net/publication/337150576
CITATIONS READS
0 725
5 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
COMPARISON OF ECONOMICAL ANALYSIS OF WOOD AND FIBERGLASS VESSELS IN RANDUBOTO VILLAGE, GRESIK REGENCY, EAST JAVA View project
All content following this page was uploaded by Rizky Chandra Ariesta on 10 November 2019.
1829-8370 (p)
2301-9069 (e)
KAPAL
JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN
-
Abstrak
Dalam mendesain sebuah diameter poros propeller disyaratkan untuk mempertimbangkan kekuatannya. Ukuran
diameter poros yang memenuhi kriteria kekuatan ditentukan sesuai persyaratan standar klasifikasi yang digunakan.
Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisis kekuatan poros dengan diameter 95 mm pada kapal rescue 40 meter
menggunakan Metode Elemen Hingga (MEH). Tahapan analisis pemodelan geometri pada software finite elemen
analysis (FEA) adalah pembuatan geometri poros, penentuan kondisi batas, pembebanan, pendiskritasian elemen, dan
analisis tegangan yang terjadi pada poros. Tegangan ditimbulkan akibat dari putaran mesin, berat dan tumpuan pada
setiap support pada poros. Tegangan dibandingkan dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume III Rules for
Machinery Installations untuk membandingkan nilai diameter desain poros dengan tegangan yang diambil dari nilai
safety factor pada setiap daerah poros. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan nilai tegangan geser maksimum terjadi
pada poros dengan nilai 88 MPa dengan tegangan yang diijinkan adalah 102.9 MPa. Sedangkan tegangan von Mises
maksimum yang terjadi adalah sebesar 152.3 MPa dengan tegangan yang dijinkan adalah sebesar 205.8 MPa. Maka
material AISI 304 dengan diameter 95 mm memenuhi tegangan yang diijinkan oleh klasifikasi.
Copyright © 2019, KAPAL, 1829-8370 (p), 2301-9069(e)
2. METODE
1 2 3 4 5
Gambar 3. Pendefisian geometri model bagian
poros kapal
Gambar 1. Konfigurasi poros sisi dan poros Times
Nomor 1 merupakan propeller boss dan
New Roman 11.
keyway, nomor 2 V-bracket, nomor 3 dan 4 adalah
sterntube bearing serta nomor 5 adalah nut mesin.
Kekuatan poros ditentukan oleh perhitungan
diameter minimum dan beberapa pembebanan
2.2. Mechanical Properties Poros
akibat gaya dorong, momen torsi, berat poros dan
berat propeller. Gaya dorong, momen torsi dan
Mechanical Properties Shaft menggunakan
komponen berat mengakibatkan tegangan pada
material AISI 304 yang merupakan baja tahan
sepanjang poros, tegangan yang berpengaruh di
karat [4]. Mechanical properties material AISI
kasus ini adalah tegangan geser yang terjadi saat
304 dapat dilihat pada Tabel 2.
kapal beroperasi. Perputaran ini mengakibatkan
tegangan dan deformasi elastis pada poros.
Tabel 2. Data Mechanical Properties AISI 304
Pada kasus ini, analisis dilakukan dengan
menggunakan metode elemen hingga untuk Kriteria Nilai Satuan
Yield Strength 303.7 Mpa
mendapatkan respon tegangan pada poros.
Ultimate Strength 606.7 MPa
Pemodelan poros dibantu menggunakan FEA Density 7950 Kg/m3
dengan tahapan pemodelan geometri,
KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 101
Elastic Modulus 193 GPa
𝑆𝐹 = 𝑐𝑤 . 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 (5)
2.3. Gaya Dorong Kapal
Position factor (PF) adalah pengaruh letak
Gaya dorong (T) merupakan gaya yang dengan nilai untuk shaft adalah 1.22, lubricating =
diperlukan untuk mendorong kapal T harus lebih 1.40 dan keyway = 1.26, berdasarkan perhitungan
besar dari tahanan (R) kapal, selisih antara T tersebut akan dikalikan dengan yield strength
dengan R disebut penambahan tahanan, yang pada material untuk mendapatkan tegangan ijin.
prakteknya dianggap sebagai pengurangan atau Perhitungan tegangan ijin dilakukan dengan
deduksi gaya dorong propeller. Kehilangan gaya persamaan:
dorong sebesar (T-R) ini dinyatakan dalam fraksi
deduksi gaya dorong [5]. Maka T dapat dihitung 𝜎𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑
𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 = 2.𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
(6)
dengan:
𝐸𝐻𝑃 Untuk tegangan ijin shear stress, lalu
𝑇 = (1−𝑡).𝑉𝑠 (1)
𝜎𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑
𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 = 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 (7)
Thrust didapatkan dari effective horse power
(EHP) berbanding terbalik dengan deduction
factor (t) yang berbanding lurus dengan kecepatan Untuk tegangan ijin von Mises stress.
(vs).
2.6. Kondisi Batas dan Pembebanan
2.4. Momen Torsi
Reaksi atau gaya yang timbul pada suatu
Momen torsi digunakan masukan data power benda bergantung pada bagaimana benda tersebut
mesin, kecepatan anguler, dan gearbox ratio. ditumpu dan disambungkan terhadap benda lain.
Untuk mendapatkan kecepatan anguler dari Ada beberapa kondisi tumpuan pada sebuah
gearbox dengan persamaan berikut: struktur. Pada penelitian ini, kondisi batas
berdasarkan yang diberikan pada model ada 2
𝜂 𝜂𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 (2) yaitu adalah cylindrical support dan fixed support
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = pada ujungnya sesuai [9]. Batasan cylindrical
𝑔𝑒𝑎𝑟𝑏𝑜𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
support dipilih Karena memiliki sifat dapat
Setelah mendapatkan kecepatan anguler dari memberikan 3 macam kondisi dengan batasan
gearbox, kemudian momen torsi (Mt) yang terjadi gerakan secara radial, axial dan tangensial, untuk
pada dapat dihitung menggunakan persamaan model ini kondisi yang diberikan adalah fixed
berikut [6]: pada gerakan radial dan free pada axial dan
tangensial [10].
𝐷𝐻𝑃 .75 .60 Sedangkan untuk analisis ini hanya
𝑀𝑡 = (3)
2𝜋.𝑛 menggunakan sistem entry load pada model dapat
dilihat pada Tabel 3.
dimana Mt adalah momen torsi (Kg.m), DHP
adalah delivery horse power (HP), n adalah rpm Tabel 3. Beban-beban pada poros
gearbox. Jenis Beban Nilai Satuan
Thrust 45150 N
2.5. Faktor Keamanan dan Tegangan Izin Torisonal Moment 11878 N.m
Shaft Weight 1024 Kg
Faktor keamanan adalah ratio kemanan Propeller Weight 138 Kg
struktur untuk mampu bertahan terhadap beban
kerja [7]. Perhitungan material faktor didasarkan 2.7. Sensitifitas Diskritiasasi
pada rule Biro Klasifikasi Indonesia Volume III
Rules for Machinery Installation dengan material Mesh Sensitivity pada Gambar 4 dan Gambar
faktor (cw) didapatkan dari [8]: 5. merupakan tahapan yang dilakukan untuk
menentukan ukuran elemen yang digunakan untuk
560 mendapatkan hasil yang valid [11].
𝐶𝑤 = 𝑅𝑚+160 (4)
(a)
(a)
(b)
Gambar 9. Tegangan ijin pada poros tengah
4. KESIMPULAN