Anda di halaman 1dari 24

IMPROVEMENT PEGAS DAUN TRUCK COLT DIESEL 125 PS

PENGANGKUT SAWIT AKIBAT KEGAGALAN OPERASI

SKRIPSI

FARIS FADHLIH

1910311086

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN


JAKARTA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Provinsi Riau memiliki jenis tanah yang bersifat gambut, sehingga
menjadikannya daerah yang paling strategis untuk penanaman kelapa sawit.
Dalam proses pendistribusian kelapa sawit menuju pabrik membutuhkan
keaandaraan jenis truck untuk mengangkut muatan yang besar. Pada umumnya
kondisi jalanan yang ditempuh adalah daerah perkebunan yang tidak rata sehingga
membuat pendistribusian yang dilakukan terkendala. Faktor kendala yang sering
ditemukan yaitu patah nya sistem suspensi pada truk yaitu pegas daun.

Sistem suspensi merupakan rangkaian komponen yang berfungsi menyerap


getaran akibat kondisi permukaan jalan yang dilintasi, tujuan sistem suspensi
untuk meredam kejutan agar bodi kendaraan tidak bergetar saat melintasi
permukaan jalan yang tidak rata sehingga menambah kenyamanan berkendara.
Prinsip kerja suspensi yaitu memberikan daya elastisitas yang tinggi pada roda
sehingga tidak mempengaruhi gesekan antara roda dan bodi.

Pegas merupakan suatu komponen dari sistem suspensi yang berasal dari baja
elastis dan kuat. Pegas berfungsi menyerap getaran dan menerima beban dinamis
yang didahasilkan dari gesekan antara roda dan jalan. Pegas memiliki beberapa
jenis seperti pegas koil, pegas torsi, pegas udara dan pegas daun.

Pegas daun merupakan salah satu komponen kendaraan yang berbentuk seperti
beberapa lembar daun. Pegas daun berfungsi meredam dan menyerap beban
dinamis berulang- ulang yang dapat mempengaruhi kerusakan akibat lelah. Pegas
daun biasanya digunakan pada kendaraan yang memiliki muatan besar. Pegas
daun memiliki kelemahan dalam segi kenyamanan, sehingga tidak cocok
digunakan untuk kendaraan pribadi. Dalam penggunaannya, pegas daun sering
mengalami patah akibat kontur jalan yang dilalui tidak rata dan berbanding
dengan muatan beban yang dibawa dan kecepatan kendaraan.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan (Husaini et al., 2019) tentang analisis
kegagalan pada pegas daun truk colt diesel menggunakan metode elemen hingga.
Ditemukan kegagalan pada area lubang baut pada pegas daun nomor delapan.
Kekerasan didaerah dekat lubang baut atau ditengah pegas lebih rendah dari ujung
pegas. Hal ini menunjukkan bahwa ketangguhan bahan pada bagian tengah pegas
daun lebih tinggi dibanding dengan bagian ujung pegas. Berdasarkan pengamatan
struktur secara mikro , analitik, dan analisis numerik didapatkan kesimpulan yaitu
tegangan maksimum yang terjadi pada pegas daun urutan urutan kedelapan 132,84
MPa. Tegangan ini lebih rendah dari tegangan luluh AISI 5150 sebesar 360 MPa.
Faktor intensitas stress didapatkan 22,53 MPa. Nilai tersebut mendekati intensitas
factor ketangguhan retak 23 MPa(akar m) yang diakibatkan beban dinamis.

