. Karena terdapat kemiringan di kedua sisinya maka dalam
pemakaian nya terjadi tekanan dari sabuk pada pulley. Akibatnya, system ini lebih
kompak dibandingkan sabuk datar. Sabuk V mempunyai beberapa ukuran /tipe ,

13
mulai dari ukuran A, B, C, D, dan E yang masing-masing mempunyai kemanpuan
memindahkan daya yang berbeda-beda.

Gambar 2.7 Ukuran dari tiap-tiap sabuk-V


(Suparjo, 2016)

Perhitungan panjang sabuk sangat dipengaruhi jarak antara titik pusat


pulley driver dan pulley driven ( C ). Secara teknis jarak C dapat diperkirakan
sesuai rumus :

( ) (2.4)

Keterangan :

D1 = diameter pulley driver (mm)

D2 = diameter pulley driven (mm)

C = jarak titik sumbu antara pulley D1 ke D2

14
Setelah mengetahui jarak C, baru lah mencari panjang sabuk yang akan
kita gunakan , rumusnya yaitu :

( ) ( ) (2.5)

Keterangan :

L panjang sabuk

C jarak antara titik sumbu kedua pulley

D1 diameter pulley driver

D2 diameter pulley driven

2.4.3 Rangka
Rangka berfungsi sebagai pendukung dan berperan sebagai dudukan
komponen-komponen alat penguji. Rangka memiliki tugas sebagai penopang
keseluruhan beban dari komponen yang dipasangkan pada rangka,misalnya: panel
listrik, motor listrik, gear pump, piston pump, centrifugal pump, hydromotor,
tangki fluida dan peralatan penting lainya. (Basori dan Rudianto, 2014)
Kriteria perancangan yang paling penting adalah faktor keamanan,
karenahal ini berpengaruh pada kelayakan sebuah desain konstruksi. Pendekatan
palingumum dari analisis keamanan suatu struktur didasarkan pada asumsi bahwa
jika tegangan yang diterima rangka lebih kecil dibandingkan tegangan-tegangan
maksimal yang berpotensi menyebabkan kegagalan suatu struktur, maka
keamanan pada struktur terjamin. (Basori dan Rudianto, 2014)
Beban kerja aksial biasanya lebih kecil dibandingkan beban kerja
teoritis,sehingga dapat digunakan sebagai patokan untuk mewakili beban
minimum yang terjadi selama umur sebuah struktur konstruksi tersebut. Tegangan
yang diterima suatu konstruksi tidak boleh melewati tegangan yang diizinkan dari
material penyusunya. (Basori dan Rudianto, 2014).

15
2.4.4 Poros
Poros adalah suatu bagian statisoner berputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya.
Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Setiap bagian
/komponen mesin yang berputar, pasti terdapat poros yang berfungsi untuk
memindahkan/ meneruskan putaran dari satu bagian ke bagian lainnya dalam
suatu mesin. Sedangkan pasak adalah komponen yang berfungsi untuk
meneruskan momen puntir dari atau ke poros. Berdasarkan bebannya poros
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Poros transmisi atau Shaft
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami
beban putar berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft,
daya dapat di transmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.

Gambar 2.8 Poros Transmisi


(Sumber: teknikmesin.org)

b. Gandar atau Axle


Poros gandar atau axle merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda
kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir, tetapi hanya mendapat
beban lentur atau bengkok. Poros ini hanya untuk mendukung beban, misalnya
poros pada roda kendaraan bermotor, atau poros roda becak/ gerobak, dan
lainnya.

16
Gambar 2.9 Poros Gandar
(Sumber: spmi.poltekba.ac.id)
c. Poros Spindle
Spindle adalah poros yang hanya menerima beban punter saja, berarti
poros ini hanya digunakan untuk memindahkan putaran saja. Poros seperti ini
misalnya saja pada mesin-mesin perkakas. Selain beban puntiran, poros spindle
juga menerima sedikit beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan
secara efektif apabila deformasiyang terjadi pada poros tersebut kecil.

Gambar 2.10 Poros Spindle


(Sumber: teknikmesin.org)

Untuk menentukan poros, kita harus mengetahui beban puntir, tegangan


geseryang diijinkan dan tegangan geser pada poros tersebut. Untuk mengetahui
nya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(2.6)

Keterangan :

tegangan puntir (N/mm2)

momen puntir atau torsi (Nmm)

jari-jari poros (mm)

momen inersia luasan polair (mm4) ( lx + ly)

17
Bila poros berlubang , rumusnya menjadi :

T (2.7)
( )

Keterangan :

D0 diameter luar (mm)

D1 diameter dalam (mm)

2.4.5 Bantalan
Bantalan adalah suatu komponen mesin yang digunakan untuk
menumpu/mendukung dan membatasi gerakan poros, sehingga putaran atau
gerakan bolak-baliknya berlangsung secara halus dan aman. Bantalan harus
terbuat dari bahan yang kokoh agar poros dan komponen mesin lainnya dapat
berfungsi dengan baik. Jika bantalan terbuat dari bahan yang mudah rusak, maka
komponen lainnya juga akan rusak. (Suparjo, 2016)

a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros.


1. Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantara lapisan pelumas.

2. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola,
rol dan rol bulat.

18
b. Berdasarkan arah beban terhadap poros.
1. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
2. Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus sumbu poros.

2.4.6 Speed Reducer (Gearbox)


Merupakan sebuah transmisi yang berfungsi sebagai alat penurun
kecepatan putaran dari suatu motor penggerak dengan perbandingan rasio tertentu
yang terdapat pada spesifikasi speed reducer. Dari poros output, speed reducer
terbagi atas tiga jenis, yaitu : WPA, WPS (samping), WPO (atas) dan WPX
(bawah).

Gambar 2.11 Speed Reducer (Gearbox)


(Sumber: alibaba.com)

Didalam speed reducer terdapat perbandingan rasio yang dapat dihitung


dengan cara :

(2.8)

Dimana :
I perbandingan reduksi
N1 input putaran motor penggerak (rpm)
N2 output putaran (rpm )

19

Anda mungkin juga menyukai