Oleh karena itu, diperlukan improvement desain pegas daun dengan


mempertimbangkan tegangan von misses, displacement dan factor keamanan yang
diterima pada pegas daun dengan metode elemen hingga. Improvement dilakukan
untuk mendapatkan penambahan beban dari spesifikasi awal truk sehingga
meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban kerja operasional dalam
pengangkutan kelapa sawit . Atas dasar latar belakang yang sudah diutarakan
diatas, sehingga penulis mengambil judul “Improvement Pegas Daun Truck Colt
Diesel 125 PS Pengangkutan Sawit Akibat Kegagalan Operasi”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini, yaitu:

1. Parameter apa saja yang perlu di improvement terhadap pegas daun untuk
mengatasi kegagalan operasi
2. Berapakah tegangan von misses dari desain pegas daun setelah dilakukan
improvement berdasarkan simulasi ANSYS
3. Berapakah life cycle dari desain pegas daun setelah dilakukan
improvement berdasarkan simulasi ANSYS untuk kebutuhan replacement
4. Berapakah faktor keamanan dari desain pegas daun setelah dilakukan
improvement berdasarkan simulasi ANSYS untuk mempertahankan
keandalan operasi
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini yaitu mendapatkan hasil desain improvement
pegas daun yang sesuai dengan kebutuhan kondisi lahan operasi kelapa sawit
sekaligus untuk menyelesaikan permasalahan berupa kegagalan operasi pada
pegas daun colt diesel 125 PS sebagai pengangkut kelapa sawit

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian yang dihasilkan, yaitu:

1. Penelitian ini dapat dijadikan wawasan baru terkait optimasi dan tegangan
pada pegas daun
2. Penelitian ini dapat dijadikan acuan mengetahui kemampuan pegas daun
setelah dilakukan improvement
3. Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk menambah keergonomisan
pendistribusian kelapa sawit

1.5 Batasan Masalah


Adapun Batasan masalah dalam penulisan ini, yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan tanpa meliput proses manufaktur dengan


difokuskan terhadap desain
2. Melakukan improvement desain dari bentuk pegas daun colt diesel 125 PS
3. Hanya membahas bagian pegas daun
4. Software yang digunakan adalah Autodesk Inventor dan ANSYS.
5. Mengabaikan berat penumpang.
6. Mengabaikan pengelasan
7. Mengabaikan biaya produksi pegas daun.

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulis dalam menulis sebagai berikut:
BAB I : pada bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : pada bab ini menguraikan teori studi literatur yang berkaitan
dengan penelitian.
BAB III : pada bab ini berisikan diagram alir penelitian, alat, dan bahan
yang akan digunakan dalam penelitian.
BAB IV : pada bab ini berisikan prosedur yang tercantum dalam bab
sebelumnnya akan disajikan. Pada bab ini pula terdapat analisis dan
pembahasan hasil penelitian yang telah diperoleh penulis.
BAB V : pada bab ini berisikan ringkasan hasil penelitian yang dilakukan,
yang mengacu pada hasil dan pembahasan yang diperoleh. Pada bab ini
merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


(Faiyaz et al., 2023) melakukan penelitian tentang analisis suspensi pegas
daun komposit serat kenaf dan rami menggunakan metode elemen hingga.
Didapatkan bahwa pegas daun dengan material komposit serat kenaf dan rami
mengalami deformasi yang lebih rendah dari material baja.

(Mallesh et al., 2021) melakukan penelitian tentang model dan analisis pegas
daun dengan tipe material yang berbeda. Penelitian ini melakukan uji hasil antar 3
material yaitu mild steel, carbon epoxy, dan s2 glass menggunakan metode
elemen hingga. Tiap-tiap pegas daun diberikan beban sebesar 140875 N untuk
mengetahui hasil dari Analisa struktur dan fatik material. Dalam penelitian ini,
disimpulkan bahwa material carbon epoxy merupakan jenis material yang terbaik
untuk digunakan berdasarkan density dan camber.

(Supriyanto et al., n.d.) melakukan penelitian tentang simulasi numerik


penambahan slot pegas daun terhadap kekuatan static. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penambahan slot pegas daun yang terjadi terhadap
penambahan muatan angkut. Didapatkan pengaruh penambahan slot pegas daun
mengakibatkan peningkatan nilai tegangan dan regangan pegas daun. Penambahan
slot pegas daun 700 mm mengakibatkan terjadinya konsentrasi kritis yang
berfokus pada satu area, yaitu ujung pangkal pegas daun. Sedangkan pada
penambahan slot pegas daun 1000 mm didapatkan tegangan kritis terjadi pada
area tengah dan pangkal pegas. Dihasilkan bahwa penambahan slot pegas daun
1000 mm akan meningkatkan kekuatan struktur suspense yang lebih baik
dibandingkan penambahan slot pegas daun 700 mm.

(Efit & Pranoto, 2022) melakukan penelitian tentang analisis sistem suspensi
pegas daun pada roda belakang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban
vertical, beban akibat akselerasi dan beban akibat pengeraman yang diterima roda.
Jenis material pegas daun yang digunakan pada penelitian ini adalah 65Si7.
Didapatkan dari hasil simulasi CAD pada pegas dengan beban yang sama,
menunjukkan bahwa pegas bergerak dengan kecepatan 20 km/jam mengalami
tegangan 30,73 MPa, kecepatan 30 km/jam mengalami tegangan sebesar 46,1
MPa. Dan kecepatan 40 km/jam mengalami tegangan sebesar 61,46 MPa.
Sedangkan untuk kekuatan material dari pegas daun masih tergolong aman karena
tegangan maksimum masih dibawah yield strength.

(Anggraini et al., n.d.) melakukan penelitian terhadap analisis fatik pada pegas
daun jenis SST 74 dalam aplikasi industri alat berat dengan pemodelan metode
elemen hingga. Didapatkan life cycle yang terjadi pada pegas daun yaitu 91.000 -
93.000 siklus. Tegangan von misses yang dihasilkan yaitu 109 Pa. dan setelah
dilakukan perbaikan didapatkan nilai tegangan von misses yaitu 3,4 x 108 Pa dan
life cycle mencapai 5 x 105 siklus.

2.2 Truk Colt Diesel 125 PS


Colt diesel merupakan kendaraan jenis truk yang menggunakan mesin diesel
untuk bergerak. Colt diesel dirancang dengan berbagai manfaat guna
pengangkutan barang, pertanian, pertambangan, dan lain-lain. Memiliki tinkat
kegesitan yang dapat mempermudah pengoperasian ketika proses distribusi.
Memiliki rata-rata ukuran 670 x 200 x 220 cm dengan berat kosong 2,5 ton dan
berat maksimal 5 ton. Truk jenis ini memiliki kapasitas silinder 3908 CC dengan
kecepatan maksimum 112 Km/jam dan tenaga maksimum 136/2900 PS/rpm

Gambar 2. 0-1 Colt Diesel 125 PS


2.3 Pegas Daun
(Khurmi & Gupta, n.d.), Pegas daun adalalah pegas datar atau pegas kereta
yang terdiri dari sejumlah plat datar (atau dikenal sebagai daun) dengan panjang
bercariasi yang disatukan dengan klem atau baut. Pegas daun merupakan
kompenen suspensi yang berfungsi menyerap kejutan dan getaran dari roda-roda
agar tidak diteruskan langsung kebodi kendaraan dan menambahkan kemampuan
daya cengkraman ban terhadap permukaan jalan serta menopang berat
keseluruhan dari kendaraan baik berat bodi, mesin, rangka, penumpang dan
beban-beban lainnya yang ditopang diatasnya. Penggunaan pegas pada system
suspensi untuk menahan secara langsung kejutan yang diterima kendaraan pada
saat berjalan. Sehingga pegas memiliki sifat elastisitas untuk menahan kejutan.
Kontruksi dari rangkaian pegas daun tersususun berlapis terdiri dari lembar
plat pegas mulai dari yang pendek sampai terpanjang yang terikat sabuk pengunci
yang melingkari keliling dari susunan plat pegas dan juga menggunakan baut
pengunci atau center pin yang terletak dilubang tengah pada susunan plat pegas.
Pemasangan pegas daun terhadap axle berpengaruh pada jenis kendaraannya.
Untuk kendaraan yang dirancang agar lantainya rendah pemasangan pegas daun
ditempatkan dibawah axle dan sebaliknya jika kendaraan dirancang lantainya
tinggi pemasangan pegas daun di tempatkan pada bagian atas axle.
Keuntungan pegas daun yaitu kontruksi yang sederhana dan mampu meredam
pembebanan yang besar, sehingga penggunaan pegas daun terdapat pada
kendaraan angkutan dan biasanya dikombinasikan dengan pegas coil. Kekurangan
dari pegas daun yaitu terdiri dari lembar-lembar baja yang berat dan memiliki
daya serap getaran kurang baik dengan frekuensi tinggi. Model pegas daun dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2. 0-2 Pegas Daun (Leaf Spring)

2.4 Kegagalan Pegas Daun


Pegas daun sangat berpengaruh pada keamanan dan kenyamanan dalam
berkendara. Pegas daun di desain sebagai suspensi untuk menahan beban yang
sangat besar. Hal tersebut mengakibatkan seringnya ditemukan kegagalan pada
pegas daun. Pegas daun biasanya cendrung mengalami kegagalan pada kondisi
pembebanan berulang-ulang meski beban yang diterima berada dibawah batas
elastisitasnya. Kegagalan lainnya seperti faktor jalanan yang ditempuh tidak rata
mengakibatkan daya kejut pegas berlebih.
(Khurmi & Gupta, n.d.) Kelelahan (fatigue) merupakan salah satu jenis
kegagalan pada pegas daun yang diakibatkan karena beban dinamis. Kelelahan
diawali dengan pembentukan retak dan dilanjutkan dengan penjalaran retakan
hingga komponen mengalami patah. Lokasi awal terjadi nya retakan yang
diakibatkan beban dinamis adalah pada titik daerah yang memiliki kekuatan
paling minimum atau pada daerah yang mengalami tegangan yang paling
maksimum.

2.5 Tegangan
Dalam ilmu yang menekuni berkenaan kekuatan material, gaya per satuan luas
dengan satuan N/mm2 atau MPa merupakan definisi dari tegangan.
Momen Bending Maksimum di tengah

M =W x l
Dimana :
W = Beban
L = Panjang pegas daun

Tegangan Bending pada pegas daun :


WxL
σ=
t2
(b x )
6
Dimana :
b = lebar daun
t = ketebalan daun

Tegangan turunan dari prinsip defleksi batang dengan asumsi batang


berkekuatan seragam. Dimana tegangan maksimum yang ditahan pegas dengan
susunan jamak (n pegas) :
3 Pl
σ= 2
2nb t
Dimana :
𝜎 = Tegangan maksimum
P = Beban
L = Panjang
n = jumlah pegas
b = lebar
t = ketebalan pegas

2.6 Deformasi
Deformasi adalah gaya yang terjadi pada suatu batang diakibatkan karena
pengaruh pembebanan yang menyebabkan batang tersebut menekuk. Sumbu
sebuah benda akan mengalami deformasi (melentur) dari kedudukannya semula
apabila berada dibawah pengaruh beban terpusat. Deformasi diukur dari
permukaan netral awal ke permukaan netral setelah balok mengalami deformasi.
Gambar 2. 0-3 Deformasi pada pegas daun

Beban terjadi pada titik P menimbulkan gaya keatas sehingga pegas daun
menjadi lurus horizontal.

6W . L3
δ= 3
n . E .b . t
Dimana :
E = modulus young

2.7 Beban Pegas Daun


Beban merupakan gaya yang bersumber dari luar yang mempengaruhi benda.
Berdasarkan sistem kerjanya, beban dibagi menjadi 2, yaitu beban statis dan
beban dinamis.

1. Beban Dinamis
Beban Dinamis yaitu beban yang bekerja secara tiba-tiba pada suatu
struktur. Beban ini tidak bersifat tetap serta memiliki besaran dan arah
berubah-ubah. Deformasi yang terjadi pada struktur beban dinamik juga akan
berubah-ubah secara cepat. Pada pegas daun, beban dinamik terjadi
diakibatkan faktor jalanan yang tidak rata.
2. Beban Statik
Beban statik yaitu beban yang bekerja secara terus menerus atau berulang-
ulang pada suatu benda. Jika suatu beban mempunyai perubahan intensitas
yang berjalan cukup perlahan sedemikian rupa sehingga pengaruh waktu
tidak dominan, maka beban tersebut dapat dikelompokkan sebagai beban
statik. Pada pegas daun, beban statik terjadi diakibatkan proses pengangkutan
muatan yang berulang-ulang.

Beban berakibat terhadap pergesakan antar roda dengan tanah. Ketika roda
mengalami beban statik dan dinamik akan terjadi pengaruh kelelahan terhadap
pegas daun. Sehingga mengakibatkan kegagalan pada sistem pengoperasian dari
pegas daun yang sering terjadi seperti patah.

Gambar 2. 0-4 Titik Beban Truk Colt Diesel 125 PS

Untuk mengetahu beban statik yang terjadi pada suatu kendaraan bermuatan
dapat menggunakan rumus dibawah ini :
Momen di WB = 0
W B . L−W .l 1=0

W B . L=W .l 1

W .l 1
W B=
L

2.8 Faktor Keamanan


Faktor keamanan digunakan sebagai pertimbangan untuk keselamatan yang
harus ditetapkan saat melakukan perancangan. Kekuatan luluh material dan
tegangan yang terjadi akibat dari pembebanan sebagai acuan dalam faktor
keamanan.

Sy
F . S=
σe
σe x F . S ≤ Sy
Dimana :
F . S = Faktor Keamanan
σy = yield strength
σe=¿ Tegangan Maksimum von misses
Sebuah desain dirancang agar lebih aman, sehingga faktor keamanan yang
diperlukan harus semakin tinggi. Perancangan desain struktur yang tidak aman
apabila memiliki faktor keamanan yang berada dalam interval 0 – 1. Dengan
menggunakan tegangan luluh material yang ditunjukkan pada tabel 2.1 sebagai
dasar, Joseph P. Vidosic memberikan angka keamanan sesuai dengan kondisi.

Tabel 2. 1 Faktor Keamanan

2.9 Finite Element Method (FEM)


Metode Elemen Hingga atau Finite Element Method (FEM) atau analisa
Elemen Hingga atau Finite Element Analysis (FEA), adalah dasar pemikiran dari
suatu bangunan bentuk-bentuk kompleks dengan blok-blok sederhana atau
membagi objek yang kompleks kedalam bagian-bagian kecil yang teratur.

Para engineer umumnya menggunakan metode ini untuk menganalisa


kekuatan suatu material atau struktur pada sebuah perancangan. Permasalahan
rekayasa teknik yang tidak bisa diselesaikan secara eksak dapat diselesaikan
dengan metode elemen hingga. Metode ini bekerja dengan cara mendiskritisasikan
sebuah struktur atau model yang akan dilakukan analisa. Bagian-bagian yang
terbagi menjadi kecil-kecil disebut dengan elemen.

Gambar 2.5 Jenis Mesh

Persamaan elemen dirangkai untuk mendapatkan persamaan umum untuk


sebuah mesh yang menggambarkan perilaku model secara keseluruhan.

[ K ] { A }= { B }

Dimana :

[ K ] =¿ matriks kekakuan

{ A } =¿ derajat kebebasan nodal (node), displacement pada analisis


struktur atau temperature untuk analisis panas

{ B }=¿ gaya luar nodal (node), gaya pada analisis struktur atau heat
flux untuk analisis panas
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir

Gambar 3. 1 Diagram Alir

3.2 Studi Literatur


Dalam penelitian ini telah melakukan studi literatur sebagai sumber
pengetahuan dan pemahaman serta mengumpulkan teori-teori yang dibutuhkan
untuk pemecahan masalah mengenai improvement pegas daun colt diesel. Studi
literatur yang telah didapatkan diantaranya melalui jurnal, buku, skripsi mengenai
optimasi desain, jenis kegagalan ataupun mengenai pembahasan yang linear
dengan topik penelitian ini agar hasil yang akan didapatkan dapat
dipertanggungjawabkan.
3.3 Spesifikasi Pegas Daun
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui dimensi dari tiap lembar pegas daun
truk colt diesel 125 PS. Dimensi pada lembar daun dapat dilihat pada table
berikut:

Tabel 3. 1 Ukuran Daun

3.4 Model Material


Saat menerima beban dari material yang diangkut, pegas daun harus sangat
kuat dan elastis. Pada penelitian ini, material yang menjadi acuan yaitu AISI 5150.
AISI 5150 merupakan material jenis baja karbon yang digunakan untuk struktur
yang mempertimbangkan kekuatan dan elastisitas. Terdiri dari Karbon ≥ 0,5%
yang memiliki tingkat kekerasan dan kekuatannya sangat tinggi.

Tabel 3. 2 Material Properties AISI 5150


3.5 Simulasi Pegas daun dengan Metode Elemen Hingga
Dalam tugas akhir ini, software yang digunakan dalam melakukan simulasi
yakni Ansys Workbench R1. Software tersebut dipilih karena dapat menyelesaikan
masalah struktural suatu perancangan yang kompleks dengan penyelesaian yang
baik dan cepat menggunakan metode elemen hingga. Dalam simulasi ini yang
dimodelkan yakni Pegas Daun Truk Colt Diesel 125 PS. Simulasi pada penelitian
ini menggunakan static structural.
1. Model Pegas Daun Truk Colt Diesel 125 PS

Gambar 3. 2 Desain Pegas Daun

2. Langkah Awal
Pada tahap yang pertama dalam melakukan analisis pegas daun truk colt
diesel 125 PS, perlu menentukan material pada assignment. Pada penelitian ini
akan menggunakan static structural yang dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3. 3 Analisis Static Structural


3. Enginering Data
Enginering Data adalah tahap untuk memilih material yang akan digunakan
menggunakan Ansys. Dalam penelitian, perlu parameter yang harus
diperhatikan dengan menggunakan material yang sesuai dengan pegas daun.
Pada penelitian ini, material yang dijadikan acuan yaitu baja karbon AISI
5150. Material properties AISI 5150 dapat dilihat pada sub bab 3.4.

Gambar 3. 4 Enginering Data

4. Model Geometry
Setelah dilakukan pemilihan material pada engineering data, desain yang
sudah ada di input melalui model geometry. Model geometry terhubung
langsung ke tahap meshing dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3. 5 Model Geometry

5. Meshing
Meshing merupakan proses membagi elem-elemen dengan jumla hingga pada
sebuah model atau struktur. Pada penelitian ini, mesh yang digunakan yaitu
tetrahedral mesh yang posisi face terdapat pada lubang tengah pegas daun
dengan jumlah 9 lembar daun. Mesh metric Skewness sebagai parameter
kualitas mesh. Dalam mendapatkan hasil simulasi yang mendekati kondisi
sebenarnya, maka diperlukan kualitas mesh yang baik. Oleh karenanya, perlu
dilakukan mesh convergent test diawal proses simulasi.
Untuk mengubah jumlah elemen yang harus dibuat, sebagaimana yang
ditampakkan pada tabel 3.3.
Gambar 3. 6 Mesh Pegas Daun

6. Menentukan Beban dan Support


Setelah menentukan mesh, tahap selanjutnya yaitu menentukan titik beban
dari kapasitas truk colt diesel 125 PS. Ketika suatu kendaraan mengalami beban
statik akan terjadi pengaruh kelelahan terhadap pegas daun. Sehingga
mengakibatkan kegagalan pada sistem pengoperasian dari pegas daun yang sering
terjadi seperti patah. Untuk mengetahui tegangan bending pada pegas daun,
dibutuhkan beban statik yang terjadi.
1. Beban Statik Pada Roda

Gambar 3. 7 Titik Beban Truk Colt Diesel 125 PS

Beban Statis pada Truk Colt Diesel 125 PS dapat diketahui dengan rumus
dibawah ini :
Momen di WB = 0
W B . L−W .l 1=0
W B . L=W .l 1

W .l 1
W B=
L
Berdasarkan spesifikasi kendaraan Truk Colt Diesel 125 PS, berat total
kendaraan (W) diketahui 7500 kg. jarak sumbu roda (L) 3350 mm, jarak dari
titik berat ke poros roda depan (l 1 ¿ sebesar 60 %. jarak berat ke poros
belakang (l¿¿ 2)¿ sebesar 40%. Sehingga hasilnya :
(l 1 ¿ = 60 % x 3350 = 2010 mm
(l 2 ¿ = 40 % x 3350 = 1340 mm
Beban Statik pada roda belakang
W .l 1
W B=
L
7500 .2010
W B=
3350
W B=4500 kg=44129,92 N

Beban Statik pada roda depan


W . l2
W D=
L
7500 . 1340
W D=
3350
W D=3000 kg=29419,95 N

Setelah beban pada pegas daun didapatkan, maka dilakukan Analisa struktur
statis dengan menentukan fixed support pegas daun. Fixed support pegas
daun terletak pada ujung penampang dari pegas daun.

Gambar 3. 8 Penentuan titik Fixed Support


Lalu diberikan beban dari bawah pada lembar daun nomor 9 sebesar sebanyak
3 kali dari boundary condition 7500 Kg, 10000 Kg, dan 12000 Kg.

Gambar 3. 9 Pemberian Beban

Setelah menentukan mesh, tahap selanjutnya yaitu menentukan titik beban


dari kapasitas truk colt diesel 125 PS. Ketika suatu kendaraan mengalami
beban statik akan terjadi pengaruh kelelahan terhadap pegas daun. Sehingga
mengakibatkan kegagalan pada sistem pengoperasian dari pegas daun yang
sering terjadi seperti patah. Untuk mengetahui tegangan bending pada pegas
daun, dibutuhkan beban statik yang terjadi.
7. Penentuan Solution
Tahap selanjutnya memilih solution dari static struktural. Pada penelitian ini
solution yang digunakan yaitu tegangan von mises, life cycle dan faktor
keamanan.

Gambar 3. 10 Solution simulasi

Output penelitian ini berupa report yang dihasilkan oleh software ANSYS dan
akan di lakukan Analisa antara beban terendah dan tertinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, L., Chairil Agoest Akhir, Y., & Ki Hajar Dewantara, J. (n.d.). Fatigue
Analysis pada Pegas Daun Jenis SST 74 dalam Aplikasi Industri Alat Berat
dengan Pemodelan Metode Elemen Hingga (Vol. 20, Issue 2).
Efit, K., & Pranoto, H. (2022). Analisis sistem suspensi roda belakang pada kendaraan
roda tiga e-niaga geni biru. In Journal of New Energies and Manufacturing
(JONEM) (Vol. 1, Issue 2).
Faiyaz, M. A., Hassan, C. S., Mohamed Nazer, M. F., & Abdullah, N. F. (2023).
Suspension behaviour of kenaf and hemp fibre composites leaf spring using finite
element analysis. Materials Today: Proceedings.
https://doi.org/10.1016/j.matpr.2023.01.335
Husaini, Riantoni, R., Ali, N., & Putra, T. E. (2019). Failure Analysis of the Leaf
Spring of Truck Colt Diesel Using Finite Element Method. IOP Conference
Series: Materials Science and Engineering, 547(1). https://doi.org/10.1088/1757-
899X/547/1/012017
Khurmi, R. S., & Gupta, J. K. (n.d.). [A Textbook for the Students of B A
TEXTBOOK OF A TEXTBOOK OF A TEXTBOOK OF A TEXTBOOK OF A
TEXTBOOK OF Top. In Engg. Services.
Mallesh, B., Gupta, B., Kumar, S. K., & Jani, S. P. (2021). Modeling and analysis of
leaf spring with different type of materials. Materials Today: Proceedings, 45,
1945–1949. https://doi.org/10.1016/j.matpr.2020.09.223
Supriyanto, A., Vendy Hermawan, M., Tinggi Teknologi Warga Surakarta Jalan Raya
Solo-Baki Km, S., & Baru, S. (n.d.). Simulasi Numerik Penambahan Slot Per
Daun Terhadap Kekuatan Static Kendaraan Niaga. Desember, 7(2), 141–146.
 

Anda mungkin juga menyukai